Efektivitas pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Kebutuhan beras nasional per bulan sekitar 2.3 juta ton, sedangkan
jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (2009) saat ini tercatat
230 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1.33 %. Kebutuhan
beras tersebut akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan dan
peningkatan jumlah penduduk Indonesia.
Salah satu kunci untuk meningkatan produksi beras yaitu dengan
meningkatkan produktivitas padi. Menurut Badan Pusat Statistik (2009), produksi
padi Indonesia tiga tahun belakangan ini mengalami peningkatan. Peningkatan
produksi padi berturut-turut tahun 2006, 2007 dan 2008 yaitu 0.56 %, 4.77 % dan
2.13 %. Tahun 2009 diperkirakan akan terjadi peningkatan 3.71 %.
Belakangan ini telah terjadi levelling off pada peningkatan produktivitas
padi yang salah satunya disebabkan oleh pemakaian pupuk anorganik yang
berlebihan dan kurangnya pengembalian bahan organik tanah sehingga
mengakibatkan kemunduran lahan. Menurut Sutanto (2002), pemberian pupuk
anorganik yang tidak seimbang dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah terutama kesehatan lahan
tanaman dan lingkungan. Fadillah (2007) menambahkan, tanah sawah yang terusmenerus dipupuk anorganik tanpa mengembalikan jerami ke lahan sawah
mengakibatkan banyak hara yang hilang akibat terangkut saat panen, pencucian
dan erosi. Kondisi demikian mengakibatkan rusaknya sifat fisik, sifat kimia dan
biologi tanah sehingga kesuburan tanah akan semakin menurun.
Pencapaian produktivitas padi yang tinggi harus terus ditingkatkan dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan. Menurut Irianto (2010), lahan Indonesia
sudah sakit, maka perlu adanya pupuk yang dapat menyuburkan tanah kembali.
Menurut Fadiluddin (2009) perlu adanya usaha dan strategi yang tepat untuk
menyuburkan
tanah
kembali,
diantaranya
pemanfaatan
pupuk
hayati
(biofertilizer). Pupuk hayati adalah sebuah komponen yang mengandung
mikroorganisme hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk
2
membantu menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Pupuk hayati dapat
berisi bakteri yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman, sehingga hasil
produksi tanaman tetap tinggi dan berkelanjutan. Menurut Permentan (2009),
pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri dari mikroba yang dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan dan kesehatan tanah.
Aplikasi pupuk hayati menjadi pelengkap yang sangat baik, karena selain
meningkatkan kesuburan tanah juga memacu pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati
berperan mempermudah penyediaan hara, dekomposisi bahan organik dan
menyediakan lingkungan rhizosfer lebih baik yang pada akhirnya mendukung
pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman (Vessey, 2003).
Belakangan ini petani mulai memberikan perhatian besar terhadap aplikasi
pupuk hayati di Indonesia. Salah satu yang mendorong hal tersebut yaitu
kesadaran petani terhadap kemunduran kesuburan tanah dan ketergantungan
pupuk anorganik (Simanungkalit, 2001). Pemanfaatan mikroorganisme yang
berguna perlu dikembangkan dalam usaha mereduksi pupuk anorganik
(Pangaribuan dan Pujisiswanto, 2008). Pemanfaatan pupuk hayati tersebut
diharapkan tanaman tumbuh lebih sehat, bebas hama penyakit, kebutuhan hara
terpenuhi, serta daya hasil lebih tinggi dan berkelanjutan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati
terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Aplikasi pupuk hayati dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi
sawah.
2. Aplikasi pupuk hayati dapat mengurangi dosis pupuk N, P dan K tanpa
menurunkan hasil padi sawah.
Download