MAKNA SIMBOL IKLAN LA LIGHTS INDIE MOVIE DI MAJALAH GATRA (EDISI 36) B. Bonita Prodi Hubungan Masyarakat, STIKOM ITKP Abstract Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pemaknaan simbol Iklan LA Lights Indie Movie. Sumber penelitian ini adalah Iklan LA Lights Indie Movie yang dimuat oleh Majalah GATRA Edisi 36 tahun 2009. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik kepustakaan. Penelitian ini menggunakan dibatasi hanya pada pencarian makna-makna yang bersangkutan simbolisasi yang terdapat dalam iklan yang teliti dengan teori semiotika. Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Berdasarkan analisis dari iklan cetak LA Lights tentang Indie Movie dapat disimpulkan pemaknaan simbol non verbal dan simbol verbal. Indie Movie memberikan wadah alternatif sebagai tempat yang menampung generasi muda yang tertarik untuk menekuni bidang perfilman bahkan yang nantinya ingin bekerja di dunia tersebut, maka ajang indie movie yang dibuat ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Iklan LA Lights menyatakan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui headline dan warning Health adalah dengan mengikuti kegiatan indie movie masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini bisa mendapatkan kesempatan yang berharga khususnya memperoleh kesempatan belajar tentang pembuatan indie movie. Iklan ini menghimbau, memberitahu bahkan sebenarnya membujuk kepada masyarakat khususnya generasi muda yang memiliki keinginan dan cita-cita menjadi seorang sutradara film untuk mencoba dan bergabung pada kegiatan indie movie. Kata-kata kunci: Iklan, pemaknaan, semiotika. 1. Pendahulan nilai budaya. Kesemua ini membentuk sebuah proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif. Gaya kehidupan masyarakat yang semakin konsumtif memberikan peluang kepada para produsen untuk berlomba-lomba menawarkan produknya, mereka berusaha mengerahkan seluruh keahlian, kreatifitasnya dalam membuat iklan sebagai alat komunikasinya serta menggunakan bahasa yang menarik dan menyakinkan agar dapat memikat para konsumen. Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan penandaan, jadi merupakan suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana ‘sign’ (tandatanda). Dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda, sejauh yang terkait dengan pikiran manusia seluruhnya terdiri atas tanda- 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. ”Penggunaan bahasa (kata-kata yang dipilih) mengekspresikan pilihan, sikap, kecenderungan komunikator yang dimaksudkan untuk menyalurkan pengirim maupun penerima pesan. Di dalam iklan, bahasa dipakai sebagai sarana pertukaran pesan dan menjadi alat komunikasi antara produsen dengan konsumen. Melalui gambar atau foto dan katakata atau teksnya sebuah iklan menghasilkan tanda dimana di dalamnya terkandung signifier (penanda) dan signified (petanda) yang kemudian membentuk makna denotatif yakni makna ekplisit yang hanya merupakan penyampaian informasi dan makna konotatif yang melibatkan perasaan, emosi dan nilai- 45 tanda, sehingga manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Hubungan komunikasi antara pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (reciever) yang didasarkan atas penulisan dan pembacaan pesan memperlihatkan hubungan “power” “kekuasaan” simbolik antara produsen yang memiliki modal linguistik dan konsumen yang memperoleh keuntungan simbolik tertentu. Menyadari akan adanya komunikasi antara penulis pesan –lewat iklan– dengan masyarakat pembaca, maka produsen otomotif memanfaatkan iklan sebagai tanda (sarana) untuk menawarkan produkproduknya dengan membujuk-rayu. LA Lights Indie Movie 2009 adalah LA Lights Short Story Competition. Tujuan dari diadakannya program ini adalah untuk menjaring para penulis skenario baru di Indonesia. LA Lights Short Story Competition merupakan program hasil evaluasi penyelenggaraan LA Lights Indie Movie sebelum-sebelumnya, di mana beberapa peserta masih mengalami kesulitan untuk menterjemahkan pesan yang akan disampaikan ke dalam bentuk skenario. Di dalam mempublikasikan event LA Lights Indie Movie, tentunya agency melakukan pemasangan iklan di berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik. Pada event ini, majalah GATRA menjadi media partner dari event LA LIGHTS Indie Movie. Majalah GATRA mencoba membuat iklan yang kreatif dan berbeda dengan media lain. Salah satu bentuk kreatif iklan yang dibuat oleh majalah GATRA adalah iklan berbentuk pop up. Mengapa iklan LA Lights ini dibuat dalam bentuk pop up ? Karena sesuai dengan konsep LA Lights Indie Movie yang mempunyai jiwa generasi muda yang kreatif, idealis atau bebas berekspresi. Pop Up itu sendiri pada awalnya adalah sebuah elemen kertas dalam halamanhalaman suatu majalah atau buku yang di dalamnya terdiri dari teks, ilustrasi, dan melipat, menempel, atau elemen pull-tab yang bergerak dalam halaman-halaman cerita dan mencerminkan personifikasi karakter LA Lights Indie Movie yang unik. Penggambaran atas fenomena iklan progam acara LA Lights yang hadir dalam versi iklan cetak, iklan radio dan TV. Penulis tertarik pada iklan cetak ini untuk dijadikan penelitian karena pengemasan pesan yang menarik bagi para sineas muda untuk ikut dalam pembuatan indie movie. Dasarkan pada uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul penelitian, sebagai berikut : “ Makna Simbol Iklan Cetak LA LIGHTS Indie Movie di Majalah GATRA edisi 36 Tahun 2009 (Analisis Semiotika Charles Sander Peirce).” Penelitian ini hanya dibatasi pada gambar, warna, dan teks yang terdapat pada iklan. 1.1 Pembatasan Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “ Pemaknaan Simbol dalam Tampilan Iklan LA Ligths ”. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang ada dibalik simbol dan tanda dalam visualisasi Iklan Cetak LA Lights Indie Movie di Majalah GATRA edisi 36 Tahun 2009 sebagai suatu realitas sosial yang harus diperhatikan. Penelitian ini menggunakan metode semiotika Charles Sander Peirce. 2. Tinjauan Literatur dan kerangka teori 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Everett M. Rogers dalam Effendy [2003] menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat juga media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dan lain-lain. 2.2 Makna dan Tanda dalam Komunikasi Tanda merupakan sesuatu yang berdiri atas sesuatu yang lain. Dari hubungan makna 46 tanda yang tercipta antara komunikator dan komunikan tercapailah suatu bentuk konvensi. Konvensi tentang tanda yang dimengerti bersama oleh pelaku komunikasi disebut dengan kode, Paul Cobley dan Litza Jansz (2002:12). Tanda yang kita temukan dalam iklan terdiri dari tanda-tanda verbal dan non verbal, tanda verbal mencakup bahasa yang kita kenal sedangkan tanda-tanda non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan. Karena itu jelas bahwa segala sesuatu dapat menjadi tanda. Charles Sander Peirce, seorang ahli filsafat dari Amerika, menegaskan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. sudah dipastikan bahwa tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi. Alex Sobur (2004:124) Karena tanda merupakan salah satu bentuk pesan yang dikomunikasikan kepada orang lain yang memiliki makna tersendiri untuk disampaikan. Menurut Brown makna merupakan kecenderungan total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Makna akan hadir akibat adanya suatu rangsangan dari luar diri manusia. Pesan di dalam komunikasi merupakan suatu rangsangan yang berasal dari luar. Pesan-pesan tersebut terdiri dari seperangkat tanda-tanda dan kemudian tanda tersebut ditanggapi di dalam diri manusia dan menghasilkan suatu pemaknaan yang disebut dengan interpretant. Setiap individu memiliki interpretan masing-masing dari setiap tanda, sehingga kita dapat menemukan interpretan yang berbeda-beda dari setiap tanda yang dilihat oleh manusia, artinya hubungan elemen-elemen setiap tanda dalam menciptakan makna akan membentuk rantai abadi semiosis yang berarti suatu tanda bisa memiliki makna yang banyak. tentang produk, jasa ataupun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat (Marketing Strategy, 2007: 143). 2.3 Pengertian iklan Menurut Kotler (2002 : 658) periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan merupakan penggunaan media bayaran oleh seseorang penjual untuk mengomunikasikan informasi persuasive c. Radio. Sebuah keuntungan dari periklanan radio adalah tidak seeprti surat kabar dan majalah, iklan ini berbicara kepada pendengarnya namun iklan ini kurang memiliki efek visual. 2.3.1. Tujuan Periklanan Menurut Kotler (2002 : 659) tujuan periklanan adalah sebagai berikut : a. Periklanan informative. Diadakan secara besar – besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannnya adalah untuk membentuk permintaan pertama. b. Periklanan persuasive. Periklanan persuasif penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu. c. Iklan pengingat. Iklan pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan tujuan itu adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. 2.3.2. Bentuk – bentuk Periklanan Jenis periklanan yang paling efektif tergantung pada produk dan target pasar yang dimaksudkan. Sebagian besar bentuk periklanan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Surat Kabar. Media ini sangat tepat untuk menjangkau pasar dalam geografi tertentu. Iklan surat kabar dapat disisipkan dengan cepat, yang memungkinkan perusahaan untuk mengiklankan hanya beberapa hari setelah timbulnya gagasan. b. Majalah. Sebagian besar majalah didistribusikan ke seluruh negara, produk yang diiklankan adalah produk yang didistribusikan ke seluruh negara. d. Televisi. Iklan televisi mengkombinasikan kelebihan dari media cetak (surat kabar dan majalah) dan radio. TV dapat berbicara 47 kepada penonton dan menyajikan efek visual. Iklan dapat disiarkan secara lokal maupun nasional. sosial yakni dimana media melakukan konstruksi atas pesan-pesan yang disampaikan melalui tulisan, gambar, suara maupun simbol-simbol lain melalui proses penyeleksian dan manipulasi tertentu sesuai keinginan maupun ideologi yang dimiliki oleh media yang bersangkutan. Iklan yang sering kita lihat di media massa merupakan realitas sosial di dalam masyarakat dengan merepresentasikan aspek-aspek secara tidak jujur seperti yang dikemukakan oleh Marchand bahwa iklan merupakan sebuah cerminan masyarakat “a mirror on the wall” yang lebih menampilkan yang halus dan bersifat terapetik dari pada menampilkan refleksi-refleksi realitas sosial. Ratna Noviani, (2002 : 53). e. Internet. Internet telah menjadi salah satu yang popular bagi perusahaan untuk mengiklankan produk-produk mereka. Banyak perusahaan mengunakan situs mereka sendiri untuk mengiklankan produk-produk mereka ataupun pada situs lainnya yang umumnya dilihat para konsumen. f. Surat. Periklanan melalui surat sering digunakan oleh perusahaan jasa setempat, seperti broker perusahan, perusahaan perbaikan perumahan dan perusahaan jasa pemotongan rumput. Jika perusahaan merencanakan untuk mengiklankan melalui surat harus terlebih dahulu memiliki daftar alamat yang sesuai dengan target pasarnya. 2.5. Iklan Cetak Iklan cetak merupakan bentuk komunikasi periklanan yang menggunakan media cetak sebagai media penyampaian pesan. William Arens mengemukakan bahwa iklan cetak adalah setiap iklan yang diterbitkan dalam media cetak yang menjual ruang iklan kepada berbagai pengiklan. Yang dimaksud dari media cetak adalah media massa misalnya: surat kabar, majalah, tabloid. Berdasarkan media cetak inilah iklan disesuaikan dengan ruangan yang tersedia oleh media yang bersangkutan. Pada media cetak penggunaan ruang iklan bergantung pada beberapa faktor misalnya: millimeter perkolom, perbaris, perhalaman, berwarna atau hitam putih, display atau biasa, bisnis atau keluarga, dan iklan layanan masyarakat. Alo liliweri, (1992 : 42). g. Telemarketing. Menggunakan telepon untuk mempromosikan atau menjual produk. Banyak perusahaan surat kabar setempat menggunakan telemarketing untuk menarik pelanggan baru. h. Periklanan Luar Ruangan. Ditunjukkan pada billboard atau papan tanda. Periklanan seperti ini umumnya sangat besar, karena konsumennya tidak mungkin akan berhenti melihatnya dari dekat. i. Periklanan Transportasi. Periklanan sering dipamerkan pada alat transportasi seperti bus dan di atap taksi. Iklan ini umumnya mencoba memberi efek visual yang kuat yang dapat dikenal oleh konsumen ketika kendaraan berjalan. 2.5. Simbol dan Tanda dalam Iklan 2.5.1 Tanda dan makna Penggunaan tanda merupakan unsur dasar dari semiotika dan komunikasi dimana segala sesuatu yang mengandung makna, yang mempunyai dua unsur yaitu penanda (bentuk) dan petanda (makna). Pada dasarnya model makna memiliki bentuk yang secara luas mirip. Masing-masing memperhatikan tiga unsur yang harus ada dalam setiap studi tentang makna. Ketiga unsur itu tersebut adalah (1) tanda, (2) acuan tanda, dan (3) penggunaan tanda. j. Periklanan Khusus. Bentuk lain dari periklanan non media juga memungkinkan seperti melalui T-shirt, topi dan sticker bemper. 2.4. Konstruksi Realitas dalam Iklan Proses konsruksi realitas prinsipnya merupakan upaya dalam mencerminkan sebuah peristiwa keadaan atau benda, Ibnu Hamad (2004 : 11). Sehingga isi media merupakan suatu bentuk konstruksi realitas 48 3. Metodologi Penelitian 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika. Kajian mengenai semiotika dapat dikaji melalui beberapa pendekatan, salah satunya melalui pendekatan teori tentang tanda. yaitu semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sander Peirce. Pierce menyebut ilmu yang dibangunnya sebagai semiotika (semiotics). Baginya Peirce penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda artinya manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. dalam pikirannya logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda. Analisis semiotika yang dilakukan oleh Peirce yaitu semiotika analitik yang menganalisis sistem tanda, menyatakan bahwa semiotika berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. Dengan teori Pierce, tanda-tanda dalam semiotika dapat dilihat dari jenis yang digolongkan dalam hubungan triadik, karena mencakup tiga unsur secara bersama, yakni tanda (sign/representamen), objek (object) dan interpretan (makna yang dilihat oleh manusia dari tanda dan objek) yang biasa disebut dengan tahap trikotomi. Tanda adalah sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsikan indra kita, tanda yang mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. tanda (sign) adalah basis atau dasar dari seluruh komunikasi, pernyataan ini berasal dari pakar komunikasi Littlejohn yang terkenal dengan bukunya Theories On Human Behavior (1996) menurutnya manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dari banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini. menurut Littlejohn tanda (sign) merupakan basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. 2.6. Semiotika dan Komunikasi Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan yang memperlihatkan pengaruh yang semakin kuat dan luas, signifikasi semiotika tidak hanya saja sebagai metode kajian (decoding), akan tetapi juga sebagai metoda penciptaan (encoding). Sebagai metode kajian, semiotika memperlihatkan kekuatannya di dalam berbagai bidang, seperti antropologi, sosiologi, politik, kajian keagamaan, media studies, dan cultural studies. Berdasarkan pada perkembangan paradigma baru, penggunaan semiotika sebagai sebuah metode dalam penelitian desain, bahwa desain merupakan objek penelitian tidak saja mengandung di dalamnya berbagai aspek fungsi utilitas, teknis, produksi, dan ekonomis, akan tetapi juga aspek komunikasi dan informasi yang di dalamnya desain berfungsi sebagai medium komunikasi. Di dalam bidang desain penggunaan semiotika digunakan sebagai sebuah paradigma baik dalam pembacaan (reading) maupun penciptaan (creating). Untuk melihat objek-objek desain dijadikan sebagai sebuah fenomena bahasa, yang di dalamnya terdapat tanda (sign), pesan yang ingin disampaikan (message), aturan atau kode yang mengatur (code), serta orang yang terlibat di dalamnya sebagai subjek (audience, reader, user). 3.2 Unit Analisis Penelitian ini mengambil unit analisa berupa gambar, warna dan tulisan yang ada pada keseluruhan gambar, yang akan dianalisa secara terpisah dan dilihat pula makna yang muncul dibalik gambar iklan cetak LA LIGHTS Indie Movie di Majalah GATRA edisi 36 Tahun 2009. Pemaknaan setiap simbol atau gambar yang ada didasarkan pada pengetahuan pada latar belakang ilmu periklanan yang dimiliki penulis dan juga didukung informasi yang 49 didapat dari sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Berikut unit analisis yang akan diteliti: Non verbal: Artis-artis yang menjadi pendamping sutradara Indie Movie, ekspresi wajah artis-artis, latar belakang visual (alat pendukung sutradara ) (yang terdiri dari papan klip, kapur dan toa). Verbal: Teks slogan, headline, logo LA Lights Indie Movie, dan warning health. Data dalam penelitian ini didapat dari dokumen resmi eksternal yaitu berupa Iklan Cetak LA LIGHTS Indie Movie di Majalah GATRA edisi 36 Tahun 2009. Menurut Lexy J Moleong, Dokumen resmi eksternal adalah dokumen yang berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan melalui media massa. Dikatakan bersifat eksternal karena dipublikasikan kepada masyarakat. 3.3. Teknik Analisis Wawancara mendalam yang dilakukan penulis kepada pihak LA Lights Indie Movie yaitu untuk mengetahui sejauh mana peran Indie Movie sebagai wadah sineas muda di dunia perfilman. Dan dokumentasi yang diperoleh penulis berasal dari buku-buku dan internet mengenai Indie Movie. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan pisau analisis semiotika Peirce untuk membedah penelitian ini. Model tripologi yang digunakan dalam analisis Peirce terdapat tanda, objek, dan interpretan yang memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk membentuk makna dibalik gambar iklan tersebut. Kekuatan dari analisis Peirce terletak pada penggabungan antara tanda dalam gambar dengan objek, yang nantinya akan menghasilkan interpretasi dari manusia yang melihat gambar tersebut. Walaupun hasil dari penelitian ini bersifat subjektif namun akan tetapi dalam proses memperoleh interpretasi tetap menggunakan objektivitas berdasarkan fakta-fakta yang ada dari sumber informasi yang relevan. 3.6. Alur Pikir Penelitian Untuk mempermudah menganalisis, peneliti membuat alur pikir penelitian mulai dari melihat, menganalisis dan proses interpretasi gambar iklan LA Lights Indie Movie. Penelitian diawali dari melihat keseluruhan gambar iklan LA Lights Indie Movie yang di dalamnya terdapat elemenelemen penanda yaitu peralatan sutradara, ekspresi wajah artis-artis, latar belakang visual (peralatan sutradara) yang terdiri dari papan klip dan toa, teks pada iklan slogan, headline, logo LA Lights Indie Movie dan Warning Health. Pemaknaan tanda iklan dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga Pemaknaan yaitu dari segi kualitas tanda, fakta nyata dan konvensi atau peraturan yang diinterpretasi melalui sign (qualisign, sinsign, legisign), object (ikon, indeks, argument) dan interpretant (rheme, dicsign, argument). 4. Analisis Penelitian ini bertujuaan untuk menganalisis gambar dibalik tanda-tanda atau simbol dalam sebuah gambar iklan LA Lights Indie Movie, iklan ini merupakan iklan cetak perusahaan rokok Djarum salah satu perusahaan di Indonesia yang peduli dengan perkembangan dan kreatifitas generasi muda khususnya di bidang seni dan budaya. Iklan ini dibuat oleh LA Lights disebabkan karena semakin maraknya generasi muda yang memiliki jiwa kreatif, idealis ingin mempelajari cara bekerja dalam membuat sebuah film. Iklan ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada anak muda yang memiliki bakat dan impian untuk belajar menggarap sebuah film sekaligus menjadi sutradaranya tanpa menghilangkan kreatifitas. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, kerena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi non partisipasi, merupakan pengamatan yang penelitinya tidak berperan serta atau tidak ikut ambil bagian dalam kehidupan observasi dan bersifat alamiah. 3.5. Sumber Data 50 4.2. Identifikasi Dan Klasifikasi Tanda Iklan Cetak LA Lights Indie Movie Identifikasi dan klasifikasi tanda yang terbentuk dari tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi sign (qualisign, sinsign, legisign), object (Ikon, index, symbol) dan interpretant (rheme, dicisign dan argument) yang sesuai dengan gambar iklan cetak LA Lights Indie Movie. 4.3 Pembahasan Dalam menciptakan iklan baik komersial ataupun iklan layanan masyarakat terdapat unsur-unsur visual yang mempunyai fungsi dan berkaitan erat dengan konsep utama iklan. Pembentukan pesan yang mudah dimengerti dan memiliki daya tarik tersendiri. Kumpulan ide sebagai satu kesatuan dalam konsep yang terdiri dari kombinasi kata-kata, gambar, warna dan layout sebagai unsur visual yang dituangkan dalam iklan. Kata-kata (verbal) yang berupa headline dan subhead merupakan ide dasar dari iklan dan gambar visual merupakan cerminan atau bentuk visualisasi dari kata-kata, sehingga menjadi satu dan terangkai dalam bentuk tampilan visual gambar iklan yang menarik. Analisis tanda atas symbol-symbol yang terdapat pada iklan cetak LA Lights Indie Movie di atas setelah melakukan indentifikasi dan klasifikasi tanda yang berdasarkan sign (qualisign, sinsign, legisign), object (Ikon, index, symbol), dan interpretant (rheme, dicisign, argument). Dari iklan tersebut dapat dilihat tanda-tanda yang dituangkan dalam bentuk visualisasi iklan yang syarat akan makna. Elemen-elemen tanda yang dianalisis dalam iklan LA Lights Indie Movie terdiri dari clapboard, kapur putih, potongan film negative, ekspresi wajah artis-artis, latar belakang visual (kamar), slogan, headline, logo dan warning health. 4.1. Makna Tanda Dalam Iklan LA Lights Di bawah ini merupakan tabel makna tanda-tanda secara umum yang ada pada gambar iklan Indie Movie LA Lights di media cetak 51 Foto-foto artis yang dibingkai oleh potongan film negative yang tersusun tidak beraturan dalam visualisasi iklan LA Lights Indie Movie tersebut menggambarkan kebahagian yang diraih mereka karena kegiatan yang dilakukan selama ini. Salah satunya adalah kegiatan pembuatan film pendek atau yang biasa disebut indie movie Susunan foto dalam bingkai dan nama artis-artis yang berantakan tapi enak untuk dilihat menunjukkan makna kebebasan yang melekat dengan jiwa generasi muda dan indie movie. Penggunaan peralatan pendukung pembuatan film seperti clapboard, horn speaker, dan kapur putih sebagai tanda keseriusan pembuatan kegiatan ini untuk menjadi wadah generasi muda yang sangat tertarik membuat indie movie bahkan tertarik bekerja di dunia entertaintment. Latar belakang visual dengan setting clapboard dalam iklan merupakan bentuk pesan yang ingin disampaikan oleh LA Lights bahwa menjadi sutradara dalam indie movie adalah sesuatu yang menarik dan bisa menjadi media pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka. Pesan yang ingin disampaikan melalui headline dari LA Lights Indie pada gambar iklan LA Lights Indie Movie dengan menggunakan warna merah dan hitam dengan latar berwarna putih menunjukkan penonjolan kegiatan yang dibuat oleh LA Lights yaitu mendukung kegiatan pembuatan film independent. Tanda argument nomor 4, warning Health dengan teks “ Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin. Meskipun iklan ini adalah iklan kegiatan pencarian generasi muda yang menginginkan terlibat membuat indie movie seperti yang dilakukan oleh arti-artis yang ada di dalam iklan ini, tapi tidak melupakan kewajibannya sebagai perusahaan rokok. Diantara kewajiban yang telah lakukannya adalah memuat warning health pada iklan ini. Ini memiliki pesan penting bahwa selain menggelar sekaligus mendukung ajang kreatifitas bagi generasi muda seperti Indie Movie, LA Lights juga taat terhadap regulasi yang ada. Penulis juga mengartikan bahwa dari pesan iklan pada warning Health menunjukan bahwa LA Light juga peduli akan kesehatan masyarakat. Perusahaan rokok juga ternyata memiliki peran penting bagi kesehatan masyarakat. Diantaranya dengan memberikan warning health disetiap iklan yang dibuatnya. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dari iklan cetak LA Lights tentang Indie Movie dapat disimpulkan pemaknaan simbol non verbal dan simbol verbal. Indie Movie memberikan wadah alternatif sebagai tempat yang menampung generasi muda yang tertarik untuk menekuni bidang perfilman bahkan yang nantinya ingin bekerja di dunia tersebut, maka ajang indie movie yang dibuat ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Indie movie yang identik dengan kebebasan, kreatif ditunjukan dalam Iklan LA Lights lewat penataan berbagai peralatan film yang terlihat berantakan selain itu juga frame foto artis yang menggunakan potongan film negatif juga sama dibuat berantakan juga adalah penafsiran dari kebebasan dan kreatifitas tersebut. Tampak analisis yang pertama diketahui berdasarkan kualitas yang terdapat pada iklan cetak dengan bentuk yang unik, menarik dan memiliki daya tarik dan beberapa warna yang sesuai dengan karakter film. Iklan LA Ligths Indie Movie terlihat berekspresi bebas, kreatif dan berani tampil beda. Analisis yang kedua dilihat berdasarkan fakta nyata yang terdapat pada iklan cetak pop up ini dengan adanya sosok puluhan artis yang menunjukan ekspresi senang, ceria dan gembira yang menunjukkan bahwa mereka sangat menikmati segala kegiatan yang dilakukannya termasuk diantaranya adalah membuat indie Kecerian ini juga mempunyai makna untuk mengajak masyarakat supaya merasakan kecerian tersebut dengan mengikuti kegiatan indie movie tersebut. Analisis yang ketiga dilihat berdasarkan konvensi dan peraturan yang terdapat pada 52 iklan LA Lights menyatakan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui headline dan warning Health adalah dengan mengikuti kegiatan indie movie masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini bisa mendapatkan kesempatan yang berharga khususnya memperoleh kesempatan belajar tentang pembuatan indie movie. Langkah bergabung dengan pembuatan indie movie ini diharapkan sebagai langkah awal untuk mengikuti jejak kesuksesan para artis yang Belch, E. George and Belch, A Michael, 2001. Advertising and Promotion. An Integrated Marketing Communication Perspective, 5th Edition, International Edition, USA, New York, Bungin, Burhan, 2003. Penelitian Kualitatif, Rajagrafindo Persada. Analisis Data Jakarta, PT Cobley, Paul dan Lisa Jansz, 2002. Mengenal Semiotika Beginner, Bandung, PT Mizan. Effendy, Onong Uchjana, , 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya terlibat pada kegiatan indie movie tanpa harus khawatir kehilangan jiwa idealis dan kreatifnya. Iklan ini merupakan upaya persuasif yang disampaikan oleh LA Ligths yang menghimbau, memberitahu bahkan sebenarnya membujuk kepada masyarakat khususnya generasi muda yang memiliki keinginan dan cita-cita menjadi seorang sutradara film untuk mencoba dan bergabung pada kegiatan indie movie. Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya, Fiske, John, 2004.. Sebuah Pengantar Paling Komprehensif , Bandung, Jalansutra. Hamad, Ibnu, 2004. Kontruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Jakarta, Jefkins, Frank, 2006. Periklanan. Bisnis E+R(terjemahan)Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta. 5.2 Saran a. Untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti diharapkan terlebih dahulu membuat struktur dari objek yang akan diteliti agar peneliti mudah untuk melakukan interpretasi. b. Dalam membuat iklan persuasif, pesan yang disampaikan tidak hanya berupa informasi yang bersifat persuasif saja tetapi iklan tersebut dapat memberikan pandangan yang positif kepada masyarakat. Pesan juga disampaikan dengan lebih kreatif karena iklan kreatif itu memiliki daya tarik yang tinggi. Lwin, May and Aitchison, Jim, 2005. Clueless In Advertising, PT. Bhuana Ilmu Populer. Kelompok Gramedia, Jakarta, Madjadikara, Agus S., 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Bimbingan Praktis Penulisan Naskah Iklan (Copywriting), PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Mulyana, Deddy, MA, Phd., 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya, Noviani, Ratna, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Daftar Pustaka Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta, LkiS. Amir, Piliang Yasraf, 2003. Hipersemotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta, Jalasutra Rakhmat, Jalaluddin, 2000. Komunikasi, Bandung, Rosdakarya, Akbar, Husaini dan Setiadi, Purnomo, 1995. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 53 Psikologi Remaja Rakhmat, Jalaluddin, 2001. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, Riyanto, Yatim, 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara. Sadikin Dan Basrowi, 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendikia. Sobur, Alex, 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung, Remaja Rosdakarya, Sobur, Alex, 2001. Analisis Teks Media, Bandung Remaja Rosdakarta, Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2002. Pengantar Komunikasi, Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Sugiono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, CV Alfabeta. Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, Tinarbuko, Sumbo, 2008. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta, Jalasutra. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor, PT Ghalia Indonesia. Warsito, Hermawan, 1995. Pengantar Metode Penelitian, PT. Gramedia Pustaka Utama & APTIK, Jakarta, Widjaja, H. A. W, 2000. Ilmu Komunikasi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Widyatama, Rendra, 2007. Pengantar Periklanan, Yogyakarta, Pustaka Wijaya, Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke3, Balai Pustaka, Jakarta, 54