I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanaman padi (Oryza sativa, sp) termasuk kelompok tanaman pangan yang sangat penting dan bermanfaat bagi kehiduan masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, lebih dari 50% produksi padi nasional berasal dari area sawah di pulau Jawa. Sehingga apabila terjadi penurunan tingkat produksi padi di pulau Jawa secara drastis, maka dapat mempengaruhi ketersediaan beras nasional dan akan berdampak negatif terhadap sektor lainnya. Sistem pertanian organik telah banyak dikembangkan sebab dinilai mempunyai potensi untuk mengatasi berbagai permasalahan sistem pertanian konvensional antara lain penurunan produksi , ketergantungan pada pemakaian bahan – bahan kimia (pupuk anorganik, pestisida, herbisida, dan fungisida), kualitas dan keamanan beras serta masalah lingkungan. Selain itu, akibat harga bahan – bahan kimia mahal menyebabkan biaya produksi semakin tinggi (Moning, 2006). Dalam budidaya padi, faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman padi salah satunya adalah masalah kesuburan tanah, terutama kadar bahan organik dalam tanah. Hal ini berarti pemupukan menjadi faktor penting dalam usaha budidaya tanaman padi. Upaya mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah antara lain dengan pemberian bahan organik ataupun anorganik. Bahan organik berfungsi sebagai sumber nutrisi yang menunjang ketersediaan hara dan kehidupan jasad renik di dalam tanah. Bahan organik yang diberikan ke dalam tanah dan terdekomposisi secara sempurna dengan C/N sekitar 12, dapat menyediakan hara yang lebih mudah terserap oleh tanaman (Nurmala dan Pramudita, 2010). Padi dapat tumbuh secara optimal di lahan yang banyak mengandung bahan organik tanah (Handoko, 2002). Dengan adanya penambahan bahan organik secara terus menerus pada sawah organik, maka kemungkinan akan terjadi peningkatan kandungan C organik akibat penghambatan proses dekomposisi (Kyuma,2004). Hal tersebut akan mempengaruhi ciri fisika, kimia maupun aktivitas mikrobia bila dibandingkan dengan sawah yang mendapat masukan bahan organik yang lebih sedikit. 1 Karbon (C) kini digunakan sebagai indikator dalam indeks berkelanjutan suatu sistem pertanian. Indeks tersebut bermakna efisiensi C dalam suatu lahan. Sistem pertanian berkelanjutan tidak hanya menuntut hasil tanaman yang tinggi tetapi juga harus mengendalikan masukan dan kehilangan C akibat aktivitas pertanian tersebut. Kajian mengenai neraca C tanah sawah berguna dalam pengelolaan produksi padi yang berkelanjutan. Indeks berkelanjutan memberikan informasi mengenai arah perubahan kandungan C organik tanah. Kecenderungan penurunan kandungan C organik dari aras kritis menjadi indikasi perlu dilakukannya upaya perbaikan pengelolaan sawah. Batas kritis kandungan C organik pada tanah – tanah tropika adalah 1,1 %. Nilai dari batas kritis itu akan menurunkan hasil dan tanggapan tanaman terhadap pemupukan. Tanah juga akan memiliki efisiensi penggunaan masukan bahan yang rendah, oleh karena itu, indeks berkelanjutan memberikan informasi mengenai arah perubahan kandungan C organik tanah. Kecenderunga penurunan kandungan C organik dari aras kritis menjadi indikasi perlu dilakukan upaya perbaikan pengelolaan tanah. Salah satu hal yang penting untuk mengatasi masalah penurunan produksi padi pada sistem pertanian konvensional adalah dengan peningkatan simpanan C organik tanah. Konvensional C organik tanah memiliki hubungan yang kuat dengan hasil tanaman (Lal, 2004). Produksi padi diperkirakan meningkat 10 – 50 kg/ha pada setiap penambahan simpanan C sebesar 1 ton C/ha/tahun (Lal, 2011). Kajian mengenai agihan C tanah sawah yang dikelola secara organik dan konvensional ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat bagi dunia pertanian. 1.2 Tujuan 2.1. Mengetahui pengaruh pengelolaan tanah sawah secara organik dan konvensional terhadap kandungan C (Karbon). 2.2. Membandingkan tanah sawah yang dikelola secara organik dan konvensional berdasarkan atas pendekatan aliran C. 2 1.3 Kegunaan Penelitian 1. Memberikan informasi persebaran C pada tanah sawah yang dikelola secara organik dan konvensional. 2. Memberikan informasi tentang pertanian organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas padi. 1.4 Hipotesis Sistem pertanian organik mampu meningkatkan kesuburan tanah dan kandungan karbon labil serta dapat meningkatkan produktivitas pada tanaman padi dibandingkan lahan yang dikelola dengan sistem pertanian konvensional 3