Promina_Complete Stimulation_Media Briefing

advertisement
LEMBAR FAKTA
Stimulasi Dini untuk Perkembangan Keterampilan Oromotor
Data
Data Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF), WHO 2003, menunjukkan
bahwa 60 persen kematian anak di bawah 5 tahun dikarenakan malnutrisi dan 2/3-nya
berhubungan dengan Inapropriate Feeding Practices selama 1 tahun di awal kehidupan
bayi. Pengelolaan makanan sewaktu masa bayi bisa berdampak lebih parah dibandingkan
dengan kekurangan pengelolaan pada usia selanjutnya.
Permasalahan tersebut diantaranya dapat disebabkan oleh manajemen pemberian ASI yang
kurang benar, usia saat perkenalan makanan tambahan yang terlalu dini atau terlalu lambat,
pemilihan jenis makanan yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan bayi, jadwal dan
cara pemberian makan yang kurang tepat dan kebersihan yang tidak terjamin.
Kegiatan Makan dan Keterampilan Oromotor
Makan merupakan kegiatan kompleks yang melibatkan faktor fisik, psikologik dan lingkungan,
dengan keterampilan-keterampilan yang harus dipelajari secara bertahap.
Secara umum, tujuan makan sendiri adalah secara alamiah dan naluriah karena lapar, untuk
memenuhi kebutuhan berbagai zat gizi untuk melakukan berbagai kegiatan, pertumbuhan dan
perkembangan. Disamping hal tersebut, dalam proses pengenalan makanan padat, proses
makan juga bertujuan mendidik anak agar terbiasa makan yang baik dan benar. Waktu makan
yang teratur dapat membina refleks kebiasaan pada saluran cerna agar lebih siap untuk
menerima, mencerna dan menyerap makanan pada waktu-waktu tertentu. Aspek penting
dalam belajar adalah sensasi dan umpan balik sensoris. Hal ini mencakup proprioseptif,
raba/tektur, tekanan, suhu, warna, ukuran dan rasa. Faktor penting lain yang memberikan
kontribusi adalah perkembangan motorik kasar dan halus, metode penyajian makanan,
dan perkembangan kognitif. Perlu dipahami adanya “periode kritis” untuk belajar
keterampilan makan yang optimal.
Setelah usia 6 bulan terjadi gap/kekurangan energi untuk mendukung aktifitas bayi yang
semakin aktif, sedangkan pada waktu yang bersamaan produksi ASI semakin berkurang.
Disinilah adanya fase kritis pertama pengenalan makanan padat, yang ditambahkan selain
ASI yang biasa disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI), untuk membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dipenuhi hanya oleh ASI atau PASI (Pengganti ASI / Susu
Formula Bayi). Semakin terlambat pengenalan MPASI (Makanan Pendamping ASI), semakin
besar gap kebutuhan energi yang terjadi.
Kegiatan makan merupakan salah satu kegiatan yang menggunakan sistem gerak otot dari oral
cavity (rongga mulut), seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, pipi. Hal ini biasa kita sebut
dengan oral motor atau oromotor skill. Pada bayi, kekuatan, koordinasi dan kontrol dari
struktur mulut ini yang menjadi fondasi dari seluruh aktifitas makan, seperti menghisap,
menelan, menggigit, mengunyah. Untuk menghasilkan perkembangan oromotor yang sesuai
usianya, diperlukan stimulasi/rangsangan yang tepat.
Makanan bertekstur sesuai usia
Makan dimulai sebagai refleks yang kemudian berkembang menjadi tindakan yang dapat
dikendalikan (fase faringeal and esophageal dari menelan). Perkembangan keterampilan
makan dimulai pada saat bayi baru lahir. Bayi baru lahir tidak dapat memfokuskan baik mata
maupun tangannya ke sumber makanan. Perabaan pada pipi dan daerah sekitar mulut
merangsang refleksnya (rooting reflex) untuk mengarahkan mulut ke puting susu atau dot, dan
selanjutnya melakukan gerakan mengisap. Kedua refleks tersebut hanya dapat dibangkitkan
jika bayi lapar. Pada usia 4-6 bulan, refleks mengisap semakin matang, refleks menjulurkan
lidah menghilang sehingga lebih mudah mengkonsumsi makanan yang semi-padat, selain itu
bayi sudah mulai dapat duduk dan kedua tangan mulai dapat menggenggam benda dan
memasukkannya ke dalam. Pada usia ini adalah waktu yang tepat untuk menstimulasi
keterampilan makan anak dengan mengenalkan makanan semi padat berupa bubur halus.
Gerakan mengunyah mulai berkembang pada usia 7-9 bulan, pada saat itu bayi mulai bisa
mengendalikan tubuhnya dan duduk sendiri. Periode ini merupakan fase kritis kedua untuk
mengenalkan makanan semi padat yang lebih bertekstur yang memerlukan keterampilan
mengunyah. Jika terjadi keterlambatan stimulasi keterampilan makan dari fase ini, maka
selanjutnya akan lebih sulit lagi pembinaan di usia selanjutnya.
Pada usia 9-12 bulan, keterampilan mengunyah semakin sempurna selain itu kemampuan
memegang benda dengan jari (pincer grasp) juga berkembang. Pada usia 1-3 tahun seiring
dengan perkembangan ego, anak berusaha untuk makan sendiri, sehingga dengan stimulasi ini
juga dapat membantu kemandirian anak.
Keterlambatan perkembangan pada salah satu gerakan yang menggunakan oral (makan,
berbicara, dsb) akan mempengaruhi secara keseluruhan Oromotor Skill.
Kebutuhan nutrisi pada bayi
Selain dengan jenis makanan, yang tak kalah penting adalah kualitas/nutrisi baik berupa
kecukupan energi maupun semua nutrisi sesuai umur dari makanan tersebut. Proses
pengolahan seperti berupa pemasakan yang menggunakan proses panas dapat
menghilangkan sebagian maupun semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dari makanan tersebut.
Prinsip piramida makanan yang mengkombinasikan berbagai sumber bahan pangan sehingga
dapat saling melengkapi kekurangan dan kelebihan dari kandungan nutrisinya masing- masing.
Misalnya kekurangan zat besi pada makanan padat yang tidak difortifikasi, akan menyebabkan
anemia zat besi, yang selanjutnya mungkin berdampak negatif terhadap kekebalan dan
kecerdasan otak. Jumlah masukan makanan sebagai sumber energi dan protein yang
berkurang untuk jangka waktu yang lama, mungkin akan mengakibatkan hambatan
pertumbuhan dan perkembangan yang pada masa bayi lazim disebut gagal tumbuh (failure to
thrive).
Keamanan makanan bayi dilihat dari kesesuaiannya dengan standar peraturan pangan yang
berlaku secara nasional seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) maupun standar International
seperti Codex Alimentarius, yang diantaranya mensyaratkan makanan bayi kemasan tanpa
adanya penambahan pengawet, MSG (vetsin), pemanis dan pewarna buatan.
Varian lengkap dari Promina
Promina mengerti bahwa setiap tahap perkembangan bayi membutuhkan stimulasi yang tepat
dalam berbagai aspek termasuk dalam stimulasi nutrisi dan tekstur dari makanan.
Untuk mempermudah dalam mendapatkan makanan bayi yang dapat membantu stimulasi
nutrisi dan tekstur yang tepat sesuai dengan usia mereka, Promina kini menghadirkan produk
dengan varian lengkap juga formula baru yang disempurnakan bagi bayi di usia 6 bulan, 8
bulan, 12 bulan dan 18 bulan ke atas sehingga dapat menstimulasi keterampilan oromotor
bayi. Dari bubur bayi bergizi yang bertekstur halus, kemudian dilanjutkan ke Promina bubur tim
dan bubur mi yang lebih berteksur, nasi tim dan supmi dengan tekstur yang lebih padat lagi,
didesain khusus sesuai tahap perkembangan oral pada bayi.
Jika ingin lebih lengkap mengenai informasi oromotor, kunjungi kami di www.promina.co.id
•
Download