PENCEGAHAN DISLIPIDIMIA DAN PENINGKATAN KEBUGARAN TUBUH PADA REMAJA PUTERI DAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI SENAM AEROBIK DI KOTA SEMARANG Siti Baitul Mukarromah, Said Junaidi, Soegiyanto Ks, Sugiarto Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Abstract. The increase of total cholesterol and LDL cholesterol level is the major high-risk cause of coronary heart disease. Diclipidemia is a particular term used on the normal condition or level which is indicated by the increase of cholesterol and HDL cholesterol found in human blood. Such aerobic physical activities was assumed to prevent disciplidemia, thus it can decrease such high-risk factors. This community service agency activities aim to: 1). Giving the scientific knowledge of diciplidemia issue and aerobic exercise for the sake of health related to various body mechanism and particular effect upon aerobic exercising towards the body fitness of girl teenagers and housewives. 2). Giving the skills to the community of various aerobic exercises that can be carried out daily to maintain our health. The strategic target of this community service activities were Girl teenagers and housewives. Generally, the application of this activities was sucessfully work on the target, girl teenagers and housewives. This success included theory and practice material, based on the observation sheet and test on move capability (skill) test. This activity was expected to increase the score of participant’s pre-test of 45% in accomplishing the problems in the level of group and effort to practice their knowledge and skill in daily life. Based on the result of the activities, it is expected that aerobic exercise can be performed by girl teenagers and housewives daily as the effort of preventing the diclipidemia and improve body fitness. Abstrak. Tingginya kadar kolesterol total dan kolesterol LDL merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) yang utama. Dislipidemia merupakan suatu istilah yang digunakan terhadap keadaan atau kadar normal yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan penurunan kadar HDL dalam darah seseorang. Aktivitas fisik yang bersifat aerobik ditengarai mampu mencegah dislipidemia, sehingga menurunkan faktor resiko tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : 1). Memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang masalah dislipidemia dan senam aerobik untuk kesehatan yang menyangkut berbagai mekanisme dalam tubuh dan efek yang ditimbulkan setelah melakukan senam aerobik terhadap kebugaran tubuh pada remaja puteri dan ibu rumah tangga. 2). Memberikan ketrampilan kepada masyarakat tentang berbagai bentuk senam aerobik yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk kesehatan. Khalayak sasaran yang strategis untuk dilibatkan dalam kegiatan pengabian ini adalah Remaja puteri dan ibu rumah tangga. Secara umum pelaksanaan kegiatan pembinaan remaja puteri dan ibu rumah tangga dengan senam aerobik ini berhasil dan berjalan dengan baik. Keberhasilan ini meliputi materi teori dan praktik, berdasarkan hasil penilaian melalui lembar observasi dan penilaian kemampuan gerak (ketrampilan). Setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian, di dapatkan hasil adanya peningkatan nilai pre-test dari peserta sebesar 45% dalam menyelesaikan masalah pada tingkat kelompok serta usaha untuk mempraktikkan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan senam aerobik dapat dilakukan oleh remaja puteri dan ibu rumah tangga dalam kegiatan sehari-hari sebagai upaya pencegahan dislipidemia dan meningkatkan kebugaran tubuh. Kata Kunci : Senam Aerobik, Kolesterol,Dislipidemia PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan salah satu penyebab kematian penduduk di negara berkembang, termasuk di Indonesia (Sulistiyani.2006). Di Indonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1972 menunjukkan PKV menduduki urutan ke-l1, 1986 menduduki urutan ke-3, dan SKRT 1992 merupakan penyebab kematian peRTama untuk usia di atas 40 tahun (Anwar TB.2004). Proporsi penderita penyakit kardiovaskuler yang dirawat di rumah sakit dari tahun 1990-1995 meningkat dari 2,1% menjadi 3,8%. Salah satu penyakit kardiovaskuler adalah penyakit jantung koroner. PJK erat kaitannya dengan aterosklerosis, karena 99% penyebab utamanya adalah aterosklerosis. Penyebab kelainan pembuluh darah jantung yang mengakibatkan PJK adalah dislipidemia atau peningkatan kadar trigliserida darah dan penurunan kadar high density lipoprotein (HDL) darah (DalimaRTha.1999, Jeyamalar.1994). Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko PJK. Untuk menghindari atau mengurangi faktor risiko tersebut dianjurkan untuk mengendalikan kadar lemak dalam darah agar selalu dalam keadaan normal. Lemak yang terdapat dalam tubuh dan makanan adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Dalam hati, kolesterol dan trigliserida bergabung dengan protein tertentu membentuk lemak HDL dan LDL (Crouse SF.1997). Lemak pun sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan hormon dan pemeliharaan jaringan saraf. Namun, bila kadar lemak dalam tubuh begitu tinggi maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pembuluh darah (Jeyamalar .1994, Marks DB.2000) Di Amerika serikat lebih banyak wanita meninggal karena penyakit jantung dibandingkan karena kanker. Penyakit jantung ini lebih berisiko bagi wanita yang telah mengalami menopause (William MH.2005). Pada saat menopause, hormon estrogen menurun tajam dan peluang menderita penyakit jantung semakin meningkat. Mekanisme estrogen dalam melindungi jantung adalah karena efek proteksi yang ditimbulkannya. Estrogen akan meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan kolesterol LDL. Kolesterol LDL ini akan menimbulkan plak di dalam darah tetapi kehadiran HDL yang tinggi berperan sebagai proteksi terhadap plak-plak yang mulai menempel di dalam darah. Oleh karena itu berbagai upaya untuk meningkatkan HDL harus dilakukan secara tepat sehingga dapat menekan resiko munculnya penyakit jantung koroner (Crouse SF.1997, Brooks GA.1997). Wanita memiliki prosentase lemak lebih banyak dari pada pria, dan beberapa penulis surat kabar popular melaporkan, pada pelari wanita bisa menggunakan lemak tubuh secara efisien dan efektif dalam perlombaan marathon, secara teoritis lemak dan aktivitas yang maksimal akan mengaktifkan enzim untuk metabolisme lemak yang lebih tinggi pada wanita (William MH.2005). Metabolisme substrat pada wanita terlatih dengan intensitas 25%, 65% dan 85% dari VO2 max, ternyata dapat meningkatkan oksidasi karbohidrat sesuai dengan intensitas latihan. Tingkat oksidasi lemak paling tinggi adalah selama latihan dengan intensitas 65%-75% dari VO2 max. Wanita mengoksidasi lemak lebih efesien dibandingkan pria, walaupun pada wanita oksidasi karbohidrat lebih sedikit sedikit dibandingkan pria (William MH.2005). Remaja puteri, terutama ibu rumah tangga dalam melakukan pekerjaan rumah dengan waktu yang tidak tentu. Pekerjaan wanita pada umumnya mulai pagi hari sampai malam hari atau dari beranjak tidur sampai kembali tidur, tanpa mengenal waktu. Tidak jarang pula wanita sebagai pekerja rumah yang tidak mengenal lelah dari memasak, bersih-bersih dan mengurus anak semua dikerjakan sendiri. Karena pekerjaannya itu wanita tidak mempunyai waktu untuk melakukan latihan olahraga sehingga mudah mengalami gangguan kesehatan serta kebugaran tubuh sering mengalami penurunan. Bagaimanakah pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh pada remaja puteri dan ibu rumah tangga melalui senam aerobik ? Senam Aerobik Senam aerobik merupakan suatu bentuk proses kegiatan fisik yang ritmis dilakukan secara terus menerus dengan memadukan beberapa gerakan yang bertujuan untuk menguatkan jantung, peredaran darah, otot dan membakar lemak sehingga tubuh memerlukan oksigen yang lebih banyak dan denyut nadi meningkat. Istilah senam aerobik sering dikatakan sebagai latihan olahraga yang bertujuan untuk mencapai kesegaran kardiorespiratori atau kesegaran aerobik. Kesegaran kardiorespiratori adalah kemampuan melepaskan energi metabolisme yang ditunjukkan dengan kemampuan kerja fisiologis tubuh untuk menghasilkan efisiensi dari pembuluh darah, jantung dan paru dalam periode waktu lama (Richard T.1993). Kesegaran aerobik biasanya diukur dengan istilah VO2 max (mililiter per menit), yakni angka terbesar dimana oksigen dapat dikonsumsi selama latihan maksimal. VO2 max menggambarkan kemampuan otot untuk mengkonsumsi oksigen dalam metabolisme yang dikombinasikan dengan kemampuan sistem kardiovaskuler dan respirasi untuk menghantarkan oksigen (Nieman D.2001). Secara fisiologis senam aerobik yang dilakukan secara teratur dan terukur bertujuan untuk memperbaiki sistem dan fungsi organ agar dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam penggunaan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada waktu latihan. Pada saat melakukan senam aerobik sistem oksigen merupakan sumber energi pre-dominant. Latihan ini sangat memacu atau merangsang kerja jantung, pembuluh darah dan paru. Jantung memompa darah lebih kuat, lebih banyak dan volume darah secara keseluruhan meningkat (Bouchard.1990). Dalam pelaksanaan senam aerobik harus berpedoman kepada dosis latihan yang disesuaikan dengan tujuan latihan. Dosis latihan selalu terkait dengan intensitas, repetisi, frekuensi, dan durasi latihan. Intensitas latihan diartikan sebagai besarnya beban yang harus dilakukan selama latihan dengan indikator peningkatan denyut jantung tiap menitnya atau disebut heart rate latihan (Pyke FS.1991). Repetisi latihan adalah jumlah ulangan dalam setiap set. Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan dilakukan perminggu, dan lama latihan adalah berapa bulan atau berapa minggu program latihan dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali latihan (Richard T.1993, Debra GT.1992). penggunaan sarana latihan dan yag lebih penting lagi adalah takaran atau dosis latihan yang dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensitas and Time). 1). Frekuensi adalah banyaknya unit latihan perminggu Untuk mendapatkan hasil yang optimal lakukan aktivits aerobik anda 3-5 kali perminggu (lebih baik 2 hari sekali). Jika ingin berlatih lebih banyak usahakan agar dapat beristirahat paling sedikit satu hari setiap minggu untuk mencegah terjadinya cedera karena latihan berlebihan.2). Intensitas adalah kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan. Besarnya tergantung pada jenis dan tujuan latihan, latihan sebaiknya dilakukan antara 70-85% dari denyut jantung maksimal,untuk pemula dengan kesehatan baik 70% dari denyut jantung maksimal sangatlah menyenangkan. Antara 70-85% dari denyut jantung maksimal adalah memasuki zona latihan (Target Zone/Training Zone). 3).Time adalah durasi yang diperlukan setiap kali berlatih atau lamanya latihan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit. Rahasia dari senam Didalam tubuh kita terdapat banyak situasi dimana terjadi ketidakseimbangan metabolik khususnya jaringan-jaringan lemak. Ini dapat dicegah antara lain dengan melakukan senam aerobik. Dengan senam aerobik ini timbullah efek fisiologis, mekanis dan psikologis yang mendatangkan keadaan relaksasi, kurangnya rasa sakit, berkurangnya beberapa jenis edema serta bertambanhnya ROM (ring of motion), meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesehatan sistem kardiovaskuler, meningkatkan kesehatan sistem saraf, otot dan tulang dan meningkatkan daya tarik. Senam juga bisa mengurangi lemak ditubuh. Bagi wanita senam bukanlah untuk otot, tapi untuk menjaga tubuh dari kegemukan dan kekendoran, beberapa manfaat dari melakukan senam adalah sebagai berikut : 1). Untuk menarik dan melembutkan tubuh.2). Membentuk tubuh secara keseluruhan.3). Meningkatkan kekuatan otot dan keefisienan jantung dan pembuluh darah.4). Meningkatkan kekuatan muscular.5). Meningkatkan kefleksibelan muscular (otot-otot besar). Takaran Latihan Senam Aerobik Keberhasilan mencapai kebugaran sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi: tujuan latihan, pemilihan model latihan, Dislipidemia Dislipidemia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan keadaan /situasi komposisi lipid darah dalam hitungan/satuan cc (mg/dl) terhadap keadaan atau kadar normal yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan penurunan kadar HDL dalam darah seseorang. Kolesterol terutama di sintesis di hati dan usus halus di dalam sitoplas-ma dan mikrosom melalui 3 tahap (David,1987) yaitu : tahap 1- pembentukan mevalonat dari asetil Ko-A, tahap 2- pembentukan squalen dari mevalonat, dan tahap ke 3pembentuk-an kolesterol dari squalen. Transport kolesterol dilaksanakan melalui 2 sistem dasar transpor kolesterol, yang meliputi, pertama transpor kolesterol eksogen dan kedua adalah transport endogen. Transport eksogen dimulai dari pengangkutan lemak dalam makanan pasca pencernaan akan diabsorbsi dalam usus halus dan ditranspor dalam bentuk kilomikron yang terutama mengandung TG dan sejumlah kecil ester kolesterol. Apolipoprotein utama dari kilomikron adalah ApoB48. Setelah kilomikron masuk kedalam sirkulasi darah, selanjutnya akan menangkap Apo-E dan Apo-CII merupakan kofaktor dari lipoprotein lipase (LPL, ensim yang menghidrolisis TG menjadi asam lemak+gliserol), akibatnya kadar TG menurun sehingga kilomikron mengecil secara progresif menjadi remnant- chylomicron (kilomikron-remnant) yang lebih banyak mengandung ester-kolesterol. Selanjutnya kilomikron-remnant akan masuk ke hati melalui reseptor kilomikron-remnant yang difasilitasi oleh Apo-E yang mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor kilomikron-remnant ,sistem kedua adalah transpor kolesterol endogen, dimana VLDL disekresi oleh hati ke sirkulasi darah, kaya akan TG dan mengandung Apo-B100, Apo-E dan Apo-Cs. Di dinding kapiler sel otot dan jaringan lemak VLDL ini akan mengalami lipolisis oleh lipoprotein lipase, akibatnya akan terbentuk partikel VLDL-remnant yang kaya akan esterkolesterol, sedangkan TG dan Apo-E menurun. Selanjutnya VLDL-remnant dan reseptor LDL, sebagian VLDL-remnant akan di hidrolisis oleh hepatic lipase (HL) dan terbentuklah LDL, melalui proses endocytosis diambil oleh hati dan jaringan perifer melalui peran reseptor LDL, sedangkan sisa LDL akan diabsorbsi oleh jaringan melalui reseptor lain (reseptor non-LDL), yaitu scavenger-receptor (reseptor pemberantas).(Crouse SF.1997) Partikel HDL disintesis dihati dan usus halus, dalam bentuk diskoid yang belum mengandung TG didalam intinya, partikel ini disebut nascent-HDL yang terdiri dari dua lapis fosfolipid, apolipoprotein dan beberapa kolesterol yang belum teresterifikasi. Setelah masuk dalam plasma, partikel HDL akan masuk ruang intersisial dan mengikat permukaan fibroblas, sel endotel, sel otot polos dan makrofag .Selanjutnya HDL akan mengambil kolesterol bebas dari sel ini, kemudian akan mengalami esterifikasi yang memerlukan peran dari enzim Lechitin-Cholesterol-AcylTransferase (LCAT) dan membawanya pada inti HDL. Akumulasi terus menerus dari esterkolesterol ini akan mengubah bentuk HDL yang semula diskoid menjadi sferis yang makin lama makin besar. Selanjutnya sebagian besar esterkolesterol ini ditransfer ke kilomikron dan VLDL oleh Cholesterol-Ester-Transfer-Protein (CETP). (Marks DB.2000). Senam Aerobik sebagai Latihan Fisik dan Dislipidemia. Latihan senam aerobik dengan formula program latihan yang memadai lengkap dengan komposisi durasi, frekuensi, intansitas dan timing latihan merupakan salah satu modulasi nonfarmakologis dalam pengelolaan gangguan lipid darah (dislipidemia). Latihan senam aerobik sebagai latihan fisik yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan dapat mengembalikan keadaan yang menyimpang menjadi normal kembali. Pengaruh latihan fisik pada kesegaran jasmani maupun ketahanan tubuh dapat positif, negatif atau tidak berpengaruh, sangat tergantung dari intensitas, durasi dan frekuensi latihannya. (Jeyaamalar, 1994). Program latihan fisik yang benar harus direncanakan secara matang dengan memperhatikan sistem energi kimia (adenosin triphosphate, ATP) yang digunakan. Menurut Fox (1993) pembentukan ATP terjadi melalui tiga sistem : 1) Sistem ATP-PC (phosphagen system), 2) Sistem glikolisis anaerobik (Lactic acid system) dan 3) sistem aerobik (aerobic system). Dari sudut pandang ilmu kepelatihan (choaching) senam aerobik merupakan kelompok latihan aerobik yang menggunakan sistem aerobik sebagai sistem energi utama. Secara umum pengertian latihan aerobik adalah program olahraga yang berlangsung lama dengan intensitas yang rendah. Latihan aerobik merupakan istilah yang digunakan atas dasar sistem energi utama (predominan energy system) yang dipakai oleh aktivitas fisik tertentu (Fox, 1993). Hal ini juga berkaitan erat dengan aktivitas atau latihan yang dilakukan dengan adanya oksigen, yaitu adanya kemampuan pada yang bersangkutan untuk menggunakan oksigen yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pada waktu latihan olahraga (Shangold and Mirkin, 1988). Pada latihan senam aerobik, sistem oksigen merupakan sumber energi pre-dominan. Latihan ini merangsang kerja jantung, pembuluh darah dan paru. Jantung akan menjadi lebih kuat memompa darah dan lebih banyak dengan denyut yang makin berkurang. Persediaaan darah yang disalurkan keseluruh jaringan tubuh bertambah dan volume secara keseluruhan meningkat. Sedangkan paru memproses udara lebih banyak dengan usaha yang lebih kecil (Fox, 1993). Pada manusia latihan fisik aerobik dapat dibedakan berdasarkan durasi latihan (bagian penting dalam penyusunan program latihan) yang merupakan komposisi lamanya latihan serta cara pelaksanaannya, yaitu: latihan yang terus menerus, latihan interval dan latihan fartlek -latihan dengan bermain-main kecepatan (Hazeldine, 1989). Latihan senam aerobik digolongkan dalam latihan secara terus menerus yang mempertahankan kegiatan dengan waktu 5 menit atau lebih, dan dapat dikatagorikan dalam latihan untuk waktu lama, hal mana menjadi patokan dalam penentuan durasi latihan yang terdiri dari 30menit per-latihan, 40 dan 50 menit per-latihan atau program-program dengan durasi lebih lama pada tiap-tiap latihan. Pada olahraga ini metabolisme energi yang bekerja terutama adalah sistem metabolisme aerobik, sedangkan bahan bakar yang digunakan terutama adalah karbohidrat dan lemak (Pate, 1984). Untuk ketahanan aerobik selain diperlukan jantung dan paru untuk mengangkut oksigen yang banyak maka kemampuan sel untuk menggunakan oksigen juga lebih tinggi. Dalam aktivitas aerobik persediaan lemak diotot harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan lemak dalam otot diperlukan latihan aerobik yaitu dengan beban ringan untuk jangka waktu yang lama. Latihan juga harus memenuhi frekuensi latihan cukup dalam arti berapa kali latihan dilakukan per minggu, dan lama latihan adalah berapa bulan atau berapa minggu program latihan dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali latihan (Bompa, 1994). Intensitas frekuensi dan lama latihan saling terkait dan mempengaruhi, bila intensitas tinggi (85% V02max) lama latihan boleh 12-15 menit, sebaliknya bila intensitas rendah maka waktu latihan harus lama (15-60 menit). Pollock (1987) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan daya tahan aerobik cukup 15-60 menit secara kontinyu. Secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu, maka latihan yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip latihan yang benar akan memberikan pengaruh dan adaptasi biologis yang baik terhadap tubuh. Apabila suatu latihan dilakukan sesuai denga prinsip - prinsip dasarnya, akan dapat meningkatkan kualitas fisik.Akan terjadinya perubahan-perubahan yang baik terhadap tubuh, antara lain; perubahan kimia, perubahan pada sistem kardio-respiratory, perubahan serabut otot dan lain sebagainya (Fox, 1993). Perubahan-perubahan yang terjadi secara umum meliputi: 1) perubahan kimia, 2) peningkatan volume sekuncup, 3) peningkatan volume semenit, 4) peningkatan volume darah dan hemoglobin, 5) pengaruh pada tingkat seluler, latihan senam aerobik yang dilakukan secara benar dapat mempengaruhi struktur mikroskopik dan susunan biokimia tubuh, meningkatkan jumlah myoglobin, meningkat-kan kapasitas oksidasi karbohidrat dan lemak, meningkatkan jumlah dan diameter mitokondria, meningkatkan berbagai aktifitas ensim yang diperlukan untuk siklus Kreb (creb cycle) dan transfer elektron serta ensim untuk lipolisis (Fox,1988), dan secara khusus dapat berpengaruh pada perubahan lipid darah. Menurut Nielson (1980) peningkatan kadar HDL-kolesterol pada latihan fisik disebabkan adanya peningkatan aktifitas LPL, sehingga terjadi peningkatan katabolis-me lippprotein yang kaya akan TG, sehingga mempercepat pemindahan komponen-komponen bagian permukaan dari lipoprotein ke HDL. Peningkatan kadar HDL akibat latihan di sebabkan adanya penggunaan lemak sebagai sumber energi, sehingga terjadi penurunan TG dan VLDL yang akhirnya menyebabkan HDL meningkat, adanya penurunan aktifitas hepatic lipase (HL) dan peningkatan aktifitas LCAT. Juanita (1993) dalam laporan penelitian mengemukakan adanya beberapa teori yang mencoba menerangkan mekanisme terjadinya peningkatan HDL-kolesterol darah akibat latihan fisik : (1) Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas ensim LPL pada jaringan otot dan jaringan otot dan jaringan lemak, yang mengakibatkan katabolisme VLDL meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan kadar HDL dalam plasma, karena komponen hasil katabolisme VLDL merupakan salah satu pembentuk HDL; (2) Latihan fisik akan menurunkan aktifitas ensim Hepatic-Trigliseridahidrolase dalam hati, sehingga menghambat katabolisme HDL. Pengabdian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dislipidemia dan meningkatkan kebugaran tubuh. Tujuan khusus dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : 1). Memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang masalah dislipidemia dan senam aerobik untuk kesehatan yang menyangkut berbagai mekanisme dalam tubuh dan efek yang ditimbulkan setelah melakukan senam aerobik terhadap kebugaran tubuh pada remaja puteri dan ibu rumah tangga. 2). Memberikan ketrampilan kepada masyarakat tentang berbagai bentuk senam aerobik yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk kesehatan. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi remaja puteri dan ibu rumah tangga. Adapun manfaat yang diharapkan adalah : 1). Peningkatan produktifitas masyarakat. 2). Nilai tambah dari sisi IPTEK. Metode praktis senam aerobik untuk penanganan dislipidemia dan kebugaran tubuh tidak lagi menjadi anggapan yang sulit untuk dilakukan, dan setelah disederhanakan pemahaman masyarakat terhadap senam aerobik menjadi lebih mudah sebab telah lazim dilakukan oleh masyarakat sekarang, terutama remaja dan ibu rumah tangga. METODE Alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalahan, tujuan dan manfaat yang diharapkan akan dilaksanakan sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan tentang keadaan yang disyaratkan sebagai seorang yang mahir dan mampu memimpin senam aerobik. 2. Memberikan pengetahuan dan peragaan tentang berbagai bentuk senam aerobik, efek yang ditimbulkan dalam melakukan senam aerobik untuk pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh pada ibu rumah tangga dan remaja puteri. 3. Memberikan pengetahuan tentang cara memilih, menggunakan, membedakan atau mempersiapkan sarana dan perlengkapan senam aerobik sebagai pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh. Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu adanya peningkatan kebugaran remaja puteri dan ibu rumah tangga dalam upaya pencegahan dislipidemia, yang didapatkan dari kegiatan pembinaan dan penyuluhan senam aerobik melalui penyampaian materi secara ceramah, demonstrasi dan pemecahan masalah (problem solving). Peserta diharapkan mampu menyusun koreografi gerakan yang dinamis sesuai dengan aransemen musik yang tepat untuk pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh. Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1).Metode Ceramah, yang disertai dengan gambar untuk menyampaikan materi dan menjelaskan kepada peserta tentang berbagai hal yang berhubungan dengan dislipidemia dan senam aerobik. 2). Metode Demonstrasi, dilakukan dengan memperagakan berbagai gerakan dasar senam aerobik. 3). Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) digunakan secara kelompok kecil untuk memecahkan masalah (pembuatan koreografi) senam aerobik. 4).Metode Penugasan diberikan dengan tujuan agar peerta mengulang dan latihan mandiri secara berkelompok diluar kegiatan yang telah terjadwal. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada remaja puteri dan ibu rumah tangga di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah, dilaksanakan pada tanggal 18-19 juli 2009 (penyampaian materi secara teori bertempat di Aula SD.Sambirejo 03, Jl.Jolotundo 01 Gayamsari Semarang), tanggal 25 juli – 10 September 2009 (penyampaian Materi Praktik/Demonstrasi senam aerobik dipimpin tim pelaksana pengabdian bertempat di Sanggar Senam Santa Anna, Jl.Kelud Raya No.19 J Semarang), Pemeriksaan Dislipidemia pada peserta dilakukan pada awal latihan (sebelum diberikan latihan praktik dan akhir latihan saat selesai latihan praktik saat evaluasi. Dari 20 orang peserta yang hadir didapatkan nilai rata-rata pre-test sebesar 6,35 dan nilai ratarata post-test 8,7 (meningkat 45%). Saat dilakukan diskusi kelompok terdapat 1 kelompok yang pemecahan masalahnya kurang sempurna sedangkan saat melakukan demonstrasi koreografi yang disusun, semua kelompok dapat menyajikan dengan baik dan lancar. Saat dilakukan diskusi langsung dengan pemakalah dan peserta, semua peserta tampak antusias bertanya, kadang diantara peserta sudah mulai dapat menjelaskan jawaban pada temannya yang bertanya dan dapat memberikan contoh dalam melakukan praktik senam aerobik. Selama pelaksanaan kegiatan, peserta menunjukkan antusiasme yang cukup baik. Hal ini karena peserta sebelumnya jarang bahkan ada yang tidak pernah mengikuti kegiatan semacam ini. Antusiasme peserta merupakan modal yang cukup besar untuk mensukseskan kegiatan pengabdian ini. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi baik pretest maupun post-test, nilai rata-rata pre-test dari peserta kegiatan sebesar 6,35 menunjukkan tingkat pemahaman peserta kegiatan sedang terhadap pengetahuan kesehatan terkait dengan pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh melalui senam aerobik. Setelah mengikuti kegiatan pengabdian dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, pemecahan masalah dan penugasan, ternyata tingkat pemahaman dan penguasaan ketrampilan peserta terhadap pengetahuan kesehatan terkait dengan pencegahan dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh melalui senam aerobik menjadi meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata setelah dilakukan post-test adalah 8,7 (ada peningkatan sebesar 45%). Pelaksanan pengabdian yang dilakukan bagi remaja puteri dan ibu rumah tangga di Kota Semarang, merupakan salah satu langkah awal untuk meningkatkan kesadaran remaja puteri dan ibu rumah tangga dalam upaya mencegah dislipidemia dan meningkatkan kebugaran tubuh dengan melakukan senam aerobik. SIMPULAN DAN SARAN masih memperhatikan durasi dan frekuensi latihan yang cukup. Simpulan DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil pengabdian, pembahasan dan dukungan tinjauan teoritik diatas, dapat ditarik simpulan yang dirumuskan secara singkat sebagai akhir / temuan dalam pengabdian ini, sebagai berikut : 1). Sebelum kegiatan pengabdian masyarakat, peserta secara teoritik dan praktik berada dalam kondisi sedang (rata-rata nilai pre-test 6,35).2).Setelah kegiatan pengabdian dilaksanakan secara terprogram hasilnya memberi perubahan secara signifikan pada peningkatan kemampuan peserta terhadap materi teori dan praktik, peserta secara teoritik dan praktik meningkat dalam kondisi baik (rata-rata nilai pos-test 8,7).3). Peserta memiliki antusias yang cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan pengabdian ini. 4). Program latihan senam aerobik memiliki pengaruh yang bermakna terhadap profil lipid darah dan secara khusus menyebabkan penurunan kadar TC, TG dan LDL kolesterol darah serta meningkatankan kadar HDL kolesterol darah, yang ditengarai dapat mencegah dislipidemia Anwar TB. Pedoman deteksi, prevensi dan tatalaksana Dislipidemia dalam penanggulangan penyakit jantung koroner, PERKI. e-USU Repository Universitas Sumatera Utara 2004. Brooks GA and Fahey TD, 1987. Exercise Physiology : Human Bioenergytic and its aplications, New York : John Willey and Sons, pp: 33-87. Bouchard. Administration of physical education and atletic program. London. The CV Mosby Company.1990. Crouse SF, O'Brien BC, Grandjean PW,et.al.Training intensity, blood lipids, and apolipoproteins in men with high cholesterol. J.Appl Physiology.1997;82:1: 270-277David WM, 1996. Harper’s Review of biochemistry, 22.th.Ed lange medical publication, Singapore:249–252 Dalimartha. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kolesterol. PT. Penebar Swadaya, Jakarta 2000 ;3;100 Debra GT. Aerobics teachers workbook. Merino Lithographics Pty Ltd. FITLINK Australia. 1992 Fox EL; Bower RW and Fose ML, 1993. The physiological basis of pysical education and athletics. New York: W. B. Sanders college review of medical physiology publishing. pp: 13-37, 243-281, 287-315. Hazeldine R, 1989. Fitness for sport , Grewoos Press, Melborough pp : 251-295. Jeyaamalar R, 1994. Hyperlipidemia: Importance and management. Med Digest. 12(3):113. Marks DB, Smith CM. Metabolisme kolesterol dan lipoprotein darah. Biokimia kedokteran dasar. Sebuah pendekatan klinis. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC, 2000;518-530. Nielsson EP; Garfinkel AS; Scholt MC, 1980. Lipolitic enzymes and plasma lipoprotein metabolism. Ann Rev Biochem, 49 : 667693. Pate RR, 1993. Scientific foundation of coaching. Philadelpia, USA: Saunders Company publishing, 94-191. Saran Untuk melakukan program pengelolaan profil lipid atau kolesterol darah dengan latihan aerobik (senam aerobik), khususnya pada remaja puteri dan ibu rumah tangga hendaknya memperhati-kan dosis latihan yang memadai, dan menghindari pemaksaan diri (keluar dari konsep latihan aerobik) sekaligus menjaga kemungkinan tarjadinya akumulasi asam laktat dalam darah, yang kurang menguntungkan terhadap pembentukan HDL kolesterol dalam tubuh. Disamping itu juga disarankan selalu memperhatikan jumlah cairan tubuh yang keluar selama latihan, sebab jika cairan keluar terlalu banyak secara hematologis kurang menguntungkan. Bila dengan intensitas rendah pengeluaran keringat terlalu banyak, maka intensitas latihan dapat diturunkan dengan Pyke FS. Better coaching advanced coach’s manual. Australia. Australia Coach Council 1991 Pollock, 1987. Training for endurance. Sport Med Sci Sport-Exerc, pp 320 -325. Richard T, Cotton. Aerobic instructor manual: the resource for fitness professional. Goldstein. American Council on Exercise.1993:199. Shangold MM and Mirkin, 1988. Women and Exercise: Physiology and sport medicine. FA dayis Company, Philadelpia, pp. 146 - 149. Sulistiyani. Terapi estrogen dan jantung koroner. Harian Kompas, Minggu, 14 Januari 2006. William MH. Nutrition for fitness and sport. Iowa. Brown Publisher. 2005;19-48.