Kelompok I Bimetallic PdAu Nanoparticle As Hydrogenation Catalysts in Imidazolium Ionic Liquids 1. 2. 3. 4. 5. Apa yang dimaksud dengan larutan ionik (ionic liquids) ? Larutan ionik adalah garam dalam bentuk cair. Biasany garam pada melting point pada suhu 1000C (2120F). Dalam banyak aplikasi digunakan sebagai powerfull solvent dan electrically conducting (elektrolit). Apa yang dimaksud dengan BMIMPF6? 1-Butyl-3-methylimidazolium_hexafluorophosphate C8H15F6N2P Warna kuning muda, cairan, 1.38g/mL pada 200C Banyak dipergunakan secara komersil karena mengalami dekomposisi secara perlahan dengan adanya air. Apakah kegunaan metanol dalam percobaan ini? Mengapa pada hasil dibandingkan dengan BMIMPF6 ? Metanol digunakan untuk melarutkan pvp (stabilizer) sehingga pada hasil dibandingkan penggunaan metanol dengan BMIMPF6 Mengapa pada reaksi katalitik digunakan perbandingan substrat : katalis = 670 : 1 ? Dan apa saja substratnya? Perbandingan tersebut merupakan kondisi optimum terjadinya reaksi katalitik Substrat : alyl alkohol, 1,3 cyclooktadiena,trans-cinnamaldehida,3-hexyn-1-ol Aplikasi PdAu untuk apa? Untuk reaksi hidrogenasi, reaksi hidrogenasi terjadi perubahan dari ikatan ganda menjadi ikatan tunggal Kelompok II Production Of Lactic Acid From Glucose By Alkaline Hydrothermal Reaction 1. Mengapa pada jurnal ini yang digunakan hidrotermal basa? Mengapa tidak dengan asam atau alkali? Jawab : Karena untuk memproduksi asam laktat dari karbohidrat harus dalam suasana basa, dimana asam laktat merupakan produk degradasi basa dari gula. 1. Apakah ada perbedaan dari penggunaan katalis Ca(OH)2 yang merupakan senyawa bivalen dan NaOH sebagai senyawa monovalen? Jawab : Ada, karena pada senyawa bivalen sifat kebasaannya lebih tinggi sehingga mempercepat reaksi hidrotermal basa pembentukan asam laktat dari glukosa 2. Apa kelebihan produksi asam laktat secara hidrotermal basa daripada fermentasi? Jawab : Bila ditetapkan dalam skala industri, proses fermentasi kurang efisien karena membutuhkan waktu yang lebih lama dan bahan baku yang lebih beragam sehingga produk hasil tidak langsung diperoleh, sedangkan dengan proses hidrotermal dalam waktu yang singkat dapat dihasilkan asam laktat dalam jumlah yang besar. 3. Apakah produk samping mempengaruhi keselektivitasan hasil? Jawab : Tidak, karena produk samping dari metode ini merupakan produk antara yang tidak ikurt bereaksi pada reaksi kondensasi aldol terbaik yang menghasilkan produk asam laktat. 4. Apa aplikasi penggunaan asam laktat selanjutnya? Jawab : Sebagai bahan untuk memproduksi polimer yang mudah terdegradasi. 5. Apa yang dimaksud dengan daerah subkritik? Jawab : Daerah dimana pada tekanan dan suhu tinggi, fase gas, cair dna padat tidak dapat dibedakan. 6. Mengapa air disebut sebagai katal;is basa? Jawab : Pada penelitian terdahulu hanya digunakan air sebagai katalis basa pada hidrotermalnya, karena terdapat gugus OH pada struktur air. 7. Apakah terdapat hasil samping lain selain asam asetat dan asam format? Jawab : Ada, namun dalam jumlah yang sedikit dan tidak ikut bereaksi pada reaksi kondensasi aldol terbalik dalam menghasilkan asam laktat. 8. Apakah formaldehis mempengaruhi pembentukan asam format? Jawab : Tidak, karena formaldehid pada bahan percobaan digunakan sebagai standar identifikasi produk antara kelompok III 1. Jelaskan mengenai metode pewarnaan MTT ! Sel hidup didalam sampel diukur dengan metode pewarnaan MTT. MTT memiliki komposisi [3-(4,5-dimetilthiazol-2-yl)-2,5-difenil tetrazolium bromida], dimana MTT ditambahkan pada plat yang kemudian diinkubasi selama 4 jam pada suhu 37˚C. Semua plat ini kemudian dicampurkan dengan kristal blue violet, dan didiamkan sampai larut. Pada akhirnya plat ini akan diamati dengan Biorad Novapath Microplate Reader pada panjang gelombang 595 nm. MTT digunakan sebagai kontrol. 2. Jelaskan mengenai medium RPMI dan prinsip kerja Biorad Novapath Microplate Reader ! Medium RPMI merupakan medium yang digunakan untuk kultur sel, yang disuplemen oleh serum anak sapi, penisilin, dan streptomycin dengan monitor pH pada 7,2 – 7,4. Biorad Novapath Microplate Reader adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kelangsungan hidup sel berdasarkan optical absorpsinya [A]t/[A]I dimana [A]t merupakan optical absorpsi yang teramati dan [A]I merupakan optical absorpsi yang tidak teramati. 3. Bagaimana TiO2 siaplikasikan ke dalam sel kanker dalam usus? Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek membunuh sel kanker pada usus besar. Efek TiO2 ini dilakukan in vitro belum sampai in vivo. Jadi TiO2 didilusi dalam medium RPMI 1640 lalu diiradiasi dengan UV A untuk kemudian dilihat efek membunuhnya. Medium yang digunakan dibuat pada suasana basa yaitu pada pH 7,4. Hal ini disesuaikan dengan pH medium dimana sel kanker tersebut tumbuh yaitu di dalam sel usus besar. 4. Mengapa digunakan TiO2? Apa maksud dari Carcinoma? TiO2 digunakan sebagai katalis untuk membunuh sel kanker karena secara umum sel kanker dibunuh dengan menggunakan penyinaran dan penggunaan chemical (kemoterapi). Dengan penggunaan TiO2 maka efek membunuh dilakukan dengan menggunakan penyinaran UV A yang lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan penyinaran pada kemoterapi. Carcinoma (Thuman colon carcinoma) adalah sel kanker yang berada pada usus besar. 5. Apakah efek negatif dariO2 adalah efek toksisitas yang diberikan pada sel kanker tetapi masih rendah. Penggunaan TiO2 pada manusia masih memerlukan uji yang lebih lanjut. Bahan lain selain TiO2 adalah ZnO2 namun efek toksisitasnya tidak sebaik TiO2 dalam membunuh sel kanker. Kelompok IV “kompleks Logam Ganda Sianida Fe-Zn sebagai Katalis Padat pada Proses Transesterifikasi” 1. Katalis kompleks Fe-Zn lebih baik dari pada katalis inverto, lebih baik dari sisi mananya? Jawab: katalis inverto merupakan katalis padat yang mirip yang pernah ditemukan sebelumnya, seperti resin ion exchange, Mg atau Ni Smecities, oksida logam (MgO/CaO, CaO/C) dan hidrotalcid. Katalis kompleks Fe-Zn lebih baik karena terdapat agen pengkompleks yang dapat meningkatkan aktifitasnya. 2. Apa perbedaan katalis Fe-Zn 1, Fe-Zn 2, dan Fe-Zn 3? Mana yang terbaik dari ketiga jenis katalis tersebut? Jawab: Katalis Fe-Zn 1, Fe-Zn 2, dan Fe-Zn 3 berbeda dari sisi kondisi preparasinya. Fe-Zn 1 dipreparasi menggunakan t-BuOH dan EO20PO70EO20 Fe-Zn 2 dipreparasi menggunakan t-BuOH tanpa EO20PO70EO20 Fe-Zn 3 dipreparasi tanpa menggunakan t-BuOH dan EO20PO70EO20 Yang terbaik dari ketiganya adalah Fe-Zn 1 karena terdapat agen pengkompleks. 3. Saat uji stabilitas suhu, ketika suhu semakin tinggi akan terbentuk Kristal, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? DMC conversion diperoleh dari mana dan apa hubungannya dengan penelitian? Jawab: Pada suhu yang tinggi (setelah melewati 473 K) kompleks akan mengalami dekomposisi tetapi kemudian terbentuk fase Kristal baru yang teridentifikasi sebagai ZnFe2O4. DMC conversion merupakan randemen dari transesterifikasi propane karbonat dengan methanol. Randemen DMC meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi metanol. DMC berfungsi untuk melihat pengaruh temperature, perbandingan metanol/propane karbonat dan katalis terhadap randemen, sehingga dapat diketahui efektifitas dari penggunaan katalis ini. 4. Tujuan penelitian ini apa? Senyawa yang digunakan berdasarkan efek terhadap katalis. Hasil FTIR selanjutnya bagimana? Jawab: Tujuan penelitian adalah untuk mencari katalis padat yang paling baik dan memiliki efisiensi tinggi untuk transesterifikasi dari karbonat menjadi dialkil karbonat. Senyawa yang digunakan dalam penelitian adalah propane karbonat yang diesterifikasi dengan alkohol. FTIR hanya digunakan untuk karakterisasi, sehingga dapat membedakan berbagai model koordinasi dari kelompok sianida dalam komplek logam. 5. Apakah yang digunakan dalam percobaan merupakan alkohol campuran? Termasuk katalis homogeny atau heterogen? Apakah katalis ini perlu diaktivasi? Jawab: alkohol yang digunakan merupakan alkohol tunggal. Katalis yang digunakan katalis homogen. Katalis ini perlu diaktivasi pada suhu 453 K selama 4 Jam. 6. EO20PO70EO20 apa? Jawab: EO20PO70EO20 (polietilen glikol, polipropilenglikol dan polietilen glikol) merupakan triblok kopolimer yang berfungsi sebagai agen co-komplek. Kelompok V 1. Yusfita Martha: Mengapa suhu yang digunakan 500ºC-700ºC, dan mengapa optimum pada suhu 700ºC? Jawab: Suhu yang digunakan adalah 500-700ºC, karena pada suhu 500-700ºC katalis Ni/Al2O3 dapat mengkonversi CH4 dan CO2. Suhu optimum pada 700ºC karena dihasilkan nilai konversi CH4 dan CO2 yang tinggi. 2. Nadia Sukmaria : a. Pembentukkan kokas secara langsung dan tidak langsung, apa pengaruhnya terhadap XRD? b. Apa yang dimaksud impregnasi? Apa bedanya Co Impregnasi dan Sescuencial Impregnas? Jawab: a. Pembentukkan kokas Secara Langsung: Pemanasan dilakukan secara langsung dalam tungku yang berbentuk kubah pada kondisi udara terbatas, sehingga hanya zat terbang saja yang akan terbakar. Jika zat terbang terbakar habis, proses proses pemanasan dihentikan. Secara tidak langsung (destilasi kering): Batubara ditempatkan pada ruang tegak sempit dipanaskan dari luar. Yang paling baik adalah pembentukkan kokas secara tidak langsung karena XRD digunakan untuk mengidentifikasi senyawa kristal spesifik baik mineral berdasarkan struktur kristalnya. Jika pembentukkan kokas secara langsung mempunyai produk samping berupa gas dan cairan yang tidak dapat dimanfaatkan sehingga tidak dapat diidentifikasi oleh XRD. b. Impregnasi : Proses pemasukan prekursor logam dengan sejumlah penyangga dan dibiarkan bereaksi, kemudian dikeringkan dan dikalsinasi. Dalam hal ini penyangga adalah Ni/Al2O3 dan prekursornya ZrO2. Co Impregnasi : Logam Ni/Al2O3 dan promotor ZrO2 direaksikan secara bersamaan dan akan terjadi kompetisi siapa yang akan terjerap oleh kokas. Seskuensial Impregnasi : Pemasukkan Ni/Al2O3 dan ZrO2 dilakukan secara bertahap. 3. Desi Awalina : Jelaskan 2 parameter lainnya selain loading Ni! 1. Efek temperatur reaksi Suhu yang digunakan adalah 500, 600, dan 700ºC pada aktivitas Ni/Al2O3 15% menjelaskan bahwa rendemen H2 dan CO diprolrh lebih besar pada temperatur reaksi yang lebih tinggi. Pada temperatur yang rendah konversi CH4 dan CO2 semakin rendah yang bersifat endotermik, sedangkan pada suhu 600 dan 700ºC konversinya meningkat. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Pengaruh temperatur reaksi pada konversi feed dan komposisi produk gas selama pembentukan CH4/CO2 berlebih 15% Ni/Al2O3 dan pada CH4:CO2 dengan rasio 1:1.25 2. Pengaruh Loading ZrO2 Konsentrasi ZrO2 yang digunakan yaitu 5, 10 dan 15% dalam 15% Ni/Al2O3. Pada saat zirkonia ditambahkan ke dalam 15% katalis Ni/Al2O3 pada jumlah yang rendah dari 5% konversi CH4 tidak berubah tetepi konversi CO2 sedikit meningkat. Pada saat zirkonia ditingkatkan menjadi 10% baik konversi CH4 dan CO2 meningkat tajam termasuk hasil produk. Hal ini menunjukkan kehadiran ZrO2 menghambat pembentukkan Ni/Al2O4. Dapat dilihat pada Gambar 2. Ketika ZrO2 telah ditambahkan pembentukkan rendemon kokas sangat menurun setidaknya 50%, hal ini menunjukkan bahwa hambatan pembentukkan kokas dari katalis Ni/Al2O3 oleh penambahan ZrO2 jelas semakin membaik. Berdasarkan aktifitas katalitik dan hasil pembentukkan kokas kisaran loading ZrO2 5-10% tampaknya menjadi rentang loading yang cocok untuk mengurangi pembentukkan kokas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2 Pengaruh dari loading ZrO2 dalam Ni/Al2O3 pada komposisi gas selama pembentukan CH4/CO2 pada 700°C dan CH4:CO2 1:1.25 Gambar 3 Pengaruh dari loading ZrO2 dalam Ni/Al2O3 pada produk dan rendemen kokas selama pembentukan CH4/CO2 pada 700°C dan CH4:CO2 1:1.25 4. Angga Suwarna : Pada percobaan Loading Ni kenapa yang dipilih adalah 15% Ni, apa guna dari kalsinasi dan kenapa yang dipilih adalah proses kalsinasi 110-150ºC? Jawab: Dipilih 15% Ni karena pada konsentrasi tersebut teramati rendahnya konversi CH4 dan CO2 dan tingginya hasil rendemen H2 dan CO seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Sedangkan pada Ni Loading lebih tinggi dari 15% rendemen H2 yang dihasilkan konstan sedangkan hasil CO menurun. Kalsinasi digunakan untuk mengubah garam ke dalam bentuk logamnya, menghilangkan material-material yang tidak diinginkan, menghilangkan CO2 dan air terikat yang tidak hilang pada saat pengeringan. Digunakan suhu 110-150ºC untuk menghilangkan garam yang terikat pada logam dan air telah menguap pada suhu tersebut. Gambar 4 Pengaruh loading Ni pada rendemen produk dari pembentukan CH4/CO2 pada 700°C dan rasio CH4:CO2 1:1.25 5. Hashabwana Asri : Kenapa kokas menurunkan aktivitas katalis? Jawab: Karena kokas tersebut dapat mendeaktivasi katalis Ni/Al2O3 sehingga hasil produk H2 dan CO rendemennya menjadi rendah. Dengan adanya pendukung ZrO2 yang ditambahkan pada katalis Ni/Al2O3 dapat menurunkan atau menghambat pembentukkan kokas yang dapat terbentuk seiring dengan dekomposisi CH 4 dan disproporsionasi CO. kelompok VI Ozonolisis Asam Oleat Menggunakan Katalis Nano Vanadium Pentaoksida (V2O5) 1. Mengapa reaksi dilakukan pada suhu 50 0C? Jawab: Kondisi panas ini diberikan dengan tujuan mempercepat reaksi ozonolisis yang terjadi. Pemilihan suhu 50 0C dikarenakan reaksi ozonolisis yang dilakukan tanpa menggunakan pelarut, dan kondisi optimum untuk reaksi ozonolisis asam oleat tanpa pelarut. 2. Bagaimana cara karakterisasi GC-MS? Jawab: Hasil ozonolisis asam oleat menghasilkan asam karboksilat yang mengandung sejumlah kecil aldehid dan keton. Asam karboksilat memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi karena adanya ikatan hydrogen yang kuat antara molekul. Oleh sebab itu, dilakukan esterifikasi (metilasi) dengan penambahan methanol asam (HCl + MeOH) sehingga diperoleh ssenyawa ester yang memiliki titik didh lebih rendah. Hasil karakterisasi sampel menggunakan GC-MS tidak dicantumkan dalam jurnal. 3. Di antara katalis V2O5 yang berbentuk nanopartikel dan nanorod maupun yang berukuran bulk, kemampuan katalitik mana yang lebih baik dalam reaksi ozonolisis asam oleat? Jawab: kemampuan katalitik yang paling baik pada reaksi ozonolisis asam oleat ditunjukkan pada katalis V2O5 nanorod, hal ini disebabkan oleh ukuran partikelnya yang lebih kecil dibandingkan katalis lain yang berukuran bulk ataupun nanopartikel. Pada umumnya reaksi kimia terjadi pada permukaan partikel,dimana semakin kecil ukuran maka luas permukaan meningkat,dan meningkatkan aktivitas serta selektivitas sehingga akan meningkatkan kemampuan sisi aktif dari katalis untuk bereaksi. 4. Sebutkan ukuran, karakteristik dan sintesis V2O5 nanopartikel dan nanorod! Jawab: Vanadium pentoksida nanorod mempunyai ukuran diameter 30-90 nm dan panjang 260-600 nm, sedangkan V2O5 nanopartikel berukuran 45-160 nm. Sintesis nanopartikel dan nanorod V2O5 dilakukan dengan menggunakan metode mediasi surfaktan (surfaktan berdasarkan amonium bromida cetyltrimethyl/ CTAB). Morfologi struktur nano dari V2O5 dapat dikontrol dengan menerapkan prekursor yang berbeda dan dengan variasi kondisi reaksi dalam template CTAB. Dengan amonium metavanadat dan asam sulfat sebagai prekursor, nanopartikel yang disintesis dalam kisaran ukuran 45-160 nm. Prekursor vanadil sulfat hidrat dan natrium hidroksida memberikan ukuran V2O5 30-90 nm dengan panjang 260-600 nm. Produk yang dihasilkan ditandai dengan difraksi sinar X (XRD), mikroskop elekron transmisi (TEM), tekanan variabel pemindaian mikroskop elektron (VPSEM), dan X-ray spektroskopi fotoelektron (XPS). Kelompok VII 1. Salah satu contoh yang digunakan adalah benih neem. Sebenarnya neem itu tumbuhan yang seperti apa? Jawab : merupakan neem atau dalam bahasa indonesia adalah mimba (Azadirachta indica) tanaman yang berasal dari India. Meskipun demikian tanaman ini banyak terdapat di Indonesia, dan biasa ditanam dipinggir jalan sebagai peneduh. 2. Mengapa setiap contoh mengalami perlakuan yang berbeda-beda? Jawab : untuk melihat sifat katalis yang terbaik terhadap minyak benih. Walaupun minyak yang digunakan berbeda tapi asam lemak etil ester yang dihasilkan tidak berbeda nyata 3. Contoh yang digunakan adalah benih, mengapa tidak dari buahnya? Jawab : karena pada bagian benih banyak mengandung minyak sedangkan pada buah biasanya banyak mengandung air 4. Bagaimana bentuk pengamatan yang dilakukan? Jawab : pada akhir proses, contoh didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu warna kuning bagian atas yang disebut dengan etil ester dan warna abu-abu gelap pada bagian bawahnya yang disebut dengan gliserol 5. Apa yang dimaksud dengan transesterifikasi? Jawab : Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. 6. Apa yang dimaksud dengan katalis homogen dan heterogen? Benih mana yang diberikan katalis homogen dan heterogen? Jawab : Katalis homogen yaitu, katalis yang berada dalam fase yang sama dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya Katalis heterogen adalah katalis yang berada dalam fase yang berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisis Dalam penelitian, minyak benih melon dan minyak benih mentega masing-masing ditransesterifikasi menggunakan katalis homogen yaitu KOH dan NaOH. Sedangkan untuk minyak benih neem ditransesterifikasi menggunakan katalis heterogen yaitu CaO/Al2O3. Kelompok VIII Pengembangan Reaktor Membran Katalitik untuk katalis Heterogen dalam CO2 Superkritik Pertanyaan: 1. Kenapa yang digunakan CO2 Superkritis, Apa keistimewaannya bila dibandingkan dengan CO2 biasa? 2. Apa beda CO2 Superkritis dengan es kering 3. Dari hasil data tabel I terlihat bahwa konversi paling besar yang diperoleh hanya 5,8%, apa itu sudah cukup efektif? Sedangkan dari judul disebutkan Pengembangan reactor membran untuk katalisator heterogen. Jawaban: 1. Karbondioksida superkritik digunakan karena memiliki keuntungan yaitu dari segi pembuangan yang relatif murah dan efek lingkungan yang relatif ramah walaupun dari segi instrumentasi jauh lebih mahal. Selain itu dalam aplikasi praktis, beberapa masalah kondisi kerja dengan suhu relatif sedikit karena larutan CO 2 memiliki suhu dan tekanan kritis yang lebih rendah dibandingkan dengan CO2 murni. 2. CO2 super kritis berasal dari karbondioksida (CO2) yang dipanaskan diatas temperatur kritisnya (31C) pada tekanan yang lebih besar dari 72, 8 atm yang kemudian akan membentuk cairan super kritis, sedangkan es kering merupakan karbondioksida yang dibekukan yang memiliki temperatur lebih rendah dari es biasa yaitu -79C (yaitu 79C dibawah titik nol). 3. Nilai konversi 5.8% bukan merupakan ukuran keefektifan alat ini dikarenakan penelitian ini merupakan benar benar penemuan baru yang nilai efektivitasnya berdasarkan selektivitas alat yaitu 100%