Tugas 1 : Pembuatan preparat apusan sel darah

advertisement
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
OLIMPIADE SAINS NASIONAL
Test Seleksi Calon Peserta
International Biology Olympiad (IBO) 2012
Tingkat : Nasional
September 2011
Olimpiade Sains Nasional – Manado
www.tobi.or.id
TES PRAKTIKUM 3
BIOLOGI SEL
Total Point : 50
Durasi : 40 Menit
TES PRAKTIKUM 3 :
BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER
BAGIAN I : BIOLOGI SEL (40 menit-100 poin)
PETUNJUK :
1. Tes praktikum ini terdiri dari 3 tugas
-
Tugas 1 : Pembuatan preparat apusan sel darah manusia
-
Tugas 2 : Penghitungan sel darah putih manusia
-
Tugas 3 : Analisis Imunositokimia
2. Tuliskan hasil dan jawaban pada lembar jawaban. Jawaban pada lembar soal tidak
akan dinilai. Gunakan pulpen untuk menulis jawaban anda.
3. Pastikan semua alat dan bahan dalam daftar telah diterima. Bila ada yang kurang,
angkat tangan anda.
4. Bekerjalah seefisien mungkin. Pastikan anda punya cukup waktu untuk mengerjakan
seluruh tugas dan menjawab seluruh pertanyaan pada Tugas I dan Tugas II.
5. Berhentilah bekerja segera saat tanda dibunyikan oleh pengawas.
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat hitung lain selain kalkulator.
7. Anda tidak diperkenankan membawa alat, bahan atau lembar soal keluar dari tempat tes
praktikum. JIKA ANDA MELANGGAR AKAN DIDISKUALIFIKASI DARI
TEMA PRAKTIKUM INI.
8. Waktu Total Test untuk Praktikum ini = 40 menit.
TIDAK ADA SISTEM MINUS
Selamat Bekerja!!
1
Bahan dan Peralatan
1. Mikroskop dengan perbesaran 10X dan 40X
2. Kaca Objek
3. pipet
4. Methanol 96%
5. Pewarna Giemsa
6. Air destilasi
7. Cawan petri sebagai wadah pewarna
8. Preparat apusan darah
9. Sampel Darah
10. Hand counter
11. Tabel pengamatan pada lembar jawaban
12. Lembar gambar sebanyak 2 halaman.
Tugas 1 : Pembuatan preparat apusan sel darah dengan pewarnaan Giemsa
Pendahuluan
Pewarnaan giemsa digunakan untuk mengamati perbedaan sitologi dari keping darah,
sel darah merah, dan sel darah putih. Giemsa merupakan larutan yang mengandung
metilen biru, eosin dan azure B, sehingga dapat membedakan sel-sel darah putih
berdasarkan bentuk dan lobus intinya, serta kandungan granula (vesikel) di dalam
sitoplasma.
Tugas
a. Teteskan darah di atas kaca objek (pada bagian tepi) dengan menggunakan
pipet
b. Letakkan kaca objek lainnya (digunakan sebagai Slider) di depan tetesan
darah, dan membentuk sudut 30 0 (Lihat Gambar 1). Kemudian gerakkanlah
kaca objek yang berperan sebagai slider ke arah belakang menuju tetesan
darah, sehingga terjadi kontak antara tetesan darah dengan slider.
2
Gambar 1. Pembuatan preparat apusan darah.
c. Gerakkan slider ke arah yang berlawanan dengan cepat
d. Biarkan selama 10 detik hingga mengering
e. Teteskan methanol 96% di atas apusan dan biarkan selama 1 menit
f. Letakkan preparat secara vertikal sehingga sisa methanol terbuang, lalu
biarkan di udara terbuka hingga kering
g. Simpan preparat di dalam cawan petri yang berisi pewarna GIEMSA hingga
terendam dan biarkan selama 20 menit (selama menunggu anda dapat
mengerjakan tugas 2 dan tugas 3).
h. Ambil preparat dengan menggunakan jarum jara lalu bilas dengan air
i. Keringkan preparat dengan cara meletakkannya secara vertikal
j. Amati di bawah mikroskop (perbesaran 10x dan 40x)
k. Tunjukkanlah kepada juri dengan jarum penunjuk pada mikroskop
menggunakan perbesaran lensa objektif 40x salah satu jenis sel darah putih.
Tuliskan pada kotak pada lembar jawaban nama tipe sel darah putih yang anda
tunjukkan pada mikroskop dan perlihatkan jawaban anda pada juri.
3
Tugas 2 : Menghitung jumlah setiap jenis sel darah putih
Pendahuluan
Anda diberikan preparat apusan darah yang telah diberi pewarna Giemsa. Pada
preparat tersebut lokasi pengamatan pada mikroskop sudah ditentukan dan menjadi
daerah yang harus anda amati. Anda diminta untuk melakukan perhitungan setiap
jenis sel darah putih yang anda temukan pada lokasi pengamatan tersebut. Jumlah sel
dinyatakan dalam persen dan ditulis pada lembar pengamatan yang telah diberikan.
Tugas 2.1
a.
Siapkan mikroskop pada meja kerja anda, dan atur perbesarannya pada
perbesaran terkecil.
b. Letakkan preparat yang telah diberikan pada mikroskop. Arahkan preparat
pada lokasi pengamatan yang ada.
c.
Amati preparat melalui lensa okuler, atur fokusnya, lalu atur perbesarannya
hingga anda mendapatkan perbesaran yang paling sesuai untuk mengamati
jenis sel darah putih. Amati dan hitung semua sel darah putih di dalam
bidang/ lokasi pengamatan
d. Catat jumlah untuk setiap tipe sel darah putih yang diamati dengan merujuk
jenis sel darah putih pada gambar yang telah disediakan (berapa jumlah
neutrofil, limfosit, monosit, dst.).
e.
Tuliskan hasil perhitungan anda ke dalam Tabel 2 pada lembar jawaban.
Gambar 2. Cara menghitung sel darah putih pada bidang pengamatan
Perhatian : Hitung semua sel pada seluruh bidang/ lokasi pengamatan!
4
Tugas 2.2
Tuliskan pada tabel di lembar jawaban kode leukosit yang sesuai dengan peranannya
masing-masing (Kode leukosit tertera pada lembar gambar dan juga pada tugas
sebelumnya)
No.
Peranan
Kode Leukosit (A-E)
1
Menghasilkan turunan yang memproduksi antibodi
2
Menghasilkan turunan yang mampu melakukan
fagositosis dan menjadi perantara antara innate
immune system dan acquired immune system
3
Menghasilkan turunan yang berperan dalam innate
immune system, berfungsi menyerang sel tumor dan
sel yang terinfeksi virus
4
Memiliki peranan yang mirip dengan sel Mast,
berperan dalam respon alergi
5
Terutama berperan dalam respon imun terhadap
organisme parasit
6
Melakukan fagositosis, namun enzim proteolitiknya
terdapat didalam granula sitoplasmik dan tidak
berperan sebagai APC (Antigen Presenting Cell)
Tugas 3 : Imunositokimia
Pendahuluan
Imunositokimia (ICC) adalah metode dalam biologi sel dengan menggunakan
antibodi spesifik terhadap antigen yang terdapat di dalam sel. Metode ini biasanya
digunakan untuk mem-visualisasi distribusi dan lokalisasi suatu molekul (protein) di
dalam sel. Pada metode ini, untuk mendeteksi suatu antigen (protein) tertentu di
dalam sel digunakan dua jenis antibodi. Antibodi pertama (antibodi primer)
merupakan antibodi yang mendeteksi antigen (protein) tertentu di dalam sel,
sedangkan antibodi kedua (antibodi sekunder) merupakan antibodi berlabel yang
mendeteksi
daerah
konstan
antibodi
primer.
5
Antibodi
sekunder
biasanya
menggunakan label fluoresensi, yang kemudian dapat divisualisasi dengan
menggunakan mikroskop. Prinsip ICC dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Fluoresensi
Antibodi sekunder
Antibodi primer
Antigen di dalam sel
Gambar 3. Prinsip kerja ICC
Tugas ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Won-Seok Choi,
dkk. yang berjudul “Loss of mitochondrial complex I activity potentiates dopamine
neuron death induced by microtubule dysfunction in a Parkinson’s disease model”
dimuat di “The Journal of Cell Biology”.
Tugas 3.1.
Perhatikanlah hasil imunositokimia sel neuron dengan menggunakan
antibodi primer anti-α tubulin (monomer mikrotubul) pada gambar di meja anda.
Sebelum dilakukan prosedur ICC, sel neuron diinkubasi dengan dua senyawa toksik
yaitu rotenone dan piericidine A. Berdasarkan gambar tersebut, kesimpulan apakah
yang dapat anda tarik?
a. Piericidene A tetapi bukan rotenone menstabilkan struktur mikrotubul pada sel
neuron.
b. Rotenon tetapi bukan piericidine A mencegah polimerisasi mikrotubul pada
sel neuron.
c. Rotenon tetapi bukan piericidine A mengakibatkan depolimerisasi mikrotubul
pada sel neuron.
d. Rotenon mengubah struktur α-tubulin yang mencegahnya mengalami
polimerisasi.
Tugas 3.2.
Antibodi merupakan molekul besar yang tidak dapat melewati
membran plasma. Pada prosedur ICC, sangat penting memastikan bahwa antibodi
6
dapat masuk kedalam sel dan konformasinya masih baik sehingga mampu mengenali
antigen di dalam sel. Diantara beberapa metode dibawah ini, metode manakah
menurut paling efektif untuk membantu antibodi masuk ke dalam sel?
a. Melakukan inkubasi sel pada suhu 42oC dilanjutkan inkubasi pada es (4oC)
untuk menginduksi pembentukan pori pada membran.
b. Menginduksi pembentukan pori pada membran dengan memberikan kejutan
listrik 2,5kV.
c. Memberikan buffer mengandung surfaktan (detergent) non ionik yang
memberikan tegangan permukaan yang membantu transport antibodi melewati
membran.
d. Memberikan buffer mengandung surfaktan (detergent) kation/anion yang
memberikan tegangan permukaan yang membantu transport antibodi melewati
membran.
e. Memberikan
buffer
mengandung
surfaktan
(detergent)
zwitter
ion
(mengandung muatan positif dan negatif) yang memberikan tegangan
permukaan yang membantu transport antibodi melewati membran.
Tugas 3.3.
Untuk menarik kesimpulan mengenai pengaruh rotenone terhadap
mikrotubul, selain data ICC diperlukan juga data Western Blotting sebagai data
pendukung. Pada proses Western Blotting ini digunakan antibodi anti-α tubulin dan
antibodi anti-kompleks tubulin. Bagaimanakah hasil Western Blotting yang anda
harapkan? Gambarkan hasilnya (berupa pita, misalnya seperti pada kontrol tubulin
kompleks) dan isi pada pada lembar jawaban di tempat yang tepat dan telah
disediakan.
7
Download