RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 Balikpapan Kelas/Semester :X/1 Mata Pelajaran : Dasar-dasar Budidaya Topik : Potensi Budidaya Perairan Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan Alokasi waktu : 12 jam @ 45 menit A. Kompetensi Dasar Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan sumberdaya alam, ekonomi dan sosial B. Indikator Pencapaian Kompetensi Melakukanan analisis potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas Melakukan analisis potensi budidaya perairan berdasarkan habitat Mengidentifikasi potensi perairan berdasarkan komoditas C. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan habitat Mengetahui potensi budidaya perairan berdasarkan komoditas D. Materi Ajar Pertemuan 1 : Potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perairan hampir dua pertiga dari luas wilayahnya yaitu sekitar 70%. Wilayah perairan di Indonesia berdasarkan kandungan kadar garamnya atau salinitas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis perairan yaitu perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Dari ketiga jenis perairan tersebut dapat dihasilkan suatu produksi perikanan yang memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 15,59 juta hektar (Ha) yang terdiri dari potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta ha dan budidaya laut 12,14 juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 10,1 persen untuk budidaya ikan air tawar, 40 persen pada budidaya air payau dan 0,01 persen untuk budidaya laut, sehingga secara nasional produksi perikanan budidaya baru mencapai 1,48 juta ton. Oleh karena itu, untuk tahun 2006 Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, menurut Freddy Numberi (2006), akan menargetkan produksi perikanan pada tahun 2006 mencapai 7,7 juta ton atau meningkat sebesar 13%, yang terdiri dari produksi perikanan tangkap sebesar 5,1 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebesar 2,6 juta ton, serta konsumsi ikan menjadi 28kg/kapita/tahun. Pertemuan 2 : Potensi budidaya perairan berdasarkan habitat Potensi Budidaya Perairan (Akuakultur) terdiri dari potensi perairan laut bagi pengembangan marikultur yang diperkirakan mencapai 24.528.178 ha (tersebar di 26 Propinsi di Indonesia), potensi akuakultur air payau dengan sistem tambak mencapai 913.000 ha dan potensi akuakultur air tawar dengan sistem kolam tanah, karamba dan KJA yang mencapai ± 832.157 ha. Potensi Produksi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Indonesia Jenis Kegiatan Perikanan Luas Potensi Perairan Produksi (Juta (Juta Ha) ton/thn) Produksi tahun 2003 (Juta ton/thn) Tingkat Pemanfaatan (%) Perikanan Laut (tangkap) Laut Perairan umum (Inland Openwater) Total Perikanan Budidaya (aquaculture) Laut (Mariculture) Tambak (payau / Brackishwater) Perairan umum (Inland Openwater) dan tawar Kolam (Freshwater Pond), Sawah (Paddy Field) Total Total seluruhnya Sumber: Dahuri, 2004 580 54 634 6,4 0,9 7,3 4,1 0,5 4,6 63 55 - 24 1 13,7 47 5 5,7 0,7 0,4 0,3 1,5 8,0 5,5 38,7 672,7 57,7 65 1,4 6 - Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap di laut telah mencapai 4,1 % juta ton atau 63% sebenarnya merupakan lampu kuning karena hanya sekitar 80% ikan yang boleh ditangkap. Itu berarti hanya tersisa 20% sumber daya ikan. Sementara sumber daya perikanan tangkap di perairan umum, tingkat pemanfaatannya telah mencapai 55%.karena itu produksi perikanan dapat ditingkatkan melalui usaha budidaya perairan di air tawar, payau maupun laut. Potensi lahan yang luas dan beragamnya komoditas budidaya yang dapat dikembangkan merupakan suatu usaha yang prospektif. Potensi perikanan Indonesia yaitu laut dan perairan umum/tawar diperkirakan mencapai 65 juta ton/tahun yang nilainya diperkirakan mencapai 82.064 juta dolar AS. Tahun 2004 produksi ikan Indonesia baru mencapai 6 juta ton atau 9% dari potensi produksi. tetapi angka tsb seakan tidak menunjukkan kenyataan sebenarnya.jika dilihat dari produksi Indonesia jauh dibawah Negara-negara tetangga yang luas lautnya lebih kecil, volume ekspor lebih rendah, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih rendah serta ketidakmampuan melindungi sumber daya perikanan sehingga menjadi lahan subur pencurian (illegal fishing). Bahkan devisa yang diperoleh pemerintah jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah devisa yang hilang akibat pencurian ikan. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Jepang dan Maladewa (selatan-barat daya India) sangat tinggi dibandingkan negara lain.bahkan bangsa Eskimo di Greenland hampir tidak pernah terkena serangan jantung karena hampir seluruh makanannya berasal dari ikan Pada perikanan tangkap telah terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian wilayah telah terjadi gejala tangkap lebih (over fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka, sedangkan di sebagian besar wilayah timur tingkat pemanfaatannya masih di bawah potensi lestari. Kondisi over fishing ini tidak hanya disebabkan karena tingkat penangkapan yang melampaui potensi lestari sumberdaya perikanan, tetapi juga disebabkan karena kualitas lingkungan laut sebagai habitat hidup ikan mengalami penurunan atau kerusakan akibat pencemaran dan degradasi fisik ekosistem perairan sebagai tempat pemijahan, asuhan, dan mencari makan bagi sebagian besar biota laut tropis. Pertemuan 3 : Potensi budidaya perairan berdasarkan komoditas Biota yang dibudidayakan antara lain ikan, moluska, krustacea, algae, holothuroide, ekinoide.Kelompok biota yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan Jumlah ikan yang terbesar baik dalam hal spesies (jenis) maupun wadah pemeliharannya. Tetapi dalam volume produksi dan nilainya udang yang paling tertinggi pada tahun 2004 mencapai 242.560 ton yaitu udang galah dan udang vannamei. Ikan yang akan dibudidayakan adalah ikan yang telah mengalami domestikasi dalam lingkungan budidaya. Domestikasi adalah pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara mengambil dari alam kemudian dipelihara dalam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan. Suatu jenis ikan dalam sistem budidaya ikan dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat domestikasinya menjadi empat tingkat yaitu : 1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh siklus hidup ikan sudah dapat dipelihara di dalam sistem budidaya. Contoh beberapa jenis ikan asli Indonesia yang sudah terdomestikasi sempurna antara lain adalah ikan gurame, ikan baung dan bandeng. 2. Domestikasi dikatakan hamper sempurna apabila seluruh siklus hidupnya sudah dapat dipelihara di dalam sistem budidaya, tetapi keberhasilannya masih rendah.Ikan asli Indonesia yang terdomestikasi hampir sempurna antara lain adalah ikan betutu,balashark dan arwana. 3. Domestikasi belum sempurna apabila baru sebagian siklus hidupnya yang dapat dipelihara di dalam sistem budidaya.Contohnya antara lain adalah ikan Napoleon, ikan hias laut,ikan tuna. 4. Belum terdomestikasi apabila seluruh siklus hidupnya belum dapat dipelihara di dalam system budidaya. Jenis-jenis ikan yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia sangat banyak jumlahnya ada yang berasal dari perairan Indonesia asli atau diintroduksi dari negara lain.Jenis ikan introduksi yang sudah terdomestikasi secara sempurna di Indonesia adalah ikan Mas dan ikan Nila. Dengan banyaknya jenis ikan yang sudah terdomestikasi secara sempurna akan memudahkan manusia untuk melakukan kegiatan pengembangbiakan. Pengembangbiakan ikan budidayadapat dilakukan dengan cara tradisional, semi intensif atau intensif. Dengan melakukan pengembangbiakan ikan maka ketersediaan benih ikan secara kualitas dan kuantitas akan memadai. Penyediaan benih ikan budidaya saat ini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara menangkap benih ikan dari alam (sungai, danau, laut dan sebagainya) atau dengan cara melakukan proses pemijahan ikan di dalam wadah budidaya. Pemijahan ikan budidaya di dalam wadah budidaya dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu pemijahan ikan secara alami,pemijahan ikan secara semi buatan, dan pemijahan ikan secara buatan. A. Ikan Jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan air tawar sedangkan ikan air laut masih sedikit. 1. Ikan air tawar Ikan yang dibudidayakan adalah ikan konsumsi dan ikan hias, baik yang berasal dari ikan – ikan introduksi maupun ikan asli. Ikan introduksi adalah ikan yang bukan biota asli Indonesia yang didatangkan dari berbagai negara.dalam perkembangannya ikan introduksi menjadi ikan yang lebih populer dibandingkan ikan local. Hal ini disebabkan: 1. Ikan introduksi seperti mas, lele, dan nila menjadi ikan konsumsi yang penting bagi masyarakat Indonesia dan telah dibudidayakan hamper diseluruh provinsi 2. Beberapa ikan introduksi telah dipelihara di Negara lain sehingga tekhnologi pembudidayaannya telah dikuasai terutama pembenihan dan pakan 3. Mudah dipijahkan baik secara alami maupun buatan 4. Dapat tumbuh mencapai ukuran yang besar 5. Dapat dipelihara di berbagai wadah budidaya misalnya ikan mas dapat dipelihara di kolam, kolam air deras, keramba, sangkar, keramba jarring apung dan sawah dalam bentuk pola mina padi Contoh ikan asli Indonesia: baung, jelawat, betutu, arwana, patin, tambakan, tawes, gabus, toman, gurami, lele local, udang galah Contoh ikan introduksi: ikan mas, nila, jambal siam, lele dumbo, bawal air tawar, Ikan yang paling banyak diproduksi, baik volume maupun nilainya adalah ikan – ikan introduksi seperti mas, nila, lele dumbo, jambal siam, bawal air tawar sedangkan jenis ikan asli dari perairan umum hanya ikan gurami, tawes. Beberapa ikan asli yang berekonomis tinggi yang baru mulai dibudidayakan.betutu, baung, arwana dan patin Berbagai jenis ikan air tawar yang dibudidayakan: a. Arwana (Scleropages formosus) b. Bawal air tawar (Colossoma macropomum) c. Baung (Mystus nemurus) d. Belut sawah (Fluta alba / Monopterus alba) e. Betok (Anabas testudineus) f. g. Betutu (Oxyeleotris marmorata) Gabus / haruan / gapo (Channa striata / Ophiocephalus striata) dan toman (Channa micropeltes / Ophiocephalus micropeltes) h. Gurami (Osphronemus gouramy) i. Jambal siam (Pangasius sutchi / Pangasius hypopthalmus) j. Jelawat (Leptobarbus hoevenii) k. Karper rumput / grass crap (Ctenopharyngodon idellus) l. Lele : lele local (Clarias batrachus), lele dumbo (Clarias gariepinus) m. Mas / karper (Cyprinus carpio) n. Mola / silver carp (Hypopthalmichthys molitrix) o. Nila (Oreochromis Nilotica) p. Nilem (Osteochilus hasseltii) q. Patin (Pangasius djambal / P. pangasius) r. Sidat (Aquilla sp) s. Sepat: sepat siam (Trichogaster pectoralis) t. Tambakan (Helostoma temminckii) u. Tawes (Barbodes gonionotus) v. Ikan hias air tawar jenis introduksi antara lain koi (Cyprinus carpio), koki (Carrasius auratus), black tetra (Gymnocorymbus ternetzi), manvis (Pterophyllum scalare), black ghost (Apteronotus albifrons), ikan hias air tawar jenis ikan local arwana, betok, botia (Botia macracantha), cupang (Trichopsis vittatus), sepat mutiara (Trichogaster leeri /Trichopus leeri) 2. Ikan laut Jenis ikan ini masih terbatas jumlahnya.beberapa jenis masih dalam tahap percobaan seperti napoleon (Cheilinus undulatus), tuna (Thunnus sp) serta beberapa jenis kakap dan kerapu Berbagai jenis ikan air laut yang dibudidayakan: a. Bandeng / milk fish (Chanos chanos), b. Beronang / soganids / rabbit fish (Siganus sp), c. kakap: kakap putih / barramundi / seabass (Lates Calcalifer), kakap merah / mangrove red snapper (Lates altifrontalis), kakap tambak (lutjanus argentimaculatus) d. Cobia / gabus laut / cobias (Rachycentron canadum) e. Kerapu: kerapu bebek / kerapu tikus (Cromileptes Altivelis), kerapu sunu (Plectropoma maculates / Plectropoma leopardus), kerapu lumpur (Epinephelus suillus), Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) f. Kuda laut (Hippocampus sp) g. Kuwe: Kuwe putih (Caranx melampygus), kuwe tarkulu (Caranx sexfasciatus), kuwe macan (Gnatodon speciosus), Kuwe rombeh (Alectis indicus), kuwe ramping (Caranx ciliarius), Kuwe biasa (Caranx chrysophrys) h. Nila merah / red tilapia (Oreochromis niloticus) i. Titang (Scatophagus argus) j. Ikan hias laut seperti botana biru (Acanthurus glaucopareius), moris (Zanclus canescene), triger matahari (Rhinecanthus aculeatus),Keling tanduk (Novaculichthys taeniorus), Skorpion radiate (Pterois radiata) B. Moluska 1. Abalon (Haliostis assinina) 2. Kerang bakau atau tiram/ oyster (Crassostrea iredalei) 3. Kerang darah / kerang dagu / cockle (Anadara granosa) C. 4. Kerang hijau (Mytilus viridis /Mytilus smaragdinus) 5. Kerang mutiara (Pinctada Maxima) 6. Kima / giant clam (Tridacna spp) 7. Sotong (Sepia aculeate) dan cumicumi (Loligo sp) 8. Tiram mabe / wing’s oyster (Pteria penguin) Krustacea 1. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)1. 2. Udang Windu (Panaeus monodon) 3. Udang putih / udang vannamaei (Litopenaeus 2. vannamei) 3. 4. 4. Udang barong /Lobster (Panulirus homarus) 5. Lobster air tawar (Cherax monticola) 6. Kepiting bakau (Scylla serrata) 7. Rajungan (Portunus Pelagicus) D. ALGAE Rumput laut / sea weeds : cottonii / ( Kappaphycus alvarezii /Euchema cottoni), agar – agar (Eucheuma denticulatum / Eucheuma spinosum) E. HOLOTHUROIDE Teripang / ketimun laut: teripang hitam (holothuria nobilis), teripang pasir / sea cucumber (Holothuria scabra) F. EKINOIDE Bulu babi: Diadema setosum , Echinometra mathei , Tripneutustes gratilla Beberapa jenis ikan berekonomis tinggi yang sedang dikembangkan untuk dibudidayakan: Ikan air tawar : ikan hampal (hampala macrolepido), ikan tapah (Wallango leeri), ikan bungo (Glossogobius bungo) , ikan belida (Notopterus notopterus), Ikan air laut: ikan tenggiri (Scomberomorus guttatus / S. commersoni), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Euthynnus affinis), kembung (Rastrelliger kanagurta, R. brachysoma),ikan layang (Decapterus russeli, D. macrosoma, D. kurroides), selar kuning (Selaroides leptolepis), ikan tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella sirm, S. longiceps) dan ikan teri (Stelophorus sp) Jenis lain yang berekonomis tinggi : jenis keong lola / susu bundar (Trochus nilotica), mata bulan (Turbo marmoratus), kepala kambing (Cassis cornuta), tedong – tedong (Lambis chiragra), dan keong lapar kenyang (Haliotis sp) Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budidaya di Indonesia. Kolam air tenang Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal, tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,sidat, pakan alami Kolam air deras Ikan mas Tambak Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila, kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau, udang galah Jaring apung Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar, ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin, bawal, sidat, ikan hias air tawar. Jaring tancap Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,bawal, sidat, ikan hias air tawar Keramba Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu Kombongan Ikan mas, ikan nila Akuarium/tangki/bak Ikan hias, benih ikan konsumsi, plankton pakan alami E. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran: diskusi dan penugasan Model Pembelajaran: discovery learning F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Deskripsi Pendahuluan Inti Apersepsi Menjelaskan secara umum tentang perikanan Hal – hal yang berkenanaan dengan perikanan Orientasi Data tentang potensi perikanan berdasarkan salinitas Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Motivasi Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 1 Eksplorasi Mengamati/membaca Alokasi waktu 15 menit 150 menit Penutup Siswa mencari informasi tentang potensi perikanan berdasarkan salinitas Siswa mengumpulkan data tentang potensi perikanan Elaborasi Menanya / Diskusi kelompok Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi hasil pengamatannya tentang potensi perairan berdasarkan salinitas Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya. Mengasosiasi/menalar Menganalisis data potensi perairan berdasarkan salinitas Bagaimana mengembangkan potensi perikanan yang ada Mengkomunikasikan Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan santun. Konfirmasi Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan dengan memberikan berapa tugas: - Menayakan apakah materi yang diajar sudah dimengerti dan ada yang ditanyakan - Memberikan tes lisan Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya 15 menit Pertemuan 2 Kegiatan Pendahuluan Deskripsi Apersepsi Menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya Memberikan tes lisan terhadap materi sebelumnya Orientasi Data tentang potensi perairan berdasarkan habitat Alokasi waktu 15 menit Inti Penutup Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Motivasi Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 2 Eksplorasi Mengamati/membaca Siswa mencari informasi tentang potensi perairan berdasarkan habitat Siswa mengumpulkan data tentang potensi perairan Elaborasi Menanya / Diskusi kelompok Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi hasil pengamatannya tentang potensi perikan berdasarkan habitat Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya. Mengasosiasi/menalar Menganalisis data potensi perairan berdasarkan habitat Bagaimana mengembangkan potensi perikanan yang ada Mengkomunikasikan Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan santun. Konfirmasi Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan dengan memberikan berapa tugas: - Menayakan apakah materi yang diajar sudah dimengerti dan ada yang ditanyakan - Memberikan tes lisan Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya 150 menit 15 menit Pertemuan 3 Kegiatan Deskripsi Pendahuluan Apersepsi Menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya Memberikan tes lisan terhadap materi sebelumnya Orientasi Data tentang potensi perairan berdasarkan komoditas Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Motivasi Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 3 Eksplorasi Mengamati/membaca Siswa mencari informasi tentang potensi perairan berdasarkan komoditas Siswa mengumpulkan data tentang jenis komoditas perairan yang memiliki nilai ekonomis tinggi Elaborasi Menanya / Diskusi kelompok Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi hasil pengamatannya tentang potensi perikan berdasarkan habitat Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya. Mengasosiasi/menalar Menganalisis data potensi perairan berdasarkan komoditas Bagaimana mengembangkan komoditas potensi perairan yang ada Mengkomunikasikan Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan responsif dan santun. Konfirmasi Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam Alokasi waktu 15 menit Inti Penutup 150 menit 15 menit menerima materi yang telah disampaikan dengan memberikan berapa tugas: - Menayakan apakah materi yang diajar sudah dimengerti dan ada yang ditanyakan - Memberikan tes lisan Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya G. Alat dan Sumber belajar Alat dan Bahan: Bahan tayang, LCD, Lembar kerja, Lembar penilaian Sumber Belajar Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta Hasani, Amrul.2012.Potensi Perikanan bagi perkembangan produk ikan kota Balikpapan.Balikpapan Kordi K, M. Ghufran. 2008. Budidaya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Teknik Penilaian : pengamatan, fortopolio, tes tertulis Kunci dan pedoman skor Prosedur Penilaian : - Sikap - Pengetahuan - Keterampilan Instrumen penilaian hasil belajar 1. Aspek Sikap Indikator sikap aktif dalam pembelajaran 1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam diskusi 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam diskusi tetapi belum ajeg/konsisten 3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok. 1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok. 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten. 3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten. Indikator sikap toleran dalam kegiatan kelompok. 1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk menghargai dengan bersikap responsif dan santun terhadap kelompok lain. 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menghargai dengan bersikap responsif dan santun terhadap kelompok lain tetapi masih belum ajeg/konsisten. 3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha menghargai dengan bersikap responsif dan santun terhadap kelompok lain secara terus menerus dan ajeg/konsisten. Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No Nama Siswa Sikap Aktif KB B Bekerjasama SB Toleran KB B SB KB B SB : Sangat baik (86 -100) SB Keterangan: KB : Kurang baik (0-69) B : Baik (70-85) 2. Aspek Pengetahuan/kognitif : tes tertulis (essay) Soal Test Nilai Bobot Hasil 1. Sebutkan 3 biota Keramba Jaring Apung di laut? 30 2. Ekosistem khas di teluk disebut? 20 3. Terletak dilingkungan perairan manakah tambak? 20 4. Sebutkan ciri-ciri teluk? 30 Jawaban : 1 Ikan kakap putih, kerapu Lumpur, napoleon 2 Estuari 3 Pesisir 4 Lokasi yang relative terlindung dari gangguan arus, angin, dan gelombang Keterangan Soal Test Keterangan Nilai Bobo t 1. Apa yang dimaksud dengan kolong? 30 2. Lahan sawah digunakan membudidayakan ikan disebut? 20 3. Sebutkan contoh genangan air yang dapat digunakan 20 budidaya biota air? 30 4. Apa yang dimaksud dengan embung? Hasi l Jawaban : 1 2 3 4 Cekungan di permukaan tanah yang terjadi akibat proses penggalian bahan tambang atau tanah urug Mina padi Kolam tadah hujan, kolong, parit atau saluran air, embung Tempat penampungan air yang dibangun manusia untuk menampung air selama musim hujan. Soal Test 1.Berapa potensi perikanan Indonesia perikanan di Indonesia? 2.Berapa persen tingkat pemanfaatan budidaya untuk tambak? 3. Berapa luas lahan untuk budidaya laut di Indonesia? 4. Berapa potensi produksi budidaya perairan umum? Jawaban : 1 2 3 4 Nilai Bobot 30 20 20 30 Hasil Keterangan 65 juta ton / tahun 8 persen 24 juta hektar 5,7 juta ton / tahun Skor nilai Skor minimum soal evaluasi : 20 Skor maksimum soal evaluasi : 30 Skor akhir = jumlah skor nilai x 10 100 3. Keterampilan Waktu Pengamatan : selama pembelajaran berlangsung Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menumpuk dan mengangkut bahan pertanian 1. Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan 2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan 3. Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No Nama Siswa Keterampilan Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah KT 1 2 3 4 5 6 Keterangan: KT : Kurang terampil ( 0-69) T : Terampil (70-85) ST : Sangat terampil (86-100) T ST