BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelayakan Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang untuk menikmati suatu obyek dan daya tarik wisata secara sukarela, meskipun hal ini bersifat sementara. Jika berbicara mengenai wisata selalu ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu pengunjung / tourist atau disebut juga wisatawan. ( Yuti, 1997: 194 ). Definisi dari tourist adalah orang yang melakukan perjalanan, terutama yang melakukan perjalanan untuk kesenangan dan kebudayaan, orang yang mengunjungi sejumlah tempat untuk melihat-lihat obyek-obyek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal-hal dengan tujuan yang sama ( Yuti, 1997: 195 ). Guci adalah suatu tempat atau obyek wisata yang terletak di kaki Gunung Slamet. Hal ini mengakibatkan adanya suatu mata air yang mengandung khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dan belerang. Air tersebut sangat panas dan digunakan untuk daya tarik wisatawan. Air panas itu sendiri memiliki berbagai fungsi yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti : kulit, kelumpuhan karena stroke, gangguan syaraf, dan lain lain. 1 Pemandian air panas di Guci merupakan pemanfaatan kekayaan alam berupa air terjun yang memiliki potensi air hangat, yang digunakan sebagai tempat pemandian air panas umum yang di tata dengan suasana alam pegunungan. Jenis wisata yang ditawarkan di Guci saat ini adalah kolam pemandian air panas ( langsung dari tuk / mata air ), kolam renang air panas, gardu pandang ke Gunung Slamet, wisata hutan pinus, fasilitas olah raga, kegiatan alam dan wisata alam lainya. Setiap tahun-nya pengunjung obyek wisata di Guci ini mengalami peningkatan seperti dalam tabel berikut : TABEL STATISTIK ARUS WISATA DI KABUPATEN TEGAL Tahun Dewasa Anak Mancanegara Jumlah 2001 230.163 47.604 153 277.893 2002 163.323 24.190 22 180.751 2003 164.650 16.653 48 181.351 2004 167.781 29.391 316 197.488 Tabel 1.1. Tabel Statistik Arus Wisata di Kabupaten Tegal (Sumber : Statistik milik dep. Perhubpar Kabupaten Tegal tahun 2004) Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selalu ada peningkatan jumlah pengunjung di setiap tahun-nya. Tercatat pengunjung paling banyak berada di tahun 2001 , sedangkan di tahun berikutnya lebih rendah, namun tetap ada kemajuan. Obyek wisata di Guci sangat potensial jika dikembangkan. Pengunjung obyek wisata ini menjadi lebih rendah dari tahun 2001 dikarenakan obyek ini tidak ada kemajuan. Dalam arti bahwa wisatawan mudah menjadi bosan jika tidak ada sesuatu yang baru. 2 Jumlah pengunjung obyek wisata di Guci pada tahun 2004 sebanyak 197.488 wisatawan. Obyek wisata rata - rata perbulannya dikunjungi 16.457 wisatawan. Jika dihitung kedatangan per-hari, maka sebanyak 550 wisatawan. Sebagian besar pengunjung merupakan wisnus atau wisatawan nusantara, sedangkan untuk mancanegara sangat minim sekali. Hal ini karena kurangnya promosi dari obyek wisata di Guci ini. Mata air panas / hot spring ini adalah suatu mata air yang dihasilkan dari bagian dalam bumi / magma gunung. Air tersebut bersentuhan langsung dengan magma gunung yang mempunyai gradient temperatur yang tinggi, sehingga menyebabkan air tersebut menjadi sangat panas. Air yang berada dalam magma tersebut memiliki uap air yang sangat panas, sehingga mengakibatkan letusan air panas yang disebut juga air mancur panas/ tuk. Air panas ini biasanya mengandung mineral yang cukup tinggi, zat zat kapur dan sebagainya. Air panas ini biasa terjadi di daerah yang memiliki Gunung berapi. Air panas ini memiliki banyak kandungan zat di dalam proses pembentukanya. Sehingga mata air panas ini sering menjadi tempat tujuan para wisatawan, selain untuk refreshing namun juga untuk keperluan medis terutama untuk rehabilitasi orang yang cacat, dan memiliki penyakit kulit. (http://en.wikipedia.org/wiki/Hot_spring ) Pengembangan suatu kawasan obyek wisata air panas di Guci, Kabupaten Tegal Jawa Tengah memiliki banyak pengunjung dan sangat berpotensi namun berhubung fasilitas yang tidak memadahi dan atraksi yang 3 monoton, maka dikawatirkan obyek wisata ini akan habis wisatawan di masa mendatang. Yang dimaksud dengan pengembangan disini adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki Guci ini, serta meneliti perilaku pengunjung wisatawan di Guci agar dapat mengetahui apa yang dibutuhkan disana serta fasilitas apa yang perlu diperbaiki. Standar kualitas air yang digunakan untuk berenang menurut (Charles Ward and Dines, Nicholas, 1998; 740-3) dalam Time Saver standard antara lain : 1. Lokasi atau tempat pemandian atau kolam renang harus bersih dari semua jenis vegetasi, karena vegetasi justru akan mengganggu. 2. Sumber air atau mata air yang akan digunakan minimal sudah 1 tahun ada. 3. Bentuk dari kolam tersebut mengikuti pola dari site agar terjadi bentuk kolam yang alami. Untuk membentuk suatu penataan ruang luar perlu diperhatikan aspek visual kawasan yang akan direncanakan. Kriteria perencanaan visual yang digunakan dalam merencanakan kawasan adalah sebagai berikut. ( Gordon Cullen, 1961) : Serial Vision Berjalan dari sebuah ujung ke ujung ( start to ending ) gerakan gerakan langkah yang teratur akan menghasilkan suatu sequen/ rangkaian dari pemandangan. panorama yang ada. 4 Possession in Movement Suatu kecenderungan pola pergerakan misal kecenderungan pengunjung untuk memakai elemen pedestrian, footpath, jalur sepeda. Open Space ( ruang terbuka ) Ruang terbuka dapat berupa hall, persimpangan yang berfungsi sebagai orientasi massa bangunan, serta orientasi dari pergerakan seseorang sekaligus sebagai ruang interaksi sosial Continous And Spatial Space Pola pencapaian dan sekaligus orientasi sumbu kawasan menggunakan konsep ruang yang saling berhubungan, lebih bersifat fleksibel dan mengarahkan ke aktivitas tertentu. Arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu bangunan yang betuk, struktur, fungsi dengan ragam hias dan cara pembuatanya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik baiknya ( Depdikbud, 1985 : 35 ). Arsitektur Jawa Tengah sebagai acuan perancangan, dalam arti bahwa bangunan untuk pengembangan obyek wisata ini mengambil unsur lokal. Agar arsitektur daerah setempat dapat dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat luas. Untuk batasan wilayah pengembangan kawasan obyek wisata di Guci ini ± 2 Ha. Pengembangan nya terletak di dekat mata air panas agar keberadaanya saling mendukung secara maksimal. 5 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan obyek wisata air panas di Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan ciri khas arsitektur lokal Jawa Tengah sebagai acuan perancangan. 1.3. Tujuan Mengembangkan obyek wisata air panas di Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan ciri khas arsitektur lokal Jawa Tengah sebagai acuan perancangan. 1.4. Sasaran 1. Melakukan studi tentang pengembangan obyek wisata. 2. Melakukan studi tentang wisata. 3. Melakukan studi tentang wisata air panas. 4. Melakukan studi tentang obyek wisata air panas di Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. 5. Melakukan studi tentang ciri khas arsitektur lokal Jawa Tengah. 1.5. Lingkup Pembahasan Pengembangan obyek wisata dibatasi pada pengembangan obyek wisata air panas alami. Wisata dibatasi pada Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Arsitektur Jawa Tengah dibatasi pada arsitektur lokal di kawasan Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. 6 1.6. Metode 1.6.1. Metode Mencari Data Wawancara Wawancara ditujukan kepada Dinas Pariwisata di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Studi Pustaka / Literatur Mempelajari buku buku tentang pengembangan obyek wisata, serta tentang arsitektur tradisional Jawa Tengah. Observasi Pengamatan secara langsung di obyek wisata Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah 1.6.2.Metode Menganalisis Data Kuantitatif; temuan temuan dikomunikasikan dengan angka (numerik) dan atau dengan statistik. Contoh : TABEL STATISTIK ARUS WISATA DI KABUPATEN TEGAL Tahun 2001 2002 2003 2004 Dewasa 230.163 163.323 164.650 167.781 Anak 47.604 24.190 16.653 29.391 Mancanegara 153 22 48 316 Jumlah 277.893 180.751 181.351 197.488 Tabel 1.1. Tabel Statistik Arus Wisata di Kabupaten Tegal (Sumber : Statistik milik dep. Perhubpar Kabupaten Tegal tahun 2004) 7 Kualitatif; temuan temuan dikomunikasikan secara naratif. Contoh : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selalu ada peningkatan jumlah pengunjung di setiap tahun-nya. Tercatat pengunjung paling banyak berada di tahun 2001 , sedangkan di tahun berikutnya lebih rendah, namun tetap ada kemajuan. Obyek wisata di Guci sangat potensial jika dikembangkan. Pengunjung obyek wisata ini menjadi lebih rendah dari tahun 2001 dikarenakan obyek ini tidak ada kemajuan. Dalam arti bahwa wisatawan mudah menjadi bosan jika tidak ada sesuatu yang baru. 1.6.3.Metode Perancangan : Pengembangan obyek wisata menggunakan prinsip prinsip arsitektur lokal / Jawa Tengah. Dengan cara mengambil struktur utama bangunan, penggunaan material, struktur atap serta ornament pada arsitektur Jawa Tengah sebagai acuan perancangan. 1.7. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Merupakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan. 8 BAB 2 TINJAUAN OBYEK WISATA AIR PANAS DI GUCI KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH Mengungkapkan potensi dan kondisi arsitektural obyek wisata air panas di Guci. BAB 3 TINJAUAN TEORITIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA Mengungkapkan design requirement pengembangan obyek wisata. BAB 4 TINJAUAN TEORITIS ARSITEKTUR JAWA TENGAH Mengungkapkan ciri ciri dan design requirement dalam arsitektur Jawa Tengah. BAB 5 ANALISIS MENUJU KONSEP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR PANAS DI GUCI KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH Mengungkapkan proses untuk menemukan ide ide konsep pengembangan melalui metode – metode tertentu, yang diaplikasikan pada obyek wisata tersebut. 9 BAB 6 KONSEP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR PANAS DI GUCI KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH Mengungkapkan konsep konsep yang akan di transformasikan dalam rancangan fisik pada pengembangan obyek wisata tersebut. 10