Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEBONROMO NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2012 Kingkin Ambar Wiraswati, Muhammad Sowwam Prodi D3 Keperawatan Akper YAPPI Sragen Abstraks Latar Belakang: Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare dan ISPA. Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada balita. Menurut Parashar tahun 2003, di dunia terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare. Dimana sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu tentang higiene makanan dengan kejadian diare pada Balita di desa kebonromo Ngrampal Sragen Tahun 2012. Metode : Menggunakan metode analitik korelasional Teknik Pengumpulan Data: Menggunakan penyebaran kuesioner pada 29 warga desa Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun 2012. Hasil:. nilai koefisien korelasi 0,907 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita tentang higiene makanan dengan kejadian diare pada balita di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita tentang higiene makanan dengan kejadian diare pada balita di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Kata kunci : Balita, Higiene, Diare. A. PENDAHULUAN 1. Dimana sebagian kematian tersebut Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare dan ISPA (Soetjiningsih, 2005 : 155). Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada balita. Menurut Parashar tahun 2003, di dunia terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare. terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007 : 10). Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar atau membersihkan tinja seorang anak serta membiarkan seorang anak bermain di Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 daerah dimana yang Jumlah kasus diare pada balita setiap terkontaminasi bakteri penyebab diare tahunnya rata-rata di atas 40%, hal ini (Ramaiah menunjukkan bahwa kasus diare pada S, ada 2000 pencegahan diare memberikan ASI, makanan : tinja 17). Upaya meliputi : balita masih tetap tinggi di bandingkan memperbaiki golongan umur lainnya. (Dinkes Jateng, pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, 2009). Kejadian diare di Kabupaten mencuci tangan, menggunakan jamban, Sragen pada tahun 2009 cukup tinggi membuang tinja bayi dengan benar dan yaitu sebanyak 2,71% dari total jumlah memberikan imunisasi campak karena penduduk, penyakit diare seluruhnya pemberian imunisasi campak dapat yang tercatat ada 23.538 kasus, untuk mencegah terjadinya diare yang lebih kasus diare pada balita sebesar 41,98% berat lagi (Depkes, 2007 : 59). Angka dari seluruh kasus sebanyak kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu penderita. Sedangkan data penyakit 432 per 1000 penduduk, dengan jumlah diare di Puskesmas Kabupaten Sragen kasus 10.980 penderita dengan jumlah tahun 2009 sebanyak 16.709 penderita ( kematian 277 ( CFR 2,52 % ). Di 6,09% ). Diare di Kabupaten Sragen Indonesia di laporkan terdapat 1,6 berada di posisi kelima dari 10 penyakit sampai 2 kejadian diare per tahun pada terbanyak di Puskesmas. ( DKK Sragen, balita, sehingga secara keseluruhan di 2009 ) perkirakan kejadian diare per tahun Kabupaten kecamatan terbagi pada balita berkisar antara 40 juta menjadi setahun dengan kematian sebanyak satunya adalah kecamatan Sambirejo. 200.000 – 400.000 balita. Pada survey Berdasarkan tahun 2000 yang dilakukan oleh Ditjen Sambirejo penderita diare pada tahun P2MPL Depkes di 10 provinsi di 2008 sebanyak 1.149 penderita dan dapatkanhasil bahwa dari 18.000 rumah diare pada balita 552 penderita. Pada tangga yang di survey di ambil sampel tahun 2009 sebanyak 1.162 penderita sebanyak 13.440 balita, dan kejadian dengan diare pada balita yaitu 1,3 episode sebanyak 480 penderita. Pada tahun kejadian diare per tahun ( Soebagyo, 2009 sebanyak 127 penderita. Jumlah 2008 ). balita di desa Blimbing sebanyak 347 Jumlah kasus diare 20 Sragen 9.883 data jumlah dari diare dan salah puskesmas pada balita di Jawa balita dan jumlah kasus pada balita Tengah tahun 2009 yaitu sebanyak sebanyak 70 penderita dengan IR 625.022 penderita dengan IR 1,93 %, 20,1%. (Puskesmas Ngrampal, 2009 ) sedangkan jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483 penderita. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 untuk terbentuknya tindakan seseorang 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan (Notoatmodjo, 2003 : 127). Pengetahuan adalah hasil tahu dari permasalahan sebagai berikut : “Apakah manusia ada hubungan pengetahuan ibu tentang pertanyaan “what” misalnya apa air, apa higiene makanan dengan kejadian diare manusia, apa alam dan sebagainya pada (Notoatmodjo, 2005 : 3) Balita di Desa Kebonromo Ngrampal Sragen Tahun 2012. yang sekedar menjawab Faktor-faktor yang mempengaruhi 3. Tujuan Penelitian pengetahuan diantaranya adalah : Umur a. dan pendidikan. Semakin cukup umur Tujuan umum Untuk hubungan mengetahui pengetahuan tentang higiene kejadian diare Kecamatan adanya ibu balita makanan Desa Ngrampal dengan tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir, belajar, bekerja sehingga Kebonromo pengetahuanpun akan bertambah. Dari Kabupaten segi kepercayaan masyarakat, seseorang Sragen Tahun 2012. yang lebih dewasa akan lebih dipercaya. b. (Nursalam & Siti Pariani, 2001 : 134). Tujuan khusus. 1) Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang higiene balita di makanan Desa Kecamatan Ngrampal Tingkat pendidikan yang terlalu pada rendah akan sulit memahami pesan atau Kebonromo informasi yang disampaikan. Semakin Kabupaten tinggi tingkat pendidikan seseorang Sragen Tahun 2012. semakin mudah menerima informasi 2) Mengidentifikasi kejadian diare pada balita di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun 2012. 3) Menganalisis sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Effendy N, 1998 : 248). b. Konsep Ibu Balita Ibu adalah seorang yang telah hubungan melahirkan anak. (Depdikbud, 2007) pengetahuan ibu tentang higiene Balita menurut Djoko Wijono makanan dengan kejadian diare (2006 : 63) merupakan salah satu pada balita di Desa Kebonromo periode usia manusia setelah bayi dan Kecamatan Ngrampal Kabupaten sebelum Sragen Tahun 2012. dibedakan Bayi (0-12 bulan), anak anak pra sekolah. Balita balita (13-36 bulan) dan anak balita (3760 bulan). 4. Kajian Teori a. Konsep Pengetahuan Pengetahuan atau c. Konsep Higiene Makanan kognitif Kata higiene berasal dari bahasa merupakan domain yang sangat penting Yunani yang berarti perawatan dan Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 pemeliharaan kesehatan (Widmer P, hangat, menutup makanan yang telah 2007 : 44). dimasak dan menyimpannya dengan Higiene adalah yang hati-hati, sedapat berhubungan dengan masalah kesehatan makanan yang dan berbagai ilmu mungkin masih bahan mentah usaha untuk dipisahkan dengan makanan yang sudah atau untuk dimasak dan air yang digunakan harus memperbaiki kesehatan (Purnawijayanti direbus terlebih dahulu agar bersih dan H.A, 2001 : 41). aman. (Juwono L, 2003 : 74-75). mempertahankan Balita lebih mudah terkena diare Manfaat penerapan higiene daripada anak-anak dan orang dewasa makanan dalam kehidupan sehari-hari karena mereka yang diberi susu botol adalah mengembangkan kebiasaan pola atau yang telah mendapatkan makanan hidup tambahan penyebaran penyakit belum kebersihan dapat dan menjaga bersih, mencegah terjadinya yang menular menyiapkan melalui makanan yang mengandung makanannya sendiri, sehingga kualitas mikroba atau kuman penyebab infeksi makanan dan minuman tergantung pada dan meningkatkan derajat kesehatan. ibu sebagai pengasuh utama. Perilaku (Purnawijayanti H.A, 2001 : 50). ibu dalam menjaga kebersihan dan d. Konsep Diare mengolah makanan sangat dipengaruhi Menurut Hidayat A.Alimul Aziz oleh pengetahuan ibu tentang cara (2006 : 12) diare adalah suatu keadaan pengolahan dan penyimpanan makanan pengeluaran tinja yang tidak normal yang higienis. atau tidak seperti biasanya, ditandai Beberapa dapat dengan peningkatan volume keenceran, higiene serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari makanan balita adalah sebagai berikut pada anak dan pada bayi lebih dari 4 Mencuci tangan dengan sabun dan air kali sehari dengan atau tanpa lendir mengalir darah. dilakukan cara untuk yang menjaga sebelum menyiapkan makanan, menggunakan bahan makanan yang segar untuk bahan 224) adalah keadaan frekuensi buang air makanan harus dicuci terlebih dahulu besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi sebelum untuk dan lebih dari 3 kali sehari pada anak, mengolah makanan harus bersih dan konsistensi feses encer, dapat berwarna selalu dicuci setelah dipakai, peralatan hijau atau dapat pula bercampur lendir makan balita termasuk piring, sendok dan darah atau lendir saja. diolah, diolah, Diare menurut Ngastiyah (2005 : peralatan dan gelas harus disendirikan. Pada Etiologi diare adalah infeksi , balita yang mendapat susu formula Faktor makanan maka botolnya harus direbus dalam air beracun, alergi terhadap makanan) dan Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. (makanan basi, Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 faktor psikologis rasa takut dan cemas Sampel 29 orang. Teknik sampling (Ngastiyah, 2005 : 143). simple random sampling. 5. Hipotesa Teknik Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengumpulan data penelitian adalah: hubungan antara pengetahuan yang digunakan 1. Kuisioner ibu untuk untukmengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang higiene makanan dengan tentang hygiene makanan kejadian diare pada balita. 2. Buku KIA untuk mengetahui riwayat penyakit diare yang pernah diderita oleh balita B. METODE PENELITIAN metode penelitian yang digunakan C. HASIL DAN PEMBAHASAN adalah metode analitik korelasional. 1. Hasil Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada a. Tingkat pengetahuan ibu balita bulan Maret sampai September 2012. tentang higiene makanan Penelitian ini di lakukan di Desa Kebonromo Kecamatan Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan Ngrampal bahwa responden yang Kabupaten Sragen. pengetahuan Baik yaitu berjumlah 18 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yg mempunyai orang (62,07%) dan yang mempunyai balita pengetahuan Cukup yaitu berjumlah 7 bertempat tinggal tinggal di Desa Kebonromo Kabupaten Kecamatan Sragen orang (24,14%) dan yang pengetahuan Ngrampal sebanyak Kurang 4 orang (13,79%). 42. Tabel 1 Distribusi Pengetahuan IbuTentang Higiene Makanan Di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen No Pengetahuan Jumlah 1 BAIK 18 62,07% 2 CUKUP 7 24,14% 3 KURANG 4 13,79% 29 100 % Jumlah mempunyai Sumber : Data primer Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Presentase Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 mengalami diare sebanyak 21 balita b. Kejadian diare pada balita Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan (72,59%) dan balita yang tidak diare bahwa terdapat balita yang sebanyak 8 balita (27,41%). Tabel 2 Distribusi Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen No Kejadian Diare Jumlah Presentase 1 TIDAK DIARE 8 27,41% 2 DIARE 21 72,59% 29 100 % Jumlah Sumber : Data primer c. Hubungan pengetahuan pengetahuan ibu cukup sebanyak 7 balita tentang higiene makanan responden (24,14%), pengetahuan baik dengan sebanyak 4 responden (13,79%). kejadian diare pada uji spearman’s rho didapatkan balita nilai koefisien korelasi 0,907 berarti Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan kekuatan korelasi antara pengetahuan bahwa balita yang tidak diare sebanyak ibu balita tentang higiene makanan 21 balita (72,41%) dan dengan kejadian diare pada balita balita yang diare sebanyak 8 balita (27,59%). adalah baik. Ditandai dengan angka Responden kejadian diare yang rendah dan tingkat mempunyai pengetahuan kurang tingkat sebanyak 18 pengetahuan ibu yang baik. responden (62,07%), Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Higiene Makanan Dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Kebonromo Ngrampal Sragen Pengetahuan higine makanan No Baik Cukup Kurang Jumlah Diare 1 DIARE 1 5 15 21 72,41% 2 Tidak DIARE 3 2 3 8 27,59% 29 100 % Jumlah 4 13,79% 7 24,14% 18 Sumber : Data primer Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. 62,07% Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 b. Kejadian diare pada balita di Desa 2. Pembahasan a. Pengetahuan ibu balita tentang Kebonromo higiene makanan Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Dari distribusi responden berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian diatas tingkat pengetahuan ibu balita tentang dapat diketahui kejadian diare pada balita hygiene makanan di Desa Kebonromo masih cukup tinggi, Dari 29 responden Kecamatan Kecamatan didapatkan Kabupaten Sragen,sebagian responden mempunyai pengetahuan kurang Ngrampal 7 balita responden menderita diare sebanyak 21 tingkat balita (72,41%) dan yang tidak diare sebanyak responden besar besar 18 sebanyak 8 balita (27,59%). responden (62,07%), pengetahuan cukup sebanyak sebagian Menurut Lilian Juwono (2003) balita (24,14%), lebih mudah terkena diare dari pada anak- pengetahuan baik sebanyak 4 responden anak dan orang dewasa karena mereka (13,79%). Dari hasil penelitian diatas yang diberi susu botol atau yang telah terbukti bahwa masih banyak ibu balita mendapatkan makanan tambahan belum yang memiliki tingkat pengetahuan baik dapat tapi masih memiliki anak yang mudah menyiapkan terserang diare. Hal ini lebih banyak sehingga kualitas makanan dan minuman terjadi karena faktor linkungan sekitar tergantung pada ibu sebagai pengasuh tempat tinggal. Masih sangat diharapkan utama. Perilaku ibu bagi ibu yang mempunyai anak balita kebersihan dan mengolah makanan sangat untuk lebih mempedulikan lingkungan dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang tempat tinggal dan juga di harapkan pada cara keluarga makanan yang higienis yang memperhatikan tinggal untuk lingkungan lebih tumbuh kembang balita. Menurut S (2003), kebersihan makanannya pengolahan dan sendiri, dalam menjaga dan penyimpanan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Notoatmodjo menjaga Desa Ngrampal Kebonromo Kabupaten dimana balita domain menyiapkan makanannya sendiri sehingga sangat penting untuk mampu Sragen pengetahuan atau kognitif merupakan yang belum Kecamatan menjaga dan terbentuknya tindakan seseorang. tubuh balita sangat rentan untuk terkena Pendapat diatas sesuai dengan keadaan penyakit diare karena patogen penyebab ibu balita di Desa Kebonromo Kecamatan diare dapat ditularkan melalui makanan, Ngrampal air dan peralatan makan maupun masak. Kabupaten Sragen bahwa sebagian besar ibu balita mempunyai c. Hubungan pengetahuan ibu balita pengetahuan yang baik tentang higiene tentang higiene makanan balita dengan makanan. kejadian diare pada balita Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 Berdasarkan penelitian analisa yang Kebonromo data dilakukan hasil di Kecamatan Desa Ngrampal Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang perlu diperhatkan yaitu : 1. Bagi profesi perawat Kabupaten Sragen dengan menggunakan Meningkatkan frekuensi penyuluhan uji spearman’s rho didapatkan ρ : 0,00 (ρ tentang higiene makanan balita dan < 0,05) dengan nilai koefisien korelasi faktor-faktor 0,907. Hal ini menunjukkan bahwa ada resiko terjadinya diare pada balita hubungan antara pengetahuan ibu balita serta tentang higiene makanan dengan kejadian kesehatan diare pada balita di Desa Kebonromo maupun Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen diare pada balita. dengan kekuatan korelasi antara 2. yang meningkatkan mengoptimalkan baik pelayanan untuk mencegah penanggulangan masalah Bagi masyarakat di Desa Kebonromo pengetahuan ibu balita tentang higiene Meningkatkan kerjasama antara makanan dengan kejadian diare pada perangkat desa, masyarakat dengan balita adalah tinggi petugas kesehatan setempat dalam menyukseskan program-program yang D. SIMPULAN DAN SARAN diadakan serta saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas keluarga. Berdasarkan hasil penelitian ini 3. Bagi responden maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari 29 sebagian responden besar berpengetahuan Diharapkan bagi orang tua khususnya yang diteliti responden masih kurang yaitu ibu untuk meningkatkan kesadarannya akan higiene makanan balita, karena daya tahan tubuh balita yang msih sebanyak 4 responden (13,79%). 2. Dari 29 responden yang lemah salah satunya adalah sistem diteliti saluran sebagian besar responden mengalami pengetahuan dijaga ibu antara balita Sragen Ngrampal Kabupaten dan dari penyiapan, penyimpanannya untuk mencegah terjadinya penyakit higiene makanan dengan kejadian Kecamatan mulai pemasakan tentang diare pada balita di Desa Kebonromo rentan sehingga higiene makanan balita harus (72,41%). hubungan yang terhadap bakteri penyebab penyakit diare yaitu sebanyak 21 responden 3. Terdapat pencernaan diare. 4. Bagi peneliti Peneliti berharap selanjutnya mampu melengkapi penelitian ini sehingga menjadi lebih sempurna. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: RinekaCipta. Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Budiarto, Eko.2001. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :Rineka Cipta. DepartemenKesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu: Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsipDasar). Jakarta: RinekaCipta. Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).Jakarta :Depkes RI. DepartemenKesehatan RI. 2007. Peta Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI. Dinas Kesehatan Untuk Kedokt Sragen.2009.Profil Kesehatan Tahun 2009. Sragen: Dinkes Sragen. Notoatmodjo, 2005, Metodologi Pendidikan Kesehatan, Jakarta :RinekaCipta. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teoridan Apliokasi, Jakarta : RinekaCipta. . Nursalam. 2003. Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Efendy. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hidayat, A.A.A 2007, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : BinekaCipta. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan …. Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….