Uploaded by User63421

LAPORAN makalah 2007

advertisement
Judul Karya Ilmiah/Makalah: Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
(Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi
adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan
komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke
seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam
bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di
indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem
pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan
billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa
Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari
sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka
program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan
pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan
diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan
diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak
mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak
menjadi “budak” di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat
masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara
kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah
satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa
Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan
kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat
menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang
cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum
dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program
kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50
juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata
lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan
dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka
dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah –
1
sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan
untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu
kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang
sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena
kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
2. Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”
ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut. :
1. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?
2. Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?
3. Cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?
3. Tujuan Penelitian
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah
pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup
universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang lain.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan
dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari
kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas,
sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga
dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi
kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengaruh Globalisasi terhadap dunia Pendidikan
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era
pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka
peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia.
Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki
manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluasluasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang
dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak
positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poinpoin berikut:
1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
2

Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia
pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis
teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang
kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana
sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah
ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi.
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk
sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah
bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung
menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar
tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali
hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti
mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan
konsep.

Perubahan Corak Pendidikan
Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan
tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik
dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945
yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak
sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur
kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan
Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya
globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan
tempat tinggalnya.
Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada
tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan
siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah
dalam mengikut sertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul
dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut
untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas.
Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Tetapi
sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa
tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
2.Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah
dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah
3
tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa
Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke
masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa
menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus
membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang
saham.(John Micklethwait, 2007:166).

Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat
memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang
berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,
kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan
pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti
viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu
diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi
menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat
berbahaya pada proses belajar mengajar.

Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan
kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak
bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia
1.Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik
Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem
pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No.
20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum)
pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi
pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis
semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian
sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan
teknologi. Secara kelembagaan,
sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama,
dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui
sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan
ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak
berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting
dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah
satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.
Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai
sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam
itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak
lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka
4
yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan
kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor
modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri,
karena tidak mampu terjun ke sektor modern.
2.Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat.
Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu.
Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi
membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya
biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk
melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu
disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang
lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada
wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak
transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU
BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas
memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu
pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya
kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.
Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas
dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri
Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong
privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan
menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika,
10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah
melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi
untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan
mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu.
Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan
terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan
miskin.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang
seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya
memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan
pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung
jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci
tangan’.
Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan sebagai berikut.
Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi
bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membedabedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi
perdagangan bebas (free trade).
5
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan
bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan
bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun
golongan.
3.Kualitas SDM yang Rendah
Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak
didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika
dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan
segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM
Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang
mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga
kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi
di pasar Internasional.
Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia
masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan
tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun
2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini
menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia
dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya
manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.
2.3 Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi
Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi.
Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita
harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang
sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional.
Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif
dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan.
Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan
anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak
di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting
dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan
kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat,
karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas
individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka
membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat
tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di
atas gelombang globalisasi ini.
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy
(strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak
dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga
jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun
2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih
bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.
6
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia
pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis
teknologi baru seperti internet dan computer. Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya
kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi
global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat
kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia Komersialisasi
Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah
dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah
tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa
Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke
masa depan.
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat
memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang
berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,
kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan
pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti
viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Penyebab buruknya pendidikan di
era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah
dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan
dengan lancar
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy
(strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak
dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga
jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu
5.2 Saran
Di era globalisasi ini, perkembangan sosial semakin tidak terkendali, baik sisi positif atau
negatifnya. Disarankan agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal
pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar. Penulis juga menyarakan kepada
Pemerintah untuk harus menggarkan danan yang cukup untuk keperluan pendidikan dan
menambah beasiswa bagi guru untuk training.
7
SAMPAH
Judul Karya Ilmiah/Makalah: PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI
BUNGA DAN GUCI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan karena pertambahan volume sampah
berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk mengurangi sampah
masih terbatas (Soemarwoto, 2001). Di tengah kepadatan aktivitas manusia, penanganan
sampah masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas,
terutama di kota-kota besar. Pasalnya, rata-rata tiap orang per hari dapat menghasilkan
sampah 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan
gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan
pencemaran, baik polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah (Hadisuwito, 2007).
Kota medan termasuk diantara kota-kota besar di Indonesia, juga tak luput dari permasalahan
sampah kota.Sebagai ibukota Propinsi Sumatra Utara,Kota Medan termasuk pusat
perdagangan,industri dan jasa yang berkembang pesat. Kota Medan memiliki luas 265,1 km2,
yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kecamatan kelurahan.
Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang berpenduduk cukup padat di Sumatera
Utara, peningkatan jumlah penduduk sangat berpengaruh pada jumlah sampah. Menurut data
Dinas Kebersihan kota Medan tahun 2009, penduduk kota Medan menghasilkan sampah
sebesar
5.616 m3/hari atau 1.404 ton/hari (Khairunnisa, 2011). Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan upaya pelestarian lingkungan yang berkesinambungan.
Dalam karya tulis ini saya memberikan solusi dalam menanggulagi masalah sampah yang ada
dikota Medan dengan memanfaatkan sampah anorganik khususnya plastik dan kotak menjadi
Bunga dan Guci sebagai hiasan meja. Dengan adanya Karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat
menanggulangi permasalahan sampah diKota Medan dengan baik sehingga terwujudlah
Medan BERHIAS (Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka diperoleh
rumusan masalah penelitian yaitu:
1. Apakah pengertian sampah anorganik dan bisakah sampah oraganik ini dapat
dijadikan Bunga dan Guci?
2. Sampah organik yang mana yang bisa dijadikan Bunga dan Guci?
3. Bagaimana proses pembuatan Bunga dan Guci dari sampah anorganik?
4. Apa manfaat dari Pembuatan Bunga dan Guci ini?
C. Tujuan Penelitian
8
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ada, maka tujuan yang akan dicapai pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar Partisipasi anggota PKK dalam
pengelolaan sampah di Dusun Kabunan Desa Widodomartani Kecamatan Ngemplak
Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara
praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menanggulangi masalah lingkungan dikota Medan
2. Untuk mengetahui manfaat dari sampah anorganik
3. Untuk mengetahui proses pembuatan Bunga dan Guci dari sampah anorganik
E. Kerangka Teori
Sampah merupakan material sisa baik dari hewan maupun manusia yang tidak terpakai lagi
dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas (Wikipedia,2011). Sampah
adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau
hewan yang tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi (Tchobanoglous,dkk.1993).
Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah oraganik dan sampah
nonorganik. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik ,
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca,
dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton (www.wikipedia.jenis- jenissampah.com).
Kota Medan merupakan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk yang
banyak di sebabkan karena jumlah populasi penduduk bertambah dan kebutuhan akan
pendudukpun semakin banyak yng mengakibatkan populasi sampah berkembang, hal ini
menyebabkan keadaan yang tidak seimbang dan harus adanya suatu pergerakan untuk
memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, dengan pemanfaatan tersebut dapat
mengurangi tingkat sampah di sekitar kita.
Tabel 1.1. Timbulan sampah dikota
Medan (ton/tahun)
No.
Tahun
1
2
3
4
2001
2002
2003
2004
Jumlah timbunan sampah (ton/tahun)
476.964
500.506
500.780
596.755
Sumber: Dinas kebersihan, 2005
Pada tabel ini, terlihat bahwa setiap tahunnya populasi sampah bertambah karena jumlah
penduduk dikota Medan juga bertambah sehingga kebutuhan pun bertambah
yang menyebabkan produk sampah pun bertambah pula. Pemerintah kota Medan juga telah
membuat kebijakan dengan merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
9
Kota Medan tahun 2006 – 2010 yang salah satunya mengenai peningkatan dan pengendalian
lingkungan hidup yaitu meningkatkan pengelolaan dampak pembangunan (Enviromental
Impact Management), penerapan analisis dampak lingkungan bagi setiap kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Upaya ini sudah tentu
harus disertai oleh partisipasi masyarakat masyarakat termasuk sektor swasta.
Pada tahun 2009, diluncurkan program Green and Clean di kota Medan. Program ini
merupakan program yang digagas oleh PT. Unilever Tbk dari pihak swasta yang bekerjasama
dengan Pemerintah Kota Medan, Harian Waspada dan Yayasan Bumi Hijau Lestari. Langkah
ini didasari atas komitmen PT Unilever Tbk dalam memberikan sumbangsih pada
pembangunan yang berwawasan lingkungan (Panduan MdGC, 2010). Namun usaha
pemerintah Kota Medan ini hanya berjalan beberapa bulan saja dan tidak semua daerah
menerapkan Program Green and Clean. Jumlah timbunan sampah pada tahun 2004 mencapai
596.775 ton/tahun.Dinas kebersihan mencatat timbunan sampah dikota medan saat ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2. Proyeksi Volume Sampah di Kota Medan Tahun 2005 – 2018
No.
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Jumlah timbunan sampah (per m3
/tahun)
371,60
377,28
380,18
383,63
387,09
382,81
386,39
387,41
392,63
395,94
399,26
402,57
405,88
409,19
Sumber : Data Diolah (2013)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah sampah masih saja banyak dan diperlukan
penanggulangan agar sampah ini berkurang. Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang
tersusun dari bahan – bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. “Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 100 hingga 500 tahun
agar dapat terdegradasi dengan sempurna (I Made Arcana,2009)”. Di dalam kehidupan sehari
– hari, khususnya di Indonesia penggunaan bahan plastik dapat ditemukan di hampir seluruh
aktivitas kehidupan.Zat yang terkandung didalam plastik salah satunya adalah vinilklorida dan
akrilonitril. Zat ini dapat menyebabkan kanker tiroid, uterus dan lever pada hewan. Juga dapat
menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya. Monomer lain pada plastik seperti
akrilat,stirena dan metakrilat dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan.
Dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik sangat banyak. Sampah plastik mencemari
tanah, air tanah dan hewan bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke
dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing sehingga
menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah
dan ruang gerak makhluk tersebut yang mampu meyuburkan tanah. Sampah plastik juga
10
mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah sehingga resapan air menjadi terhambat.
Sampah plastik juga mencemari sungai. Sampah plastik yang menyumbat aliran air sungai
menyebabkan banjir di musim penghujan. Selain itu, sampah plastik mengeluarkan zat yang
berbahaya bagi organisme – organisme hewan di air sehingga menyebabkan hewan – hewan
tersebut mati. Sampah platik yang dibiarkan menumpuk akan menjadi tempat bersarangnya
berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu perlu adanya penanganan lebih lanjut terhadap
masalah ini agar terciptanya Medan BERHIAS (Bersih, Hijau, Asri dan Sehat).
F. Metodologi Penelitian
Metodologi penulisan ini dengan cara mencari literature tentang sampah anorganik dan
menanya proses pembuatan Bunga dan guci dari sampah anorganik. Kemudian metodologi
penulisan ini juga dengan cara pengumpulan data terlebih dahulu diberbagai tempat yang
memiliki jumlah sampah plastik yang banyak yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
bunga dan guci sebagai hiasan meja. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2014
sampai tanggal 26 Oktober 2014. Pengumpulan data dengan mengobservasi (melakukan
pengamatan) terlebih dahulu di beberapa tempat seperti ke pajak-pajak, dan daerah yang
banyak tertimbun sampah yang ditemui dan mengambil dokumentasi beberapa tempat.
Setelah melakukan observasi dan pengumpulan data kemudian melakukan analisis data yang
diperoleh dan memberikan solusi dalam penanggulangan sampah dan membuat proses
pemanfaatan sampah anorganik dan membuat kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 100 hingga 500 tahun agar dapat terdegradasi dengan sempurna (I
Made Arcana,2009). Sampah ini sangat sering kita jumpai diberbagai tempat,sifatnya susah
terurai oleh mikroorganisme sehingga butuh yang lama untuk terurai.
Melihat kondisi ini maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kita jika tidak adanya
penangglangan untuk masalah sampah ini. Dari data yang diperoleh (table 1.2.) juga
menunjukkan bahawa populasi sampah meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan lah
strategi atau cara untuk menanggulangi sampah ini agar bisa berkurang. Secara umum cara
untuk mengatasi masalah anorganik dapat dilakukan cara-cara berikut ini yaitu :
a. Reduce (pengurangan penggunaan) Mengurangi penggunaan dapat dilakukan dengan cara
hidup sederhana dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu menetukan prioritas sebelum
membeli barang, membeli produk yang tahan lama dan menurangi atau menghindari barang
yang tidak bisa didaur ulang oleh alam.
b. Reuse (Menggunakan Ulang) Banyak sekali sampah yang telah digunakan dapat digunakan
ulang seperti kalau kita membeli botol minum, kita dapat menggunakannya lagi dengan
mengisi ulang botol minum itulagi. Dengan begini maka akan mengurangi sampah.
c. Recycle ( Daur ulang)
Cara ini merupakan salah satu strategi pengolahan sampah yang snagat efektif yang terdiri
11
dari pemilihan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk. Selain
mengutungkan secara ekonomis juga menguntungkan secara ekologi.
Dalam karya ilmiah ini, penanggulangan masalah sampah dilakukan dengan cara Daur ulang
(Recycle) dengan memanfaatkan sampah plastik dan sampah kertas yang dibuat menjadi
bunga dan guci sebagai hiasan meja.
B. Karakteristik sampah dalam pembuatan Bunga dan Guci
Sampah anorganik yang dapat dijadikan bunga seperti sampah plastik yang sering kita
gunakan selama ini sedangkan untuk pembuatan guci sampah yang diperlukan adalah sampah
kertas seperti kotak rokok, kotak obat nyamuk, atau kotak yang tidak tebal. Hal ini bertujuan
agar guci mudah dibentuk dengan ketebalan kotak yang tipis.
C. Proses pembuatan Bunga dan Guci
Sebelum membuat bunga dan guci terlebih dahulu dipersiapkan alat dan bahan yang
digunakan seperti pisau (untuk memotong plastik secara horizontal), gunting (untuk
memotong sampah kertas), mancis, kawat (untuk tangkai bunga), tali plastik (untuk pengikat
bunga), lilin, sampah plastik (sebagai bahan pembuatan bunga), dan sampah kertas (sebagai
bahan pembuatan guci).
C.1 Proses Pembuatan Bunga
1. Terlebih dahulu dilakukan pemilihan sampah plastik kemudian mengumpulkannya
(agar bunga terlihat cantik usahakan sampah plastiknya berbagai warna biar
banyak variasi)
2. Setelah dikumpulkan maka bersihkan terlebih dahulu sampah plastik itu lalu
dikeringkan.
3. Plastik yang sudah dikeringkan tadi dipotong dengan ukuran lebar 10cm- 20 cm
dengan panjang sesuai dengan ukuran plastik.
4. Kemudian plastik yang sudah dipotong tadi dilipat menjadi 2 bagian kemudian
ujungnya (bagian atas) dibuat seperti bulatan – bulatan kecil pada pinggirnya.
5. Kemudian plastik itu digulung secara horizontal dan dengan perlahan-lahan
sehingga terdapat pola bunga/membentuk bunga.
6. Bagian bawah dari bunga yang sudah terbentuk diikat dengan tali plastik dan
tangkai bunga dibentuk dari sampah plastik itu sendiri.
7. Setelah itu dilakukan lagi pada pembuatan bunga berikutnya dnegan warna plastik
yang lainnya.
8. Setelah banyak yang sudah dibuat maka masukklah kedalam proses penggabungan
bunga tersebut dan dalam penggabungan ini diperlukan kawat sebagai batang
utama dari bunga tersebut.
12
C.2 Proses Pembuatan Guci
1. Hal yang dilakukan pada tahap pertama adalah pemilihan kotak dengan ketentuan
yang ada.
2. Kemudian dilakukan pengumpulan kotak tersebut.
3. Kotak yang sudah terkumpul dipotong-potong den 8 ukuran yang sama yaitu
ukuran panjang x lebar: 10cm x 5cm
4. Kotak yang sudah dipotong dilipat dengan membentuk 2 segitiga (jika dilihat dari
depan dan 1 segitiga jika dilihat dari belakang) yang sama ukurannya.
5. Bagian bawah (kertas yang tersisa dari pembuatan segitiga itu) dari kotak itu
dilipat kebelakang (bagian depan kita 2 segitiga yang sama ukurannya tadi) dan
bagian sampingnya diratakan lagi dengan melipat bagian yang tersisa.
6. Maka akan didapati segitiga sama kaki dari proses yang dilakukan sebelumnya,
kemudian segitiga itu dilipat lagi sampai menjadi 2 bagian yang akan membentuk
segitiga siku-siku (bagian depan kita 2 segitiga yang ukurannya sama).
7. Semua kotak tadi dibuat seperti itu kemudia dilakukan tahap selanjutnya yaitu
menyatukan kotak-kotak tersebut dengan memasukkan bentuk segitiga siku-siku
itu kedalan bagian lubang dari segitiga
8. Membentuk pola alas dari guci dengan menyatukan kotak yang berbentuk segitiga
tadi dan menyusunnya secara terus menerus ke atas sampai terbentuk lah sebuah
guci.
9. Variasikan warna kotak agar didapat guci yang cantik dengan warna yang
menarik.
D. Manfaat dari Pembuatan Bunga dan Guci
1. . Dengan adanya kegiatan pemanfaatan sampah anorganik ini dapat mengurangi
sampah yang ada dikota Medan sehingga terciptalah Medan Berhias seperti tema
dalam karya tulis ini.
2. Dari segi ekonomi, dengan adanya peembuatan bunga dan guci ini dapat
menambahpenghasilan warga kota Medan dengan menjual produk yang dihasilkan
dari pemanfaatan ini.
13
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampah anorga juga dapat dimanfaatkan
sebagai hiasan rumah seperti bunga dan guci. Dengan adanya pemanfaatan ini dapat
mengurangi populasi sampah yang ada dikota Medan sehingga tercipta lah Medan Berhias
seperti tema yang ditetapkan oleh panitia LKTI. Karakteristik sampah yang dapat dijadikan
sebagai bahan dalam pembuatan bunga dan guci adalah sampah plastik dan sampah kertas.
Dalam hal ini harus terlebih dahulu memilih sampah plastik dan sampah kertas kemudian
mengumpulkannya setelah itu diproses untuk membuat bunga dan guci maka akan
menghasilkan suatu produk yang dapat dijual yang dapat menambah penghasilan untuk warga
kota Medan. Pembuatan bunga dan guci ini dapat bermanfaat dalam segi ekonomi mau pun
dalam segi ekologi.
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda. 2009. Dampak Plastik Terhadap
Lingkungan.(http://www.alamandah.wordpress.com/2009/07/23/dampak-plastikterhadap-lingkungan) diakses pada tanggal 19 Oktober 2014
Efendi,F,dkk. 2010. Jurnal Pemanfaatan Sampah Plastik dan Limbah Marmer
Sebagai Bahan Baku Ornamen Bangunan Untuk Solusi Penanganan Pencemaran
Lingkungan. Malang : FT UNS, didowload pada tanggal 23
Oktober 2014
Hartono.1998. Kompoisi Sampah Atau Limbah. (http://www.online
buku.com/2009/01/02/pengolahan limbah plastik dengan metode daur ulang recycle)
diakses pada tanggal 12 Oktober 2014
Nugroho, A,dkk. 2006. Jurnal Studi Pustaka Pemanfaatan Proses Biokonversi
Sampah OrganikSebagai Alternatif Memperoleh Biogas. Surabaya : FMIPA
UNS Pemko Medan. 2013. Kajian Model Pengelolaan Sampah dan SDM Kebersihan
di KotaMedan.(http://balitbang.pem komedan.go.id/tinymcpuk/gamba
r/file/kajian%20Pengolahan%20s ampah.pdf), diakses pada tanggal 27 Oktober 2014
Wikipedia.2009.Daur- Ulang.(http://www.id.wikipedia.org/wi ki/daurulang), diakses
pada tanggal 23
Oktober
14
KARYA ILMIAH TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat waktu yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang “LINGKUNGAN HIDUP”.
Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. Karena Karya Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi
perbaikan Karya Ilmiah ini dikemudian hari.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Haurgeulis,
Desember 2018
Penulis
ABSTRAK
Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang
terkandung dalam lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan kesatuan
makhluk hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun
lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan sekitar berupa benda
mati, seperti mineral, batuan, tanah, air dan udara.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undangundang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai
15
Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
ABSTRAK……………………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………
i
ii
iii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………..
1
A. Belakang ………………………………………………………...
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….……
C. Tujuan Penulis …………………………………………………..
1
1
BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………..…….
A. Definisi Lingkungan Hidup …………………………..…….……
2
2
B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup …………………………………
2
C. Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan ……………………
3
D. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya..
4
E. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup …………………………
7
BAB III. PENUTUP …………………………………………………….…..
A. Kesimpulan ……………………………………………….……...
8
B. Saran ………………………………………………………..……
8
8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di sekitarnya
yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam
tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai
komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat
dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu,
udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang
sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya sejumlah faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai keadaan lingkungan hidup seperti
kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Komponen lingkungan hidup
secara garis besar terbagi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora dan fauna darat dan
16
air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya
dan kesehatan masyarakat).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi lingkungan hidup?
2.
Apa saja unsur-unsur lingkungan hidup?
3.
Mengapa lingkungan hidup sangat urgen bagi kehidupan manusia?
4.
Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan penyebabnya?
5.
Bagaimana upaya melestarikan lingkungan hidup?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.
Mengetahui definisi lingkungan hidup.
2.
Mengetahui unsur-unsur lingkungan hidup.
3.
Memahami urgensi lingkungan bagi kehidupan manusia.
4.
Mengetahui bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan penyebabnya.
5.
Mengetahui upaya pelestarian Lingkungan Hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup menjadi bagian mutlak dalam kehidupan manusia. Dengan kata
lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup yang
dalam bahasa Inggris disebut environment, dalam bahasa Belanda disebut Millieu,
sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan I'environment.
B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Istilah lingkungan hidup sering digunakan untuk menyebutkan segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan
UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup terbagi tiga, yaitu:
17
1.
Unsur Hayati (Biotik); yakni unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
sehingga lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2.
Unsur Sosial Budaya; yakni lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3.
Unsur Fisik (Abiotik); yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat
besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa
yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dll.
C. Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan
1. Urgensi Lingkungan sebagai tempat tinggal
Tiap-tiap makhluk hidup akan bertempat tinggal di dalam lingkungan tempat mereka berada.
Makhluk hidup akan selalu berkelompok dengan jenisnya masing-masing. Dalam hal ini
makhluk hidup dalam lingkungan ada yang hidup sebagai individu, populasi, komunitas atau
ekosistem tertentu.
2. Urgensi Lingkungan sebagai tempat mencari makan.
Keseimbangan lingkungan atau ekosistem akan terjadi jika rantai makanan, jaring makanan,
dan piramida makanan tepat. Hakekatnya tiap komponen dalam lingkunga hidup dapat
dikatakan sebagai “ satu untuk yang lain’. Contoh rumput dimakan rusa dan rusa dimakan
harimau dan seterusnya.
3. Urgensi Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas
Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan
bagi hidupnya. Sehubungan dengan itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan
ketergantungan antar sesama manusia. Melalui proses interaksi sosial manusia mampu
mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
4. Urgensi Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan
Kejadian tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran
kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula
kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya
udara dan ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung
pada kondisi lingkungannya.
D. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya
18
Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan
penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi
lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikarenakan proses alam
dan karena aktivitas manusia.
1. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
•
Letusan Gunung Api; menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk
dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis disertai dengan adanya gempa bumi lokal
yang disebut dengan gempa vulkanik. Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua
bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan
lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan.
•
Gempa Bumi; makin besar kekuatan gempa kerusakan yang ditimbulkannya semakin parah
di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur
batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah
tanah rusak, dan lain-lain. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan
menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan
dengan kecepatan yang sangat tinggi.
•
Banjir; merupakan gejala alam murni jika kondisi alam memang mempengaruhinya,
misalnya hujan terus menerus terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembahlembah sungai.
•
Tanah Longsor; dapat terjadi akibat proses alam ataupun karena dampak kecerobohan
manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian,
pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa
tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi
agak miring atau berlereng curam.
•
Kemarau Panjang; penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim
kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan banyak kerugian, seperti
mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran
hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
•
Badai atau Angin Topan ; Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai
tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat
membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah
tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala
alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar
(polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar
19
tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam
pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1.
Pencemaran Udara; ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa
hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan
oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau
roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar
oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan
akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau
tumbuhan. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain: Terganggunya
kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya,
rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat,
terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman
akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara, adanya peristiwa efek rumah kaca yang
dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan
mencairkan es di kutub dan terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran
oksida nitrogen.
2.
Pencemaran Tanah; disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain
yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh
penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam
pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi
tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat
kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak
dapat diolah atau dimanfaatkan.
3.
Pencemaran Air; terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam
air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu,
tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau
pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem
perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air
laut. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain : Terganggunya kehidupan
organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen, Terjadinya ledakan populasi
ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi), Pendangkalan dasar perairan, Punahnya biota air,
misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air, Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah,
dan menjalarnya wabah muntaber.
4.
Pencemaran Suara; menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain,
meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced
hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang memiliki kekuatan > 80 desibel.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik,
mesin kereta api, mesin jet pesawat, dan instrumen musik.
b. Degradasi Lahan
20
Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan
oleh manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan
seperti:
•
Lahan kritis. Terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
•
Kerusakan ekosistem laut. Terjadi karena eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran,
misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau
menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu
karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu
daerah dapat berkurang bahkan punah.
•
Kerusakan hutan. Terjadi umumnya karena ulah manusia seperti penebangan liar,
kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkannya
misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat
menimbulkan bahaya tanah longsor dan banjir.
E. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
Upaya melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai
manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan
tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan
beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah
dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup.
Sementara itu, sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, ada beberapa hal yang
dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai
berikut:
•
Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM
•
Menghemat penggunaan kertas dan pensil
•
Membuang sampah pada tempatnya
•
Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,
•
Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan hidup sebagai bagian yang mutlak dari kehidupan manusia memiliki tiga
unsur penting yaitu Unsur hayati (biotik), Unsur Sosial budaya, dan Unsur Fisik (abiotik).
Urgensi lingkungan hidup bagi kehidupan manusia dapat sebagai tempat tinggal, tempat
mencari makan, tempat beraktivitas dan sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya itu tidak
dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, baik faktor dari alam maupun faktor dari manusia
21
sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita bersih dan layak
di tempati.
B. Saran
Diharapkan peran serta berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan sekitar, agar
kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk di tempati.
DAFTAR PUSTAKA
http://jessicasitompul.blogspot.co.id/2015/02/contoh-karya-ilmiah-lingkungan-hidup.html
https://santi9f.wordpress.com/contoh-karya-tulis-pencemaran-lingkungan-hidup/
http://agnes2ia4.blogspot.co.id/2016/11/karya-ilmiah-tentang-lingkungan-hidup.html
https://miqbaln.blogspot.co.id/2016/10/karya-ilmiah-lingkungan-di-sekitar-kita.html
Radian. T 2010 Lingkungan
Hidup:http://lingkunganhidup.kompasiana.com/lh/2010/05/17lingkungan-142992.html
Binham. 2012 Masalah Lingkungan Di Sekitar
:http://binham.wordpress.com/2012/10/11/mengatasi-masalah-lingkungan/
22
Aksi Anak Kurangi Sampah Plastik di Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kegiatan Jumat Bersih. ...
Stasiun Air Isi Ulang untuk Minum. ...
Beralih ke Pensil Kayu atau Bolpoin Stainless. ...
Buat Komunitas atau Grup Peduli Lingkungan. ...
Lomba Memanfaatkan Sampah Plastik. ...
Tidak Membeli Makanan Berbungkus Plastik. ...
Menolak Sedotan dan Gelas Plastik dari Kantin. ...
Buat Bank Plastik di Lingkungan Sekolah.
Jumat bersih banyak memberikan faedah baik untuk lingkungan sekolah maupun diri siswa dan
seluruh warga sekolah. Dalam suatu lingkungan sekolah selain ruang belajar, bangunan dan
sarana prasarana lainnya sebagai faktor keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar,
kebersihan lingkungan sekolah tidak dapat dipandang sebelah mata, karena kebersihan juga
sebagai faktor penentu proses transfer keilmuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita sebagai
anggota atau warga sekolah berkewajiban selalu untuk melindungi serta menjaga sekolah
supaya tetap terjaga kerapian, keindahan dan kebersihannya. Oleh karena itu SMKN 3 Tanjung
Selor memulai kembali kegiatan jumat bersih dengan kerja bakti dilingkungan sekolah.
Kebersihan sekolah adalah tanggung jawab semuanya anggota sekolah. Kebersihan sekolah
adalah tanggung jawab semua anggota sekolah baik kepala sekolah, para staf, guru-guru juga
siswa-siswi. Bila lingkungan sekolah bersih suasana jadi segar, bakal bikin nyaman, aman dalam
belajar dan bakal terbebas dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang
terjaga kebersihannya.
Kegiatan Jumat bersih di sekolah, bisa memberi banyak faedah atau manfaat nyata tidak hanya
siswa dan guru tapi semuanya anggota sekolah bakal merasakannya manfaatnya juga, yaitu :
1. Terlepas dari wabah penyakit
Dengan bersihkan lingkungan sekolah ataupun ruangan kelas dengan secara berkala dan
berkelanjutan akan memberi dampak dan efek positif bagi semua warga sekolah.
2. Lingkungan jadi bersih
Dengan kegiatan Jumat bersih yang dikerjakan semuanya anggota sekolah, umpamanya lewat
cara menyapu, mengepel beberapa ruangan kelas serta memunguti sampah yang berantakan di
lapangan atau lantai bisa bikin lingkungan sekolah kita jadi bersih serta membuat siswa dan guru
menjadi merasa nyaman berada di lingkungan yang terlindungi kebersihan dan keindahannya.
3. Pekerjaan bakal cepat selesai
Jumat bersih yaitu aktivitas yang dikerjakan dengan cara gotong-royong. Bersihkan lingkungan
sekolah yang dikerjakan dengan cara bersama-sama membuat pekerjaan cepat usai serta
optimal.
4. Melatih siswa bekerja sama
Aktivitas yang dikerjakan dengan cara bergotong royong ini melibatkan semuanya anggota
sekolah. Semuanya anggota sekolah melakukan tugasnya dengan cara bersama-sama hingga
bisa melatih siswa untuk bekerja bersama bahu membahu membersihkan lingkungan. Hal ini
dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas yaitu kerja kelompok, dimana
semua anggota dapat memainkan peran dan mengetahui fungsinya masing-masing dalam suatu
kelompok sehingga kerja kelompok dapat dijadikan model variasi pembelajaran yang cukup
efektif dibandingkan dengan bila siswa belajar sendiri secara individual.
23
5. Kerja bakti bisa tingkatkan respon/kepekaan siswa terhadap lingkungan sekolah
Ketika dalam kelas, siswa-siswi merespon materi atau menyerap materi belajar yang diberikan
oleh bapak ibu guru dengan cara yang berbeda-beda. Ada siswa yang cepat merespon, ada juga
yang kurang daya serapnya ataupun kurang sekali. Jika kegiatan Jumat bersih membersihkan
lingkungan sekolah sudah menjadi aktifitas yang terbiasa dilakukan siswa maka hal ini akan
berdampak positif pada kepekaan siswa dalam merespon lingkungan sekolah yang kurang
terjaga kebersihannya. Artinya mereka akan merasakan sesuatu yang kurang nyaman, cepat
tanggap dan tanpa beban untuk segera membersihkan kelas tanpa menunggu perintah dari guru.
Atau juga saling menegur dan mengingatkan jika ada teman-temannya yang buang sampah
sembarangan.
6. Bakal menyingkirkan kejenuhan siswa sesudah ikuti pelajaran
Jumat bersih dapat jadikan sarana pembelajaran di luar kelas yang santai untuk menyingkirkan
kejenuhan sepanjang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Hal ini juga dapat memberikan selingan
pembelajaran psikomotorik dan dapat juga mendorong kreatifitas siswa, karena kerja bakti
berkaitan dengan fisik jadi membutuhkan tenaga yang cukup untuk melakukan aktifitas ini.
Kreatifitas siswa dapat tersalurkan jika diadakan kompetisi kebersihan antar kelas, mendorong
mereka menumpahkan segala daya upaya imajinasi kreatifnya dalam menghias kelas dan
mempercantik kelas menjadi lebih indah dan nyaman.
7. Mengakrabkan beberapa guru dengan peserta didiknya
Terlihat begitu menyenangkan untuk beberapa pendidik dapat berbaur dengan siswa hingga
menyebabkan keakraban pada siswa serta guru. Bila dibandingkan dengan atmosfer kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas yang cenderung formal dan agak serius, suasana di luar kelas
yang tidak formal dan lebih santai membuat siswa dan guru dapat berkomunikasi dengan lebih
akrab dan rileks tanpa mengenyampingkan tujuan dan fungsi dari Jumat bersih
8. Lingkungan jadi bersih serta lebih tertangani dibanding dengan bila tak ada aktifitas kerja
bakti.
Tanggung jawab kebersihan sekolah jika dibebankan pada petugas kebersihan sekolah tentu
tidak akan tercapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu kerjasama dari semua warga sekolah
termasuk para guru dan siswa-siswi dibutuhkan untuk menjaga kebersihan dan keindahan
lingkungan sekolah. Salah satu kegiatan bersama yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekolah adalah Jumat bersih.
9. Kerja bakti melatih siswa bekerja bersama serta bergotong royong.
Salah satu sisi positif Jumat bersih di sekolah dan manfaatnya adalah gotong-royong. Dalam
Jumat bersih yang melibatkan banyak siswa umumnya siswa bakal sama-sama bekerja bersama
membersihkan lingkungan sekolah. Nilai bergotong royong dalam artian luas tidak hanya kerja
bakti membersihkan sekolah, tapi juga bagaimana bekerja sama membuat keputusan penting,
bekerja sama menyelesaikan masalah secara bersama-sama sehingga menimbulkan sinergi
diantara siswa.
10. Menanamkan rasa kesadaran dan kepedulian siswa terhadap kebersihan sekolah.
Dengan dilaksanakannya kegiatan Jumat bersih di sekolah secara rutin atau berkala, cepat atau
lambat diharapakan siswa dapat menumbuh kembangkan kesadaran dirinya secara individu
maupun kelompok akan pentingnya kebersihan lingkungan sekolah. Bahwa kebersihan
lingkungan sekolah di manapun dia berada di area sekolah adalah tanggung jawab bersama dan
bila kesadaran dan kepedulian itu sudah tertanam dalam masing-masing siswa akan menjadi
perilaku yang baik karena mereka sadar dan peduli bahwa menjaga kebersihan adalah
kebutuhan bukan kewajiban. Sehingga jika hal tersebut sudah tertanam dalam mindset mereka,
siswa akan menjalankan tugas menjaga kebersihan lingkungan dengan sepenuh hatinya,
sepenuh cinta, tulus ikhlas, dan tanpa beban.
Dengan banyaknya manfaat dari kegiatan Jumat bersih dapat memberikan dampak positif bagi
seluruh warga sekolah, khususnya warga SMKN 3 Tanjung Selor untuk terus menjaga
24
kebersamaan, saling gotong royong dan menumbuhkan rasa kepedulian antar seluruh warga
Sekolah
Lingkungan merupakan tempat terjadinya interaksi makhluk hidup dengan makhluk tak
hidup. Setiap makhluk hidup di bumi ini memiliki saling ketergantungan terhadap
makhluk hidup lainnya bahkan kepada benda mati, demikian sebaliknya, sehingga
seluruh benda di alam atau di lingkungan ini saling membutuhkan satu sama lainnya.
Dalam konteks saling ketergantungan tersebut, tumbuh aneka permasalahan, utamanya
timbul karena sikap dan perilaku manusia. Seringkali manusia tidak menyadari atau
dengan sengaja melakukan sikap yang secara perlahan menimbulkan permasalahan di
lingkungan. Timbulnya berbagai masalah lingkungan sebagian besar karena tidak
bijaknya manusia dalam memperlakukan lingkungan. Polusi, penipisan lapisan ozon,
hujan asam, berkurangnya sumber daya alam, pembuangan limbah dan sampah, adalah
sebagian dari masalah lingkungan yang timbul dan menjadi perhatian dunia. Masalah
sampah, adalah masalah yang sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari.
Masalah sampah erat kaitannya dengan kesehatan dan kenyamanan hidup manusia.
Meskipun demikian, masalah sampah belum sepenuhnya dapat diatasi secara
menyeluruh, karena belum tumbuhnya karakter dan kebiasaan sebagian besar
masyarakat dalam memelihara dan mengelola lingkungan. Padahal volume sampah yang
dihasilkan masyarakat semakin tinggi, hal ini seiring dengan pertumbuhan, pertambahan
jumlah penduduk, dan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup menyebabkan jenis
sampah yang dihasilkan menjadi lebih beragam, plastik beraneka jenis, stereform, botol,
pembungkus makanan, dan lain sebagainya. Beberapa kebijakan tentang pengurangan
sampah plastik mulai digulirkan, seperti penggunaan plastik berbayar di supermarket.
Namun hal ini pun sepertinya belum optimal, karena inti dari jalan penyelesaiannya
adalah kesadaran manusia dalam mengelola sampah dan lingkungan. Di lingkungan
sekolah, masalah sampah plastik juga menjadi kendala utama dalam kebersihan
lingkungan. Beraneka ragam jajanan sekolah yang 80% menggunakan pembungkus
berbahan plastik merupakan faktor utama timbulnya masalah sampah plastik di sekolah.
Alhasil, volume sampah yang dihasilkan semakin bertambah besar, tentu jika hal ini
dibiarkan lama kelamaan akan menjadi masalah yang bertambah serius bagi kesehatan,
keindahan, dan kenyamanan sekolah. Disamping itu, beberapa permasalahan yang
muncul di sekolah diantaranya adalah peserta didik masih memiliki kebiasaan membuang
sampah tidak pada tempatnya, belum menempatkan sampah sesuai jenisnya, belum ada
konsep solusi penangan yang baik dan tepat terhadap sampah plastik, serta ketersediaan
fasilitas tempat pembuangan sampah belum memadai dan sesuai dengan jumlah sampah
yang dihasilkan. Oleh karena itu, yang perlu terus dibangun upaya menumbuhkan
kesadaran dalam mengatasi masalah lingkungan terutama masalah sampah. Upaya
tersebut bisa kita mulai dari sekolah, karena sekolah merupakan tempat yang tepat
untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan baik kepada peserta didik melalui program
kegiatan yang terencana, terukur dan berkelanjutan. Hal itu termasuk membangun
kesadaran dan menumbuhkan pemahaman peserta didik tentang bahaya sampah plastik
dan sampah organik lainnya. Sekolah harus mampu merencanakan suatu kegiatan dalam
melatih dan membimbing peserta didik tentang bagaimana mengelola sampah dengan
baik, tepat dan kreatif. Karena sampah tidak akan bisa dimusnahkan sama sekali di bumi
ini, maka salah satu alternatif solusi yang harus dipikirkan dan dilaksanakan adalah
25
membimbing peserta didik dalam mengelola sampah melalui reduce, reuse, recycle (3R).
Kegiatan 3R sejalan dengan praktik yang dilaksanakan pada kegiatan bank sampah.
Peserta didik diajarkan tentang bagaimana mengelola sampah dengan tepat, mulai dari
kelas masing-masing yaitu memilah sampah antara organik dengan anorganik,
merapikan sampah plastik yang ada, lalu disetor ke bank sampah. Sampah yang disetor
tersebut oleh petugas bank sampah ditimbang, dicatat, dan dibukukan sebagai tabungan
sampah tiap kelas. Setelah terkumpul di bank sampah, plastik-plastik bekas tersebut
dipilah kembali menjadi dua kelompok, yakni sampah plastik yang akan dijual ke
pengepul, dan sampah plastik yang akan dikelola oleh peserta didik untuk menjadi
barang yang memiliki kegunaan kembali, misalnya sebagai barang hiasan, tempat pensil,
pot bunga, atau bahan ecobrick. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bank sampah
adalah; kesatu, membangun kesadaran dan perilaku peserta didik dalam membuang
sampah dengan benar. Kedua, menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam mengolah
sampah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat baru. Ketiga, menumbuhkan
karakter kewirausahaan peserta didik dengan mengubah pola pikir bahwa sampah pun
jika dikelola dengan baik akan memiliki nilai ekonomis. Manfaat yang diharapkan dari
terlaksananya kegiatan bank sampah akan terwujud lingkungan bersih dan nyaman bagi
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, ketergantungan terhadap plastik
menjadi berkurang, serta pemeliharaan kebersihan dan kenyamanan lingkungan menjadi
suatu kebutuhan. Disamping itu, pandangan terhadap sampah plastik menjadi berbeda,
karena memahami tentang bahaya sekaligus manfaat yang diperoleh jika dikelola dengan
baik dan benar. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
kegiatan bank sampah, yaitu memilih tempat sebagai bank sampah, jika memungkinkan
sekolah bisa menyediakan sebuah bangunan khusus, tapi bisa juga dengan
memanfaatkan salah satu sudut sekolah. Kepala sekolah menugaskan guru untuk
menjadi pembimbing, dan memilih serta menugaskan beberapa siswa sebagai pengelola
bank sampah. Selain itu, sebelum kegiatan bank sampah dilaksanakan tentu perlu
melakukan sosialisasi kegiatan kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah,
sehingga semua warga faham tentang mekanisme dan manfaat dari diselenggarakannya
kegiatan bank sampah tersebut. Program kegiatan bank sampah dapat dijadikan solusi
sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam mengatasi sampah di
sekolah, sekaligus menumbuhkan jiwa dan karakter kewirausahaan, yang suatu saat
nanti akan bermanfaat dalam pembentukan pola fikir peserta didik terhadap konsep
kewirausahaan. Untuk itu perlu adanya perhatian dan motivasi yang serius dari
pemerintah agar kegiatan bank sampah bisa terlaksana di setiap sekolah. (*)
FacebookWhatsAppLineTwitterShare
Sumber: https://www.radartasikmalaya.com/semangat-kewirausahaan-melalui-banksampah-di-sekolah/
Artikel ini telah terbit di radartasikmalaya.com
26
sejarah
Manfaat Peninggalan Bersejarah Kompas.com - 30/03/2020, 14:00 WIB BAGIKAN: Komentar
Lihat Foto Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.(SHUTTERSTOCK/NEW MINDFLOW)
Temukan Jawaban Lainnya Cari Penulis Arum Sutrisni Putri | Editor Arum Sutrisni Putri
KOMPAS.com - Peninggalan sejarah mempunyai nilai yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat
bagi bangsa Indonesia. Tahukah kamu apa saja manfaat peninggalan bersejarah? Manfaat
peninggalan bersejarah Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, banyak sekali
peninggalan bersejarah di Indonesia yang keberadaannya harus dilestarikan. Generasi penerus
bangsa bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga peninggalan bersejarah di Indonesia.
Manfaat peninggalan bersejarah antara lain: Menambah kekayaan dan khasanah budaya bangsa
Menambah pendapatan negara melalui kegiatan wisata Sebagai bukti nyata peristiwa sejarah
yang dapat diamati zaman sekarang Dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sangat
membantu dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan Dapat mempertebal rasa
kebangsaan Dapat memperkokoh rasa persatuan Baca juga: Pentingnya Belajar Sejarah
Pelestarian peninggalan bersejarah Pelestarian peninggalan bersejarah adalah cara penting bagi
manusia untuk menyampaikan pemahaman tentang masa lalu kepada generasi mendatang.
Dikutip dari Kiddle, peninggalan bersejarah adalah benda fisik maupun tak berwujud (intangible)
dari suatu kelompok atau masyarakat. Peninggalan bersejarah diwarisi dari generasi masa lalu,
dipelihara saat ini dan diteruskan untuk kepentingan generasi mendatang. Peninggalan
bersejarah berupa benda-benda berwujud meliputi arca, benteng, makam, monumen, candi,
prasasti, situs dan lain-lain yang dianggap layak untuk dilestarikan demi masa depan. Bendabenda seperti karya seni budaya yang berukuran kecil biasanya dikumpulkan di museum dan
galeri seni. Halaman Selanjutnya Peninggalan bersejarah tak berwujud biasanya… Halaman: 1 2
Show All play_arrow play_arrow volume_off fullscreen 00:00/00:00 Sumber Kemdikbud,Kiddle
TAG: manfaat peninggalan bersejarah peninggalan bersejarah menghargai peninggalan
bersejarah pelestarian peninggalan bersejarah Berita Terkait Apa itu Sejarah? Definisi hingga
Syarat Sejarah Sumber Sejarah Primer dan Sekunder Pentingnya Belajar Sejarah Pengertian
Sejarah REKOMENDASI UNTUK ANDAPowered by ADVERTORIAL Budi Karya Sumadi:
Pembangunan SDM di... SKOLA Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara SKOLA Jawaban
Soal TVRI 25 Agustus SMP,... BRANDZVIEW Hadapi Revolusi Industri 4.0, Dunia Pendidikan...
SKOLA Prasasti Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno SKOLA Arti Merdeka di Masa
Sekarang SKOLA Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno SKOLA Teks Cerita Sejarah:
Pengertian, Struktur, dan... MENARIK UNTUK ANDA Masih sebuah misteri: penemuan ini
membuat peneliti terkejut! BrainBerries Rasa sakit di persendian anda akan hilang selamanya!
Artropant Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya Recardio Nenek 120
tahun: “Pembersihan pembuluh darah sangatlah mudah!“ Tensilab Nenek ini memiliki tensi stabil,
120/80! Ingin tahu rahasianya? Tensilab Tak perlu laser jika penglihatan mulai kabur, cukup
gunakan ini! TopViz KOMENTAR Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manfaat Peninggalan Bersejarah", Klik
untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/30/140000569/manfaat-peninggalan-
27
bersejarah.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Arum Sutrisni Putri
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
28
Download