Gambaran Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang Anisa Rizki Alfianti Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun pada tahun-tahun itu banyak terjadi perubahan fisik maupun psikis pada diri seorang perempuan. Pada periode inilah biasanya seorang wanita telah merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi yang diambil yaitu sebanyak 860 wanita usia 45-55 tahun yang ada di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang. Dengan jumlah sampel 90 responden dan tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakan Stratified Proposional Random Sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan wanita tentang premenopause dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 53 orang (58,9%). Diharapkan wanita usia 45-55 tahun dapat meningkatkan dan memperkaya pengetahuan tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dan dapat dilakukan penyebarluasan informasi kepada masyarakat secara rutin melalui diskusidikusi, penyebaran brosur dan dapat diberikan pada saat perkumpulan yang bekerja sama dengan instansi yang berwenang yaitu tenaga kesehatan. ABSTRACT Menopause is a critical time in a woman's life that usually begins between the age of 45 to 55 years old in which many physical and psychological changes happen in a woman. In this period, usually a woman feels old and is not afraid to meet the sexual needs of the husband. The purpose of this study is to describe about the knowledge of 45-55 years old women concerning sexual activity in menopausal period in Semarang regency. The design of this study used a descriptive method with cross sectional approach. The population was 860 45-55 years old women in Ungaran. The samples were 90 respondents and the sampling technique used Proportional Stratified Random Sampling, Data analysis used univariate analysis of frequency distribution. The results showed a discription abouth the level of knowledge of premenopausal women from the 90 respondents who had good knowledge were 53 orang (58,9%). 45-55 years old women are expected to increase and enrich the knowledge of sexual activity during menopause and can information to the public through discussion, brochure distribution and can spread be given at the gathering collaborating with the competent party which is health staffs. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Asia menjadi wilayah dengan jumlah penduduk perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Saat ini umur harapan hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 tahun. Perempuan Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan meningkat lagi sebesar 14% pada tahun 2015.Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 2007). Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun pada tahun-tahun itu banyak terjadi perubahan fisik maupun psikis pada diri seorang perempuan. Tubuh dan jiwa harus menyesuaikandiri dengan keadaan baru, pada banyak wanita, penyesuaian ini tidak berjalan lancar dan dapat mengakibatkan banyak keluhan, misalnya banyak keringat, jantung berdebar, sakit kepala, mudah tersinggung, cepat merasa lelah dan kurang bersemangat, pada periode inilah biasanya seorang wanita telah merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami (At-tharsyah, 2001). Penurunan hormon yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis, dapat membuat ketika hubungan seksual sakit dan tidak nyaman. Penurunan hormon dapat mengurangi dorongan seks. Perubahan emosional dapat membuat wanita merasa terlalu stres untuk melakukan aktivitas seksual (Mulyani, 2013). Hubungan seksual merupakan aktivitas fisik yang juga melibatkan faktor positif, karena itu hubungan seksual memerlukan energi dan secara fisik, tidak berbeda dengan aktivitas fisik yang lain. Hubungan seksual adalah salah satu bentuk ungkapan cinta kasih antara suami istri, juga sebagai sarana komunikasi yang sangat baik untuk mewujudkan keharmonisan sebuah rumah tangga selain untuk mendapatkan keturunan. Dan hubungan seksual juga bertujuan memberikan kepuasan fisik dan mental pada pasangan suami istri (AtTharsyah, 2001). Dalam sebuah studi Journal Of Women Health Dan Gender-Based Medicine di sebutkan bahwa, 65% wanita yang berusia antara 51-64 tahun, dan 74% wanita yang berusia diatas 65 tahun masih melakukan hubungan intim paling tidak sekali dalam seminggu (Lestary, 2010). Pada masa menopause sebaiknya untuk tidak membatasi aktifitas hubungan seksual, karena aktifitas hubungan seksual yang teratur akan dapat mempertahankan elastisitas vagina sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri saat bersenggama (Baziad, 2010) Kehidupan seksual yang harmonis adalah kehidupan yang dapat dinikmati bersama, baik oleh suami ataupun istri, dalam sebuah penelitian mengenai seksualitas di AS di saat dan setelah (perubahan kehidupan) ditemukan, bahwa gairah dan dorongan seksual tidak berubah dalam 60% wanita dan 20% mengalami penurunan dorongan seksual, 20% lainnya mengalami peningkatan gairah seksual(Jones, 2005). Frekuensi dalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan tertentu, dan tergatung kesepaatan masing-masing pasangan. Frekuensi hubungan seksual sangat tergantung pada dorongan seksual, keadaan fisik, dan psikis serta kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi hubungan seksual setiap orang tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu pada usia 30-40 tahun, pada usia 40-55 tahun melakukan hubungan seksual 1-3 kali per minggu GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 2 masih dikatakan normal. Dan pada usia 55-60 tahun keatas melakukan hubungan seksual 1-2 kali per bualn juga dikatakan normal. Aktivitas seksual sebaiknya merupakan hasil persetujuan bersama bukan karena keinginan untuk memenuhi keinginan salah satu pasangan. Jika kedua pasangan sudah saling menginginkan, maka kepuasan seksual dapat dicapai oleh pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling terbuka antara kedua pasangan, kepuasan seksual dapat tercapai, sehingga keharmonisan keluarga akan tetap terwujud meskipun memasuki usia menopause (Irianto, 2009). Kurangnya informasi tentang hubungan seksual pada masa menopause juga merupakan masalah yang timbul, karena pengetahuan dan keyakinan yang dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan hubungan seksual pada masa menopause. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan 9 wanita usai 45-55 tahun di Kelurahan Ungaran mereka mengatakan aktifitas seksual mereka dan pasangan telah berubah semenjak mereka memasuki masa menopause karena rasa nyeri saat bersenggama dan terjadi penurunan gairah seksual, sedangkan mereka tidak pernah berkonsultasi seputar masalah kesehatan reproduksinya di masa menopause, menurut 3 dari 9 wanita usia 45-55 tahun yang masih mempunyai pasangan hidup mengatakan aktifitas seksual mereka tetap tidak ada masalah sedangkan 6 wanita usia 45-55 tahun yang mempunyai pasangan hidup mengatakan aktifitas seksual dengan suami semakin menurun karena mereka merasakan nyeri pada vagina saat berhubungan seksual. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause di Kelurahan Ungaran. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang pengertian aktivitas seksual pada masa menopause. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuanibu usia 45-55 tahun tentang frekuensi aktivitas seksual pada masa menopause. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang gangguan aktivitas seksual pada masa menopause. d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas seksual. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan menopause. 2. Bagi Wanita Usia 45-55 Tahun Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga wanita menopause dapat menjalani kehidupan seksual, yang harmonis bersama pasangannya. 3. Bagi Peneliti Sebagai penerapan mata kuliah metodelogi penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan KTI. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sesuai Notoatmojo (2005), yaitu menggunakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode pendekatan waktu Cross Sectional menurut Notoatmojo (2005), yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat. Populasi dan Sampel Populasi : Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian dan tempat untuk menggeneralisasi temuan penelitian (Sandjaja & Heriyanto, 2006). Populasi dalam penelitian adalah seluruh wanita usia 45 – 55 tahun di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 860. Sampel : Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Kriteria Inklusi : Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam,2003). Pada penelitian ini kriteria inklusi adalah : 1) Wanita usia 45-55 yang tahun bersuami yang bertempat tinggal di Kelurahan Ungaran. 2) Wanita usia 45-55 tahun bersuami yang dapat membaca dan menulis. Kriteria Ekslusi : Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak layak untuk di teliti. Pada peneitian ini kriteria eksklusi antara lain : 1) Responden yang saat penelitian tidak ada ditempat. 2) Responden sakit dan tidak bisa melakukan aktifitas Alat Pengumpulan Data Jenis Data Data primer : Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010). Peneliti memperoleh data atau materi yang peneliti kumpulkan sendiri yang diperoleh secara langsung dari ibu yang berusia 45-55 tahun melalui penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. Data sekunder : Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010). Peneliti memperoleh data secara tidak langsung dari objek penelitian, yaitu data – data yang berasal dari Kepala Kelurahan Ungaran yaitu data tentang jumlah wanita usia 45-55 tahun yang berjumlah 860 orang di Kelurahan Ungaran yang di dapatkan dari laporan kependudukan Kelurahan Ungaran. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pernyataan, dimana langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1.Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kampus STIKES Ngudi Waluyo, Kesbang Polimas, BAPEDA, DKK, Kepala Puskesmas, Bidan desa, dan Kepala Kelurahan, untuk melakukan penelitian di Kelurahan Ungaran. 2.Setelah mendapatkan ijin penelitian penelitian dari Bidan Desa Kelurahan Ungaran, peneliti mulai melakukan penelitian. 3.Sebelum penelitian dilakukan, peneliti dengan dibantu 1 rekan kerja dan kader GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 4 setempat menjelaskan tujuan penelitian dan cara mengisi kuesioner kepada responden dengan door to door mendatangi alamat responden. 4.Setelah responden memahami tujuan penelitian, responden diminta untuk menandatangani lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi responden. 5.Pada saat pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden sehingga apabila ada pertanyaan dari responden, peneliti dapat membantu responden, sehingga responden dapat menjawab semua pertanyaan secara lengkap. 6.Setelah semua pertanyaan kuesioner dijawab dengan lengkap, responden diminta untuk mengembalikan kuesioner yang telah dijawab kepada peneliti dan mengucap terimakasih. 7.Peneliti mengecek kembali semua data. 8.Data siap untuk diolah. HASIL PENELITIAN Hasil Variabel Pengetahuan Pengetahuan Jumlah Presentase (%) baik 53 58.9 cukup 14 15.6 kurang 23 25.6 Total 90 100.0 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause yaitu 53 responden (58.9%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (15.6%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 23 responden (25.6%). Hasil Sub Variabel Pengertian Menopause Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) Baik 74 82.2 Cukup Kurang 7 7.8 9 10.0 Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) Baik 74 82.2 Cukup Kurang 7 7.8 9 10.0 Total 90 100.0 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause yaitu 74 responden (82.2%), rsponde yang berpengetahuan cukup yaitu 7 responden (7,8%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 9 responden (10.0%). Pengetahuan Frekuensi Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) Baik cukup Kurang Total 27 30 33 90 30.0 33.3 36.7 100.0 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang frekuesi hubugan sekual paa masa menopause yaitu 33 responden (36.7%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 30 responden (16,7%), dan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 27 responden (30.0%). Pengetahuan Gangguan Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) Baik 66 73.3 Cukup 16 17.8 Kurang 8 8.9 Total 90 100.0 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang gangguan aktivitas seksual pada masa menopause GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 5 yaitu 66 responden (73.3%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (17,8%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 8 responden(8.9%). Pengetahuan Cara Penanganan Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) Baik 54 60.0 Cukup 16 17.8 Kurang 20 22.2 Total 90 100.0 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang cara mengatasi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause yaitu 54 responden (60.0%), rsponde yang berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (17,8%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 20 responden (22.2%). PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan Ibu Usia 4555 Tahun Tentang Aktivitas Seksual Pada Masa Menopause Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause yaitu 53 responden (58.9%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (15.6%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 23 responden (25.6%). Dari data tersebut menujukkan bahwa pengetahuan mereka dalam katagori baik hal ini dikarenakan oleh informasi yang diperoleh dari majalah, koran, tv dan internet. Menurut Notoatmodjo (2005), informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Selain informasi majalah, koran, TV, radio dan internet bisa juga dengan lingkungan tempat tinggalnya mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi baik, dari tetangga satu dengan yang lain saling bertukar informasi sehingga memperkaya pengetahuan mereka. Kemudian dari siaran-siaran televisi yang bertemakan kesehatan misalnya seperti tayangan dr.Oz hal tersebut juga memberikan informasi kepada ibu terkait dengan kesehatan reproduksinya terutama tentang menopause berkaitan dengan aktivitas seksualnya. Internet juga menyumbang banyak atas pengetahuan mereka, diera globalisasi dan IPTEK semakin berkembang dan canggih seperti telepon genggam yang semakin mudah untuk mengakses internet yang situs-situs kesehatan dapat diakses dengan mudah dan cepat hal tersebut juga membuat informasi semakin mudah untuk di dapat dan pengetahuan menjadi luas. Dalam penelitian ini di dapatkan juga hasil 23 responden (25.6%) berpengetahuan kurang hal ini dikarenakan sedikitnya informasi yang didapat. Sedikitnya gangguan-gangguan yang mereka alami juga mempengaruhi pengetahuan mereka sehingga mereka tiidak bertanya tidak bertukar informasi dan tidak mencari informasi sehingga mereka menjadi apatis karena sedikitnya gangguan yang mereka alami. Rasa apatis yang tertanam didiri mereka dan rasa ingin tahu yang kurang juga mempengaruhi informasi yang didapat sehinnga mengakibatkan pengetahuan mereka kurang. 1.Gambaran pengetahuan ibu usia 4555 tentang pengertian menopause Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause yaitu 74 responden (82.2%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 7 responden (7,8%), dan responden GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 6 yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 9 responden (10.0%). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosa setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Menopause pada wanita merupakan bagian universal dan irevesibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi, dengan hasil akhir seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi. Seorang wanita dikatakan menopause minimal 12 bulan setelah menstruasinya terakhir Kusmiran (2011). Ketika terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap orang, meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause merupakan suatu gejala yang disebut sindrom menopause (Kuncoro, 2002). Dari data diatas sebagian besar reponden memiliki pengetahuan baik. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan yang baik, ini dapat dilihat dari hasil responden yang menujukan bahwa pendidikan responden SD sebanyak 8 orang, SMP sebanyak 21 orang, SMA sebanyak 48 orang, dan PT sebanyak 13 orang. Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk mendapatkan informasi sehingga mampu meningkatkan hidupnya. Semakin tinggi pendidikan sesorang maka semakin mudah menerima informasi dan semakin meningkatka pengetauan yang dimilikinya (Hidayat, 2005). Pendidikan mempengaruhi, proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Bila dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Menurut teori yang dikemukakan Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang atau manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, pendengaran, penciuman, raba, rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui proses melihat atau mendengar. Pengetahuan bisa didapatkan dari proses belajar baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Berdasarkan analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas seksual di masa menopause di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang sebagian dalam kategori baik, yaitu sejumlah 74 orang (82.2%) hal ini di karenakan pendidikan mereka yang sebagian besar adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 43 orang (53,3%), tetapi ada beberapa responden yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (7,8%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang responden (10,0), hal ini di sebabkan karena tingkat pendidikan mereka rata-rata hanya lulusan SMP (23,3%) bahkan ada pula yang hanya menyelesaikan hingga jenjang SD (8,9%). Terbukti dari hasil penelitian yang di dapatkan 8 responden yang berpendidikan SD 100% mereka berpengetahuan kurang karena pendidikan di SD hanya meliputu pengetahuan dasar saja, sehingga pengetahuan yang meliputi sementara kemampuan untuk mengidentifikasa, menganalisa, dan menganalogi di dapatkan di tingkat SMP dan SMA, sedangkan 13 orang yang memiliki jenjang SMP mereka berpengetahuan baik di karena mereka menjadi kader posyandu. Hal tersebut yang menimbulkan pengetahuan mereka ada yang baik, cukup, dan kurang Dalam hal ini pendidikan sangat berperan penting dengan pengetahuan seseorang semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik pula seperti dengan ibu-ibu usia 45-55 tahun GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 7 ini mereka berpengetahuan baik karena rata-rata pendidikan mereka tinggi. Tidak hanya pendidikan yang mengakibatkan pengetahuan mereka baik tapi mereka tinggal di daerah perkotaan yang sangat strategis dekat dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang bagus, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi, itu semua akan mempengaruhi pengetahuan mereka. 2.Gambaran pengetahuan ibu usia 4555 tahun tentang frekuensi seksual Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang frekuesi hubugan sekual pada masa menopause yaitu 33 responden (36.7%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 30 responden (16,7%), dan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 27 responden (30.0%). Hal ini di sebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang kesehatan reproduksi wanita di lingkungan tempat tinggalnya sehingga hal tersebut berpengaruh pada pengalaman yang di dapat. Kurang aktifnya individu dalam forum diskusi antar ibu seperti pengajian rutin mingguan, dan posyandu juga mengakibatkan pengetahuannya menjadi kurang. Apabila seseorang sering atau pernah mengalami perubahan pada saat melakukan hubungan seksual berupa ketidak nyamanan seperti nyeri saat senggama sehingga mengakibatkan seseorang menjadi malas untuk berhubungan seksual dan mengurangi frekuensi untuk bersenggama. Seperti yang di sebutkan dalam teori Mubarak, (2007) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan, dan informasi. Mereka juga mengaku bahwa rasa sakit yang mereka rasakan saat bersenggama menjadiakan malas untuk berhubungan seksual. Ternyata mereka juga sudah lama mereka pisah ranjang mereka hidup dalam satu rumah tetapi mereka tidak tidur dalam satu tempat tidur, hal ini yang mengakibatkan juga berkurangnya frekuensi aktivitas seksual pada masa menopause. Frekuensi dalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan tertentu, dan tergatung kesepakatan masing-masing pasangan. Frekuensi hubungan seksual sangat tergantung pada dorongan seksual, keadaan fisik, dan psikis serta kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi hubungan seksual setiap orang tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu pada usia 30-40 tahun, pada usia 40-55 tahun melakukan hubungan seksual 1-3 kali per minggu masih dikatakan normal. Jika kedua pasangan sudah saling menginginkan, maka kepuasan seksual dapat dicapai oleh pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling terbuka antara kedua pasangan, kepuasan seksual dapat tercapai, sehingga keharmonisan keluarga akan tetap terwujud meskipun memasuki usia menopause (Irianto, 2009). 3.Pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang gangguan aktivitas seksual pada masa menopause Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang gangguan aktivitas seksual pada masa menopause yaitu pengetahuan baik tentang gangguan aktivitas seksual pada masa menopause yaitu 66 responden (73.3%), responden yang berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (17,8%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 8 responden (8.9%). Hal tersebut ditunjukan dalam pengisian kuesioner yang di berikan oleh peneliti dengan banyaknya jawaban responden yang mengetahui bahwa menopause berpengaruh dan menyebabkan gangguan aktivitas seksual. Dilihat dari hasil penelitian diatas sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 59 orang (65,6%) hal ini dikarenakan mereka ratarata bekerja. Lingkungan Pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 8 pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Dalam hal tersebut reponden banyak yang mengetahui gangguan aktivitas seksual pada masa menopause karena responden sering mendapat informasi dari tenaga kesehatan yang berada di lingkungan kerjanya. Pengetahuan yang didapat responden bervariasi dari pengetahuan baik hingga kurang, hal ini dapat dikarenakan keterpaparan responden terhadap informasi tentang gangguan aktivitas seksual pada menopause yang diterima. Dilihat dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tinggi dapat diperoleh dari lingkungan pekerjaannya, pengalaman diri sendiri maupun orang lain serta dari apa yang telah didengarnya. Semakin banyak informasi yang didapatkan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang diperolehnya. 4.Pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang cara mengatasi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang cara mengatasi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause, yang baik yaitu 54 responden (60.0%), responde yang berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (17,8%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 20 responden (22.2%). Upaya pencegahan untuk mempertahankan kesehatan vitalitas secara proaktif yaitu olahraga aerobik secara teratur, mengurangi / menghentikan alkohol dan rokok, minum vitamin dan /atau mineral tertentu, istirahat dan tidur yang cukup serta diet berimbang, batasi lemak dan kaya fitoestrogen (kedelai dan produk olahannya) seperti tahu dan tempe Martaadisoebrata (2005). Dengan berbekal pendidikan yang tinggi mereka mengetahui sehingga dapat melakukan penanganan tentang keluhankeluhan yang dialami oleh wanita menopause sehingga dengan semakin sering penanganan-penanganan itu dilakukan maka wanita menopause menjadi tahu tentang penanganan penanganan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keluhan pada aktivitas seksual pada masa menopause tersebut. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2003), sesuatu yang pernah dilakukan baik oleh diri sendiri atau orang lain dapat menambah pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang bersifat nonformal. Pendidikan juga dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang penanganan masalah-masalah aktivitas seksual yang dialami ibu menopause sehingga dengan mereka mengetahui mereka akan melakukan apa yang mereka tahu apabila mereka mengalami gangguan aktivitas seksual pada masa menopause. Ini didukung oleh teori Melione (2007), pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manuasia melalui pengajaran dan pelatihan. Saran : dari hasil penelitian dan analisa serta kesimpulan, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi Bidan Desa : Diharapkan dapat meningkatkan dan memperkaya pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas seksual pada masa menopause. 2) Bagi Institusi Pendidikan : Kepada seluruh mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo dapat memberikan informasi yang benar tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas seksual pada masa menopause. 3) Bagi Peneliti : Diharapkan dapat memperkaya diri lagi dengan ilmu-ilmu kesehatan khususnya ilmu kesehatan tentang aktivitas seksual pada masa menopause dan dapat menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sekitarnya tentang segala GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 9 sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas seksual pada masa menopause khususnya dikalangan wanita. 4) Bagi Responden : Diharapkan dapat memperkaya pengetahuan wanita khususnya tentang aktivitas seksual pada masa menopause agar wanita tahu tentang pengertian manopause, frekuensi seksual pada masa menopause, gangguan aktivitas seksual pada masa menopause, dan cara mengatasi gangguan aktivitas seksual pada masa menopause. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis. Jakarta: SalembaMedika. Arikunto, Suharsimi: 2010: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta. At –Tharsyah, Adam. 2001. Serba-Serbi Wanita. Al-Mahira. Baziad, A. 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Depkes. 2007. “Terjadi Pergeseran Umur Menopause”. http://www.mkia-kr.ugm.ac.id. 10 Oktober 2013. Dianawati, Ajen. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Irianto, Koes. 2010. Seksiologi. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Kadus, Dini. 2002. Kiat Sehat Dan Bahagia Diusia Menopause. Jakarta: Puspa Swara. Kesuma, B. 2009. Mengatasi Sindrom Menopause. Jogjakarta: Pustaka Panasea. Kuntono, H. 2009. Gangguan Fungsi Seksualitas Diusia Menopause. Surabaya: Fisiosby. Kusmiran, Eni. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Laksman, Hendra. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan. Lestari, D. 2010. Seluk Beluk Menopause. Jakarta : Graha Ilmu. Llewellyn, Jones Derek. 2005. Dasar 2 Obsterti Dan Genekologi Edisi 6. Jakarta: Hipokrates. Martadisoebrata, Dkk. 2005. Bunga Rampai Obsteri Dan Genekologi Sosial. Jakarta: YBP-SP. Mauaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obsteri 1. Jakarta: EGC. Moore, dkk. 2002. Esensial Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates. Mulyani, Sitinina. 2013. Menopause. Yogyakarta: Nuhamedika. Noor, S.R. 2001.” Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause” http://www.infokesehatan .com.html.31 Oktober 2013. Northrup, C. 2006. Bijak Menopause. Jakarta: Q-Press. Saat Notoadmojo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pangkahila, W.2007. Gairah Seksual Yang Hilang. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 10 Proverawati, A.2010. Menopause Dan Sindrom Menopause. Jakarta: Nuha Medika. Purwantyastuti. 2008. Menopause Dini. http://mimi-breasfriend.com. html. 11 oktober 2013. Sarwono, Prawiroharjo. 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Smart, A. 2010. Bahagia Di Usia Dini Menopause. Jakarta: Ar-Ruzz Medika. Tabloit Nova. 2009. Seks, “Pentingnya Hujan Pujian Sebelum Pemanasan”. http://www.tabloidnova.com/layout /set/print/nova/kesehatan/umum/se kspentingnya-hujan-pujiansebelum-pemanasan.html. 11 Oktober 2013. Tagliaferri, Etc.2006. The New Menopause Book. Jakarta: PT Indeks. Varney, Dkk. 2004.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 1 Edisi 4. Jakarta: EGC. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE 11