BAB XVII ISLAM DI BEBERAPA BENUA A. Islam di Amerika Mayoritas penduduk Amerika adalah pemeluk agama Kristen, baik Protestan maupun Katholik, kemudian agama Yahudi, sedangkan pemeluk agama Islam tidak begitu jelas jumlahnya, dan diperkirakan berjumlah antara empat sampai lima juta orang. a. Islam masuk ke Amerika Penelitian secara ilmiah tentang masalah ini belum pernah dilakukan, tetapi beberapa ahli memperkirakan bahwa pelaut-pelaut muslim merupakan orang pertama, ketika ia melintasi Lautan Atlantik dan mencapai beberapa pantai termasuk pantai Benua Amerika. Sedangkan penulis lain memperkirakan navigator-navigator dan para pembantu Cristopher Columbus yang berasal dari Andalusia dan Maroko dan beragama Islam, ketika mereka disewa untuk menjadi pemandu yang kemudian menemukan Benua Amerika. Fakta yang ada, bahwa abad 16 sampai 18 di Amerika Utara telah terdapat pemukiman muslim dari Afrika, dan pada akhir abad ke 19 mulai banyak orang Islam yang datang ke Amerika. Sebagian tetap mempertahankan identitas muslimnya dan membentuk masyarakat yang tersebar di beberapa kota Amerika dan Kanada, mereka ini antara lain datang dari Balkan. Karena surutnya imperium Usmaniah dan sebagian lagi datang dari Siria, Turki, Kaukasia, Rusia Selatan dan beberapa negara jajahan Prancis, Inggris dan Italia. Selesai perang dunia ke II, ketika terjadi perpecahan dan peperangan di beberapa negara Islam seperti Siria - Mesir pada tahun 1961, India dan pakistan pada tahun 1965 serta perang antara bangsa Arab dan Israil pada tahun 1967, terjadilah imigrasi dalam jumlah yang besar dari negara-negara Islam ke Amerika dan negara barat lainnya. Di samping itu terjadi pula imigrasi dari negara-negara yang pemeluk Islamnya minoritas, seperti dari dataran Cina, Srilangka, Kamboja dan negara lain dari Asia dan Afrika. Puncak terjadinya imigrasi, terjadi pada tahun 1968 ketika Mesir mengumumkan imigrasi secara legal, maka ratusan ribu umat Islam profesional dari tingkat menengah ke atas berdatangan ke Amerika. Menonjolnya Amerika Serikat di pentas dunia politik, juga menarik perhatian mahasiswa Islam dari berbagai negara, mereka bergaul dan bekerja dan bahkan ada yang menetap dalam waktu yang lama, ikut mewarnai pertumbuhan dan perkembangan Islam di Amerika, dan pada tahun 1986 sekitar 750.000 mahasiswa muslim menuntut ilmu di Amerika. b. Perkembangan Islam di Amerika Bangsa Amerika adalah penganut faham materialis. Agama Kristen memang merupakan agama terbesar akan tetapi nilai-nilai ajarannya mulai banyak tidak dipedulikan, bahkan di antara mereka banyak yang menyatakan tidak beragama. Agama Islam berkembang di Amerika, betul-betul berkembang dari masyarakat kelas bawah dan sebagian besar dianut oleh orang-orang kulit hitam, yang kemudian dikenal istilah Black Muslim di kalangan mereka. Black Muslim yang tergabung dalam Himpunan Dakwah Muslim Amerika, menyatakan bahwa di kalangan mereka pada masa lalu muncul seorang tokoh populer bernama Fard Muhammad dan murid pilihannya yang sekaligus penggantinya bernama Elijah Pook, yang kemudian berganti nama dengan Elijah Muhammad. Fard Muhammad kemudian meninggalkan Amerika setelah diketahui bahwa tujuan utama memasuki kelompok ini adalah untuk memusuhi Amerika, akan tetapi ia sudah berhasil mendidik dan meyakinkan muridnya, Elijah Muhammad selama 40 tahun. Elijah Muhammad memiliki otak yang sangat cerdas, kuat pendiriannya dan mengenal psikologi massa, akan tetapi membuat kekeliruan besar dalam hal aqidah. Ia menganggap Fard Muhammad sebagai Tuhan dan menyatakan dirinya sebagai utusan Tuhan. Elijah meninggal pada tanggal 25 Februari 1975, dengan meninggalkan jasa yang besar (secara fisik) di kalangan Black Muslim, di antaranya adalah : 1. Membangun beberapa sekolah dan masjid. 2. Meninggalkan warisan sebesar 30 juta dollar, yang ditanam di beberapa perusahaan. 3. Meninggalkan organisasi yang teratur dengan pengikut yang besar. Berhasil mengangkat martabat orang-orang Islam Negro, dalam bidang ekonomi, sosial dan pendidikan. Pengganti Elijah Muhammad adalah Warits Deen Muhammad, yang kemudian ditetapkan sebagai Imam dengan julukan Imam Warits Deen Muhammad. Di antara usaha-usaha yang dilakukan oleh Imam Warits dalam memajukan Islam di Amerika, adalah : 1. Mengadakan pembenahan dan pembaharuan berdasar Al Qur’an dan Hadits untuk meluruskan dan memurnikan Ajaran Islam yang telah disalahartikan oleh pendahulunya, dan yang paling mendapatkan perhatiannya adalah pemurnian di bidang aqidah. Ia menegaskan bahwa Fard dan Elinah bukan Tuhan dan utusan Tuhan, dan mengadakan pemantapan dua kalimah syahadat perhadap pengikut-pengikutnya. 2. Mempopulerkan istilah Bilalian People atau Bilalian America sebagai pengganti Black Muslim, yang ia ambil dari sahabat Bilal. 3. Pada tahun 1976 memilih nama World Community of Islam in West sebagai pengganti dari Nation of Islam. Dan pada tanggal 30 April 1980 diganti kembali menjadi American Muslim Mission (AMM), sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi adalah dakwah (mission) dan penegasan sifat nasionalis mereka sebagai warga negara Amerika Serikat. 4. Menegaskan bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat Islam di seluruh dunia. 5. Membenahi penggunaan masjid dan pembinaannya, Imam Warits menyingkirkan kursikursi di dalam masjid (akibat pengaruh gereja) dan menyeragamkan pelaksanaan puasa pada bulan Ramadhan, dimana sebelumnya ada yang berpuasa pada bulan Desember. 6. Dalam bidang penataan organisasi, pada tahun 1976 merubah sistem kepemimpinan tunggal dengan mengangkat Majlis Imam yang terdiri dari enam orang, di bawah pimpinan Imam Warits sendiri. Masing-masing Imam mengkoordinasikan kegiatan organisasi di daerahnya sendiri. Beberapa kegiatan yang dikoordinasikan antara lain adalah masalah zakat, pendidikan, dakwah dan perdagangan serta hubungan baik dengan organisasi Islam lainnya dan masing-masing individu Muslim. Sekitar 266 masjid berdiri di Amerika, 156 didirikan oleh masyarakat Bilali dan 110 dibangun oleh masyarakat muslim lainnya. Masjid-masjid ini tersebar di beberapa negara bagian Amerika. Masjid terbagus berada di Washington, didirikan pada tahun 1952, sedangkan yang terbesar di Amerika adalah Islamic Center Detroit yang didirikan pada sekitar tahun 1962 - 1968 oleh para jamaah dan bantuan dari pemerintah Mesir, Arab Saudi, Iran dan Lebanon. Masjid menjadi pusat kegiatan, selain shalat lima waktu dan shalat Jum’at, dilaksanakan pula beberapa kegiatan memperingati hari-hari besar islam, Hari Raya, tarawih dan lainlain. Pendidikan agama biasanya dilaksanakan pada hari Minggu atau hari Sabtu. Di masjid juga terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku berbahasa Arab dan Inggris. Di dekat Universitas Chicago berdiri pusat AMM, tempat Imam Warits mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya. B. ISLAM DI EROPA a. Islam masuk ke Eropa Berbeda dengan masuknya Islam ke Amerika, Islam masuk ke Eropa melalui jalur kekuasaan pada zaman daulat Bani Umayah, Khalifah Al Walid yang berkuasa saat itu dan berkedudukan di Damaskus, mengirinkan pasukan ke Afrika Utara untuk mengadakan perluasan daerah. Mus bin Nusyair, Gubernur Afrika, lalu mengutus Thariq bin Ziad memimpin pasukan untuk mengadakan penjajakan ke Spanyol dan ternyata berhasil dengan gemilang tanpa perlawanan yang berarti. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 709 M. Kemudian pada tahun 710, Thariq bin Ziad dan pasukannya yang terdiri dari orang Barbar dan sedikit orang Arab mengulangi missinya berlayar mengarungi Laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di satu bukit yang kemudian diberi nama jabal Thariq (Gibraltar). Peperangan melawan pasukan Raja Spanyol (Roderick) berlangsung selama delapan hari dan dimenangkan oleh pasukan Islam, dan Roderick melarikan diri bersama pengikut setianya ke arah barat laut. Toledo, Archidona dan Granada menyusul dapat ditundukkan, kemudian Musa bin Nusyair menyusul ke Spanyol, dan dengan bantuan pasukan Roderick yang kemudian bergabung serta bantuan dan dukungan dari rakyat Spanyol yang tertindas oleh Roderick, Pasukan Islam dapat menguasai Spanyol, Prancis dan tetangganya. Bahkan kemudian sampai ke Skandanavia di Balkan dan terus masuk ke daerah Jerman, Hongaria, Bulgaria, Rumania dan lain-lain seperti Polandia dan Albania. Spanyol menjadi bagian dari Dinasti Umayah (semacam Propinsi) dengan ibukota Sevilla, dengan Gubernur : Musa bin Nusyair, Abdul Aziz bin Musa bin Musyair, lalu diganti oleh Abdur Rahman As Saqafi, Al Samah bin Malik, yang kemudian diganti oleh Abdur Rahman Al Ghafiqi (meninggal setelah perang tanding dengan pedang melawan karel martil panglima tentara Perancis, di daerah Prancis). Abdur Rahman Al Ghafiqi digantikan oleh Yusuf Al Fiqri, yang merupakan gubernur terakhir Dinasti Bani Umayah di Spanyol dan sekitarnya. Ketika pemerintahan Islam berada di tangan Dinasti Bani Abbasiyah, salah seorang keturunan dari Dinasti Bani Umayah bernama Abdur Rahman bin Mu’awiyah bin Hisyam melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan kekhalifahan di Spanyol, yang terpisah dari daulat Bani Abbasiyah di Damaskus. Abdur Rahman ini terkenal karena keberhasilannya di Spanyol dan mendapat julukan Ad-Dakhil “sang Penakluk”. Pemerintahan Islam baru berakhir sekitar tahun 1492 atau 1502, setelah sekitar delapan abad lebih berkuasa, setelah bersatunya raja-raja Eropa yang beragama Kristen terutama Raja SPanyol dan Portugal. b. Perkembangan Islam di Eropa Setelah secara militer Islam jatuh di Spanyol, maka kemudian terjadi pernikahan antara Raja Spanyol dan Ratu Portugal yaitu Ferdinand dengan Ratu Elisabet, tahun 1502. Dan setelah pernikahan itu, keduanya lalu meresmikan penghapusan semua bentuk syiar Islam di Spanyol dan tidak diizinkan lagi orang Islam menetap dan menjalankan agamanya dalam kerajaan mereka, walaupun dalam tempat yang tertutup. Semua kaum muslimin diusir dan atau dipaksa masuk agama Kristen secara kasar. Tidak boleh juga ada penduduk yang memakai nama Arab atau Islam. Kemudian bila terjadi pelanggaran terhadap larangan di atas, maka hukumannya adalah dipenggal kepalanya. Granada adalah daerah yang terakhir lepas dari tangan pemerintahan Islam di Spanyol. Hal ini terjadi pada tahun 1610, dan dilanjutkan dengan pengusiran terhadap kira-kira 50.000 kaum muslimin dan muslimat, tidak boleh menuju ke daerah muslim dan tidak boleh membawa bekal. Akhirnya di antara mereka ada yang meninggal di perjalanan karena kelaparan atau karena disiksa di perjalanan. Delapan abad Spanyol berada dalam kekuasaan raja-raja Islam, bukanlah waktu yang singkat. Kondisi ini terjadi oleh karena pemerintahan Islam tidak memperlakukan Spanyol sebagai negeri jajahan yang harus ditindas dan dibatasi kegiatannya, bahkan menjadikan Spanyol memiliki sejarah yang paling baik di seluruh Eropa pada abad pertengahan. Banyak sekali kemajuan yang telah dicapai umat Islam waktu itu, yang antara lain : 1. Di bidang agama, banyak melahirkan ulama besar yang tercatat ahli Hadits, Fiqih, Ilmu Kalam dan Ilmu Tashawuf .Imam Al Auza’i adalah salah seorang tokoh di bidang Fiqih, Ibnul Arabi (tokoh Tashawuf). 2. Di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, tercatat : Ibnu Rusydi adalah seorang filusuf terkenal dan ahli di bidang kedokteran. Al Majriti dari Cordova, Al Irqali dari Toledo dan Ibnul Aflah dari Sevilla, merupakan ahli Astronomi terkenal. 3. Di bidang arsitektur, Islam mewariskan bangunan-bangunan yang indah dan megah, yang sampai sekarang masih dapat disaksikan antara lain Istana Al Hamra di Granada, Masjid Cordova, Istana Ja’fariah, Tembok Toledo, Masjid Sevilla dan Istana AL makmun. Kemenangan raja-raja di Eropa terhadap pemerintahan Islam di Spanyol, membuat mereka lupa diri dan menjadikan Eropa sebagai penjajah, yang kemudian mengembangkan kekuasaannya sampai ke daerah-daerah muslim atau kerajaankerajaan Islam termasuk ke Indonesia, yang waktu itu masih terdiri dari beberapa Kerajaan Islam. Hubungan dengan dunia Islam terputus, dan baru mulai lagi sekitar abad 18 sampai sekarang, setelah banyak negara-negara Islam atau daerah yang berpenduduk mayoritas Islam mendapatkan kemerdekaannya dari penjajah Eropa. Pada abad ke 18 dan seterusnya, kemudian dikenal dengan abad Kebangkitan Umat Islam di seluruh dunia, pada masa ini banyak orang Islam yang datang ke Eropa baik sebagai imigran maupun dengan menuntut ilmu. Kemudian dikenal sebuah organisasi Islam yang disebut Young Muslim Association in Europa (YMAE), yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan. Orang-orang Islam mulai bisa dan berkembang lagi di Eropa, akan tetapi dengan kondisi yang bertolak belakang bila dibanding dengan keadaan mereka yang datang ke Eropa kira-kira sepuluh abad yang lalu. C. Islam di Australia a. Islam masuk ke Australia Islam masuk ke Australia baru pada abad ke 19, tepatnya antara tahun 1850 - 1870, bersamaan dengan didirikannya ibukota Negara Bagian Australia Selatan, Adelaide. Tidak terdapat catatan resmi tentang siapa pembawa Islam pertama ke benua Australia ini, diperkirakan mereka berasal dari pakistan atau dari Afghanistan. Pengetahuan mereka tentang Islampun relatif rendah, hal ini terbukti karena rendahnya materi pelajaran yang diberikan dan dengan cara yang sederhana pula. Hal seperti ini terjadi mungkin disebabkan karena kedatangan mereka ke Australia untuk tujuan bekerja, yang pada waktu itu dibutuhkan di Australia dalam rangka mengurus onta. Yang menarik bahwa pada tahun 1987 telah didirikan sebuah masjid kecil yang cukup indah dengan empat menara pada masing-masing sudutnya. Masjid ini didirikan di sebuah lapangan dimana orang-orang Afghan memelihara onta di sekitarnya. karena keterbatasan ilmu dan wawasan mereka hanya melakukan kegiatan dakwah Islam dengan sambil lalu saja. b. Perkembangan Islam di Australia Pada dasarnya kondisi Australia sangat memungkinkan untuk melaksanakan dakwah Islamiyah secara efektif, sebab Undang-undang Australia menjamin kebebasan beragama dan terdapat pula aturan yang jelas tentang perizinan mendirikan temapttempat beribadah, sesuai dengan aturan-aturan yang ada pada masing-masing agama. Jumlah pemeluk Islam di Australia ini sekitar 250.000 jiwa dan bahkan ada yang memperkirakan sampai 270.000 jiwa, sekitar 1,8% dari penduduk Australia yang berjumlah 15 juta jiwa. Orang-orang Islam tersebar di beberapa kota dan negara bagian, yaitu : 1. Canberra, ibukota Australia Umat Islam di Canberra berjumlah 2.000 orang, terdiri dari para Diplomat dan negaranegara Islam, cendekiawan dan mahasiswa dari berbagai negara serta imigran dari Lebanon dan Yugoslavia serta dari Indonesia dan lain-lain, yang bekerja di lembagalembaga pemerintah dan swasta. Di Canberra hanya ada satu amsjid, yang dibangun bersama oleh Kedutaan Besar Indonesia, Malaysia dan Kedutaan Besar Pakistan, diresmikan pada tahun 1961. Amin Hady, tamatan Universitas Al Azhar Cairo (berasal dari Jawa Tengah) diangkat menjadi Imam Masjid ini oleh AFIC (Australia Federation of Islamic Councils) 2. Victoria, negara bagian Victoria dengan ibukota Melbourne. Jumlah umat Islam di sini sekitar 120.000 jiwa, berasal dari Turki, Yugoslavia, Lebanon, Afghanistan, Albania, Pakistan, Indonesia dan lain-lain. Di Victoria terdapat 7 masjid, yang terbesar adalah masjid Umar bin Khattab, dilengkapi dengan kantor, perpustakaan, ruang pertemuan, ruang belajar dan ruang serba guna. 3. Negara bagian Australia Barat, ibukotanya Perth. Penduduknya berjumlah sekitar 1.265.000 jiwa, yang memeluk islam sekitar 12.000 orang, berasal dari beberapa negara Arab, Turki, Afghanistan, malaysia, Singapura, Indonesia dan lain-lain. Masjid yang ada di kota ini yaitu Masjid Afghanistan (Perth), Masjid Turki dan Masjid Islamic Council. 4. Quensland, merupakan negara bagian dengan ibukota Brisbone. Di daerah ini umat Islam hanya beberapa ribu saja. 5. South Australia (Australia Selatan), Northern Terrtoy (wilayah utara), Tasmania dan Kepulauan Christmas, juga terdapat pemeluk Islam dengan beberapa masjid. Pada tahun 1976 dibentuk organisasi yang merupakan federasi dengan nama Australia Federation of Islamic COuncil (AFIC). AFIC hanya ada pada tingkat federal sedangkan d i negara bagian dibentuk Islamic Cauncil dengan tugas mengurusi organisasi Islam di negara bagian masing-masing. Tugas AFIC adalah melaksanakan koordinasi dan kerjasama dakwah Islam di Australia, mendapat bantuan dana dari beberapa negara Arab, khususnya Arab Saudi dalam rangka membayar gaji Imam yang diangkat oleh AFIC dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sampai saat ini AFIC masih mengusahakan diakuinya beberapa hukum Islam dan hari libur untuk hari-hari besar Islam.Di samping AFIC terdapat pula organisasi mahasiswa Islam yang disebut Australian Students Organisation, dengan fokus kegiatan di daerah kampus. D. Islam di Afrika a. Agama Islam masuk ke Afrika Pada tahun 7 H, Rasulullah saw. menyampaikan dakwah Islam ke Afrika yaitu ke Mesir, yang pada waktu itu masih di bawah jajahan Romawi Timur. Beliau mengutus Hatib bin Abu Balta’ah untuk menyampaikan surat kepada Muqauqis, Gubernur Mesir saat itu. Seruan Rasul ini disambut baik oleh Muqauqis walaupun Islam belum diyakini menjadi agamanya. Muqauqis memberikan hadiah istimewa kepada Nabi saw. yaitu seorang puteri bernama Mariyah Al Qibthiyah, yang kelak menjadi ibu dari putera Rasul saw. yang bernama Ibrohim. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra, Amru bin Ash panglima perang waktu itu, mengusulkan kepada Khalifah untuk membebaskan Mesir dari cengkeraman dan penindasan Romawi yang bertindak sewenang-wenang terhadap penduduk Mesir, jajahannya.Adapun daerah-daerah di Afrika yang dimasuki Islam antara lain : Pada tahun 20 H atau kira-kira tahun 641 M, Amru bin Ash, atas persetujuan dari Khalifah, memulai perjuangannya membebaskan Mesir dengan hanya membawa sejumlah 4.000 pasukan, dan sebenarnya terlalu kecil bila dibanding kekuatan Romawi Timur yang ada di Mesir. Tapi berkat keteguhan iman dan semangat berjuang yang tinggi, akhirnya Mesir dapat dibebaskan dari cengkeraman Romawi. Pada tahun 693 M, berhasil membebaskan seluruh Afrika Utara. Pada tahun 698 M, Cartago, ibukota Romawi Timur di Afrika, dapat ditundukkan oleh pasukan Islam dan sejak itulah Romawi meninggalkan Afrika. Marokko di Afrika Barat, masuk Islam pada sekitar tahun 708 M, sedangkan bangsa Zanji, Afrika Tengah, baru masuk Islam pada abad X M. Ethiopia sudah masuk Islam sejak tahun 617 M. b. Perkembangan Islam di Afrika Perkembangan Islam di benua Afrika sungguh sangat memuaskan, karena diperkirakan sekitar 70% penduduknya meyakini kebenaran dan menganut agama Islam, sehingga ”Afrpka” kemudian mendapat julukan benua Islam. Di antara negara-negara di Afrika yang menerima Islam adalah : Ethiopia, Mesir, Lybia, Tunisia,Marokko, Ghana, Sudan, Nigeria, Aljazair, Somalia, Kenya, Tanzania, Zambia, Angola dan banyak lagi yang lainnya. Untuk sekedar menjadikan gambaran, di bawah ini akan dibahas perkembangan islam di Mesir dan Lybia secara ringkas. 1. Mesir Ketika memasuki Mesir, Amru bin Ash dan pasukannya memulai langkahnya dengan memasuki daerah kosong atau padang pasir, kemudian memasuki kota kecil “Al Arisy” tanpa mendapat perlawanan. Dari kota ini llau memasuki kota Al farma, yang merupakan pintu gerbang memasuki Mesir. Kota Farma menyerah setelah dikepung selama satu bulan, selanjutnya menuju Biblis, Tondamius (terletak di tepi sungai Nil), terus ke Ainu Syams dan kemudian menuju Babil, yang merupakan benteng terbesar di Mesir. Benteng Babil dapat dihancurkan setelah dikepung selama tujuh bulan, lalu menuju Iskandariyah sebuah kota pelabuhan yang besar, dan inilah kota terakhir yang tunduk terhadap pasukan Islam. Maka kemudian diadakan perjanjian antara Amru bin Ash dengan Muqauqis, dan sejak inilah maka Mesir menjadi daerah Islam sepenuhnya. Mesir merupakan kunci keberhasilan pasukan Islam membebaskan tanah Afrika dari cengkeraman penjajah. Mesir memiliki penduduk kurang lebih 41.990.000, dan tiga juta di antaranya pemeluk agama Kristen, selebihnya merupakan pemeluk Islam. Universitas Al Azhar yang terkenal itu telah berdiri sejak tahun 972 M, didirikan oleh Dinasti Fathimiyah. Universitas ini sampai saat ini tetap menjadi idola mahasiswa-mahasiswa muslim yang ingin mendalami ilmu agama, termasuk juga mahasiswa muslim Indonesia. 2. Lybia Republik Rakyat Lybia hanyalah sebuah negara Islam yang kecil, memiliki luas daerah 1.795.540 km dengan jumlah penduduk sekitar 2,9 juta jiwa, yang hampir 100% merupakan pemeluk Islam. Sebagian besar merupakan orang-orang Arab dan hanya sebagian kecil saja yang merupakan keturunan orang-orang Barbar. Dewasa ini Lybia dipimpin oleh seorang Presiden bernama Mu’amar Qathafi, yang memiliki sikap keras dan tidak mau kompromi terhadap sikap bangsa-bangsa barat yang dipromotori oleh Amerika Serikat.