22 penerapan pengetahuan dan keterampilan

advertisement
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
22
PENERAPAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEKERJA SOSIAL
OLEH RELAWAN DALAM PENDAMPINGAN KEPADA ANAK
PENDERITA KANKER
Oleh:
Pradini Nur’amalia Arliani, Sri Sulastri, dan Budi M. Taftazani
Email:
[email protected]; [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh manusia dan tidak memandang
usia manusia. Kanker bisa juga terjadi pada anak-anak. Bagi penderita kanker, menanggulangi
penyakit kanker dan prosedur pengobatannya bukanlah hal yang mudah. Hal ini tentu juga sangat
dirasakan oleh anak penderita kanker. Selain itu, jika salah satu anggota keluarga terkena kanker,
maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh anggota keluarga yang lain. Penanganan anak penderita
kanker tidak hanya tergantung pada tim medis tetapi juga dilihat dari penyelesaian masalah yang
mencakup psikologis dan sosialnya. Salah satu unsur dapat membantu memberikan pengobatan nonmedis kepada pasien adalah relawan. Oleh karena itu, tujuan dari artikel ini adalah untuk memahami
peranan relawan yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pendampingan
kepada anak penderita kanker dan keluarga.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih
karenapeneliti ingin melihat peran relawan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pekerja
sosial dalam melakukan pendampingan kepada anak penderita kanker. Kemudian metode yang
digunakan yaitu penelitian deskriptif, dengan menggambarkan keadaan nyata subyek yang akan
diteliti yaitu pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial Medis dan relawan di Bangsal Kanker
Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais.Dari hasil temuan yang ada di lapangan dapat dilihat bahwa
bentuk peran yang dijalankan relawan dalam memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker
dan keluarganya tampak seperti bentuk peran Pekerja Sosial Medis (PSM). Maka penting melibatkan
PSM agar pelayanan pengobatan yang terpadu dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya, dari
yang memiliki penyakit kronis apapun dan dalam seluruh kelompok usia, karena seorang PSM
mempunyai bekal pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai (value) sebagai bentuk
kesatuan dari the helping profession.
Kata kunci: relawan, pekerja sosial, anak penderita kanker, pengetahuan, keterampilan.
PENDAHULUAN
Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh manusia. Selain itu,
kemampuan untuk terkena penyakit kanker tidak memandang usia. Kanker bisa juga terjadi pada
anak-anak. Antara 2-3% dari jumlah kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak-anak, yakni sekitar
126
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
150 dari 1 juta orang anak. Diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 4.100 kasus baru kanker anak di
Indonesia.19
Seorang anak penderita kanker harus menghadapi suatu kenyataan yang sulit, yaitu bahwa
anak tersebut harus melawan penyakitnya seorang diri dan harus menghadapi prosedur pengobatan,
di mana orang dewasa saja belum tentu dapat menghadapinya. Penyakit kanker dan pengobatannya
juga dapat mempengaruhi perkembangan anak penderita kanker. Lamanya pengobatan kanker yang
menyebabkan seorang anak harus melewatkan banyak waktu di rumah sakit dan efek smaping dari
obat-obatan kanker itu sendiri, dapat memberikan tekanan pada anak tersebut. Oleh karena itu, untuk
tetap dapat menjalankan pengobatan maka anak penderita kanker tidak hanya dapat tergantung pada
tim medis saja, sebab penanganannya bagi penderita kanker tidak hanya dilihat dari segi medis tetapi
juga dari segi permasalahan pasien, seperti psikologis dan sosialnya.
Anggota keluarga merupakan bagian yang sangat besar pengaruhnya bagi kesembuhan
penderita kanker, baik dari segi fisik maupun pengaruhnya bagi segi psikis. Akan tetapi, jika salah
satu anggota keluarganya terkena penyakit kronis seperti kanker, maka dampaknya akan dirasakan
oleh seluruh keluarga. Hal tersebut tentu juga terjadi pada orangtua yang anaknya divonis menderita
kanker. 20
Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, diperlukan pihak lain di luar keluarga, seperti
teman, warga di sekitar rumah, dan yang lainnya. Selain itu, bentuk dukungan dari masyarakat
terhadap penderita kanker ditunjukan dengan menjadi tenaga sukarelawan (atau yang biasa disebut
sebagai relawan) untuk memberikan pendampingan. Di berbagai negara maju, relawan dalam bidang
kesehatan sudah menjadi satu kesatuan dari upaya penanganan primer di tingkat masyarakat. Peran
relawan dalam bidang kesehatan menjadi salah satu mata rantai yang tidak terpisahkan dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Relawan sebenarnya merupakan cikal bakal dari displin pekerjaan sosial. Karena dari
perkumpulan para relawan inilah mereka merasakan perlunya ada pelatihan atau pendidikan yang
lebih profesional dan berkembang menjadi disiplin pekerjaan sosial. Sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa peran relawan sangatlah besar dalam perkembangan disiplin pekerjaan sosial dan Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Kegiatan kerelawanan memainkan peranan penting dalam suatu masyarakat yang menganut
sistem demokrasi. Karena ini berarti bahwa masyarakat mengambil peran aktif dalam peningkatan
kualitas hidup mereka sendiri dan bagi orang lain melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan atau
diselenggarakan oleh organisasi sosial.
Di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais terdapat kegiatan kerelawanan
yang sudah berjalan tiga tahun. Para relawan tersebut tergabung dalam dalam suatu wadah bernama
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), atau lebih dikenal masyarakat dengan Community
for Children with Cancer (C3). Yayasan ini dibentuk sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah
kanker pada anak di Indonesia. Para relawan yang bergabung tidak hanya berasal dari mereka yang
berlatar belakang pendidikan medis saja, namun juga yang berlatar belakang bervariasi seperi pelajar
SMP dan SMA.
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi pengembangan ilmu dan bagi
pemecahan suatu masalah. Penelitian harus memiliki karakteristik antara lain: objektif, akurat, dapat
menjelas, dan dibuktikan sesuai dengan kenyataan.
19
www.yoai.org
Eviata, Dimas, dan Rurit. 21 Januari 2002. Awas Kanker Anak
http://www.korantempo.com /news/2002/1/gaya%20Hidup /20.html.
20
127
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih
karena saya sebagai peneliti ingin melihat peran relawan dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan pekerja sosial dalam pendampingan kepada anak penderita kanker. Adapun metode
yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, dengan menggambarkan keadaan nyata subyek yang akan
diteliti yaitu pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial Medis dan relawan di Bangsal Kanker
Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Hal ini sejalan dengan pendapat Nawawi, 1998:63 yang menyatakan metode deskriptif yaitu
suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau
obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Digunakannya metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana Pekerja
Sosial Medis memberikan pelayanan dibantu dengan relawan kepada pasien anak penderita kanker
pada tahap intervensi atau pelaksanaan dengan melihat bimbingan yang diberikan antara lain:
pelayanan edukasi, pelayanan advokasi, pelayanan dukungan keluarga, pelayanan rujukan,
pemenuhan kebutuhan mental, dan pemenuhan kebutuhan sosial.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Informan
Dari penelitian yang telah saya lakukan, relawan adalah seseorang atau sekelompok orang
yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga,
waktu, harta, dan yang lainnya) kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya
tanpa mengharapkan pamrih baik berupa imbalan upah, kedudukan, kekuasaan, ataupun kepentingan
apapun. Sedangkan dalam bidang sosial, relawan didefinisikan sebagai mereka yang bergerak di
bidang kesejahteraan sosial, tetapi bukan lulusan atau tidak mendapat pendidikan khusus dari sekolah
pekerjaan sosial ataupun Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Terdapat 4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan, yaitu:
1. policy making volunteers: relawan yang membuat kebijakan bekerja pada gugus tugas, planel
peninjau, komisi, dan dewan.
2. administrative volunteers: relawan administrasi yang memberi dukungan perkantoran melalui
aktivitas seperti pengolahan kata dan data, mengkoordinasi jadwal, dan mengurus surat
menyurat.
3. advocacy volunteers: relawan advokasi yang memberikan dukungan melalui upaya pencarian
dana, menulis surat dan menghubungi anggota perwakilan rakyat, memberi kesaksian pada
saat sidang publik, mengorganisir dukungan komunitas.
4. direct service volunteers: relawan pelayanan langsung yang mungkin terlibat dalam aktivitasaktivitas seperti konseling, rekreasi, dan pengajaran. Kecenderungannya sekarang adalah
mengaitkan klien, terutama yang melatih relawan sebagai bagian dari rencana intervensi
keseluruhan.
Program Pendampingan
Relawan dan Pekerja Sosial Medis bersama-sama mendampingi anak penderita kanker dalam
menjalankan beberapa program di Rumah Sakit Kanker Dharmais:
1. Terapi bermain yaitu dalam keadaan bermain di mana anak dalam keadaan bebas tetapi dapat
menggali informasi memberi saran dan mengobservasi emosi problem sosial dan kognitif.
2. Seni terapi yaitu terapi psikoterapi yang menggunakan setting seni di mana terapis melakukan
pemeriksaan psikologi.
3. Komputer Terapi yaitu terapi berdasarkan teori psikologi kognitif dimana menggunakan
komputer dalam merangsang kognitif pada anak dengan memadukan teori Piaget.
128
PROSIDING KS: RISET & PKM
4.
5.
6.
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
Ruang bermain yaitu memfasilitasi ruangan utnuk bermain yang disesuaikan dengan keadaan
anak juga keamanan ruangan.
School in Hospital yaitu pendampingan belajar untuk usia anak sekolah di Rumah Sakit
didasarkan pada teori perkembangan anak.
Bed site art therapyyaitu memberi kegiatan atau kesenian di tempat tidur yang diperuntukkan
pasien yang tidak dapat turun atau keluar kamar.
Jika dilihat lebih lanjut, peran relawan yang dijabarkan di atas tampak seperti peran yang
dijalankan oleh pekerja sosial. Fungsi dasar pekerjaan sosial yang dilakukan oleh seorang pekerja
sosial adalah melaksanakan peranan sosial serta proses-prosesnya yang bertujuan memperbaiki dan
mengembangkan kepribadian dan sistem sosial dengan kebutuhan-kebutuhan sistemnya yang terdiri
dari habilitasi, rehabilitasi, penyediaan sumber, dan pencegahan terhadap disfungsi sosial.
PEMBAHASAN
Pekerja sosial adalah bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan
berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan tugas dan fungsi
sosialnya. Ciri dari adanya bidang keahlian ini adalah pemahaman dan keterampilan dalam
memanipulasi perilaku manusia sebagai makhluk sosial.
Body of knowledge, kerangka pengetahuan pekerjaan sosial yaitu suatu kerangka pengetahuan
yang berisi, berasal dari, atau diramu dari konsep ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Materi-materi
pengetahuan yang diramu tersebut dibentuk atau dikonsentrasikam secara ekliktik dan dikembangkan
melalui penelitian dan praktek sehingga benar-benar memiliki keunikan. Oleh sebab itu pengetahuan
ilmiah pekerjaan sosial memiliki ciri-ciri, pluralistik-eclectic dan applied.
Penanganan pasien anak penderita kanker memerlukan pendekatan yang berbeda pada
penanganan terhadap orang dewasa. Unsur tumbuh kembang harus menjadi perhatian utama dalam
menangani pasien anak. Jika dilihat secara menyeluruh, maka masalah yang dihadapi oleh anak
penderita kanker dan keluarganya meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Sehubungan dengan ke-4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan yang dikemukakan
oleh Mitchell maka relawan yang berada di Bangsal Kanker Anak - Rumah Sakit Kanker Dharmais
termasuk pada jenis:
a. advocacy volunteers (relawan advokasi)
advokasi yang diberikan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais
dalam bentuk :
- Upaya pencarian dana
Relawan membantu mencarikan donatur untuk membantu biaya pengobatan pasien, terutama
bagi pasien yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Relawan juga membantu
memberikan informasi mengenai prosedur pengurusan asuransi atau jaminan kesehatan.
Selain itu, relawan juga membantu mencarikan donatur yang ingin menyumbangkan barangbarang untuk keperluan belajar, bermain, dan berkreasi pasien selama menjalani pengobatan
di rumah sakit. Relawan juga membantu mencarikan pendonor darah bagi pasien yang
membutuhkan darah. Relawan melakukan kampanye ke sekolah-sekolah mengenai penyakit
kanker, agar masyarakat mengetahui dan dapat berupaya dalam pencegahan penyakit kanker.
- Mengorganisir dukungan komunitas
Relawan mengorganisisr dukungan komunitas melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain
yang ingin membuat kegiatan di rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut selain dapat
memberikan hiburan kepada pasien, dapat pula memberikan hiburan kepada keluarga pasien.
- Bekerja di bidang hubungan masyarakat
Relawan membantu tim medis untuk menyebarluaskan informasi mengenai kanker, terutama
kanker pada anak. Kegiatan penyebarluasan informasi ini biasanya dilakukan dengan cara
129
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
penyuluhan yang dilakukan di puskesmas, posyandu, sekolah-sekolah, atau lingkungan
sekitar pasien.
b.
Direct Service Volunteers (Relawan Pelayanan Langsung)
Bentuk pelayanan yang diberikan oleh relawan antara lain:
- Konseling
konseling biasanya dilakukan oleh relawan yang memiliki latar belakang pendidikan
psikologi. Konseling dilakukan ketika pasien dan keluarganya sedang mengalami
permasalahan terkait dengan prosedur pengobatan atau ketika pasien sudah memasuki tahap
terminal.
- Rekreasi
rekreasi dilakukan melalui kegiatan bermain dan berekreasi, serta acara hiburan yang
dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Tujuan utama dari diadakannya rekreasi
ini adalah untuk mengusir rasa jenuh pasien dan keluarga saat menjalani pengobatan di rumah
sakit.
- Pengajaran
relawan membantu pasien dengan menjadi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar ketika
pasien sedang menjalani rawat inpa di rumah sakit. Tujuannya agar pasien dapat tetap
mengikuti pelajaran yang ada di sekolah, walaupun pasien pada kenyataannya berada di
rumah sakit.
- Pendampingan medis
yang dilakukan relawan dalam pendampingan medis adalah membantu persiapan ketika akan
melakukan tindakan-tindakan prosedur pengobatan dengan memberikan penjelasan
mengenai bentuk-bentuk dari tiap tindakan yang akan dijalani oleh pasien.
Kemudian, berikut ini akan dijabarkan beberapa peran-peran yang dijalankan oleh relawan dengan
mempergunakan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial:
1. Konsultan
seperti yang sudah diungkapkan pada konseling di relawan pelayanan langsung, peran
relawan sebagai konsultan lebih banyak dijalankan oleh relawan yang memiliki latar belakang
pendidikan di bidang psikologi.
2. Peneliti
peran sebagai peneliti dijalankan oleh relawan dengan melakukan penelitian terkait dengan
keadaan psikologis serta sosial antara pasien dan keluarganya.
3. Pembimbing
pemberian informasi untuk pasien dan keluarganya oleh relawan merupakan salah satu bentuk
peran pembimbing yang dijalankan. Pemberian informasi tersebut meliputi informasi
mengenai keberadaan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais atau
mengenai kanker itu sendiri.
4. Penghubung
peran penghubung dijalankan oleh relawan dengan menjadi penghubung antara pasien dan
keluarga serta tim medis di rumah sakit. Tujuanya adalah agar relawan dapat membantu halhal yang sulit disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak rumah sakit, seperti misalnya
terkait pembiayaan di rumah sakit.
Akan tetapi, selain menjalankan peran PSM secara menyeluruh, relawan juga menjalankan
beberapa peran pekerja sosial seperti yang diungkapkan oleh Zastrow, yaitu:
1. Empowerer (pemberdayaan)
relawan menjalankan peran sebagai empowerer dengan membuat kegiatan untuk orangtua
pasien selama mendampingi anak mereka di rumah sakit. Hasil dari kerajinan tangan yang
130
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
dibuat nantinya akan dijual. Setelah itu, sebagian dari hasil penjualan akan diberikan kepada
orangtua pasien.
2. Group Facilitator (fasilitator kelompok)
Peran fasilitator yang dijalankan relawan di sini bukan menjadi fasilitator dalam kelompok,
tetapi lebih mengarahkan kepada memfasilitasi kebutuhan pasien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti salah satunya, fasilitas Rumah Singgah Anak
(RSA) untuk pasien dan keluarga yang berasal dari luar kota Jakarta. Tujuannya adalah pasien
dan keluarga dapat lebih menghemat waktu, biaya, dan lebih bisa menjaga kondisi kesehatan
pasien dibandingkan dengan harus pulang pergi ke daerah asal.
Menurut Zastrow,21 dalam bekerja dengan individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan
komunitas, seorang pekerja sosial diharapkan mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam
memenuhi perannya yang bermacam-macam, di mana sekurang-kurangnya ada 13 peran yang dapat
dikembangkan oleh pekerja sosial, yaitu enabler (pemercepat perubahan), broker (perantara),
advocate (advokat), empowerer (pemberdaya), activist (aktifis), mediator (penengah), negotiator
(perunding), educator (pendidik), initiator (pemrakarsa), coordinator (koordinator), researcher
(peneliti), group fasilitator (fasilitator kelompok), dan public speaker (pembicara).
Fink dalam Adi mengajukan beberapa bidang pekerjaan sosial yang dapat dilakukan oleh
seorang pekerja sosial, di mana salah satunya adalah bidang yang terkait dengan pelayanan di bidang
perawatan kesehatan. Pekerja sosial dalam setting ini biasa disebut sebagai Pekerja Sosial Medis
(PSM). Meskipun keterlibatan utama PSM adalah dalam pelayanan langsung kepada pasien dan
keluarganya, namun ada beberapa kegiatan pelayanan yang tidak langsung dilakukan oleh PSM,
antara lain melakukan perencanaan kegiatan, mengatur jalannya program penelitian. Namun PSM
bertanggung jawab penuh pada relawan yang akan mengikuti program.
Pendampingan yang dilakukan baik oleh pekerja sosial maupun relawan hampir sama. Yang
menjadi perbedaan adalah peran untuk melakukan konseling dan berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh korban. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Zastrow
di mana diungkapkan bahwa kemampuan untuk melakukan konseling terhadap klien secara efektif
mungkin adalah keahlian dasar yang paling dibutuhkan oleh pekerja sosial. Hal penting kedua yang
dibutuhkan oleh pekerja sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan
kelompok-kelompok dan profesi-profesi lain. Jadi peran pekerja sosial dan relawan dibedakan dari
latar belakang pendidikan dan pelatihan mereka dalam mendapatkan bekal ketika mereka akan
ataupun sedang menggeluti bidang pekerjaan sosial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Jika dikaitkan dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial, relawan sebenarnya merupakan cikal bakal
disiplin pekerjaan sosial. Perkumpulan relawan merasakan perlunya ada pelatihan ataupun
pendidikan yang lebih profesional, untuk akhirnya memungkinkan untuk berkembang menjadi
disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Terkait dengan perannya, maka relawan yang berada di Bangsal
Kanker Anak – Rumah Sakit Dharmais termasuk pada jenis advocacy volunteers dan direct service
volunteers. Sedangkan jika dikaitkan dengan peran pekerja sosial medis (PSM), maka relawan di
Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Dharmais menjalankan peran yang terdiri dari konsultan,
peneliti, pembimbing, dan penghubung.
Dalam program-program pendampingan yang dilakukan oleh relawan dan Pekerja Sosial
Medis, mayoritas berorientasi kepada kegiatan diskusi dan bermain bagi anak penderita kanker.
Dalam kaitannya dengan teori, Pekerja Sosial Medis memberi bantuan dalam upaya menyelesaikan
21
repository.uinjkt.ac.id
131
PROSIDING KS: RISET & PKM
VOLUME: 2
NOMOR: 1
HAL: 1 - 146
ISSN: 2442-4480
masalah-masalah emosional dan sosial pasien., yang timbul sebagai akibat penyakit yang dideritanya
dan membantu proses penyesuaian diri pasien dengan masyarakat dan sebaliknya.
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa
saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan
bagi anak penderita kanker yang melibatkan relawan dan pekerja sosial medis yakni sebagai berikut:
1. Perlu adanya pedoman tertulis yang dipergunakan sebagai tatacara atau tahapan yang
harus dilalui dalam suatu proses pelaksanaan program bagi relawan, khususnya bagi
program berkelanjutan. Sehingga tatacara tersebut tidak hanya berupa sesuatu yang
diketahui secara verbal.
2. Perlu adanya tambahan waktu pembekalan bagi relawan dalam mengimplementasikan
pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial. Hal ini dikarenakan anak-anak penderita
kanker membutuhkan perhatian yang intensif dari para relawan, sehingga diharapkan
relawan benar-benar memahami pengetahuan dan menerapkan keterampilan pekerja
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Wibhawa,Budhi. Santoso T. Raharjo. Meilany Budiarti.2010.Dasar-Dasar Pekerjaan
Sosial.Bandung:Widya Padjadjaran
Beder, Joan. 2006. Hospital Social Work: The Interface of Medicine and Caring. New York: Taylor
and Francis Group.
Gehlert, Sarah. Teri Arthur Browne. 2006. Handbook of Health Social Work. New Jersey: John Wiley
and Sons,Inc.
Hardcastle, David. Patricia R Powers. 2004. Community Practice Theories and Skills for Social Work.
New York: Oxford University Press,Inc.
Jurnal, Hasil Penelitian, Artikel
Utomo, Hendro Sapto. 2012. Skripsi Sarjana, Pelaksanaan Program Cancer Camp bagi Anak
Penderita Kanker oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Jurusan Kesejahteraan Sosial,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD. Jatinangor.
Sumber Elektronik
Eviata, Dimas, dan Rurit. 21 Januari 2002. Awas Kanker Anak
http://www.korantempo.com /news/2002/1/gaya%20Hidup /20.html.
www.dharmais.co.id
www.yoai.org
132
Download