BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Konsep Anggaran
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian dari anggaran. Pengertian
dari anggaran menurut Dharmanegara (2010:2) adalah suatu rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan
dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang. Menurut Supriyono dalam Haruman dan Rahayu (2007:3)
anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam
ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan
penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun. Menurut Darsono dan Purwanti (2008:2) anggaran adalah
suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba
jangka pendek; suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab; suatu
penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
Fungsi anggaran menurut Dharmanegara (2010:4), yaitu :
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
10
Universitas Sumatera Utara
2. Anggaran
merupakan
cetak
biru
perusahaan
untuk
bertindak,
yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi
3. Anggaran
bertindak
sebagai
suatu
alat
komunikasi
internal
yang
memnghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu
dengan yang lainnya dan dengan manajemen puncak
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual dapat
dibandingkan.
5. Anggaran
berfungsi
sebagai
alat
pengendalian
yang
memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau
kelemahan perusahaan
6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi
yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi
Bagi
penyusunan
manajemen
anggaran
perusahaan
dalam
yang
belum
perusahaannya,
akan
terbiasa
mengadakan
menganggap
bahwa
penyusunan anggaran ini merupakan pekerjaan dan beban tambahan bagi
perusahaan yang bersangkutan, tetapi bila manajemen perusahaan telah merasakan
manfaat penggunaan anggaran tersebut didalam perusahaannya pada umumnya
manajemen perusahaan akan berbulat hati untuk tetap mempergunakan anggaran
11
Universitas Sumatera Utara
sebagai alat bantu dalam penyusunan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan di
dalam perusahaan yang dipimpinnya.
Menurut Nafarin (2009:31) anggaran dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Segi Dasar Penyusunan
Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan
anggaran tetap. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan
interval, kapasitas (aktivitas), tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri
anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas yang berbeda.
Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
2. Segi Cara Penyusunan
Dilihat dari segi penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran periodik dan
anggaran kontinu. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.
3. Segi Jangka Waktu
Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri atas anggaran jangka
pendek dan anggaran jangka panjang. Anggaran jangka pendek adalah
anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
12
Universitas Sumatera Utara
Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu
lebih dari satu tahun.
4. Segi Bidang
Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran tersebut bila dipadukan disebut anggaran
induk. Anggaran operasional adalah anggaran anggaran untuk menyusun
anggaran penjualan/pendapatan, anggaran biaya pabrik, anggaran bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan
anggaran beban usaha. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun
anggaran neraca. Contohnya anggaran kas, anggaran piutang, anggaran
persediaan, dan anggaran utang.
5. Kemampuan menyusun
Dlihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas anggaran
komprehensif dan anggaran parsial. Anggaran komprehensif adalah rangkaian
dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran parsial
adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya
menyusun bagian anggaran tertentu saja.
6. Segi Fungsi
Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran
kinerja. Anggaran tertentu adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
13
Universitas Sumatera Utara
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Anggaran kinerja
adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi (perusahaan).
7. Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk
Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri atas
anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan. Anggaran tradisional atau
anggaran konvesional terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran
berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional adalah anggaran yang dibuat
dengan menggunakan menggunakan metode penentuan harga penuh dan
berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran an
yang dibuat dengan menggunakan metode penentuan harga pokok variabel dan
berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. Anggaran berdasar kegiatan
adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penetapan harga
pokok berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel
dan anggaran induk.
Untuk mencapai tujuan-tujuannya, perusahaan seharusnya menyusun anggaran
yang merupakan penjabaran secara terperinci dari masing-masing tujuan menjadi
program kerja yang akan dilaksanakan, karena luasnya aktivitas, mustahil
bilamana program-program kerja ini harus dipikirkan dan disusun oleh seorang
petugas saja. Demikian pula karena pelaksanaanya akan melibatkan seluruh
14
Universitas Sumatera Utara
bagian personalia dari berbagai jenjang organisasi dan dengan berbagai keahlian
yang berbeda, maka penyusunan anggaran pun perlu melibatkan berbagai
personalia inti dari berbagai fungsi operasional perusahaan.
Menurut Adisaputro dan Asri (2003:46), komisi anggaran umumnya berada di
bawah direksi. Sebab yang utama karena baik dalam penyusunannya maupun
dalam pelaksanaanya, anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai bagian,
dengan menempatkan komisi anggaran ini secara langsung dibawahnya, maka
diharapkan anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh dukungan secara
penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga anggaran
benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk menggerakkan serta
mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian.
2.1.2
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen berasal dari kata to manage (bahasa inggris) yang artinya
mengurus, mengatur, dan mengelola dalam hal ini yang mau diatur adalah
sumber-sumber daya organisasi. Menurut Nasution (2010:2) sumber daya manusia
adalah merupakan sumber daya yang paling penting untuk dikelola secara efektif,
karena
sumber
daya
manusialah
yang
merencanakan,
mengatur
dan
memanfaatkan sumber-sumber lain.
Menurut Dessler dalam Nasution (2010:3) manajemen sumber daya manusia
15
Universitas Sumatera Utara
adalah kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
aspek orang atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian. Menurut Mathis
dan Jackson dalam Nasution (2010:3) manajemen sumber daya manusia
berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk
menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk
mewujudkan sasaran organisasi. Menurut Henry simamora dalam Nasution
(2010:2) manajemen sumber daya manusia diartikan sebagai pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan terhadap
individu organisasi atau kelompok kerja.
Dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusia merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan dengan
menerapkan fungsi-fungsi manajemen mulai dari merencanakan hingga pada
fungsi pengendalian pada pengadaan sumber daya manusia, pengarahan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber
daya manusia sehingga sumber daya di dalam organisasi dapat digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan peruahaan.
Menurut Mondy (2008:4) ada lima area fungsional dikaitkan dengan
manajemen sumber daya manusia yang efektif, yaitu:
16
Universitas Sumatera Utara
1. Penyediaan staf
Merupakan proses yang menjamin suatu organisasi untuk selalu memiliki
jumlah karyawan yang tepat dengan keahlian-keahlian yang memadai dalam
pekerjaan-pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk mencapai tujuan
organisasi. Penyediaan staf mencakup analisis pekerjaan, perencanaan sumber
daya manusia, perekrutan, dan seleksi.
2. Pengembangan sumber daya manusia
Adalah fungsi manajemen sumber daya manusia utama yang tidak hanya terdiri
atas pelatihan dan pengembangan namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan
dan pengembangan karir individu, pengembangan organisasi, serta manajemen
dan penilaian kerja. Pelatihan dirancang untuk memberi para pembelajar
sejumlah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk pekerjaan mereka
saat ini. Pengembangan melibatkan pembelajaran yang beranjak ke luar
pekerjaan saat ini dan memiliki fokus jangka panjang.
3. Kompensasi
Mencakup semua imbalan total yang diberikan kepada para karyawan sebagai
timbal balik untuk jasa mereka. Imbalan dapat dapat berupa salah satu
kombinasi dari kompensasi finansial langsung (upah/gaji), kompensasi
finansial tidak langsung (cuti dibayar, asuransi pengobatan), dan kompensasi
non finansial (kepuasan yang didapat seseorang dari pekerjaan itu sendiri)
17
Universitas Sumatera Utara
4. Keselamatan dan kesehatan
Keselamatan adalah perlindungan bagi karyawan dari luka-luka yang
disebabkan kecelakaan-kecelakaan terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah
bebasnya para karyawan dari sakit secara fisik atau emosi.
5. Hubungan kekaryawanan dan perburuhan
Suatu perusahaan dituntut oleh hukum untuk mengakui serikat pekerja dan
berunding dengannya dengan itikad baik jika para karyawan perusahaan yang
bersangkutan menginginkan serikat pekerja mewakili mereka.
2.1.3
Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan adalah jantung dari upaya berkelanjutan
untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja organisasi, tetapi masih
banyak persepsi yang menyamakan antara pelatihan dan pengembangan, padahal
pelatihan dan pengembangan mempunyai arti yang berbeda.
2.1.3.1 Pelatihan
Menurut Mondy (2008:210) pelatihan adalah memberi para pembelajar
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.
Menurut
Jackson,
Schuler,
dan
Werner
(2009:10)
pelatihan
bertujuan
18
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kinerja jangka pendek dan dalam suatu pekerjaan tertentu dengan
meningkatkan kompetensi pegawai. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
pelatihan itu adalah pemberian pengetahuan, skill, dan keterampilan kerja kepada
karyawan yang bersifat jangka pendek. Contohnya memberikan karyawan
pelatihan menggunakan komputer, mesin foto copy, alat-alat pabrik atau cara-cara
menjawab pelanggan dengan baik.
Pelatihan strategis dapat dilaksanakan dengan efektif melalui empat
tahapan dari proses pelatihan, yakni :
1. Penilaian pelatihan
Pelatihan akan efektif jika sebelum diadakan pelatihan terlebih dahulu
diadakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja ini berguna untuk melihat
masalah-masalah kinerja karyawan dan organisasional untuk menentukan
apakah dengan diadakannnya pelatihan akan menolong masalah turunnya
kinerja.
Kebutuhan akan pelatihan dapat diidentifikasi dengan cara analisis tugas
dan analisis kinerja. Analisis tugas adalah suatu telaah yang rinci tentang
sebuah pekerjaan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dituntut sehingga
suatu program pelatihan dapat dimulai. Analisis tugas ini memadai untuk
penetapan kebutuhan pelatihan dari karyawan yang baru pada pekerjaan
mereka. Sasaran analisis tugas adalah mengembangkan keterampilan dan
19
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang dituntut untuk kinerja yang efektif dengan demikian
pelatihan biasanya biasanya didasarkan pada analisis tugas.
2. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pelatihan adalah membandingkan hasil-hasil pelatihan dengan
tujuan-tujuan yang diharapkan oleh para manajer pelatih dan peserta pelatihan.
Ada empat tingkatan evaluasi, yaitu:
- Reaksi. Organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelatihan dengan cara
wawancara atau dengan memberi kuesioner pada peserta. Pada wawancara atau
kuesioner itu peserta dimintai untuk menilai pelatihan, gaya instruktur, dan
manfaat dari pelatihan tersebut bagi mereka.
- Pembelajaran.
Tingkat-tingkat
pembelajaran
dapat
dievaluasi
dengan
mengukur seberapa baik peserta pelatihan telah mempelajari fakta, ide, konsep,
teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi pelatihan secara umum digunakan
untuk mengevaluasi pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau
setelah pelatihan untuk membandingkan hasilnya.
- Perilaku. Mengevaluasi pelatihan pada tingkat perilaku berarti mengukur
pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada
peserta pelatihan dan rekan kerja mereka. Mengamati kinerja pada pekerjaan.
Jika para manajer menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang diajarkan dalam
pelatihan dan menggunakan pertanyaan lanjutan yang sesuai, maka indikator
20
Universitas Sumatera Utara
perilaku dari pelatihan wawancara dapat diperoleh. Perilaku lebih sulit diukur
daripada reaksi dan pembelajaran.
- Hasil. Pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan mengukur pengaruh dari
pelatihan pada pencapaian tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan
cara membandingkan kinerja seorang karyawan sebelum pelatihan dan sesudah
pelatihan.
Jenis-Jenis Pelatihan Sumber Daya Manusia:
1. Product Knowledge
Product knowledge (pengetahuan produk) adalah kumpulan berbagai
macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori
produk, merek, terminology produk, atribut atau fitur produk, harga
produk dan kepercayaan mengenai produk. Bila pemasar/penjual dapat
memahami tentang pengetahuan produk yang baik dan benar maka ia akan
mudah melakukan konfirmasi kepada konsumen untuk memastikan
pembelian produk.
2. Company orientation
Menurut Wether dan Davis (2010:114) orientasi perusahaan (company
orientation) adalah mengakrabkan karyawan dengan peran, organisasi,
kebijakan organisasi, dan karyawan lain. Orientasi perusahaan menurut
Nawawi (2008:212) bertujuan untuk membantu para pekerja baru untuk
21
Universitas Sumatera Utara
mengetahui dan memahami standar pekerjaan, harapan organisasi,
norma-norma yang dihormati yang berlaku di perusahaan, serta
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dijalankan dan membantu para
pekerja baru untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis
pekerjaan atau jabatan.
3. Dasar Prospecting
Prospecting merupakan bagian dari aktivitas personal selling. Menurut
Tjiptono (2008:244) prospecting yaitu mencari pembeli dan menjalin
hubungan dengan mereka. Pada perusahaan dealer sepeda motor,
dasar-dasar prospecting yang harus dikuasai salesman baru adalah cara
menyapa konsumen dengan benar, cara penggunaan kata-kata yang benar,
dan intonasi yang benar.
2.1.3.2 Pengembangan
Pengembangan menurut Jackson, Schuler, dan Werner (2009:11) adalah
aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi untuk
jangka
panjang
sebagai
antisipasi
atas
kebutuhan
di
masa
datang.
Aktivitas-aktivitas pengembangan dapat meningkatkan kinerja dalam pekerjaan
seseorang, tetapi itu bukanlah sasaran utamanya. Sebenarnya, pendekatan yang
umum dalam pengembangan adalah memberikan tugas-tugas “tambahan” kepada
pegawai. Menurut Mondy (2008:211) pengembangan melibatkan pembelajaran
22
Universitas Sumatera Utara
yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jangka panjang.
Pengembangan mempersiapkan karyawan untuk tetap sejalan dengan perubahan
dan pertumbuhan organisasi.
Menurut Mathis and Jackson dalam Nasution (2010:127) pengembangan
harus dihubungkan dengan rencana strategis organisasi karena perusahaan harus
mengembangkan bakat-bakat karyawan untuk menjalankan rencana-rencana
strategis tersebut. Pengembangan juga dimulai dari rencana-rencana sumber daya
manusia, hal ini disebabkan karena ;
1. Rencana sumber daya manusia menganalisis, meramalkan, dan menyebutkan
kebutuhan organisasional untuk sumber daya manusia pada saaat ini dan masa
yang akan datang.
2. Selain dari itu perencanaan sumber daya manusia mengantisipasi gerakan
orang-orang dalam organisasi yang disebabkan oleh pensiun, promosi, dan
pemindahan.
3. Perencanaan sumber daya manusia juga membantu menyebutkan kapabilitas
yang dibutuhkan organisasi tersebut di masa yang akan datang dan
perkembangan yang dibutuhkan agar orang-orang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
23
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Jenis-Jenis Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Communication Skill
Menurut Rowley (2002) kemampuan komunikasi adalah kemampuan untuk
mengirim pesan-pesan yang mendukung pencapaian tujuan dimana tetap menjaga
penerimaan sosial. Kemampuan komunikasi merupakan peran penting yang harus
dimiliki seorang karyawan terutama salesman dalam proses komunikasi, baik
dalam penyampaian informasi, memecahkan masalah, maupun dalam melakukan
umpan balik.
2. Relationship Marketing
Kotler dan Amstrong (2010:789) mengatakan, relationship marketing adalah
suatu
proses
untuk
menciptakan,
mempertahankan,
dan
meningkatkan
hubungan-hubungan yang kuat dengan para pelanggan dan stakeholder lainnya.
Selain merancang strategi baru untuk menarik pelanggan baru dan menciptakan
transaksi dengan mereka, perusahaan terus menerus sedang berjuang mati-matian
mempertahankan pelanggan yang ada dan membangun relasi jangka panjang yang
mampu mendatangkan laba dengan mereka.
3. Prospecting Skill
Prospecting adalah langkah awal dalam proses penjualan. Pada tahap ini
pengembangan yang diberikan dealer sepeda motor, ada pada membaca tingkah
laku konsumen atau membaca apa yang sebenarnya diinginkan konsumen, mampu
24
Universitas Sumatera Utara
menjawab semua pertanyaan konsumen, dan tahap follow up konsumen yang
mampu membuat konsumen membeli produk.
4. Time management
Menurut Orr dalam Saputro (2006:21) time management atau manajemen
waktu diartikan sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk
memperoleh waktu maksimal. Pada dealer sepeda motor, karyawan lama
diberikan pengembangan dalam memanajemen waktu agar dapat lebih mandiri
lagi dalam bekerja.
2.1.3.4 Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan lebih bersifat
jangka pendek sedangkan pengembangan bersifat jangka panjang. Untuk lebih
jelasnya, menurut Nasution (2010:126) perbedaan pelatihan dan pengembangan
dapat dilihat melalui tabel berikut.
25
Universitas Sumatera Utara
Fokus
Kerangka
Waktu
Ukuran-Ukuran
Efektivitas
Tabel 2.1
Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
Pengembangan
Mempelajari perilaku dan
Memahami konsep dan
tindakan tertentu;
konteks informasi;
mendemonstrasikan
mengembangkan penilaian;
teknik-teknik dan
memperluas kapasitas
proses-proses
untuk tugas-tugas
Jangka waktu lebih pendek
Jangka waktu lebih panjang
Penilaian kinerja; analisis
biaya manfaat; tes-tes
kelulusan; atau diploma
Tersedia orang-orang yang
memenuhi syarat ketika
dibutuhkan; promosi dari
dalam bila memungkinkan;
keunggulan kompetitif
berbasis sumber daya
manusia
2.1.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh
pelatihan dan pengembangan. Menurut Mondy (2010:212) ada lima, yaitu:
1. Dukungan manajemen puncak
Agar program-program pelatihan dan pengembangan berhasil, dibutuhkan
dukungan kepemimpinan dari atas. Contoh seperti Goldman-Nelson Group di
California, akibat dari tidak adanya dukungan dari Vice President, perusahaan
tersebut tidak dapat melakukan perubahan. Tanpa dukungan dari manajemen
puncak, program pelatihan dan pengembanngan tidak akan berhasil. Cara
paling efektif untuk mencapai kesuksesan adalah para eksekutif harus aktif
26
Universitas Sumatera Utara
mengambil bagian dalam pelatihan dan memberikan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan
2. Komitmen para spesialis dan generalis
Disamping manajemen puncak, seluruh manajer apakah spesialis ataupun
generalis, harus berkomitmen pada dan terlibat dalam proses pelatihan dan
pengembangan. Tanggung jawab utama untuk pelatihan dan pengembangan
melekat pada manajer lini, dari mulai presiden dan chairman of the board ke
bawah. Para professional pelatihan dan pengembangan semata-mata hanya
memberikan keahlian teknis.
3. Kemajuan teknologi
Teknologi adalah faktor paling utama yang mempengaruhi pelatihan dan
pengembangan.
Komputer
dan
internet
khususnya,
secara
dramatis
mempengaruhi berjalannya fungsi-fungsi bisnis. Teknologi telah memainkan
peran besar dalam mengubah cara pengetahuan yang disampaikan kepada
karyawan, dan perubahan ini terus berlanjut.
4. Kompleksitas organisasi
Struktur organisasi yang lebih datar karena lebih sedikitnya level manajerial
tampaknya membuat lebih sederhana pengaturan orang-orang dan tugas-tugas.
Rantai
komando
tradisional,
yang
memberikan
rasa
stabil
dengan
mengorbankan efisiensi, sudah dianggap ketinggalan dalam banyak organisasi
27
Universitas Sumatera Utara
modern. Banyak organisasi telah berubah secara dramatis sebagai akibat
perampingan,
inovasi
teknologi,
dan
permintaan
pelanggan
akan
produk-produk dan jasa-jasa baru yang lebih baik. Hasilnya sering kali adalah
bahwa lebih sedikit orang yang harus menjalankan lebih banyak pekerjaan
pada level yang lebih kompleks.
2.1.4
Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
suatu proses. Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah
kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh
seseorang yang melakukan pekerjaan.
Menurut Mondy (2010:257) dengan sistem penilaian kinerja, pelatihan dan
pengembangan memiliki keterkaitan langsung dalam mencapai efektifitas
organisasi. Disamping itu, bayaran dan kinerja terkait secara langsung untuk
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, yaitu laba perusahaan. Menurut laporan
yang disusun oleh Development Dimensions International, organisasi-organisasi
28
Universitas Sumatera Utara
dengan sistem penilaian kinerja yang kuat hampir 50 persen lebih berpeluang
untuk melampaui para pesaingnya.
Untuk memotivasi karyawan meningkatkan kinerjanya dan mencapai
target sasaran, supervisor dapat menggunakan penilaian kinerja untuk menentukan
upah, seperti upah berdasarkan jasa, insentif, dan bonus. Apabila karyawan
memiliki peluang untuk memperoleh penghargaan bagi kinerjanya yang bagus
secara adil, maka akan memotivasi karyawan untuk berkinerja lebih baik lagi.
Informasi penilaian kinerja juga dapat digunakan oleh supervisor untuk mengelola
kinerja karyawannya. Data penilaian kinerja yang menunjukkan kelemahan
kinerja seseorang karyawan misalnya dapat digunakan sebagai acuan manajemen
pada saat mengeset sasaran atau level target pengembangan.
Informasi penilaian kinerja juga digunakan untuk membuat keputusan
penstafan yang mencakup keputusan pencarian karyawan untuk mengisi posisi
tertentu misalnya untuk promosi dan mutasi atau mengurangi jumlah karyawan
pada posisi tertentu. Disamping itu penilaian kinerja berguna untuk menentukan
kebutuhan akan pelatihan pengembangan yang diperlukan karyawan.
Ada beberapa hal yang dievaluasi dalam penilaian kinerja, yaitu:
1. Perencanaan sumber daya manusia. Dalam menilai sumber daya manusia
perusahaan, data harus tersedia untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki
29
Universitas Sumatera Utara
potensi untuk dipromosikan. Melalui penilaian kinerja bisa ditemukan bahwa
terdapat kekurangan jumlah karyawan yang siap untuk memasuki manajemen.
2. Perekrutan dan seleksi. Nilai-nilai hasil evaluasi kinerja bisa membantu dalam
memprediksi kinerja para pelamar kerja. Contoh, bahwa bisa ditentukan para
manajer perusahaan yang sukses menampilkan perilaku-perilaku tertentu ketika
menjalankan tugas-tugas pokok. Data-data tersebut kemudian bisa menjadi
tolak ukur untuk mengevaluasi respon-respon yang diberikan pelamar melalui
wawancara keperilakuan.
3. Pelatihan dan pengembangan. Penilaian kinerja harus mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan
spesifik
seorang
karyawan
akan
pelatihan
dan
pengembangan. contoh sebuah perusahaan membutuhkan ketrampilan menulis
dan evaluasinya mengungkapkan kekurangan pada faktor tersebut, maka ia
membutuhkan pelatihan tambahan dalam komunikasi tertulis. Dengan
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang secara negatif mempengaruhi
kinerja, program pelatihan dan pengembangan dapat dikembangkan sehingga
memungkinkan orang-orang untuk membangun kekuatan dan meminimalkan
kekurangan mereka.
4. Perencanaan dan pengembangan karir. Perencanaan dan pengembangan karir
bisa dilihat dari sudut pandang organisasional. Dalam keduanya, data penilaian
kinerja penting dalam menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
30
Universitas Sumatera Utara
karyawan serta dalam menentukan posisi seseorang. Para manajer bisa
menggunakan informasi tersebut untuk memberikan konsultasi kepada para
bawahan
dan
membantu
mereka
dalam
mengembangkan
dan
mengimplementasikan rencana karir mereka.
5. Program kompensasi. Hasil-hasil penilaian kinerja memberikan sebuah dasar
untuk keputusan-keputusan rasional yang berkenaan dengan penyesuaian
bayaran. Sebagian besar manajer yakin bahwa anda harus memberi imbalan
atas kinerja pekerjaan yang luar biasa secara nyata dengan kenaikan bayaran.
Untuk mendorong kinerja yang baik, perusahaan harus merancang dan
mengimplementasikan sistem penilaian kinerja yang handal dan kemudian
memberi imbalan yang layak bagi para karyawan dan tim yang paling
produktif.
6. Hubungan karayawan internal. Data penilaian kinerja juga sering digunakan
untuk
membuat
keputusan-keputusan
di
beberapa
bidang
hubungan
kekeryawanan internal, mencakup promosi, demosi, pemberhentian, pemutusan
hubungan kerja dan transfer. Kinerja karyawan dalam suatu pekerjaan mungkin
berguna dalam menentukan kemampuannya untuk menjalankan pekerjaan
lainnya pada level yang sama, sebagaimana diperlukan pertimbangan transfer.
Ketika level kinerja tidak dapat diterima demosi atau pemberhentian mungkin
tepat.
31
Universitas Sumatera Utara
7. Penilaian potensi karyawan. Sejumlah perusahaan mencoba menilai potensi
karyawannya sembari menilai kinerja karyawannya. Meskipun masa lalu
mungkin merupakan prediksi terbatas atas perilaku masa yang akan datang,
kinerja karyawan masa lalu dalam suatu pekerjaan tidak dapat dipakai sebagai
indikator yang akurat mengenai kinerja masa yang akan datang pada level
tinggi atau posisi berbeda. Pengenalan atau masalah ini membuat beberapa
perusahaan membedakan penilaian kinerja yang berfokus pada perilaku masa
lalu dan penilaian potensi yang berorientasi pada perilaku masa yang akan
datang.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam, yaitu :
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
32
Universitas Sumatera Utara
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,
uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil
dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerja. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab
karyawan terhadap kantor.
2.1.5
Laba
Tujuan utama sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba sebesar-besarnya.
Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
pada laporan keuangan, tepatnya pada laporan laba rugi. Wild, Subramanyam, dan
Halsey (2005:25) mendefenisikan laba atau laba bersih mengindikasikan
profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang
ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci
bagaimana laba didapat. Pendapat lain tentang defenisi laba oleh Harahap
(2011:267) adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapat penghasilan itu.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban
33
Universitas Sumatera Utara
(expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen
laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam
Stice, Stice, dan Skousen (2004:230)
1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan laindari aktiva suatu
entitas atau pelunasan kewajibannya atau kombinasi dari keduanya dari
penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas
tersebut.
2. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan dari aktiva atau timbulnya
kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau
pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama
yang sedang dilakukan entitas tersebut.
3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan
dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas
tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.
4. Kerugian (loss) adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua
transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut,
kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
34
Universitas Sumatera Utara
Ada 4 jenis laba perusahaan :
1. Laba Kotor menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) merupakan
“pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang
dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan
jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan
tersebut untuk bertahan.
2. Laba Operasi menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:243) berguna untuk
mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi
menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas
operasinya.
3. Laba Sebelum Pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25)
merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak
penghasilan.
4. Laba Bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan
laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.
Pada dasarnya, perusahaan beroperasi adalah dengan harapan agar
memperoleh laba pada tingkat tertentu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang
harus dicapai. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa
kinerja perusahaan juga baik. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari
35
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,
mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila
rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.
Untuk
memperoleh
laba,
perusahaan
harus
melakukan
kegiatan
operasionalnya. Laba yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah laba
operasional. Angka laba operasional adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya
operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi
perusahaan. Jadi, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah
penting untuk dapat menginterpetasikan keadaan keuangan suatu perusahaan.
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen
dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan
komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga
pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan
pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain.
2.2. Penelitian Terdahulu
Pebriyanti (2009), “Pengaruh efisiensi Biaya Operasional Terhadap Laba
Bersih dengan Perputaran Persediaan sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus
pada PT. Petro Multi Guna Tanjungpinang).” Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah adalah data
36
Universitas Sumatera Utara
sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip perusahaan dari tahun
2010-2012. Kemudian data tersebut dianalisis melalui uji asumsi klasik dan
dilanjutkan dengan uji statistik regresi linear dengan variabel moderating
menggunakan MRA, Uji t (untuk mengetahui makna hubungan), dan Uji F (untuk
mengetahui adanya hubungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi
biaya operasional berpengaruh positif terhadap laba besih. Dengan tingkat
keeratan korelasi yang positif antara biaya operasional dan perputaran persediaan
dengan laba bersih SPBU PT. Petro Multi Guna Tanjungpinang. Hal ini berarti
semakin besar biaya operasional maka semakin sedikit laba yang akan diterima,
dan sebaliknya. Demikian halnya dengan perputaran persediaan, semakin cepat
perputaran persediaan yang terjadi semakin besar laba yang akan diperoleh, dan
sebaliknya. Sedangkan perputaran persediaan tidak memoderasi hubungan antara
efisiensi biaya operasional dengan laba bersih pada PT. Petro Multi Guna
Tanjungpinang.
Hanum (2009), “Pengaruh Hutang Terhadap Laba Pada Pusat Penelitian
Karet Tanjung Morawa Sumatera Utara.” Hasil penelitian diketahui bahwa hutang
tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba usaha
sebesar 0,2 yang artinya tingkat hubungan rendah, sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima karena tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara hutang terhadap laba pada Pusat
37
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Karet Tanjung Morawa.
Dani (2006), “Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan Air Bersih
terhadap Laba Kotor pada PDAM Tirtanadi”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari biaya produksi air bersih, yang terdiri
dari biaya sumber air bersih dan biaya pengolahan air bersih, dan penjualan air
bersih terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi. Penelitian ini berbentuk
deskriptif dan kausal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 sebesar
0,96. Ini berarti sebesar 91,60% laba kotor dipengaruhi oleh variabel biaya
produksi dan variabel penjualan air bersih, selebihnya 8,40% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak disebutkan dalam model.
Al’amin (2008),” Pengaruh Biaya Produksi Variabel Terhadap Laba
Perusahaan (studi kasus pada PT. Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya).”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan biaya produksi variabel pada
perusahaan, mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, dan
besarnya pengaruh biaya produksi variabel terhadap laba yang diperoleh
perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan biaya
produksi variabel telah dapat dikatakan memadai, karena dalam proses
penyusunannya melibatkan berbagai pihak yang terkait dan mempertimbangkan
38
Universitas Sumatera Utara
banyak faktor-faktor yang mendukung terhadap kememadaian anggaran sehingga
memberikan sumbangan terhadap pembentukan pendapatan perusahaan. Selain itu
juga, kepercayaan penuh dari masyarakat sehingga mempunyai konsumen elain
itu, pengelolaan manajemen yang baik turut mendukung laju pertumbuhan kea rah
yang lebih baik. Tingkat profitabilitas meningkat untuk setiap tahun, hal ini
menjadi bukti dari tepat guna pengeluaran biaya produksi variabel yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
memperlancar
aktivitas
perusahaan
dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Hardianto, Ekawaty, Wenny (2010),” Pengaruh Biaya Produksi Variabel
Terhadap Laba Perusahaan (studi kasus pada PT. Bineatama Kayone Lestari
Tasikmalaya).” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penetapan tingkat suku bunga (deposito dan kredit mikro) terhadap laba
perusahaan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prabumegah Kencana. Metode
penelitian yang dilakukan yaitu penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah data laporan keuangan publikasi perusahaan selama 3 tahun. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga deposito dan kredit mikro berpengaruh
positif terhadap laba perusahaan secara parsial. Pada uji F yang dilakukan
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga deposito dan kredit mikro secara
39
Universitas Sumatera Utara
simultan berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Peneliti
Pebriyanti
(2009)
Hanum
(2009)
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul
Variabel
Hasil dan Kesimpulan
Pengaruh efisiensi Biaya Variabel
Hasil penelitian menunjukkan
Operasional Terhadap
Independen:
bahwa efisiensi biaya
Laba Bersih dengan
Efisiensi Biaya
operasional berpengaruh
Perputaran Persediaan
Operasional
positif terhadap laba besih.
sebagai Variabel
Dengan tingkat keeratan
Pemoderasi (Studi Kasus Variabel
korelasi yang positif antara
pada PT. Petro Multi
dependen:
biaya operasional dan
Guna Tanjungpinang)
Laba Bersih
perputaran persediaan dengan
laba bersih SPBU PT. Petro
Variabel
Multi Guna Tanjungpinang.
Pemoderasi:
Hal ini berarti semakin besar
Perputaran
biaya operasional maka
Persediaan
semakin sedikit laba yang
akan diterima, dan
sebaliknya. Demikian halnya
dengan perputaran
persediaan, semakin cepat
perputaran persediaan yang
terjadi semakin besar laba
yang akan diperoleh, dan
sebaliknya. Sedangkan
perputaran persediaan tidak
memoderasi hubungan antara
efisiensi biaya operasional
dengan laba bersih pada PT.
Petro Multi Guna
Tanjungpinang.
Pengaruh Hutang
Variabel
Hasil penelitian diketahui
Terhadap Laba Pada
independen:
bahwa hutang tidak
Pusat Penelitian Karet
Hutang
mempunyai pengaruh yang
Tanjung Morawa
positif dan signifikan
Sumatera Utara
Variabel
terhadap laba usaha sebesar
dependen:
0,2 yang artinya tingkat
Laba
hubungan rendah, sehingga
40
Universitas Sumatera Utara
Dani
(2006)
Al’amin
(2008)
Analisis Pengaruh Biaya Variabel
Produksi dan Penjualan
independen:
Air Bersih terhadap Laba 1. Biaya
Kotor pada PDAM
produksi
Tirtanadi.
2. Biaya
penjualan
Variabel
dependen:
Laba kotor
Pengaruh Biaya Produksi Variabel
Variabel Terhadap Laba
Independen:
Perusahaan (studi kasus Biaya Produksi
pada PT. Bineatama
Variabel
Kayone Lestari
Tasikmalaya)
Variabel
Dependen:
Laba Perusahaan
dapat dikatakan bahwa
hipotesis yang diajukan tidak
dapat diterima karena tidak
terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara
hutang terhadap laba pada
Pusat Penelitian Karet
Tanjung Morawa.
Hasil penelitian menunjukkan
R² sebesar 0,96. Ini berarti
sebesar 91,60% laba kotor
dipengaruhi oleh variabel
biaya produksi dan variabel
penjualan air bersih,
selebihnya 8,40%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak disebutkan dalam
model.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penetapan biaya
produksi variabel telah dapat
dikatakan memadai, karena
dalam proses penyusunannya
melibatkan berbagai pihak
yang terkait dan
mempertimbangkan banyak
faktor-faktor yang
mendukung terhadap
kememadaian anggaran
sehingga memberikan
sumbangan terhadap
pembentukan pendapatan
perusahaan. Selain itu juga,
kepercayaan penuh dari
masyarakat sehingga
mempunyai konsumen elain
itu, pengelolaan manajemen
yang baik turut mendukung
laju pertumbuhan kea rah
yang lebih baik. Tingkat
profitabilitas meningkat
41
Universitas Sumatera Utara
Hardianto,
Ekawati,
Wenny
(2013)
Pengaruh Penetapan
Tingkat Suku Bunga
Deposito dan Kredit
Mikro Terhadap Laba
Perusahaan pada PT.
Bank Perkreditan Rakyat
Prabumegah Kencana
Variabel
Independen :
1. Tingkat
Suku Bunga
Deposito
2. Tingkat
Suku Bunga
Kredit Mikro
Variabel
Dependen :
Laba
Perusahaan
untuk setiap tahun, hal ini
menjadi bukti dari tepat guna
pengeluaran biaya produksi
variabel yang dikeluarkan
perusahaan untuk
memperlancar aktivitas
perusahaan dan
meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat suku bunga
deposito dan kredit mikro
berpengaruh positif terhadap
laba perusahaan secara
parsial. Pada uji F yang
dilakukan menunjukkan
bahwa tingkat suku bunga
deposito dan kredit mikro
secara simultan berpengaruh
terhadap laba perusahaan.
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu pada Tabel 2.1, maka terdapat
persamaan dan perbedaan dengan penelitian kali ini. Persamaannya yaitu
menggunakan variabel dependen laba, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah variabel independennya. Di mana pada penelitian ini
penulis menggunakan anggaran pelatihan dan anggaran pengembangan sebagai
variabel independen. Selain itu, penulis juga menambahkan kinerja bagian
karyawan bagian penjualan sebagai variabel moderasi dan objek penelitian pada
penelitian ini adalah dealer sepeda motor di Sumatera Utara.
42
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.3.1.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan
faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tersebut. Kerangka
konseptual penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H3
Anggaran Pelatihan H1
(X1)
Laba
(Y)
H1
Anggaran Pegembangan
(X2)
H2
H4
H5
Kinerja
(Z)
H4
43
Universitas Sumatera Utara
Anggaran pelatihan merupakan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan dalam mengadakan pelatihan buat karyawannya dalam suatu periode
(biasanya setahun). Semakin besar nilai yang dianggarkan perusahaan dalam
mengadakan pelatihan, maka intensitas pelatihan akan lebih banyak dan kualitas
pelatihan akan semakin lebih baik. Maka dari itu, skill dan knowledge para
karyawan akan bertambah dan akan meningkatkan laba. Dapat disimpulkan
bahwa anggaran pelatihan berpengaruh positif terhadap laba.
Anggaran pengembangan merupakan perencanaan biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan dalam mengadakan pengembangan buat karyawannya
dalam suatu periode (biasanya setahun). Semakin besar nilai yang dianggarkan
perusahaan dalam mengadakan pengembangan untuk karyawannya, maka
intensitas akan semakin banyak dan kualitasnya semakin baik, maka skill dan
knowledge para karyawan akan bertambah dan semakin baik sehingga dapat
meningkatkan laba. Dapat disimpulkan bahwa anggaran pengembangan
berpengaruh positif terhadap laba.
Kinerja merupakan hasil kerja seseorang atau kelompok. Kinerja baik atau
buruk dapat dinilai melalui beberapa penilaian, salah satunya penilaian kinerja
berdasarkan hasil, dengan penilaian ini kinerja karyawan akan dinilai melalui
hasil kerja yang mereka lakukan. Setelah diadakannya pelatihan dan
pengembangan yang dilakukan perusahaan bagi karyawan bagian penjualannya,
44
Universitas Sumatera Utara
kinerja karyawan bagian penjualan akan dinilai berdasarkan hasil atau tingkat
penjualan perusahaan, dengan semakin meningkatnya penjualan perusahaan, maka
laba perusahaan akan semakin meningkat. Dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat
menjadi variabel moderating.
2.3.2.
Hipotesis
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:41) hipotesis adalah hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang
dapat diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : Anggaran pelatihan berpengaruh terhadap laba perusahaan.
H2 : Anggaran pengembangan berpengaruh terhadap laba perusahaan.
H3 : Anggaran pelatihan dan anggaran pengembangan berpengaruh
terhadap laba perusahaan.
H4 : Kinerja berpengaruh terhadap hubungan antara anggaran pelatihan
dengan laba perusahaan.
H5 : Kinerja berpengaruh terhadap hubungan antara anggaran pengembangan
dengan laba perusahaan
45
Universitas Sumatera Utara
Download