hubungan tipe kepribadian dan kecerdasan emosional tenaga ahli

advertisement
Manajemen Konstruksi
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TENAGA
AHLI DALAM BIDANG KONSTRUKSI GEDUNGDI KOTA BANDUNG
(007K)
Theresita Herni Setiawan1 Rendy Setia Bhakti2
1,2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung 40141
( [email protected] )
ABSTRAK
Dalam dunia konstruksi, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting. Dengan
mengetahui dan mengenal tipe kepribadian dan kecerdasan emosional tenaga ahli dalam suatu tim
konstruksi, diharapkan dapat mengembangkan dan memaksimalkan keahlian tim dalam proyek guna
mencapai keberhasilan proyek konstruksi tersebut. Hal yang menarik untuk diteliti adalah
menganalisis proporsi tipe kepribadian dan kecerdasan emosional tenaga ahli pelaksanaan proyek
konstruksi gedung berdasarkan pengalaman kerja dan tingkat jabatannya yang bekerja dalam tim
manajemen kontraktor. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan 41 (empat puluh satu)
responden yang merupakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi gedung di Kota Bandung.
Berdasarkan hasil analisis ternyata tingkat pengalaman dan tingkat jabatan tenaga ahli memiliki
pengaruh cukup besar dalam membentuk tipe kepribadian dan kecerdasaan emosional. Tenaga ahli
dengan pengalaman dibawah lima tahun dan tingkat jabatan pemula cenderung memiliki sifat
ambisius, kreatif, senang mencoba sesuatu yang baru, dan memiliki motivasi yang tinggi di dalam
pekerjaannya. Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan tingkat jabatan sifat-sifat tersebut
berubah menjadi seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, memiliki kemampuan
manajemen diri yang baik, dan juga pandai dalam mengelola hubungan yang baik dengan orang lain
Kata kunci: tipe kepribadian, kecerdasan emosional, tingkat pengalaman, tingkat jabatan.
1.
PENDAHULUAN
Steers, R. M. (1980) mengatakan suatu pekerjaan disebut efektif jika dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai
rencana yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia pada proyek memiliki peranan sangat penting dan merupakan
elemen utama pada suatu organisasi maupun perusahaan dibandingkan elemen lainnya.
Robbins, S.P., dan Timothy A.J. (2009) mengatakan bahwa kecerdasan emosional ‘emotional intelligent’ ;
kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional adalah salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi keberlangsungan dan ketercapaian efektivitas pelaksanaan sebuah proyek
konstruksi. Orang-orang yang mengenal emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik membaca emosi orang lain
dapat menjadi lebih efektif melakukan pekerjaan. Hal ini pun berlaku pada pengerjaan proyek konstruksi, dimana
didalamnya terdiri dari beberapa tim pelaksana yang disesuaikan dengan bidang garapannya masing-masing dan
terdiri dari berbagai karakterisik individu.
Dari uraian di atas muncul hal yang menarik untuk diteliti yaitu mengetahui proporsi tipe kepribadian dan
kecerdasan emosional ‘emotional intellijence’ tenaga ahli pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Kota Bandung
berdasarkan pengalaman kerja dan tingkat jabatannya yang bekerja dalam tim manajemen kontraktor.
2.
STUDI PUSTAKA
Kepribadian
Alvin, A. (2010) memaparkan pengertian kepribadian, menurut beberapa ahli berikut ini:
a. M.A.W. Brower., kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
b. Koentjaraningrat, kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah
laku atau tindakan seseorang.
c. Theodore R. Newcomb, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.
d. Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
e. Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari perilaku seseorang. Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
K - 13
Manajemen Konstruksi
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian ‘personality’ merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang
mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai,
dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Dikatakan pula unsur-unsur yang memberi pengaruh kepribadian seseorang diantaranya adalah: pengetahuan,
perasaan, dan dorongan naluri.
Menurut Suryabrata, S. (2003) perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima faktor yaitu warisan biologis,
warisan lingkungan alam, warisan sosial, pengalaman kelompok manusia, dan pengalaman unik.
Selain itu, F.G. Robbins dalam Suryabrata, S. (2003) mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar
kepribadian yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan individual, lingkungan, dan motivasi.
Lussier, R.N. (2008) membagi kepribadian menjadi lima tipe yaitu: surgency, agreeableness, adjustment,
conscientiousness, openness to experience.
Kecerdasan Emosi
Goleman, D. (2001) menyimpulkan bahwa pencapaian kinerja ditentukan hanya 20 persen dari IQ dan 80 persen
ditentukan oleh kecerdasan emosi. Bila intelegensi tidak disertai dengan pengolahan emosi yang baik, maka tidak
menghasilkan kesuksesan dalam hidup seseorang. Kecerdasan emosi menuntut penilaian perasaan, untuk belajar
mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara
efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi yaitu: kesadaran
diri, empati, manajemen diri, manajemen relasi, dan motivasi diri. Hal ini dapat dilihat lebih lanjut dalam kerangka
kerja kecerdasan emosional pada Tabel 1. berikut.
No
1
2
3
4
5
3.
Tabel 1. Kerangka Kerja Kecerdasan Emosional
Dimensi Kecerdasan Emosional
Faktor Pendukung
Kesadaran Emosi Diri
Kesadaran Diri
Penilaian Diri Secara Akurat
Percaya Diri
Peka Terhadap Perasaan Orang Lain
Mendengarkan Orang Lain
Empati
Menerima Pendapat Orang Lain
Memahami Perasaan Orang Lain
Kendali Diri
Kesungguhan
Manajemen Diri
Penyesuaian Diri
Dapat Dipercaya
Inisiatif
Komunikasi
Manajemen Konflik
Manajemen Hubungan
Katalisator Perubahan
Membangun Ikatan
Kerjasama Tim
Prestasi
Penghargaan
Motivasi Diri
Pekerjaan Itu Sendiri
Tanggung Jawab
Pengembangan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dengan keingintahuan proporsi tipe kepribadian dan kecerdasan emosional tenaga ahli
pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Kota Bandung berdasarkan pengalaman kerja dan tingkat jabatannya yang
bekerja dalam tim manajemen kontraktor. Untuk itu dilakukan studi literatur mengenai tipe kepribadian dan
kecerdasan emosional para tenaga ahli pelaksanaan proyek bangunan gedung.
Selanjutnya disusun kuesioner untuk responden yang terdiri dari tiga bagian yaitu biodata, 25 (duapuluh lima)
pernyataan mengenai tipe kepribadian masing-masing terdiri dari lima pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut
dibagi dengan proporsi pernyataan nomor 1, 6, 11, 16, dan 21 untuk tipe surgency, pernyataan nomor 2, 7, 12, 17,
dan 22 untuk tipe agreeableness, pernyataan nomor 3, 8, 13, 18, dan 23 untuk tipe adjustment, pernyataan nomor 4,
9, 14, 19, dan 24 untuk tipe conscientiousness, dan pernyataan nomor 5, 10, 15, 20, dan 25 untuk tipe openness to
experience., dan 25 (duapuluh lima) pernyataan mengenai kecerdasan emosional yang terdiri dari lima dimensi
seperti pada Tabel 2 berikut ini.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
K - 14
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi
No
1
2
3
4
5
Tabel 2. Dimensi Kecerdasan Emosional
Dimensi Kecerdasan Emosional
Faktor Pendukung
Kesadaran Emosi Diri
Kesadaran Diri
Penilaian Diri Secara Akurat
Percaya Diri
Peka Terhadap Perasaan Orang Lain
Mendengarkan Orang Lain
Empati
Menerima Pendapat Orang Lain
Memahami Perasaan Orang Lain
Kendali Diri
Kesungguhan
Manajemen Diri
Penyesuaian Diri
Dapat Dipercaya
Inisiatif
Komunikasi
Manajemen Konflik
Manajemen Hubungan
Katalisator Perubahan
Membangun Ikatan
Kerjasama Tim
Prestasi
Penghargaan
Motivasi Diri
Pekerjaan Itu Sendiri
Tanggung Jawab
Pengembangan
Pernyataan ke
1 dan 6
11 dan 16
21
2
7 dan 17
12
22
3
8
13
18
23
4
9
14
19
24
5
10
15
20
25
Dalam menjawab pernyataan pada bagian dua dan tiga diberikan nilai menggunakan skala Likert, dengan ketentuan
bobot penilaian jawaban sebagai berikut:
Sangat setuju/sangat tinggi: nilai 5
Setuju/tinggi
: nilai 4
Cukup setuju/cukup tinggi : nilai 3
Kurang setuju/rendah
: nilai 2
Tidak setuju/sangat rendah: nilai 1
Setelah diberikan bobot dan dilakukan uji statistik untuk setiap butir pernyataan kemudian dilakukan
pengelompokan atau klasifikasi data berdasarkan total skor tertinggi untuk dianalisis dan disimpulkan.
4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN STUDI KASUS
Responden yang terkumpul terdiri dari 41 orang dengan profil yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut
ini.
Tabel 3. Pengalaman Kerja Responden
No
Tingkat Pengalaman
Jumlah
Persentase (%)
1
Pengalaman < 5 tahun
23
56,10
2
Pengalaman 5 – 10 tahun
10
24,39
3
Pengalaman > 10 tahun
8
19,51
Jumah
41
100
Tabel 4. Jabatan Responden
Jabatan
Jumlah
Persentase (%)
Project Manager
5
12,20
Site Manager
7
17,07
Site Engineer
12
29,27
Lain-lain (Surveyor, Supervisor, Drafter, dsb.)
17
41,46
Jumlah
41
100
Uji statistika yang dilakukan adalah uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S). Didapat
seluruh nilai A-symptotic significance pernyataan lebih kecil dari nilai α=0,05. Artinya data berdistribusi tidak
normal. Selanjutnya dilakukan uji validitas menggunakan nilai Corrected Item-Total Correlation. Didapat nilai
Corrected Item-Total Correlation untuk seluruh pernyataan lebih besar dari 0,3. Dan uji Reliabilitas
menggunakan nilai Cronbach's Alpha. Didapat nilainya = 0,84 (lebih besar dari 0,7). Artinya seluruh jawaban
pernyataan valid dan reliable.
No
1
2
3
4
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
K - 15
Manajemen Konstruksi
Setelah diberikan bobot dan dilakukan uji statistik untuk setiap butir pernyataan yang dijawab, dilakukan
pengelompokan data berdasarkan lima tipe kepribadian dan kecerdasan emosional seperti pada Tabel 5 dan
dilakukan penyesuaian kompetensi jabatan tenaga ahli berdasarkan SKKNI seperti pada Tabel 6.
No.
1
2
3
4
5
Tipe Kepribadian
Surgency
Agreeeableness
Adjustment
Conscientiousness
Openness to Experience
Tabel 5. Kode Pengelompokan Data
Kecerdasan Emosional
Kode Jenis Data
I
Kesadaran Diri
II
Empati
III
Manajemen Diri
IV
Manajemen Hubungan
V
Motivasi
Kode Jenis Data
A
B
C
D
E
Tabel 6. Bentuk Klasifikasi Data
No Klasifikasi Tipe Kepribadian
Kecerdasan Emosional Kompetensi Kerja
1
IA
Surgency
Kesadaran Diri
PM, SM
2
IB
Surgency
Empati
PM, SM
3
IC
Surgency
Manajemen Diri
PM, SM
4
ID
Surgency
Manajemen Hubungan
PM, SM
5
IE
Surgency
Motivasi
PM, SM
6
IIA
Agreeeableness
Kesadaran Diri
PM, SM, SE
7
IIB
Agreeeableness
Empati
PM, SM
8
IIC
Agreeeableness
Manajemen Diri
SE
9
IID
Agreeeableness
Manajemen Hubungan
PM, SM
10
IIE
Agreeeableness
Motivasi
PM, SM, SE
11
IIIA
Adjustment
Kesadaran Diri
SE
12
IIIB
Adjustment
Empati
PM, SM
13
IIIC
Adjustment
Manajemen Diri
SE
14
IIID
Adjustment
Manajemen Hubungan
PM, SM
15
IIIE
Adjustment
Motivasi
SE
16
IVA
Conscientiousness
Kesadaran Diri
PM, SM, SE
17
IVB
Conscientiousness
Empati
PM, SM, SE
18
IVC
Conscientiousness
Manajemen Diri
SE
19
IVD
Conscientiousness
Manajemen Hubungan
PM, SM, SE
20
IVE
Conscientiousness
Motivasi
SE
21
VA
Openness to Experience
Kesadaran Diri
PM, SM, SE
22
VB
Openness to Experience
Empati
PM, SM, SE
23
VC
Openness to Experience
Manajemen Diri
SE
24
VD
Openness to Experience
Manajemen Hubungan
PM, SM, SE
25
VE
Openness to Experience
Motivasi
SE
Hasil perhitungan jumlah dan persentase sesuai klasifikasi dan persentae dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah dan Persentase Klasifikasi Data
Klasifikasi
IA
IB
IC
ID
IE
IIA
IIB
IIC
IID
IIE
IIIA
IIIB
IIIC
Jumlah
1
1
3
1
4
0
1
0
0
0
0
1
0
Persentase (%)
2,44
2,44
7,32
2,44
9,76
0
2,44
0
0
0
0
2,44
0
Klasifikasi
IIID
IIIE
IVA
IVB
IVC
IVD
IVE
VA
VB
VC
VD
VE
Total
Jumlah
3
2
0
0
3
4
6
0
2
0
1
8
41
Persentase (%)
7,32
4,88
0
0
7,32
9,76
14,63
0
4,88
0
2,44
19,51
100
.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
K - 16
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa tipe VE yakni orang yang memiliki tipe kepribadian openness to experience dan
memiliki motivasi diri yang tinggi dalam membentuk kecerdasan emosionalnya memiliki persentase tertinggi yaitu
19,51%, dan tipe IIA, IIC, IID, IIE, IIIA, IIIC, IVA, IVB, dan VA memiliki persentase 0%.
Hasil analisis tipe kepribadian dan kecerdasan emosional tanpa dilakukan pengelompokan data dapat
dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Proporsi Tipe Kepribadian
Tipe Kepribadian
Jenis Data
Jumlah
%
Surgency
I
10
24,39
Agreeeableness
II
1
2,44
Adjustment
III
6
14,63
Conscientiousness
IV
13
31,71
Openness to Experience
V
11
26,83
Total
41
100
Hasil analisis Tabel 8 menunjukkan persentase tipe kepribadian surgency, conscientiousness, dan openness to
experience berkisar 24-32% dari total jumlah data. Hal ini dapat diartikan bahwa jenis tipe keribadian tenaga ahli
konstruksi gedung di Kota Bandung terbagi cukup merata antara jenis I, IV, dan V.
Tabel 9. Proporsi Kecerdasan Emosional
Dimensi
Jenis Data
Jumlah
%
Kecerdasan Emosional
Kesadaran Diri
A
1
2,44
Empati
B
5
12,20
Manajemen Diri
C
6
14,63
Manajemen Hubungan
D
9
21,95
Motivasi
E
20
48,78
Total
41
100
Pada Tabel 9 tersebut menunjukkan bahwa motivasi menjadi dimensi kecerdasan emosional yang paling menonjol
yaitu sebesar 48,78%. Hal ini dapat diartikan bahwa tenaga ahli konstruksi di Kota Bandung cenderung memiliki
motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya.
Analisis dilanjutkan dengan jenis klasifikasi tipe kepribadian dan kecerdasan emosional berdasarkan
pengalaman kerja responden dalam bidang konstruksi. Hasil klasifikasi data berdasarkan tingkat pengalaman kerja
dapat dilihat pada Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12.
Tabel 10. Proporsi Klasifikasi Data Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tingkat Pengalaman
Klasifikasi
< 5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
IA
0
0
0
0
1 12,5
IB
1
4,35
0
0
0
0
IC
1
4,35
0
0
2
25
ID
0
0
0
0
1 12,5
IE
2
8,70
2
20
0
0
II B
1
4,35
0
0
0
0
III B
1
4,35
0
0
0
0
III D
1
4,35
2
20
0
0
III E
1
4,35
1
10
0
0
IV C
2
8,70
0
0
1 12,5
IV D
1
4,35
2
20
1 12,5
IV E
5 21,74
1
10
0
0
VB
1
4,35
0
0
1 12,5
VD
0
0
0
0
1 12,5
VE
6 26,09
2
20
0
0
TOTAL
23
100
10 100
8 100
Hasil analisis menunjukkan bahwa tenaga ahli bidang konstruksi yang memiliki pengalaman bekerja dibawah lima
tahun cenderung memiliki motivasi yang tinggi dan bertipe kepribadian adjustment dan openness to experience.
Tenaga ahli bidang konstruksi yang memiliki pengalaman diatas 10 tahun memiliki kecenderungan bertipe
kepribadian surgency. Akan tetapi dalam hal kecerdasan emosional tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
K - 17
Manajemen Konstruksi
besar di salah satu faktor dan lebih bersifat tersebar merata. Sedangkan tenaga ahli yang memiliki pengalaman 5-10
tahun tidak memiliki kecenderungan khusus dalam jenis tipe kepribadian dan kecerdasan emosionalnya, dimana
penyebaran klasifikasinya merata.
Tabel 11. Proporsi Tipe Kepribadian Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tingkat Pengalaman
Kelompok
< 5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
I
4
17,39
2
20
4
50
II
1
4,35
0
0
0
0
III
3
13,04
3
30
0
0
IV
8
34,78
3
30
2
25
V
7
30,43
2
20
2
25
Total
23
100
10
100
8
100
Tenaga ahli dengan pengalaman dibawah lima tahun memiliki kecenderungan sebesar 34,78% dan 30,43% memiliki
tipe kepribadian conscientiousness dan openness to experience. Tenaga ahli yang memiliki pengalaman 5-10 tahun
memiliki kecenderungan sebesar 30% memiliki tipe kepribadian conscientiousness dan adjustment. Sedangkan
tenaga ahli yang memiliki pengalaman diatas sepuluh tahun memiliki kecenderungan sebesar 50% berjenis tipe
kepribadian surgency. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tenaga ahli muda yang baru memasuki dunia konstruksi
cenderung bersifat ambisius, disiplin, perfeksionis, kreatif, dan senang mencoba sesuatu yang baru. Akan tetapi
dengan bertambahnya pengalaman kerja, tipe kepribadiannya dapat berubah menjadi surgency yaitu sesorang yang
memiliki sifat kepemimpinan tinggi dan pandai dalam berhubungan dengan orang lain.
Tabel 12. Proporsi Kecerdasan Emosional Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tingkat Pengalaman
Kelompok
< 5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
A
0
0,00
0
0
1
12,5
B
4
17,39
0
0
1
12,5
C
3
13,04
0
0
3
37,5
D
2
8,70
4
40
3
37,5
E
14
60,87
6
60
0
0
Total
23
100
10
100
8
100
Tabel 12 memperlihatkan bahwa tenaga ahli muda yang masih baru dalam dunia konstruksi cenderung memiliki
motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya. Semakin bertambahnya pengalaman bekerja maka dimensi kecerdasan
emosional yang dominan dapat berubah menjadi seseorang yang memiliki kemampuan manajemen diri yang baik
dan juga pandai dalam mengelola hubungan yang baik dengan orang lain.
Analisis dilanjutkan dengan karakteristik jenis tipe kepribadian dan kecerdasan emosional berdasarkan tingkat
jabatannya. Hasil klasifikasi data berdasarkan tingkat jabatan responden dapat dilihat pada Tabel 13, Tabel 14, dan
Tabel 15.
Tabel 13. Proporsi Klasifikasi Data Berdasarkan Tingkat Jabatan
Klasifikasi
IA
IB
IC
ID
IE
II C
III B
III D
III E
IV C
IV D
IV E
VB
VD
VE
TOTAL
PM
SM
Jumlah
%
Jumlah
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
20
0
1
20
0
1
20
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
20
0
0
0
1
0
0
1
1
20
0
0
0
1
5
100
7
Tingkat Jabatan
SE
Lain-Lain
%
Jumlah
%
Jumlah
%
14,29
0
0
0
0
0
1
8,33
1
5,88
0
0
0
1
5,88
0
0
0
0
0
0
2 16,67
1
5,88
14,29
0
0
0
0
0
1
8,33
0
0
0
1
8,33
2
11,76
14,29
0
0
1
5,88
14,29
0
0
2
11,76
0
1
8,33
2
11,76
14,29
3
25
2
11,76
14,29
0
0
1
5,88
0
0
0
0
0
14,29
3
25
4
23,53
100
12
100
17
100
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
K - 18
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi
Keterangan Tabel 13 :
Tingkat Jabatan : PM = Project Manager, SM = Site Manager, SE = Site Engineer
Lain-Lain = Drafter, Supervisor, Quantity Surveyor, dsb
Tabel 14. Proporsi Tipe Kepribadian Berdasarkan Tingkat Jabatan
Tingkat Jabatan
PM
SM
SE
Lain-Lain
Kelompok
Jumlah
% Jumlah
% Jumlah
% Jumlah
%
I
2
40
1
14,29
3
25
3
18
II
1
20
1
14
0
0
0
0
III
0
0
1
14
2
17
3
17,65
IV
1
20
2
29
4
33
6
35
V
1
20
2
29
3
25
5
29,41
Total
5
100
7
100
12
100
17
100
Tenaga ahli dengan tingkat jabatan site manager, site enginer, drafter, supervisor, quantity surveyor, dsb memiliki
proporsi terbesar pada tipe kepribadian conscientiousness dan openness to experience. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa tenaga ahli konstruksi yang baru memasuki dunia konstruksi cenderung bersifat ambisius, disiplin,
perfeksionis, kreatif, dan senang mencoba sesuatu yang baru. Akan tetapi dengan semakin tingginya tingkat jabatan,
tipe kepribadiannya dapat berubah menjadi surgency yaitu sesorang yang memiliki sifat kepemimpinan tinggi dan
pandai dalam berhubungan dengan orang lain.
Tabel 15. Proporsi Kecerdasan Emosional Berdasarkan Tingkat Jabatan
Tingkat Jabatan
PM
SM
SE
Lain-Lain
Kelompok
Jumlah
% Jumlah
% Jumlah
% Jumlah
%
A
0
0
1
14,29
0
0
0
0
B
0
0
1
14
2
16,67
2
11,76
C
1
20
2
29
0
0
3
17,65
D
3
60
0
0
2
17
4
24
E
1
20
3
43
8
66,67
8
47,06
Total
5
100
7
100
12
100
17
100
Hasil analisis menunjukkan bahwa tenaga ahli konstruksi dengan tingkat jabatan site manager, site enginer, drafter,
supervisor, quantity surveyor, dsb cenderung memiliki motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya. Semakin tingginya
tingkat jabatan seperti poject manager maka dimensi kecerdasan emosional yang dominan dapat berubah menjadi
seseorang yang memiliki kemampuan manajemen diri yang baik dan juga pandai dalam mengelola hubungan yang
baik dengan orang lain.
Sesuai dengan kompetensi kerja SKKNI seorang Project Manager dituntut harus bisa menjadi seorang pemimpin
yang bisa mengatur dan mengelola tim pelaksana konstruksi. Oleh karenanya seorang Project Manager haruslah
seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi dan kemampuan manajemen hubungan yang baik. Hasil
penelitian menunjukkan Project Manager proyek konstruksi gedung di Kota Bandung memiliki kecenderungan
sebesar 40% memiliki tipe kepribadian surgency yaitu seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan dan pandai
dalam berhubungan dengan orang lain, serta memiliki kecenderungan sebesar 60% memiliki kecerdasan emosional
yang paling menonjol adalah kemampuan manajemen hubungan yang baik.
Seorang Site Manager dituntut untuk bisa mengatur dan mengelola seluruh pekerjaan yang ada di lapangan
proyek konstruksi. Site Manager bertanggung jawab atas mutu dan ketepatan waktu penyelesaian proyek konstruksi.
Disamping itu seorang Site Manager juga harus dapat bekerjasama dengan seluruh rekan kerja dan lingkungan
sosial yang ada di sekitar proyek. Oleh karena itu dibutuhkan seseorang dengan jiwa kepemimpinan tinggi dan
kemampuan manajemen hubungan yang baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa tenaga ahli konstruksi gedung di
Kota Bandung dengan tingkat jabatan Site Manager memiliki kecenderungan sebesar 29% bertipe kepribadian
conscientiousness dan openness to experience yang dapat digambarkan sebagai seseorang yang gigih dalam
mencapai sesuatu dan sangat disiplin serta seseorang yang senang mencoba sesuatu yang baru. Site Manager proyek
konstruksi gedung di Kota Bandung memiliki kecenderungan sebesar 43% memiliki motivasi yang tinggi dalam
membentuk kecerdasan emosionalnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan ada pada diri
seorang Site Manager, dimana dibutuhkan seseorang dengan jiwa kepemimpinan tinggi dan kemampuan manajemen
hubungan yang baik. Hasil analisis menunjukkan hanya sebesar 14,29% Site Manager yang memiliki tipe
kepribadian surgency dan tidak ada Site Manager yang memiliki dimensi kecerdasan emosional manajemen
hubungan yang baik.
Ahli muda pelaksana konstruksi atau yang sering disebut Site Engineer merupakan tenaga ahli konstruksi
muda yang baru saja memasuki dunia konstruksi. Tenaga ahli dengan jabatan seperti ini memiliki tugas untuk dapat
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
K - 19
Manajemen Konstruksi
mempelajari keseluruhan dunia konstruksi dari awal sampai akhir yang selanjutnya ia akan dipromosikan untuk
menjadi Site Manager atau bahkan Project Manager. Oleh karena itu Site Engineer seharusnya seseorang yang
memiliki motivasi yang tinggi dan senang mencoba sesuatu yang baru. Sesuai dengan hasil analisis bahwa Site
Engineer konstruksi gedung di Kota Bandung memiliki kecenderungan sebesar 33% memiliki tipe kepribadian
conscientiousness yaitu seseorang yang disiplin dan ambisius dan 25% bertipe kepribadian openness to experience
yang digambarkan sebagai orang yang senang mencoba sesuatu yang baru serta memiliki kecenderungan sebesar
66,67% memiliki motivasi yang tinggi dalam membentuk kecerdasan emosionalnya.
5.
KESIMPULAN
Dari analisis dan pembahasan studi kasus dapat disimpulkan:
a. Tenaga ahli dalam bidang konstruksi gedung di Kota Bandung memiliki tipe kepribadian surgency,
conscientiousness, dan openness to experience berkisar 24-32 % dari total jumlah data. Hal ini dapat diartikan
bahwa jenis tipe keribadian tenaga ahli konstruksi gedung di Kota Bandung terbagi cukup merata untuk tiga
tipe kepribadian tersebut.
b. Motivasi menjadi dimensi kecerdasan emosional yang paling menonjol yaitu sebesar 48,78%. Hal ini dapat
diartikan bahwa tenaga ahli konstruksi di Kota Bandung cenderung memiliki motivasi yang tinggi dalam
pekerjaannya.
c. Tingkat pengalaman mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan tipe kepribadian dan
kecerdasan emosional seorang tenaga ahli konstruksi. Dari analisis menunjukkan bahwa tenaga ahli dalam
bidang konstruksi gedung di Kota Bandung yang memiliki pengalaman dibawah lima tahun yaitu para tenaga
ahli muda yang baru memasuki dunia konstruksi cenderung bersifat ambisius, disiplin, perfeksionis, kreatif, dan
senang mencoba sesuatu yang baru. Akan tetapi dengan bertambahnya pengalaman kerja, tipe kepribadiannya
dapat berubah menjadi surgency yaitu sesorang yang memiliki sifat kepemimpinan tinggi dan pandai dalam
berhubungan dengan orang lain. Tenaga ahli muda yang masih baru dalam dunia konstruksi juga cenderung
memiliki motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya. Semakin bertambahnya pengalaman bekerja maka dimensi
kecerdasan emosional yang dominan dapat berubah menjadi seseorang yang memiliki kemampuan manajemen
diri yang baik dan juga pandai dalam mengelola hubungan yang baik dengan orang lain.
d. Tipe kepribadian dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh cukup besar dalam peningkatan jabatan tenaga
ahli konstruksi. Untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi seorang tenaga ahli tentunya harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tingkat jabatannya. Tenaga ahli dengan tingkat jabatan site manager, site
engineer, drafter, supervisor, quantity surveyor, dsb memiliki proporsi terbesar pada tipe kepribadian
conscientiousness dan openness to experience. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tenaga ahli konstruksi yang
baru memasuki dunia konstruksi cenderung bersifat ambisius, disiplin, perfeksionis, kreatif, dan senang
mencoba sesuatu yang baru. Akan tetapi dengan semakin tingginya tingkat jabatan yang akan ia duduki seperti
Site Manager ataupun Project Manager, seorang tenaga ahli dituntut untuk dapat memiliki tipe kepribadiannya
surgency yaitu sesorang yang memiliki sifat kepemimpinan tinggi dan pandai dalam berhubungan dengan orang
lain. Begitu pula dengan kecerdasan emosionalnya, dengan tingkat jabatan site manager, site enginer, drafter,
supervisor, quantity surveyor, dsb memiliki motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya. Semakin tingginya
tingkat jabatan yang akan ia duduki seperti Site Manager dan Project Manager maka dimensi kecerdasan
emosional yang harus dimiliki seorang tenaga ahli adalah kemampuan manajemen diri yang baik dan juga
pandai dalam mengelola hubungan yang baik dengan orang lain.
e. Project Manager proyek konstruksi gedung di Kota Bandung sudah cukup memenuhi Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia yakni seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi dan kemampuan
manajemen hubungan yang baik. Walaupun belum semua Project Manager yang memenuhi kompetensi kerja
akan tetapi proporsi 40% untuk kecenderungan bertipe kepribadian surgency dan 60% memiliki kemampuan
manajemen hubungan yang baik dinilai cukup memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
f. Site Manager proyek konstruksi gedung di Kota Bandung belum memenuhi Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia yakni seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi dan kemampuan manajemen
hubungan yang baik. Hasil penelitian menunjukkan hanya sebesar 14,29% Site Manager yang memiliki tipe
kepribadian surgency yaitu seseorang dengan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan kemampuan menjalin
hubungan dengan baik.
g. Site Engineer proyek konstruksi di Kota Bandung sudah cukup memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia yakni seseorang yang bersifat ambisius, disiplin, senang mencoba sesuatu yang baru, dan memiliki
motivasi yang tinggi dalam pekerjaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Site Engineer atau Ahli Muda
Pelaksana konstruksi memiliki kecenderungan sebesar 33% bertipe kepribadian conscientiousness dan 25%
bertipe kepribadian openness to experience, serta memiliki kecenderungan sebesar 66,67% memiliki motivasi
yang tinggi.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
K - 20
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
Alvin,
Achmad.
(2010).
Pembentukan
Kepribadian,
(http://alfinnitihardjo.ohlog.com/pembentukankepribadian.oh112680.html). Diakses pada 14 Januari 2012.
Anakciremai. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, (http://www.anakciremai.com/2008/09/makalahmanajemen-tentang-manajemen.html). Diakses pada 2 Maret 2012.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Burns, R.B. (2000). Introduction to Research Methods. Longman, 4th ed.
Cooper, D.R., and Emory C.W. (1995). Business Research Methods. Irwin.
Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Kepala Proyek Bangunan
Gedung. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. (2006). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Manager Lapangan
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Ahli Muda Manajemen
Konstruksi Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Ahli Pengawas Konstruksi
Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Juru Ukur. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Dipohusodo, I. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Kanisius, Jakarta.
Efendi, M.T. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo, Jakarta.
Ervianto, W.I. (2004). Teori dan Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. ANDI, Yogyakarta.
Field, A. (2005). Discovering Statistics Using SPSS. Sage Publications, London.
Goleman, D. (2002). Emotional Intelligence (terjemahan). PT Gramedia, Jakarta.
Juwari. (2011). Uji Validitas dan Reliabilitas, (http://juwari.wordpress.com/2011/02/09/xl-joe-uji-validitas-danreliabilitas/, diakses pada 25 Juni 2011).
Kusnendi. (2008). Model-model Persamaan Struktural, Satu dan Multigrup Sampel dengan LISREL. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Lussier, R. N. (2008). Human Relations in Organizations. Application and Skill Building. 7th ed. McGraw-Hill
Companies, inc., New York.
Mathis, R.L., dan John H. Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta.
Mirabella, Dr. Jim. (2006). Hypothesis Testing With SPSS: A Non-Statistician’s Guide & Tutorial.
Robbins, S.P., dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta.
Singarimbun, Masri, dan Effendi. (1995). Metode Penelitian Survei. Jakarta : Pustaka LP3ES.
Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Penerbit Erlangga – Jakarta.
Steers, R.M. (1980). Efektivitas Organisasi. Erlangga, Jakarta.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Supranto, J. (2001). STATISTIK Teori dan Aplikasi. Erlangga, Jakarta.
Suryabrata, S. ( 2006). Psikologi Kepribadian. Rajawali Pers. Jakarta
Waizer, Michael H. and Wienir, Paul L. (1991). Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga,
Jakarta.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
K - 21
Download