BAHAN AJAR 1. Pendahuluan 1.1. Pengertian tentang nematoda Kata "Nematoda" berasal dari bahasa Yunani yang terbentuk dari gabungan kata " NEMA" yang mempunyai arti thread = benang dan kata "OlD" yang berarti like = seperti atau menyerupai. Nama nematoda merujuk pada kata nematoid yang kemudian mengalami modifikasi menjadi nematode untuk mendeskripsikan golongan organisme yang bentuk tubuhnya memanjang seperti cacing gilig, cacing seperti benang, cacing seperti belut, dan tubuhnya tidak bersegmen. Nematoda seringkali disebut jugs dengan istilah thread worm, eel worm atau round worm Secara umum nematoda adalah suatu organisme dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Bentuk tubuhnya silindris memanjang, kecuali pada jenis betina genera tertentu bentuk tubuhnya menggelembung seperti kantung, buah jeruk, atau buah peer. 2. Tubuhnya tidak bersegmen (unsegmented) 3. Merupakan binatang triploblastic, artinya dinding tubuhnya terdiri ata5 3 rapisan blastula. 4. Tubuhnya bilateral simetris 5. Termasuk binatang "pseudocoelomate" atau " false cavity' artinya mempunyai rongga tubuh semu. 6. Tubuhnya transparan (tembus cahaya), jika terlihat berwarna adalah warna makanannya. 7. Mempunyai semua organ fisiologi, kecuali organ respirasi dan organ sirkulasi. Universitas Gadjah Mada Berdasarkan habitat hidupnya, keseluruhan populasi nematoda dapat dipilahkan ke dalam tiga (3) katagori yaitu : a. Nematoda yang hidup sebagai parasit binatang termasuk manusia (Animal nematodes) dengan populasi sebesar 15% dari keseluruhan populasi nematoda. b. Nematoda yang hidup dalam ekosistem taut ( Marine nematodes) merupakan golongan nematoda yang mempunyai populasi yang menduduki urutan pertama, yaitu sebesar 50% dari keseluruhan populasi nematoda. c. Nematoda yang hidup di dalam tanah dan air tawar (Soil and fresh water nematodes) dengan populasi 35% yang terdiri atas nematoda parasit tanaman (Plant parasitic nematodes) sebesar 10% dan nematoda yang hidup bebas dalam tanah dan air tawar ( Free living nematodes) dengan populasi sebesar 25%. 1.2. Arti penting nematoda dalam ekosistem pertanian Pada dasarnya kehidupan nematoda sangat tergantung pada tersedianya air. Nematoda banyak dijumpai di dalam tanah hampir di semua daerah geografis, dari daerah pegunungan yang bersalju sampai gurun berpasir, juga di lautan dan di danau atau air tawar. Di dalam ekosistem pertanian dikenal 4 kelompok nematoda yaitu nematoda parasit tanaman, nematoda saprofah, nematoda predator, dan nematoda entomopatogenik (nematoda yang hidup sebagai parasit pada serangga). Nematoda parasit tanaman dapat ditemukan di dalam tanah pertanian mulai dari sebelum ditanami, di sekitar dan di perakaran tanaman, di dalam umbi, batang, daun, ataupun biji. Terdapat Iebih dari 2000 spesies nematoda parasit tanaman yang diketahui dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil akibat dari cara makan nematoda tersebut ataupun adanya assosiasi dengan organisme penyebab penyakit (pathogen), yang berupa bakteri, jamur, serta virus. Dalam ekosistem pertanian, nematoda parasit tumbuhan menjadi penting artinya karena dapat menurunkan produksi tanaman secara nyata. Hal ini karena nematoda parasit tumbuhan disamping sebagai parasit, juga bertindak sebagai patogen. Nematoda juga dapat berperan sebagai incitan atau predeposisi dan aggravator bagi patogen tanaman yang sifatnya soil Universitas Gadjah Mada borne. Beberapa jenis nematoda parasit tumbuhan juga dapat berperan sebagai vector virus penyebab penyakit tanaman, diantaranya adalah Xiphinema, Longidorus dan Trichodorus. Estimasi kehilangan hasil rata-rata pada tanaman pertanian di seluruh dunia akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan nematoda adalah sebesar 12.3% per tahun atau mengakibatkan kerugian sebesar 77 milyar US$ per tahun (Sasser & Freckman, 1987). Mereka juga menduga bahwa kehilangan hasil rata-rata per tahun karena serangan nematoda pada tanaman kentang sebesar 12.2%, pada tanaman tomat sebesar 20.6%, pada tanaman terong sebesar 16.9%, dan lada sebesar 12.2%. Nematoda puru akar merupakan salah satu jenis nematoda parasit tumbuhan yang tersebar Iuas di dunia dan bersifat sangat merusak, mengakibatkan kehilangan hasil di daerah tropis rata-rata per tahun mencapai 29% pada tomat, 15% pada lada, 23 % pada terong, dan sampai 26% pada kobis ( Sigh & Sitaramaiah, 1993). Di India, serangan nematoda Rotylenchulus reniformis mengakibatkan kehilangan hasil 10 — 15% pada tanaman kapas, dan sebesar 25 — 90 % pada tanaman sayuran karena seranagn nematode puru akar. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan nematode luka akar Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi berkisar 20 milyard rupe per tahunnya ( Sigh & Sitaramaiah, 1993). Di Indonesia, serangan nematoda puru akar Meloidogyne graminicola pada tanaman padi yaitu di Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta dapat mengakibatkan menurunnya produksi padi mencapai 1 ton/ha atau kurang apabila ditemukan larva L-2 nematoda tersebut dengan populasi 50.000 ekor/ gr akar ( Netscher & Erlan, 1993). Serangan nematoda P. coffeae pada tanaman kopi mengakibatkan kehilangan hasil dengan kisaran 28.7 sampai 78.5% (Wiryadiputra et al., 1995). Serangan nematoda sista emas Globodera rostochiensis pada tanaman kentang diduga dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 70% dari produksi normal 25 ton/ha turun menjadi 10 ton atau bahkan 5 ton/ha (Daryanto, 2003) . Universitas Gadjah Mada 1.3. Sejarah singkat perkembangan phytonematologi Nematologi merupakan bagian dari Zoologi (Helminthologi). Pada awal perkembangannya, nematoda adalah salah satu organisme yang banyak dipelajari oleh ahii helmintologi. N.A. Cobb adalah orang pertama yang mengemukakan terminologi " Nematology" pada awal tahun abad dua puluhan dan mendirikan laboratorium pertama kali yang khusus mempelajari tentang nematoda pada tahun 1918 di Salt Lake City, Utah. Oleh karena jasa dan penelitian-penelitiannya, maka N.A. Cobb dinobatkan sebagai " Bapak Nematologi" di USA. Jenis nematoda parasitik tumbuhan yang pertama kali ditemukan dan dideskripsi adalah nematoda puru pada biji gandum (ear cockle), Anguina tritici oleh Needham pada tahun 1743. Nematoda puru akar (Meloidogyne spesies) merupakan nematoda parasit tumbuhan kedua yang ditemukan dan dilaporkan oleh M. Cornu pada tahun 1879 dengan nama Anguillula marioni. Selanjutnya pada tahun 1887, E.A. Goeldi mempublikasikan deskripsi nematoda Meloidogyne exigua penyebab puru akar pada tanaman kopi di Brazil. Pertama kali nematoda parasit tanaman dipertimbangkan perannya sebagai organisme yang mempunyai anti ekonomi penting karena berdampak terhadap kehilangan hasil tanaman adalah nematoda pembentuk sista ( a cyst forming nematode ) hasil pengamatan H. Schacht tahun 1859 di Jerman. Dua belas tahun kemudian, yaitu pada tahun 187, A. Schmidt memberikan nama nematoda tersebut sebagai Heterodera schachtii, merupakan nematoda pada gula bit. Universitas Gadjah Mada