Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013 HUBUNGAN

advertisement
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENE MAKANAN
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA
DI DESA KEBONROMO NGRAMPAL
SRAGEN TAHUN 2012
Kingkin Ambar Wiraswati, Muhammad Sowwam
Prodi D3 Keperawatan Akper YAPPI Sragen
Abstraks
Latar Belakang: Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan
penyakit, utamanya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah
diare dan ISPA. Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama pada balita. Menurut Parashar tahun 2003, di dunia
terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare. Dimana
sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia . Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu tentang higiene makanan
dengan kejadian diare pada Balita di desa kebonromo Ngrampal Sragen Tahun 2012.
Metode : Menggunakan metode analitik korelasional
Teknik Pengumpulan Data: Menggunakan penyebaran kuesioner pada 29 warga desa
Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun 2012.
Hasil:. nilai koefisien korelasi 0,907 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu balita tentang higiene makanan dengan kejadian diare pada
balita di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen
Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita tentang
higiene makanan dengan kejadian diare pada balita di Desa Kebonromo Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen
Kata kunci : Balita, Higiene, Diare.
A. PENDAHULUAN
1.
Dimana sebagian kematian tersebut
Latar Belakang
Balita merupakan kelompok umur
yang rawan gizi dan rawan penyakit,
utamanya penyakit infeksi. Salah satu
penyakit infeksi pada balita adalah diare
dan ISPA (Soetjiningsih, 2005 : 155).
Diare merupakan salah satu penyebab
angka kematian dan kesakitan tertinggi
pada
anak,
terutama
pada
balita.
Menurut Parashar tahun 2003, di dunia
terdapat 6 juta balita yang meninggal
tiap tahunnya karena penyakit diare.
terjadi di negara berkembang termasuk
Indonesia (Depkes RI, 2007 : 10).
Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko terjadinya diare adalah faktor
lingkungan, praktik penyapihan yang
buruk dan malnutrisi. Diare dapat
menyebar melalui praktik-praktik yang
tidak
higienis
seperti
menyiapkan
makanan dengan tangan yang belum
dicuci, setelah buang air besar atau
membersihkan tinja seorang anak serta
membiarkan seorang anak bermain di
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
daerah
dimana
yang
Jumlah kasus diare pada balita setiap
terkontaminasi bakteri penyebab diare
tahunnya rata-rata di atas 40%, hal ini
(Ramaiah
menunjukkan bahwa kasus diare pada
S,
ada
2000
pencegahan
diare
memberikan
ASI,
makanan
:
tinja
17).
Upaya
meliputi
:
balita masih tetap tinggi di bandingkan
memperbaiki
golongan umur lainnya. (Dinkes Jateng,
pendamping
ASI,
menggunakan air bersih yang cukup,
2009).
Kejadian
diare
di
Kabupaten
mencuci tangan, menggunakan jamban,
Sragen pada tahun 2009 cukup tinggi
membuang tinja bayi dengan benar dan
yaitu sebanyak 2,71% dari total jumlah
memberikan imunisasi campak karena
penduduk, penyakit diare seluruhnya
pemberian imunisasi campak dapat
yang tercatat ada 23.538 kasus, untuk
mencegah terjadinya diare yang lebih
kasus diare pada balita sebesar 41,98%
berat lagi (Depkes, 2007 : 59). Angka
dari seluruh kasus sebanyak
kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu
penderita. Sedangkan data penyakit
432 per 1000 penduduk, dengan jumlah
diare di Puskesmas Kabupaten Sragen
kasus 10.980 penderita dengan jumlah
tahun 2009 sebanyak 16.709 penderita (
kematian 277 ( CFR 2,52 % ). Di
6,09% ). Diare di Kabupaten Sragen
Indonesia di laporkan terdapat 1,6
berada di posisi kelima dari 10 penyakit
sampai 2 kejadian diare per tahun pada
terbanyak di Puskesmas. ( DKK Sragen,
balita, sehingga secara keseluruhan di
2009 )
perkirakan kejadian diare per tahun
Kabupaten
kecamatan
terbagi
pada balita berkisar antara 40 juta
menjadi
setahun dengan kematian sebanyak
satunya adalah kecamatan Sambirejo.
200.000 – 400.000 balita. Pada survey
Berdasarkan
tahun 2000 yang dilakukan oleh Ditjen
Sambirejo penderita diare pada tahun
P2MPL Depkes di 10 provinsi di
2008 sebanyak 1.149 penderita dan
dapatkanhasil bahwa dari 18.000 rumah
diare pada balita 552 penderita. Pada
tangga yang di survey di ambil sampel
tahun 2009 sebanyak 1.162 penderita
sebanyak 13.440 balita, dan kejadian
dengan
diare pada balita yaitu 1,3 episode
sebanyak 480 penderita. Pada tahun
kejadian diare per tahun ( Soebagyo,
2009 sebanyak 127 penderita. Jumlah
2008 ).
balita di desa Blimbing sebanyak 347
Jumlah kasus diare
20
Sragen
9.883
data
jumlah
dari
diare
dan
salah
puskesmas
pada
balita
di Jawa
balita dan jumlah kasus pada balita
Tengah tahun 2009 yaitu sebanyak
sebanyak 70 penderita dengan IR
625.022 penderita dengan IR 1,93 %,
20,1%. (Puskesmas Ngrampal, 2009 )
sedangkan jumlah kasus diare pada
balita yaitu sebanyak 269.483 penderita.
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
untuk terbentuknya tindakan seseorang
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di
atas,
maka
dapat
dirumuskan
(Notoatmodjo, 2003 : 127).
Pengetahuan adalah hasil tahu dari
permasalahan sebagai berikut : “Apakah
manusia
ada hubungan pengetahuan ibu tentang
pertanyaan “what” misalnya apa air, apa
higiene makanan dengan kejadian diare
manusia, apa alam dan sebagainya
pada
(Notoatmodjo, 2005 : 3)
Balita
di
Desa
Kebonromo
Ngrampal Sragen Tahun 2012.
yang
sekedar
menjawab
Faktor-faktor yang mempengaruhi
3. Tujuan Penelitian
pengetahuan diantaranya adalah : Umur
a.
dan pendidikan. Semakin cukup umur
Tujuan umum
Untuk
hubungan
mengetahui
pengetahuan
tentang
higiene
kejadian
diare
Kecamatan
adanya
ibu
balita
makanan
Desa
Ngrampal
dengan
tingkat
pematangan
dan
kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berfikir,
belajar,
bekerja
sehingga
Kebonromo
pengetahuanpun akan bertambah. Dari
Kabupaten
segi kepercayaan masyarakat, seseorang
Sragen Tahun 2012.
yang lebih dewasa akan lebih dipercaya.
b.
(Nursalam & Siti Pariani, 2001 : 134).
Tujuan khusus.
1) Mengidentifikasi pengetahuan ibu
tentang
higiene
balita
di
makanan
Desa
Kecamatan Ngrampal
Tingkat pendidikan yang terlalu
pada
rendah akan sulit memahami pesan atau
Kebonromo
informasi yang disampaikan. Semakin
Kabupaten
tinggi tingkat pendidikan seseorang
Sragen Tahun 2012.
semakin mudah menerima informasi
2) Mengidentifikasi kejadian diare
pada balita di Desa Kebonromo
Kecamatan Ngrampal Kabupaten
Sragen Tahun 2012.
3) Menganalisis
sehingga banyak pula pengetahuan yang
dimiliki (Effendy N, 1998 : 248).
b. Konsep Ibu Balita
Ibu adalah seorang yang telah
hubungan
melahirkan anak. (Depdikbud, 2007)
pengetahuan ibu tentang higiene
Balita menurut Djoko Wijono
makanan dengan kejadian diare
(2006 : 63) merupakan salah satu
pada balita di Desa Kebonromo
periode usia manusia setelah bayi dan
Kecamatan Ngrampal Kabupaten
sebelum
Sragen Tahun 2012.
dibedakan Bayi (0-12 bulan), anak
anak
pra
sekolah.
Balita
balita (13-36 bulan) dan anak balita (3760 bulan).
4. Kajian Teori
a. Konsep Pengetahuan
Pengetahuan
atau
c. Konsep Higiene Makanan
kognitif
Kata higiene berasal dari bahasa
merupakan domain yang sangat penting
Yunani yang berarti perawatan dan
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
pemeliharaan kesehatan (Widmer P,
hangat, menutup makanan yang telah
2007 : 44).
dimasak dan menyimpannya dengan
Higiene
adalah
yang
hati-hati,
sedapat
berhubungan dengan masalah kesehatan
makanan
yang
dan
berbagai
ilmu
mungkin
masih
bahan
mentah
usaha
untuk
dipisahkan dengan makanan yang sudah
atau
untuk
dimasak dan air yang digunakan harus
memperbaiki kesehatan (Purnawijayanti
direbus terlebih dahulu agar bersih dan
H.A, 2001 : 41).
aman. (Juwono L, 2003 : 74-75).
mempertahankan
Balita lebih mudah terkena diare
Manfaat
penerapan
higiene
daripada anak-anak dan orang dewasa
makanan dalam kehidupan sehari-hari
karena mereka yang diberi susu botol
adalah mengembangkan kebiasaan pola
atau yang telah mendapatkan makanan
hidup
tambahan
penyebaran penyakit
belum
kebersihan
dapat
dan
menjaga
bersih,
mencegah
terjadinya
yang menular
menyiapkan
melalui makanan yang mengandung
makanannya sendiri, sehingga kualitas
mikroba atau kuman penyebab infeksi
makanan dan minuman tergantung pada
dan meningkatkan derajat kesehatan.
ibu sebagai pengasuh utama. Perilaku
(Purnawijayanti H.A, 2001 : 50).
ibu dalam menjaga kebersihan dan
d. Konsep Diare
mengolah makanan sangat dipengaruhi
Menurut Hidayat A.Alimul Aziz
oleh pengetahuan ibu tentang cara
(2006 : 12) diare adalah suatu keadaan
pengolahan dan penyimpanan makanan
pengeluaran tinja yang tidak normal
yang higienis.
atau tidak seperti biasanya, ditandai
Beberapa
dapat
dengan peningkatan volume keenceran,
higiene
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari
makanan balita adalah sebagai berikut
pada anak dan pada bayi lebih dari 4
Mencuci tangan dengan sabun dan air
kali sehari dengan atau tanpa lendir
mengalir
darah.
dilakukan
cara
untuk
yang
menjaga
sebelum
menyiapkan
makanan, menggunakan bahan makanan
yang
segar
untuk
bahan
224) adalah keadaan frekuensi buang air
makanan harus dicuci terlebih dahulu
besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi
sebelum
untuk
dan lebih dari 3 kali sehari pada anak,
mengolah makanan harus bersih dan
konsistensi feses encer, dapat berwarna
selalu dicuci setelah dipakai, peralatan
hijau atau dapat pula bercampur lendir
makan balita termasuk piring, sendok
dan darah atau lendir saja.
diolah,
diolah,
Diare menurut Ngastiyah (2005 :
peralatan
dan gelas harus disendirikan. Pada
Etiologi diare adalah infeksi ,
balita yang mendapat susu formula
Faktor
makanan
maka botolnya harus direbus dalam air
beracun, alergi terhadap makanan) dan
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
(makanan
basi,
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
faktor psikologis rasa takut dan cemas
Sampel 29 orang. Teknik sampling
(Ngastiyah, 2005 : 143).
simple random sampling.
5. Hipotesa
Teknik
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada
pengumpulan data penelitian adalah:
hubungan
antara
pengetahuan
yang
digunakan
1. Kuisioner
ibu
untuk
untukmengetahui
tingkat pengetahuan ibu balita
tentang
higiene
makanan
dengan
tentang hygiene makanan
kejadian diare pada balita.
2. Buku KIA untuk mengetahui
riwayat penyakit diare yang
pernah diderita oleh balita
B. METODE PENELITIAN
metode penelitian yang digunakan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah metode analitik korelasional.
1. Hasil Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada
a. Tingkat pengetahuan ibu balita
bulan Maret sampai September 2012.
tentang higiene makanan
Penelitian ini di lakukan di Desa
Kebonromo
Kecamatan
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
Ngrampal
bahwa responden yang
Kabupaten Sragen.
pengetahuan Baik yaitu berjumlah 18
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh
ibu
yg
mempunyai
orang (62,07%) dan yang mempunyai
balita
pengetahuan Cukup yaitu berjumlah 7
bertempat tinggal tinggal di Desa
Kebonromo
Kabupaten
Kecamatan
Sragen
orang (24,14%) dan yang pengetahuan
Ngrampal
sebanyak
Kurang 4 orang (13,79%).
42.
Tabel 1
Distribusi Pengetahuan IbuTentang Higiene Makanan
Di Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal
Kabupaten Sragen
No
Pengetahuan
Jumlah
1
BAIK
18
62,07%
2
CUKUP
7
24,14%
3
KURANG
4
13,79%
29
100 %
Jumlah
mempunyai
Sumber : Data primer
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Presentase
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
mengalami diare sebanyak 21 balita
b. Kejadian diare pada balita
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan
(72,59%) dan balita yang tidak diare
bahwa terdapat balita yang
sebanyak 8 balita (27,41%).
Tabel 2
Distribusi Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Kebonromo
Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen
No
Kejadian Diare
Jumlah
Presentase
1
TIDAK DIARE
8
27,41%
2
DIARE
21
72,59%
29
100 %
Jumlah
Sumber : Data primer
c.
Hubungan
pengetahuan
pengetahuan
ibu
cukup
sebanyak
7
balita tentang higiene makanan
responden (24,14%), pengetahuan baik
dengan
sebanyak 4 responden (13,79%).
kejadian
diare
pada
uji spearman’s rho didapatkan
balita
nilai koefisien korelasi 0,907 berarti
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan
kekuatan korelasi antara pengetahuan
bahwa balita yang tidak diare sebanyak
ibu balita tentang higiene makanan
21 balita (72,41%) dan
dengan kejadian diare pada balita
balita yang
diare sebanyak 8 balita (27,59%).
adalah baik. Ditandai dengan angka
Responden
kejadian diare yang rendah dan tingkat
mempunyai
pengetahuan
kurang
tingkat
sebanyak
18
pengetahuan
ibu
yang
baik.
responden (62,07%),
Tabel 3
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Higiene Makanan
Dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Kebonromo
Ngrampal Sragen
Pengetahuan
higine
makanan
No
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Diare
1
DIARE
1
5
15
21
72,41%
2
Tidak DIARE
3
2
3
8
27,59%
29
100 %
Jumlah
4
13,79%
7
24,14%
18
Sumber : Data primer
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
62,07%
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
b. Kejadian diare pada balita di Desa
2. Pembahasan
a.
Pengetahuan
ibu
balita
tentang
Kebonromo
higiene makanan
Kecamatan
Ngrampal
Kabupaten Sragen
Dari distribusi responden berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian diatas
tingkat pengetahuan ibu balita tentang
dapat diketahui kejadian diare pada balita
hygiene makanan di Desa Kebonromo
masih cukup tinggi, Dari 29 responden
Kecamatan
Kecamatan
didapatkan
Kabupaten
Sragen,sebagian
responden
mempunyai
pengetahuan
kurang
Ngrampal
7
balita
responden menderita diare sebanyak 21
tingkat
balita (72,41%) dan yang tidak diare
sebanyak
responden
besar
besar
18
sebanyak 8 balita (27,59%).
responden (62,07%), pengetahuan cukup
sebanyak
sebagian
Menurut Lilian Juwono (2003) balita
(24,14%),
lebih mudah terkena diare dari pada anak-
pengetahuan baik sebanyak 4 responden
anak dan orang dewasa karena mereka
(13,79%). Dari hasil penelitian diatas
yang diberi susu botol atau yang telah
terbukti bahwa masih banyak ibu balita
mendapatkan makanan tambahan belum
yang memiliki tingkat pengetahuan baik
dapat
tapi masih memiliki anak yang mudah
menyiapkan
terserang diare. Hal ini lebih banyak
sehingga kualitas makanan dan minuman
terjadi karena faktor linkungan sekitar
tergantung pada ibu sebagai pengasuh
tempat tinggal. Masih sangat diharapkan
utama. Perilaku ibu
bagi ibu yang mempunyai anak balita
kebersihan dan mengolah makanan sangat
untuk lebih mempedulikan lingkungan
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang
tempat tinggal dan juga di harapkan pada
cara
keluarga
makanan yang higienis
yang
memperhatikan
tinggal
untuk
lingkungan
lebih
tumbuh
kembang balita.
Menurut
S
(2003),
kebersihan
makanannya
pengolahan
dan
sendiri,
dalam menjaga
dan
penyimpanan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
di
Notoatmodjo
menjaga
Desa
Ngrampal
Kebonromo
Kabupaten
dimana
balita
domain
menyiapkan makanannya sendiri sehingga
sangat
penting
untuk
mampu
Sragen
pengetahuan atau kognitif merupakan
yang
belum
Kecamatan
menjaga
dan
terbentuknya tindakan seseorang.
tubuh balita sangat rentan untuk terkena
Pendapat diatas sesuai dengan keadaan
penyakit diare karena patogen penyebab
ibu balita di Desa Kebonromo Kecamatan
diare dapat ditularkan melalui makanan,
Ngrampal
air dan peralatan makan maupun masak.
Kabupaten
Sragen
bahwa
sebagian besar ibu balita mempunyai
c. Hubungan
pengetahuan
ibu
balita
pengetahuan yang baik tentang higiene
tentang higiene makanan balita dengan
makanan.
kejadian diare pada balita
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
Berdasarkan
penelitian
analisa
yang
Kebonromo
data
dilakukan
hasil
di
Kecamatan
Desa
Ngrampal
Berdasarkan kesimpulan di atas maka
saran yang perlu diperhatkan yaitu :
1. Bagi profesi perawat
Kabupaten Sragen dengan menggunakan
Meningkatkan frekuensi penyuluhan
uji spearman’s rho didapatkan ρ : 0,00 (ρ
tentang higiene makanan balita dan
< 0,05) dengan nilai koefisien korelasi
faktor-faktor
0,907. Hal ini menunjukkan bahwa ada
resiko terjadinya diare pada balita
hubungan antara pengetahuan ibu balita
serta
tentang higiene makanan dengan kejadian
kesehatan
diare pada balita di Desa Kebonromo
maupun
Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen
diare pada balita.
dengan
kekuatan
korelasi
antara
2.
yang
meningkatkan
mengoptimalkan
baik
pelayanan
untuk
mencegah
penanggulangan
masalah
Bagi masyarakat di Desa Kebonromo
pengetahuan ibu balita tentang higiene
Meningkatkan
kerjasama
antara
makanan dengan kejadian diare pada
perangkat desa, masyarakat dengan
balita adalah tinggi
petugas kesehatan setempat dalam
menyukseskan program-program yang
D. SIMPULAN DAN SARAN
diadakan serta saling bekerjasama
untuk meningkatkan kualitas keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian ini
3. Bagi responden
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari
29
sebagian
responden
besar
berpengetahuan
Diharapkan bagi orang tua khususnya
yang
diteliti
responden
masih
kurang
yaitu
ibu untuk meningkatkan kesadarannya
akan higiene makanan balita, karena
daya tahan tubuh balita yang msih
sebanyak 4 responden (13,79%).
2. Dari
29
responden
yang
lemah salah satunya adalah sistem
diteliti
saluran
sebagian besar responden mengalami
pengetahuan
dijaga
ibu
antara
balita
Sragen
Ngrampal
Kabupaten
dan
dari
penyiapan,
penyimpanannya
untuk mencegah terjadinya penyakit
higiene makanan dengan kejadian
Kecamatan
mulai
pemasakan
tentang
diare pada balita di Desa Kebonromo
rentan
sehingga higiene makanan balita harus
(72,41%).
hubungan
yang
terhadap bakteri penyebab penyakit
diare yaitu sebanyak 21 responden
3. Terdapat
pencernaan
diare.
4.
Bagi peneliti
Peneliti berharap selanjutnya mampu
melengkapi penelitian ini sehingga
menjadi lebih sempurna.
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi VI. Jakarta: RinekaCipta.
Notoatmodjo,
2002.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta.
Budiarto, Eko.2001. Biostatistik Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, 2003,
Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta :Rineka
Cipta.
DepartemenKesehatan RI. 2000. Buku
Kader Posyandu: Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Prinsip-prinsipDasar).
Jakarta: RinekaCipta.
Departemen
Kesehatan
RI.
2003.
Pedoman
Pemantauan
Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS KIA).Jakarta :Depkes RI.
DepartemenKesehatan RI. 2007. Peta
Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta:
Depkes RI.
Dinas Kesehatan
Untuk Kedokt
Sragen.2009.Profil Kesehatan Tahun
2009. Sragen: Dinkes Sragen.
Notoatmodjo,
2005,
Metodologi
Pendidikan
Kesehatan,
Jakarta
:RinekaCipta.
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan
Teoridan
Apliokasi, Jakarta :
RinekaCipta.
.
Nursalam. 2003. Konsepdan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba
Medika
Efendy. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, A.A.A 2007, Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
BinekaCipta.
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Jurnal CARE Akper YAPPI Vol 2 No 3 Januari 2013
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Higiene Makanan ….
Download