PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

advertisement
MENTERI ICEUANGAN
REPUBLlK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 3 4 /PMK.08/2013
TENTANG
DEALER UTAMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
108/'PMK.08/2007
tentang
Sistem
Dealer
Utama
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 30/PMK.08/2008, belum mencakup
kewajiban Dealer Utama dalam pelaksanaan penjualan
Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana
domestik dan evaluasi kinerja Dealer Utama;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai'mana dimaksud
dalam huruf a dan untuk memberikan kepastian hukum
atas pelaksanaan' penjualan Surat Utang Negara dalam
valuta asing di pasar perdana domestik dan evaluasi kinerja
Dealer Utama, perlu dilakukan pengaturan kembali
terhadap pelaksanaan 'Dealer Utama;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Dealer Utama;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4236);
tentang
2. Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
Perbendaharaan Negara . (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
L
.3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2005 tentang Tata
. Cara Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Dan Publikasi
Informasi Atas Pengelolaan Surat Utang Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 162,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4590);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2091PMK.08/ 2009
tentang Lelang ~embelianKembali Surat Utang Negara;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 431PMK.08 / 20 13
tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah
Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik;
,
t
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG DEALER UTAMA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. ~ u r a Utang
t
Negara yang selanjutnya disingkat SUN adalah
surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam
mata uang rupiah maupun dalam valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang yang selanjutnya
disebut Direktur Jenderal adalah pimpinan unit eselon satu
di lingkungan Kementerian Keuangan yang membidangi
urusan pengelolaan utang.
3. Dealer Utama adalah bank atau perusahaan efek yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menjalankan
kewajiban tertentu baik di pasar perdana maupun pasar
sekunder SUN dalam mata uang rupiah maupun dalam
valuta asing dengan hak tertentu.
4. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang mengenai perbankan.
5. Perusahaan Efek adalah perusahaan efek sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang mengenai pasar modal yang
melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek. .
6 . Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan
SUN untuk pertarna kali.
7. Pasar Sekunder adalah kegiatan perdagangan SUN yang telah
dijual di Pasar Perdana.
8. Lelang SUN adalah penjualan SUN di Pasar Perdana domestik
oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Lelang Surat Utang Negara
Dalam Mata Uang Rupiah dan Valuta Asing di Pasar Perdana
Domestik.
9. . Lelang Pembelian Kembali SUN adalah pembelian kembali
SUN di Pasar Sekunder oleh Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Lelang Pembelian Kembali Surat Utang Negara.
10. SUN Seri Benchmark adalah seri SUN yang menjadi acuan
untuk pemenuhan kewajiban dari Dealer Utama.
11. Nilai Pasar adalah nominal SUN dikali harga pasar per unit
SUN.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
12. Lembaga Penilaian Harga Efek adalah lembaga yang telah
memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan untuk
melakukan penilaian harga efek dalam rangka menetapkan
harga pasar SUN yang wajar.
13. Hari Kerja adalah hari kerja instansi pemerintah dan
operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh
Bank Indonesia.
,
BAB I1
PERSYARATAN DAN PENUNJUKAN DEALER UTAMA
Pasal2
(1) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal menunjuk 'Dealer
Utama untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban tertentu
baik di Pasar Perdana maupun Pasar Sekunder.
(2) Penunjukan Dealer Utama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan surat Menteri Keuangan yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal untuk dan atas nama
~ e n t e rKeuangan.
i
,
Pasal3
(I) Yang dapat ditunjuk menjadi Dealer Utama adalah:
a. Bank; dan
b. Perusahaan Efek.
(2) Penunjukan Dealer. Utama didasarkan pada kriteria dan
persyaratan sebagai berikut:
a. Untuk Bank:
1) memiliki izin usaha yang masih berlaku;
2) memenuhi persyaratan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM). berdasarkan ketentuan otoritas
terkait;
3) memenuhi
modal inti paling sedikit sebesar
Rp 1.000.000.000.000,OO~(satu triliun rupiah);
4) melaksanakan perdagangan paling kurang 2;00%
(dua perseratus) dari total volume perdagangan SUN
dalam mata uang rupiah, selama 3 (tiga) bulan
terakhir
terhitung
sejak
saat
penyampaian
permohonan; dan
5) menjadi peserta sistem transaksi Bank Indonesia
yang terkait surat berharga yang diterbitkan oleh
Pemerintah.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4b. Untuk Perusahaan Efek:
1) memiliki izin usaha yang masih berlaku dari otoritas
terkait sebagai Perusahaan Efek yang melakukan
kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek;
2) memenuhi Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)
paling sedikit rata-rata harian selama 1 (satu) bulan
terakhir sebesar Rp200.000.000.000,00 (dua ratus
miliar rupiah);
3) melaksanakan perdagangan paling kurang 2,00%
(dua perseratus) dari total volume perdagangan SUN
dalam mata uang rupiah, selama 3 (tiga) bulan
terakhir
terhitung
pada
saat
penyampaian
permohonan; dan
4) menjadi peserta sistem transaksi Bank Indonesia
yang terkait surat berharga yang diterbitkan oleh
Pemerintah.
Pasal4
(1) Untuk dapat ditunjuk sebagai Dealer Utama, calon Dealer
Utama harus:
a. menyampaikan surat permohonan menjadi Dealer Utama
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal dengan
melampirkan surat pernyataan kesediaan untuk
mematuhi ketentuan Dealer Utama; dan
b. memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 ayat (2).
(2) Surat pernyataan kesediaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, mengikuti contoh sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal benvenang menerima
atau menolak permohonan untuk menjadi Dealer Utama dengan
mempertimbangkan kebutuhan jumlah Dealer Utama.
BAB I11
HAK DAN KEWAJIBAN DEALER UTAMA
Dealer Utama memiliki hak sebagai berikut:
a. memperoleh hak menjadi peserta dalam pelaksanaan Lelang
SUN dan Lelang Pembelian Kembali SUN;
b. memperoleh hak untuk mendapatkan fasilitas peminjaman
SUN;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5c.
memperoleh inforrnasi tertentu terkait dengan kebijakan dan
operasional pengelolaan SUN dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang.
Dealer Utama memiliki kewajiban sebagai berikut:
a . menyampaikan penawaran pembelian pada setiap Lelang
SUN dalam mata uang rupiah danlatau valuta asing di Pasar
Perdana domestik;
b. melaksanakan aktivitas Dealer Utama dalam Lelang SUN di
Pasar Perdana dalam mata uang rupiah yaitu memenangkan
paling kurang 2,00% (dua perseratus) dari total indikatif
penerbitan SUN dalam mata uang rupiah atau dari total SUN
yang dimenangkan pada Lelang SUN dalam setiap kurun
waktu 3 (tiga) bulan;
c.
melaksanakan perdagangan jual atau beli SUN dalam mata
uang rupiah paling *kurang2,00°h [dua perseratus) dari total
volume perdagangan transaksi jual maupun transaksi beli
SUN Seri Benchmark dalam mata uang rupiah dalam setiap
kurun waktu 3 (tiga) bulan;
melakukan kuotasi harga SUN dua arah (two-way prices)
SUN Seri Benchmark setiap Hari Kerja selama 1 (satu) tahun
yang berupa kuotasi harga yang siap dieksekusi dan kuotasi
harga indikatif, dengan ketentuan:
1) kuotasi harga SUN dua arah SUN Seri Benchmark yang
siap dieksekusi . dilaksanakan dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 15 Desember dengan jumlah total
paling sedikit Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) per hari per seri.
2) kuotasi harga SUN dua arah SUN Seri Benchmark
indikatif dilaksanakan dalarn hal:
a) kewajiban sebagaimana dimaksud pada butir 1) telah
dipenuhi; atau
b) kuotasi dilaksanakan dari tanggal
sampai dengan 3 1 Desember.
16 Desember
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan
butir 2) dilaksanakan dengan rentang harga paling tinggi
sebagai berikut:
a) SUN yang, berjangka waktu jatuh tempo sampai
dengan 5 (lima) tahun sebesar 35 (tiga puluh lima)
basis point.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6b) SUN yang berjangka waktu jatuh tempo di atas
5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun
sebesar 50 (lima puluh) basis point.
c) SUN yang berjangka waktu jatuh tempo di atas
10 (sepuluh) tahun sebesar 60 (enam puluh) basis
point.
'
e. menyampaikan laporan bulanan secara tertulis mengenai
posisi kepemilikan dan kegiatan perdagangan SUN di Pasar
Sekunder kepada Direktur Jenderal c.q. Direktur Surat Utang
Negara paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan.
(1) Kewajiban kuotasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf d, dilakukan melalui infrastruktur perdagangan sistem
Dealer Utama yang merupakan electronic trading platfonn
yang ditentukan oleh Direktur Jenderal.
(2) Dalam ha1 infrastruktur perdagangan sistem Dealer Utama
t i d a k berfungsi,
penyampaian
kewajiban
kuotasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d dilakukan
secara manual.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penggunaan
infrastruktur perdagangan sistem Dealer Utama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan tata cara penyampaian
kewajiban kuotasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.
(1) Dealer Utama dapat meminta pembebasan kewajiban
melakukan kuotasi harga SUN Seri Benchmark sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf d kepada. Direktur Jenderal
c.q. Direktur Surat Utang Negara.
(2) Permintaan pembebasan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam ha1 terjadi peningkatan yield
pada salah satu SUN Seri Benchmark di Pasar Sekunder
paling kurang sebesar 20 (dua puluh) basis point pada
penutupan perdagangan hari sebelumnya yang didasarkan
informasi yield dari Lembaga Penilaian Harga Efek.
,
(3) Pembebasan kewajiban kuotasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberikan oleh Direktur Surat Utang Negara
untuk dan atas nama Direktur Jenderal setelah
mempertimbangkan kondisi pasar keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-7(4) Perhitungan peningkatan yield S,UN Seri Benchmark di Pasar
Sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengikuti
contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.1
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
BAB IV
SUN SERI BENCHMARK
Pasal 10
SUN Seri Benchmark untuk pemenuhan kewajiban Dealer Utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal setiap awal tahun.
BAB V
EVALUASI DEALER UTAMA
Pasal 11
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang melaksanakan evaluasi
terhadap Dealer Utama yang mencakup evaluasi:
a. kewajiban Dealer Utama; dan
b. kinerja tahunan Dealer Utama.
Pasal 12
(1) Evaluasi terhadap kewajiban Dealer Utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf a yaitu evaluasi atas
kewajiban Dealer Utama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal7.
(2) Tata cara perhitungan atas evaluasi kewajiban Dealer Utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c
berpedoman pada tata cara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I11 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 13
(1) Pelaksanaan evaluasi kewajiban Dealer Utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c dilaksanakan
setiap kurun waktu 3 (tiga) bulan selama 1 (satu) tahun,
yaitu:
a. periode evaluasi tanggal 1 Januari s.d. 31 Maret,
dilakukan evaluasi pada bulan April;
b. periode evaluasi tanggal 1 April s.d. 30 Juni,. dilakukan
evaluasi pada bulan Juli;
r
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8c. periode evaluasi tanggal 1 Juli s.d. 30 September,
dilakukan evaluasi pada bulan Oktober;
d. periode evaluasi tanggal 1 Oktober s.d. 31 Desember,
dilakukan evaluasi pada bulan Januari tahun berikutnya.
(2).Dalam ha1 terdapat penunjukan Dealer Utama baru yang
dilakukan pada kurun waktu periode evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), pelaksanaan evaluasi kewajiban
Dealer Utama untuk ,pertama kali dilakukan pada periode
evaluasi berikutnya.
Pasal 14
(1) Evaluasi kinerja tahunan . Dealer Utama
dimaksud dalam Pasal 11 huruf b meliputi:'
sebagaimana
a. efektivitas partisipasi Dealer Utama di Pasar Perdana;
b. keaktifan perdagangan Dealer Utama di Pasar Sekunder;
dan
c. kualitas kuotasi harian SUN Seri Benchmark.
(2) Tata cara perhitungan atas evaluasi kinerja tahunan Dealer
Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman
pada tata cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 15
(1) Evaluasi kinerja tahunan Dealer Utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) dilaksanakan
selama periode 1 (satu) tahun, yaitu sejak tanggal 1 Januari
sampai dengan 3 1 Desember tahun berjalan.
(2) Pelaksanaan evaluasi kinerja tahunan Dealer Utama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)' dilakukan paling
lambat bulan Maret tahun berikutnya.
(3) Dalam ha1 terdapat penunjukan Dealer Utama baru yang
dilakukan pada kurun w a k t ~ periode evaluasi tahun
berjalan, Dealer Utama yang ditunjuk tidak diikutsertakan
dalam evaluasi kinerja tahunan Dealer Utama tahun berjalan
dan dilakukan evaluasi kinerja pada tahun berikutnya.
BAB VI
FASILITAS PEMINJAMAN SUN
Pasal 16
(1) . Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal dapat memberikan
fasilitas peminjaman SUN kepada Dealer Utama.
MENTERI KEUANGAW
REPUBLIK INDONESIA
-9-
.. ..
(2) Fasilitas peminjaman SUN hanya dapat diberikan kepada
Dealer Utama yang mengalami kesulitan penyediaan SUN
Seri Benchmark sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban
untuk melakukan kuotasi harga SUN Seri Benchmark.
:
Pasal 17
Fasilitas peminjaman SUN diberikan kepada Dealer Utama
dengan cara Menteri . Keuangan c.q. Direktur Jenderal
meminjamkan SUN Seri Benchmark kepada Dealer Utama dan
Dealer Utama menyerahkan SUN seri yang berbeda sebagai
jaminan.
Pasal 18
(1) SUN yang dipinjamkan kepada Dealer Utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 hanya untuk SUN Seri Benchmark.
(2) SUN yang dijaminkan kepada Pemerintah sebagaimana
dimaksud. dalam Pasal 17 berupa seri SUN yang
diperdagangkan di pasar domestik.
(3) SUN yang dipinjamkan maupun yang dijaminkan berupa
SUN yang tidak jatuh tempo dalam masa peminjaman, baik
kupon maupun pokok.
Pasal 19
(1) Dealer Utama yang akan meminjam SUN menyampaikan
surat permohonan fasilitas peminjaman SUN secara tertulis
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal, mengikuti
contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari' Peraturan
Menteri ini.
(2) Setiap permohonan fasilitas peminjaman SUN yang telah
mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali.
(3) Tata cara pemberian fasilitas peminjaman SUN berpedoman
pada tata cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI
'yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(1) Fasilitas peminjarnan SUN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 dikenakan biaya sebesar tingkat suku bunga.lending
facility Bank Indonesia dikurangi tingkat suku bunga deposit
facility Bank Indonesia ditambah 1% (satu perseratus) dari
Nilai Pasar SUN yang dipinjam, pada saat permohonan.
1
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-10(2) Biaya peminjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan oleh Dealer Utama ke rekening Pemerintah di
Bank Indonesia atas nama Menteri Keuangan, pada saat
Setelmen peminjaman.
(3) Tata cara perhitungan jumlah biaya fasilitas peminjaman
SUN oleh Dealer Utama sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) ,
berpedoman pada tata cara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(1) Nilai Pasar SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) adalah 1,2
(satu koma dua) kali dari Nilai Pasar SUN yang dipinjamkan.
(2) Nilai Pasar SUN yang dipinjamkan dan dijaminkan mengacu
pada harga SUN penutupan tengah hari (mid day) dari
Lembaga Penilaian Harga Efek untuk seri yang bersesuaian
pada tanggal permohonan.
(3) Tata cara perhitungan jumlah nominal SUN yang dijaminkan
untuk
setiap peminjaman
berpedoman
pada
tata
cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(1) Jangka waktu peminjaman SUN maksimal 7 (tujuh) hari
kalender.
(2) .Dealer Utama yang menggunakan fasilitas peminjaman SUN
wajib mengembalikan SUN yang dipinjam sesuai dengan
batas waktu peminjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (3.).
(3) Dealer Utama dapat memperpanjang jangka waktu
peminjaman sebanyak 1 (satu) kali dengan mengajukan
permohonan perpanjangan paling larnbat 2 (dua) Hari Kerja
sebelum masa peminjaman berakhir (T-2) dan membayar
biaya peminjaman.
(4) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal mengembalikan
SUN yang dijaminkan kepada Dealer Utama setelah Dealer
Utama mengembalikan SUN yang dipinjam, pada tanggal
Setelmen pengembalian.
MENTERl KEUANGAW
REPUBLlK INDONESIA
.+
-1 1-
..
(1) Dealer Utama dapat menjaminkan SUN maksimal 5 (lima)
seri yang berbeda untuk setiap peminjaman.
(2) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal hanya dapat
memberikan 1 (satu) seri SUN untuk setiap peminjaman.
SUN Seri Benchmark yang dipinjam oleh Dealer Utama pada saat
dikembalikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal,
dinyatakan lunas dan tidak berlaku lagi.
(1) Dalam ha1 Dealer Utama yang menggunakan fasilitas
peminjaman SUN tidak mengembalikan seluruh atau
sebagian SUN Seri Benchmark yang dipinjamkan setelah
jatuh tempo peminjaman, maka Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal dapat menyatakan lunas seluruh atau
sebagian SUN yang dijaminkan.
(2) Dalam ha1 Nilai Pasar untuk SUN yang dinyatakan lunas
lebih kecil dari Nilai Pasar SUN Seri Benchmark yang
dipinjamkan, Dealer Utama yang meminjam wajib
menyerahkan tambahan secara tunai sebesar selisih kurang
Nilai Pasar SUN kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal.
(3) Nilai Pasar SUN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengacu pada harga SUN yang terakhir diumumkan oleh
Lembaga Penilaian Harga Efek.
(4) Tata cara perhitungan SUN yang dinyatakan lunas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada tata
cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
,
BAB VII
SETELMEN FASILITAS PEMINJAMAN SUN
(1) Setelmen peminjaman SUN yang dipinjamkan dan yang
dijaminkan dilakukan pada 2 (dua) Hari Kerja setelah
pennohonan disetujui oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal (T+2).
(2) Setelmen pengembalian SUN yang dipinjamkan dan yang
dijaminkan dilakukan pada saat berakhirnya batas waktu
peminjaman.
(3) Setelmen peminjaman SUN sebagaimana dimaksud pada ayat
(I), memperhitungkan pembayaran bunga berjalan (accrued
interest).
F
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
(1) Dalam ha1 Dealer Utama menerima net0 bunga berjalan (net
acc.med interest) pada saat Setelmen peminjaman SUN,
Dealer Utama dikenakan biaya bunga atas net0 bunga
berjalan sebesar 65% (enam puluh lima perseratus) dari
tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang dihitung
selama masa peminjaman.
.
,
(2) Pembayaran biaya bunga atas net0 bunga berjalan
sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) , dilakukan pada saat
Setelmen peminjaman SUN.
(3) Tata cara perhitungan biaya bunga atas net0 bunga berjalan
berpedoman pada tata cara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(1) Dalam ha1 pada saat Setelmen pengembalian SUN terdapat
akumulasi selisih net0 bunga berjalan antara SUN Seri
Benchmark yang dipinjamkan dengan SUN yang dijaminkan,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a.. apabila akumulasi selisih net0 bunga berjalan SUN Seri
Benchmark yang dipinjamkan lebih tinggi dari SUN yang
dijaminkan, maka Dealer Utama membayar akumulasi
selisih net0 bunga berjalan secara tunai kepada
Pemerin tah.
b. apabila akumulasi selisih net0 bunga berjalan SUN yang
dijaminkan lebih tinggi dari SUN Seri Benchmark yang
dipinjamkan, maka Pemerintah membayar akumulasi
selisih net0 bunga berjalan secara tunai kepada Dealer
Utama.
(2) Pembayaran akumulasi selisih net0 bunga berjalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan pada saat
Setelmen pengembalian SUN.
(3) Tata cara perhitungan akumulasi selisih net0 bunga berjalan
berpedoman pada tata cara sebagaimana tercantum dalam
Larnpiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
,
Ketentuan mengenai teknis pelaksanaan Setelmen mengikuti
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 13BAB VIII
SANKSI
(1) ~ i r e k t u rJenderal untuk dan atas nama Menteri Keuangan
dapat memberikan surat peringatan kepada Dealer Utama,
dalam hal:
a. Dealer Utama tidak memenuhi:
1) 3 (tiga) jenis kewajiban dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal7;
2) salah satu kewajiban dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, huruf b, atau
huruf c, sebanyak 2 (dua)kali; atau
3) salah satu kewajiban dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf d atau huruf e,
sebanyak 3 (tiga) kali'.
b. Dealer Utama tidak dapat mengembalikan SUN Seri
Benchmark yang dipinjam sampai dengan batas waktu
peminjaman SUN sebagaimana dimaksud dalam Pasal22
ayat (2) baik seluruh atau sebagian SUN yang dipinjam.
(2) Dalam ha1 satu pelanggaran telah dihitung sebagai dasar
pemberian surat peringatan, maka pelanggaran tersebut
tidak diperhitungkan lagi sebagai dasar pemberian surat
peringatan berikutnya.
(3) Surat peringatan yang telah diberikan kepada Dealer Utama
atas hasil evaluasi kewajiban Dealer Utarna selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari sampai dengan
3 1 Desember, tidak diperhitungkan dalam evaluasi kewajiban
tahun berikutnya.
(4) Dealer
Utama yang telah diberikan surat peringatan
sebanyak 3 (tiga) kali tidak dapat mengikuti Lelang SUN dan
Lelang Pembelian Kembali 'SUN.
BAB IX
PENCABUTAN DEALER UTAMA
(1) Direktur Jenderal untuk dan atas nama Menteri Keuangan
berwenang mencabut penunjukan Dealer Utama dalam hal:
a. Dealer Utama menempati peringkat terbawah selama
2 (dua) periode berturut-turut berdasarkan atas hasil
evaluasi kinerja tahunan Dealer Utama yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf b;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 14-
b. Dealer Utama menerima surat peringatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali
berdasarkan evaluasi kewajiban Dealer Utama selama
1 (satu.) tahun terhitung sejak 1 Januari sampai dengan
31 Desember;
c. Dealer Utama yang meminjam tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (2) danlatau Pasal28 ayat (1) huruf a;
d. Dealer Utama dinyatakan pailit berdasarkan putusan
Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
e. Dealer Utama dicabut izin usahanya oleh otoritas terkait;
atau
f.
Dealer Utama mengajukan pengunduran diri sebagai
Dealer Utama secara tertulis kepada Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal.
(2) Pencabutan penunjukan Dealer Utama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanak'an paling lambat
10 (sepuluh) Hari Kerja setelah diterbitkan surat peringatan
ketiga.
(3) Pencabutan penunjukan Dealer Utama diumumkan kepada
publik dan dilaporkan kepada otoritas terkait.
(4) Dealer Utama yang telah dicabut penunjukkannya sebagai
Dealer Utama karena kondisi sebagaimana dimaksud pada
ayat ( I ) , dapat mengajukan permohonan untuk menjadi
Dealer Utama setelah 24 (dua puluh empat) bulan sejak
pencabutan Dealer Utama.
(1) Direktur Jenderal untuk dan atas nama .Menteri Keuangan
berwenang mencabut sementara penunjukan Dealer Utama
dalam hal:
a. Bank dihentikan sementara atau permanen sebagian
kegiatan usaha Bank oleh otoritas terkait; atau
b. Perusahaan Efek dikenakan sanksi administratif berupa
pembekuan kegiatan usaha oleh otoritas terkait.
(2) Pencabutan
sementara
penunjukan
Dealer
Utama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan sampai
dengan pembekuan kegiatan usaha Dealer Utama dicabut
oleh otoritas terkait.
(3) Dalam masa pencabutan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (I), Dealer Utarna dibebaskan dari pelaksanaan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal7.
'
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-15-
(1) Dalam ha1 Dealer Utama dicabut penunjukannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (I), maka
transaksi peminjaman berakhir pada tanggal pencabutan
penunjukan Dealer Utama.
( 2 ) ~ e n ~ e l e s a i atransaksi
n
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengikuti ketentuan Pasal 29.
(3) Dalam ha1 Dealer Utama tidak melakukan penyelesaian
transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atas selisih
kurang yang harus dibayar, maka selisih kurang yang harus
dibayar diberlakukan sebagai piutang negara.
,
(4) Tata cara penyelesaian piutang negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:
a. Penunjukan Dealer Utama yang telah dilakukan sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan masih tetap
berlaku.
b.
Pelaksanaan evaluasi kewajiban Dealer Utama dan pemberian
surat peringatan kepada Dealer Utama untuk tahun 2013
yang telah dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri
ini, dinyatakan masih tetap berlaku.
BAB XI
KETENTUANPENUTUP
Pasal35
(1) Ketentuan mengenai pelaksanaan evaluasi kinerja tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 mulai berlaku pada
tahun 2014.
(2) Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 108/ PMK.08/2007 tentang Sistem Dealer
Utama sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 30/PMK.08/2008, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
MENTERI IQUANQAN
REPUBLIIC INDONESIA-
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 7 O k t o b e r 2 0 1 3
1
MENTERI KEUANGAN REPUBLIIC INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Diundangkan di Jakarta
padatanggal 7 O k t o b e r 2 0 1 3
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMI'R SYAM'SUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1 2 0 4
Salinan s e s u a i dengan aslinya
KEPALA BIRO UMUM
u.b.
KEPALA BAGIANT.U. KEMENTERIAN
k.
.
.
,
LAMPIRAN I
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
IVOMOR 134 / P M K . 0 8 / 2 0 1 3 TENTANG
DEALER UTAMA
tdENTERI KEUkldGkN
REPUBLIK IIdDONESIA
'
(KOP SURAT PERUSAHAAN)
SURAT PERNYATAAN
Pada hari ini,
...
tanggal
.. .
di Jakarta, (Nama) bertindak selaku (Jabatan) dari
dan oleh karena itu untuk dan atas narna (Perusahaan), berkedudukan di (alamat)
Jakarta, dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia memaiuhi segala ketentuan
yang berkaitan dengan Dealer Utama sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan te'ntang Dealer Utama.
Surat
pernyataan
ini
ditandatangani
di
atas
materai cukup oleh Pejabat
yang
berwenang untuk
atas
narna
bertindak
perusahaan
sesuai
AD
perusahaan, disertai stempel
perusahaan (apabila ada)
Nama Perusahaan
ttd.
Pejabat yang berwenang
-
:
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai d e n g a n aslinya
KEPALA BIRO .UMUM
u.b.
KEPALA BAGIAN T.U. KqMENTERIAN
&
GMR&/.
NIP 195 04201984021001
. .
..
'
LAMPIRAN I1
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1 3 4 / P M I < . 0 8 / 2 0 1 3 ' TENTANG
DEALER UTAMA
IsAENTERI KEUAIdGAN
REPUBLIK lld00NESIA
CONTOH PERHITUNGAN PENINGKATAN YIELD SUN SERI
B E N C H M A R K DI PASAR SEKUNDER
Perhitungan peningkatan yield yang terjadi pada salah satu SUN Seri B e n c h m a r k
di p a s a r sekunder adalah sebagai'berikut:
Peningkatan yield
=yield SUN Seri Benchmark pada penutupan hari sebelum H
( e n d d a y H-1) dikurangi (-1 yield SUN Seri Benchmark pada
penutupan 2 (dual hari sebelum H (end d a y H-2).
H merupakan hari dimana .pemerintah dapat membebaskan
Dealer Utama dari kewajiban untuk melakukan kuotasi harga
SUN Seri B e n c h m a r k .
Informasi yield SUN Seri B e n c h m a r k didasarkan informasi yield dari Lembaga
Penilaian Harga Efek.
Contoh:
a. Pada penutupan perdagangan (end d a y H-2)tanggal 11 Juli 2013, yield Obligasi
Negara seri FRO064 adalah 8,084%.
b. Pada penutupan perdagangan ( e n d d a y H- 1)tanggal 12 Juli 20 13, yield Obligasi
Negara seri FRO064 adalah 8,284%.
Dengan demikian telah terjadi peningkatan yield Obligasi Negara seri FRO064
sebesar 20 bps.
Berdasarkan kenaikan yield SUN Seri B e n c h m a r k tersebut, Direktur Surat Utang
Negara untuk dan atas nama Direktur Jenderal dapat membebaskan Dealer Utarna
dari kewajiban untuk melakukan kuotasi harga SUN Seri B e n c h r n a r k untuk
tanggal 13 Juli 20 13 berdasarkan permintaan dari Dealer Utama, setelah
mempertimbangkan kondisi pasar keuangan.
I
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO U.MUM
u .b;
KEPALA BAGIAN T.U. KEMENTERIAN
*+
I
.
I
A,
G I A R T ~ ~
NIP 195 0420,198402 1001
L
.
,
,
'
LAMPIRAN 111
.RERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
'NOMOR 1 3 4 / P M K . 0 8 / 2 0 1 3 TENTANG
DEALER UTAMA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TATA CARA PERHITUNGAN
EVALUASI ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS DEALER UTAMA DALAM LELANG
SUN DI PASAR PERDANA DAN KEWAJIBAN PERDAGANGAN DEALER UTAMA
DI PASAR SEKUNDER
I.
Kewajiban aktivitas Dealer Utama dalam Lelang SUN di pasar perdana dalam
mata uang rupiah setiap 3 (tiga) bulan periode evaluasi, paling kurang
memenangkan 2,00% dari total indikatif penerbitan SUN dalam mata uang
rupiah. Dalam ha1 pada saat Lelang SUN, target indikatif penerbitan SUN
dalam mata uang rupiah lebih besar dari total yang dimenangkan, maka
perhitungan aktivitas Dealer Utama dalam Lelang SUN di Pasar Perdana
menggunakan total yang dimenangkan.
Cara perhitungan evaluasi adalah sebagai berikut:
P
T
=
Jumlah yang dimenangkan oleh Dealer Utama dalam suatu lelang.
=
i
=
Total indikatif, yaitu apabila total indikatif dalam s u a t u lelang lebih kecil
a t a u s a m a dengan total yang dimenangkan dalam suatu lelang oleh
seluruh Dealer Utama, atau T = Total yang dimenangkan dalam suatu
lelang oleh seluruh Dealer Utama, yaitu apabila total indikatif dalam
s u a t u lelang lebih besar' dari total yang dimenangkan dalam lelang
tersebut.
Pelaksanaan lelang.
n
=
Jumlah Pelaksanaan lelang dalam 3 (tiga) bulan periode evaluasi.
Contoh perhitungan evaluasi:
1. Untuk perhitungan evaluasi aktivitas Dealer Utama sebagaimana dimaksud
dalam P a s a l 7 huruf b.
Dealer Utama "A" pada bulan Januari memenangkan lelang sebesar
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah), bulan Februari
Rp70.000.000.000,00 (tujuh puluh miliar rupiah) serta bulan Maret
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah). Sedangkan total hasil
lelang sesuai a t a u lebih besar dari target indikatif, yaitu untuk bulan
. Januari target indikatif dari suatu lelang sebesar Rp3.000.000.000.000,00
(tiga triliun rupiah), bulan Februari Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun
lima ratus miliar rupiah) serta bulan Maret Rp4.000.000.000.000,00
(empat triliun rupiah).
Evaluasi terhadap Aktivitas Dealer Utama "A" dalam lelang Surat Utang
Negara di pasar perdana:
Karena aktivitas Dealer Utama "A" telah memenangkan lelang di pasar
perdana paling kurang sama dengan 2,00% maka Dealer Utam'a "A" telah
I
MENTERIKEUANGAN
REPUBLlK INDONESIA
-2-
memenuhi kewajiban. Apabila kurang dari 2,00% maka tidak memenuhi
kewajiban.
2. Untuk perhitungan evaluasi aktivitas Dealer Utama pada saat Lelang SUN,
target indikatif penerbitan SUN dalam mata uang rupiah lebih besar dari
total yang dimenangkan
Dealer Utam'a "A" pada bulan Januari memenangkan lelang sebesar
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah), bulan Februari
Rp70.000.000.000,00 (tujuh puluh miliar rupiah) serta bulan Maret
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah). Sedangkan total hasil
lelang untuk bulan Januari dan Februari sesuai atau 1ebih.besar dari target
indikatif, bulan Januari target indikatif '~~3.000.000.000.000,00
(tiga
triliun rupiah) dan bulan Februari target indikatif Rp2.500.000.000.000,00
(dua triliun lima ratus miliar rupiah). Untuk bulan Maret target indikatif
dari suatu lelang Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) tetapi
hasil lelang yang dimenangkan Rp3.500.000.000.000,00 (tiga triliun lima
ratus miliar rupiah).
Evaluasi terhadap Aktivitas Dealer Utama "A" dalam lelang Surat Utang
Negara di pasar perdana:
Karena aktivitas Dealer Utama "A" telah memenangkan lelang di pasar
perdana lebih besar dari 2,00% yaitu 2,11% maka Dealer Utama "A" telah
memenuhi kewajiban. Apabila kurang dari 2,00% maka tidak memenuhi
kewajiban.
11. Kewajiban melaksanakan perdagangan jual atau beli SUN dalam mata uang
rupiah paling kurang 2,00% dari total volume perdagangan transaksi jual
maupun transaksi beli SUN Seri Benchmark dalam mata uang rupiah dalam
setiap kurun waktu 3 (tiga) bulan.
Contoh perhitungan evaluasi adalah sebagai bkrikut:
Dealer, Utama "A" (DU A) melakukan perdagangan jual atau beli SUN seri
benchmark dalam mata uang rupiah pada bulan Januari 2013 sebesar
Rp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) dari total volume perdagangan
transaksi jual maupun transaksi beli SUN seri benchmark dalam mata uang
rupiah sebesar Rp60.000.000.000.000,00 (enam puluh triliun rupiah) pa,da
bulan tersebut. Pada bulan Februari 2013 DU A melakukan perdagangan jual
atau beliSUM seri benchmark dalam mata uang rupiah sebesar
Rp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) dari total volume perdagangan
transaksi jual maupun transaksi beli SUN seri benchmark dalam mata uang
rupiah sebesarRp65.000.000.000.000,00 (enam puluh lima triliun rupiah)
pada bulan tersebut. Pada bulan Maret 2013 DU A melakukan perdagangan
jual atau beli SUN seri benchmark dalam mata uang rupiah sebesar
Rp1.600:000.000.000,'00 (satu triliun enam ratus miliar rupiah) dari total
volume perdagangan transaksi jual maupun transaksi beli Surat Utang Negara
MENTERI KEUklJrJkN
REPUBLIK INDONESIA
seri benchmark dalam mata uang rupiah sebesar Rp55.000.000.000.000,00(lima
puluh lima triliun rupiah).
Pada contoh tersebut, pada bulan April 20 13 kewajiban DU A dievaluasi untuk
kegiatan periode bulan Januari 201.3 sampai dengan Maret 2013, dimana DU
A melakukan total perdagangan transaksi jual maupun transaksi beli SUN seri
benchmark dalam mata uang rupiah sebesar Rp3.600.000.000.000,00 (tiga
triliun enam ratus miliar rupiah) dari total volume perdagangan transaksi jual
maupun transaksi beli SUN seri benchrizark dalam mata ,uang rupiah sebesar
Rp 180.000.000.000.000,00 (seratus delapan puluh triliun rupiah), atau 2,00%,
sehingga DU A telah memenuhi kewajiban perdagangan jual atau beli SUN seri
benchmark dalam mata uang rupiah paling kurang 2,00% dari total volume
perdagangan transaksi jual maupun transaksi beli SUN seri benchmark dalam
mata uang rupiah. Apabila DU "A" melakukan ,perdagangan jual atau beli SUN
seri benchmark dalam mata uang rupiah kurang dari 2,00% dari total volume
perdagangan transaksi jual maupun transaksi beli SUN seri benchmark dalam
mata uangrupiah, maka DU "A" tidak memenuhi kewajiban perdagangan di
pasar sekunder.
: MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
-
Salinan sesuai
,.._..
_den. _gan
_ _-.. aslinya
KEPALA ~RO,.UMUM
:
db;.,,;::
:?' . ...,
"
MUHAMAD CHATIB BASRI
s
LAMPIRAN IV
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1 3 4 /PMK.08/2013 TENTANG
DEALER UTAMA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TATA CARA PERHITUNGAN
EVALUASI KINERJA TAHUNAN DEALER UTAMA
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) melakukan evaluasi tahunan
terhadap kinerja Dealer Utama (DU). Evaluasi kinerja tahunan DU dilakukan
dengan cara mengukur efektifitas partisipasi DU di Pasar Perdana,
keaktifan perdagangan DU di Pasar Sekunder dan kualitas kuotasi harian DU.
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja DU adalah sebagai
berikut:
1. Efektivitas Partisipasi DU di Pasar Perdana
~enilaiandilaksanakan berdasarkan jumlah bid awarded yang diperoleh DU
pada setiap lelang .penerbitan SUN. Semakin besar jumlah bid awarded,
semakin tinggi nilai yang diperoleh DU dan sebaliknya.
2. Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
Penilaian atas keaktifan perdagangan DU di Pasar Sekunder ditentukan dengan
menghitung volume, frekuensi dan jumlah hari perdagangan yang dilakukan DU
selama periode penilaian.
a. Volume
Penilaian dilaksanakan berdasarkan volume transaksi beli dan transaksi jual
yang dilakukan DU di Pasar Sekunder setiap periode penilaian. Semakin
besar volume transaksi, semakin tinggi nilai yang diperoleh DU dan
sebaliknya.
b. Frekuensi
Penilaian dilaksanakan berdasarkan frekuensi transaksi beli dan transaksi
jual yang dilakukan DU di Pasar Sekunder setiap periode penilaian. Semakin
tinggi frekuensi transaksi, semakin tinggi nilai yang diperoleh DU dan
sebaliknya.
c. Hari Perdagangan
Penilaian dilaksanakan berdasarkan jumlah hari perdagangan yang
dilakukan DU di Pasar Sekunder setiap periode penilaian. Semakin besar
jumlah hari perdagangan yang dilakukan, semakin tinggi nilai yang diperoleh
DU dan sebaliknya.
3. Kualitas Kuotasi ~ a r i a n
SUN Seri Benchmark'
Penilaian atas kualitas kuotasi harian ditentukan dengan menggunakan teknik
distance toward average, yaitu pengukuran tingkat kecenderungan mid price dan
spread kuotasi harian seri benchmark terhadap rata-rata keseluruhan variabel
yang 'bersesuaian:
a. Mid price
Mid price adalah nilai rata-rata dari bid price dan ask price dari kuotasi SLTN
seri benchmark yang disampaikan DU setiap harinya. Semakin jauh mid price
te~sebutdari rata-rata keseluruhan DU, maka akan mendapatkan nilai yang
lebih rendah, dan sebaliknya.
b. Spread
Spread adalah selisih antara bid price dan ask price dari kuotasi SUN seri
benchmark yang disampaikan DU setiap harinya. Semakin besar spread,
maka akan mendapatkan nilai yang lebih rendah, dan sebaliknya.
'
MENTERl KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2Masing-masing kriteria tersebut diatas mempunyai nilai dengan skala 1-100 dan
mempunyai bobot dalam bentuk prosentase. Total bob0 tdari keseluruhan kriteria
dan sub kriteria adalah 100%. Hasil penilaiqn dari masing-masing kriteria tersebut
dikalikan dengan bobot kriteria dan dijumlahkan untuk keseluruhan kriteria
didapatkan Nilai Akhir Evaluasi Kinerja DU sebesar paling tinggi 100.
NAEK= n l x k l + n2xk2 + n3xk3 + n4xk4 + n5xk5 + n6xk6
Keterangan:
NAEK- Nilai Akhir Evaluasi Kinerja DU.
nl
= nilai DU untuk kriteria efektifitas partisipasi di Pasar Perdana.
n2
= nilai. DU untuk kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
subkriteria volume transaksi.
n3
= nilai DU u n t u k kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
subkriteria Frekuensi transaksi.
n4
= nilai DU untuk kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
subkriteria Jumlah hari perdagangan.
n5
= nilai DU untuk kriteria Kualitas Kuotasi Harian subkriteria mid price.
n6
= nilai DU untuk kriteria Kualitas Kuotasi Harian subkriteria spread kuotasi.
kl
= bobot untuk kriteria efektifitas partisipasi di Pasar Perdana.
= bobot untuk kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
k2
subkriteria volume transaksi.
k3
= bobot untuk kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
subkriteria Frekuensi transaksi.
= bobot untuk kriteria Keaktifan Perdagangan DU di Pasar Sekunder
k4
subkriteria Jumlah hari perdagangan.
= bobot untuk kri'teria Kualitas Kuotasi Harian subkriteria mid price.
k5
= bobot untuk kriteria Kualitas ~ u o t a s Harian
i
subkriteria spread kuotasi.
k6
Besaran bobot untuk
masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
. .
.
.
.
,
.
No
Kriteria
Sub Kriteria
1
2
Efektifitas partisipasi di Pasar Perdana
Keaktifan Perdagangan DU di Pasar
Sekunder
3
~ u a l i t a ;Kuotasi Harian
bid awarded
volume transaksi
frekuensi transaksi
.
jurnlah hari perdagangan
mid price
spread kuotasi
1
30%
100%
Total
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA B I R Q / w ~ W:-. .
ICriteria
35%
35%
o
Bobot
Sub Kriteria
35%
15%
10%
10%
15%
15%
100%
.
I
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
>
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
'
GIARTO)!
NIP 19590430198402
loww
>
LAMPIRAN V
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1 3 4 / P M K . O 8 / 2 0 1 3 TENTANG
DEALER UTAMA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
.. ..
(KOP SURAT)
(SURAT PERMOHONAN FASILITAS PEMINJAMAN SUN)
Jakarta, [tanggal, bulan, tahun]
Yth. Menteri Keuangan Republik Indonesia
c.q. Direktur Jenderal 'Pengelolaan Utang
di Jakarta
Hal: ~e;mohonan Fasilitas Peminjaman Surat Utang ~ e & a
Bersama surat ini, kami (nama perusahaan) mengajukan permohonan fasilitas
peminjaman Surat Utang Negara (SUN) kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Pengelolaan Utang dalam rangka memenuhi kewajiban kami menyerahkan SUN dengan
jumlah dan seri tertentu kepada mitra bisnis kami. Sebagai jaminan atas SUN yang kami
pinjam tersebut, kami akan menyerahkan SUN milik kami pada tanggal setelmen dengan
telah memperhitungkan rasio. jumlah yang telah ditetapkan. Kami berjanji akan
mengembalikan SUN yang kami pinjam pada tanggal jatuh tempo peminjaman dan akan
mematuhi ketentuan peminjaman SUN yang berlaku.
Adapun rincian permohonan kami adalah sebagai berikut:
1. SUN yang dipinjam dari Pemerintah
Tanggal
Tanggal
Jatuh
Tempo Jumlah Unit
Seri
Jatuh
Kupon
Tempo
berikutnya . - I
1)
I
I
I
Harga
Per Unit
Accrued
Interest Per
Unit
I,
I
I
I
Harga Pasar SUN seri benchmark yang dipinjam mengacu pada harga SUN penutupan tengah hari (mid day] dari
Lembaga Penilaian Harga Efek untuk seri yang bersesuaian pada tanggal permohonan.
2. SUN yang dijaminkan pada Pemerintah
Tanggal Jatuh
Tanggal
Seri
Tempo Kupon Jumlah Unit
Jatuh
berikutnya
Tempo
Harga Pasar
Per Unit 2)
Accrued
Interest Per
Unit
Harga Pasar SUN yang dijarninkan mengacu pada harga SUN penutupan tengah hari (mid day) dari Lembaga Penilaian
Harga Efek untuk seri yang bersesuaian pada tanggal permohonan.
3. Tanggal setelmen peminjaman : ddmmyyyy
4. Tanggal pengembalian
: ddmmyyyy
Dalam ha1 terjadi wanprestasi dari pihak kami, yaitu pada saat tanggal jatuh tempo
pengembalian SUN ternyata kami gaga1 mengembalikan SUN yang kami pinjam, maka
kami memberikan hak tanpa syarat kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Pengelolsan Utang untuk menyatakan lunas seluruh atau sebagian SUN yang
dijaminkan. Dalam ha1 Nilai Pasar untuk SUN yang dinyatakan lunas lebih kecil 1,2
(satu koma dua) kali dari Nilai Pasar SUN seri benchmark yang dipinjamkan, maka kami
akan menyerahkan tambahan secara tunai sebesar selisih kurang Nilai Pasar SUN
tersebut untuk memenuhi/mencukupi kekurangan yang seharusnya kami kembalikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai tata cara peminjaman SUN.
MENTERI ICEUANGAN
REPUBLII( INDONESIA-
Untuk keperluan administrasi kami sampaikan pula:
a. rekening surat berharga:,
Nomor : xx-xx-xxxx
Atas nama
: xxx
Sub-registry : xxx
b. Rekening dana.tunai (di Bank Indonesia atau bank pembayar):
Nomor : xx-xx-xxxx
Atas nama
: xxx
Demikian kami sampaikan dan atas perkenan dan perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
~ u r a t pemyataan
ini
ditandatangani di
atas
materai cukup oleh Pejabat
benvenang
untuk
yang
bertindak
atas
nama
perusahaan
sesuai
AD
perusahaan, disertai stempel
perusahaan (apabila ada)
:
Nama Perusahaan
ttd.
Pejabat yang benvenang
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai dengan aslinya
_
KEPALA BIRO UMUM
,
.;: .. . ..--.
.
u.by:r,"*:..,\ ? - ,
___i.
*
NIP 19$60420198402 1001
LAMPIRAN VI
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1 34 / P M K . 0 8 / 2 0 1 3 TENTANG
LEALER UTAMA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLlK INDONESIA
TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PEMINJAMAN SUN
1. Dealer Utama menyampaikan surat permohonan fasilitas peminjaman SUN,
Surat Penyerahan Jaminan dan surat keterangan mengenai adanya transaksi
penjualan atas SUN yang dipinjam, kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal Pengelolaan Utang setiap Hari Kerja, mulai pukul 16.00 WIB sampai
dengan pukul 17.00 WIB.
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atas nama Menteri Keuangan
menyampaikan persetujuan pemberian fasilitas perninjaman SUN kepada
Dealer Utama paling lambat pada 1 (satu) Hari Kerja setelah pengajuan
permohonan Dealer Utama untuk melakukan peminjaman Surat Utang
Negara.
3. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atas nama Menteri Keuangan
menyampaikan surat kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya pada
1 (satu.) Hari Kerja setelah permohonan Dealer Utama disetujui oleh Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk pelaksanaan
Setelmen sesuai dengan prosedur dan ketentuan Bank Indonesia.
4. Peminjaman SUN oleh Dealer Utama dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dealer Utama wajib menyerahkan SUN yang dijaminkan kepada
Pemerintah dengan jumlah sebesar 1,2 (satu koma dua) kali Nilai Pasar
SUN yang dipinjamkan pada saat setelmen peminjaman;
b. Dealer Utama wajib membayar biaya peminjaman SUN per-hari (dengan
basis actual/ actual) ke rekening Pemerintah di Bank Indonesia pada saat
setelmen peminjaman;
c. Dealer Utama membayar bunga berjalan (accrued interest) atas SUN yang
dipinjam dan Pemerintah membayar bunga berjalan atas SUN yang
dijaminkan pada saat setelmen peminjaman secara neto;
d. Dealer Utama wajib mengembalikan SUN yang dipinjam sesuai dengan
batas waktu peminjaman paling lambat pukul 14.00 WIB pada tanggal
setelmen pengembalian;
e. Pada saat setelmen pengembalian, Dealer Utama membayar bunga berjalan
atas SUN yang dijaminkan dan Pemerintah membayar bunga berjalan atas
SUN yang dipinjamkan dengan memperhitungkan akumulasi selisih net0
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2);
f. Dalam ha1 Pemerintah membayar net0 bunga berjalan (net accrued
interest), Dealer Utama membayar biaya bunga atas net0 bunga berjalan
pada saat setelmen peminjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (2);
g. Eeriode peminjaman SUN berakhir pada Hari Kerja dan paling lambat 3
(tiga) Hari Kerja sebelum jatuh tempo kupon dan/atau pokok SUN yang
dipinjamkan maupun SUN yang dijaminkan; dan
h. Batas waktu peminjaman (setelmen pengembalian) tidak melebihi tanggal
15 Desember. Dalam ha1 tanggal 15 Desember adalah hari libur maka batas
waktu peminjaman adalah pada Hari Kerja berikutnya.
4,
MENTEHI t(EUANGAN
REPUBLlll INDONESIA.
3. Dealer Utama dapat memperpanjang peminjaman SUN sebanyak 1 (satu) kali
dengan menyampaikan surat permohonan
perpanjangan dimaksud
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang,
paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sebelum batas waktu peminjaman berakhir
dengan tetap mengikuti ketentuan angka 2 huruf b, huruf f danhuruf g.
4. Dalam ha1 Dealer Utama memperpanjang peminjaman SUN, Direktur Jenderal
Pengelolaan Utang menyampaikan surat kepada Bank Indonesia mengenai
perpanjangan peminjaman SUN dimaksud, paling lambat 1 (satu) Hari Kerja
sebelum batas waktu peminjaman berakhir.
:
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO UMUM
.
8
(/,
.
(j
,*;,
.
'
7
!
s
.-
-
:. .
I
LAMPIRAN VII
PERATURAN
MENTERI
KEUAMGAN
NOMOR 1 3 4 / P M K . 0 8 / 2 0 1 3 TENTANG
DEALER UTAMA
MEN'rERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TATA CARA PERHITUNGAN JUMLAH BIAYA PEMINJAMAN SUN, PERHITUNGAN
SUN YANG DINYATAKAN LUNAS DAN PERHITUNGAN AKUMULASI SELISIH NET0
BUNGA BERJALAN (ACCRUEDLVTERESg
Cara perhitungan jumlah biaya peminjaman SUN oleh Dealer Utama adalah sebagai
berikut:
Jumlah Biaya
=
Pc SUN GO1 x V SUN GO1 x (LFBI-DPEI + 1%)
xt
T
~ e t e r a n ~ a: n
PCSUN GOI- Harga SUN seri benchmark yang dipinjam (dalam persen).
V SUN GO1
=
Jumlah volume SUN yang dipinjamkam.
LFBI
=
Suku bunga Lending Facility Bank Indonesia.
DFBI
=
Suku bunga Deposit Facility Bank Indonesia.
T
=
Jumlah hari dalam setahun.
t
=
Jangka waktu peminjaman (dalam hari).
Jumlah hari dalam setahun berbasis hari aktual.
Jumlah biaya dan bunga berjalan (accrued interest) dibulatkan ke dalam rupiah
penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen
dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi
Rp1,OO (satu rupiah).
Contoh:
Pada tanggal 10 Juni 2013, Dealer Utama " A mengajukan peminjaman S U N seri
FRO063 (seri benchmark) sebesar 100.000 unit atau Rp 100.000.000.000,00 (seratus
miliai- rupiah). Tingkat kupon seri FRO063 adalah sebesar 5,625%, jatuh tempo
tanggal 15 Mei 2023 dan Harga SUN seri. FRO063 pada penutupan hari
sebelumnya adalah sebesar 100,OOO/~.
Tingkat suku bunga lending facility Bank
1ndonesia.adalah sebesar 6,25% dan tingkat suku bunga deposit facility Bank
Indonesia adalah sebesar 4,25%. Dealer Utama "A" melakukan peminjaman
selama 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal Setelmen peminjaman yaitu tanggal 12
Juni 2013 sampai dengan tanggal Setelmen pengembalian yaitu tanggal 19 Juni
2013.
Dealer Utama memberikan jaminan SUN seri FRO047 jatuh tempo tanggal
15 Februari 2028 sejumlah Rp45.000.000.000,00 (empat puluh lima miliar rupiah)
dengan harga pasarsebesar 136,00% dan tingkat kupon sebesar 10,000% dan seri
FRO048 jatuh tempo15 September 2018 sejumlah Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) dengan harga pasar sebesar 118,00% dan tingkat kupon
sebesar 9,000%.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2Sehingga biaya peminjaman SUN seri FRO063 oleh Dealer Utama "A" yang dibayar :
a. Pada tanggal Setelmen .perninjaman tanggal 12 Juni 20 13,:
Biaya Perninjaman =
=
(100,00% x RpI00.0O0.0100.00Q,OOx (6,00%
- 4,00?& + 1,00%)
365
x '7
Rp57.534.246,58 dibulatkan menjadi Rp57.534.247,OO
AIp 1=Rp428.000.000,00
AIj 1 = AIj 1(seri FR0047) + AIj 1 (seri FR0048)
= Rp1.454.400.000,00 + Rp1.088.300.000,00
= Rp2.542.700.000,OO
Keterangan:
AIpl= Bunga Berjalan SUN yang dipinjamkan pada saat setelmen peminjaman
AIj 1 = Bunga Berjalan SUN yang dijaminkan pada saat setelmen peminjaman
Jumlah yang harus dibayar oleh Dealer Utama sebesar :
= Biaya peminjaman + net0 Bunga Berjalan
= Biaya peminjaman + AIp 1-AIj 1
=Rp57.534.247,00 +Rp428.000.000,00 -Rp2.542.700.000,00
= ~~57.534.247,0
- 0Rp2.114.700.000,00
= -Rp2.057.165.753,00
Dalam ha1 net0 Bunga Berjalan negatif, maka Dealer Utama membayar biaya
bunga atas net0 Bunga Berjalan sebesar 65% dari BI Rate sebagairnana
dimaksud dalam Pasal 27. BI Rate yang berlaku pada tanggal 10 Juni 2013
sebesar 5,75%:
Biaya Bunga atas net0 Bunga berjalan sebesar:
=Rp1.515.776,40 dibulatkan menjadi Rp1.515.776,OO
Jumlah yang h a m s dibayar oleh Dealer Utama pada setelmen perninjaman
sebesar :
= -Rp2.057.165.753,00
=
+ Rp1.515.776,OO
-Rp2.055.649.977,00
t
Dalam ha1 nilainya negatif, maka Pemerintah membayar nilai tersebut kepada
Dealer Utama.
MENTERI KEUANGAN
AEPUBLIK INDONESIA
-3b. Pada tanggal 17 Juni 20 13, Dealer Utama mengajukan perpanjangan jangka
waktu peminjaman selama 2 (dua) hari. BI Rate yang berlaku pada tanggal
17 Juni 2013 sebesar 6,00%:
Jumlah Biaya = (100,00% x Rp100.000.000.000.00 x (6,25% - 4,25% + 1,00%)
/365) x 2
=
Rp16.438.356,16 dibulatkan menjadi Rp16.438.356,OO
Biaya Bunga atas net0 Bunga berjalan sebesar:
=Rp451.908.49 dibulatkan menjadi Rp45 1.908,OO
Jumlah yang harus dibayar oleh Dealer Utama pada setelmen perpanjangan
sebesar:
=
Rp16.438.356,OO + Rp451.908,OO
=
Rp16.890.264,49 dibulatkan menjadi Rp16.890.264,OO
Pada tanggal 19 Juni 20 13 Dealer Utama membayar biaya peminjaman
(perpanjangan) sebesar Rp 16.890.264,OO
c. Pada
tanggal
diperpanjang):
,
setelmen
pengembalian
tanggal
2 1 Juni
20 13 (setelah
Jumlah yang harus dibayar oleh Dealer Utama sebesar:
= AIj1
- Alp1
=
Rp2.542.700.000,OO - Rp428.000.000,00
=
Rp2.114.700.000,00
Keterangan:
AIp 1 = Bunga Berjalan SUN yang di pinjamkan saat setelmen peminjaman
AIj 1
=
Bunga Berjalan SUN yang di jaminkan saat setelmen peminjaman
Dalam 'ha1 nilainya negatif karena selisih Bunga Berjalan, maka Pemerintah
membayar nilai tersebut akibat dari selisih bunga .berjalan kepada Dealer
Utama.
d. Cara perhitungan SUN yang dinyatakan lunas dalam ha1 Dealer Utama yang
menggunakan fasilitas peminjaman SUN tidak mengembalikan seluruh atau
sebagian SUN yang dipinjamkan setelah jatuh tempo peminjaman.
1. Dalam ha1 SUN yang dijaminkan hanya 1 (satu) seri yaitu seri FRO047
sebanyak 100.000 'unit dan pada saat dinyatakan lunas harga SUN seri
FRO047 adalah 138,00% dan harga SUN yang dipinjamkan seri FRO063
adalah 101,00% maka, SUN yang dijaminkan akan dinyatakan lunas sebesar:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4VSUNDU
V SUN DU
=
=
l,2 x Pa SUN COI xV SZTN C01'(yang tidak dikembatikan]
PaSUN DU
[1,2x Pc SUN GQI (FWOQ63)x RplOQ,OUO,OOO,QQO,Ocr)
PCSUN DU (FRO 0 4 7 )
Rp87.826.086.956,52 dibulatkan menjadi Rp87.827.000.000,00
atau 87.827 unit
(V SUN DU dibulatkan ke atas sampai unit terdekat).
=
2. SUN yang dijaminkan lebih dari satu seri yaitu seri FRO047 sebanyak 45.000
unit dan seri FRO048 sebanyak 50.000 unit pada saat dinyatakan lunas
harga SUN seri FRO047 adalah 138,00%, harga SUN seri FRO048 adalah
120,00% serta harga SUN yang dipinjamkan seri FRO063 adalah 101,00%
maka, SUN yang dijaminkan akan dinyatakan lunas sebesar :
f P c S l i N D U n n V S L i N D h = l , Z x PCSUIYCOIXPSUNGO1
1
Ke terangan:
V SUN DU
=
Jumlah SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama.
V SUN GO1 = Jumlah SUN Seri Benchmark yang dipinjamkan Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.
PC SUN DU = Harga SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama.
PC SUN Go1 = Harga SUN Seri Benchmark yang dipinjamkan
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.
Menteri
(PC SUN DUl x V SUN DUl) + (PCSUN DU2 x V SUN DU2) = (1,2 x PC SUN
GO1 x Rp100.000.000.000,00)
(PCFRO048 x V SUN DUl)+(PcFRO047 x V SUN DU 2) = 1,2 x PC FRO063 x
Rp100.000.000.000,00
(120,00% x V SUN DU1) + (138,00% x V SUN DU2)= 1,2 x 101,00% x
Rp 100.000.000.000,00
.
.
SUN yang dijaminkan akan dinyatakan lunas sebesar:
V SUN DU 1 (FR0048)=49.687 unit atau Rp49.687.000.000,00
V SUN DU 2 (FR0047)=44.620 unit atau Rp44.620.000.000,00
MENTEtll ICEUANGAN
REPUULII( INDONESIA.
Pemerintah berwenang menetapkan kombinasi jumlah SUN yang akan
dinyatakan lunas sedemikian rupa sehingga Nilai Pasar SUN yang dinyatakan
lunas sebesar 1,2 (satu koma dua) kali dari Nilai Pasar SUN yang
dipinjamkan.
Sisa SUN yang dijaminkan dikembalikan kepada Dealer Utama sebesar:
SUN DU 1 (FR0048) = 50.000 - 49.687,
=
3 13 unit
SUN DU 2 (FR0047) = 45.000 - 44.620
=
380 unit
Dalam ha1 nilai SUN yang dijaminkan lebih kecil dari 1,2 (satu koma dua) kali
dari Nilai Pasar SUN yang dipinjamkan, maka Pemerintah menyatakan lunas
seluruh SUN yang dijaminkan dan Dealer Utama membayar secara tunai
kekurangan jaminan sampai dengan nilai jaminan sebesar 1,2 (satu koma
dua) kali dari Nilai Pasar SUN yang dipinjamkan.
: MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai de,n,g.yaslinya
KEPALA BIR@'.~@$J;~:=-~::+
. " *k'"
..
",
:.,
. ;
.
u !@. .Y:.
KEPALPI~B~~GIAN
T.U. K I S J ~ ~ T E R I A N
,,
&:
*
' t >
G I A R T O *~ :NIP 1959042
0'1
.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
.
LAMPIRAN VlII
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1 3 4 /PMK.08/2013 TENTANG
DEALER UTAMA
TATA CARA PERHITUNGAN JUMLAH NOMINAL SUN YANG DIJAMINKAN
UNTUK SETIAP PEMINJAMAN
Cara perhitungan jumlah SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama untuk setiap
peminjaman adalah sebagai berikut:
V SUN DU* =
1,2x'V SUN Go1x PC SUN Go1
PC SUN DU
* V SUN DU dibulatkan ke atas sampai denganjutaan terdekat (unit SUN terdekat).
Ke terangan:
V S U N D U ,= Jumlah nominal SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama.
VSUN GO? = Jumlah nominal SUN Seri Benchmark yang dipinjamkan Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.
PCSUN GA = Harga SUN Seri Benchmark yang dipinjamkan Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, mengacu pada harga
SUN penutupan tengah hari (mid day) dari Lembaga Penilaian
Harga Efek untuk seri yang bersesuaian pada tanggal
permohonan.
PC SUN DU = Harga SUN yang dijaminkan oleh Dealer Utama, mengacu pada
harga SUN penutupan tengah hari dari Lembaga Penilaian Harga
Efek untuk. seri yang bersesuaian pada tanggal permohonan.
Contoh:
Pada tanggal . l o Juni 2013, Dealer Utama "A" meminjam SUN seri FRO063 (seri
benchmark) sebesar 100.000 unit atau Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah). Dealer "A" bermaksud menjadikan SUN seri FRO062 sebagai jaminan.
Harga SUN mid d a y seri FRO063 dan seri FRO062 yang tertera pada website
Lembaga Penilaian Harga Efek masing-masing adalah 95,3 1% dan 92,50%.
'
V SUN GO1
PC SUN Go1
PC SUN DU
Rpl00.0,00.000.000,00
= 95,31%
= 92,50%
=
Dengan demikian, jumlah nominal SUN yangdijaminkan Dealer "A" adalah:
=
Rp123.645.405.405,41
=
Rp 123.646.000.000,00 (dibulatkan ke atas sampai dengan jutaan terdekat).
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIWU-.
,,,
u.b.
KEPALA BAGIAN TrW'. KEMENTERIAN
I
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
.,*4
/h/
I
,
j
G I A R T O ~ Z 'a
. NIP 1959042~~984021001
, .*'
,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
. ,
Download