Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada

advertisement
Perkreditan
JKredit
ur nBank
al E
K O N O MRakyat
I K A Idan
N DPengaruhnya
O N E S I A pada Perkembangan Usaha...
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
Hal. 129-135
ISSN: 2338-4123
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan
Pengaruhnya pada Perkembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Kota Banda Aceh
The objectives of this research article are to analize the effect of BPR Loan
and its impact for small-scale business in Banda Aceh. By using secondary
data during 2000-2008 from selected annual report from official institution
such as Bank Indonesia and Central Beureau Statistc annual report, the
result of this research from regression linear model indicated that capital
and investment are significantly influence production value in smallscale business in Banda Aceh. With the intention that recommendation of
this study are BPR’s should expand its Loan, particularly in small-scale
business, moreover government role in public policy for supporting of this
effort should also expand.
Yurina
Dosen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Malikussaleh,
Lhokseumawe
Keywords : BPR, investment, capital, production value
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
129
Yurina
Latar Belakang
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) muncul
di tengah kerangka mekanisme perbankan
yang berperan aktif dalam menyentuh
dan memberi akses bagi UMKM untuk
mendapatkan dana usaha yang fleksibel
dari sektor perbankan. Terlebih dengan
semakin meningkatnya BPR di berbagai
wilayah di Indonesia yang secara tidak
langsung merupakan indikasi dari semakin
berkembangnya UMKM dan peran BPR
sendiri dalam perekonomian nasional.
BPR memiliki karakter khusus seperti
memiliki berbagai bentuk pelayanan
keuangan simpan dan pinjam, yang terutama
ditujukan untuk melayani usaha-usaha
kecil dan masyarakat di pedesaan dengan
sistem serta prosedur yang sederhana dan
sesuai dengan kebutuhan (Sutopo, 2005).
Implikasinya adalah hubungan kemitraan
yang solid dan bersifat mutualisme menjadi
keunggulan BPR dibanding dengan bank
umum (Pikiran Rakyat, Juli 2004, Rahman,
2004).
Sebagai pusat perdagangan dan
pemerintahan Kota Banda Aceh menjadi
tempat beroperasinya kantor bank BPR.
Aktivitas BPR di daerah ini masih terpusat
di wilayah-wilayah pinggiran kota yang
berdekatan dengan wilayah perbatasan
kabupaten. Daerah-daerah kecamatan di
Kota Banda Aceh adalah wilayah tempat
berkembangnnya UMKM. Dengan sistem
serta prosedur perkreditan yang sederhana
dan sesuai dengan kebutuhan UMKM
usaha, BPR bisa langsung menyentuh dan
membantu masyarakat yang punya kegiatan
ekonomi di sektor riil (UMKM). Kredit yang
disalurkan BPR kepada UMKM di Kota
Banda Aceh.
Penyaluran kredit/pembiayaan untuk
UMKM melalui BPR terus meningkat
baik dalam bentuk modal kerja maupun
invesatsi. Secara keseluruhan jumlah kredit
yang disalurkan BPR tahun 2007 mencapai
Rp. 18.926 juta atau menurun dari tahun
2006. Sebagian besar jumlah kredit yang
130
disalurkan pada tersebut dialokasikan untuk
modal kerja yaitu mencapai Rp. 17.478 juta
atau masih relatif besar bila dibanding kredit
yang disalurkan untuk investasi yang hanya
berkisar Rp. 1.448 juta.
Dengan demikian BPR bisa berperan
dalam meningkatkan fungsi intermediasi
di tengah keterbatasan jumlah jaringan
bank-bank umum konvensional
dan
keengganan bank-bank konvensional dalam
menyalurkan kredit kepada UMKM di Kota
Banda Aceh sebagaimana yang ditawarkan
BPR. Di bank-bank umum di Kota Banda
Aceh, syarat untuk mendapatkan pinjaman
mungkin lebih banyak dibandingkan BPR
Dengan munculnya BPR sejak pasca krisis
moneter, di masa konflik dan hingga saat ini,
maka UMKM telah memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan kredit.
Melihat berbagai fenomena tentang
BPR dan perannya dalam meningkatkan
UMKM maka artikel ilmiah ini penulis akan
melihat bagaimana pengaruh pembiayaan
investasi dan pembiayaan modal kerja pada
BPR terhadap perkembangan investasi dan
produksi UMKM di Kota Banda Aceh.
Tinjauan TEORITIS
Penelitian yang dilakukan oleh Riskayanto
dan Sulistiowati (2004) tentang diterminasi
penyaluran kredit pada UMKM melalui BPR
diperoleh hasil penelitian adalah penyaluran
kredit kepada UMKM melalui mekanisme
formal di Indonesia sangat relevan dengan
keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dengan berdasarkan pada survey UMKM
yang mengajukan permohonan kredit
kepada PT. BPR Aslindo Mitra, ternyata
hanya 3 yang signifikan dari 17 kriteria yang
berpengaruh terhadap peran BPR dalam
merealisasikan penyaluran kredit kepada
UMKM di pinggiran Kota Jakarta dengan
tingkat probabilita signifikansi < 0,05.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh
Herri et. al (2005), tentang studi peningkatan
peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam
pembiayaan Usaha Mikro Kecil (UMK) di
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan Usaha...
Sumatera Barat berhasil mengemukakan
bahwa peran BPR dalam pembiayaan
UMK. Berdasarkan kepada hasil penelitian,
BPR telah memainkan peran yang cukup
baik dalam pembiayaan UMK. Hal ini
tergambar dari peningkatan jumlah kredit
dan peningkatan jumlah nasabah BPR. Ratarata pertumbuhan penyaluran kredit BPR di
Sumatera Barat sebesar 37% lebih tinggi dari
rata-rata pertumbuhan kredit BPR secara
nasional sebesar 32%. Begitu juga dari segi
kemampuan menyalurkan kredit dengan
LDR rata-rata sebesar 104,98 persen, lebih
tinggi dari rata-rata nasional yang hanya
sebesar 78,26 persen.
Pembiayaan BPR juga telah memberikan
kontribusi yang cukup signifikan didalam
peningkatan kinerja UMK di Sumatera
Barat. Peningkatan prestasi UMK ini terjadi
karena kredit yang diterima dapat mengatasi
persoalan kekurangan modal. Hal ini sejalan
dengan oleh jenis kredit yang disalurkan
oleh BPR yang lebih fokus kepada kredit
modal kerja yang berarti telah berorientasi
kepada kebutuhan UMK. Bila diperhatikan
lebih lanjut, berdasarkan rata-rata kredit
yang disalurkan tergambar bahwa BPR
telah lebih beorientasi kepada kredit mikro
dimana rata-rata kredit yang diberikan
adalah sebesar Rp 11.960.000,Meydianawati (2007) dalam penelitiannya tentang analisis perilaku penawaran
kredit perbankan kepada sektor UMKM di
Indonesia menjelaskan dalam kurun waktu
Januari 2002 – Februari 2006 penyaluran
kredit investasi dan modal kerja kepada
UMKM relatif meningkat terutama akibat
dari
semakin
membaiknya
struktur
keuangan perbankan tercermin dari
meningkatnya rasio CAR, ROA dan NPLs.
Dari penelitian ini juga dapat diidentifikasi
bahwa variabel partial DPK, ROA, CAR
dan NPLs berpengaruh signifikan terhadap
penawaran kredit investasi dan modal kerja
kepada UMKM.
Penelitian mengenai proporsi penyaluran
kredit dana perbankan di Indonesia untuk
UMKM juga pernah dipublikasi oleh Syarif
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
(2009) yang berhasil mengungkapkan
bahwa dari 867,81 triliun rupiah penyaluran
kredit/pembiayaan di sektor perbankan
di Indonesia, hanya 14,2% yang teralokasi
ke sektor UMKM. Jumlah tersebut tidak
memadai jika dibandingkan dengan
proporsi permintaan kredit oleh sektor
UMKM tersebut. Salah satu faktor penyebab
adalah tidak layaknya sebagian besar pelaku
usaha pada sektor UMKM. Kemudian
masih adanya anggapan dari UMKM bahwa
perbankan bukanlah lembaga yang dapat
mendukung permodalan mereka.
Selanjutnya penelitian tentang kelayakan UMKM dalam menggunakan kredit
komersial perbankan yang pernah dipublikasi oleh Siaahan (2008) juga
berhasil dikemukan bahwa UMKM pada
prinsipnya tidak layak menjadi nasabah
bank konvensional dan sebaliknya. Dari
sejumlah indikator penilaian kelayakan
kredit untuk UMKM, karakter, kapital dan
kolateral menjadi indikator yang relatif
lemah dalam kelayakan penyaluran kredit
kepada UMKM.
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan
kepustakaan dan penelitian terdahulu maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian
adalah: pembiayaan BPR berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan investasi
dan produksi UMKM di Kota Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Banda
Aceh. Ruang lingkup penelitian terbatas
pada data dan informasi tentang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) meliputi
jumlah unit usaha BPR, jumlah kredit
yang disalurkan BPR, unit usaha UMKM,
nilai produksi dan nilai investasi UMKM
khususnya yang bergerak dalam bidang
industri pangan, industri sandang, industri
kimia dan bahan bangunan, industri logam
dan elektronika serta industri kerajinan.
Model analisis data dilakukan dengan
menggunakan formulasi regresi linier
131
Yurina
(Irianto, 2002: 191) adalah sebagai berikut:
LnNPROD= Ln β0+β1LnMK + β1LnINV + e
Dimana:
β0 = Konstanta
β1 = Parameter regresi/koefisien regresi
NPROD = Nilai produksi UMKM.
MK = Pembiayaan Modal Kerja BPR
INV = Pembiayaan Investasi BPR
e = Error Term.
HASIL PENELITIAN
Semakin cepat dan ketatnya aktivitas
perbankan di Kota Banda Aceh dengan
segala varian produknya yang terus
berkembang menyebabkan arah dan aktivitas
perbankkan khususnya bank umum nasional
dalam membiayai sektor UMKM seakan
semakin terabaikan. Banyak UMKM yang
mengajukan permohonan kredit pada bank
umum namun pada akhirnya menghadapi
sejumlah hambatan untuk menerima kredit
yang persyaratannya memang relatif berat.
Disamping ketatnya syarat permohonan
kredit, bank-bank umum juga kurang
tertarik untuk melayani kredit skala kecil.
Kredit modal kerja maupun investasi dengan
bunga dan persyaratan yang wajar sangat
sulit dikucurkan bank umum untuk usahausaha kecil yang peformance usahanya
memang kurang prospektif.
Dengan demikian di tengah kondisi
tersebut keberadaan BPR di Kota Banda
Aceh memberi angin segar bagi kehidupan
UMKM. Produk kredit/ pembiayaan
yang disalurkan BPR memang lebih sesuai
dengan kemampuan dan harapan UMKM.
Dengan adanya keringanan dalam aspek
administrasi, biaya maupun prosedur
permohonan menyebabkan hampir seluruh
nasabah debitur yang memanfaatkan
pembiayan pada bank BPR di Kota Banda
Aceh masuk dalam kategori UMKM. Dengan
karakteristik tersebut maka peran kredit/
pembiayaan yang disalurkan BPR khususnya
untuk UMKM baik modal kerja maupun
132
investasi secara keseluruhan juga relatif
lebih kecil dibanding kredit/pembiayaannya
yang disalurkan bank umum nasional yang
umumnya dimanfaatkan untuk perusahaan
besar dengan nilai anggunannya yang juga
relatif lebih besar. Peran Bank BPR dalam
menyalurkan kredit/pembiayaan dapat
dilihat pada Tabel 1.:
Peranan Bank Perkreditan Rakyat
dalam menyalurkan kredit/pembiayaan
modal kerja dan investasi untuk UMKM
di Kota Banda Aceh relatif berfluktuasi
akibat berbagai faktor dan kondisi seperti
kondisi ekonomi, politik, sosial dan tingkat
kelayakan debitur UMKM. Tahun 2008
peran kredit/pembiayaan modal kerja dan
investasi BPR untuk UMKM mencapai 1,58%
dari total kredit yang disalurkan industri
perbankan yaitu sebesar 3.618.624 juta
rupiah. Peran kredit/pembiayaan modal
kerja yang disalurkan BPR relatif lebih besar
di banding kredit/pembiayaan investasi
dengan tingkat kontribusi sebesar 1,77%
dari total kredit/pembiayaan modalkerja
perbankan sebesar 3.143.168,-. Kontribusi
penyaluran kredit/pembiayaan modal
kerja setiap tahunnya oleh BPR relatif lebih
dominan akibat sebahagian besar UMKM
di daerah ini memanfaatkan dana dalam
bentuk modal kerja.
Kredit/pembiayaan Bank Perkreditan
Rakyat dan pengaruhnya terhadap nilai
produksi UMKM di Kota Banda Aceh dapat
dilihat pada model analisis regresi linier,
dengan menggunakan dua variabel bebas
dan satu variabel terikat. Pembiayaan modal
kerja BPR (MK) dan pembiayaan investasi
BPR (INV) menjadi variabel bebas yang
akan mempengaruhi satu variabel terikat
yaitu nilai investasi (NPROD). Hasil estimasi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Peran BPR dalam menyalurkan kredit/
pembiayan investasi dan modal kerja di
Kota Banda Aceh masih relatif kecil yaitu
mencapai 2,13% dari total kredit/pembiayaan
investasi dan pembiayaan modal kerja yang
disalukan perbankan di daerah ini. Peran
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan Usaha...
Tabel 1
Peran Bank BPR Dalam Menyalurkan Kredit/Pembiayaan Modal Kerja
dan Investasi di Kota Banda Aceh, Periode 2000-2008
Tahun
Modal Kerja
(RpJuta)
Perbankan
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
Investasi
(RpJuta)
BPR
3.143.168
100%
2.010.213
100%
1.338.471
100%
841.708
100%
701.840
100%
426.662
100%
361.310
100%
308.661
100%
266.185
100%
Perbankan
55.686
1,77%
17.479
0,87%
17.754
1,33%
16.902
2,01%
16.093
2,29%
13.497
3,16%
11.472
3,18%
9.788
3,17%
8.907
3,35%
475.456
100% 387.593
100%
213.169
100% 198.613
100%
133.928
100% 109.240
100%
54.714
100% 48.664
100%
43.317
100%
Jumlah
(RpJuta)
BPR
Perbankan
1.839
0,39%
1.448
0,37%
1.970
0,92%
2.150
1,08%
1.651
1,23%
915
0,84%
778
1,42%
661
1,36%
594
1,37%
BPR
3.618.624
100% 2.397.806
100%
1.551.640
100% 1.040.321
100%
835.768
100% 535.902
100%
416.024
100% 357.325
100%
309.502
100%
57.525
1,58%
19.202
0,80%
19.448
1,25%
19.052
1,83%
17.744
2,12%
14.412
2,69%
12.250
2,94%
10.449
2,92%
9.501
3,07%
Sumber : Laporan Bank Indonesia, 2008
Tabel 2
Hasil Regresi Pengaruh Pembiayaan BPR Terhadap Nilai Produksi UMKM
Di Kota Banda Aceh Tahun 2000-2008
Variabel
ßi
MK
INV
(Constant)
Dw= 1,7653 R square adjusted = 0,5915 t-ratio
0,63236
-0,12441
9,6310
2,715
-0,5000
3,417
p-value
0,035
0,635
0,014
Sumber: Hasil Estimasi Tahun, 2009
kredit/pembiayaan modal kerja yang
disalurkan BPR relatif lebih besar di banding
kredit/pembiayaan investasi dengan tingkat
kontribusi rata-rata sebesar 2,35% dari
total kredit/pembiayaan modal kerja yang
disalurkan perbankan. Sementara kredit/
pembiayaan investasi hanya mencapai ratarata 1,00% dari total kredit/pembiayaan
investasi yang disalurkan perbankan.
Hasil penelitian dapat dikemukakan
bahwa pengaruh pembiayaan investasi
pada BPR terhadap nilai produksi UMKM
tidak
signifikan
sebagaimana
yang
ditunjukkan oleh nilai p-value (p=0,635).
Setiap meningkatnya pembiayaan modal
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
kerja dari BPR sebesar satu ribu rupiah
akan berdampak terhadap meningkatnya
nilai produksi UMKM sebesar 2,433 rupiah.
Pengaruh pembiayaan modal kerja pada BPR
terhadap nilai produksi UMKM tersebut
signifikan sebagaimana yang ditunjukkan
oleh nilai p-value (p=0,035) (lihat T abel 2).
R square adjusted sebesar R2= 0,5915 atau
59,15 persen menjelaskan peran kredit/
pembiayaan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) terhadap nilai produksi UMKM di
Kota Banda Aceh adalah sebesar 59,15
persen, sedangkan selebihnya 40,85 persen
dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar
model analisis.
133
Yurina
KESIMPULAN
Peran BPR dalam menyalurkan kredit/
pembiayan investasi dan modal kerja
di Kota Banda Aceh masih relatif kecil
yaitu mencapai 2,13% dari total kredit/
pembiayaan investasi dan pembiayaan
modal kerja yang disalukan perbankan di
daerah ini. Sementara itu peran kredit/
pembiayaan modal kerja yang disalurkan
BPR relatif lebih besar dibandingkan kredit/
pembiayaan investasi dengan tingkat
kontribusi rata-rata sebesar 2,35% dari
total kredit/pembiayaan modal kerja yang
disalurkan perbankan. Sementara kredit/
pembiayaan investasi hanya mencapai ratarata 1,00% dari total kredit/pembiayaan
investasi yang disalurkan perbankan.
134
Dalam pada itu, investasi dan modal kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai produksi di mana setiap meningkatnya
pembiayaan modal kerja dari BPR sebesar
satu ribu rupiah akan berdampak terhadap
meningkatnya nilai produksi UMKM.
REKOMENDASI
Bank BPR perlu meningkatkan skim
pembiayaan investasi bagi UMKM di
Kota Banda Aceh. Untuk itu diperlukan
dukungan pemerintah melalui kebijakan
publik yang pro UMKM supaya dapat
menciptakan iklim usaha yang pasti bagi
dunia usaha umumnya dan terutama usaha
kecil menengah melaui perbankan dalam
rangka penyaluran pembiayaan.
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan Usaha...
REFERENSI
Bank Indonesia, (2005). Surat Edaran No.7/85/INTERN tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan
Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Herri; Tafdil Husni; Syahrial Syarif; Suhairi; Edi Herman dan Ma’ruf (2005) “Studi Peningkatan
Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dalam Pembiayaan Usaha Mikro Kecil (Umk) Di
Sumatera Barat”, http://www.bi.go.id/web/id/ publikasi/perbankan+dan+stabilitas+keuangan/ars
itektur+perbankan+indo-nesia/16 htm. Diakses tgl 29 Mei 2009 pkl 22:29 WIB
Meydianawathi, Luh Gede (2007) “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada
Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”, Buletin Studi Ekonomi Vol.12. No 2 Tahun 2007,
http://www. ejournal.unud. ac.id. Diakses tgl 25 Mei 2009 pkl 20:30 WIB
Pikiran Rakyat (2004) Tinggi Potensi BPR Dalam Memacu Instabilitas Perekonomian Indonesia,
Warta Selasa 13 Juli 2004.
Republik Indonesia, Presiden (2008). Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.
Rahman, Hasanuddin (2004) Membangun Micro-Banking, Pustaka Widyatama, Yogyakarta
Riskayanto dan Novita Sulistiowati (2004) “Determinan Penyaluran Kredit Pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui BPR”, http://www.gunadarma.ac.id/pub/UG-ejournal.
Diakses tgl 25 Mei 2009 pkl 21:05 WIB
Siaahan, Rapma (2008) ”Kelayakan UMKM Menggunakan Kredit Komersial”, http://www.
Smecda.com/deputi7/file_infokop/val15_02/3. Diakses tgl 25 Mei 2009 pkl 20:45 WIB
Sutopo, Wahyudi (2005) Hubungan Antara Lembaga Keuangan Mikro dan Kontribusi Usaha
Kecil dalam Pengentasan Kemiskinan, Manajemen Usahawan Indonesia, No.01, XXX, Januari,
hal 3-12
Syarif, Teuku (2009) “Proporsi Penyaluran Dana Perbankan Untuk UMKM”, http://www.bi.go.
id/web/id/publikasi/perbankan+dan+stabilitas+keuangan/ arsitektur+perbankan+ indonesia/23
htm. Diakses tgl 29 Mei 2009 pkl 22:29 WIB
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
135
Yurina
136
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Download