SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN IDENTIFIKASI/CIRI-CIRI KHAS DALAM MELAKUKAN BUDI DAYA TANAMAN : 1. ROTASI/PERGILIRAN TANAMAN 2. SUPLAI AIR 3. POLA TANAM 4. PENGGUNAAN ALAT 5. TINGKAT KOMERSIL (HASIL KOTOR (GROSS RETURN) YANG DIJUAL : 6. TINGKAT TEKNOLOGI 1. ROTASI/PERGILIRAN TANAMAN TANAMAN SEMUSIM VS TANAMAN SEMUSIM TANAMAN SEMUSIM VS TANAMAN TAHUNAN ADA PERIODE “BERA” (PERIODE ISTIRAHAT) 2. SUPLAI AIR PERTANIAN DENGAN SISTEM PENGAIRAN ADALAH SISTEM PERTANIAN DI MANA AIR DIATUR MASUK KE DALAM LAPANGAN/LAHAN SEHINGGA TINGKAT KELEMBABAN TANAH LEBIH TINGGI DIBANDING BILA TANPA IRIGASI DENGAN SISTEM PERTANIAN YANG BERPENGAIRAN (IRIGASI). PERTANIAN TADAH HUJAN (RAIN FEED) PERTANIAN LAHAN DARAT/SISTEM PERTANIAN LAHAN KERING (UPLAND FARMING 3. POLA TANAM SISTEM PERTANIAN INI BERDASARKAN POLA TANAM MERUPAKAN KLASIFIKASI SISTEM PERTANIAN DI DAERAH TROPIS YANG BIASANYA DIDUKUNG DENGAN PENGGUNAAN TERNAK. • PENGGUNAAN POLA TANAM CAMPURAN • PENGGUNAAN POLA TANAM TUMPANG SARI • PENGGUNAAN POLA TANAM SISIPAN, DAN LAIN-LAIN 4. PENGGUNAAN ALAT • PRA TEKNIS : PENGGUNAAN ALAT-ALAT SEDERHANA ATAU TANPA MENGGUNAKAN ALAT SAMA SEKALI • BAJAK – GARU : DITARIK HEWAN • BAJAK – GARU : DITARIK TRAKTOR 5. TINGKAT KOMERSIL (HASIL KOTOR (GROSS RETURN) YANG DIJUAL : • SUB SISTEM : TIDAK ADA PENJUALAN HASIL (<20% DIJUAL) • SETENGAH KOMERSIL : ± 50% HASIL DIKONSUMSI KELUARGA, SELEBIHNYA DIPASARKAN • KOMERSIL : BILA LEBIH DARI 50% HASIL PERTANIAN DIPASARKAN 6. TINGKAT TEKNOLOGI • PENGELOLAAN TEKNOLOGI • SEDERHANA • MEDIUM (MENENGAH) • MENENGAH ATAS HAMBATAN TERHADAP PERTANIAN TROPIS (DALAM SISTEM PERTANIAN BUDI DAYA TANAMAN) TANAH PEMBENTUKAN DIPENGARUHI OLEH FAKTOR-FAKTOR BAHAN INDUK, IKLIM DAN UMUR, MEMPUNYAI VARIASI DALAM HAL JENIS/TIPE DAN KESESUAIAN UNTUK PERTANIAN DAN TANAMAN TANAH ASAL BATUAN VULKANIS/SEDIMEN BAIK BAGI TANAMAN, TANAH YANG BERASAL DARI BATUAN TUA, MEMPUNYAI Ph RENDAH, MENAHAN AIR RENDAH, MUDAH PENCUCIAN AIR HUJAN SEHINGGA HARA MINERAL MUDAH LARUT KE DALAM LAPISAN TANAH YANG SULIT DIJANGKAU AKAR TANAMAN TANAH DAERAH TROPIS BASA, TINGKAT KESUBURAN RENDAH TERUTAMA HARA DAN P DAN N, Ph RENDAH (ASAM), KANDUNGAN P DAN KAPASITAS TUKAR KATION RENDAH TANAH LUAR JAWA BANYAK HARA AL, Mn, Fe YANG TINGGI MEMPUNYAI SIFAT RACUN BAGI TANAMAN SEHINGGA PERLU DIBERI PENGAPURAN. TANAH-TANAH DAERAH TROPIK MEMPUNYAI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK RENDAH, KARENA DALAM KEADAAN IKLIM YANG PANAS DAN LEMBAB BAHAN ORGANIK CEPAT TERURAI (MINERALISASI). STRUKTUR TANAH YANG KURANG BAIK, SEHINGGA MUDAH TERJADI “EROSI”. IKLIM • DI DAERAH TROPIS AREAL YANG DAPAT DITANAMI SEPANJANG TAHUN TERBATAS, KARENA CURAH HUJAN ATAU IRIGASI TERBATAS. PROPORSI HUJAN YANG DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK PRODUKSI TANAMAN ADALAH LEBIH KECIL DIBANDING DI DAERAH IKLIM SEDANG, AKIBAT KEHILANGAN AIR YANG LEBIH BESAR OLEH ALIRAN PERMUKAAN DAN EVAPOTRAN SPIRASI • VARIASI CURAH HUJAN BULANAN DAERAH IKLIM SEDANG ± 15%, SEDANGKAN DI DAERAH TROPIS SAMPAI 30% DENGAN INTENSITAS HUJAN YANG JATUH LEBIH TINGGI • SUHU, INTENSITAS RADIASI DAPAT BERUBAH LEBIH CEPAT. SUHU YANG TINGGI DAN UDARA YANG LEMBAB DAPAT MENEKAN KEGIATAN PHYSIOLOGIS TANAMAN DAN DAPAT MENIMBULKAN WABAH PENYAKIT TANAMAN • ANGIN TROPIK PADA BEBERAPA DAERAH MERUPAKAN FAKTOR YANG BANYAK MERUSAK TANAMAN BIOTIS • KOMPOSISI BIOLOGIS DAERAH TROPIS UMUMNYA TERDIRI DARI SPESIES TUMBUH-TUMBUHAN ALAMI MAUPUN INTROPRODUKSI DAN BERVARIASI. LINGKUNGAN PERTANIAN YANG PANAS DAN LEMBAB SEPANJANG TAHUN MEMUNGKINKAN TERDAPATNYA HASIL YANG TINGGI, TETAPI GANGGUNGAN GULMA, HAMA DAN PENYAKIT BERKEMBANG PESAT • KOMPETISI HAMA, PENYAKIT DENGAN GULMA MENIMBULKAN BANYAK MASALAH. PENYAKIT VIRUS, BAKTERI, CENDAWAN MERUPAKAN MASALAH BESAR PERTANIAN TROPIK. UNTUK LAHAN KERRING GULMA MERUPAKAN MASALAH BERAT MASALAH OPERASIONAL PERTANIAN ORGANIK • PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH YANG MAHAL • PERTANIAN BANYAK RESIKO • TIMBULNYA MASALAH-MASALAH MUSIMAN • PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA YANG RENDAH 1. PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH YANG MAHAL SECARA ALAMI, UMUMNYA KESEIMBANGAN KESUBURAN TANAH TERJADI KARENA KEHILANGAN HARA AKIBAT : • PENCUCIAN • HANYUT • PENGUAPAN SECARA KIMIA BAHAN-BAHAN ORGANIK DALAM TANAH DENGAN BANTUAN JASAD RENIK TANAH (MINERALISASI) SUPLAI HARA KE ATAS PERMUKAAN TANAH OLEH TUMBUH-TUMBUHAN BERAKAR DALAM BENTUK POHON, FIKSASI UNSUR HARA DARI UDARA DAN SEBAGAINYA BUDI DAYA TANAMAN CENDERUNG BERSIFAT MENGURAS (EXPLOITATIF), KARENA TERANGKUTNYA TANAMAN/BAGIAN TANAMAN YANG MENGANDUNG HARA DARI TEMPAT PRODUKSI. TERANGKUTNYA HASIL SECARA TERUSMENERUS TANPA ADA DIIMBANGI DENGAN PENGEMBALIANNYA, CEPAT ATAU LAMBAT SISTEM PERTANIAN YANG DEMIKIAN AKAN MENDORONG MEROSOTNYA KETERSEDIAAN HARA TANAH TEMPORER ATAU PERMANEN 2. PERTANIAN BANYAK RESIKO PETANI UMUMNYA MEMPUNYAI KEHARUSAN MENGHASILKAN TANAMAN PANGAN UNTUK KEBUTUHAN KELUARGA, SEHINGGA PETANI TIDAK HANYA MENGHADAPI RESIKO KEGAGALAN TANAMANNYA AKIBAT FAKTOR-FAKTOR IKLIM TANAH BIOTIS, TETAPI RESIKO TERGANGGUNYA PERSEDIAAN MAKANAN KELUARGA BILA USAHA TANINYA GAGAL SALAH SATU CARA UNTUK MEMBAGI/MENYEBAR RESIKO TERSEBUT, SERTA UNTUK MENJAMIN PERSEDIAAN MAKANAN KELUARGA YANG KONTINYU PETANI PERLU MENGADAKAN “DIVERSIFIKASI” PRODUKSI (PENGANEKARAGAMAN HASIL TANAMAN) DENGAN CARA : • BANYAK JENIS TANAMAN DIUSAHAKAN PADA MUSIM YANG SAMA (TUMPANG SARI) • BANYAK JENIS TANAMAN DIUSAHAKAN PADA MUSIM YANG BERBEDA (TANAMAN SISIPAN/BERUNTUN) MULTIPLE CROPPING ADALAH BENTUK UMUM DARI SISTEM DIVERSIFIKASI YANG DILAKUKAN PETANI UNTUK PENYEBARAN RESIKO USAHA TANINYA