sim outsourcing - Ahmad Fariz Viali

advertisement
Mata Kuliah :Sistem Informasi Manajemen
Dosen
: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS)
OUTSOURCING PADA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Studi kasus: Outsourcing Amadeus IT Group pada
penrapan Passenger Services Systems (PSS) “Amadeus Altéa”
PT.Garuda Indonesia Tbk
Oleh:
Ahmad Fariz Viali
P056132081.51
MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2. Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................... 5
2.1. Sistem Informasi ................................................................................................. 5
2.2. Definisi Outsourcing ........................................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................... 10
3.1. Outsourcing ....................................................................................................... 10
3.2. Kasus Outsourcing SI pada PT.Garuda Indonesia ............................................ 15
BAB IV .................................................................................................................... 17
Kesimpulan .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu system yang terintegrasi secara professional
untuk menjadi dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, serta
membantu kegiatan operasional perusahaan. Didalam system informasi tersebut,
terdapat orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisir
secara baik.
Sistem informasi merupakan salah satu alat (tool) yang sering digunakan
oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas
dan efesiensi perusahaan.Organisasi (perusahaan) dan sistem informasi
memerlukan kontribusi, komitmen dan kepedulian untuk mendapatkan potensi
yang sesungguhnya. Efektifitas dan efisiensi dalam mentransfer teknologi
memerlukan perubahan yang terus menerus dan berkelanjutan. Teknologi dan
sistem informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi informasi dan
komunikasi yang memainkan peran utama pengembangan sistem informas.
Pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis organisasi
menyebabkan perkembangan sistem informasi yang begitu pesat. Perencanaan dan
pengembangan sistem informasi merupakan sistem informasi utama dari
manajemen sistem informasi, penggunaan sistem informasi akan memberikan
competitive advantage bagi perusahaan karena lebih mampu menangkap
fenomena
pasar
dan
keinginan
pelanggan.
Perusahaan
harus
mengimplementasikan sistem informasi jika tidak berharap untuk tersisih dari
persaingan (Mc Leod dalam Kustono 2011).
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh
manusia. Tanpa darah, manusia tidak akan dapat melanjutkan kehidupannya. Hal
ini berlaku juga di dalam sebuah perusahaan, bagaimana peran informasi yang
sangat besar dalam mendukung kelangsungan perusahaan. Akibat ketiadaan atau
kekurangan informasi dalam waktu tertentu, perusahaan akan mengalami
ketidakmampuan dalam mengelola dan mengontrol sumber daya secara terpadu,
yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan bersaing dengan para pesaingnya.
Penerapan sistem informasi dalam perusahaan dibuat untuk memberikan
informasi yang bersifat holistik dari sudut padang perusahaan sehingga dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber daya perusahaan yang dapat digunakan
secara langsung oleh jajaran eksekutif dan karyawan. Dengan dukungan sistem
informasi yang handal diharapkan dapat memenuhi harapan akan peningkatkan
komunikasi, dapat melakukan identifikasi trend historis lebih tepat, peningkatan
efisiensi dan efektivitas perusahaan, rentang pengawasan yang lebih baik dan
dukungan lebih besar untuk pengambilan keputusan manajemen dalam
perusahaan.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
3
Untuk dapat bersaing dalam keunggulan kompetitif kita harus memiliki
sistem informasi yang baik dan berguna bagi persahaan, sistem informasi itu
sebenarnya bisa menjadi pedang bermata 2, kita bisa mendapatkan keuntungan
dari sistem informasi tersebut, atau jika kita tidak tepat dalah segala perencanaan
dan implementasi sistem informasi yang digunakan dapat tidak berguna. Tetapi
ada solusi untuk dapat mengurangi risiko seperti itu, yaitu dengan oursourcing.
Outsourcing merupakan penyerahan tugas atau pekerjaan yang
berhubungan dengan operasional perusahaan ataupun pengerjaan proyek kepada
pihak ketiga atau perusahaan ketiga dengan menetapkan jangka waktu tertentu
dan biaya tertentu dalam proses pengembangan proyeknya. Outsourcing TI atau
pengadaan sarana dan jasa TI oleh pihak ketiga merupakan kebijakan strategis
perusahaan yang berpengaruh terhadap proses bisnis dan bentuk dukungan TI
yang akan diperoleh. Perusahaan biasanya ingin melakukan ini karena perusahaan
tidak usah ikut pusing dalam penerapan sistem informasinya. Dalam outsourcing
itu sendiri perusahaan hanya meminta sistem informasi apa yang perusahaan
inginkan, lalu pihak ketiga itulah yang akan melakukan pengembangan sistem
informasi pada perusahaan. Walaupun sebenarnya outsourcing ini membutuhkan
dana yang sangat besar, tetapi perusahaan justru mendapatkan resiko yang kecil,
sehingga kemungkinan adanya kegagalan sistem informasi itu tidak ada.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

Mengetahui penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan dari
pengembangan sistem informasi secara outsourcing serta penerapannya di
PT.Garuda Indonesia.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi
Sistem sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan karena sangat menunjang
terhadap kinerja perusahaan, baik yang berskala kecil maupun besar.Supaya dapat
berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait
dalam sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2005:1), sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu.
Dalam manajemen, informasi merupakan data yang telah diproses sehingga
mempunyai arti tertentu bagi penerimanya.Sumber dari informasi adalah Data,
sedangkan Data itu sendiri adalah Kenyataan yang menggambarkanm suatu
kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada
waktu tertentu.Dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan.Informasi juga
berarti kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya (Andri Kristanto, 2007:7).
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen
(Wikipedia, 2013). Menurut Alter (1992) sistem informasi adalah kombinasi
antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan
menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem informasi adalah kmpulan
perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan
data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Gelinas, Oram, dan Wiggins
(1990) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia
yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan
manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta
menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Sedangkan Hall (2001)
berpendapat sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana
data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada
pemakai.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2004) dikatakan
bahwa SIM adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk
mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan
dari suatu organisasi. Dalam pengertian ini, istilah sistem informasi ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan
teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan data dan kemudian
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
5
mengubahnya menjadi informasi. Menurut O’brien (2004) SIM merupakan
kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication
network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi)
yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Berikut penjelasan komponen-komponen Sistem Informasi .
Perangkat keras komputer : CPU, storage, perangkat input/output, terminal untuk
interaksi, media komunikasi data.
1. Perangkat lunak komputer : perangkat lunak sistem (sistem operasi dan
utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman),
perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dan lain-lain).
2. Basis data : penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
3. Prosedur : langkah-langkah penggunaan sistem.
4. Personil : yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,
mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang
mendukung sistem.
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu
 Mendukung proses bisnis dan operasional
 Mendukung pengambilan keputusan
 Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
Gambar 1. Tiga Peran Utama Sistem Informasi
Sumber: (O’Brien, 2004).
Fungsi dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien (2005) adalah:
a. Area fungsional utama yang mendukung keberhasilan bisnis, seperti
fungsi akuntansi, keuangan, manajemen opeasional, pemasaran, dan
manajemen sumber daya manusia
b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktifitas, dan moral
pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
6
c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer
dan praktisi bisnis
d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar
global
e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan
pria dan wanita
f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan
perusahaan bisnis yangmembentuk jaringan
Menurut Obrien (2009) tipe sistem informasi dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar, yaitu Operational Support Sistem (OSS) dan
Management Support Sistem (MSS). OSS sendiri terbagi lagi ke dalam tiga
model, yaitu TPS (Transaction Processing Sistem), PCS (Process Control Sistem),
ECS (Enterprise Collaboration Sistem). MSS juga terbagi dalam tiga model, yaitu
MIS (Management Information Sistem), DSS (Decision Support Sistem) dan EIS
(Executive Information Sistem). Menurut O’Brien (2005), secara konsep aplikasi
sistem informasi yang diimplementasikan dalam dunia bisnis saat ini dapat
diklasifikasikan dalam beberapa cara.
2.2. Definisi Outsourcing
Terdapat berbagai definisi mengenai outsourcing saat ini. Definisi
outsourcing menurut Suwondo (2003) yang dikutip oleh Dani (2010) adalah
“pendelegasian operasi dan manajemen operasi dan manajemen harian dari suatu
proses bisnis kepada pihak luar (pihak perusahaan outsourcing).”. Sedangkan
menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) yang kembali dikutip oleh Dani (2010)
definisi outsourcing adalah “penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga
dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan
berkelas dunia”. Sedangkan definisi lain menurut Pfannenstein dan Tsai (2004)
yang dikutip oleh Diah (2008) outsourcing adalah “memindahkan pekerjaan suatu
perusahaan kepada pihak lain dalam waktu yang tertentu”.
Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan
outsourcing maka terdapat pekerjaan yang diserahkan kepada pihak lain dalam
jangka waktu tertentu. Umumnya pekerjaan yang di-outsourcing-kan adalah
pekerjaan yang sifatnya sebagai penunjang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
kinerja pekerjaan yang professional dan tenaga kerja internal organisasi dapat
fokus untuk melaksanakan pekerjaan intinya (core business). Menurut Dani,
(2010) outsourcing mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan dalam hal
bentuk organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
7
Strategi outsourcing IT didefinisikan sebagai pelayanan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa kepada perusahaan klien (Klepper 1995),
atau tindakan mendelegasikan sebagian atau keseluruhan dari teknologi
perusahaan kepada pihak eksternal diluar perusahaan (Altinkemer, et al. 1994),
atau OutsourcingIT adalah fenomena di mana sebuah organisasi (klien)
menyerahkan properti atau pengambilan keputusan tentang infrastruktur IT pada
organisasi eksternal (vendor) (Loh dan Venkatraman 1992).
Jenis Outsourcing
Terdapat dua jenis pendekatan outsourcing, yaitu dengan menggunakan
paying agent (labor suplly) dan full agent (full outsource).
1. Paying agent adalah perusahaan outsource yang menyediakan tenaga kerja saja,
2. Full agent selain menyediakan tenaga kerja dan juga mempunyai fasilitas
produksi sendiri. Dalam full agent ini yang akan dikerjakan lebih jelas karena
semua karyawan, peralatan, tempat, pengawas semua menjadi tanggung jawab
perusahaan outsource tersebut.
Dari kedua jenis perusahaan tersebut yang lebih banyak dipraktekkan di
Indonesia adalah yang pertama. Artinya perusahaan outsource hanya menyediakan
tenaga kerja dan mengurusi SDM serta administrasinya saja sedang tempat,
pengawas dan semua alat produksi berada di perusahaan pengguna. Sebagai
contoh perusahan call center, perusahaan tersebut mendapat bayaran misalnya Rp.
1000 per panggilan. Selanjutnya semua menjadi tanggung jawab perusahaan
outsource tersebut mulai dari penyediaan tempat, peralatan, karyawan dan lain –
lain.
Dasar Hukum Outsourcing
Dasar hukum outsourcing adalah Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan di Indonesia yaitu pada pasal 64 yang berbunyi
“Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan
jasa Pekerja/Buruh yang dibuat secara tertulis”. Berdasarkan ketentuan pasal di
atas, outsourcing dibagi menjadi dua jenis:
1. Pemborongan pekerjaan yaitu pengalihan suatu pekerjaan kepada vendor
outsourcing, dimana vendor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pekerjaan
yang dialihkan beserta hal-hal yang bersifat teknis (pengaturan oerasional)
maupun hal-hal yang bersifat non-teknis (administrasi kepegawaian). Pekerjaan
yang dialihkan adalah pekerjaan yang bisa diukur volumenya, dan fee yang
dikenakan oleh vendor adalah rupiah per satuan kerja (Rp/m2, Rp/kg, dsb.).
Contoh: pemborongan pekerjaan cleaning service, jasa pembasmian hama, jasa
katering, dsb.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
8
2. Penyediaan jasa Pekerja/Buruh yaitu pengalihan suatu posisi kepada vendor
outsourcing, dimana vendor menempatkan karyawannya untuk mengisi posisi
tersebut. Vendor hanya bertanggung jawab terhadap manajemen karyawan
tersebut serta hal-hal yang bersifat non-teknis lainnya, sedangkan hal-hal teknis
menjadi tanggung jawab perusahaan selaku pengguna dari karyawan vendor.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Outsourcing pada sistem informasi
Secara umum outsourcing diartikan sebagai pemindahan atau
pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyelia jasa. Dimana
badan penyelia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen
berdasarkan definisi serta criteria yang telah disepakati. Outsourcing hadir karena
adanya keinginan dari perusahaan (perusahaan pengguna / pemesan –
user/principal) untuk menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada pihak
lain (perusahaan outsourcing) agar ia dapat berkonsentrasi penuh pada proses
bisnis perusahaan (core business) Biar lebih kompetitif tujuannya.
Karena itu, pekerjaan yang di-outsourcing-kan bukanlah pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan inti bisnis perusahaan, melainkan pekerjaan
penunjang (staff level ke bawah), meski terkadang ada juga posisi manajerial yang
di-outsourcing-kan, namun tetap saja hanya untuk pekerjaan dalam tenggat waktu
tertentu seperti proyek.
Dengan ‘membagi tugas’ kepada perusahaan lain itu, perusahaan
pengguna outsourcing merasa mendapatkan keuntungan dari ‘kerjasama’ tersebut,
karena ia tidak perlu pusing-pusing memikirkan dan mengurus pekerjaanpekerjaan penunjang sehingga bisa fokus dalam bisnis operasional perusahaan
Potensi keuntungan dari outsourcing adalah memperoleh kesempatan mengatur
organisasi yang lebih fleksibel untuk melakukan core activity-nya.
Perusahaan peng-outsource pekerjaan itu dapat lebih berkonsentrasi pada
inti bisnis yang dijalankan, sehingga berpeluang menjadi lebih kompetitif.
Keputusan suatu perusahaan untuk melakukan outsourcing, dewasa ini, tak selalu
dikarenakan ketidakmampuan melakukannya sendiri. Pertimbangan biaya
memang selalu dijadikan alasan, termasuk aturan ketenaga kerjaan tetapi nilai
strategisnya juga tak kurang menjadi perhatian yang sangat penting. Dengan
penyerahan pekerjaan ke pihak lain, yang tentu lebih profesional dalam
melakukannya, diharapkan akan diperoleh suatu dukungan yang lebih baik.
Sementara, perusahaan peng- outsource pekerjaan itu dapat lebih
berkonsentrasi pada inti bisnis yang dijalankan, sehingga berpeluang menjadi
lebih kompetitif. Begitu pula, outsourcing TI kini telah menjadi salah satu solusi
bagi perusahaan besar, meski tak tertutup kemungkinan dilakukan oleh
perusahaan kecil. Karena, secara prinsip, outsourcing merupakan penyerahan
suatu pekerjaan kepada pihak ketiga, di luar perusahaan sendiri, dengan
persyaratan dan pembayaran tertentu dan, biasanya, untuk jangka waktu tertentu
pula. Tak jarang, outsourcing yang dijalin dengan baik, berubah menjadi suatu
bentuk kemitraan strategis jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak. Namun, dalam mengikat bentuk kerjasama outsourcing itu,
perusahaan peng-outsource perlu secara sungguh-sungguh memilih pekerjaan apa
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
10
saja yang layak dan perlu di outsource, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan
untuk itu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan bagaimana kompetensi
pelaksananya.
Bagaimana keuntungannya bagi perusahaan, baik dilihat dari segi nilai
kompetitif bisnis, pengembangan kompetensi, peningkatan produktivitas SDM
dan daya saing perusahaan. Benefit yang didapat dari outsourcing dapat berupa
tangible (seperti keseimbangan biaya outsourcing yang dikeluarkan) dan
intangible (tingkat pelayanan yang diberikan secara professional). Tak heran bila
kebutuhan terhadap jasa outsource ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan mengenai jenis-jenis outsourcing.
Menurut Tauban (2007) yang dikutip oleh Mia jenis-jenis outsourcing terdiri dari
:
 Total Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab sepenuhnya pada
layanan tertentu dalam perusahaan, dalam bidang IT, vendor menyediakan
personel, hardware dan software.
 Selective Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada bagian
tertentu pada layanan tertentu dalam perusahaan, disesuaikan dengan
bidang keahlian vendor. Misalnya SAP menyediakan software dan IBM
menyediakan hardware.
 De facto sourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada pihak luar
dikarenakan adanya latar belakang sejarah atau politik, dibandingkan
dengan hasil evaluasi objektif. Misalnya dikarenakan salah seorang
eksekutif memiliki perusahaan IT diluar jabatannya, maka perusahaan
diarahkan untuk melakukan outsourcepada perusahaan IT miliknya.
Keuntungan dan Kelemahan outsourcing
Ada beberapa keunggulan atau keuntungan menggunakan outsourcing, dan juga
kelemahan
menggunakan outsourcing.
Keunggulan
atau
keuntungan
menggunakan outsourcing antara lain (Jogiyanto, 2003).
1. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika
perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga
dalam
bentuk outsourcing yang
lebih
murah
dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan lainnya sehingga biaya
tetap outsourcerdapat dibagi beberapa perusahaan.
2. Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk
bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
3. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri secara internal, karena outsourcer memang spesialisasi dan ahli
dibidang tersebut.
4. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan
pihak outsourcermempunyainya.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
11
5. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi
dan transfer pengetahuan yang dimiliki outsourcer.
6. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
7. Mengurangi resiko kegagalan investasi yang mahal.
8. Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi,
perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saatsaat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak
dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
9. Perusahaan dapat menfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.
Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing, beberapa
kelemahan juga perlu diperhatikan diantaranya:
1. Jika aplikasi yang di outsource adalah aplikasi yang strategic maka dapat
ditiru oleh pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang
sama.
2. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsourcekan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus ditangani jika terjadi
gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan
jika aplikasi ini di outsource-kan karena kendali ada dioutsourcer yang harus
dihubungi terlebih dahulu.
3. Jika kekuatan menawar ada outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak
kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya
4. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan
mengopersikan aplikasi tersebut.
5. Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi ketika vendor menjanjikan banyak
hal yang kelihatan wah sebelum kontrak ditanda tangani, namun tidak dapat
direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan.
6. Kontrak jangka panjang, dimana vendor menawarkan kontrak dalam jangka
waktu yang relative panjang, dengan biaya yang mahal dan penalti pemutusan
kontrak yang menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan selain
menjalankan kontrak sampai selesai.
Kondisi tersebut diperkuat dengan alasan yang dikemukakan oleh O’Brian (2007)
mengenai 10 pertimbangan alasan perusahaan memilih outsourcing sebagai
berikut:
1. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasioanal. Pemilihan
outsourcing memang membutuhkan biaya yang mahal pada awal
kontraknya, tetapi pertimbangan resiko yang akan ditanggung oleh
perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan membangun sendiri dengan
kemampuan kurang akan mengakibatkan permasalahan di kemudian hari
dan berdampak pada segi pembiayaan perusahaan.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
12
2. Meningkatkan fokus perusahaan pada kegiatan utama usahanya tanpa
dibebani permasalahan pengembangan sistem informasi.
3. Mendapatkan akses terhadap sistem informasi premium atau kelas dunia
bagi penerapan sistem informasi di perusahaannya.
4. Sumber daya manusia dalam perusahaan dapat lebih fokus melakukan
pekerjaan pada kegiatan utama perusahaan tanpa dibebani kegiatan
pengembangan sistem informasi. Tentu saja hal ini diharapkan akan
meningkatkan produktifitas perusahaan.
5. Memberi jalan keluar terhadap permasalahan ketidak tersediaan sumber
daya dari perusahaan yang ahli dalam pengembangan sistem informasi,
sehingga dapat mengurangi resiko salah penerapan sistem informasi.
6. Menunjang akselerasi tujuan perusahaan untuk mempercepat mendapatkan
keuntungan/ benefit dengan penerapan sistem informasi yang sesuai.
7. Menghindarkan dari kendali internal mengenai tidak berfungsinya sistem
informasi karena penerapan sistem informasi yang salah atau gagal.
8. Peningkatan benefit perusahaan akan menyebabkan perusahaan dapat
meningkatkan pertumbuhan modal usaha.
9. Berbagi resiko terhadap implementasi sistem informasi antara perusahaan
dan vendor. Kesalahan implementasi tidak ditanggung penuh oleh
perusahaan saja, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik dalam
proses perencanaan sistem informasi antara perusahaan dan vendor.
10. Perusahaan dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran kas dengan
bantuan sistem informasi yang tepat.
Untuk mengurangi resiko perusahaan yang diakibatkan karena vendor yang tidak
bonafide dan tidak mempunyai itikad baik, O Brian (2007) menyarankan agar
perusahaan memperhatikan 10 faktor dalam memilih vendor sistem informasi
yaitu sebagai berikut:
1. Komitmen terhadap kualitas, yaitu aplikasi sistem informasi yang
dihasilkan oleh vendor harus mempunyai berkualitas bagus dan dapat
dilakukan pengembangan, dapat diandalkan oleh perusahaan, mudah
dipelajari dan dapat digunakan oleh pengguna.
2. Harga yang compatible, yaitu harga yang sesuai untuk sistem informasi
yang berkualitas yang diinginkan oleh perusahaan.
3. Reputasi vendor yang baik akan mempengarui perusahaan dalam memilih
pengembang. Semakin berpengalaman vendor dan mempunyai reputasi
yang baik, maka kecenderungan perusahan memilih semakin tinggi.
4. Fleksibilitas syarat kontrak, yaitu perusahaan akan cenderung memelih
vendor yang tidak kaku terhadap syarat-syarat kontrak dalam
mengembangkan sistem informasinya sehingga hasil aplikasi yang
diharapkan dapat optimal sesuai kebutuhan pengguna.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
13
5. Lingkup sumber daya vendor yang ahli dalam bidang IT dan sistem
informasi.
6. Kemampuan menambahan nilai lebih/ value yang diterima oleh
perusahaan dari penerapan sistem informasi yang dapat diterapkan oleh
vendor.
7. Kesesuaian atau kesepahaman terhadap nilai-nilai kultural antara
perusahaan dan vendor yang hendak mengembangkan sistem informasi
perusahaan. Dengan kesesuaian ini diharapkan vendor memahami spirit
dalam perusahaan dan penerapan sistem informasi tidak akan bertentangan
dengan hal tersebut.
8. Hubungan yang berkelanjutan, yaitu perusahaan mengharapkan hubungan
berkelanjutan kaitannya dengan maintanance sistem informasi yang
dikembangkan oleh vendor.
9. Lokasi menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan vendor,
misalnya kedekatan lokasi perusahaan dan kantor vendor sehingga dapat
mempermudah komunikasi.
Dalam bukunya O’Brian (2007) juga memberikan tips-tips terhadap 10 faktor
yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan outsourcing,
yaitu sebagai berikut:
1. Memahami tujuan perusahaan dan sasaran yang hendak dicapainya.
2. Pengalihdayaan tersebut mempunyai visi dan rencana strategis yang jelas
sehingga tidak menghamburkan anggaran karena salah sasaran.
3. Pemilihan vendor yang tepat.
4. Hubungan yang baik antara vendor dan perusahaan tidak saja pada saat
proyek pengembangan tetapi juga untuk selanjutnya, hal ini berkaitan
dengan maintanance sistem informasinya.
5. Kontrak kerja antara vendor dan perusahaan yang terstruktur, sehingga
jelas pembagian antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
masing-masing pihak.
6. Keterbukaan informasi antara vendor dan perusahaan, terutama dalam hal
perencanaan sistem informasi. Misalnya perusahaan mengemukakan
kebutuhan informasi yang dibutuhkan, dan vendor melakukan disain
sistem informasi yang tepat terhadap kebutuhan tersebut.
7. Dukungan dan keterlibatan dari jajaran eksekutif perusahaan dalam
pengembangan sistem informasi.
8. Memperhatikan terhadap isu atau masalah yang berkembang pada saat
proses pembuatan SI, sehingga dalam pengembangan sistem informasi
juga dapat menyesuaikan dengan kondisi perusahaan yang berkembang.
9. Ketersediaan pendanaan yang dialokasikan khusus untuk pengembangan
sistem informasi, sehingga dapat dihindarkan terjadinya kekurangan dana
pada masa pembangunan SI.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
14
10. Menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk mengembangkan
sistem informasi perusahaan
Untuk dapat menerapkan outsourcing, diperlukan juga langkah-langkah lain yang
harus dilakukan oleh perusahaan. Langkah-langkah ini dinyatakan perlu apabila
perusahaan ingin mendapatkan perusahaan outsourcing yang baik dan tentunya
menguntungkan perusahaan.
Gambar. Langkah-langkah penerapan Outsourcing
3.2. Kasus Outsourcing Sistem Informasi pada PT.Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menggunakan sistem layanan
penumpang Passenger Services Systems (PSS) “Amadeus Altéa”. Hal ini
terungkap saat maskapai plat merah ini menggandeng Amadeus IT Group, S.A
perusahaan penyedia solusi IT tercanggih untuk dunia travel dan industri
pariwisata. Kerjasama ini merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia dalam
meningkatkan layanan bagi pengguna jasa, serta sejalan dengan pelaksanaan
program pengembangan perusahaan – Quantum Leap Program. Kerjasama ini
juga sebagai upaya persiapan Garuda untuk bergabung dengan aliansi global
“SkyTeam”. Implementasi sistem “Amadeus Altéa” di Garuda ini merupakan
salah satu langkah besar Garuda dalam program transformasi bisnis yang sedang
dilaksanakan.
Seiring dengan pengembangan armada, perluasan jaringan/rute, dan
peningkatan jumlah penumpang maka memperkuat infrastruktur IT dan
penggunaan teknologi mutakhir merupakan satu hal yang harus dilakukan Garuda.
Implementasi sistem “Amadeus Altea” ini juga sebagai upaya persiapan atas
rencana bergabungnya Garuda dengan SkyTeam.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
15
Garuda telah menjadi salah satu maskapai besar di Asia Pasifik yang
menggunakan Amadeus Altea. Sistem ini akan memungkinkan Garuda untuk
meningkatkan sistem layanan penumpangnya antara lain sistem reservasi, checkin, penanganan penumpang di bandara, serta otomatisasi dari berbagai sistem
yang ada. Sistem ini akan mendukung Garuda untuk semakin siap bergabung
dengan aliansi global SkyTeam”
Aplikasi sistem “Amadeus Altéa” ini akan menggantikan sistem reservasi
Garuda saat ini (ARGA) yang sudah digunakan sejak tahun 1990. Rencana
pelaksanaan implementasi sistem ini nantinya akan melalui beberapa fase dan
berlangsung selama 18-24 bulan. Proses ini juga akan meliputi pelatihan-pelatihan
bagi staf-staf yang akan menangani reservasi, pengintegrasian lebih dari 36
sistem, dan migrasi data untuk lebih dari 12 juta pembukuan yang ada.
Sistem Amadeus Altéa merupakan system layanan penumpang “Passenger Services Systems (PSS)”- milik Amadeus dengan sistem IT mutakhir
yang mengedepankan fleksibilitas, efisiensi dan dapat diupgrade dengan cepat dan
mudah. Sistem ini terdiri dari beberapa program yang terintegrasi secara penuh
seperti program pembukuan/reservasi (domestik maupun internasional), data
inventori, Altéa Departure Control System sistem yang digunakan dalam proses
check-in, pengaturan bagasi (weight & balance system), data ketersediaan tempat
duduk, pengaturan tempat duduk, jadwal penerbangan, hingga profil penumpang
dan frequent flyers.
Sistem ini juga merupakan platform sistem yang digunakan oleh
maskapai-maskapai penerbangan di aliansi global “Sky Team”, sehingga sistem
Garuda akan terhubung (connected) dengan maskapai penerbangan anggota
SkyTeam lainnya seperti KLM, Air France, TAROM, Air Europa, Czech Airlines,
MEA dan lain - lain.
Melalui sistem “Amadeus Altéa” ini, sesama anggota global alliance akan
dapat saling berbagi informasi/data mengenai ketersediaan tempat duduk, tarif,
pembukuan, layanan ground handling, through check-in hingga layanan frequent
flyers dari tiap-tiap maskapai
.
Gambar. PSS system ilustration
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
16
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam penyusunan dan pengembangan sistem informasi bagi perusahaan
yang tidak mampu melakukannya sendiri atau tidak memiliki SDM di bidang
sistem informasi dapat meminta kepada pihak ketiga baik dengan insourcing atau
out sourcing. Masing-masing pilihan tersebut (insourcing dan outsourcing)
memiliki kelemahan dan keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dalam memilih
alternatif tersebut harus memperhitungkan kelemahan dan keuntungan
penggunaannya bagi perusahaan agar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
tidak salah sasaran karena pekerjaan ini sangat mahal.
Untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan pendekatan outsourcing,
perusahaan harus memperhatikan 10 kunci sukses outsourcing oleh O’Brian
sebelum menentukan dan menerapkannya dalam perusahaan. Selain itu kehatihatian dalam memilih dan menentukan vendor juga merupakan salah satu faktor
yang mendorong kesuksesan pelaksanaan outsourcing. Oleh karena itu dalam
pemilihan vendor juga harus diperhatikan dengan seksama seperti memperhatikan
faktor reputasi vendorm, harga, ketentuan kontrak yang fleksibel bagi perusahaan,
kesinambungan hubungan dan kemampuan value added oleh vendor kepada
perusahaan.
Outsourcing menjadi salah satu solusi yang paling sering digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi pada suatu perusahaan karena dengan
outsourcing suatu perusahaan akan lebih fokus pada bisnis inti. Tentu saja dengan
mempertimbangkan pula keunggulan dan kelemahan serta manfaat dan resiko
yang mungkin dialami oleh perusahaan. Outsourcing dalam kasus PT.Garuda
Indonesia, akan membantu menghemat waktu, usaha, tenaga kerja dan juga akan
meningkatan pelayanan dan kepuasan pelanggan yang menikmati layanan ini.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
17
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Insourcing
http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing
http://www.tribunnews.com/bisnis/2012/04/20/amadeus-altea-layananpenumpang-terbaru-garuda-indonesia
http://gate.garuda-indonesia.com/content/about
http://dessysetyawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/penerapanoutsourcing-pada-sistem-informasi-di-indonesia/
Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep
Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi
Yogyakarta, Yogyakarta.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th
Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems,
fifteenth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
R-51SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
18
Download