PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS XI AGAMA DI SEKOLAH INKLUSIF MAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh NURVITA WULANSARI NIM 11201244028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS XI AGAMA DI SEKOLAH INKLUSIF MAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN Oleh Nurvita Wulansari NIM 11201244028 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, serta upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia diteliti berdasarkan komponen pembelajaran yang berupa tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar, metode pembelajaran, media, dan evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo. Objek penelitian difokuskan pada pembelajaran Bahasa Indonesia, hambatan, dan upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo. Data diperoleh dengan teknik observasi partisipatif, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen. Teknik analisis data meliputi tahapan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo sesuai dengan RPP, yang di dalamnya memuat komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut di antaranya tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar, metode pembelajaran, media, dan evaluasi. Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo dengan sekolah umum berbeda. Hal yang membedakan terdapat pada subjek belajar, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang digunakan. Kedua, hambatan yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo di antaranya tidak tersedianya buku ajar braille untuk siswa difabel tunanetra dan guru tidak menguasai huruf braille. Ketiga, upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan tersebut adalah guru memanfaatkan sumber materi yang ada dan memberi kesempatan kepada siswa difabel tunanetra untuk mengunduh Buku Siswa Elektronik (BSE), serta guru meminta bantuan guru pembimbing khusus untuk menerjemahkan tulisan braille siswa difabel tunanetra. Kata kunci : pembelajaran Bahasa Indonesia, sekolah inklusif iii THE IMPLEMENTATION OF BAHASA INDONESIA TEACHING AND LEARNING FOR THE XI GRADERS OF RELIGION CLASS IN MAN MAGUWOHARJO INCLUSIVE SCHOOL DEPOK SLEMAN By Nurvita Wulansari NIM 11201244028 This research is aimed to describe the implementation of Bahasa Indonesia teaching and learning in the XI grade of religion class in MAN Maguwoharjo Inclusive School, Depok, Sleman; obstacles during the teaching and learning process; and the teacher’s efforts to overcome those obstacles. The teaching and learning process is observed based on learning components which consists of learning goals, learning source/learning material, learning method, media, and learning evaluation. This research is a qualitative descriptive research. The subjects of the research are Bahasa Indonesia teachers and the XI graders of religion class in MAN Maguwoharjo Inclusive School. The object of the study is focused on the learning process of Bahasa Indonesia, the obstacles in learning, and the teacher’s efforts to overcome those obstacles. Data are collected through participative observation technique, interview, field note, and documents. Data analyzing techniques include data reducing step, data display, and conclusion. Data validation is found through diligence and triangulation. The result of the study shows that: first, the implementation of Bahasa Indonesia teaching and learning process in XI graders of religion class in MAN Maguwoharjo Inclusive School is appropriate with the lesson plans, in which consists of learning components. The components are learning goals, learning sources/learning materials, learning methods, media, and learning evaluation. Basically, the teaching and learning process in this studied school is different with other common schools. The differences are laid on learning subjects, learning methods, and learning media which are applied. Second, the obstacles found during the teaching and learning process are: there is no Braille books specialized for gifted students, and furthermore, the teachers are not able to understand the Braille for those students. Third, the efforts which are done by the teachers to overcome those problems are making use of available learning sources and giving a chance to the gifted students to download Buku Siswa Elektronik (BSE), and the teachers asks a special teacher to help translate the braille writing visually impaired students with disabilities. Keywords: Bahasa Indonesia learning, inclusive school iv Anak berkebutuhan khusus A. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, merupakan anak-anak yang memiliki Bahasa Indonesia merupakan mata hambatan pelajaran wajib yang diajarkan mulai hambatan dari jenjang pendidikan dasar hingga dalamnya anak-anak yang memiliki pendidikan menengah atas. Ruang keterbatasan. Mereka memerlukan lingkup Bahasa layanan yang bersifat khusus dalam Indonesia mencakup keterampilan pendidikan agar hambatan belajarnya berbahasa dan kemampuan bersastra. dapat Keterampilan berbahasa terdiri dari kebutuhannya menyimak, berbicara, membaca dan (Karyana dan Sri Widati, 2013: 7-8). menulis, Sejalan pembelajaran sedangkan bersastra kemampuan terintegrasi dalam kebutuhan untuk dan termasuk dihilangkan sehingga dapat dengan di dipenuhi hal tersebut, mengupayakan pendidikan inklusif untuk para anak merupakan dasar belajar pemerintah keterampilan berbahasa. Pendidikan perkembangan setiap berkebutuhan manusia penting khusus. yang Konsep terdapat dalam menjamin keberlangsungan pendidikan inklusif memungkinkan hidupnya agar lebih bermartabat. kita untuk melakukan pembaruan Oleh karena itu negara memiliki demi kewajiban berkebutuhan untuk memberikan memperjuangkan khusus atau pelayanan pendidikan yang bermutu berkelainan. kepada tanpa inklusif tidak lepas dari carut-marut terkecuali anak berkebutuhan khusus. sistem pendidikan bagi kalangan Hal tersebut sesuai dengan Undang- penyandang undang Sistem Pendidikan Nasional (different nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 mendapatkan perhatian serius dari tentang hak dan kewajiban warga pemerintah (Ilahi, 2013: 33). setiap warganya negara yang menyatakan “setiap Konsep anak pendidikan cacat atau difabel ability) yang kurang Pendidikan inklusif warga negara mempunyai hak yang merupakan sama untuk memperoleh pendidikan dari model pendidikan bagi anak yang bermutu”. berkelainan 1 perkembangan yang secara terkini formal ditegaskan dalam Pernyataan Dalam pembelajaran bahasa, siswa Salamanca pada Konferensi Dunia dituntut untuk dapat berkomunikasi tentang Pendidikan Berkelainan Juni dengan baik dan benar, secara lisan 1994. Prinsip mendasar pendidikan maupun tulis. Oleh karena itu, upaya inklusif selama peningkatan pembelajaran Bahasa anak Indonesia harus terus ditingkatkan bersama-sama agar hasil yang didapatkan sesuai adalah memungkinkan, seyogianya semua belajar tanpa memandang kesulitan ataupun dengan yang diharapkan. perbedaan yang mungkin ada pada Pembelajaran mereka (Ilahi, 2013: 36). Dalam Bahasa Indonesia di sekolah formal dengan penyelenggaraan sekolah inklusif, tentu memiliki pendidikan inklusif, sekolah harus perbedaan. Di sekolah inklusif guru mampu mengenal lebih mendalam akan tentang pendidikan dibandingkan dengan sekolah formal Maguwoharjo biasa, karena kita ketahui di sekolah merupakan salah satu madrasah yang inklusif terdapat anak berkebutuhan menerapkan inklusif. khusus yang tentu harus diajar pendidikan dengan metode yang berbeda dengan inklusif, MAN Maguwoharjo turut sekolah formal. Selain itu, guru pasti berkontribusi juga paradigma inklusif. Dengan MAN pendidikan menerapkan pemerintah sebuah terhadap untuk ruang usaha memberikan kepada bekerja akan lebih memiliki keras kesulitan tersendiri ketika mengajar di sekolah anak inklusif, di mana di sana terdapat berkebutuhan khusus mengenyam anak-anak pendidikan di sekolah tersebut. berkebutuhan khusus yang sedang Pada proses pembelajaran, kelas. anak pendidikan. memiliki peran penting dalam proses di dan belajar bersama untuk memperoleh siswa merupakan faktor utama. Guru pembelajaran normal Berdasarkan uraian di atas, Guru perlu diadakan penelitian pada diharapkan dapat membimbing sekolah inklusif untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran Bahasa dalam hal ini pembelajaran bahasa. Indonesia. Penelitian ini dilakukan 2 mengingat bahwa pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian, Indonesia merupakan mata pelajaran penelitian ini termasuk penelitian yang harus dikuasai siswa agar deskriptif kualitatif. mampu berbahasa dengan baik dan Menurut Moeleong (2011: 6) benar, baik secara lisan maupun tulis. metode kualitatif bertujuan untuk Penelitian ini diadakan di MAN memahami fenomena tentang apa Maguwoharjo, dengan alasan karena yang dialami oleh subjek penelitian sekolah ini merupakan madrasah dengan cara deskripsi dalam bentuk pertama yang kata-kata dan bahasa, pada suatu inklusif, konteks khusus. Penelitian dilakukan yaitu sejak sekolah ini didirikan dengan mengamati subjek dan objek tahun 1978. Oleh karena itu tentu penelitian berdasarkan fakta-fakta sekolah memiliki yang ada. Penelitian kualitatif lebih yang banyak dalam mementingkan proses daripada hasil. melaksanakan pendidikan inklusif. Subjek dalam penelitian ini di Indonesia menerapkan pendidikan ini pengalaman telah Penelitian ini difokuskan pada kelas adalah XI siswa Maguwoharjo. Guru yang dipilih berkebutuhan khusus atau siswa dalam penelitian ini adalah guru difabel kelas XI Agama berjumlah kelas XI Agama, dan siswa yang lebih banyak dibandingkan dengan dijadikan sebagai subjek penelitian siswa difabel kelas X dan XII. adalah siswa kelas inklusif yang Agama, disebabkan guru dan siswa MAN difokuskan pada kelas XI Agama MAN Maguwoharjo. Sementara itu, B. METODE PENELITIAN Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan objek penelitian berupa pembelajaran Bahasa Indonesia, hambatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas pembelajaran Bahasa Indonesia, dan XI Agama di sekolah inklusif, usaha hambatan selama proses hambatan pembelajaran pembelajaran, serta guru Indonesia di upaya guru dalam sekolah Bahasa inklusif. dalam mengatasi hambatan selama Pembelajaran proses berdasarkan komponen pembelajaran pembelajaran Bahasa 3 Bahasa mengatasi Indonesia yang meliputi tujuan, materi/bahan Indonesia ajar, metode, media, evaluasi. menjalankan perannya sesuai dengan Pengumpulan data dilakukan berlangsung, guru kebutuhan siswa. dengan teknik pengamatan dengan Pelaksanaan pembelajaran instrumen pedoman pengamatan dan Bahasa Indonesia di kelas inklusif catatan lapangan, wawancara bebas pun juga tak lepas dari berbagai terpimpin instrumen hambatan. Dengan adanya hambatan pedoman wawancara, dan dokumen. yang terjadi dalam pembelajaran Sementara itu, analisis data dalam Bahasa Indonesia di kelas inklusif, penelitian ini terdiri dari tiga tahap, guru berupaya untuk mengatasinya yaitu tahap reduksi data, tahap agar pembelajaran dapat berjalan penyajoan data, dengan lancar. kesimpulan (verifikasi). dengan menggunakan dan Peneliti 1. Hasil Penelitian ketekunan Pada bagian ini akan dibahas pengamatan dan triangulasi untuk mengenai pelaksanaan pembelajaran mengecek kebenaran data dalam Bahasa Indonesia kelas XI Agama di penelitian ini. sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, C. HASIL PENELITIAN DAN hambatan PEMBAHASAN pembelajaran Bahasa Indonesia kelas Dalam terdapat khusus/anak teknik tahap kelas anak XI dalam pelaksanaan Agama XI Agama di sekolah inklusif MAN berkebutuhan Maguwoharjo, dan upaya guru dalam khususnya mengatasi hambatan tersebut. Hasil difabel, siswa difabel tunanetra dan siswa penelitian difabel tunadaksa yang ikut belajar pembelajaran Bahasa Indonesia kelas bersama dengan anak nondifabel. XI Agama di sekolah inklusif MAN Walaupun ada Maguwoharjo ini, berdasarkan pada diskriminasi terhadap siswa difabel komponen pembelajaran. Komponen dan nondifabel. Mereka memiliki pembelajaran tersebut di antaranya hak yang sama dalam memperoleh (1) pendidikan di kelas inklusif. Selama materi/bahan kegiatan pembelajaran, (4) media, (5) evaluasi demikian, pembelajaran tidak Bahasa 4 tujuan dari pelaksanaan pembelajaran, ajar, (3) (2) metode pembelajaran. Hasil penelitian akan Metode pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel. Berikut hasil penelitian secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel. Tabel 1: Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo Komponen Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Materi/bahan ajar Hasil Penelitian Tujuan pembelajaran yang dibuat sesuai dengan SK, KD, dan silabus. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dibuat sama, baik untuk siswa difabel maupun siswa nondifabel. Pada dasarnya, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Materi pada setiap KD yang disampaikan tidak urut sesuai dengan silabus. Bahan ajar Bahasa Indonesia khususnya untuk siswa difabel tunanetra belum tersedia. Bahan ajar yang digunakan oleh guru diambil dari buku ajar, internet, ataupun majalah/surat kabar. Media Evaluasi pembelajaran 5 Guru cenderung menyampaikan materi secara singkat dan memberikan waktu lebih untuk praktik. Metode pembelajaran yang digunakan antara lain metode ceramah, presentasi, tanya jawab, penugasan, dan diskusi. Metode tambahan untuk siswa difabel tunanetra menggunakan metode asuhan sebaya. Guru menggunakan media visual dan media cetak. Media visual berupa slide dalam bentuk microsoft word dan power point dengan memanfaatkan layar LCD, sedangkan media cetak berupa buku ajar dan teks cerpen. Media yang digunakan untuk siswa difabel tunanetra adalah laptop yang didukung dengan aplikasi JAWS atau NVDA. Cara penilaian: secara lisan dan tertulis. Waktu: proses dan setelah pembelajaran. Ranah: kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. a. Bentuk penilaian: tes tertulis dan praktik. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo Tabel 2: Hasil Penelitian Hambatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo No 1. 2. Pembahasan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo Hambatan dalam Pembelajaran Tidak tersedianya buku ajar braille untuk siswa difabel tunanetra. Guru tidak menguasai huruf braille. komponen berdasarkan pembelajaran pembelajaran, (tujuan materi/bahan ajar, metode pembelajaran, media, dan evaluasi Tabel 3: Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo pembelajaran) sebagai berikut. Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru dibuat sama, baik itu untuk siswa difabel maupun siswa No 1. 2. Upaya Guru dalam Menangani Hambatan Guru memanfaatkan sumber materi yang ada dan memberi kesempatan kepada siswa difabel tunanetra untuk mengunduh Buku Siswa Elektronik (BSE). Guru meminta bantuan guru pembimbing khusus untuk menerjemahkan tulisan braille siswa difabel tunanetra. nondifabel. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, guru dan siswa berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran itu. Menurut guru Bahasa Indonesia, selama ini siswa tujuan difabel mampu pembelajaran mencapai walaupun kurang maksimal. Hal tersebut juga terlihat 2. Pembahasan Berikut ketika pengamatan berlangsung. merupakan . Materi/bahan ajar diambil pembahasan dari hasil penelitian dari buku paket, internet, maupun yang telah dikemukakan pada bagian surat kabar. Dalam menyampaikan sebelumnya. materi, guru menyampaikan secara singkat dan memberikan waktu lebih 6 untuk praktik. Materi yang melakukan presentasi, siswa difabel disampaikan guru juga tidak urut pun juga ikut andil seperti siswa sesuai dengan silabus. Bahan ajar nondifabel. dalam bentuk buku braille bagi siswa presentasi difabel belum tanya jawab digunakan oleh guru tersedia. Siswa difabel tunanetra setelah guru menggunakan metode menggunakan ceramah. tunanetra juga bahan ajar sama seperti siswa nondifabel lainnya. Siswa difabel dengan baik. Setelah menyampaikan ikut Metode guru materi, guru Metode pembelajaran yang bertanyajawab dengan siswa. Ketika digunakan oleh guru antara lain guru melemparkan pertanyaan, siswa metode ceramah, presentasi, tanya selalu meresponnya. Pada metode jawab, diskusi, penugasan, siswa difabel tunanetra sedangkan metode tambahan yang bekerjasama dengan temannya untuk dikhususkan untuk siswa difabel mengerjakan tunanetra metode asuhan Sementara itu, metode asuhan sebaya ceramah sangat hampir sama dengan metode tutor membantu siswa difabel tunanetra, sebaya. Cara yang digunakan dalam karena siswa difabel tunanetra hanya metode asuhan sebaya adalah siswa bisa nondifabel sebaya. penugasan, adalah Metode dan memaksimalkan indra tugas akan dari guru. membantu pendengarnya ketika pembelajaran mengasuh siswa difabel tunanetra, berlangsung. yang dimaksud dengan mengasuh Beberapa siswa nondifabel cenderung bosan dengan dalam hal ini adalah siswa metode ceramah yang dilakukan oleh nondifabel ikut membimbing dan guru. Akan tetapi metode ini tetap membantu siswa difabel tunanetra digunakan oleh guru, karena metode dalam belajar di kelas ataupun dalam ini diyakini mampu menjadi metode kegiatan di luar kelas. yang efektif untuk membantu siswa Media yang digunakan oleh difabel tunanetra dalam memahami guru untuk mendukung pembelajaran materi pelajaran. Melalui metode di kelas juga masih menggunakan presentasi, siswa dapat lebih aktif media sederhana, yaitu media visual dalam dan media cetak. Media visual yang pembelajaran. Ketika 7 digunakan berupa slide dalam bentuk dinilai berupa kompetensi sikap, microsoft word dan power point pengetahuan, dan keterampilan. Hal dengan memanfaatkan layar LCD, ini sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran media cetak yang seperti yang tertulis dalam digunakan yaitu buku paket dan teks (RPP). cerpen yang bersumber dari surat dilakukan guru yaitu melalui tes kabar. Media khusus bagi siswa tertulis difabel tunanetra adalah komputer pelaksanaan pembelajaran di kelas, atau laptop yang telah didukung ada dengan bagi memang belum bisa terlaksana. Hal Aplikasi itu dikarenakan waktu pembelajaran aplikasi penyandang khusus tunanetra. tersebut adalah JAWS atau NVDA. Bentuk penilaian maupun evaluasi praktik. pembelajaran yang Pada yang yang memang cukup terbatas. Aplikasi ini bisa diunduh melalui internet. Fungsi aplikasi JAWS dan b. NVDA itu adalah sebagai screen Bahasa Indonesia Kelas XI Agama reader atau pembaca layar. Aplikasi di ini akan mengubah tulisan yang ada Maguwoharjo di laptop maupun komputer menjadi suara/audio. komputer Laptop yang sudah Hambatan Sekolah Pembelajaran Inklusif Pembelajaran ataupun MAN Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah didukung inklusif MAN Maguwoharjo dengan aplikasi ini secara otomatis memang tak lepas dari berbagai akan menyuarakan tulisan dengan hambatan. Hambatan yang terjadi di mengikuti ke mana arah kursor itu. antaranya pertama, tidak tersedianya Dengan demikian, siswa difabel buku ajar braille untuk siswa difabel tunanetra bisa belajar dengan mudah tunanetra. Selama ini siswa difabel melalui laptop mereka. tunanetra meggunakan buku ajar Evaluasi pembelajaran sama seperti siswa nondifabel. dilakukan guru secara lisan maupun Mereka hanya bisa mencerna materi tulis. Evaluasi ini dilakukaan saat yang ada dalam buku ajar melalui pembelajaran berlangsung maupun pendengaran, yaitu dibacakan oleh setelah pembelajaran. Ranah yang orang lain. Cara lain yang mereka 8 gunakan dalam memahami materi pengalaman mengajar yang cukup yang ada di buku ajar tersebut adalah lama di sekolah inklusif MAN dengan men-scan (memindai melalui Maguwoharjo. scanner) lembaran demi lembaran mengajar di MAN Maguwoharjo ini materi dalam buku ajar itu kemudian terhitung mulai tahun 2011. Beliau mulai menyimpan hasil pindaian materi itu ke dalam laptop. Materi yang telah c. Upaya Guru dalam Mengatasi dipindai akan Hambatan Pembelajaran Bahasa terbaca oleh laptop mereka, sehingga Indonesia Kelas XI Agama di mereka bisa belajar dengan mudah. Sekolah Buku braille yang disediakan di Maguwoharjo melalui scanner Inklusif MAN perpustakaan sekolah hanya terbatas. Upaya yang dilakukan guru Buku-buku braille itu di antaranya dalam mengatasi hambatan yang Al-Qur’an, majalah, dan kumpulan terjadi dalam pembelajaran Bahasa cerpen. yang Indonesia kelas XI Agama di sekolah kurang bervariasi. inklusif MAN Maguwoharjo adalah Kumpulan disediakan juga Perpustakaan hanya cerpen menyediakan sebagai berikut. Pertama, beberapa judul kumpulan cerpen memanfaatkan sumber materi yang tetapi dalam jumlah banyak. ada dan memberi kesempatan kepada Kedua, guru tidak menguasai siswa difabel tunanetra untuk huruf braille. Guru Bahasa Indonesia mengunduh Buku Siswa Elektronik yang mengajar kelas XI belum (BSE). Sumber materi itu didapat menguasai huruf braille. Hal tersebut dari buku ajar, internet, ataupun surat membuat guru Bahasa Indonesia kabar. Buku ajar yang digunakan kesulitan untuk membaca tulisan guru siswa mengajar sama seperti buku ajar difabel tunanetra. sebagai yang menjadi faktor utama penyebab guru tunanetra dan siswa nondifabel yaitu tidak menguasai huruf braille. Selain buku Kompeten Berbahasa Indonesia itu, guru Bahasa Indonesia yang yang megajar kelas XI ini belum memiliki Sementara itu, untuk materi yang diterbitkan siswa untuk Ketidaksesuaian latar belakang guru 9 digunakan pedoman oleh difabel Erlangga. diambil dari internet ataupun surat GPK yang disediakan oleh Dinas kabar dengan Provinsi berjumlah dua orang. GPK akan cukup memiliki peran penting di disesuaikan Kompetensi dipelajari. Dasar Bagi tunanetra yang siswa yang difabel MAN Maguwoharjo. Mereka mengalami bertugas untuk menjembatani guru keterbatasan sumber materi, guru dengan siswa difabel tunanetra. Guru memberi kesempatan kepada mereka yang kesulitan menangani siswa untuk mencari sumber materi yang difabel tunanetra, terutama dalam hal sekiranya bisa membantu mereka membaca tulisan braille seperti pada dalam belajar. Sumber materi itu gambar adalah Buku Siswa Elektronik (BSE) bantuan yang bisa mereka unduh di internet. menerjemahkan BSE yang ada di internet memang tersebut. Guru Bahasa Indonesia pun cukup banyak, terlebih untuk buku juga demikian. Ketika guru Bahasa KTSP. Dalam mengunduh BSE, guru Indonesia kesulitan membaca tulisan memberikan kebebasan kepada siswa braille dari siswa difabel tunanetra, difabel tunanetra untuk mengunduh guru akan meminta bantuan kepada BSE tersebut, asalkan materi yang GPK untuk menerjemahkan tulisan ada di dalamnya relevan dengan siswa. Tulisan braille dari siswa materi yang diajarkan oleh guru. difabel tunanetra akan diserahkan Kedua, guru di atas akan kepada GPK tulisan meminta untuk braille meminta kepada GPK untuk diterjemahkan ke bantuan guru pembimbing khusus tulisan abjad, kemudian setelah GPK untuk menerjemahkan tulisan braille telah selesai menerjemahkan tulisan siswa difabel tunanetra. Di MAN itu Maguwoharjo kepada guru yang bersangkutan. terdapat guru GPK akan menyerahkannya pembimbing khusus (GPK) bagi siswa difabel merupakan guru tunanetra. yang GPK Penelitian ini juga sejalan ditunjuk dengan penelitian sebelumnya. khusus oleh Dinas Pendidikan dari Penelitian relevan yang pertama Provinsi untuk ikut membantu guru berjudul menangani siswa difabel tunanetra. Indonesia dalam Kelas Inklusif di 10 Pembelajaran Bahasa SMP Ekakapti Karangmojo, tujuan pembelajaran, materi, metode, Kabupaten Gunungkidul oleh Irawati Wahyuningsih (2014) media, dan evaluasi pembelajaran. mahasiswa Penelitian relevan yang kedua Pascasarjana UNY. Relevansi yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran terdapat Bahasa antara berjudul penelitian Pembelajaran yang Bahasa Indonesia Terbuka, di Pada Tempel, SMP Sleman, Indonesia dalam Kelas Inklusif di Yogyakarta oleh Kunti Khusnun SMP (2014) Ekakapti Karangmojo, mahasiswa UNY. terdapat antara Kabupaten Gunungkidul dengan Relevansi penelitian ini metode penelitian yang berjudul Pelaksanaan adalah penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan deskriptif kualitatif. yaitu Pembelajaran metode Selain yang PBSI Bahasa Indonesia Pada SMP Terbuka di Tempel itu dengan penelitian ini adalah metode relevansi yang lain pada objek penelitian yang digunakan penelitian sama-sama menggunakan yang diteliti, yaitu metode mengenai pelaksanaan pembelajaran deskriptif Bahasa Indonesia di sekolah inklusif. relevansi yang lain pada objek Perbedaan dengan penelitian penelitian ini penelitian Irawati kualitatif. yaitu yang Bahasa Indonesia. peneltian. Subjek penelitian pada Perbedaan Irawati diteliti, itu yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran Wahyuningsih terdapat pada subjek penelitian Selain Wahyuningsih penelitian ini dengan penelitian Kunti Khusnun hanya difokuskan pada guru SMP terdapat Ekakapti, subjek Subjek penelitian pada penelitian penelitian pada penelitian ini adalah Kunti Khusnun yaitu guru dan siswa guru dan siswa di sekolah inklusif di SMP Terbuka, sedangkan subjek MAN penelitian pada penelitian ini adalah sedangkan Maguwoharjo. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang penelitian ini diteliti pada didasarkan pada pada subjek peneltian. guru dan siswa di sekolah inklusif. komponen pembelajaran yang berupa 11 D. KESIMPULAN DAN SARAN terhadap siswa difabel, terutama 1. Kesimpulan siswa difabel tunanetra juga masih Berdasarkan hasil penelitian kurang. Pada dasarnya, pembelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, berbeda maka dapat disimpulkan sebagai pada berikut. membedakan terdapat pada subjek Pertama, dengan sekolah-sekolah umumnya. Hal yang pelaksanaan belajar, metode pembelajaran dan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas media pembelajarannya. Perbedaan XI Agama di sekolah inklusif MAN pada subjek belajar yang ada di Maguwoharjo pada mulanya telah sekolah inklusif MAN Maguwoharjo direncanakan Rencana yaitu dengan adanya siswa difabel Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). yang ikut belajar bersama dengan Akan tetapi, ada penambahan pada siswa nondifabel dalam kelas yang pelaksanaan pembelajaran yang tidak sama, dituliskan guru melalui RPP, seperti tunanetra dan tunadaksa. Sementara metode itu, melalui asuhan dikhususkan bagi sebaya siswa yang khususnya untuk siswa metode difabel pembelajaran difabel perbedaan itu terdapat pada metode tunanetra. Pada RPP yang ditulis tambahaan yang dikhususkan untuk guru komponen siswa difabel tunanetra, yaitu dengan pembelajaran, di antaranya tujuan metode asuhan sebaya. Selanjutnya, pembelajaran, ajar, media pembelajaran yang berbeda metode pembelajaran, media, dan dengan sekolah umum itu adalah evaluasi pembelajaran. adanya terdapat materi/bahan Pada pembelajaran pelaksanaan di kelas, media komputer guru yang laptop sudah ataupun didukung dengan aplikasi JAWS atau NVDA. menganggap semua siswa dalam Kedua, dalam pembelajaran kelas inklusif itu sama, baik itu siswa Bahasa Indonesia kelas XI Agama di difabel maupun siswa nondifabel. sekolah inklusif MAN Maguwoharjo Perhatian yang diberikan oleh guru memang 12 tidak terlepas dari hambatan. Hambatan yang terjadi juga mampu mengupayakan fasilitas dalam sumber belajar terutama untuk siswa pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah difabel inklusif mereka dalam belajar. Kedua, Guru MAN Maguwoharjo di sehingga memudahkan antaranya adalah tidak tersedianya diharapkan buku paket braille untuk tunanetra perhatian yang lebih kepada siswa, dan guru tidak menguasai huruf khususnya braille. Selanjutnya, guru Ketiga, guru memiliki solusi mampu mampu memberikan siswa untuk difabel. juga diharapkan meningkatkan yang tepat untuk mengatasi upaya kreativitasnya tersebut. Upaya yang dilakukan guru dengan menggunakan metode dan dalam mengatasi hambatan tersebut media pembelajaran yang menarik adalah guru memanfaatkan sumber yang tentunya disesuaikan dengan materi kondisi siswa dalam kelas inklusif. yang ada dan memberi dalam mengajar kesempatan kepada siswa tunanetra untuk mengunduh Buku Elektronik E. DAFTAR PUSTAKA Siswa (BSE) dan guru guru meminta Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Pendidikan Inklusif: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: ArRuzz Media. bantuan guru pendamping khusus untuk menerjemahkan tulisan braille siswa difabel tunanetra. 2. Saran Karyana, Asep dan Sri Widati. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: PT. Luxima Metro Media. Berikut beberapa saran yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah inklusif, Khusnun, Kunthi. 2014. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada SMP Terbuka Tempel Sleman. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY Yogyakarta. khususnya sekolah inklusif MAN Maguwoharjo. Pertama, sekolah perlu memberikan perhatian yang lebih kepada siswa, khususnya siswa difabel yang ada di MAN Maguwoharjo. Selain itu, sekolah 13 Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahyuningsih, Irawati. 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kelas Inklusif di SMP Ekakapti Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta: Skripsi S2 UNY. 14