PENERAPAN MEDIA MUSIK DANGDUT UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MELAKUKAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS XI SMK BINA KUSUMA Adi Pratama1, Rif’at Hamdi 2, Zuhermandi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2014 2 Dosen Universitas Tanjung Pura Pontianak 3 Dosen STKIP Melawi Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi secara obyektif mengenai sejauhmana keefektifan serta dampak penggunaan media musik dangdut untuk meningkatkan minat siswa dalam kegiatan senam irama pada siswa kelas XI SMK Bina Kusuma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan observasi langsung. Hasil Penelitian ini ialah Adapun tingkat ketuntasan siswa pada siklus II ini adalah sebanyak 100% (23 siswa) dan yang tidak tuntas sebanyak 0% (0 siswa). Kata Kunci: Musik Dangdut, Minat, Senam Irama Berdasarkan pengalaman praktik dilapangan (PPL) terhitung selama 2 pelajaran Penjas terutama pada materi senam irama. bulan dari tanggal 16 September 2013 Upaya yang dilakukan peneliti hingga tanggal 16 November 2013. supaya minat siswa meningkat untuk Peneliti suatu melakukan gerakan senam irama siswa permasalahan dimana siswa kelas XI kelas IX Bina Kusuma adalah dengan SMK Bina Kusuma Kecamatan Nanga menggunakan media musik dangdut. Pinoh masih Menurut Bovee (1997) media adalah memiliki minat yang cukup rendah sebuah alat yang mempunyai fungsi dalam melakukan senam irama, selain menyampaikan pesan pembelajaran, tersebut, dalam kegiatan belajar siswa sedangkan Musik dangdut menurut kelas IX Bina Kusuma juga kurang Rachmad (2011) efektif dan perpaduan antara musik India dengan memadai, musik Melayu, musik ini kemudian setelah peneliti amati dengan seksama berkembang dan menampilkan cirinya sepertinya siswa kurang bersemangat yang khas dan berbeda dengan musik dan akarnya. Ciri khas musik ini terletak menemukan Kabupaten Melawi dikarenakan prasarana yang terkesan sarana kurang asal-asalan dalam merupakan 79 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 hasil pada pukulan alat musik tabla (sejenis disebut gendang saja) yang khas dan alat musik perkusi yang menghasilkan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. bunyi ndut). Selain itu, iramanya Nama ini sebetulnya adalah sebutan ringan, sehingga mendorong penyanyi sinis dalam sebuah artikel majalah dan pendengarnya untuk mengerakkan awal 1970-an bagi bentuk musik anggota melayu badannya. Lagunya pun yang sangat populer di mudah dicerna, sehingga tidak susah kalangan masyarakat kelas pekerja saat untuk diterima masyarakat. itu. Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Dakir (1971) manyatakan bahwa yang “Untuk mencapai prestasi yang baik Bentuk disamping kecerdasan juga minat, musik ini berakar dari musik Melayu sebab tanpa adanya minat segala pada tahun 1940-an. Dalam evolusi kegiatan akan dilakukan kurang efektif menuju bentuk kontemporer sekarang dan efesien”. masuk pengaruh unsur-unsur musik malakukan senam irama tanpa adanya India (terutama dari penggunaan tabla) minat dan dan pembelajaran senam irama tidak akan harmonisasi). Perubahan arus politik berjalan dengan baik. siswa Dalam Indonesia di akhir tahun 1960-an percakapan membuka masuknya pengaruh musik perhatian dikacaukan dengan minat barat yang kuat dengan masuknya dalam pelaksanaan perhatian seolah- penggunaan gitar listrik dan juga olah kita menonjolkan fungsi pikiran, bentuk pemasarannya. Sejak tahun sedangkan dalam minat seolah-olah 1970-an dangdut boleh dikatakan telah menonjolkan matang kenyataanya apa yang menarik minat berkembang di Indonesia. Arab (pada dalam cengkok bentuknya yang pada Begitu juga dalam diri sehari-hari fungsi kontemporer. Sebagai musik populer, menyebabkan pula dangdut berperhatian, dan sangat terbuka terhadap siswa maka pengertian rasa, kita apa tetapi kita yang pengaruh bentuk musik lain, mulai dari menyebabkan perhatian kita tertarik keroncong, langgam, degung, gambus, minatpun menyertai kita. rock, pop, bahkan house musik. Penyebutan merupakan nama onomatope Minat belajar peserta didik sangat "dangdut" dari menentukan keberhasilannya dalam suara proses belajar. Ada beberapa faktor permainan tabla (dalam dunia dangdut yang mempengaruhinya. Faktor-faktor 80 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 tersebut bersumber pada dirinya dan kurangnya minat belajar pada diri luar dirinya atau lingkungannya antara siswa. lain sebagai berikut : Aspek jasmaniah, Ingatan, secara akan mencamkan atau mencakup kondisi fisik atau kesehatan berfugsi jasmani dari individu siswa. Kondisi menerima fisik yang prima sangat mendukung menyimpan kesan, dan memproduksi keberhasilan kesan. belajar dan dapat untuk teoritis kesan-kesan Oleh dari karena itu luar, ingatan mempengaruhi minat belajar. Namun merupakan kecakapan untuk jika terjadi gangguan kesehatan pada menerima, menyimpan, fisik terutama indera penglihatan dan memproduksi kesan-kesan di dalam pendengaran, otomatis dapat belajar. menyebabkan berkurangnya minat dan Siswa yang mempunyai daya ingat belajar pada dirinya. Aspek Psikologis yang (kejiwaan), menurut Sardiman (1994) terhadap faktor psikologis meliputi perhatian, Faktor dari luar siswa, meliputi : pengamatan, fantasi, Keluarga, meliputi hubungan antar ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada keluarga, suasana lingkungan rumah, pembahasan berikut tidak semua faktor dan psikologis yang dibahas, tetapi hanya Sekolah, meliputi metode mengajar, sebagian kurikulum, tanggapan, saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar. Perhatian merupakan pemusatan kurang sangat minatnya keadaan berpengaruh untuk belajar. ekonomi sarana keluarga, dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan energi psikologi yang tertuju kepada temannya, suatu objek pelajaran atau kesadaran sekolahserta yang menyertai aktivitas belajar. kokurikuler, lingkungan masyarakat, Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas belajar akan meliputi guru-gurunya dan berbagai hubungan dengan staf kegiatan teman berdampak bergaul, kegiatan dalam masyarakat, terhadap kurangnya penguasaan materi dan lingkungan tempat tinggal. Faktor- pelajaran, sehingga hasil yang dicapai faktor dari diri siswa dan dar luar dalam belajar kurang memuaskan. siswa Kurangnya perhatian terhadap materi menumbuhkan minat yang dipelajari juga mengakibatkan faktor-faktor tersebut tidak mendukung saling berkaitan dalam belajar. Jika mengakibatkan kurang atau hilangnya 81 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak mempengaruhi langsung dapat pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar f. orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari ia sendiri. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan. Beberapa ahli pendidikan sisbwa adalah sebagai berikut : berpendapat bahwa cara yang paling a. efektif untuk membangkitkan minat b. c. d. e. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatankegiatan di luar kelas, seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang. Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi : 1. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu 2. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu. Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mengenai mata umpamanya arti pelajaran itu, penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu 82 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 mungkin dilakukan kegiatan yang berhubungan meningkatkan dengan mata pelajaran itu, misalanya dikemukakan oleh Crow and Crow pada rupa (dalam The Liang Gie 1995) yang usahakan mengikuti apa yang harus menyatakan bahwa untuk mendukung dilakukan apakah dengan menggambar tumbuhnya minat belajar yang besar, atau melukis. Dengan langkah-langkah perlu itu tertentu dalam batin seseorang siswa. mata minat pelajaran siswa seni terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh. JT. Loekmono minat dibangun oleh belajar, motif-motif Ada lima motif penting yang dapat (1985), mendorong siswa untuk melakukan mengemukakan bahwa cara-cara untuk studi sebaik-baiknya, yaitu : menumbuhkan minat belajar pada diri 1. Suatu hasrat keras untuk siswa adalah sebagai berikut : mendapatkan angka-angka yang 1. lebih baik dalam sekolah. 2. 3. 4. 5. 6. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah. Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman. 5. Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus. Pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga menemukan siswa terbantu minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang 83 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 untuk memiliki karakter yang berbeda-beda Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan memerlukan penanganan yang berbeda Thomas D.Wood. pula, termasuk menumbuhkan dalam minat hal belajarnya. Frederik Gymnastik, Jahn dia adalah bapak memkombinasikan Dengan adanya upaya dari guru dan latihan-latihan pihak lain dalam menumbuhkan minat pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia belajar bagi siswa, diharapkan dapat juga menemukan beberapa perelatan mencapai tujuan pembelajaran yang senam, akhirnya tertuju pada keberhasilan horizontal, palang sejajar, kuda-kuda belajar siswa. melintang, dan bak lompat. Anasuyari bahwa (2012) “Senam menyatakan merupakan suatu gimnastik dengan diantaranya adalah palang Senam di Negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan cabang olah raga yang melibatkan Belanda. Pada waktu itu namanya performa gerakan yang membutuhkan “Gymnastiek”, kekuatan, kecepatan dan keserasian dinamakan “Taiso”. Pemakaian istilah gerakan fisik yang teratur”. “senam” Menurut Galih Rosy (2009), Senam pertama kali diperkenalkan sendiri zaman jepang kemungkinkan bersamaan dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport. pada zaman Yunani kuno. Senam Latihan senam irama tanpa di berasal dari kata Gymnastics, Gymnas iringi musik dengan menggunakan berarti telanjang, sebab pada waktu itu irama hitungan yang teratur. Berberapa orang-orang berlatih tanpa memakai latihan gerakan senam irama adalah pakaian. Sedangkan sebagai berikut: adalah suatu dipergunakan latihan Gymnasium tempat untuk senam. Pada yang 1) mengadakan kedua tangan di buka dalam zaman gerakan awal dalam senam irama itu Gymnastik dilakukan dalam rangka upacara-upacara kepercayaan yaitu pertama dengan pemanasan. 2) guna menyembah dewa Zeus. telah pendidikan menjadi di Kaki pertama langkahkan kaki kanan dan di ikuti dengan kedua Pada awal permulaaan abad ke-20, senam Kaki dibuka selebar bahu dan rencana sekolah-sekolah Amerika. Hal ini berkat usaha dari tangan di naikan ke atas. 3) Setelah kaki kanan lalu bergilir langkahkan kaki kiri di ikuti tkedua tangan naik keatas. 84 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 4) 5) Semua grakan tersebut harus di PEMBAHASAN sesuaikan dengan ketukan atau Setelah pembelajaran Penjas hitungan. dengan menggunakan media musik Senam sangat penting untuk dangdut lagu “Cinta Satu Malam” pembentukan kelenturan tubuh, ternyata dapat menumbuhkan minat yang menjadi arti penting bagi siswa, ini dilihat dari lembar observasi kelangsungan setiap aspek penilaian baik aspek hidup manusia. Ciri dan kaidah senam antara lain: psikomotrik, afektif dan kognitif mengalami perbaikan dibandingkan a. Bahwa latihannya dengan hasil observasi ketika tanpa direncanakan, diterapkannya media musik dangdut. dipilih dan disiptakan oleh Adapun tingkat ketuntasan siswa pada guru, pelatih bahkan pelaku siklus I ini adalah sebanyak 61% (14 sendiri. siswa) selalu gerakan dapat b. Bahwa terpilih gerakan itu latihan harus disusun c. Penyusunan gerakan itu dengan pemilihan harus sesuai yang belum tuntas sebanyak 39% (9 siswa). Dengan nilai standar KKM adalah 70. secara sistematis (merupakan suatu kebulatan latihan). dan Pada saat pelaksanaan refleksi, peneliti dan kolaborator melakukan diskusi untuk membhas hasil observasi dan evaluasi selama proses prinsip-prinsip pembelajaran. Di dalam refleksi ada tertentu sesuai dengan tujuan beberapa hal yang perlu dilakukan atau kebutuhan si pelaku. perbaikan untuk siklus II berikutnya METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan rasa mengahargai teman dan rasa metode Penelitian Tindakan Kelas percaya diri yang masih kurang dalam (PTK) model Kemis dan Mc. Taggard melakukan gerakan senam yang meliputi 4 komponen dalam Berdasarkan kekurangan dalam proses setiap pembelajaran siklus ini yaitu pada aspek afektif diantaranya yaitu: Perencanaan, Penjas pada irama. materi Pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, senam irama menggunakan media yang dilakukan dala 2 siklus. musik dangdut maka perlu dilakukannya perbaikan pada siklus II. 85 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 Pembelajaran senam irama penerapan media musik dangdut pada dengan menggunakan media musik pembelajaran senam dangdut lagu “Cukup Satu Menit” lagu dapat meningkatkan minat siswa, ini kelihatan dapat diketahui dari lembar observasi meningkat. Hasil penerapan media setiap aspek penilaian baik aspek musik dangdut lebih diperjelas lagi psikomotrik, kognitif dengan pengulangan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan lagu “Cukup Satu Menit” dan dengan siklus I sebelumnya. Adapun hasil yang diperoleh dari setiap aspek tingkat ketuntasan siswa pada siklus II mencapai ketuntasan belajar siswa di ini adalah sebanyak 100% (23 siswa) atas KKM. Dengan demikan dapat dan yang tidak tuntas sebanyak 0% (0 disimpulkan bahwa kemampuan siswa siswa). dalam penguasaan materi dalam hal ini afektif dan Setelah pelaksanaan Siklus II selesai melkukan refleksi peneliti dan refleksi yang kolaborator kembali, dilakukan “Cinta irama dengan Satu Malam” lebih hasilnya yang cukup pembelajaran senam irama mengalami peningkatan setelah mendapatkan Hasil variasi dengan menggunakan media telah musik dangdut. mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Minat siswa mengalami SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan peningkatan yang cukup signifikan hal pembahasan, ini dikarenakan siswa sudah dapat kesimpulan bahwa terjadi Peningkatan menyesuaikan diri dari pembelajaran minat siswa dalam mengikuti senam yang telah disampaikan sebelumnya irama yaitu dari siklus I. psikomotorik, afektif dan kognitif Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pada siklus I dengan adanya yang maka dapat dilihat dari ditarik aspek pada siswaSMK Bina Kusuma Kelas XI melalui media musik Dangdut. Arikunto, Suharsimi. 2007. DAFTAR PUSTAKA Manajemen Penelitian. Jakarta: Adi, D.K. 2001. Kamus Praktis Rineka Cipta Bahasa Indonesia. Anasuyari, 2012. Sejarah Surabaya:Fajar Mulya Perkembangan Senam. http://anasuyariyastri.blogspot.co m/2012/12/sejarah- 86 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148 perkembangan-senam.html. (Diakses tanggal 29 Mei 2014) Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today. New York: Pretince Hall Dakir, 1971. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty. Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang Bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Rachmad. 2011. Pengertian Dangdut. http://dangdutx3w.blogspot.com/ 2011_10_01_archive.html (Diakses tanggal 29 Mei 2014) Rosy, Galih. 2009. Sejarah Senam. http://rosy46nelli.wordpress.com /2009/12/05/sejarah-senam/ (Diakses tanggal 29 Mei 2014) Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Wiriatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Penerbit Direktorat Jenderal Olahraga. 87 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148