Imunitas humoral • Yang bertanggung jawab: sel limfosit B (Bursa fabicus/Bone) • Sel B membawa antibodi pada permukaan selnya, juga dapat mengeluarkan antibodi ke dalam plasma • Sel B bertanggung jawab atas sintesis antibodi humoral yang bersirkulasi dikenal dengan imunoglobulin. Imunoglobulin (Ig) • Terdiri atas 2 rantai ringan (Light chain) yang identik (23 kDa) dan 2 rantai berat (Heavy chain) yang identik (53-75 kDa), disatukan ikatan disulfida. • Bagian yang mengarah ke ujung terminal karboksil disebut regio yang konstan, sedangkan bagian ujung amino merupakan regio variabel. • Proses pencernaan IG oleh enzim papain menghasilkan dua buah fragmen pengikat antigen (Fab) dan satu fragmen yang dapat membentuk kristal (Fc) • Bagian variabel dari rantai L dan H yang membentuk ujung Fab menentukan sifat khas/spesifik dari antibodi. • Bagian Fc dalam bagian konstan dari imunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari antibodi, misalnya IgG mampu menembus placenta, meningkatkan kemampuan komplemen, perlekatan dengan makrofag, menyebabkan degranulasi sel mast) Imunoglobulin • Rantai L – Pada orang sehat, ada 2 macam yaitu: rantaik(kappa) dan rantai-λ(lambda), selalu mengandung 2 rantai k atau λ, tidak pernah campuran • Rantai H – Ada lima macam : α, γ, δ, ε, μ • Tidak ada dua regio variabel yang identik Imunoglobulin G • IgG mampu menembus plasenta, sehingga memberikan proteksi utama thd infeksi pada bayi selama bulan pertama postpartum • IgG pada kolostrum dpt menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan • IgG mudah menyebar ke celah ekstravaskuler dan berperan utama menetralisis toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis • Terdapat 4 subklas: IgG1, 2, 3, 4, perbedaanya pada rantai H • BM sekitar 150.000-160.000 dan mengandung 2-4 % karbohidrat Imunoglobulin A • Terdapat dalam serum, BM 180.000-400.000, mengandung karbohidrat 5-10%, • Paling utama terdapat dalam saluran intestin dan cairan tubuh (saliva, tears,bronchial secretions,nasal mucosa, prostatic fluid, vaginal secretions, mucous secretions of the small intestine) • IgA berperan pd mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi virus dan bakteri bukan untuk merusak antigen, tetapi lebih pada pencegahan akses benda asing pada sistem imun yang umum. Imunoglobulin M • Rangkaian protein yang terbesar, BM 900.000, kadar karbohidrat: 10-12% • IgM merupakan antibodi pertama yang dibentuk oleh bayi yang baru lahir • Mempunyai aktivitas “antibacterial lysis” • IgM dan IgD adalah imunoglobulin utama yang diekspresikan pada permukaan sel B • IgM merupakan respon imun awal yang paling dominan pada kebanyakan antigen – Pada infeksi toksoplasma baru---IgM meningkat – Pada infeksi lama-------IgG meningkat Imunoglobulin D • BM 180.000, normal pada serum dalam jumlah sedikit • Fungsi belum jelas, mungkin terlibat dalam differensiasi sel limfosit B. Imunoglobulin E Terdapat dalam serum, BM 190.000 IgE bila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada sel mast Interaksi IgE dengan antigen menyebabkan pengeluaran zat-zat amin yang vasoaktif seperti serotonin dan histamin Kadar IgE akan naik pada penyakit alergi dan infeksi parasit tertentu terutama cacing Sitokin • Sekelompok molekul yang terlibat untuk mengantarkan sinyal antar sel dalam respon imun • Ada beberapa jenis : – Interferon (IFN): membatasi perluasan infeksi virus tertentu, dihasilkan pada proses infeksi dini – Interleukin (IL-1 s/d IL-10), komponen terbesar dari sitokin, fungsinya mempengaruhi sel lain untuk membelah dan diferensiasi – Colony Stimulating Factors (CSFs) berperan untuk mengarahkan proses pembelahan dan diferensiasi sel stem dari sumsum tulang dan prekursor leukosit darah – Sitokin lain termasuk TNF α dan β, dan transforming growth factors-β (TGF-β) – Fungsi TNF sebagai perantara proses inflamasi & reaksi sitotoksik Reaksi hipersensitivitas Tipe I Tipe anafilaktik • Antigen bereaksi dengan antibodi Ig E lalu berikatan dengan permukaan sel mast, mengakibatkan pelepasan mediator • Contoh: anafilaksis, alergi pernafasan Tipe II Sitotoksik Antibodi yang bersatu (IgG dan IgM) dengan antigen merupakan bagian sel atau jaringan tubuh; menyebabkan aktivasi komplemen, lisis atau fagositosis sel target Contoh : anemia hemolitik imun Reaksi hipersensitivitas Tipe III Kompleks imun • Penyatuan antigen dan antibodi membentuk kompleks yang mengaktivkan komplemen, menarik leukosit dan menyebabkan kerusakan jaringan produk leukosit • Contoh: penyakit serum, glomerulonefritis, lesi dari sistemik lupus eritomatosus (SLE) Reaksi hipersensitivitas Tipe IV Diperantarai sel • Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan pelepasan limfokin, sitotoksisitas langsung dan pengerahan sel-sel reaktif. • Contoh: dermatitis kontak alergik, penolakan cangkokan, tuberkulosis (lesi dan tes kulit positif) Vaksinasi • Prinsip: berdasarkan adanya elemen imunitas adaptif yaitu spesifisitas dan memory • Tujuan vaksin: mengubah sifat patogenik dan efek toksinnya menjadi tidak berbahaya tanpa kehilangan antigenisitasnya. • Ini dimungkinkan karena antibodi dan sel T mengenal bagian2 dari antigen dan bukan organisme keseluruhan toksin • Contoh: vaksin difteri; bakteri difteri menghasilkan toksin yang dapat merusak sel otot. Toksin ini selanjutnya dimodifikasi dengan formalin, sehingga epitopnya tetap ada, tetapi toksisitasnya hilang. Jadi berupa toksoid untuk vaksinasi.