Which One: Buku atau Pulsa? A pa yang terlintas di benak belia kalau mendengar kata “Membaca Buku?”. Hmm… belia bakalan dapat jawaban beragam. Ada yang suka, ada juga yang jawab, “Tergantung! Buku komik atau buku pelajaran?”. Atau respon lain yang lebih mengejutkan, “Baca buku? Uh, males banget deh!. Mendingan juga SMSan!”. Weleh. Kok jadi nyambung ke SMS sih??. Pulsa. Siapa yang gak cinta sama yang satu ini?. Coz sebagian besar belia pasti punya HaPe, walaupun cuma nebeng. Hehe. HaPe tanpa pulsa, dijamin, garing binti bete banget!. Gak bisa SMS-an, apalagi nelpon. Gak bisa ngontak temen, gebetan, atau mungkin pacar. Makanya, nggak heran banyak belia yang rela mengorbankan uang saku untuk membeli pulsa. Biar nggak jajan, yang penting tetap bisa keep contact sama sohib. Hidup pulsa!. Kalau pulsa adalah teman setia kita, pasti lain lagi dengan buku. Banyak remaja yang males baca buku, tapi nggak sedikit juga yang cinta. Selera bacanya juga bervariasi. Dimulai dari bacaan-bacaan ringan seperti komik, majalah dan teenlit, sampai bacaan serius bin beurat seperti novel, biografi, ensiklopedia, bukubuku pengembangan diri atau mungkin buku resep masakan (Waduh?). Sebenarnya apa sih arti buku buat para remaja?. Kok sampai ada remaja yang alergi buku, malah ada yang bilang kalau buku itu nggak penting?. Dan kenapa ada sebagian remaja lain yang menyanggah pernyataan tersebut dan berkata sebaliknya?. Hmm… let’s check it out!! Buku itu seperti ‘bunglon’. Terkadang jadi ‘sobat’ atau ‘musuh’. Sebuah buku dikatakan penting kalau kita mendapat manfaat dari buku tersebut. Apapun bentuknya. Misalnya, ilmu pengetahuan, humor, wawasan, de-el-el. Sebaliknya, sebuah buku dikatakan ‘musuh’ karena adanya kesalahan persepsi. Jika kita menyebutkan kata “Buku”, kebanyakan orang membayangkannya sebagai tumpukan kertas-kertas yang berisi barisan kata-kata dan kalimat yang njelimet dan bikin pusing. Wadoooh, ngebayanginnya aja udah bikin kepala nyut-nyutan. Mendingan disuruh SMS-an seharian sampai jempol bengkak, rela deh!. Oke deh, sebelum kita nge-judge mana yang lebih penting, buku atau pulsa, mendingan kita telusuri dulu plus minus kedua hal tersebut. Well, belia nggak salah juga kalau bilang pulsa itu penting. Karena pulsa dan HaPe mendukung dua jenis kegiatan komunikasi, yaitu lisan (telepon) dan tertulis (SMS). Kegiatan komunikasi juga nggak selamanya buruk atau nggak bermanfaat. Kenapa?. Karena dengan komunikasi, jaringan pergaulan kita jadi luas. Kita juga jadi punya banyak teman. Jadi, pulsa itu penting. Sekarang, bagaimana dengan buku?. Penting? Pasti. Nggak percaya? Coba aja jalan-jalan sambil bawa buku tebel. Pasti disangka anak pinter. Hehe. Bercanda kok. Yakin deh, pasti semua belia bilang kalau buku itu penting. Nggak terkecuali buku komik dan majalah. Tinggal gimana belia mengambil “sudut pandang” buku. Misalnya, kalau kita ingin hiburan atau rileks sejenak, tinggal ambil komik lucu yang seru, atau komik serial detektif yang agak mikir dikit. Mau nambah wawasan, tinggal baca ensiklopedia, majalah, tabloid atau buku pintar. Mau jadi smart? Gebet aja buku pelajaran, asal jangan pas ujian aja. Hehe. So, lebih penting mana? buku atau pulsa??. Jawabannya adalah: duaduanya!. Cuz pulsa mendukung komunikasi kita, sedangkan buku medukung ‘bobot diri’ kita. Kedua hal ini saling mendukung. Komunikasi yang keren adalah bukan sekadar komunikasi dengan bahasa yang “Gile Bener!!”, melainkan komunikasi yang berbobot, berkualitas dan tidak sok menggurui lawan bicaranya. Oh ya, pengetahuan dalam buku juga bisa bikin komunikasi kita terasa lebih asyik dan bermakna lho!. sesuai dengan pepatah, “Buku adalah Jendela Ilmu Pengetahuan”. Misalnya,