Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Tujuan Pembelajaran Menjelaskan proses produksi secara umum dan keterkaitannya dengan pemilihan sistem harga pokok produksi Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok Menjelaskan dan menerapkan pengertian akumulasi biaya, pengukuran biaya dan pembenanan biaya pada sistem harga pokok pesanan Membandingkan perbedaan actual costing, normal costing dan standard costing dalam pengukuran biaya Menjelaskan dokumen-dokumen yang digunakan pada sistem harga pokok pesanan Menghitung tarif overhead yang ditentukan dimuka dan membebankan ke pesanan Mencatat dan melaporkan aliran biaya pada sistem harga pokok pesanan Menghitung harga pokok produksi per pesanan dan harga pokok secara total per periode. Sistem Perhitungan Harga Pokok (Product costing systems) Sistem untuk mengakumulasi biaya, mengukur biaya dan membebankan biaya Akumulasi biaya : proses mencatat biaya-biaya untuk memproses produk atau jasa, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Pengukuran biaya : penentuan berapa nilai (rupiah) biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang harus dicatat Pembebanan biaya : proses untuk membebankan biaya-biaya produksi ke produk atau jasa yang dihasilkan (obyek biaya) Hubungan Akumulasi Biaya, Pengukuran Biaya dan Pembebanan Biaya Akumulasi Biaya Proses mencatat biaya-biaya produksi Biaya bahan baku langsung Pengukuran Biaya Biaya tenaga kerja langsung Proses menentukan jumlah rupiah yang dicatat untuk setiap komponen biaya produksi Biaya bahan baku langsung Pembebanan (mengalokasikan biaya yang telah diakumulasi dan diukur ke produk/jasa) Biaya overhead Produk A atau Jasa A Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Produk B atau Jasa B Akumulasi Biaya Pada Sistem Harga Pokok Pesanan (Job Order System) Biaya-biaya produksi (BBL, TKL, BOP) diakumulasi ke pesanan (job) Pengukuran Biaya Pada Sistem Harga Pokok Pesanan (Job Order System) BBL, TKL dan BOP, dicatat dengan menggunakan salah satu metode pengukuran : 1. Actual costing 2. Normal costing 3. Standard costing Pembebanan Biaya Pada Sistem Harga Pokok Pesanan (Job Order System) BBL, TKL dan BOP, yang telah diakumulasi dan diukur dibebankan ke obyek biaya (produk/jasa/pe sanan) Akumulasi, Pengukuran dan Pembebanan Biaya Produksi Berdasarkan Pesanan (Job Order System) BBL : Bahan Baku Langsung TKL : Tenaga Kerja Langsung BOP : Biaya Overhead Pabrik Aliran Biaya Sistem Harga Pokok Pesanan Catataan: Job1, Job 2, Job 3 sebagai sub ledger dari Akun Pekerjaan dalam proses (good in process/work in process) Dokumen Pada Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Job Cost Sheet (Lembar Biaya per Pesanan) : untuk mencatat biaya produksi per pesanan 1 Job Cost Sheet 2 No. Pesanan Tanggal dipesan Tanggal selesai Tanggal dikirim Dipesan oleh : Bapak Suhardiman Nama barang : Undangan pernikahan Kuantitas yang diselesaikan : 1000 Bahan baku langsung No. Permi nta a n Ba ha n Ba ku Juml a h (Rp) PB-10 PB-14 PB-16 Ringkasan Biaya : bahan baku langsung : tenaga kerja langsung : overhead : Total biaya : Biaya per unit : : P 002 : 10 Januari 2011 : 30 Januari 2011 : 01 Pebruari 2011 Tenaga kerja langsung No. Wa ktu Kerja 500,000 WK-001 300,000 WK-004 150,000 WK-007 Juml a h ja m Ta ri f 5 6 8 20,000 20,000 20,000 Rp950,000 Rp380,000 Rp570,000 Overhead Juml a h (Rp) 100,000 120,000 160,000 Ja m Ta ri f 5 6 8 30,000 30,000 30,000 Juml a h (Rp) 150,000 180,000 240,000 3 Rp1,900,000 Rp1,900 5 Total biaya produksi untuk seluruh pesanan selama periode tertentu dapat di lihat di akun Pekerjaan Dalam Proses 4 Di isi no pesanan baru yang diterima Nomor pesanan merupakan nomor identifikasi pesanan Setiap pesanan memiliki nomor pesanan yang unik Nomor pesanan harus tercetak/prenumbered Dokumen Pada Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Job Cost Sheet (Lembar Biaya per Pesanan) : untuk mencatat biaya produksi per pesanan 1 Job Cost Sheet 2 Dipesan oleh : Bapak Suhardiman Nama barang : Undangan pernikahan Kuantitas yang diselesaikan : 1000 Bahan baku langsung No. Permi nta a n Ba ha n Ba ku Juml a h (Rp) PB-10 PB-14 PB-16 Ringkasan Biaya : bahan baku langsung : tenaga kerja langsung : overhead : Total biaya : Biaya per unit : No. Pesanan Tanggal dipesan Tanggal selesai Tanggal dikirim : P 002 : 10 Januari 2011 : 30 Januari 2011 : 01 Pebruari 2011 Tenaga kerja langsung No. Wa ktu Kerja 500,000 WK-001 300,000 WK-004 150,000 WK-007 Juml a h ja m Ta ri f 5 6 8 20,000 20,000 20,000 Overhead Juml a h (Rp) 100,000 120,000 160,000 Ja m Ta ri f 5 6 8 30,000 30,000 30,000 Juml a h (Rp) 150,000 180,000 240,000 Rp950,000 Rp380,000 Rp570,000 Rp1,900,000 Rp1,900 Total biaya produksi untuk seluruh pesanan selama periode tertentu dapat di lihat di akun Pekerjaan Dalam Proses Formulir permintaan bahan (material requisition slip) prenumbered Tanggal : 11 Januari 2011 No. Permintaan Bahan : PB-10 Dibebankan ke akun : 5100-Pekerjaan dalam Proses Kode Bahan BL-03 Nama bahan Kertas concorde uk 79x109 Di isi no dan nama akun yang dituju Dikirim ke No. Pesanan Kuantitas Harga per unit 50 Rp10,000 merujuk ke no pesanan : Bagian Produksi : P-002 Total Rp500,000 Diminta oleh, Disetujui oleh, Diterima oleh, Dibukukan oleh, Budianto Staf Produksi Markus A. Kepala Gudang Luknanto Staf Produksi Ida Ayu Septiani Staf Akuntansi Biaya Dokumen Pada Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Job Cost Sheet (Lembar Biaya per Pesanan) : untuk mencatat biaya produksi per pesanan 1 Job Cost Sheet 2 Dipesan oleh : Bapak Suhardiman Nama barang : Undangan pernikahan Kuantitas yang diselesaikan : 1000 Bahan baku langsung No. Permi nta a n Ba ha n Ba ku Juml a h (Rp) PB-10 PB-14 PB-16 Ringkasan Biaya : bahan baku langsung : tenaga kerja langsung : overhead : Total biaya : Biaya per unit : No. Pesanan Tanggal dipesan Tanggal selesai Tanggal dikirim : P 002 : 10 Januari 2011 : 30 Januari 2011 : 01 Pebruari 2011 Tenaga kerja langsung No. Wa ktu Kerja 500,000 WK-001 300,000 WK-004 150,000 WK-007 Rp950,000 Rp380,000 Rp570,000 Juml a h ja m Ta ri f 5 6 8 20,000 20,000 20,000 Overhead Juml a h (Rp) 100,000 120,000 160,000 Ja m Ta ri f 5 6 8 30,000 30,000 30,000 Juml a h (Rp) 150,000 180,000 240,000 3 Rp1,900,000 Rp1,900 Total biaya produksi untuk seluruh pesanan selama periode tertentu dapat di lihat di akun Pekerjaan Dalam Proses Formulir waktu kerja (time ticket) ID Karyawan Nama karyawan No. Pesanan Jam mulai 8:00 : 05-024 : Bambang JK : P-002 Jam selesai 13:00 Total Jam 5 Tanggal : 11 Januari 2011 Tarif per jam Rp20,000 Disetujui oleh, Dibukukan oleh, Gunawan L. Kepala Produksi Ida Ayu Septiani Staf Akuntansi Biaya Total Rp100,000 Formulir Waktu Kerja. dibuat per masing-masing karyawan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan ke pesanan tertentu. Informasi yang harus ada pada formulir waktu kerja adalah, 1. Nomor pengenal karyawan (ID Karyawan), 2. Nama karyawan, 3. Nomor pesanan yang dikerjakan, 4. Jam mulai, jam selesai, total jam, tarif per jam Dokumen Pada Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Job Cost Sheet (Lembar Biaya per Pesanan) : untuk mencatat biaya produksi per pesanan 1 Job Cost Sheet 2 Dipesan oleh : Bapak Suhardiman Nama barang : Undangan pernikahan Kuantitas yang diselesaikan : 1000 Bahan baku langsung No. Permi nta a n Ba ha n Ba ku Juml a h (Rp) PB-10 PB-14 PB-16 Ringkasan Biaya : bahan baku langsung : tenaga kerja langsung : overhead : Total biaya : Biaya per unit : No. Pesanan Tanggal dipesan Tanggal selesai Tanggal dikirim : P 002 : 10 Januari 2011 : 30 Januari 2011 : 01 Pebruari 2011 Tenaga kerja langsung No. Wa ktu Kerja 500,000 WK-001 300,000 WK-004 150,000 WK-007 Rp950,000 Rp380,000 Rp570,000 Juml a h ja m Ta ri f 5 6 8 20,000 20,000 20,000 Overhead Juml a h (Rp) 100,000 120,000 160,000 Ja m Ta ri f 5 6 8 30,000 30,000 30,000 Juml a h (Rp) 150,000 180,000 240,000 3 Rp1,900,000 Rp1,900 Total biaya produksi untuk seluruh pesanan selama periode tertentu dapat di lihat di akun Pekerjaan Dalam Proses 4 Tarif overhead yang ditentukan didepan (predetermined overhead-rate) Normal costing menggunakan Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan (applied factory overhead) Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan (predetermined overhead rate /POHR) = Biaya overhead pabrik tahunan yang dianggarkan Level aktivitas tahunan yang dianggarkan biaya overhead pabrik dibebankan ke pesanan adalah : POHR X level aktivitas aktual per pesanan Level aktivitas yang dipilih untuk menghitung tarif : 1. memiliki hubungan sebab akibat (causal effect) dengan produk atau jasa yang dihasilkan. 2. level aktivitas yang dipilih : unit yang dihasilkan, jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin atau biaya bahan baku langsung CV Percetakan Nusantara, untuk menghitung POHR, level aktivitas yang dipilih adalah jam tenaga kerja langsung. dan diperoleh tarif overhead biaya overhead pabrik tahunan yang dianggarkan Rp 27,000,000. Jam tenaga kerja langsung yang dianggarkan sebesar 900 jam TKL. (POHR) = Rp27,000,000/900 jam TKL = Rp30,000 per jam TKL Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan ke pesanan Total jam aktual TKL adalah 19 jam (5 jam + 6 jam + 8 jam) X Rp 30,000 per jam TKL= Rp570,000 Dokumen Pada Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Job Cost Sheet (Lembar Biaya per Pesanan) : untuk mencatat biaya produksi per pesanan 1 Job Cost Sheet 2 No. Pesanan Tanggal dipesan Tanggal selesai Tanggal dikirim Dipesan oleh : Bapak Suhardiman Nama barang : Undangan pernikahan Kuantitas yang diselesaikan : 1000 Bahan baku langsung No. Permi nta a n Ba ha n Ba ku Juml a h (Rp) PB-10 PB-14 PB-16 Ringkasan Biaya : bahan baku langsung : tenaga kerja langsung : overhead : Total biaya : Biaya per unit : : P 002 : 10 Januari 2011 : 30 Januari 2011 : 01 Pebruari 2011 Tenaga kerja langsung No. Wa ktu Kerja 500,000 WK-001 300,000 WK-004 150,000 WK-007 Juml a h ja m Ta ri f 5 6 8 20,000 20,000 20,000 Rp950,000 Rp380,000 Rp570,000 Overhead Juml a h (Rp) 100,000 120,000 160,000 Ja m Ta ri f 5 6 8 30,000 30,000 30,000 Juml a h (Rp) 150,000 180,000 240,000 3 Rp1,900,000 Rp1,900 5 Total biaya produksi untuk seluruh pesanan selama periode tertentu dapat di lihat di akun Pekerjaan Dalam Proses 4 Ringkasan Biaya Dilengkapi jika: 1. Produk telah selesai di proses 2. Total Biaya produksi = Harga Pokok Produksi untuk produk yang telah selesai di proses 3. Biaya per unit harus dilengkapi, diperoleh dari Total Biaya Produksi dibagi unit yang dipesan dan diselesaikan Mencatat dan Melaporkan Aliran Biaya pada Sistem Harga Pokok Ilustrasi : PT. Multi Sejahtera bergerak dibidang pembuatan mesin-mesin pabrik, produk dibuat sesuai pesanan pelanggan. Awal tahun 2011, menurut informasi dari divisi penjualan, telah diterima tiga pesanan, masing-masing pesanan dari 1. PT. Dian Utama, dengan nomor pesanan M-100, sebanyak 2 unit 2. PT. Aman Sentosa dengan nomor pesanan M-200, sebanyak 4 unit 3. PT. Jaya Abadi dengan nomor pesanan M-300, sebanyak 3 unit. Pesanan M-100 dan M-300 harus diselesaikan tanggal 31 Maret, sedangkan M-200 harus diselesaikan 30 April. Perusahaan menetapkan margin laba 40% dari harga pokok. Informasi transaksi sebagai berikut: Persediaan awal Bahan Baku Persediaan awal Pekerjaan dalam Proses Persediaan awal Barang Jadi Rp 100 juta Rp 0 Rp 0 Lanjutan-Ilustrasi (1)-Akuntansi Bahan Baku Informasi terkait bahan baku selama periode proses produksi sebagai berikut: a. Dibeli bahan baku sebesar Rp500 juta, secara kredit b. Data pemakaian bahan baku selama periode tersebut, sesuai formulir permintaan bahan (PB) adalah: No. PB PB-001 PB-002 PB-003 PB-004 PB-005 PB-006 No. Pesanan M-100 M-200 M-300 M-100 M-200 M-300 Bahan Baku langsung Kuantitas 6 5 7 4 5 3 Harga/unit 10,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 20,000,000 15,000,000 Total (Rp) 60,000,000 100,000,000 105,000,000 40,000,000 100,000,000 45,000,000 c. Pemakaian bahan baku tidak langsung selama periode berjalan adalah Rp 80 juta Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Bahan Baku Jurnal : Mencatat pemakaian bahan baku ke “Job cost sheet” Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Tenaga Kerja Langsung Jumlah jam kerja untuk tenaga kerja langsung selama kurun waktu penyelesaian proyek, berdasarkan dokumen sumber berupa formulir waktu kerja, sebagai berikut: No. Pesanan M200 M100 M100 M300 M200 M300 M100 M200 No Waktu Kerja WK-001 WK-002 WK-003 WK-004 WK-005 WK-006 WK-007 WK-008 Jumlah Jam 15 20 15 12 18 8 10 8 Tarif (Rp) Total (Rp) 150,000 200,000 200,000 100,000 150,000 100,000 200,000 150,000 2,250,000 4,000,000 3,000,000 1,200,000 2,700,000 800,000 2,000,000 1,200,000 17,150,000 Jurnal : d Pekerjaan dalam proses Hutang Gaji (u/ mencatat penggunaan tenaga kerja langsung) (dalam Rp 000) 17,150 17,150 Mencatat pemakaian TKL ke “Job cost sheet” Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik diaplikasikan dengan basis biaya bahan baku langsung. Data biaya overhead pabrik tahunan yang dianggarkan Rp 400 juta dan biaya bahan baku langsung yang dianggarkan Rp1 milyar. Tarif overhead yang diaplikasikan (POHR) = 400 juta/ 1 milyar = 0,40. Biaya bahan baku langsung yang telah digunakan untuk pesanan yang dikerjakan adalah Rp 450 juta. Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan ke pesanan adalah: 0,40 X Rp 450 juta = Rp180 juta Jurnal: e Pekerjaan dalam proses Biaya Overhead (dalam Rp 000) 180,000 180,000 (u/ membebankan biaya overhead yang diaplikasikan ke pesanan) Jurnal nomor e, akan diposting ke akun Pekerjaaan dalam proses dan Biaya overhead pabrik. Hasil posting disajikan sebagai berikut: Mencatat pemakaian BOP ke “Job cost sheet” Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Aktual Data biaya overhead pabrik aktual untuk pesanan yang selain bahan baku tidak langsung yang telah dikumpulkan oleh bagian akuntansi adalah: f. Dibayar tagihan biaya listrik, air dan telepon untuk produksi Rp5 juta g.Gaji supervisor dan project leader yang harus dibayar, sebesar Rp45 juta h.Depresiasi peralatan pabrik Rp27 juta i. Dibayar tagihan biaya pemeliharaan peralatan pabrik Rp 7,5 juta f Biaya Overhead Kas (dalam Rp 000) 5,000 5,000 (u/ membebankan biaya listrik, air dan telp ke biaya overhead) g Biaya Overhead Hutang Gaji 45,000 45,000 (u/ membebankan biaya gaji supervisor dan project leader ke biaya overhead) h Biaya Overhead Akumulasi Penyusutan 27,000 27,000 (u/ membebankan biaya depresiasi peralatan pabrik ke biaya overhead) i Biaya Overhead Kas (u/ membebankan biaya pemeliharaan peralatan pabrik ke biaya overhead) 7,500 7,500 Laporan Harga Pokok Produksi PT. Multi Sejahtera Laporan Laba Rugi Periode 31 Maret 2011 (dalam Rp 000) Penjualan dikurangi : Harga Pokok Penjualan (lihat laporan Harga Pokok Penjualan dibawah) Laba Kotor Laporan Harga Pokok Penjualan Periode 31 Maret 2011 Persediaan awal Pekerjaan dalam proses Ditambah Biaya produksi : - Biaya pemakaian bahan baku langsung - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya Overhead Total Biaya Produksi Total Pekerjaan dalam proses Dikurangi Persediaan akhir Pekerjaan dalam proses Harga Pokok Produksi Ditambah: Persediaan awal barang jadi Barang jadi tersedia untuk dijual Dikurangi Persediaan akhir barang jadi Harga Pokok Penjualan 609,210 435,150 174,060 0 450,000 17,150 180,000 647,150 647,150 (212,000) (286,150 ) 361,000 435,150 -361.000 435,150 -361.000 435,150 Biaya Overhead Pabrik Yang Diaplikasikan vs Biaya Overhead Pabrik Aktual BOP–Aplikasi lebih rendah dibanding BOP Aktual Underapplied BOP–Aplikasi lebih tinggi dibanding BOP Aktual Over-applied Over/under applied 1. Tidak material dibebankan ke harga pokok penjualan 2. Material , dialokasikasikan secara proporsional ke: a. Pekerjaan dalam proses b. Persediaan barang jadi c. Harga Pokok Penjualan Biaya Overhead Pabrik Yang Diaplikasikan vs Biaya Overhead Pabrik Aktual BOP Aktual VS BOP –Aplikasi Overapplied = Rp 15.5 juta Over/under-applied – Tidak Material Overapplied = Rp Rp 15.5 juta Dibebankan ke Harga Pokok Penjualan (Jurnal -dalam Rp 000) Biaya overhead pabrik Harga Pokok Penjualan Rp 15,500 Rp 15,500 (Untuk membebankan biaya overhead pabrik over-applied ke harga pokok penjualan) Over/under-applied - Material Overapplied = Rp Rp 15.5 juta dibebankan secara proporsional ke pekerjaan dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan. Jenis Jumlah (Rp) Proporsi Pekerjaan dalam proses Rp 212,000,000 33% Persediaan barang jadi 0 - Harga pokok penjualan Rp 435,150,000 67% Over/under-applied - Material Jurnal untuk mencatat pembebanan over-applied sebagai berikut: (dalam Rp 000) Biaya overhead pabrik Rp15,500 Pekerjaan dalam proses Rp 5,078*) Harga pokok penjualan Rp 10,422**) (Untuk membebankan biaya overhead pabrik over-applied ke Pek. dalam proses, Persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan) *) Rp15,500 X 33% **) Rp15,500 X 67% Lampiran 3.1 Spoilage, Rework dan Scrap dalam Sistem Harga Pokok Pesanan Spoilage (produk cacat) : unit produk, baik yang masih setengah jadi (goods in process) atau yang sudah selesai (finished good) yang tidak memenuhi spesifikasi pelanggan sebagai produk yang baik Normal Spoilage proses produksi dilakukan dalam kondisi operasi yang efisien. tidak dapat dihindari persentase normal spoilage yang ditoleransi Abnormal Spoilage disebabkan karena kecerobohan atau kekurang hati-hatian dalam melaksanakan proses produksi dapat dikendalikan dan dihindarkan Jumlah kerusakan diatas persentasi normal spoilage Perlakuan normal spoilage dan abnormal spoilage Jenis cacat Normal Pesanan Dapat/tidak Pembenanan biaya tertentu/seluruh dapat produk cacat pesanan dijual Pesanan tertentu Pesanan tertentu Seluruh pesanan Seluruh pesanan Dapat dijual Biaya produk cacat dibebankan ke pesanan tertentu setelah dikurangi harga jual Tidak dapat Biaya produk dijual cacatdibebankan ke pesanan tertentu (menjadi tanggungan unit yang bagus) Dapat dijual Biaya produk cacat dibebankan ke Biaya overhead pabrik setelah dikurangi dengan harga jual produk cacat Tidak dapat Biaya produk cacat dijual dibebankan ke Biaya overhead pabrik Jurnal Persediaan Rp xxx PDP No …. Rp xxx Tidak ada jurnal Persediaan Rp xxx Biaya Ovh Rp xxx PDP No …. Rp xxx Biaya Ovh Rp xxx PDP No …. Rp xxx Perlakuan normal spoilage dan abnormal spoilage-2 Jenis cacat Abnormal Pesanan Dapat/tida Pembenanan biaya tertentu/seluru k dapat produk cacat h pesanan dijual Dapat dijual Tidak dijual Biaya produk cacat dianggap sebagai Kerugian setelah dikurangi harga jual produk cacat dapat Biaya produk cacat dianggap sebagai Kerugian Jurnal Persediaan Rp xxx Kerugian karena cacat abnormal Rp xxx PDP No …. Rp xxx Kerugian karena cacat abnormal Rp xxx PDP No …. Rp xxx Normal Spoilage-ilustrasi Ilustrasi 1 : Tim Pengendali Mutu PT. Intra Mas, menemukan produk cacat sebesar 250 unit dari 2500 unit untuk 3 pesanan yang dikerjakan. Kerusakan tersebut dianggap sebagai kerusakan normal karena berada pada ambang batas kerusakan normal yang ditetapkan sebesar 10% dari unit yang dikerjakan. Biaya produksi per unit pesanan Rp20,000. Normal Spoilage-dapat diidentifikasi ke pesanan tertentu dan dapat dijual Produk cacat dapat diidentifikasi ke pesanan tertentu (pesanan no A1, sebanyak 1500 unit), harga jual produk cacat Rp2,000 per unit. Biaya produk cacat yang dibebankan ke pesanan no A1, akan berkurang sebesar Rp500,000 ( 250 unit X Rp 2,000). Jurnal: Persediaan produk cacat Rp500,000 Pekerjaan dalam proses, pesanan no A1 Rp500,000 Biaya produk cacat yang melekat pada pesanan no A1 menjadi : (250 unit X Rp20,000)-(250 unit X Rp2,000) = Rp 4,500,000. Normal Spoilage-dapat diidentifikasi ke pesanan tertentu dan tidak dapat dijual Biaya produk cacat tetap menjadi bagian pesanan no A1, sebagai biaya produksi unit yang bagustidak diperlukan jurnal. Biaya produk cacat yang melekat pada pesanan no A1 tetap sebesar : (250 unit X Rp20,000)= Rp 5,000,000 Biaya produksi per unit untuk pesanan no A1, jika produk cacat tidak dapat dijual = (1500 unit X Rp 20,000) / (1500 unit-250 unit cacat)= Rp 24,000 Normal Spoilage- tidak dapat diidentifikasi ke pesanan tertentu dan dapat dijual Biaya produk cacat dibebankan Biaya overhead pabrik, setelah dikurangi harga jual produk cacat Rp500,000 ( 250 unit X Rp 2,000). Jurnal: Persediaan produk cacat Biaya overhead pabrik Pekerjaan dalam proses Rp 500,000 Rp4,500,000 Rp 5,000,000 Normal Spoilage- tidak dapat diidentifikasi ke pesanan tertentu dan tidak dapat dijual Biaya produk cacat dibebankan seluruhnya ke Biaya overhead pabrik. Jurnal: Biaya overhead pabrik Pekerjaan dalam proses Rp5,000,000 Rp 5,000,000 Abnormal Spoilage-ilustrasi Ilustrasi 2: Tim Pengendali Mutu PT. Intra Mas, menemukan produk cacat sebesar 250 unit dari 2500 unit untuk 3 pesanan yang dikerjakan. Kerusakan tersebut dianggap sebagai kerusakan abnormal, karena berada di atas ambang batas kerusakan normal yang ditetapkan sebesar 6% dari unit yang dikerjakan. Biaya produksi per unit pesanan Rp20,000. Produk cacat 250 unit Produk cacat normal 6% X 2,500 unit (150 unit) Produk cacat abnormal 100 unit Abnormal Spoilage- dapat dijual Produk cacat abnormal tersebut dapat dijual dengan harga Rp2,000 per unit. Biaya produk cacat abnormal yang dibebankan sebagai Kerugian karena tabnormal sebesar biaya produk cacat abnormal setelah dikurangi harga jual produk cacat abnormal Rp200,000 ( 100 unit X Rp 2,000). Jurnal abnormal (100 unit) Persediaan produk cacat (100x2.000) Rp 200,000 Kerugian karena cacat abnormal Rp1,800,000 Pekerjaan dalam proses (100 x 20.000) Rp 2,000,000 Abnormal Spoilage- tidak dapat dijual Jika produk cacat abnormal tersebut tidak dapat dijual. Biaya produk cacat abnormal yang dibebankan sebagai Kerugiaan karena cacat abnormal sebesar biaya produk cacat abnormal Rp2,000,000 ( 100 unit X Rp 20,000). Jurnal: Kerugian karena cacat abnormal Pekerjaan dalam proses Rp2,000,000 Rp 2,000,000 Rework Produk cacat yang dikerjakan ulang menjadi unit produk normal dan dapat dijual dengan harga jual normal Perlakuan Biaya Pengerjaan ulang Jenis produk cacad yang dijerjakan ulang Biaya pengerjaan ulang Normal Untuk pesanan tertentu Di debet ke akun “ Persediaan Pekerjaan dalam proses Normal Untuk seluruh pesanan Di debet ke akun “Biaya Overhead Pabrik” Abnormal Di catat sebagai “Kerugian atas pengerjaan ulang abnormal spoilage” 1.Jelaskan pengertian akumulasi biaya, pengukuran biaya dan pembebanan biaya 2.Jelaskan aliran biaya dalam sistem harga pokok pesanan. 3.Apakah perbedaan actual costing, normal costing dan standard costing dalam pengukuran biaya 4.Jelaskan kegunaan dari dokumen-dokumen yang digunakan untuk mengakumulasikan biaya dalam sistem harga pokok pesanan 5.Kapan terjadi over atau under-applied? 6.Bagaimana perlakuan terhadap over atau under-applied? 7.Apa yang dimaksud dengan predetermined overhead rate? 8.Biaya overhead pabrik yang mana yang dibebankan ke pesanan, apakah aktual atau yang diaplikasikan? Mengapa? 9.Jelaskan cost pool dan cost object dalam sistem harga pokok pesanan. 10.Sebutkan contoh-contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem harga pokok pesanan. Soal 3.1 PT. Kharisma menggunakan job costing system dengan normal costing, biaya overhead pabrik yang diaplikasikan dibebankan berdasarkan jam kerja mesin (machine-hour). Pada awal tahun diestimasi bahwa total biaya overhead pabrik tahunan yang dianggarkan sebesar Rp1,050,000,000 dan 70,000 jam mesin. Berikut transaksi selama bulan April 2012 : a. Dibeli 300,000 unit bahan baku, secara kredit. Harga per unit Rp 3 ribu b. Berdasarkan formulir permintaan bahan, diperoleh data penggunaan bahan baku langsung untuk pesanan M12 sebesar 80,000 unit, M13 sebesar 70,000 unit , M14 sebesar 50,000 unit dan pemakaian bahan baku tak langsung sebesar 25,000 unit c. Pemakaian tenaga kerja langsung untuk pesanan M12 sebesar Rp110 juta, M13 sebesar Rp 80 juta dan M14 sebesar Rp 60 juta, sedangkan pemakaian tenaga kerja tak langsung adalah Rp50 juta. d. Depresiasi peralatan bulan berjalan sebesar Rp15 juta Soal 3.1-lanjutan e) Dicatat tagihan premi asuransi untuk peralatan pabrik sebesar Rp 4 juta f) Dibayar kas Rp 10 juta untuk tagihan biaya pemeliharaan pabrik g) Data jam kerja mesin untuk pesanan M12, M13 dan M14 masingmasing 4,500 jam mesin, 3,200 jam mesin dan 2,000 jam mesin h) Diselesaikan Job M 12 dan pesanan M 14 dan dipindahkan ke persediaan barang jadi i) Job M 12 dikirimkan kepada pelanggan. Job tsb ditagihkan dengan nilai invoice 40% di atas cost j)Jam Machine yang dipakai selama bulan berjalan 8,000 hours Diminta: •Hitunglah predetermined overhead rate tahun berjalan •Siapkan jurnal untuk mencatat transaksi selama bulan April •Siapkan job cost sheet untuk masing-masing pesanan •Hitunglah apakah terjadi over-applied atau under-applied dan pindahkan ke COGS bulan April 2012. Soal 3.2 PT. Abadi Jaya, menerima 3 jenis pesanan pada bulan Januari 2013, masing-masing adalah Job XO-1, Job XO-2 dan Job XO-3. Tidak ada persediaan awal pekerjaan dalam proses periode sebelumnya. Perusahaan menggunakan normal costing. Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan, dibebankan ke produksi berdasarkan jam kerja mesin. Berdasarkan estimasi perusahaan diperkirakan Biaya overhead pabrik tahunan sebesar Rp 260 juta, sedangkan estimasi jam kerja mesin 40,000 MCH (machine hours). Transaksi selama bulan Januari sebagai berikut : Soal 3.2-lanjutan Jan 2 Jan 5 Jan 10 Jan 12 Jan 15 Jan 29 Dibeli bahan baku secara kredit sebesar 1,500 unit dengan harga Rp130,000 ribu per unit Dibayar tagihan biaya asuransi untuk mesin pabrik sebesar Rp 4 juta Diterbitkan formulir permintaan bahan untuk pemakain bahan baku Job XO-1 : 600 unit, Job XO-2: 350 unit dan Job XO-3 : 250 unit, sedangkan 400 unit untuk pemakaian umum Dibayar tagihan biaya utilities untuk penerangan kantor pabrik Rp 15 juta Dibayar biaya overhead pabrik lain-lain (miscellaneous overhead) Rp 8,5 juta Dicatat biaya tenaga kerja bulan Januari sebesar Rp 130 juta ditambah Pajak penghasilan sebesar 10% yaitu Rp 13 juta Soal 3.2 – lanjutan Jan 30 Berdasarkan formulir waktu kerja diperoleh informasi penggunaan jam kerja per masing-masing job dan penggunaan umum sbb: Job XO-1: 2750 jam, JobXO-2 : 2100 jam dan Job XO-3: 1650 jam , sedangkan penggunaan jam kerja untuk umum sebesar 650 jam . Tarif upah/gaji tenaga kerja per jam Rp20,000 Jan 31 Informasi penggunaan jam mesin per job sebagai berikut: Job XO-1: 7500 jam mesin, Job X0-2 : 4320 jam mesin dan Job XO-3: 2900 jam mesin Diminta : (a)Hitunglah tarif overhead yang diaplikasikan (b)Siapkan laporan biaya per pesanan (job cost sheet) (c)Hitunglah over atau under-applied yang terjadi (d)Siapkan jurnal untuk transaksi-transaksi diatas