GAMBARAN TENTANG RESPON FISIK DAN PSIKOLOGIS WANITA MENOPAUSE Endah Suprihatin Prodi D III Keperawatan Sutomo Poltekkes kemenkes Surabaya [email protected] Abstrak Mayoritas wanita menopause kurang memahami bahwa perubahan fisik maupun psikologis pada masa menopouse merupakan peristiwa alamiah. Akibatnya, banyak wanita menopause melakukan perilaku negatif dalam menanggapi respon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang respon fisik dan psikologis pada wanita menopause. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif, dengan sampel 30 orang wanita yang telah mengalami menopouse di Kelurahan Tawangsari Kabupaten Blitar, yang dipilih secara purposif sampling. Data dianalisis secara deskriptif untuk menentukan mean, median, dan modus. Hasil penelitian menggambarkan bahwa keluhan (respon) fisik yang paling banyak dialami oleh wanita menopouse pada penelitian ini adalah dispareuni, mialgia – atralgia, palpitasi, dan kendornya kelenjar mammae. Adapun keluhan (respon) fisik yang paling banyak dialami oleh wanita menopouse pada penelitian ini adalah insomnia dan gangguan cemas. Hasil Penelitian ini menyarankan kepada Perawat agar memberikan pendidikan kesehatan tentang respon fisik dan psikologis wanita menopause untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian wanita menopause terhadap kesehatan fisiknya. Kata Kunci : Menopouse, Respon fisik, Respon psikologis Abstract The majority of postmenopausal women do not understand that the physical and psychological changes during menopause is a natural event. As a result, many menopausal women do negative behaviors in response to such a response. The purpose of this study to know the description of physical and psychological response in postmenopausal women. This type of research is a descriptive study, with a sample of 30 women who had experienced menopause at the Village Tawangsari Blitar, selected purposively sampling. Data were analyzed descriptively to determine the mean, median, and mode. The results of the study illustrate that the complaint (response) the most physically experienced by menopausal women is dispareuni, myalgia - arthralgia, palpitations, and Letting the mammary gland. Complaints (response) psychologically most widely experienced by menopausal women are insomnia and anxiety disorders. The results of this study suggest the nurse to provide health education about physical and psychological response menopausal women to increase awareness and attention to the physical health of postmenopausal women. Key words: Menopouse, Physically Respons, Psychologically Respons tahun Pendahuluan tahun 2025. Artinya, wanita Menopause adalah suatu periode mengalami gangguan - gangguan akibat berhentinya haid secara alamiah yang menopause selama 25 tahun. Survey awal biasa terjadi pada usia 45 - 50 tahun. Hal di RT 03 RW 02 kelurahan Tawangsari ini kedua kabupaten Blitar mencatat 30 wanita ovarium mengalami penurunan. Seiring menopause bersedia diwawancarai sebagai dengan berjalannya waktu fungsi kedua responden. ovarium responden mengalami respon fisik berupa disebabkan karena wanita fungsi mengalami proses Didapatkan dari penuaan. Kemudian produksi hormon hot estrogen dispareuni, nyeri persendian, payudara mengalami disfungsi yang flushes, 70% inkontinensia urine, berpengaruh secara sistemik pada organ – mengendor, keringat organ sariawan. Sekitar berdampak pada kondisi psikis seorang mengalami respon wanita. Dampak perubahan tersebut baik mudah marah, insomnia, perubahan daya fisik maupun psikologis menimbulkan ingat, kesulitan berkonsentrasi, dan kurang respon percaya diri (Siagian,2006). tubuh. yang Perubahan dirasakan ini wanita juga yang bersangkutan sebagai gangguan. Mayoritas Berdasarkan berlebihan, 45% reponden psikologis uraian dan seperti di atas, wanita menopause kurang memahami penyuluhan dan pendidikan kesehatan respon mengenai aspek – aspek menopause tersebut alamiah. merupakan Akibatnya, peristiwa banyak wanita merupakan solusi suportif. Program menopause melakukan perilaku negatif penyuluhan dan pendidikan kesehatan dalam menanggapi respon tersebut. Selain membutuhkan itu, persepsi yang kurang tepat terhadap penunjang. Salah satu diantaranya adalah respon yang dialami makin memperburuk data statistik deskriptif. Data – data kesehatan fisik dan mental (Kasdu, 2004). tersebut dimaksudkan mampu menyajikan perangkat – perangkat Jumlah populasi wanita menopause gambaran respon fisik dan psikologis pada semakin meningkat dari tahun ke tahun. wanita menopause di masyarakat. Oleh Tahun 2003 Ali menyebutkan jumlah karena itu, peting dilakukan penelitian wanita menopause di indonesia sebanyak deskriptif tentang gambaran respon fisik 15,5 dan psikologis pada wanita menopause. juta jiwa pada tahun 2000. Diperkirakan tahun 2020 angka tersebut mencapai 30,3 juta jiwa. Badan kesehatan Bahan dan Metode dunia atau WHO memperkirakan usia harapan hidup orang Indonesia adalah 75 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Deskriptif. Pada penelitian ini populasi adalah 30 orang wanita menopause di RT 03 RW 02 kabupaten kelurahan Blitar Tawangsari yang ditabulasi 11 5 14 36,7 16,7 46,7 seluruhnya dijadikan subyek penelitian.Data yang sudah Riwayat Haid Terakhir 1–5 6 – 10 > 10 dianalisis secara Gambaran Respon Fisik Wanita Menopouse Pada penelitian ini menunjukkan deskriptif. bahwa respon fisik yang dialami wanita menopause sebagian besar (76,7%) adalah Hasil dan Pembahasan kelenjar mammae mengendor dan sebagian Data Demografi Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar (66,67%) wanita menopause berada pada rentang usia 5055 tahun, berpendidikan setengahnya (50%) SD, hampir setengahnya (33,30%)tidak bekerja,hampir seluruhnya (83,30%) bersuami, dan hampir setengahnya (46,70%) haid terakhir >10 tahun yang lalu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Data Demografi Wanita Menopause di RT 03 RW 02 kelurahan Tawangsari, kabupaten Blitar. Karakteristik Usia 45-50 tahun 50-55 tahun >55 tahun Pendidikan Tidak Bersekolah SD SMP SMU Perguruan Tinggi Pekerjaan PNS/TNI/POLRI/Guru Pensiun Swasta Petani Tidak bekerja Status Menikah Cerai/suami meninggal kecil (13,3%) wanita menopause mengalami keluhan inkontinensia uri. Tabel2. Gambaran ResponFisikwanita menopause di RT 03 RW 02Kelurahan Tawangsari, Kabupaten Blitar Karakteristik Respon Fisik Hot flushes Hiperhidrosis Karakteristik Respon Fisik Dispareuni Inkontinensiauri Mialgia – atralgia Penipisanjaringanpenunjang Palpitasi Kelenjarmammaekendor Penyebab Frekuensi % 5 5 Frekuensi 16,7% 16,7% % 20 4 18 16 18 23 66,7% 13,3% 60% 53,3% 60% 76,7% kelenjar mammae Frekuensi % mengendor disebabkan oleh defisiensi 5 20 5 16,67 66,67 16,66 estrogen. Estrogen paling aktif pada 2 15 5 7 1 6,7 50,0 16,7 23,3 3,3 3 1 8 8 10 10,0 3,3 26,7 26,7 33,3 25 5 83,3 16,7 jaringan yang membentuk saluran alat kelamin wanita dan payudara, sehingga bagian itu yang paling dipengaruhi. Pada waktu menopause lemak pada payudara diserap ulang sehingga jaringan kelenjar berkurang dan puting menjadi lebih kecil. Perubahan ini berlangsung secara perlahan lahan (Jones,2005). Pada sumber yang ada disebutkan secara spesifik prosentase wanita menopause tidak berusia diatas 55 tahun wanita menopause berapa berusia diatas 55 tahun wanita menopause yang berusia diatas 55 tahun. Penuaan mengalami kelenjar mammae mengendor. sesungguhnya merupakan proses defisiensi (Scoot, 2002) yang mengadopsi data atau de-growth dari sel, yaitu proses penelitian dengan responden wanita barat terjadinya perubahan anatomi maupun didapatkan 75-85% wanita menopause penurunan fungsi sel. Setiap sel tidak mengalami hot flushes dan hiperhidrosis. dapat mengelak dari penumpukan sisa Hal ini bertentangan dengan pendapat metabolit (Sudigdo,2004) bahwa hasil penelitian di Penumpukan tersebut secara berangsur- malaysia didapatkan hampir 70% wanita angsur mengurangi kemampuan sel untuk asia tidak mengalami hot flushes dan berfungsi sehingga akhirnya menjadi tua hiperhidrosis. Perbedaan ini disebabkan (Hardjana,2000). Hasil penelitian dan teori karakteristik wanita barat dan asia yang ini menguatkan bahwa respon fisik berupa berlainan sehingga penelitian di barat tidak kelenjar dapat digeneralisasikan pada populasi seluruhnya wanita asia. wanita menopause. Payudara merupakan salah satu ciri yang bersifat mammae racun. mengendor (76,7%) dikeluhkan Sedangkan keluhan hampir oleh yang paling identitas seksual seorang wanita sehingga sedikit dirasakan adalah inkontinensia uri. perubahan pada payudara sekecil apapun Hal akan berpengaruh terhadap sikap dan disampaikan perilaku Baik bahwa inkontinensia uri pada wanita ataupun menopause diakibatkan oleh kelemahan perseptif akan menimbulkan keluhan- otot polos uretra sebagai salah satu keluhan. payudara penopang lantai vesica urinaria. Gangguan mengendor banyak dikeluhkan. Respon ini merupakan defek kadar estrogen yang fisik dengan keluhan kelenjar mammae menurun terhadap reseptor – reseptor pada mengendor tidak hanya disebabkan karena otot polos urethra. Inkontinensia uri tipe defisiensi estrogen saja. Dibutuhkan faktor ini (disebut stress incontinence) berciri faktor lain misalnya wanita menopause khas hanya muncul saat bersin dan batuk. dengan multipara dan faktor usia. Pada Akan tetapi, onset inkontinensia uri ini karakterisitik hampir lebih dikaitkan pada wanita post partus setengahnya (46,7%) wanita menopause multipara dan wanita lansia daripada berusia diatas 55 tahun. wanita menopause wanita menopause. Hal ini disebabkan wanita perubahan bersangkutan. tersebut Oleh faktual karena usia itu didapatkan ini sesuai dengan (Jaffe,1996) teori yang disebutkan kelemahan otot polos uretra bukan satu – satu kunci penyebab Pendapat ini inkontinensia uri. didukung oleh teori (Tanagho,2004) yang menyebutkan bahwa patofisiologi mendasar inkontinensia uri ini adalah hipermobilitas dan kelemahan elemen penopang spinkter masih sedangkan baik. Pada struktur wanita menopause tidak semua elemen kunci inkontinensia uri terlibat. Dibutuhkan faktor – faktor lain misalnya wanita Tabel 3. Gambaran ResponPsikologiswanita menopause di RT 03 RW 02Kelurahan Tawangsari, Kabupaten Blitar Karakteristik Respon Fisik Iritabilitas Insomnia GangguanDayaIngat GangguanAtensi GangguanCemas GangguanPikiranSensitif GangguanKonfidensiDiri Kelelahan Mental PikiranDiriTidakBerguna PenurunanVitalitas Anorexia Frekuensi % 13 18 13 9 18 14 7 15 13 13 9 43,3% 60% 43,3% 30% 60% 46,7% 23,3% 50% 43,3% 43,3% 30% Kecemasan adalah suatu penyerta menopause dengan anxietas patologis, yang normal dari perubahan. Pada wanita multipara, post partus, neurogenik, dan menopause terjadi perubahan secara fisik lain – lain. Jadi, penurunan kadar estrogen dan sebagai penyebab tunggal tidak selalu kecemasan lazim terjadi pada wanita menimbulkan keluhan inkontinensia uri. menopause Maka dari itu diperlukan peran perawat didukung oleh teori bahwa kecemasan dalam memberikan pendidikan kesehatan sebagai akibat kurangnya kendali. Teori ini tentang menopause untuk meningkatkan menyatakan bahwa individu mengalami kesadaran dan perhatian wanita menopause kecemasan apabila menghadapi situasi terhadap kesehatan fisiknya. Pendidikan yang tampak berada di luar kendali kesehatan dapat berupa penyuluhan untuk individu bersangkutan (Atkinson,1983). melakukan olahraga. Dengan olahraga otot Pendekatan ini secara tidak langsung tubuh akan mengencang. Sehingga dapat menempatkan melatih otot pada payudara dan otot sekitar menderita gangguan cemas daripada laki – pinggul laki. Ditinjau dari daya tahan stres yang Gambaran Respon Psikologis lebih rendah tersebut, wanita menopause Pada penelitian ini didapatkan bahwa psikologi. cenderung Karena itu (Kaplan,1997). wanita memandang gangguan Hal lebih ini rentan konsekuensi respon psikologis yang sebagian besar perubahan kadar estrogen sebagai situasi (60%) dialami wanita menopause adalah yang out of control. insomnia dan gangguan cemas (60%). Sebagai konsekuensi logis gangguan Kemudian respon yang sebagian kecil cemas, wanita menopause juga mengalami (23,3%) insomnia. Hal ini diperkuat oleh pendapat dirasakan konfidensi diri. adalah gangguan yang menyebutkan bahwa insomnia paling keperawatannya secara holistik baik fisik sering berhubungan dengan kecemasan. maupun psikologis. Dimana pendekatan Kecemasan yang berhubungan dengan secara setiap menopause berpikir secara obyektif. perubahan kehidupan (Kaplan,1997). Pada wanita menopause yang mengalami perubahan fisik dan psikologis dapat secara berlebihan psikis dilakukan agar wanita Simpulan Dan Saran Respon fisik yang dirasakan wanita menopause sebagian besar adalah memberikan perhatian terhadap perubahan payudara mengendor dan sebagian kecil setiap perubahan pada tubuhnya. Tidak adalah jarang perhatian ini berhenti pada sikap psikologis mental negatif. Preokupasi berlebihan dan menopause persepsi gangguan negatif menyebabkan mengalami tersebut wanita gangguan dapat menopause tidur insomnia. Wanita bersangkutan akan melewatkan inkontinensia yang uri. Respon dirasakan wanita sebagian kecemasan besar dan adalah insomnia sedangkan sebagian kecil adalah gangguan konfidensi diri. Perawat diharapkan dapat malam dengan pikiran – pikiran negatif memberikan pendidikan kesehatan tentang mengenai kondisi fisiknya sehingga sulit respon istirahat, kurang menopause untuk meningkatkan kesadaran nyenyak. Hal ini menjelaskan insomnia dan perhatian wanita menopause terhadap sebagai respon psikologis yang dialami kesehatan fisiknya. tidak tenang, atau fisik dan psikologis wanita wanita menopause adalah 60%. Pada penelitian ini didapatkan keluhan kurang percaya diri paling sedikit dikeluhkan. Di antara tiga puluh responden hanya tujuh orang yang mengeluhkan rasa percaya diri berkurang atau sebesar 23,3%. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor kultural masyarakat sub urban. RT 03 RW 02 Kelurahan Tawangsari sebagai lokasi penelitian merupakan kawasan peralihan antara desa dan kota dengan masyarakat berciri khas “mudah menerima keadaan“. Oleh karena itu diharapkan pada perawat untuk meningkatkan asuhan Daftar Pustaka Arthan et al. 1992. ComprehensiveGynaecology. 2nd edition. Missouri : Mosby Year Book.Inc Ali, B. 2003. Edisikedua. EndokrinologiGinekologi. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. _________ 2003. Menopausedan Andropause. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. _________ 2005. SemiJurnalFarmasi dan Kedokteran. No. 15 Tahun III. Jakarta :MajalahEthicalDigest. Clark, J. 2004. Fit dan Bugar Saat Menopause. Jakarta : Erlangga. Guyton, John E. Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hardjana, A. 2000. Tubuh Wanita Modern. Jakarta : Arcan. Kasdu, D. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : puspa Swara. Lanny, L. 2007. EdisiKhusus No. 2. Tua dan Solusinya. InfoMedistra. Nursalam. 2003. Konsep dan PenerapanMetodologiPenelitianIlm uKeperawatan. Jakarta :SalembaMedika. Maramis, W.F. 1995. Catatan IlmuKedokteranJiwa. Surabaya :AirlanggaUniversityPress. Maslim, rusdi. 2003. PenggunaanKlinisObatPsikotropik. EdisiKetiga. Jakarta :BagianIlmuKedokteranJiwa – UnikaAtmaJaya. ___________.2000. Diagnosis GangguanJiwa. Jakarta :BagianIlmuKedokteranJiwa – UnikaAtmaJaya. RumahSakitUmumDr.Soetomo. 2004. Pedoman Diagnosis dan TerapiIlmuKedokteranJiwa. Edisi III. Surabaya :RumahSakitUmumDr.Soetomo Scoot, T. 2002. DanforthBukuSakuObstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Sudigdo, S. 2004. Terapi Sulih Hormon Pada Wanita Perimenopause. FKUI : HTA Indonesia. Tanagho, Emil A. 2004. Smith’s General Urology. 19th edition. New York : Lange Medical Books/McGraw – Hill. William, F& Carey, C. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika. Jaffe,Y. 1996. Reproductive Endrocrinology, Physiology, pathophysiology, and Clinical Management. 3rd edition. Phyladelphia : WB Saunders Kaplan, H. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara. Jones,L. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa ____________(2007). Bagaimana Gejala Gejala Menopause. www. Medicastore. com. Tanggal 12 september 2007. Hardjanto, dkk. (2007). Mengapa Harus Takut Menjadi Tua. http://www. Tumoutou. Net. Tanggal 12 september 2007. Siagian,A. (2006). Saatnya Memperhatikan Kesehatan Wanita. www. Infogue. Com. Tanggal 04 april 2008 Atkinson,R. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.