Judul Karya Ilmiah/Makalah: Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri. Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – 1 sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang. 2. Rumusan Masalah Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut. : 1. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan? 2. Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi? 3. Cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi? 3. Tujuan Penelitian 1. Bagi Penulis Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang lain. 2. Bagi Pembaca Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengaruh Globalisasi terhadap dunia Pendidikan Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluasluasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poinpoin berikut: 1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 2 Pengajaran Interaktif Multimedia Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep. Perubahan Corak Pendidikan Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikut sertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri. 2.Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia Komersialisasi Pendidikan Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah 3 tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166). Bahaya Dunia Maya Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar. Ketergantungan Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut. 2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia 1.Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek. Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka 4 yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern. 2.Mahalnya Biaya Pendidikan Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah. Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005). Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’. Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan sebagai berikut. Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membedabedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade). 5 Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun golongan. 3.Kualitas SDM yang Rendah Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar Internasional. Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan. Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal. 2.3 Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang. Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi. 6 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia Komersialisasi Pendidikan Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan dengan lancar Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu 5.2 Saran Di era globalisasi ini, perkembangan sosial semakin tidak terkendali, baik sisi positif atau negatifnya. Disarankan agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar. Penulis juga menyarakan kepada Pemerintah untuk harus menggarkan danan yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training. 7 SAMPAH Judul Karya Ilmiah/Makalah: PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI BUNGA DAN GUCI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan karena pertambahan volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk mengurangi sampah masih terbatas (Soemarwoto, 2001). Di tengah kepadatan aktivitas manusia, penanganan sampah masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas, terutama di kota-kota besar. Pasalnya, rata-rata tiap orang per hari dapat menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan pencemaran, baik polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah (Hadisuwito, 2007). Kota medan termasuk diantara kota-kota besar di Indonesia, juga tak luput dari permasalahan sampah kota.Sebagai ibukota Propinsi Sumatra Utara,Kota Medan termasuk pusat perdagangan,industri dan jasa yang berkembang pesat. Kota Medan memiliki luas 265,1 km2, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kecamatan kelurahan. Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang berpenduduk cukup padat di Sumatera Utara, peningkatan jumlah penduduk sangat berpengaruh pada jumlah sampah. Menurut data Dinas Kebersihan kota Medan tahun 2009, penduduk kota Medan menghasilkan sampah sebesar 5.616 m3/hari atau 1.404 ton/hari (Khairunnisa, 2011). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya pelestarian lingkungan yang berkesinambungan. Dalam karya tulis ini saya memberikan solusi dalam menanggulagi masalah sampah yang ada dikota Medan dengan memanfaatkan sampah anorganik khususnya plastik dan kotak menjadi Bunga dan Guci sebagai hiasan meja. Dengan adanya Karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menanggulangi permasalahan sampah diKota Medan dengan baik sehingga terwujudlah Medan BERHIAS (Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan masalah penelitian yaitu: 1. Apakah pengertian sampah anorganik dan bisakah sampah oraganik ini dapat dijadikan Bunga dan Guci? 2. Sampah organik yang mana yang bisa dijadikan Bunga dan Guci? 3. Bagaimana proses pembuatan Bunga dan Guci dari sampah anorganik? 4. Apa manfaat dari Pembuatan Bunga dan Guci ini? C. Tujuan Penelitian 8 Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ada, maka tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar Partisipasi anggota PKK dalam pengelolaan sampah di Dusun Kabunan Desa Widodomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menanggulangi masalah lingkungan dikota Medan 2. Untuk mengetahui manfaat dari sampah anorganik 3. Untuk mengetahui proses pembuatan Bunga dan Guci dari sampah anorganik E. Kerangka Teori Sampah merupakan material sisa baik dari hewan maupun manusia yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas (Wikipedia,2011). Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi (Tchobanoglous,dkk.1993). Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah oraganik dan sampah nonorganik. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik , wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton (www.wikipedia.jenis- jenissampah.com). Kota Medan merupakan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak di sebabkan karena jumlah populasi penduduk bertambah dan kebutuhan akan pendudukpun semakin banyak yng mengakibatkan populasi sampah berkembang, hal ini menyebabkan keadaan yang tidak seimbang dan harus adanya suatu pergerakan untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, dengan pemanfaatan tersebut dapat mengurangi tingkat sampah di sekitar kita. Tabel 1.1. Timbulan sampah dikota Medan (ton/tahun) No. Tahun 1 2 3 4 2001 2002 2003 2004 Jumlah timbunan sampah (ton/tahun) 476.964 500.506 500.780 596.755 Sumber: Dinas kebersihan, 2005 Pada tabel ini, terlihat bahwa setiap tahunnya populasi sampah bertambah karena jumlah penduduk dikota Medan juga bertambah sehingga kebutuhan pun bertambah yang menyebabkan produk sampah pun bertambah pula. Pemerintah kota Medan juga telah membuat kebijakan dengan merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 9 Kota Medan tahun 2006 – 2010 yang salah satunya mengenai peningkatan dan pengendalian lingkungan hidup yaitu meningkatkan pengelolaan dampak pembangunan (Enviromental Impact Management), penerapan analisis dampak lingkungan bagi setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Upaya ini sudah tentu harus disertai oleh partisipasi masyarakat masyarakat termasuk sektor swasta. Pada tahun 2009, diluncurkan program Green and Clean di kota Medan. Program ini merupakan program yang digagas oleh PT. Unilever Tbk dari pihak swasta yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Medan, Harian Waspada dan Yayasan Bumi Hijau Lestari. Langkah ini didasari atas komitmen PT Unilever Tbk dalam memberikan sumbangsih pada pembangunan yang berwawasan lingkungan (Panduan MdGC, 2010). Namun usaha pemerintah Kota Medan ini hanya berjalan beberapa bulan saja dan tidak semua daerah menerapkan Program Green and Clean. Jumlah timbunan sampah pada tahun 2004 mencapai 596.775 ton/tahun.Dinas kebersihan mencatat timbunan sampah dikota medan saat ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.2. Proyeksi Volume Sampah di Kota Medan Tahun 2005 – 2018 No. Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah timbunan sampah (per m3 /tahun) 371,60 377,28 380,18 383,63 387,09 382,81 386,39 387,41 392,63 395,94 399,26 402,57 405,88 409,19 Sumber : Data Diolah (2013) Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah sampah masih saja banyak dan diperlukan penanggulangan agar sampah ini berkurang. Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan – bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. “Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 100 hingga 500 tahun agar dapat terdegradasi dengan sempurna (I Made Arcana,2009)”. Di dalam kehidupan sehari – hari, khususnya di Indonesia penggunaan bahan plastik dapat ditemukan di hampir seluruh aktivitas kehidupan.Zat yang terkandung didalam plastik salah satunya adalah vinilklorida dan akrilonitril. Zat ini dapat menyebabkan kanker tiroid, uterus dan lever pada hewan. Juga dapat menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya. Monomer lain pada plastik seperti akrilat,stirena dan metakrilat dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan. Dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik sangat banyak. Sampah plastik mencemari tanah, air tanah dan hewan bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing sehingga menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk tersebut yang mampu meyuburkan tanah. Sampah plastik juga 10 mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah sehingga resapan air menjadi terhambat. Sampah plastik juga mencemari sungai. Sampah plastik yang menyumbat aliran air sungai menyebabkan banjir di musim penghujan. Selain itu, sampah plastik mengeluarkan zat yang berbahaya bagi organisme – organisme hewan di air sehingga menyebabkan hewan – hewan tersebut mati. Sampah platik yang dibiarkan menumpuk akan menjadi tempat bersarangnya berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu perlu adanya penanganan lebih lanjut terhadap masalah ini agar terciptanya Medan BERHIAS (Bersih, Hijau, Asri dan Sehat). F. Metodologi Penelitian Metodologi penulisan ini dengan cara mencari literature tentang sampah anorganik dan menanya proses pembuatan Bunga dan guci dari sampah anorganik. Kemudian metodologi penulisan ini juga dengan cara pengumpulan data terlebih dahulu diberbagai tempat yang memiliki jumlah sampah plastik yang banyak yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bunga dan guci sebagai hiasan meja. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2014 sampai tanggal 26 Oktober 2014. Pengumpulan data dengan mengobservasi (melakukan pengamatan) terlebih dahulu di beberapa tempat seperti ke pajak-pajak, dan daerah yang banyak tertimbun sampah yang ditemui dan mengambil dokumentasi beberapa tempat. Setelah melakukan observasi dan pengumpulan data kemudian melakukan analisis data yang diperoleh dan memberikan solusi dalam penanggulangan sampah dan membuat proses pemanfaatan sampah anorganik dan membuat kesimpulan. BAB II PEMBAHASAN A. Sampah Anorganik Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 100 hingga 500 tahun agar dapat terdegradasi dengan sempurna (I Made Arcana,2009). Sampah ini sangat sering kita jumpai diberbagai tempat,sifatnya susah terurai oleh mikroorganisme sehingga butuh yang lama untuk terurai. Melihat kondisi ini maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kita jika tidak adanya penangglangan untuk masalah sampah ini. Dari data yang diperoleh (table 1.2.) juga menunjukkan bahawa populasi sampah meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan lah strategi atau cara untuk menanggulangi sampah ini agar bisa berkurang. Secara umum cara untuk mengatasi masalah anorganik dapat dilakukan cara-cara berikut ini yaitu : a. Reduce (pengurangan penggunaan) Mengurangi penggunaan dapat dilakukan dengan cara hidup sederhana dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu menetukan prioritas sebelum membeli barang, membeli produk yang tahan lama dan menurangi atau menghindari barang yang tidak bisa didaur ulang oleh alam. b. Reuse (Menggunakan Ulang) Banyak sekali sampah yang telah digunakan dapat digunakan ulang seperti kalau kita membeli botol minum, kita dapat menggunakannya lagi dengan mengisi ulang botol minum itulagi. Dengan begini maka akan mengurangi sampah. c. Recycle ( Daur ulang) Cara ini merupakan salah satu strategi pengolahan sampah yang snagat efektif yang terdiri 11 dari pemilihan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk. Selain mengutungkan secara ekonomis juga menguntungkan secara ekologi. Dalam karya ilmiah ini, penanggulangan masalah sampah dilakukan dengan cara Daur ulang (Recycle) dengan memanfaatkan sampah plastik dan sampah kertas yang dibuat menjadi bunga dan guci sebagai hiasan meja. B. Karakteristik sampah dalam pembuatan Bunga dan Guci Sampah anorganik yang dapat dijadikan bunga seperti sampah plastik yang sering kita gunakan selama ini sedangkan untuk pembuatan guci sampah yang diperlukan adalah sampah kertas seperti kotak rokok, kotak obat nyamuk, atau kotak yang tidak tebal. Hal ini bertujuan agar guci mudah dibentuk dengan ketebalan kotak yang tipis. C. Proses pembuatan Bunga dan Guci Sebelum membuat bunga dan guci terlebih dahulu dipersiapkan alat dan bahan yang digunakan seperti pisau (untuk memotong plastik secara horizontal), gunting (untuk memotong sampah kertas), mancis, kawat (untuk tangkai bunga), tali plastik (untuk pengikat bunga), lilin, sampah plastik (sebagai bahan pembuatan bunga), dan sampah kertas (sebagai bahan pembuatan guci). C.1 Proses Pembuatan Bunga 1. Terlebih dahulu dilakukan pemilihan sampah plastik kemudian mengumpulkannya (agar bunga terlihat cantik usahakan sampah plastiknya berbagai warna biar banyak variasi) 2. Setelah dikumpulkan maka bersihkan terlebih dahulu sampah plastik itu lalu dikeringkan. 3. Plastik yang sudah dikeringkan tadi dipotong dengan ukuran lebar 10cm- 20 cm dengan panjang sesuai dengan ukuran plastik. 4. Kemudian plastik yang sudah dipotong tadi dilipat menjadi 2 bagian kemudian ujungnya (bagian atas) dibuat seperti bulatan – bulatan kecil pada pinggirnya. 5. Kemudian plastik itu digulung secara horizontal dan dengan perlahan-lahan sehingga terdapat pola bunga/membentuk bunga. 6. Bagian bawah dari bunga yang sudah terbentuk diikat dengan tali plastik dan tangkai bunga dibentuk dari sampah plastik itu sendiri. 7. Setelah itu dilakukan lagi pada pembuatan bunga berikutnya dnegan warna plastik yang lainnya. 8. Setelah banyak yang sudah dibuat maka masukklah kedalam proses penggabungan bunga tersebut dan dalam penggabungan ini diperlukan kawat sebagai batang utama dari bunga tersebut. 12 C.2 Proses Pembuatan Guci 1. Hal yang dilakukan pada tahap pertama adalah pemilihan kotak dengan ketentuan yang ada. 2. Kemudian dilakukan pengumpulan kotak tersebut. 3. Kotak yang sudah terkumpul dipotong-potong den 8 ukuran yang sama yaitu ukuran panjang x lebar: 10cm x 5cm 4. Kotak yang sudah dipotong dilipat dengan membentuk 2 segitiga (jika dilihat dari depan dan 1 segitiga jika dilihat dari belakang) yang sama ukurannya. 5. Bagian bawah (kertas yang tersisa dari pembuatan segitiga itu) dari kotak itu dilipat kebelakang (bagian depan kita 2 segitiga yang sama ukurannya tadi) dan bagian sampingnya diratakan lagi dengan melipat bagian yang tersisa. 6. Maka akan didapati segitiga sama kaki dari proses yang dilakukan sebelumnya, kemudian segitiga itu dilipat lagi sampai menjadi 2 bagian yang akan membentuk segitiga siku-siku (bagian depan kita 2 segitiga yang ukurannya sama). 7. Semua kotak tadi dibuat seperti itu kemudia dilakukan tahap selanjutnya yaitu menyatukan kotak-kotak tersebut dengan memasukkan bentuk segitiga siku-siku itu kedalan bagian lubang dari segitiga 8. Membentuk pola alas dari guci dengan menyatukan kotak yang berbentuk segitiga tadi dan menyusunnya secara terus menerus ke atas sampai terbentuk lah sebuah guci. 9. Variasikan warna kotak agar didapat guci yang cantik dengan warna yang menarik. D. Manfaat dari Pembuatan Bunga dan Guci 1. . Dengan adanya kegiatan pemanfaatan sampah anorganik ini dapat mengurangi sampah yang ada dikota Medan sehingga terciptalah Medan Berhias seperti tema dalam karya tulis ini. 2. Dari segi ekonomi, dengan adanya peembuatan bunga dan guci ini dapat menambahpenghasilan warga kota Medan dengan menjual produk yang dihasilkan dari pemanfaatan ini. 13 BAB III PENUTUP Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampah anorga juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah seperti bunga dan guci. Dengan adanya pemanfaatan ini dapat mengurangi populasi sampah yang ada dikota Medan sehingga tercipta lah Medan Berhias seperti tema yang ditetapkan oleh panitia LKTI. Karakteristik sampah yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan bunga dan guci adalah sampah plastik dan sampah kertas. Dalam hal ini harus terlebih dahulu memilih sampah plastik dan sampah kertas kemudian mengumpulkannya setelah itu diproses untuk membuat bunga dan guci maka akan menghasilkan suatu produk yang dapat dijual yang dapat menambah penghasilan untuk warga kota Medan. Pembuatan bunga dan guci ini dapat bermanfaat dalam segi ekonomi mau pun dalam segi ekologi. DAFTAR PUSTAKA Alamanda. 2009. Dampak Plastik Terhadap Lingkungan.(http://www.alamandah.wordpress.com/2009/07/23/dampak-plastikterhadap-lingkungan) diakses pada tanggal 19 Oktober 2014 Efendi,F,dkk. 2010. Jurnal Pemanfaatan Sampah Plastik dan Limbah Marmer Sebagai Bahan Baku Ornamen Bangunan Untuk Solusi Penanganan Pencemaran Lingkungan. Malang : FT UNS, didowload pada tanggal 23 Oktober 2014 Hartono.1998. Kompoisi Sampah Atau Limbah. (http://www.online buku.com/2009/01/02/pengolahan limbah plastik dengan metode daur ulang recycle) diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 Nugroho, A,dkk. 2006. Jurnal Studi Pustaka Pemanfaatan Proses Biokonversi Sampah OrganikSebagai Alternatif Memperoleh Biogas. Surabaya : FMIPA UNS Pemko Medan. 2013. Kajian Model Pengelolaan Sampah dan SDM Kebersihan di KotaMedan.(http://balitbang.pem komedan.go.id/tinymcpuk/gamba r/file/kajian%20Pengolahan%20s ampah.pdf), diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 Wikipedia.2009.Daur- Ulang.(http://www.id.wikipedia.org/wi ki/daurulang), diakses pada tanggal 23 Oktober 14 KARYA ILMIAH TENTANG LINGKUNGAN HIDUP KARYA ILMIAH LINGKUNGAN HIDUP KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat waktu yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang “LINGKUNGAN HIDUP”. Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. Karena Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan Karya Ilmiah ini dikemudian hari. Semoga Karya Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Haurgeulis, Desember 2018 Penulis ABSTRAK Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang terkandung dalam lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan kesatuan makhluk hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan sekitar berupa benda mati, seperti mineral, batuan, tanah, air dan udara. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undangundang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai 15 Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ABSTRAK…………………………………………………………………… DAFTAR ISI ………………………………………………………………… i ii iii BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1 A. Belakang ………………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………….…… C. Tujuan Penulis ………………………………………………….. 1 1 BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………..……. A. Definisi Lingkungan Hidup …………………………..…….…… 2 2 B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup ………………………………… 2 C. Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan …………………… 3 D. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya.. 4 E. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup ………………………… 7 BAB III. PENUTUP …………………………………………………….….. A. Kesimpulan ……………………………………………….……... 8 B. Saran ………………………………………………………..…… 8 8 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya sejumlah faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Komponen lingkungan hidup secara garis besar terbagi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora dan fauna darat dan 16 air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat). B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi lingkungan hidup? 2. Apa saja unsur-unsur lingkungan hidup? 3. Mengapa lingkungan hidup sangat urgen bagi kehidupan manusia? 4. Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan penyebabnya? 5. Bagaimana upaya melestarikan lingkungan hidup? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui definisi lingkungan hidup. 2. Mengetahui unsur-unsur lingkungan hidup. 3. Memahami urgensi lingkungan bagi kehidupan manusia. 4. Mengetahui bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan penyebabnya. 5. Mengetahui upaya pelestarian Lingkungan Hidup. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Lingkungan Hidup Lingkungan hidup menjadi bagian mutlak dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup yang dalam bahasa Inggris disebut environment, dalam bahasa Belanda disebut Millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan I'environment. B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup Istilah lingkungan hidup sering digunakan untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup terbagi tiga, yaitu: 17 1. Unsur Hayati (Biotik); yakni unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, sehingga lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. 2. Unsur Sosial Budaya; yakni lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. 3. Unsur Fisik (Abiotik); yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dll. C. Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan 1. Urgensi Lingkungan sebagai tempat tinggal Tiap-tiap makhluk hidup akan bertempat tinggal di dalam lingkungan tempat mereka berada. Makhluk hidup akan selalu berkelompok dengan jenisnya masing-masing. Dalam hal ini makhluk hidup dalam lingkungan ada yang hidup sebagai individu, populasi, komunitas atau ekosistem tertentu. 2. Urgensi Lingkungan sebagai tempat mencari makan. Keseimbangan lingkungan atau ekosistem akan terjadi jika rantai makanan, jaring makanan, dan piramida makanan tepat. Hakekatnya tiap komponen dalam lingkunga hidup dapat dikatakan sebagai “ satu untuk yang lain’. Contoh rumput dimakan rusa dan rusa dimakan harimau dan seterusnya. 3. Urgensi Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Sehubungan dengan itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antar sesama manusia. Melalui proses interaksi sosial manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya. 4. Urgensi Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan Kejadian tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara dan ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. D. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya 18 Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia. 1. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam • Letusan Gunung Api; menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik. Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. • Gempa Bumi; makin besar kekuatan gempa kerusakan yang ditimbulkannya semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan lain-lain. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. • Banjir; merupakan gejala alam murni jika kondisi alam memang mempengaruhinya, misalnya hujan terus menerus terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembahlembah sungai. • Tanah Longsor; dapat terjadi akibat proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau berlereng curam. • Kemarau Panjang; penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan banyak kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk. • Badai atau Angin Topan ; Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. 2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia a. Pencemaran Lingkungan Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar 19 tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Pencemaran Udara; ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain: Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya, rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat, terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara, adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub dan terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen. 2. Pencemaran Tanah; disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan. 3. Pencemaran Air; terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain : Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen, Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi), Pendangkalan dasar perairan, Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air, Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah, dan menjalarnya wabah muntaber. 4. Pencemaran Suara; menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, mesin kereta api, mesin jet pesawat, dan instrumen musik. b. Degradasi Lahan 20 Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan seperti: • Lahan kritis. Terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran. • Kerusakan ekosistem laut. Terjadi karena eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang bahkan punah. • Kerusakan hutan. Terjadi umumnya karena ulah manusia seperti penebangan liar, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkannya misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya tanah longsor dan banjir. E. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup Upaya melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Sementara itu, sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, ada beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut: • Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM • Menghemat penggunaan kertas dan pensil • Membuang sampah pada tempatnya • Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang, • Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Lingkungan hidup sebagai bagian yang mutlak dari kehidupan manusia memiliki tiga unsur penting yaitu Unsur hayati (biotik), Unsur Sosial budaya, dan Unsur Fisik (abiotik). Urgensi lingkungan hidup bagi kehidupan manusia dapat sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat beraktivitas dan sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, baik faktor dari alam maupun faktor dari manusia 21 sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita bersih dan layak di tempati. B. Saran Diharapkan peran serta berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk di tempati. DAFTAR PUSTAKA http://jessicasitompul.blogspot.co.id/2015/02/contoh-karya-ilmiah-lingkungan-hidup.html https://santi9f.wordpress.com/contoh-karya-tulis-pencemaran-lingkungan-hidup/ http://agnes2ia4.blogspot.co.id/2016/11/karya-ilmiah-tentang-lingkungan-hidup.html https://miqbaln.blogspot.co.id/2016/10/karya-ilmiah-lingkungan-di-sekitar-kita.html Radian. T 2010 Lingkungan Hidup:http://lingkunganhidup.kompasiana.com/lh/2010/05/17lingkungan-142992.html Binham. 2012 Masalah Lingkungan Di Sekitar :http://binham.wordpress.com/2012/10/11/mengatasi-masalah-lingkungan/ 22 Aksi Anak Kurangi Sampah Plastik di Sekolah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kegiatan Jumat Bersih. ... Stasiun Air Isi Ulang untuk Minum. ... Beralih ke Pensil Kayu atau Bolpoin Stainless. ... Buat Komunitas atau Grup Peduli Lingkungan. ... Lomba Memanfaatkan Sampah Plastik. ... Tidak Membeli Makanan Berbungkus Plastik. ... Menolak Sedotan dan Gelas Plastik dari Kantin. ... Buat Bank Plastik di Lingkungan Sekolah. Jumat bersih banyak memberikan faedah baik untuk lingkungan sekolah maupun diri siswa dan seluruh warga sekolah. Dalam suatu lingkungan sekolah selain ruang belajar, bangunan dan sarana prasarana lainnya sebagai faktor keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, kebersihan lingkungan sekolah tidak dapat dipandang sebelah mata, karena kebersihan juga sebagai faktor penentu proses transfer keilmuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita sebagai anggota atau warga sekolah berkewajiban selalu untuk melindungi serta menjaga sekolah supaya tetap terjaga kerapian, keindahan dan kebersihannya. Oleh karena itu SMKN 3 Tanjung Selor memulai kembali kegiatan jumat bersih dengan kerja bakti dilingkungan sekolah. Kebersihan sekolah adalah tanggung jawab semuanya anggota sekolah. Kebersihan sekolah adalah tanggung jawab semua anggota sekolah baik kepala sekolah, para staf, guru-guru juga siswa-siswi. Bila lingkungan sekolah bersih suasana jadi segar, bakal bikin nyaman, aman dalam belajar dan bakal terbebas dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Kegiatan Jumat bersih di sekolah, bisa memberi banyak faedah atau manfaat nyata tidak hanya siswa dan guru tapi semuanya anggota sekolah bakal merasakannya manfaatnya juga, yaitu : 1. Terlepas dari wabah penyakit Dengan bersihkan lingkungan sekolah ataupun ruangan kelas dengan secara berkala dan berkelanjutan akan memberi dampak dan efek positif bagi semua warga sekolah. 2. Lingkungan jadi bersih Dengan kegiatan Jumat bersih yang dikerjakan semuanya anggota sekolah, umpamanya lewat cara menyapu, mengepel beberapa ruangan kelas serta memunguti sampah yang berantakan di lapangan atau lantai bisa bikin lingkungan sekolah kita jadi bersih serta membuat siswa dan guru menjadi merasa nyaman berada di lingkungan yang terlindungi kebersihan dan keindahannya. 3. Pekerjaan bakal cepat selesai Jumat bersih yaitu aktivitas yang dikerjakan dengan cara gotong-royong. Bersihkan lingkungan sekolah yang dikerjakan dengan cara bersama-sama membuat pekerjaan cepat usai serta optimal. 4. Melatih siswa bekerja sama Aktivitas yang dikerjakan dengan cara bergotong royong ini melibatkan semuanya anggota sekolah. Semuanya anggota sekolah melakukan tugasnya dengan cara bersama-sama hingga bisa melatih siswa untuk bekerja bersama bahu membahu membersihkan lingkungan. Hal ini dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas yaitu kerja kelompok, dimana semua anggota dapat memainkan peran dan mengetahui fungsinya masing-masing dalam suatu kelompok sehingga kerja kelompok dapat dijadikan model variasi pembelajaran yang cukup efektif dibandingkan dengan bila siswa belajar sendiri secara individual. 23 5. Kerja bakti bisa tingkatkan respon/kepekaan siswa terhadap lingkungan sekolah Ketika dalam kelas, siswa-siswi merespon materi atau menyerap materi belajar yang diberikan oleh bapak ibu guru dengan cara yang berbeda-beda. Ada siswa yang cepat merespon, ada juga yang kurang daya serapnya ataupun kurang sekali. Jika kegiatan Jumat bersih membersihkan lingkungan sekolah sudah menjadi aktifitas yang terbiasa dilakukan siswa maka hal ini akan berdampak positif pada kepekaan siswa dalam merespon lingkungan sekolah yang kurang terjaga kebersihannya. Artinya mereka akan merasakan sesuatu yang kurang nyaman, cepat tanggap dan tanpa beban untuk segera membersihkan kelas tanpa menunggu perintah dari guru. Atau juga saling menegur dan mengingatkan jika ada teman-temannya yang buang sampah sembarangan. 6. Bakal menyingkirkan kejenuhan siswa sesudah ikuti pelajaran Jumat bersih dapat jadikan sarana pembelajaran di luar kelas yang santai untuk menyingkirkan kejenuhan sepanjang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Hal ini juga dapat memberikan selingan pembelajaran psikomotorik dan dapat juga mendorong kreatifitas siswa, karena kerja bakti berkaitan dengan fisik jadi membutuhkan tenaga yang cukup untuk melakukan aktifitas ini. Kreatifitas siswa dapat tersalurkan jika diadakan kompetisi kebersihan antar kelas, mendorong mereka menumpahkan segala daya upaya imajinasi kreatifnya dalam menghias kelas dan mempercantik kelas menjadi lebih indah dan nyaman. 7. Mengakrabkan beberapa guru dengan peserta didiknya Terlihat begitu menyenangkan untuk beberapa pendidik dapat berbaur dengan siswa hingga menyebabkan keakraban pada siswa serta guru. Bila dibandingkan dengan atmosfer kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang cenderung formal dan agak serius, suasana di luar kelas yang tidak formal dan lebih santai membuat siswa dan guru dapat berkomunikasi dengan lebih akrab dan rileks tanpa mengenyampingkan tujuan dan fungsi dari Jumat bersih 8. Lingkungan jadi bersih serta lebih tertangani dibanding dengan bila tak ada aktifitas kerja bakti. Tanggung jawab kebersihan sekolah jika dibebankan pada petugas kebersihan sekolah tentu tidak akan tercapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu kerjasama dari semua warga sekolah termasuk para guru dan siswa-siswi dibutuhkan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah. Salah satu kegiatan bersama yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah adalah Jumat bersih. 9. Kerja bakti melatih siswa bekerja bersama serta bergotong royong. Salah satu sisi positif Jumat bersih di sekolah dan manfaatnya adalah gotong-royong. Dalam Jumat bersih yang melibatkan banyak siswa umumnya siswa bakal sama-sama bekerja bersama membersihkan lingkungan sekolah. Nilai bergotong royong dalam artian luas tidak hanya kerja bakti membersihkan sekolah, tapi juga bagaimana bekerja sama membuat keputusan penting, bekerja sama menyelesaikan masalah secara bersama-sama sehingga menimbulkan sinergi diantara siswa. 10. Menanamkan rasa kesadaran dan kepedulian siswa terhadap kebersihan sekolah. Dengan dilaksanakannya kegiatan Jumat bersih di sekolah secara rutin atau berkala, cepat atau lambat diharapakan siswa dapat menumbuh kembangkan kesadaran dirinya secara individu maupun kelompok akan pentingnya kebersihan lingkungan sekolah. Bahwa kebersihan lingkungan sekolah di manapun dia berada di area sekolah adalah tanggung jawab bersama dan bila kesadaran dan kepedulian itu sudah tertanam dalam masing-masing siswa akan menjadi perilaku yang baik karena mereka sadar dan peduli bahwa menjaga kebersihan adalah kebutuhan bukan kewajiban. Sehingga jika hal tersebut sudah tertanam dalam mindset mereka, siswa akan menjalankan tugas menjaga kebersihan lingkungan dengan sepenuh hatinya, sepenuh cinta, tulus ikhlas, dan tanpa beban. Dengan banyaknya manfaat dari kegiatan Jumat bersih dapat memberikan dampak positif bagi seluruh warga sekolah, khususnya warga SMKN 3 Tanjung Selor untuk terus menjaga 24 kebersamaan, saling gotong royong dan menumbuhkan rasa kepedulian antar seluruh warga Sekolah Lingkungan merupakan tempat terjadinya interaksi makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Setiap makhluk hidup di bumi ini memiliki saling ketergantungan terhadap makhluk hidup lainnya bahkan kepada benda mati, demikian sebaliknya, sehingga seluruh benda di alam atau di lingkungan ini saling membutuhkan satu sama lainnya. Dalam konteks saling ketergantungan tersebut, tumbuh aneka permasalahan, utamanya timbul karena sikap dan perilaku manusia. Seringkali manusia tidak menyadari atau dengan sengaja melakukan sikap yang secara perlahan menimbulkan permasalahan di lingkungan. Timbulnya berbagai masalah lingkungan sebagian besar karena tidak bijaknya manusia dalam memperlakukan lingkungan. Polusi, penipisan lapisan ozon, hujan asam, berkurangnya sumber daya alam, pembuangan limbah dan sampah, adalah sebagian dari masalah lingkungan yang timbul dan menjadi perhatian dunia. Masalah sampah, adalah masalah yang sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Masalah sampah erat kaitannya dengan kesehatan dan kenyamanan hidup manusia. Meskipun demikian, masalah sampah belum sepenuhnya dapat diatasi secara menyeluruh, karena belum tumbuhnya karakter dan kebiasaan sebagian besar masyarakat dalam memelihara dan mengelola lingkungan. Padahal volume sampah yang dihasilkan masyarakat semakin tinggi, hal ini seiring dengan pertumbuhan, pertambahan jumlah penduduk, dan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup menyebabkan jenis sampah yang dihasilkan menjadi lebih beragam, plastik beraneka jenis, stereform, botol, pembungkus makanan, dan lain sebagainya. Beberapa kebijakan tentang pengurangan sampah plastik mulai digulirkan, seperti penggunaan plastik berbayar di supermarket. Namun hal ini pun sepertinya belum optimal, karena inti dari jalan penyelesaiannya adalah kesadaran manusia dalam mengelola sampah dan lingkungan. Di lingkungan sekolah, masalah sampah plastik juga menjadi kendala utama dalam kebersihan lingkungan. Beraneka ragam jajanan sekolah yang 80% menggunakan pembungkus berbahan plastik merupakan faktor utama timbulnya masalah sampah plastik di sekolah. Alhasil, volume sampah yang dihasilkan semakin bertambah besar, tentu jika hal ini dibiarkan lama kelamaan akan menjadi masalah yang bertambah serius bagi kesehatan, keindahan, dan kenyamanan sekolah. Disamping itu, beberapa permasalahan yang muncul di sekolah diantaranya adalah peserta didik masih memiliki kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, belum menempatkan sampah sesuai jenisnya, belum ada konsep solusi penangan yang baik dan tepat terhadap sampah plastik, serta ketersediaan fasilitas tempat pembuangan sampah belum memadai dan sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Oleh karena itu, yang perlu terus dibangun upaya menumbuhkan kesadaran dalam mengatasi masalah lingkungan terutama masalah sampah. Upaya tersebut bisa kita mulai dari sekolah, karena sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan baik kepada peserta didik melalui program kegiatan yang terencana, terukur dan berkelanjutan. Hal itu termasuk membangun kesadaran dan menumbuhkan pemahaman peserta didik tentang bahaya sampah plastik dan sampah organik lainnya. Sekolah harus mampu merencanakan suatu kegiatan dalam melatih dan membimbing peserta didik tentang bagaimana mengelola sampah dengan baik, tepat dan kreatif. Karena sampah tidak akan bisa dimusnahkan sama sekali di bumi ini, maka salah satu alternatif solusi yang harus dipikirkan dan dilaksanakan adalah 25 membimbing peserta didik dalam mengelola sampah melalui reduce, reuse, recycle (3R). Kegiatan 3R sejalan dengan praktik yang dilaksanakan pada kegiatan bank sampah. Peserta didik diajarkan tentang bagaimana mengelola sampah dengan tepat, mulai dari kelas masing-masing yaitu memilah sampah antara organik dengan anorganik, merapikan sampah plastik yang ada, lalu disetor ke bank sampah. Sampah yang disetor tersebut oleh petugas bank sampah ditimbang, dicatat, dan dibukukan sebagai tabungan sampah tiap kelas. Setelah terkumpul di bank sampah, plastik-plastik bekas tersebut dipilah kembali menjadi dua kelompok, yakni sampah plastik yang akan dijual ke pengepul, dan sampah plastik yang akan dikelola oleh peserta didik untuk menjadi barang yang memiliki kegunaan kembali, misalnya sebagai barang hiasan, tempat pensil, pot bunga, atau bahan ecobrick. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bank sampah adalah; kesatu, membangun kesadaran dan perilaku peserta didik dalam membuang sampah dengan benar. Kedua, menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat baru. Ketiga, menumbuhkan karakter kewirausahaan peserta didik dengan mengubah pola pikir bahwa sampah pun jika dikelola dengan baik akan memiliki nilai ekonomis. Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan bank sampah akan terwujud lingkungan bersih dan nyaman bagi tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, ketergantungan terhadap plastik menjadi berkurang, serta pemeliharaan kebersihan dan kenyamanan lingkungan menjadi suatu kebutuhan. Disamping itu, pandangan terhadap sampah plastik menjadi berbeda, karena memahami tentang bahaya sekaligus manfaat yang diperoleh jika dikelola dengan baik dan benar. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan bank sampah, yaitu memilih tempat sebagai bank sampah, jika memungkinkan sekolah bisa menyediakan sebuah bangunan khusus, tapi bisa juga dengan memanfaatkan salah satu sudut sekolah. Kepala sekolah menugaskan guru untuk menjadi pembimbing, dan memilih serta menugaskan beberapa siswa sebagai pengelola bank sampah. Selain itu, sebelum kegiatan bank sampah dilaksanakan tentu perlu melakukan sosialisasi kegiatan kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah, sehingga semua warga faham tentang mekanisme dan manfaat dari diselenggarakannya kegiatan bank sampah tersebut. Program kegiatan bank sampah dapat dijadikan solusi sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam mengatasi sampah di sekolah, sekaligus menumbuhkan jiwa dan karakter kewirausahaan, yang suatu saat nanti akan bermanfaat dalam pembentukan pola fikir peserta didik terhadap konsep kewirausahaan. Untuk itu perlu adanya perhatian dan motivasi yang serius dari pemerintah agar kegiatan bank sampah bisa terlaksana di setiap sekolah. (*) FacebookWhatsAppLineTwitterShare Sumber: https://www.radartasikmalaya.com/semangat-kewirausahaan-melalui-banksampah-di-sekolah/ Artikel ini telah terbit di radartasikmalaya.com 26 sejarah Manfaat Peninggalan Bersejarah Kompas.com - 30/03/2020, 14:00 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.(SHUTTERSTOCK/NEW MINDFLOW) Temukan Jawaban Lainnya Cari Penulis Arum Sutrisni Putri | Editor Arum Sutrisni Putri KOMPAS.com - Peninggalan sejarah mempunyai nilai yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Tahukah kamu apa saja manfaat peninggalan bersejarah? Manfaat peninggalan bersejarah Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, banyak sekali peninggalan bersejarah di Indonesia yang keberadaannya harus dilestarikan. Generasi penerus bangsa bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga peninggalan bersejarah di Indonesia. Manfaat peninggalan bersejarah antara lain: Menambah kekayaan dan khasanah budaya bangsa Menambah pendapatan negara melalui kegiatan wisata Sebagai bukti nyata peristiwa sejarah yang dapat diamati zaman sekarang Dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sangat membantu dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan Dapat mempertebal rasa kebangsaan Dapat memperkokoh rasa persatuan Baca juga: Pentingnya Belajar Sejarah Pelestarian peninggalan bersejarah Pelestarian peninggalan bersejarah adalah cara penting bagi manusia untuk menyampaikan pemahaman tentang masa lalu kepada generasi mendatang. Dikutip dari Kiddle, peninggalan bersejarah adalah benda fisik maupun tak berwujud (intangible) dari suatu kelompok atau masyarakat. Peninggalan bersejarah diwarisi dari generasi masa lalu, dipelihara saat ini dan diteruskan untuk kepentingan generasi mendatang. Peninggalan bersejarah berupa benda-benda berwujud meliputi arca, benteng, makam, monumen, candi, prasasti, situs dan lain-lain yang dianggap layak untuk dilestarikan demi masa depan. Bendabenda seperti karya seni budaya yang berukuran kecil biasanya dikumpulkan di museum dan galeri seni. Halaman Selanjutnya Peninggalan bersejarah tak berwujud biasanya… Halaman: 1 2 Show All play_arrow play_arrow volume_off fullscreen 00:00/00:00 Sumber Kemdikbud,Kiddle TAG: manfaat peninggalan bersejarah peninggalan bersejarah menghargai peninggalan bersejarah pelestarian peninggalan bersejarah Berita Terkait Apa itu Sejarah? Definisi hingga Syarat Sejarah Sumber Sejarah Primer dan Sekunder Pentingnya Belajar Sejarah Pengertian Sejarah REKOMENDASI UNTUK ANDAPowered by ADVERTORIAL Budi Karya Sumadi: Pembangunan SDM di... SKOLA Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara SKOLA Jawaban Soal TVRI 25 Agustus SMP,... BRANDZVIEW Hadapi Revolusi Industri 4.0, Dunia Pendidikan... SKOLA Prasasti Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno SKOLA Arti Merdeka di Masa Sekarang SKOLA Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno SKOLA Teks Cerita Sejarah: Pengertian, Struktur, dan... MENARIK UNTUK ANDA Masih sebuah misteri: penemuan ini membuat peneliti terkejut! BrainBerries Rasa sakit di persendian anda akan hilang selamanya! Artropant Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya Recardio Nenek 120 tahun: “Pembersihan pembuluh darah sangatlah mudah!“ Tensilab Nenek ini memiliki tensi stabil, 120/80! Ingin tahu rahasianya? Tensilab Tak perlu laser jika penglihatan mulai kabur, cukup gunakan ini! TopViz KOMENTAR Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manfaat Peninggalan Bersejarah", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/30/140000569/manfaat-peninggalan- 27 bersejarah. Penulis : Arum Sutrisni Putri Editor : Arum Sutrisni Putri Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L 28