ABSTRAK Obesitas merupakan akumulasi lemak tubuh

advertisement
EFEKTIFITAS LATIHAN SENAM AEROBIK UNTUK MEREDUKSI
KONSENTRASI LEMAK TUBUH
Asep Suryana Abdurrahmat
Pengajar Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Obesitas merupakan akumulasi lemak tubuh dalam jaringan adiposa, selain akan
menimbulkan berbagai penyakit juga akan mengurangi nilai estetika penampilan
tubuh. Telah banyak cara dilakukan untuk menurunkan konsentrasi lemak tubuh
di antaranya dengan olahraga. Tujuan penelitian untuk melihat efektifitas latihan
aerobik untuk mereduksi persentase lemak tubuh. Metode penellitan
menggunakan quasi eksperimen dengan desain pre-post test control group
design. Subjek penelitian berjumlah 40 wanita yang berusia antara 30 – 40 tahun
yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok pertama tidak melakukan latihan
aerobik, kelompok kedua melakukan latihan aerobik selama 15 menit dan
kelompok ketiga melakukan latihan selama 30 menit dan kelompok keempat
melakukan latihan selama 45 menit dengan frekwensi latihan dilakukan 3 kali
seminggu selama 12 minggu. Hasil pengukuran konsentrasi lemak tubuh dengan
menggunakan Bod-Pod measurement diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
terdapat perbedaan penurunan konsentrasi lemak tubuh pada setiap populasi.
Hasil pengujian secara statistika dengan menggunakan uji F untuk one way
ANOVA menunjukan bahwa nilai Fhitung > Ftabel dengan demikian hipotesis pertama
yang diajukan diterima yang berarti terdapat pengaruh latihan aerobik terhadap
penurunan konsentrasi lemak tubuh. Analisis statistika lanjut dengan
menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk menjawab hipotesis kedua
menunjukan bahwa perlakuan latihan selama 30 menit memberikan hasil
penurunan konsentrasi lemak tubuh yang terbaik dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Kata kunci : senam, konsentrasi lemak
ABSTRACT
Obesity is the accumulation of fat in adipose tissue. Not only cause number
malfunction of systems in our body but also decreasing esthetic value in our
performance. Some effort have been done to decrease a concentration of body
fat, for instance doing an exercise. The aim of this research is to observed the
effectively of an aerobic exercise to decrease the concentration of body fat.
Methode used quasy experiment with pre-post test control group design. Number
of subject are 40 womens with the age from 30 to 40 years. They devided into 4
group. First group do not any exercise as a control group, second group take 15
minutes an aerobic exercise, third group take 30 minutes an aerobic exercise and
fourth group take 45 minutes an aerobic exercise with number of frequency were
3 times for a week during 12 weeks. The result of measurement with Bod-Pod
show that there is a significant differences of decreasing body fat concentration
among populations. Result of Statistical analyzes with F test for one way ANOVA
showing that value of Fcal > Ftab therefore the first hypoyhesis is accepted. The
Second hipothetic is examined by least significant differen (LSD) test and show
that the treatment by 30 minutes aerobic exercise give the best number of
decreasing of body fat concentration compare with another treatment.
Key words : exercise, fat concentration
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
PENDAHULUAN
Lemak merupakan cadangan energi yang sangat potensial. McArdle (2006)
dan Murray (2007) menyatakan bahwa selain memiliki ukuran molekul yang
besar, dalam setiap gram lemak dapat dihasilkan energi sebesar 9 kilokalori.
Oleh karena itu oksidasi setiap mol lemak menghasilkan energi yang jumlahnya
jauh melampaui jumlah energi yang akan dihasilkan dari setiap oksidasi 1 mol
glukosa.
Namun demikian, lemak merupakan molekul yang termampatkan sehingga
dalam berat yang sama lemak menempati ruang yang lebih kecil dibandingkan
glukosa. Karena sifat tersebut maka seringkali lemak mampu menempati
berbagai area tubuh sehingga menimbulkkan obesitas.
Berbagai cara telah dilakukan untuk menghindari atau menghilangkan
akumulasi lemak di dalam tubuh yang berelebihan baik dengan melakukan terapi
kimia maupun terapi fisik. Setiap cara memerlukan penanganan yang berbeda
dan akan memberikan hasil yang berbeda pula.
Senam aerobik merupakan suatu bentuk latihan olahraga dengan intensitas
rendah sampai moderat dan dilakukan secara kontinyu. Masyarakat percaya
bahwa dengan melukan latihan aerobik dapat menurunkan berat badan dan
kelebihan lemak tubuh.
Untuk
memperoleh
hasil
sesuai
dengan
yang
diharapkan
maka
pelaksanaan latihan senam aerobik harus dilakukan secara bertahap dan dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan bahwa tubuh perlu melakukan
adaptasi fisiologis akibat pelaksanaan latihan aerobik tersebut. Sejumlah energi
tambahan perlu disiapkan tubuh untuk pelaksanaan latihan tersebut.
Zat gizi yang dibutuhkan sebagai sumber energi untuk kegiatan aerobik
adalah lemak. Untuk membakar lemak menjadi energi dibutuhkan suatu
rangkaian reaksi biokimia yang memerlukan seperangkat enzim dan organel
yang sangat kompleks dan spesifik. Page (2009) menyatakan bahwa pada tahap
awal oksidasi asam lemak diperlukan senyawa L-carnitine sebagai suatu
pereaksi yang mampu memasukan asam-asam lemak yang akan dioksidasi ke
dalam matriks mitokondria. Murray (2007) menyatakan bahwa semua proses
kimia katabolisme asil lemak berlangsung dalam mitokondria dan mutlak
memerlukan oksigen
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan terhadap 10
orang peserta senam aerobik selama 4 minggu yang dibagi menjadi 2 kelompok
1129
Efektifitas Latihan Senam Aerobik Untuk Mereduksi Konsentrasi Lemak Tubuh Asep
Suryana Abdurrahmat
perlakuan diperoleh data bahwa kelompok peserta senam aerobik mengalami
reduksi berat badan yang cukup besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian tentang efektifitas
pelaksanaan senam aerobik terhadap reduksi persentase lemak tubuh.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dengan desain prepost test control group design. Adapun subjek penelitian berjumlah 40 orang
dengan kriteria inklusi yang digunakan adalah :
1.
wanita berusia 30 – 40 tahun
2.
sehat jasmani (tidak mengidap suatu penyakit akut)
3.
tidak dalam keadaan hamil
4.
memiliki berat badan di atas normal (overweight atau obesitas) berdasarkan
kriteria indeks massa tubuh (IMT)
5.
memiliki aktifitas tubuh yang sedang
6.
tidak mengikuti suatu program diet/terapi khusus
Seluruh subjek penelitian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu
kelompok pertama tidak melakukan senam aerobik sebagai kelompok kontrol,
kelompok kedua melakukan latihan aerobik selama 15 menit, kelompok ketiga
melaksanakan latihan aerobik selama 30 menit dan kelompok keempat
melakukan senam aerobik selama 45 menit. Latihan aerobik dilakukan 3 x
seminggu selama 8 minggu.
Dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi lemak tubuh seluruh subjek
penelitian baik sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan. Selanjutnya data
yang diperoleh akan dianalisis dengan cara:
1.
Uji Normalitas, dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi data
konsentrasi lemak tubuh dengan menggunakan uji Komogorov-Smirnov
2.
Uji Homogenitas Variansi, dilakukan untuk mengetahui homogenitas variansi
yang ada di dalam data penelitian digunakan uji Lavene.
3.
Uji t sepihak berpasangan atau paired-one tail-t-test, dilakukan untuk melihat
penurunan konsentrasi lemak tubuh pada setiap kelompok perlakuan.
4.
Uji F untuk one way ANOVA, dilakukan untuk menjawab hipotesis pertama
yaitu melihat pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan konsentrasi
lemak tubuh
1130
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
5.
Uji beda nyata terkecil (BNT), dilakukan untuk menentukan perlakuan terbaik
yang dapat menurunkan konsentrasi lemak tubuh
ANALISIS
Analisis statistika deskriptif untuk hasil pengukuran terhadap karakteristik
fisik fisiologis subjek berupa usia (tahun) berat badan (kg), tinggi badan (m), IMT
dan VO2 maks. terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 1 : Karakteristik Fisik Fisiologis Subjek Penelitian
X
Sd
Minimum
Maksimum
Usia (tahun)
34.25
1.24
32
36
BB (Kg)
67.61
1.11
61.31
76.23
TB (m)
1.57
0.76
1.49
1.59
31.23
0.99
29.59
34.87
IMT
VO2 maks.
23.77
0.86
21.65
27.15
Keterangan : VO2 maks. diperoleh dari perhitungan nilai mets hasil dari Pengukuran
dengan treadmill dikali 3,5
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semua data dari seluruh populasi
memiliki distribusi yang normal dan memiliki varians yang homogen. Hal itu dapat
dilihat dalam tabel 2
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data
Perlakuan
Konsentrasi Lemak
Tubuh
Tanpa Latihan Aerobik
(kontrol)
Latihan aerobik 15 menit
Latihan Aerobik 30 menit
Latihan Aerobik 45 menit
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Sig.
,214
9 ,200*
,264
,169
,195
9
9
9
,200*
,200*
,200*
Test of Homogeneity of Variances
Konsentrasi lemak
Levene
Statistic
2,107
df1
df2
3
36
Sig.
,053
Hasil uji t menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
latihan selama 15 menit tidak menunjukkan penurunan konsentrasi lemak tubuh
yang signifikan sedangkan untuk perlakuan latihan aerobik selama 30 dan 45
1131
Efektifitas Latihan Senam Aerobik Untuk Mereduksi Konsentrasi Lemak Tubuh Asep
Suryana Abdurrahmat
menit masing-masing menunjukkan penurunan yang signifikan. Rekapitulasi hasil
uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 3 : Analisis Data Rata-rata Penurunan Persentase Lemak Tubuh
Pengukuran Awal
X
Sd
Pengukuran Akhir
X
Sd
Kelompok
Kontrol
37.86
0.22
34.10
Kelompok
latihan aerobik 15 menit
39.67
0.14
37.88
Kelompok
latihan aerobik 30 menit
38,21
0,19
23,33
Kelompok
latihan aerobik 45 menit
37,87
0, 26
27,45
Keterangan :
- X adalah rata-rata persentase lemak tubuh
- Sd adalah simpangan baku
- p adalah nilai probabilitas untuk t
p
0.56
0,21
0.30
0,33
0,21
0,00
0,34
0,02
Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan aerobik terhadap
penurunan konsentrasi lemak tubuh. Hal tersebut terlihat dari besarnya nilai F
hitung jikadibandingkan dengan F tabel seperti terlihat pada tabel 4.4
Tabel 4 : Hasil Analisis Uji F untuk One Way ANOVA
Source
Corrected Model
Intercept
Perlakuan
Error
Total
Corrected Total
Type III Sum
of Squares
3992,867a
20645,633
3992,867
1354,500
25993,000
5347,367
df
3
1
3
36
40
39
Mean
Square
98,27
45,63
98,21
54,18
F
18,424
81,056
18,424
Sig.
,000
,000
,000
Adapun grafik besarnya penurunan konsentrasi lemak tubuh untuk setiap
perlakuan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1
Diagram Penurunan Konsentrasi Lemak Tubuh
1132
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
Hasil uji beda nyata terkecil untuk melihat perbedaan penurunan
konsentrasi lemak tubuh untuk setiap perlakuan yang selanjutnya digabungkan
dengan grafi pada gambar 1 menunjukan bahwa perlakuan latihan aerobik 30
menit
memberikan
penurunan
konsentrasi
lemak
tubuh
yang
tertinggi
dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5 : Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
Hubungan Antar Perlakuan
Kontrol
latihan aerobik 15 menit
Kontrol
latihan aerobik 15 menit
Kontrol
latihan aerobik 15 menit
Simbol
NS
*
*
Nilai
0,065
0,000
0,000
*
*
0,017
0,059
latihan aerobik 30 menit
latihan aerobik 45 menit
*
Keterangan : NS = Non Signifikan = Tidak Berbeda Nyata
*
= Signifikan
= Berbeda Nyata
0,000
latihan aerobik 15 menit
latihan aerobik 15 menit
latihan aerobik 30 menit
latihan aerobik 45 menit
Penurunan konsentrasi lemak tubuh diakibatkan karena banyaknya
timbunan lemak tubuh yang diangkut dari jaringan adiposa atau brown adipose
tissue (BAT) menuju berkas otot yang aktif berkontraksi secara aerobik. Hickson
(2003) menjelasskan bahwa aktifitas aerobik mengakibatkan sitosol memiliki
konsentrasi oksigen yang tinggi. Keadaan ini akan menghambat terjadinya
proses glikolisis dari senyawa-senyawa karbohidrat terutama glukosa. Akibatnya
senyawa karbohidrat tidak bisa digunakan sebagai sumber energi yang akan
menopang aktifitas aerobik. Selain itu aktifitas aerobik juga akan merangsang
sekresi hormon adrenalin yang berperan dalam pelepasan dan penganangkutan
cadangan lemak dari jaringan adiposa menuju berkas otot yang aktif. Fox (2008)
menjelaskan bahwa sekresi hormon adrenalin akan mencapai puncaknya bila
terjadi aktifitas aerobik secara kontinyu selama 30 menit.
Banyaknya trigliserida yang ditransportasikan dari jaringan adiposa ke
berkas otot akan menjadi sumber energi alternatif yang bisa digunakan otot untuk
menopang aktifitas aerobik. Trigliserida tersebut selanjutnya akan dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol.
Murray (2007) menjelaskan bahwa di dalam sel otot gliserol akan
dioksidasi atau katabolisme mengikuti reaksi kebalikan dari sintesis gliserol,
artinya molekul gliserol dapat langsung diubah menjadi gliseraldehid-3-phosfat
yang selanjutnya mengikuti jalur katabolisme glukosa.
1133
Efektifitas Latihan Senam Aerobik Untuk Mereduksi Konsentrasi Lemak Tubuh Asep
Suryana Abdurrahmat
Gambar 2
Bagan katabolisme Gliserol
Selanjutnya D-gliseraldehid-3-phosfat yang terbentuk bisa diubah menjadi
glukosa atau dapat dikatabolisme lebih lanjut melalui jalur glikolisis apabila
keadaan sel otot sudah menjadi anaerobik atau tidak menandung banyak
oksigen
Murray (2007) dan Mc Ardle (2009) menyatakan bahwa asam lemak di
dalam sitosol sel otot akan berikatan dengan KoASH dan dengan bantuan energi
dari ATP dan enzim tiokinase membentuk lemak asil-KoA. Selanjutnya molekul
ini akan berikatan dengan karnitin membentuk lemak asil karnitin dan
melepaskan gugus KoA.
Senyawa tersebut akan melintasi membran mitokondria. Di dalam matriks
mitokondria terjadi reaksi pembalikan yaitu lemak asil karnitin akan bereaksi
dengan KoASH membentuk lemak asil KoA dan dilepaskannya molekul karnitin.
Selanjutnya lemak asil KoA ini akan melalui serangkaian reaksi berputar
membentuk asetil KoA. Karnitin diperlukan sebagai pembawa (carrier) asam
lemak menembus mitokondria sebab lemak bebas tidak bisa menembus
membran tersebut.
Gambar 3
Bagan Mekanisme Kerja Karnitin
Lemak asil yang sudah masuk dalam matriks mitokondria selanjutnya
mengalami oksidasi oleh enzim asil lemak dehidrogenase membentuk ikatan
1134
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
rangkap pada lengan C alpha dan beta.
Sehingga terbentuk molekul 2,3-
transenoil KoA. 2 atom Hidrogen akan diikat oleh koenzim FAD membentuk
FADH2.
Selanjutnya terjadi reaksi penambahan H2O dengan bantuan enzim enoil
hidratase sehingga ikatan rangkap yang tadi terbentuk akan terbuka
dan
terbentuklah L--hidroksiasil KoA.
Kembali terjadi oksidasi gugus alkohol sekunder terhadap molekul L-hidroksiasil KoA menjadi gugus keton dengan bantuan enzim hidroksiasil KoA
dehidrogenase dan konzim NAD sehingga terbentuk -ketoasil KoA dan NADH2.
Tahap terakhir adalah pemutusan gugus asetil KoA oleh enzim tiolase
melalui penambahan KoASH, dengan demikian dihasilkan sebuah molekul asetil
KoA dan sebuah lemak asil KoA yang akan kembali ke reaksi awal untuk
melakukan pemecahan-pemecahan sehingga semuanya akan berubah menjadi
asetil KoA. Berikut adalah diagram reaksi oksidasi lemak menjadi asetil koenzim
A melalui reaksi beta oksidasi spiral
Gambar 4
Ikhtisar katabolisme Asam Lemak
Asetil KoA yang sudah dibentuk selanjutnya akan dioksidasi mengikuti jalur
oksidasi glukosa, yaitu akan berikatan dengan asam oksaloasetat membentuk
asam sitrat dan seterusnya dalam siklus krebs di bagian matriks mitokondria.
Hickson (2003) mengungkapkan bahwa proses oksidasi lemak tidak hanya
terjadi pada saat latihan body language berlangsung tetapi masih terjadi dalam
1135
Efektifitas Latihan Senam Aerobik Untuk Mereduksi Konsentrasi Lemak Tubuh Asep
Suryana Abdurrahmat
rentang waktu 45 – 60 menit setelah latihan selesai. Hal tersebut ditegaskan
oleh Fox (2008) bahwa selama fase istirahat tubuh masih membutuhkan ATP
sehingga proses oksidasi harus tetap berjalan. Dua pertiga energi yang
digunakan tubuh saat istirahat setelah berlatih aerobik berasal dari oksidasi
lemak sedangkan sisanya berasal dari oksidasi glukosa.
Costil (2004) menjelaskan bahwa latihan senam aerobik selama 15 menit,
tidak cukup membuat sekresi hormon adrenalin sampai pada puncaknya,
akibatnya konsentrasi cadangan lemak yang ditransportasikan dari jaringan
adiposa ke dalam berkas otot hanya sedikit, dengan demikian jumlah lemak yang
dikatabolisme pun sangat sedikit.
Dilain pihak, kelompok subjek yang melakukan senam aerobik selama 60
menit mengalami penurunan konsentrasi lemak tubuh yang jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan kelompok subjek yang berlatih senam aerobik selama 30
menit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya intensitas latihan secara bertahap
setelah rentang latihan di atas 30 menit. Kondisi ini menimbulkan bergesernya
sistem energi aktifitas tubuh menjadi ke arah anaerobik. Pergeseran sistem
energi ini akan mengakibatkan meningkatnya asam laktat darah sebagai hasil
samping dari proses glikolisis pada katabolisme karbohidrat (Mc Ardle 2006).
Pergeseran
sistem
energi
ini
mengakibatkan
jumlah
lemak
yang
dikatabolisme akan menurun dan digantikan oleh sumber lain dari karbohidrat
seperti glukosa.
SIMPULAN
Latihan senam aerobik berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi lemak
tubuh. Durasi latihan senam aerobik yang dapat menurunkan konsentrasi asam
lemak tertinggi adalah selama 30 menit yang dilakukan 3 x seminggu selama 12
minggu
SARAN
1. Jangan melakukan latihan senam aerobik yang terlalu lama sebab dapat
mengurangi
efektifitas
penurunan
konsentrasi
lemak
tubuh
serta
meningkatkan konsentrasi asam laktat darah yang bisa menimbulkan rasa
pegal dan nyeri di persendian akibat terakumulasinya asam laktat tersebut di
daerah persendian.
1136
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
2. Sebaiknya latihan senam aerobik yang dilakukan memiliki intensitas yang
rendah sampai menengah untuk menghindari pergeseran sistem energi
aktifitas tubuh.
3. Sebaiknya dilakukan latihan senam aerobik secara kontinyu dengan rentang
waktu minimal 12 minggu untuk mendapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Baumgartner Ted A., 2009, Measurement for Evaluation in Physical Education
and Exercise Science. 5th edition, Winconsin:WCB Brown and Benchmark
(p. 103-104, 298, 310).
Brick Lynne, 2002, Bugar dengan Senam Aerobik, Jakarta:PT Rajagrafindo
Persada (p. 25-45).
Costil David L., 2004, Physiology of Sport and Exercise, Indiana:Human Kinetics
(p 110-113, 151-152).
Fox Edward L, 2008, The Phisiological Basis of Physical Education and Athletics.
4th edition, Philadelphia, Sounders College Publ (p 28-34, 384-388, 428432).
Gaspersz Vincent, 1995, Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan,
Bandung:Tarsito (p 14-16).
Hickson James F., Wolinsky Ira, 2003, Nutrition in Exercise and Sport. 2nd
edition, Ann Arbor:CRC Press (p 139-159, 233-235).
McArdle William D., 2006, Exercise Physiology. Energy, Nutrition and Human
Performance. 4th edition, Baltimore;williams & Wilkins a Waverly company
(p. 15-23, 35-42, 101-106, 603-616).
Murray Robert K., 2007, Biokimia Harper. edisi 24, Jakarta:EGC (p. 67-70, 86-94,
231-240),
Page David S., 2009, Prinsip-prinsip Biokimia. edisi kedua, Jakarta : Erlangga (p.
98-100, 290-296, 330-336).
Patton Harry D, 1989, Textbook of physiology.21st edition , Philadelphia: W. B.
Saunders co (p. 14391447, 1456-1458) .
Sudjana, 1991, Metoda Statistika. Edisi kelima, Bandung:Tarsito (p. 242-246,
466-468, 490, 493).
Tortora Gerald J., 2002, Principles of Anatomy and physiology. 9th edition, New
York:John Wiley & Sons Inc (p. 879- 882, 886-889).
1137
Download