MANAJEMEN PROSES (Susilo Priyono MM) Islamic Business School Yogyakarta A. Tujuan Instruksional Diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa dapat mengetahui pentingnya manajemen proses dalam penyediaan barang maupun jasa dalam rangka meningkatkan kompetensi. Disamping itu mahasiswa mampu melakukan implementasi proses bisnis yang memberi value kepada perusahaan. B. Materi 1. Pengantar BPR- BPM 2. Sistem Manajemen Proses Bisnis 3. Formulasi Strategis Proses / Strategi Manajemen Bisnis 4. Hubungan antara produk, proses output dan kinerja 5. Mengelola flow rate, flow time, inventory, dan capacitas 6. Mengelola kualitas proses / konsep kualitas manajemen Bisnis 7. Design dan pemilihan proses manufacturing 8. Design dan pemilihan proses jasa 9. Process Re-enginering 10.Business Process outsourcing 11.Implementasi manajemen proses bisnis C. Daftar Pustaka 1. Howard Smith and Peter Fingar, Business Process Management, Meghan- Kiffeer Press, 2002 2. Roger T. Burlton, Business Process Management : Profiting From Process, SAM publishing, 2001 3. Peppard Joe & Philip Rowland, The Essensce of Business Process Re-Engineering, Terjemahan, Penerbit ANDI Yogyakarta, 1997 4. Gaspersz Vincent, Manajemen Binis Total, Penerbit PT Gramedia pustaka utama, Jakarta, 2002 5. Gaspersz Vincent, Penerapan Konsep Vincent tentang Kualitas dalam Manajemen Binis Total, Penerbit PT Gramedia pustaka utama, Jakarta, 2002 PENGANTAR BPR- BPM BPR : Business Process Re-Engineering Rekayasa ulang proses Bisnis ( 1995) Hammer dan Champy , Joe Peppard dan Philip R. ( 1995) BPM : Business Process Management Howard Smith 2002 Proses adalah sebagai suatu kegiatan atau suksesi dari kegiatan yang berkelanjutan dan teratur , dilakukan dengan cara tertentu, dan bertujuan untuk mencapai suatu hasil; suatu operasi berkelanjutan atau serangkaian operasi. ( kamus bhs Inggris Oxford) bentuk mentranformasikan input ke output buku : Head to head ( Lester thurow ) teknologi proses baru lebih baik daripada teknologi produk baru dalam era persaingan abad 21. BPR adalah obat mujarab dalam dunia bisnis , shg membentuk body of existing knowledge “ Dr. W.E. Deming pakar TQM mengakui dan melakukan estimasi bahwa kemungkinan perbaikan dan bisa meningkat terjadi pada 94% lebih dikarenakan system sedang 6% disebabkan oleh faktor khusus. Filosofi MP / BPR Fokus manajemen tradisional Heirarki fungsi Pelanggan R&D Produksi Penjualan BPR proses yang melintasi HF untk mencapai pelanggan Pelanggan R&D Produksi Penjualan BPR Filosofi Manajemen Proses , VINCENT GASPERSZ , 2002, HAL 114 Model BPR perusahaan Johnson & Johnson 1. Dokumentasi Proses sekarang 2. Indentifikasi Kebutuhan Pelanggan 3. Analisis Proses 4. Pengembangan Tindakan Korektif 5. Pengembangan Rencana Tindakan 6. Validasi Proses Baru, Shg MP : o MP memungkinkan suatu penilaian terfokus pelanggan dari nilai tambah aktifitas yang dilakukan o MP memperjelas kepemilikan dan tanggung jawab untuk proses bisnis o MP berlandaskan pada pengukuran siklus waktu. o MP berlandaskan pada keterlibatan pekerja dan fungsionalitas silang atau hub antar fungsi dalam manajemen o MP memberikan hasil-hasil berupa peningkatan dalam kualitas dan kepuasan pelanggan , sementara biaya-biaya akan turun. o MP memungkinkan dilakukan studi benchmarking secara efektif dari praktek-praktek terbaik yang digunakan oleh organisasi bisnis kelas dunia. SISTEM MANAJEMEN PROSES ( SMP) BPR : Business Process Re-Engineering adalah dikarenakan sebuah system , ( Dr. Deming) dan didalam Vincent disebut sebagai Manajemen Proses ( MP) maka dengan demikian SMP adalah sebuah idiom pelengkap yang menekankan bahwa dalam menyelesaikan persoalan BISNIS diperlukan proses analisis sistem atau pendekatan sistem. LINGKUNGAN INPUT PROSES Tenaga kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial PROSES TRANFORMASI NILAI TAMBAH OUTPUT PRODUK ( Barang/ Jasa Umpan balik untuk pengendalian Input , proses dan teknologi Sumber : Vincent, 101 Gambar 1. Skema Sistem Produksi Lingkungnan Tugas A INPUT Tugas B Inventori Work-in Process(WIP) Inventori bahan baku Tugas C Tugas E Tugas D Inventori barang jadi Catatan & pengendalian Keterangan : aliran material ( barang / jasa) aliran informasi ( tasks/ tugas) aliran barang/jasa (W) Waste JIT (W) tata letak Ok minimumkan Gambar 2. Diagram alir proses hipotesis dr sistem produksi Permintaan Konsumen OUT PUT Kualitatif ( Intuisi Pengalaman Bisnis, dll) Apa Masalah Bisnis Keputusan Bisnis efektif INFORMASI Kuantitatif ( Berdasarkan analisis data ) (Feedback) umber : Vincent, 101 Sumber : Deming, 100 Gambar 3. Proses analisis sistem bisnis Proses Perbaikan terus menerus menggunakan model USE PDSA U Understand improvement needs ( memahami kebutuhan perbaikan) S State the problem(s) ( menyatakan masalah yang ada) E Evaluate the root cause(s) (Mengevaluasi akar penyebab masalah) P Plan the solution(s) merencanakan penyelesaian masalah) D Do or implement the solution(s) melaksanakan atau menetapkan rencana solusi terhadap masalah) S Study the solution(s) results (mempelajari hasil-hasil solusi terhadap masalah) A Act to standardize the solution(s) (bertindak untuk menstandardisasikan solusi terhadap masalah) Proses industri dipandang sebagai suatu Sistem Disain & Re-desain Riset Pasar Pemasok material & peralatan A B C D Penerimaan & pengujian material Produksi, perakitan , Inspeksi Distribusi Pengujian proses , mesin, metode Biaya dll Sumber: Dr W.E. Deming, ( Vincent, 4) Gambar 4. Proses industri dipandang sebagai suatu proses Konsumen Contoh Model Proses Analisis di Perusahaan Xerox 6. Evaluasi Masalah 5 Implementasi Solusi 1. Indentifikasi& Seleksi Masalah PROSES ANALISIS PT XEROX 4. Seleksi & Perencanaan Solusi 2 Analisis Masalah 3 Membangkitkan Solusi Potensi Ket: Gbr dlm modifikasi Gambar 5. Model Proses Analisis di PT XEROX Bagaimana penerapan USE PDSA dalam proses analisis bisa efektif , maka perlu diperhatikan : 1. Pengumpulan data tepat waktu 2. Stratifikasi untuk mengembangkan analisis masalah 3. Analisis kesenjangan ( gap analisis) yg terjadi antara rencana tujuan dan actual 4. Menetapkan prioritas perbaikan & pengalokasian sumber-sumber daya utk perbaikan itu. 5. Memeriksa secara disiplin thd hasil-hasil yg diperoleh 6. Menjamin keberlanjutan hasil-hasil dari perbaikan itu. STRATEGI MANAJEMEN BISNIS ( Berbasis kepuasan pelanggan) Menurut Harington 1995. Manajemen Bisnis Total Loyalitas Pelanggan Peningkatan Kepuasan Terus Menerus HASIL HASIL BISNIS MENJADI OPTIMUM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA YANG ANDAL TPM TQM TRM TCM TTM Keterangan: TQM : Total Quality Management TCM : Total Cost Mangement TPM : Total Productivity Management TTM : Total Technology TRM : Total Resources Mangement Management Gambar 1 .Penerapan Konsep Manajemen Bisnis Total dalam Industri Modern Model Umum Manajemen Bisnis Konsep VINCENT: New Views of Quality Top Management Visionary Transformation I nfrastructure Need for Improvement Empowerment C ustomer Focus Umpan Balik Konsep : VINCENT V isionary Transformation ( transformasi visi) I nfrastructure ( Infrastruktur) N eed for Improvement ( Kebutuhan untuk perbaikan) C ustomer Focus ( Fokus pelanggan E mpowerment ( Pemberdayaan) N ew Views of Quality ( Pandangan Baru tentang Kualitas) T op Management Commitment ( Komitmen Manajemen Puncak) Keharusan Rekayasa Ulang Proses di Teknologi Informasi Redifinisi Lingkup Bisnis Tingkat transformasi bisnis Desain Ulang Jaringan Bisnis Desain Ulang Proses Bisnis Integrasi rendah Revolusioner Evolusioner Eksploitasi Lokal Jangkauan Keuntungan potensial Gambar 2. Lima Level rekonfigurasi bisnis yg disebabkan oleh TI Menentukan Strategi “Business Process Re-engineering” Tinggi Kebutuhan bisnis Rendah Risk zone Strike zone Kuadran I : Survival Kuadran II : Launch Meluncurkan kampaye Meluncurkan BPR segera sekarang Melakukan investasi dalam Mengelola resiko kapabilitas Memaksimumkan komitmen Kuadran III : Reconsider Kuadran IV : Advantage Berfokus pada perbaikan Menemukan paradigma baru berkesinambungan Berfokus pada kasus bisnis Meluncurkan program Membangkitkan kapabilitas kesadaran Rendah Kesiapan Critical zone Managed zone Tinggi Sumber : Rocco W. Belmonte, 1993 Gambar 3. Kerangka analisa kesiapan - kebutuhan bisnis BPR Kuadran I : Survival Perlu dilakukan perbaikan kinerja Membutuhkan komitmen / dukungan bisnis secepat mungkin, Kuadran II : Launch Perlu dilakukan perbaikan kinerja bisnis, krn resiko moderat. Perusahaan akan memperoleh manfaat dari investasi pengembangan Kuadran III : Reconsider Perusahaan sehat & tidak terlalu memerlukan perbaikan dramatis. Dan tidak terlalu cocok bila dimasuki BPR Kuadran IV : Advantage Meskipun tidak ada kebutuhan mendesak tapi akan ada keunggulan strategis dalam pelaksanaan BPR Pelaksanaan BPR siap tapi butuh visi agresif yang mencipatakan paradigma baru. Catatan : Antisipasi , persaingan yang meningkat, deregulasi, resesi, kematangan TQM dan kekecewaan TI semua mengarah pada efektifitas , efisiensi dan adaptabilitas. Maka Benchmarking memerankan peranan penting. Tinggi BERTAHAN BERKEMBANG MATI DENGAN CEPAT ( ref) MATI SECARA PERLAHAN EFEKTIF Rendah EFISIEN Tinggi Gambar 4. Matrik efektifitas dan efIsiensi ( menurut Drucker) Kondisi perusahaan jelek tenaga kerja di phk Kondisi perusahan baik peningkatan jmh tenaga kerja. Kondisi paceklik banyak kegagalan personil buruk dll. Hal-hal demikian semestinya tidak perlu bila sudah dilakukan antisipasi dari awal Hasil survey 84 % dari perusahaan yang menerapkan BPR juga menerapkan TQM, dan hanya 6 % yang terpisah sama sekali dengan TQM. Serta 56% yang menerapkan BPR dan TQM dalam perusahaannya sebagai program yang sama atau serupa. HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PROSES , OUTPUT DAN KINERJA