Disertasi Gede Swibawa: Dampak Alih Guna Hutan Menjadi Kebun Kopi Dilatarbelakangi maraknya konversi hutan menjadi kebun kopi di wilayah Sumberjaya, Lampung Barat, Ir I Gede Swibawa MS menyusun disertasinya. Disertasi itu berjudul "Alih Guna Hutan Menjadi Lahan Pertanian Berbasis Kebun Kopi: Berubahnya Lingkungan Tanah Mempengaruhi Keragaman Nematoda dan Memacu Peningkatan Kelimpahan Nematoda Parasit Tumbuhan". Konversi itu menyebabkan penurunan keragaman vegetasi, mempengaruhi iklim mikro tanah, menurunkan masukan serasah dan keragaman hayati dalam tanah. Padahal keragaman hayati dalam tanah dapat mencegah munculnya masalah hama dan penyakit tanaman, di antaranya nematoda. Spesies nematoda parasit yang berasosiasi dengan kopi dapat merusak, bahkan menurunkan produksi 30%-80% dan dapat menimbulkan kerugian ratusan juta dolar AS per tahun. Oleh karena itu, Swibawa memandang perlu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor lingkungan tanah yang berpotensi sebagai pemacu peningkatan kelimpahan nematoda hama/parasit tumbuhan pada alih guna hutan menjadi lahan pertanian. Ujian terbuka disertasi Gede Swibawa berlangsung Jumat (30/1), di Gedung E Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Bertindak sebagai promotor Prof. Dr. Ir. Kurniatun Hairiah, MSc., didampingi Dr. Ir. Didik Suprayogo, MSc., dan Dr. Ir. FX Susilo, MSc. sebagai ko-promotor. Sedangkan majelis penguji terdiri dari Dr. Ir. Gatot Mudjiono, Prof. Ir. Sumeru Ashari, MAgr., PhD., Dr. Ir. John Bako Baon, MSc., APU, dan Prof. (Riset) Dr. Ir. Gatot Kartono, MS. Dampak konversi Penelitian lapang Swibawa dilakukan di Desa Bodongjaya, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Sementara itu analisis dilakukan di laboratorium Hama Tumbuhan dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung, Universitas Brawijaya, dan Laboratorium Fisika Tanah, Balai Penelitian Tanah Departemen Pertanian Bogor. Tiga tahap penelitian Swibawa, diawali dengan survei kawasan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan survei skala lahan (Februari-Oktober 2007), dan terakhir percobaan tingkat semilapang dan rumah kaca (Mei 2007-Februari 2008). Hasil penelitian Swibawa membuktikan, konversi hutan menjadi kebun kopi menurunkan keragaman nematode parasit tumbuhan. Selain komunitas nematoda yang terkena dampak konversi hutan menjadi lahan pertanian, ditemukan juga dampak penurunan masukan seresah, dan penurunan kelimpahan relatif nematoda hidup bebas, tapi menyebabkan peningkatan kelimpahan relatif parasit tumbuhan. Masalah nematoda lebih banyak muncul pada monokultur muda. Akibatnya, lahan terbuka dan cenderung ditumbuhi oleh banyak jenis gulma. Padahal gulma yang melimpah pada kopi monokultur muda berperan penting dalam peningkatan kelimpahan nematoda parasit tumbuhan. Agroforestri Mencegah Kerusakan Sementara itu hasil-hasil penelitian agroforestri kopi di Sumberjaya menunjukkan, sistem ini dapat mengatasi berbagai masalah yang muncul di lahan pertanian. Agroforestri dapat mempertahankan keragaman vegetasi tanah, memelihara ketersediaan hara dan daur karbon, serta mempertahankan kandungan bahan organik tanah tetap tinggi. Selain itu, agroforestri kopi juga dapat menjaga struktur tanah dan mengurangi erosi, serta meningkatkan pendapatan petani. Keragaman nematoda, kelimpahan nematoda predator dan nematoda hidup bebas lain yang tinggi pada sistem agroforestri berperan penting dalam pengendalian kelimpahan nematoda parasit tumbuhan. Agroforestri dapat mengendalikan kelimpahan nematoda parasit tumbuhan. Oleh karena itu, Swibawa menyarankan agar menerapkan kombinasi penanaman yang tepat dalam sistem agroforestri kopiagar kelimpahan nematoda parasit tumbuhan terkendali pada aras yang tidak merugikan secara ekonomi. I Gede Swibawa, dosen tetap Jurusan Proteksi Tanaman pada Fakultas Pertanian Universitas Lampung, sekaligus menjabat sebagai ketua Laboratorium Hama Tumbuhan di institusi yang sama. Menempuh pendidikan S1 Jurusan Ilmu Hama Tumbuhan FP UGM, serta S2 pada bidang ilmu yang sama, juga di UGM. Setelah mempertahankan disertasi di hadapan majelis penguji, Swibawa berhasil meraih gelar doktor ilmu pertanian dengan minat pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. [fjr]