BAB III METODE PENELITIAN

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan
secara cross sectional untuk mengetahui kadar MMP 9 dan TNF α pada ketuban
pecah dini aterm dan ketuban pecah dini pretrem.
B.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini secara obervasional analitik dengan rancangan penelitian
yang digunakan adalah penelitian potong lintang (Cross Sectional study) dan
pendekatan uji klinis pada penderita KPD preterm dan KPD aterm.
Sampel
01
02
X(a)
X (b)
03
04
Dilakukan uji statistik kadar serum MMP 9 dan TNF α dengan uji t
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Keterangan:
C.
01
: dilakukan Diagnosis
02
: dilakukan diagnosis
03
: Uji Klinis kadar serum MMP 9 dan TNF α
04
: Uji Klinis kadar serum MMP 9 dan TNF α
X(a)
: Ketuban Pecah dini aterm
X(b)
: Ketuban Pecah dini Pretrm
Subjek Penelitian
Subyek penelitian harus memenuhi kriteria yaitu pasien yang bersalin di
RSU DR. Moewardi Surakarta dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2012 yang
bersedia menanda tangani lembar informed consent. Kelompok kasus adalah
penderita ketuban pecah dini preterm dan ketuban pecah dini aterm yang sesuai
dengan syarat penerimaan sampel ( kriteria inklusi dan eksklusi).
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan
mulai bulan Juli sampai bulan Agustus 2012 di
bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Moewardi Surakarta dan di
Laboratorium Prodia Jakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
E. Besaran Sampel
Menurut DeCherney (2007) insiden ketuban pecah dini terjadi sekitar
10,7%. Proporsi disini sebesar 10,7% atau P: 0,107 sehingga Q= 1-P atau 0,893
perhitungan sampel menggunakan rumus:
maka besarnya sampel adalah : n= (1,96)2x 0,1x0,9 / (0,1)2= 34,5 dibulatkan
menjadi 35.
N : besaran sampel
P : Presentase kejadian KPD
Α : Tingkat kemaknaan yaitu α= 0,05  Ζ α= 1,96
D : tingkat presisi ( tingkat kesalahan penduga ) yaitu 0,1
E. Populasi Penelitian
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil usia 20 – 35 tahun, yang bersalin di kamar bersalin RS Dr.
Moewardi Surakarta
dengan ketuban pecah dini preterm dan ketuban
pecah dini aterm
b. Tidak ada kelainan bayi
c. Bersedia mengikuti penelitian dengan menendatangani lembar informed
consent.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil dengan penyakit kronis antara lain Diabetes Melitus,
kelainan ginjal, kelainan jantung, hipertensi kronis, infeksi kronis dan
dengan penyakit infeksi sistemis seperti pnemonia, tifoid, malaria,
hepatitis dan lain sebagainya.
b. Dengan gaya hidup merokok, pecandu alkohol dan pecandu narkoba
c. Mendapatkan pengobatan antibiotika sebelumnya
d. Inkompetensi serviks
e. Riwayat trauma sebelum hamil
f.
Kehamillan kembar
g.
Kematian janin dalam rahim
h.
Janin dengan kelainan kongenital
i.
Adanya kelainan plasenta
j.
Adanya kelainan bentuk uterus
.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Kadar serum MMP -9 dan TNF-α
2. Variabel terikat
KPD kehamilan preterm dan KPD kehamilan aterm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
G. Definisi Operasional
-
KPD kehamilan preterem adalah keluarnya air ketuban sebelum terjadinya
persalinan pada umur kehamilan 28 sampai dengan 36 minggu
-
KPD aterm adalah keluarnya air ketuban sebelum terjadinya persalinan pada
umur kehamilan 37 mggu sampai dengan 42 minggu.
-
Kadar serum MMP 9 dan TNF α ditunjukkan dengan angka nominal pada
pemeriksaan Enzym Linked Imunossorben Assay ( ELISA).
H. Instrumentasi dan Pengambilan Sampel
1. Instumentasi
Alat
- Spuit disposibel
- Tabung kaca
- Kapas alkohol
- Alat tulis kantor dan seperangkat komputer
- Tabung rekasi dan spuit 5 ml
- Kapas savlon dan kertas lakmus
- spekulum cocor bebek
Bahan
- Reagen MMP- 9 assay Diluent RDI-34
- Reagen TNF-α Assay Diluent RDI- 41
-Alkohol Absolut 90 %
- Kapas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
2. Pengambilan sampel
1. Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan sampel diberikan penjelasan
mengenai
prosedur
yang
akan
dikerjakan,
apabila
setuju
maka
menandatangani persetujuan yang telah di sediakan.
2. Dilakukan pemeriksaan cairan ketuban baik dengan pengamatan secara
langsung, pemeriksaan inspekulo atau dengan kertas nitrazin.
3. Dilakukan pengambilan darah vena cubiti sebanyak 10 ml selanjutnya 5 ml
untuk pemeriksaan serum MMP 9 dan TNF α. Darah vena yang diambil
adalah sebelum diberikan antibiotik. Tabung sampel darah diberikan label,
nama dan register, kemudian dilakukan sentrifuse dengan kecepatan 20003000 rpm selama 15 menit selanjutnya serum disimpan dalam lemari
pendingin dengan suhu -20 C dan selanjutnya dikirim ke Jakarta
menggunakan Ice pack dan dikerjakan di Laboraturium PRODIA Jakarta.
Pemeriksaan kadar MMP 9 dan TNF α serum dilakukan dengan cara
kuantitatif menggunakan metode ELISA.
I.
Pemeriksaan ELISA pada MMP-9
Setelah semua sampel penelitian reagen, standard kerja dan sampel sudah
disiapkan, kemudian ditambahkan 100μL Assay Diluent RD1-34 pada tiap
cekungan, kemudian ditambahkan 100 uL standar, kontrol atau sampel * ke tiap
cekungan, diikubasi selama 2 jam pada suhu ruang dengan pengocok microplate
orbit Horizontal (0.12”) diatur pada 500 +
50 rpm, Setelah itu dilakukan
Aspirasi dan pencucian sebanyak 4 kali, Pada tahap berikutnya penambahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
200uL konjugate pada tiap cekungan dan dilanjutkan dengan Inkubasi 1 jam
pada suhu ruangan dengan pengocok dan Aspirasi serta pencucian 4 kali.
Tambahkan 200uL substrate solution pada tiap cekungan dan diinkubasi
selama 30 menit dengan suhu ruangan pada benchtop. Pada tahap ini preparat
harus dilindungi dari sinar. Selanjutnya ditambahkan 50uL substrate solution
pada tiap cekungan dan dibaca pada 450 nm dalam 30 menit, dengan koreksi λ
540 atau 570 nm.
Pemeriksaan ELISA pada TNF-α
Bawa semua reagen dan sampel kedalam suhu kamar. Hal ini
merekomendasikan bahwa semua sampel, standard dan control akan diuji dalam
rangkap dua.
1. Siapkan
reagen, standard kerja, control
dan sampel
seperti
yang
diinstruksikan.
2. Tambahkan 50µL pengencer assay RDI-41 untuk masing-masing cekungan
3. Tambahkan 50 µL standar pada control dan sampel untuk setiap cekungan.
Campur dengan lembut menekan piring cekungan selama 1 menit. Tutup
dengan strip perekat yang disediakan kemudian diinkubasikan selama 2 jam
dalam suhu kamar.
4. Aspirasi masing-masing cairan pada cekungan degan baik dan masukkanlah
kedalam botol manifold kemudia cuci dengan buffer cuci ( 400 µL). ulangi
proses ini sebanyak 4 kali sehingga total lima kali pencucian. Bersihkan sisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
buffer cuci dengan cara membalikkan piring pemeriksaan dan keringkan
dengan kertas penyerap yang bersih.
5. Tambahkan 100 µL TNF-α conjugated pada tiap cekungan. Tutup pdengan
strip perekat yang baru. Di inkubasi dengan suhu kamar selama 2 jam.
6. Ulangi aspirasi/ cuci seperti pada langkah 5.
7. Tambahkan 100 µL solusi substrat untuk setiap cekungan, inkubasi lagi
selama 30 menit pada suhu kamar, lindungi dari cahaya.
8. Tambahkan 100 µL stop solution untuk setiap tabung, dengan lembut tekan
piring untuk memastikan pencampuran menyeluruh.
9. Periksa kepadatan optic masing-masing dengan baik dalam waktu 30 menit,
dengan menggunakan lempeng pembaca dengan set dasar 450 nm. Jika
koreksi panjang gelombang tersedia, set ke 450 nm atau 570 nm. Jika koreksi
panjang gelombang tidak tersedia, mengurangi pembacaan pada 540 nm- 570
nm dari pembacaan pada 450 nm. Pengurangan akan mengkoreksi
ketidaksempurnaan optic di piring.
10. Pembacaan dilakukan secara langsung pada 450 nm tanpa koreksi akan
mendapatkan hasil yang lebih tinggi dan kurang akurat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Gambar 3: Skema pemeriksaan TNF-α
J. Analisis Data
Data yang diperoleh dari kadar MMP-9 dan TNF-α pada ketuban pecah
dini pretrm dan aterm dikumpulkan dan dibandingkan kemaknaanya secara
statistik menggunakan uji t dengan menggunakan SPSS versi 17.00 for widows.
commit to user
Download