Hipersensitivitas (alergi) - STIKES Muhammadiyah Lamongan

advertisement
By:
Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes.
STIKES Muhammadiyah Lamongan



Sistem imun : semua mekanisme yg digunakan
tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh
sebagai perlindungan terhadap bahaya yg
dapat ditimbulkan berbagai bahan dlm
lingkungan hidup.
Imunitas : adalah merupakan jawaban reaksi
tubuh terhadap bahan asing secara molekuler
maupun seluler.
Antobodi/Imunoglobulin



Pertama kali dibentuk ( jumlah dalam serum no 2
terbanyak )
Pada rangsangan ke 2
menurun
Struktur
 pentamer
 Bm 900.000 dalton
 10 antigen “ combining sites ( valensi)
jadi
sangat efisien untuk mengikat dan
mengaglutinasi m.o
Peranannya terbatas dalam sistem pembuluh darah
berfungsi sebagai reseptor antigen pada sel B
4
5






Bm 180.000 dalton
Konsentrasi tertinggi dalam serum
Sebagai mekanisme pertahanan tubuh utama
yang diperantarai antibodi.
Proses opsonisasi ( Fc berikatan dengan C1q
pada reseptor fagositik berikatan dengan sel
mast – Hyp I )
Dapat menembus plasenta
Dapat keluar masuk pembuluh darah
6






Terdapat dalam sekresi air mata, keringat
, usus paru-paru , sal pencernaan , urine ,
kel susu.
Berfungsi untuk mencegah terjadinya
invasi antigen
Tidak mengaktifkan complemen, tidak
bertindak sebagai opsonin
Mengaglutinasi partikulat antigen
Menetralisasi virus
Memblok dan mncegah melekatnya Ag
pada permukaan tubuh
7
8






Bm 190.000 dalton
Konsentrasi dalam serum sedikit
Sebagai perantara pada reaksi hyp I (
alergi dan anfilaksis)
Pada infeksi cacing
Fc berikatan dengan sel jaringan tertentu
( sel mast dan basofil) dan antigen
zat vasoaktif keluar
Meningkat pada pada alergi seperti eksim
dan asma
9


Terdapat pada permukaan limfosit B Diduga
berfungsi untuk merangsang pembentukan
antibodi oleh sel plasma dan bergfungsi
sebagai reseptor antigen
Ditemukan bersama Ig M pada permukaan sel
B
10



Isotip
Berdasarkan struktur daerah konstan rantai
berat Ig dapat dikelompokan menjadi kelaskelas, menjadi subkelas.( i.e IgG, A, E )
Karena semua struktur daerah konstan rantai
berat (CH) yang menentukan kelas dan
subkelas diekspresikan bersama dalam serum
individu normal, maka digunakan istilah isotip
rantai berat.
11

Daerah ringan (CL), dikenal bentuk isotipik
 dan  yang berasosiasi dengan semua
isotip rantai berat. Rantai ringan pada tiap
antibodi identik, maka mol Ig hanya terdiri
dari  saja atau  saja tidak pernah
campuran
12



Alotip
Variasi ini ditentukan oleh adanya bentuk2
alelik sehingga dapat ditetapkan marka
genetik, sama dengan sel darah merah.
Individu dengan alotip mempunyai sekuens
peptida Asp, Glu, Leu, Thr, Lys pada mol Ig
G nya, individu dengan alotip negatif
mempunyai sekuens V Glu, dan Met. Thr,
Lis jadi ada perbedaan dua asam amino.
Saat ini dikenal 25 macam gol Gm pada
ranatai berat  dan tiga gol km pada daerah
konstan
13

Suatu individu dapat homozigot atau
heterozigot untuk gen yang menjadi marka
tersebut.
14


Idiotip
Antibodi dapat diperoleh terhadap varian
isotipik dan alotipik. Selain itu dapat juga
dibuat antiserum yang spesifik terhadap
molekul antibodi individual dan dapat
membedakan antara satu anti bodi
monokonal dengan lainnya tanpa
tergantung dari sturktur isotipik maupun
alotipik
15







Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh
respon imun primer
Munculnya Ig M
Lag phase
Kdr mencapai puncak 7 hari
6-7 hari pemaparan dalam serum dapat terdeteksi
Ig G
IgM mulai turun sebelaum IgG mencapai puncak
kadarnya 10-14 hari
Kadarnya akan berkurang, 4-5 mgg setelah
pemaparan
16






Bila pemaparan antigen terjadi ke 2 kali,
respon imun sekunder/respons
anamnestik/booster
IgM maupun IgG cepat meningkat, lag
phasenya pendek.
Puncak kadar IgM pada respons sekunder <
puncak kadar respon imun primer
Kadar IgG lebih tinggi dan lebih lama
Sek B dan Sel T memory
Afinitas antibodi dan antigen makin besar
komplek Ab-Ag makin stabil
17


Akan tetapi antibodi yang dibentuk makin
poliklonal., kurang spesifik, terjadi reaksi
silang.
Perbedaan respon imun dan sekunder :
Kadar antibodi yang dibentuk
 Lamanya fase lag
Tergantung pada jenis, dosis dan cara masuk
antigen
Sensitivitas teknik pengukuran

18

Pembentukan antibodi tdk berlangsung
tanpa batas:
Ada mekanisme kontrol yang mengendalikan
dan menghentikan pembentukan antibodi
berlebih
Mekanisme kontrol :
Berkurangnya kadar antigen
Pengaturan oleh idiotip dan penekanan oleh sel T
penekan.

19
The key to a healthy immune system is its
remarkable ability to distinguish between
the body’s own cells (self) and foreign cells
(nonself). The body’s immune defenses
normally coexist peacefully with cells that
carry distinctive "self" marker molecules.
But when immune defenders encounter
cells or organisms carrying markers that
say "foreign," they quickly launch an
attack.
20
Suatu respon imun yang dapat menyebabkan
kerusakan sel dan bahkan dapat menyebabkan
kematian
Alergen: antigen yg dpt memprovokasi respon
hipersensitif
Dosis sensitisasi: juml. Pemaparan khusus thd alergen yg
dpt menyebabkan respon imun
Dosis provokatif: juml. Pemaparan thd alergen yg dpt
menyebabkan gejala reaksi hipersensitif

Tipe I – III: immediate/segera
 Waktu kurang dari 24 jam
 Antibody mediated imunity (AMI)

Tipe IV: delayed/tertunda
 Waktu lebih dari 24 jam
 Sel T dan makrifag (CMI)
Hipersensitif immediate/anaphylactic
hypersensitivity
Gejala:
Kulit urtikaria, eksem
Matakonjungtivitis
nasofaring rinitis, rinorea
bronko pulmonariasma
saluran cernagastro-enteritis
Reaksi 15-30 mn sejak terpapar, kadang 10-12 jam
-
Melalui media IgE
Komponen primer sel: Basofil/ mast-sel
Tabel 7.1. mediator/agen yang dibebaskan oleh mast sel dan gejala yang timbul
Mediator
Gejala
Bentuk mediator lama
Histamin
Broncho konstriksi, sekresi mukus, vasodilatasi
Permiabilitas vaskuler
Tryptase
Proteolysis
Kininogenase
Kinin dan vasodilatasi, permiabilitas vaskuler, edema
ECF-A (tetrapeptida)
Produksi eosinofil dan neutrofil
Bentuk mediator baru
Lekotrine B4
Edema dan rasa sakit
Leukotrine C4, D4
Sama seperti histamin tetapi lebih kuat
Prostalglandin D2
Edema dan rasa sakit
PAF(platelet
Agregasi platelet dan pembebasan heparin, mikrotrombi
activation factor)


Diagnosis:
 Uji intradermal
 Uji ELISAmengukur total IgE
Pengobatan:
 Antihistamin
 Sodium kromalinmencegah degranulasi mast
sel
 hiposensitisasi




Primer antibody mediated (IgM/IgG)
Hipersensitivitas sitotoksik
Penyebab endogenous
Penyebab eksogenous
 Bahan kimia/ hapten


Dalam waktu bbrp menit-bbrp jam
Gejala:
 Hemolitik anemia
 Granulositopenia
 trombositopenia


Mengandung: antibodi, komplemen, neutrofil
Obat: anti infalmasi


Hipersensitivitas imun komplek
Reaksinya umum/sistemik







Lupus (kulit, ginjal)
Arthus
Persendian (RA)
Poliarteritis (pembuluh darah)
Reaksi 3-10 jam setelah pemaparan antigen
Eksogenous (bakteri, virus, parasit)
Endogen (nonspesifik, autoimunitas)




Antigen mudah larut dan tidak melekat pd organ
Antibodi: IgG, sdkt IgM
Komplemen: C3a, 4a, 5a
Obat: anti-inflamasi


Delay hipersensitiviti
Reaksi 48 jam setelah pemaparan antigen

(tes Mantoux/tuberkulin)
Tabel 8.3. Bentuk hipersensitiviti tipe IV menurut penyebab dan reaksi yang terjadi
Jenis
Kontak
Waktu
48-72 jam
Reaksi
Eczema
Tuberkulin
48-72 jam
Indurasi lokal
Granuloma
21-28 hari
Pengerasan
Sel
Lymposit
Makrofag,
edema
epidermis
Lymposit
Monosit
Makrofag
Makrofag,
epitheloid dan
giant sel,
fibrosis
Penyebab
Epidermal (kimia
organik, racun,
logam berat dsb)
Intradermal
(tuberkulin,lepromin
dsb)
Persisten antigen
atau benda asing
(tuberkulosis,
leprosi)
Tabel 7.4. Perbandingan beberapa tipe hipersensitiviti menurut reaksi yang timbul
Parameter
Antibodi
Antigen
Tipe I
(anafilaktik)
IgE
Exogenous
Tipe II
(sitotoksik)
IgG, IgM
Permukaan sel
Tipe III
(imun komplek)
IgG, IgM
Agen mudah larut
Waktu respon
15-30 menit
menit- jam
3-8 jam
Tipe IV
(delay)
Absen
Jaringan/organ
/biologik
48-72 jam
Gejala
Kemerahan,
Lysis dan
seperti terbakar nekrosis
erithema, edema,
nekrosis
Erythema dan
pembengkakan
Histologi
Basofil dan
eosinofil
Antibodi dan
komplemen
komplemen dan
neutrofil
Monosit dan
limposit
Sel-T
Ditransfer dg
Contoh
Antibodi
Allergik,
asthma, hay
fever
Antibodi
Eritroblastosis,
nefritis
antibodi
SLE, penyk paru
Tes
tuberkulin,
racun
tanaman,
granuloma
Download