Topik : Potensi Budidaya Perairan

advertisement
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 5 Balikpapan
Kelas/Semester
:X/1
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Budidaya
Topik
: Potensi Budidaya Perairan
Jumlah Pertemuan
: 3 Pertemuan
Alokasi waktu
: 12 jam @ 45 menit
A.
Kompetensi Dasar
Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan sumberdaya alam, ekonomi dan
sosial
B.
Indikator Pencapaian Kompetensi
 Melakukanan analisis potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas
 Melakukan analisis potensi budidaya perairan berdasarkan habitat
 Mengidentifikasi potensi perairan berdasarkan komoditas
C.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
 Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas
 Menganalisis potensi budidaya perairan berdasarkan habitat
 Mengetahui potensi budidaya perairan berdasarkan komoditas
D.
Materi Ajar
 Pertemuan 1
: Potensi budidaya perairan berdasarkan salinitas
Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perairan hampir dua pertiga
dari luas wilayahnya yaitu sekitar 70%. Wilayah perairan di Indonesia berdasarkan
kandungan kadar garamnya atau salinitas dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis perairan yaitu perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Dari
ketiga jenis perairan tersebut dapat dihasilkan suatu produksi perikanan yang
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 15,59 juta hektar
(Ha) yang terdiri dari potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta ha
dan budidaya laut 12,14 juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing
baru 10,1 persen untuk budidaya ikan air tawar, 40 persen pada budidaya air payau
dan 0,01 persen untuk budidaya laut, sehingga secara nasional produksi
perikanan
budidaya baru mencapai 1,48 juta ton. Oleh karena itu, untuk tahun 2006
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, menurut Freddy Numberi
(2006), akan menargetkan produksi perikanan pada tahun 2006 mencapai 7,7 juta
ton atau meningkat sebesar 13%, yang terdiri dari produksi perikanan tangkap
sebesar 5,1 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebesar 2,6 juta ton,
serta konsumsi ikan menjadi 28kg/kapita/tahun.

Pertemuan 2
: Potensi budidaya perairan berdasarkan habitat
Potensi Budidaya Perairan (Akuakultur) terdiri dari potensi perairan laut
bagi pengembangan marikultur yang diperkirakan mencapai 24.528.178
ha (tersebar di 26 Propinsi di Indonesia), potensi akuakultur air payau
dengan sistem tambak mencapai 913.000 ha dan potensi akuakultur air
tawar dengan sistem kolam tanah, karamba dan KJA yang mencapai ±
832.157 ha.
Potensi Produksi Lestari dan
Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Indonesia
Jenis Kegiatan Perikanan
Luas
Potensi
Perairan Produksi
(Juta
(Juta
Ha)
ton/thn)
Produksi
tahun
2003
(Juta
ton/thn)
Tingkat
Pemanfaatan
(%)
Perikanan Laut (tangkap)
 Laut
 Perairan umum (Inland Openwater)
Total
Perikanan Budidaya (aquaculture)
 Laut (Mariculture)
 Tambak (payau / Brackishwater)
 Perairan umum (Inland Openwater) dan
tawar
Kolam (Freshwater Pond), Sawah (Paddy
Field)
Total
Total seluruhnya
Sumber: Dahuri, 2004
580
54
634
6,4
0,9
7,3
4,1
0,5
4,6
63
55
-
24
1
13,7
47
5
5,7
0,7
0,4
0,3
1,5
8,0
5,5
38,7
672,7
57,7
65
1,4
6
-
Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap di laut telah mencapai 4,1 % juta ton atau
63% sebenarnya merupakan lampu kuning karena hanya sekitar 80% ikan yang boleh
ditangkap. Itu berarti hanya tersisa 20% sumber daya ikan. Sementara sumber daya
perikanan tangkap di perairan umum, tingkat pemanfaatannya telah mencapai
55%.karena itu produksi perikanan dapat ditingkatkan melalui usaha budidaya perairan di
air tawar, payau maupun laut. Potensi lahan yang luas dan beragamnya komoditas
budidaya yang dapat dikembangkan merupakan suatu usaha yang prospektif.
Potensi perikanan Indonesia yaitu laut dan perairan umum/tawar diperkirakan
mencapai 65 juta ton/tahun yang nilainya diperkirakan mencapai 82.064 juta dolar AS.
Tahun 2004 produksi ikan Indonesia baru mencapai 6 juta ton atau 9% dari potensi
produksi. tetapi angka tsb seakan tidak menunjukkan kenyataan sebenarnya.jika dilihat
dari produksi Indonesia jauh dibawah Negara-negara tetangga yang luas lautnya lebih
kecil, volume ekspor lebih rendah, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih
rendah serta ketidakmampuan melindungi sumber daya perikanan sehingga menjadi
lahan subur pencurian (illegal fishing). Bahkan devisa yang diperoleh pemerintah jauh
lebih sedikit dibandingkan jumlah devisa yang hilang akibat pencurian ikan. Tingkat
konsumsi ikan masyarakat Jepang dan Maladewa (selatan-barat daya India) sangat tinggi
dibandingkan negara lain.bahkan bangsa Eskimo di Greenland hampir tidak pernah
terkena serangan jantung karena hampir seluruh makanannya berasal dari ikan
Pada perikanan tangkap telah terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan
sumber daya perikanan antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian wilayah
telah terjadi gejala tangkap lebih (over fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka,
sedangkan di sebagian besar wilayah timur tingkat pemanfaatannya masih di bawah
potensi lestari. Kondisi over fishing ini tidak hanya disebabkan karena tingkat
penangkapan yang melampaui potensi lestari sumberdaya perikanan, tetapi juga
disebabkan karena kualitas lingkungan laut sebagai habitat hidup ikan mengalami
penurunan atau kerusakan akibat pencemaran dan degradasi fisik ekosistem perairan
sebagai tempat pemijahan, asuhan, dan mencari makan bagi sebagian besar biota laut
tropis.

Pertemuan 3
: Potensi budidaya perairan berdasarkan komoditas
Biota yang dibudidayakan antara lain ikan, moluska, krustacea, algae, holothuroide,
ekinoide.Kelompok biota yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan Jumlah ikan yang
terbesar baik dalam hal spesies (jenis) maupun wadah pemeliharannya. Tetapi dalam volume
produksi dan nilainya udang yang paling tertinggi pada tahun 2004 mencapai 242.560 ton yaitu
udang galah dan udang vannamei.
Ikan yang akan dibudidayakan adalah ikan yang telah mengalami domestikasi dalam lingkungan
budidaya. Domestikasi adalah pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru
dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara mengambil dari alam kemudian
dipelihara dalam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan.
Suatu jenis ikan dalam sistem budidaya ikan dapat dikelompokkan berdasarkan
tingkat domestikasinya menjadi empat tingkat yaitu :
1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh siklus hidup ikan sudah dapat dipelihara di
dalam sistem budidaya. Contoh beberapa jenis ikan asli Indonesia yang sudah terdomestikasi
sempurna antara lain adalah ikan gurame, ikan baung dan bandeng.
2. Domestikasi dikatakan hamper sempurna apabila seluruh siklus hidupnya sudah dapat
dipelihara di dalam sistem budidaya, tetapi keberhasilannya masih rendah.Ikan asli Indonesia
yang terdomestikasi hampir sempurna antara lain adalah ikan betutu,balashark dan arwana.
3. Domestikasi belum sempurna apabila baru sebagian siklus hidupnya yang dapat dipelihara di
dalam sistem budidaya.Contohnya antara lain adalah ikan Napoleon, ikan hias laut,ikan tuna.
4. Belum terdomestikasi apabila seluruh siklus hidupnya belum dapat dipelihara di dalam system
budidaya.
Jenis-jenis ikan yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia sangat banyak jumlahnya ada yang
berasal dari perairan Indonesia asli atau diintroduksi dari negara lain.Jenis ikan introduksi yang
sudah terdomestikasi secara sempurna di Indonesia adalah ikan Mas dan ikan Nila. Dengan
banyaknya jenis ikan yang sudah terdomestikasi secara sempurna akan memudahkan manusia
untuk melakukan kegiatan pengembangbiakan.
Pengembangbiakan ikan budidayadapat dilakukan dengan cara tradisional, semi intensif atau
intensif. Dengan melakukan pengembangbiakan ikan maka ketersediaan benih ikan secara
kualitas dan kuantitas akan memadai. Penyediaan benih ikan budidaya saat ini dapat dilakukan
oleh masyarakat dengan cara menangkap benih ikan dari alam (sungai, danau, laut dan
sebagainya) atau dengan cara melakukan proses pemijahan ikan di dalam wadah budidaya.
Pemijahan ikan budidaya di dalam wadah budidaya dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu
pemijahan ikan secara alami,pemijahan ikan secara semi buatan, dan pemijahan ikan secara
buatan.
A. Ikan
Jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan air tawar sedangkan ikan air
laut masih sedikit.
1.
Ikan air tawar
Ikan yang dibudidayakan adalah ikan konsumsi dan ikan hias, baik yang berasal dari
ikan – ikan introduksi maupun ikan asli. Ikan introduksi adalah ikan yang bukan biota
asli Indonesia yang didatangkan dari berbagai negara.dalam perkembangannya ikan
introduksi menjadi ikan yang lebih populer dibandingkan ikan local. Hal ini disebabkan:
1. Ikan introduksi seperti mas, lele, dan nila menjadi ikan konsumsi yang penting bagi
masyarakat Indonesia dan telah dibudidayakan hamper diseluruh provinsi
2. Beberapa ikan introduksi telah dipelihara di Negara lain sehingga tekhnologi
pembudidayaannya telah dikuasai terutama pembenihan dan pakan
3. Mudah dipijahkan baik secara alami maupun buatan
4. Dapat tumbuh mencapai ukuran yang besar
5. Dapat dipelihara di berbagai wadah budidaya misalnya ikan mas dapat dipelihara di
kolam, kolam air deras, keramba, sangkar, keramba jarring apung dan sawah dalam
bentuk pola mina padi
Contoh ikan asli Indonesia: baung, jelawat, betutu, arwana, patin, tambakan, tawes,
gabus, toman, gurami, lele local, udang galah
Contoh ikan introduksi: ikan mas, nila, jambal siam, lele dumbo, bawal air tawar,
Ikan yang paling banyak diproduksi, baik volume maupun nilainya adalah ikan – ikan
introduksi seperti mas, nila, lele dumbo, jambal siam, bawal air tawar sedangkan jenis
ikan asli dari perairan umum hanya ikan gurami, tawes. Beberapa ikan asli yang
berekonomis tinggi yang baru mulai dibudidayakan.betutu, baung, arwana dan patin
Berbagai jenis ikan air tawar yang dibudidayakan:
a.
Arwana (Scleropages formosus)
b.
Bawal air tawar (Colossoma macropomum)
c.
Baung (Mystus nemurus)
d.
Belut sawah (Fluta alba / Monopterus alba)
e.
Betok (Anabas testudineus)
f.
g.
Betutu (Oxyeleotris marmorata)
Gabus / haruan / gapo (Channa striata / Ophiocephalus striata) dan toman
(Channa micropeltes / Ophiocephalus micropeltes)
h.
Gurami (Osphronemus gouramy)
i.
Jambal siam (Pangasius sutchi / Pangasius hypopthalmus)
j.
Jelawat (Leptobarbus hoevenii)
k.
Karper rumput / grass crap (Ctenopharyngodon idellus)
l.
Lele : lele local (Clarias batrachus), lele dumbo (Clarias gariepinus)
m. Mas / karper (Cyprinus carpio)
n.
Mola / silver carp (Hypopthalmichthys molitrix)
o.
Nila (Oreochromis Nilotica)
p.
Nilem (Osteochilus hasseltii)
q.
Patin (Pangasius djambal / P. pangasius)
r.
Sidat (Aquilla sp)
s.
Sepat: sepat siam (Trichogaster pectoralis)
t.
Tambakan (Helostoma temminckii)
u.
Tawes (Barbodes gonionotus)
v.
Ikan hias air tawar jenis introduksi antara lain koi (Cyprinus carpio), koki
(Carrasius auratus), black tetra (Gymnocorymbus ternetzi), manvis (Pterophyllum
scalare), black ghost (Apteronotus albifrons), ikan hias air tawar jenis ikan local
arwana, betok, botia (Botia macracantha), cupang (Trichopsis vittatus), sepat mutiara
(Trichogaster leeri /Trichopus leeri)
2.
Ikan laut
Jenis ikan ini masih terbatas jumlahnya.beberapa jenis masih dalam tahap percobaan
seperti napoleon (Cheilinus undulatus), tuna (Thunnus sp) serta beberapa jenis kakap
dan kerapu
Berbagai jenis ikan air laut yang dibudidayakan:
a. Bandeng / milk fish (Chanos chanos),
b. Beronang / soganids / rabbit fish (Siganus sp),
c. kakap: kakap putih / barramundi / seabass (Lates Calcalifer), kakap merah /
mangrove red snapper (Lates altifrontalis), kakap tambak (lutjanus
argentimaculatus)
d. Cobia / gabus laut / cobias (Rachycentron canadum)
e. Kerapu: kerapu bebek / kerapu tikus (Cromileptes Altivelis), kerapu sunu
(Plectropoma maculates / Plectropoma leopardus), kerapu lumpur (Epinephelus
suillus), Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
f. Kuda laut (Hippocampus sp)
g. Kuwe: Kuwe putih (Caranx melampygus), kuwe tarkulu (Caranx sexfasciatus),
kuwe macan (Gnatodon speciosus), Kuwe rombeh (Alectis indicus), kuwe ramping
(Caranx ciliarius), Kuwe biasa (Caranx chrysophrys)
h. Nila merah / red tilapia (Oreochromis niloticus)
i. Titang (Scatophagus argus)
j. Ikan hias laut seperti botana biru (Acanthurus glaucopareius), moris (Zanclus
canescene), triger matahari (Rhinecanthus aculeatus),Keling tanduk (Novaculichthys
taeniorus), Skorpion radiate (Pterois radiata)
B. Moluska
1. Abalon (Haliostis assinina)
2. Kerang bakau atau tiram/ oyster
(Crassostrea iredalei)
3. Kerang darah / kerang dagu / cockle
(Anadara granosa)
C.
4. Kerang hijau (Mytilus viridis /Mytilus
smaragdinus)
5. Kerang mutiara (Pinctada Maxima)
6. Kima / giant clam (Tridacna spp)
7. Sotong (Sepia aculeate) dan cumicumi (Loligo sp)
8. Tiram mabe / wing’s oyster (Pteria
penguin)
Krustacea
1. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)1.
2. Udang Windu (Panaeus monodon)
3. Udang putih / udang vannamaei (Litopenaeus
2.
vannamei)
3.
4.
4. Udang barong /Lobster
(Panulirus homarus)
5. Lobster air tawar (Cherax
monticola)
6. Kepiting bakau (Scylla
serrata)
7. Rajungan (Portunus
Pelagicus)
D.
ALGAE
Rumput laut / sea weeds : cottonii / ( Kappaphycus alvarezii /Euchema cottoni),
agar – agar (Eucheuma denticulatum / Eucheuma spinosum)
E.
HOLOTHUROIDE
Teripang / ketimun laut: teripang hitam (holothuria nobilis), teripang pasir / sea
cucumber (Holothuria scabra)
F.
EKINOIDE
Bulu babi: Diadema setosum , Echinometra mathei , Tripneutustes gratilla
Beberapa jenis ikan berekonomis tinggi yang sedang dikembangkan untuk
dibudidayakan:
Ikan air tawar : ikan hampal (hampala macrolepido), ikan tapah (Wallango leeri), ikan
bungo (Glossogobius bungo) , ikan belida (Notopterus notopterus),
Ikan air laut: ikan tenggiri (Scomberomorus guttatus / S. commersoni), cakalang
(Katsuwonus pelamis), tongkol (Euthynnus affinis), kembung (Rastrelliger kanagurta,
R. brachysoma),ikan layang (Decapterus russeli, D. macrosoma, D. kurroides), selar
kuning (Selaroides leptolepis), ikan tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella
sirm, S. longiceps) dan ikan teri (Stelophorus sp)
Jenis lain yang berekonomis tinggi : jenis keong lola / susu bundar (Trochus nilotica),
mata bulan (Turbo marmoratus), kepala kambing (Cassis cornuta), tedong – tedong
(Lambis chiragra), dan keong lapar kenyang (Haliotis sp)
Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budidaya di
Indonesia.
Kolam air tenang
Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal,
tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,sidat, pakan alami
Kolam air deras
Ikan mas
Tambak
Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila,
kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau,
udang galah
Jaring apung
Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,
ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar.
Jaring tancap
Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,ikan hias laut, ikan mas,
nila, mujair, gurami, patin,bawal, sidat, ikan hias air tawar
Keramba
Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu
Kombongan
Ikan mas, ikan nila
Akuarium/tangki/bak Ikan hias, benih ikan konsumsi, plankton pakan alami
E.
Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran: diskusi dan penugasan
Model Pembelajaran: discovery learning
F.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
Inti


Apersepsi
Menjelaskan secara umum tentang perikanan
Hal – hal yang berkenanaan dengan perikanan


Orientasi
Data tentang potensi perikanan berdasarkan salinitas
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Motivasi
 Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi
perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 1
Eksplorasi
 Mengamati/membaca
Alokasi
waktu
15
menit
150
menit
Penutup
 Siswa mencari informasi tentang potensi perikanan
berdasarkan salinitas
 Siswa mengumpulkan data tentang potensi perikanan
Elaborasi
 Menanya / Diskusi kelompok
 Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan
santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi
hasil pengamatannya tentang potensi perairan
berdasarkan salinitas
 Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh pekerjaannya.
 Mengasosiasi/menalar
 Menganalisis data potensi perairan berdasarkan
salinitas
 Bagaimana mengembangkan potensi perikanan yang
ada
 Mengkomunikasikan
 Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi
 Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan
responsif dan santun.
Konfirmasi
 Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari
guru
 Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi
 Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam
menerima materi yang telah disampaikan dengan
memberikan berapa tugas:
- Menayakan apakah materi yang diajar sudah
dimengerti dan ada yang ditanyakan
- Memberikan tes lisan
 Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
15
menit
Pertemuan 2
Kegiatan
Pendahuluan
Deskripsi


Apersepsi
Menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya
Memberikan tes lisan terhadap materi sebelumnya

Orientasi
Data tentang potensi perairan berdasarkan habitat
Alokasi
waktu
15
menit

Inti
Penutup
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Motivasi
 Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi
perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 2
Eksplorasi
 Mengamati/membaca
 Siswa mencari informasi tentang potensi perairan
berdasarkan habitat
 Siswa mengumpulkan data tentang potensi perairan
Elaborasi
 Menanya / Diskusi kelompok
 Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan
santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi
hasil pengamatannya tentang potensi perikan
berdasarkan habitat
 Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh pekerjaannya.
 Mengasosiasi/menalar
 Menganalisis data potensi perairan berdasarkan habitat
 Bagaimana mengembangkan potensi perikanan yang
ada
 Mengkomunikasikan
 Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi
 Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan
responsif dan santun.
Konfirmasi
 Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari
guru
 Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi
 Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam
menerima materi yang telah disampaikan dengan
memberikan berapa tugas:
- Menayakan apakah materi yang diajar sudah
dimengerti dan ada yang ditanyakan
- Memberikan tes lisan
 Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
150
menit
15
menit
Pertemuan 3
Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan


Apersepsi
Menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya
Memberikan tes lisan terhadap materi sebelumnya


Orientasi
Data tentang potensi perairan berdasarkan komoditas
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Motivasi
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari potensi
perikanan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan 3
Eksplorasi
 Mengamati/membaca
 Siswa mencari informasi tentang potensi perairan
berdasarkan komoditas
 Siswa mengumpulkan data tentang jenis komoditas
perairan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
Elaborasi
 Menanya / Diskusi kelompok
 Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan
santun siswa secara berkelompok melakukan diskusi
hasil pengamatannya tentang potensi perikan
berdasarkan habitat
 Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk
terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok
yang melenceng jauh pekerjaannya.
 Mengasosiasi/menalar
 Menganalisis data potensi perairan berdasarkan
komoditas
 Bagaimana mengembangkan komoditas potensi
perairan yang ada
 Mengkomunikasikan
 Wakil masing – masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi
 Kelompok lain merespon atau menanggapi dengan
responsif dan santun.
Konfirmasi
 Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari
guru
 Guru membuat kesimpulan dari pembahasan materi
 Guru mengukur tingkat kemampuan siswa dalam
Alokasi
waktu
15
menit

Inti
Penutup
150
menit
15
menit

menerima materi yang telah disampaikan dengan
memberikan berapa tugas:
- Menayakan apakah materi yang diajar sudah
dimengerti dan ada yang ditanyakan
- Memberikan tes lisan
Menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
G.
Alat dan Sumber belajar
Alat dan Bahan: Bahan tayang, LCD, Lembar kerja, Lembar penilaian
Sumber Belajar
 Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta
 Hasani, Amrul.2012.Potensi Perikanan bagi perkembangan produk ikan kota
Balikpapan.Balikpapan
 Kordi K, M. Ghufran. 2008. Budidaya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
H.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
 Teknik Penilaian : pengamatan, fortopolio, tes tertulis
 Kunci dan pedoman skor
 Prosedur Penilaian :
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
 Instrumen penilaian hasil belajar
1. Aspek Sikap
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam diskusi
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam diskusi tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk menghargai dengan bersikap responsif
dan santun terhadap kelompok lain.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menghargai dengan bersikap responsif dan
santun terhadap kelompok lain tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha menghargai dengan bersikap responsif dan
santun terhadap kelompok lain secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
Nama Siswa
Sikap
Aktif
KB
B
Bekerjasama
SB
Toleran
KB
B
SB
KB
B
SB
: Sangat baik (86 -100)
SB
Keterangan:
KB
: Kurang baik (0-69) B
: Baik (70-85)
2. Aspek Pengetahuan/kognitif : tes tertulis (essay)
Soal Test
Nilai Bobot Hasil
1. Sebutkan 3 biota Keramba Jaring Apung di laut?
30
2. Ekosistem khas di teluk disebut?
20
3. Terletak dilingkungan perairan manakah tambak?
20
4. Sebutkan ciri-ciri teluk?
30
Jawaban :
1
Ikan kakap putih, kerapu Lumpur, napoleon
2
Estuari
3
Pesisir
4
Lokasi yang relative terlindung dari gangguan arus, angin, dan gelombang
Keterangan
Soal Test
Keterangan
Nilai Bobo
t
1. Apa yang dimaksud dengan kolong?
30
2. Lahan sawah digunakan membudidayakan ikan disebut?
20
3. Sebutkan contoh genangan air yang dapat digunakan
20
budidaya biota air?
30
4. Apa yang dimaksud dengan embung?
Hasi
l
Jawaban :
1
2
3
4
Cekungan di permukaan tanah yang terjadi akibat proses penggalian bahan tambang atau tanah
urug
Mina padi
Kolam tadah hujan, kolong, parit atau saluran air, embung
Tempat penampungan air yang dibangun manusia untuk menampung air selama musim hujan.
Soal Test
1.Berapa potensi perikanan Indonesia perikanan di Indonesia?
2.Berapa persen tingkat pemanfaatan budidaya untuk tambak?
3. Berapa luas lahan untuk budidaya laut di Indonesia?
4. Berapa potensi produksi budidaya perairan umum?
Jawaban :
1
2
3
4
Nilai Bobot
30
20
20
30
Hasil
Keterangan
65 juta ton / tahun
8 persen
24 juta hektar
5,7 juta ton / tahun
Skor nilai
Skor minimum soal evaluasi : 20
Skor maksimum soal evaluasi : 30
Skor akhir = jumlah skor nilai x 10
100
3. Keterampilan
Waktu Pengamatan
: selama pembelajaran berlangsung
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan
yang berkaitan dengan menumpuk dan mengangkut bahan pertanian
1. Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
3. Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
Nama Siswa
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan
masalah
KT
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
KT
: Kurang terampil ( 0-69)
T
: Terampil (70-85)
ST
: Sangat terampil (86-100)
T
ST
Download