Teori Penerbitan, Teori Komunikasi, dan Teori Jurnalistik Persamaan dan Perbedaan 1 Teori Penerbitan Teori penerbitan adalah semua benda tercetak berisi tulisan atau karangan, kumpulan foto atau reproduksi karya-karya gambar lainnya, yang mempunyai nilai berita penerangan, ilmu pengetahuan, dan hiburan. Penerbitan dari asal kata terbit, juga dikenal dengan istilah publikasi, yaitu media tercetak buku, brosur atau boklet, pamflet atau poster, majalah dan surat kabar. Penerbitan dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu penerbitan khusus dan penerbitan pers. Segala bentuk penerbitan dapat diselenggarakan secara tetap (reguler) dan tidak tetap. Pada umumnya penerbitan khusus seperti buku, brosur atau pamflet, baik yang berbentuk suplemen atau sisipan suatu majalan dan surat kabar maupun secara lepas, merupakan penerbitan tidak tetap. Dalam buku, suatu penerbitan perusahaan swasta atau pemerintah yang komersial akan mencetak satu judul sebanyak, misalnya, 3.000 eksemplar dan menunggu selama jumlah bulan atau beberapa tahun sampai sebagian terjualselama memutuskan untuk melakukan cetak ulang sebanyak jumlah edisi pertama atau pun lebih. Penerbitan buku, brosur atau pamflet yang diselenggarakan oleh kantor-kantor pemerintah biasanya tidak dijual melainkan diedarkan secara gratis. Penerbitan pers adalah media tercetak bersifat umum yang teratur waktu terbitnya, setiap hari atau setiap minggu, berisi berita, ulasan, berbagai macam karangan dan gambar. Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pers, penerbitan berkala dan siaran radio, televisi, instansi pemerintah, badan umum dan badan swasta lainnya. Surat kabar harian adalah penerbitan setiap hari atau sekurang-kurangnya 2 enam kali seminggu. Penerbitan berkala adalah penerbitan lainnya yang diterbitkan dalam jangka waktu tertentu, atau sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. Peraturan yang berlaku di Indonesia memberikan engertian terbatas tentang pers, karena tidak mencantumkan media massa seperti radio dan televisi serta berbagai jenis penerbitan lainnya yang di mancanegara juga termasuk dalam kategori penerbitan pers. Jenis-jenis penerbitan lain, antara lain, surat kabar dan majalah kampus serta majalah, jurnal dan buletin yang diterbitkan oleh badan-badan pemerintah dan swasta. Di Indonesia, penerbitan-penerbitan tersebut disebut penerbitan khusus, yakni resminya suatu media instansi dan organisasi atau publikasi perusahaan yang beredar secara terbatas dan tidak dipasarkan seperti penerbitan pers. Dari sudut perizinan, setiap penerbitan khusus wajib memperoleh Surat Tanda Terdaftar (STT) dari pemerintah, cq. Departemen penerangan, sedangkan penerbitan pers memiliki Surat Izin Perusahaan Penerbitan Pers (SIUPP). TEORI-TEORI PENERBITAN 1. AUTHORITARIAN Theory Berpijak pada falsafah: membela kekuasaan absolut. Kebenaran dipercayakan hanya pada segelintir orang bijaksana yang mampu memimpin.Posisi negara jauh lebih tinggi dibanding individu. 2. LIBERTARIAN Theory. 3 Berpijak pada falsafah: manusia adalah mahluk rasional yang bisa membedakan baik dan buruk. Pers adalah alat, mitra untuk mencari kebenaran bukan sebagai alat pemerintah (negara). Sebaliknya dalam teori ini pers didorong untuk mengawasi pemerintah. Berpijak atas teori ini pula lahir istilah pers sebagai pilar ke empat dalam negara demokrasi, yaitu setelah kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sering dikenal dengan istilah "the fourth estate". Dasar pemikiran teori ini: - Dalam mencari kebenaran semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama untuk dikembangkan. Sehingga yang benar akan bertahan yang salah akan lenyap. - Self righting process (proses menemukan sendiri kebenaran). - Free market ideas (kebebasan menjual gagasan). 4 Teori Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna. Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan. Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut. 5 Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anakanak, propaganda dan dinamik kelompok. penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan. Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi. Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. 6 Jenis - Jenis Komunikasi Komunikasi lisan komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato. komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara. Komunikasi tulisan komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, 7 majalah, buku-buku, dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya. MACAM-MACAM TEORI KOMUNKASI MASSA 1.TEORI PELURU (BULLET THEORY) Dijelaskan dalam teori peluru ini media dianggap sebagai orang yang lebih pinter dibandingkan khalayakbisa dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkan oleh media. Sehingga teori peluru ini sama dengan teori IPS ( ilmu pengetahuan sosial) yang dmana setiap pesan media yang disampaikan oleh media akan berdampak dan menimbulkan sebab akibat. 2.TEORI KULIVASI (CULTIVACTION THEORY) Suatu teori tentang nilai-nilai yang disalurkan ketelevisi-televisi di masing-masing rumah dan khalayak. Khalayak tersebut menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh media itu sesuai dengan apa yang terjadi di dalam masyarakat atau kehidupan pada nyatanya. 3.TEORI IMPERIALISME BUDAYA (CULTURAL IMERIALISM THEORY) Dalam teori ini dijelaskan bahwa media barat lebih mendominasi acara-acara di dalam televisi swasta di Indonesia,sehingga media massa yang ada di Indonesia meniru atau terpengaruh oleh media asing. Hal ini berdampak terhadap budaya yang ada di Indonesia yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori kultural,yang dimana media mempengaruhi budaya atau menciptakan budaya baru. 4.TEORI PERSAMAAN MEDIA (MEDIA EQUATION THEORY) 8 Dimana khalayak atau manusia menganggap media sebagai orang,ada sebuah tayangan yang sedih,dia justru merasa senang atau justru merasa marahh,sebagai contohnya kasus Nenek Minah yang dijatuhi hukuman kurungan 1,5 bulan penjara akibat perbuatannya memungut biji coklat. Seakan-akan teori persamaan media ini berkaitan dengan teori common sense (Akal Sehat) ,bahwa pengetahuan atau gagasan yang dimiliki oleh setiap orang pada kadarnya berbeda-beda. 5.TEORI KEHENINGAN (SPIRAL OF SILENCE THEORY) Didalam teori ini manusia lebih berasumsi pada mayoritas dan menekan minoritas. Mereka yang berada dipihak minoritas akan beranggapan kurang tegas dalam mengemukakan pandangannya. Seseorang yang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,mereka yang berada dipihak mayoritas akan merasa percaya diri dengan pengaruh dari pada dengan mereka dan terdorong untuk menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian maka teori keheningan ini berkaitan dengan teori keritik,dimana manusia lebih memilih kedamaian dan kebebasan dalam sebuah golongan atau kelompok. Elemen Komunikasi Elemen dasar komunikasi menjadikan objek studi tentang teori komunikasi : Source (Sumber): Shannon menyebut unsur ini sebagai "sumber informasi", yang "menghasilkan pesan atau urutan pesan yang akan dikomunikasikan ke terminal penerima.” Sender (Pengirim): Shannon menyebut unsur ini sebagai "pemancar/penyebar", yang "beroperasi pada pesan dalam beberapa cara untuk menghasilkan sinyal yang cocok untuk meneruskannya melalui saluran tersebut.” Oleh Aristoteles, unsur ini disebut "speaker" (orator). 9 Channel: Bagi Shannon, saluran tersebut adalah "hanya media yang digunakan untuk mengirimkan sinyal dari pemancar ke penerima.” Receiver (Penerima): Untuk Shannon, penerima adalah "melakukan operasi kebalikan dari yang dilakukan oleh pemancar, dengan merekonstruksi pesan dari sinyal.” Destination (Tujuan): Untuk Shannon, tujuan adalah "orang (atau suatu hal) kepada siapa pesan ini ditujukan" Message (Pesan): dari bahasa Latin mittere, "untuk mengirim". Pesannya berupa sebuah konsep, informasi, komunikasi, atau pernyataan yang dikirim dalam bentuk, ditulis, direkam, atau bentuk visual verbal kepada penerima. Feedback (Tanggapan) Elemen entropik, positif dan negatif 10 Teori Jurnalistik Asal kata jurnalistik adalah “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Kata "du jour" berasal dari "Acta Diurna" pada zaman Romawi Kuno yaitu papan pengumuman berisi informasi berbagai hal. Dari "Diurna" muncul "Du Jour" lalu "Journal" dan jadilah "Jurnalistik" hingga kini. Secara etimologis jurnalistik adalah, kewartawanan atau hal yang berkaitan dengan pemberitaan. Sedangkan secara konseptual jurnalistik adalah, merupakan aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebar luaskan informasi kepada public melalui media massa. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan suratkabar dengan sistem silinder (rotasi), maka istilah “pers” muncul sehingga orang mengidentikkan istilah jurnalistik dengan pers. Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orangorang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya. Jurnalistik (journalistic) atau jurnalisme (Journalism) adalah proses atau teknik mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi aktual berupa berita (news), opini (views), dan laporan khas (feature) kepada publik melalui media massa. Secara harfiyah (etimologis, asal usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan 11 atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda, journalistiek artinya penyiaran catatan harian. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Secara garis besar, “Jurnalistik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca, mendengar, atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal sebagai objek atau sasaran (target audience) dari para jurnalis.” Bagi wartawan atau jurnalis, memahami ilmu dan teknik jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak. Namun demikian, masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun penting mengenal dan memahami jurnalistik, setidaknya dasar-dasarnya, sehingga tidak menjadi objek pasif media massa, bahkan bisa menjadi pembaca, pendengar, dan penonton kritis dan aktif terhadap sajian berita yang disebarkan media. 12 Aktivitas jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan sebuah peristiwa melalui “rumus baku” berita 5W+1H: - Who, siapa yang terlibat - What, apa yang terjadi - When, kapan terjadinya - Where, di mana terjadinya - Why, mengapa terjadi - How, bagaimana proses kejadiannya. Lebih dari itu, wartawan mempertimbangan peristiwa itu untuk diberitakan atau tidak, dengan parameter “nilai berita” (news value), seperti: - Kepentingannya bagi publik (significace) - Dampaknya bagi masyarakat (effects) - Menarik-tidaknya bagi publik. - Sering terjadi diskusi atau perdebatan di “ruang berita” (news room) atau ruang redaksi dalam proses seleksi peristiwa mana yang akan dipublikasikan. 13 Jenis Jurnalistik Berdasarkan jenis media dan teknik publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik, dan jurnalistik online. 1. Jurnalistik cetak (print journalism) adalah proses jurnalistik yang produk atau laporannya ditulis dan disajikan dalam media massa cetak (printed media), seperti suratkabar, tabloid, dan majalah. Teknik penulisannya menggunakan “bahasa tulis” (written language) bergaya “bahasa jurnalistik” (language of mass media), bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah dimengerti, tidak mengandung arti ganda, dan umum digunakan. Jurnalistik elektronik disebut juga Broadcast Journalism, yakni proses jurnalistik yang hasil liputannya disebarkan melalui media radio dan televis. Berita radio hanya menggunakan suara dan efek suara (auditory). Berita televisi dengan tambahan gambar (visual). Wartawan radio atau lebih sering disebut reporter mengumpulkan fakta dan menyajikannya melalui suara (disuarakan, bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi –juga sering disebut reporter atau jurnalis televisi yang melaporkan peristiwa dengan suara (kata-kata) sekaligus gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video. 14 Teknik penulisan naskah radio/televisi menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari (spoken words), sederhana, mudah dimengerti, ringkas, tidak rumit, dan jelas. 2. Jurnalistik online (online journalism, cyber journalism) didefinisikan sebagai pelaporan peristiwa yang diproduksi dan disebarkan melalui internet atau proses jurnalistik yang hasilnya disajikan melalui media internet (cybermedia). Teknik penulisannya sama dengan jurnalistik cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa tulis), namun penulisannya lebih leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan naskah untuk media cetak atau elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan televisi juga menyediakan media online. Jurnalistik media online dapat hadir secara individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog atau weblog. Pemilik blog tidak hanya dapat menuliskan opini atau pengalalaman pribadi (diary), tapi juga mempublikasikan berita, artikel, dan feature layaknya media komersial. Kemunculan media online ini, termasuk weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya “Indy Media” atau media independen, bahkan maraknya “underground media”, sekaligus mengimbangi “mainstream media”. 15 Teknik Jurnalistik Teknik jurnalistik yaitu keterampilan (skills) dalam meliput peristiwa dan menuliskan atau mempublikasikannya melalui media massa. Teknik jurnalistik lebih dikenal dengan istilah Teknik Reportase yang meliputi : - Wawancara. - Observasi atau melihat langsung peristiwa di lokasi kejadian. - Studi Literatur, Riset Dokumen Namun, teknik utama jurnalistik adalah menulis berita (news writing), menulis naskah berita (news script writing), dan/atau presentasi berita (news presentation). 16 Persamaan dan Perbedaan Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik. Apa kaitan Persamaan antara Komunikasi dan Penerbitan? Penerbitan merupakan perkembangan retorika didataran Eropa,terutama di Jerman, sedangkan komunikasi juga merupakan perkembangan retorika tetapi terjadinya di Amerika Serikat. Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan komunikasi, kegiatan penerbitan juga merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari komunikasi, karena keduannya mempunyai tujuan yang sama, yakni menyampaikan pesan atau gagasan. Arti dari penerbitan sendiri masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena masih belum banyak buku yang membahas tentang publisistik. Penerbitan masih dianggap sebagai salah satu bagian atau spesialisasi dari ilmu komunikasi. Jika dikaitkan dengan Komunikasi, Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan gagasan atau idenya agar membentuk pendapat umum dengan jalan media massa seperti pers, film, dsb. Perbedaan antara Komunikasi dan Penerbitan terletak pada maknanya. Komunikasi mempunyai makna yang lebih luas. Penerbitan adalah Komunikasi, tapi komunikasi belum tentu Penerbitan. Apapun kegiatan Komunikasi bisa dikatakan Komunikasi, sedangkan Penerbitan hanya menggunakan media massa. 17 Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, serta juga bisa bahasa isyarat. Adapun Penerbitan dapat dilakukan dengan pers, ataupun melalui media massa. Penerbitan bertujuan untuk mempengaruhi massa dalam jumlah besar. Pada dasarnya Perbedaan antara Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik adalah Jurnalistik dapat dipahami sebagai kegiatan informasi dan Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan-gagasan atau idenya agar membentuk pendapat umum dengan jalan media massa, sedangkan Komunikasi satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan. 18 Kesimpulan Dari berbagai macam penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Komunikasi dan Penerbitan mempunyai keterkaitan. Penerbitan merupakan bagian dari Komunikasi. Komunikasi mencakup semua hal tentang Komunikasi, baik itu Komunikasi verbal atau lisan, Komunikasi menggunakan symbol-symbol isyarat, dsb. Sementara Penerbitan hanya mengkhususkan pada Komunikasi Massa. Persamaan dari ketiganya adalah sama-sama melakukan kegiatan penyebarluaskan informasi. Penerbitan mencakup segala Komunikasi yang mencakup banyak orang (massa) seperti melalui media massa. Media Massa itu bisa media cetak, media elektronik, media online, maupun melalui orasi, dsb. 19