Joint Commission International (JCI) Akreditasi Rumah Sakit

advertisement
Joint Commission International (JCI)
Akreditasi Rumah Sakit
•Gambaran Umum :
Persyaratan untuk disurvei
•Mempunyai ijin operasional
•Bersedia dan siap bertanggung jawab
meningkatkan kualitas rawatan
dan
layanannya.
1
Maksud dan Tujuan survei akreditasi
• Menilai sejauh mana rumah sakit memenuhi
standar dan pernyataan tujuan standar JCI
• Survei evaluasi rumah sakit berdasarkan :
1. Wawancara dengan staf dan pasien dan
informasi lesan lainnya.
2. Pengamatan setempat oleh pelaku survei
mengenai proses perawatan pasien.
3. Kebijakan, prosedur, pedoman praktik klinik dan
dokumen lain yang disediakan rumah sakit.
4. Hasil penilaian diri sebagai bagian dari proses
akreditasi
2
Ruang lingkup survei akreditasi
• Seluruh fungsi rumah sakit yang terkait
dengan standar dan seluruh
penatalaksanaan perawatan pasien.
• Standar yang berlaku dipilih JCI dari
buku pedoman ini didasarkan pada
lingkup layanan yang tersedia dirumah
sakit yang mendaftar untuk disurvei.
3
Hasil survei Akreditasi
•Akreditasi
Seluruh standar dipenuhi dan mencapai
skor angka minimal standar dan menerima
sertifikat penghargaan
•Ditolak
Jika terdapat standar yang tidak dipenuhi
dan tidak mencapai skor minimal.
4
Jadwal Proses Akreditasi
1. Kirim aplikasi yang telah direvisi dan
jadwalkan survei ulang untuk akreditasi
JCI tiga tahunan.
2. Menerima keputusan akreditasi dan
laporan temuan akreditasi resmi dari JCI
3. Dilaksanakan survei JCI
4. Pemimpin tim survei JCI menghubungi
organisasi untuk menetapkan agenda
survei.
5
5. Menerima dan mengisi formulir kontrak
survei JCI dan instruksi perjalanan
6. Kirim aplikasi untuk survei kepada JCI
dan jadwalkan tanggal survei dengan JCI
7. Mendapatkan manual standar JCI dan
mulai persiapan menghadapi akreditasi
JCI
6
Cara Mengajukan akreditasi
Prasurvei
• Melengkapi dan mengajukan aplikasi
untuk disurvei
• Dokumen informasi tentang rumah sakit,
termasuk kepemilikan, demografi, jenis
dan banyaknya layanan yang diberikan
baik secara langsung, berdasarkan
kontrak maupun berdasarkan pengaturan
lainnya.
7
Aplikasi untuk survei
• Mendiskripsikan rumah sakit yang
mencari akreditasi
• Memuat seluruh catatan resmi dan
laporan tentang lisesnsi, peraturan, atau
badan pemerintah lainnya yang relevan
• Memberikan juga wewenang kepada JCI
untuk mendapatkan setiap catatan dan
laporan tentang rumah sakit yang tidak
dimiliki oleh rumah sakit tersebut.
8
• Bila sudah lengkap dan disetujui baik
oleh JCI maupun pemohon , disusunlah
pernyataan hubungan kerja antara
keduanya.
9
Bagian 1 Standar-standar
yang berfokus pada pasien.
10
Sasaran Internasional Keselamatan
Pasien (SIKP)
• Gambaran umum
1. Tujuan SIKP adalah : menggiatkan
perbaikan-perbaikan tertentu dalam soal
keselamatan pasien.
2. Sasaran
• Bidang-bidang yang bermasalah dalam
perawatan kesehatan.
• Memberikan bukti dan solusi hasil
konsensus yang berdasarkan nasihat para
pakar.
11
Sasaran -sasaran
• SIKP – 1 = Mengidentifikasi pasien
dengan benar.
• SIKP-2
= Meningkatkan Komunikasi
yang baik
• SIKP -3 = Meningkatkan keamanan
obat-obatan yang harus diwaspadai.
• SIKP -4 = Memastikan lokasi
pembedahan dengan benar
12
Sasaran 1 mengidentifikasi pasien
dengan benar.
• Rumah sakit menyusun pendekatan untuk
memperbaiki ketepatan identifikasi pasien.
• Maksud dan tujuan
1. Keliru mengidentifikasi di semua aspek
diagnosis dan pengobatan.
2. Dalam keadaan pasien masih dibius, mengalami
disorientasi atau belum sepenuhnya sadar,
mungkin pindah tempat tidur, pindah kamar,
pindah lokasi dalam rumah sakit,
13
• Mungkin juga pasien memiliki cacad indra
atau rentan terhadap situasi berbeda
yang dapat menimbulkan kekeliruan
pengidentifikasian .
• Tujuan sasaran ini adalah :
1. Mengidentifikasi dengan benar pasien
tertentu sebagai orang yang akan diberi
layanan atau pengobatan tertentu.
2. Mencocokkan layanan atau perawatan
dengan individu tersebut.
14
• Untuk memperbaiki proses identifikasi
dikembangkan bersama suatu kebijakan
dan/atau prosedur khususnya proses
untuk mengidentifikasi pasien di saat :
1. Pemberian obat
2. Pemberian darah atau produk darah
3. Pengambilan darah dan spesimen
lainnya untuk uji klinis
4. Penyediaan segala perawatan atau
prosedur lain
15
Kebijakan dan Prosedur
• Memerlukan sedidaknya dua cara
mengidentifikasi pasien seperti nama pasien,
nomor identifikasi, tanggal lahir , gelang
berkode batang atau cara lain.
• Nomor kamar pasien atau lokasi tidak dapat
digunakan untuk identifikasi.
• Kebijakan dan atau prosedur digunakan dua
macam pengidentifikasian itu di lokasi berbeda
dalam rumah sakit seperti misalnya :
16
• Pelayanan rawat jalan atau layanan
rawat jalan lainnya, unit gawat darurat
atau kamar operasi. Identifikasi pasien
koma yang tanpa tanda pengenal juga
termasuk didalamnya.
17
Elemen Penilaian SIKP-1
1. Pasien diidentifikasi dengan
menggunakan dua pengidentifikasian
pasien, tidak termasuk penggunaan nomor
kamar pasien atau lokasi
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
obat, darah atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil
darah dan spesimen lainnya untuk uji
klinis.
18
4. Pasien diidentifikasi sebelum diberikan
perawatan dan prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengupayakan
tercapainya konsistensi dalan segala
situasi dan lokasi.
19
Sasaran 2 : Meningkatkan komunikasi
yang efektif
•Standar SIKP-2
Rumah sakit menyusun pendekatan agar
komunikasi diantara petugas pemberi
perawatan semakin efektif
•Maksud dan Tujuan
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat
lengkap, jelas dan dapat dipahami penerima ,
mengurangi kesalahan dan menghasilkan
perbaikan keselamatan pasien.
20
• Komunikasi dapat secara elektronik,
lesan atau tertulis.
• Komunikasi yang paling rentan salah
adalah jika perintah perawatan pasien
diberikan secara lisan, dan melalui
telepon, jika hal ini diperbolehkan hukum
dan peraturan setempat.
• Komunikasi lain yang rawan salah
adalah ketika melaporkan kembali hasil
tes penting seperti : ketika laboratorium
klinik menelepon perawatan pasien untuk
melaporkan hasil tes cito.
21
• Rumah sakit secara kolaboratif
mengembangkan kebijakan dan atau
prosedur pemberian perintah baik secara
lisan maupun via telepon termasuk
pencatatan (pada buku atau di-enter ke
komputer) perintah secara lengkap atau
hasil tes oleh si penerima informasi
tersebut, penerima kemudian membaca
kembali perintah atau hasil tes dan
mengkonfirmasikan apakah yang telah
ditulis dan dibaca ulang itu sudah tepat.
22
• Kebijakan dan atau prosedur
mengidentifikasi alternatif yang
diperbolehkan bila proses membaca
ulang tidak selalu dimungkinkan,
misalnya di ruang operasi dan dalam
situasi darurat di bagian gawat darurat
atau unit perawatan intensif.
23
Elemen Penilaian SIKP-2
1. Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau
hasil tes dicatat si penerima
2. Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau
hasil tes dibaca ulang si penerima
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh
individu si pemberi perintah atau hasil tes
4. Kebijakan dan prosedur disusun agar
verifikasi tepat tidaknya komunikasi lesan dan
via telepon dijalankan secara konsisten.
24
Sasaran 3, Meningkatkan keamanan
obat-obatan yang harus diwaspadai
• Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat-obatan yang harus diwaspadai.
25
Maksud dan Tujuan SIKP-3
• Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah :
Obat-obatan yang termasuk dalam sejumlah
besar kesalahan :
1. Obat yang bila terjadi sesuatu yang tak
diinginkan risikonya lebih tinggi.
2. Obat-obat yang mirip bentuk/bunyi namanya.
• Masalah obat yang sering keliru adalah
pemberian elektrolit konsentrat
26
• Contoh : Kalium klorida 2 mEq/ml ,
Kalium fosfat 3 mmol/ml , Natrium klorida
0,9%
• Cara yang paling efektif untuk
mengurangi atau menghilangkan
kejadian ini adalah menyusun proses
pengelolaan obat yang patut diwaspadai
termasuk memindahkan elektrolit
konsentrat dari unit perawatan pasien ke
farmasi.
27
Elemen Penilaian SIKP-3
• Kebijakan dan/atau prosedur disusun
untuk mengatasi masalah identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan
obat yang patut diwaspadai.
• Kebijakan dan/atau prosedur ini
diterapkan
• Elektrolit konsentrat tidak boleh ada di
unit perawatan pasien kecuali jika secara
klinis diperlukan .
28
dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian tidak sengaja di wilayah yang
diijinkan oleh aturan kebijakannya.
•Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit
perawatan pasien diberi label jelas dan
disimpan sedemikian rupa hingga tidak
mudah diakses.
29
Sasaran 4 : Memastikan lokasi
Pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedaan pada pasien yang benar
• Rumah sakit menyusun pendekatan
untuk memastikan lokasi pembedahan
yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar.
30
Maksud dan Tujuan
• Pembedahan pada pasien yang salah
diakibatkan oleh :
1. Komunikasi yang tidak efektif atau tidak
memadai antara anggota tim bedah
2. Kurangnya keterlibatan pasien pada
pemberian tanda pada lokasi
pembedahan.
3. Kurang memadainya prosedur verifikasi
lokasi operasi.
31
4. Kurangnya keterlibatan pasien dalam menilai
5. Kurangnya pengkajian terhadap rekam medis
6. Budaya yang tidak mendukung komunikasi
secara terbuka antara anggota tim bedah
7. Akibat tulisan tangan yang tak terbaca
8. Penggunaan singkatan –singkatan.
• Membuat kebijakan yang mencakup definisi
pembedahan yang didalamnya terkandung
setidaknya prosedur yang menyelidiki
dan/atau menyembuhkan penyakit dan atau
menyembuhkan penyakit dan gangguan
tubuh
32
Manusia melalui pemotongan,
pengangkatan, pengubahan atau
pemasukan alat diagnostik /terapi.
• Protokol universal :
1. Menandai lokasi pembedahan
2. Proses verifikasi sebelum operasi.
3. Sesaat sebelum memulai prosedur
33
Tujuan dari proses verifikasi
• Memferifikasi lokasi Yang benar, prosedur
yang benar dan pasien yang benar.
• Memastikan bahwa semua dokumen ,
gambar atau citra dan studi yang relevan
telah tersedia, sudah diberi label dan
ditampilkan
• Memverifikasi peralatan khusus dan/atau
implan yang diperlukan.
34
Elemen yang diperlukan
1. Rumah sakit menggunakan tanda yang
langsung dikenali untuk mengidentifikasi
lokasi pembedahan dan melibatkan pasien
dalam proses pemberian tanda.
2. Rumah sakit menggunakan daftar atau
proses lain sebelum operasi untuk
mengverifikasi apakah lokasinya, prosedur
dan pasien sudah benar dan bahwa seluruh
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan
sudah ada, tepat dan fungsional.
35
3. Tim bedah lengkap melakukan dan
mendokumentasi prosedur jeda sesaat
sebelum memulai prosedur
pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur disusun
sedemikian sehingga semua proses
seragam sehingga dapat dipastikan
lokasi benar, prosedur benar, dan pasien
juga benar, termasuk prosedur medis
dan gigi yang dilakukan tidak di ruang
operasi .
36
Sasaran 5 , Mengurangi Risiko infeksi
Akibat Perawatan Kesehatan
• Rumah sakit menyusun pendekatan
untuk mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
37
Maksud dan Tujuan
• Pada sebagian besar lokasi kesehatan,
pencegahan dan pengendalian infeksi
merupakan masalah.
• Infeksi yang umum terjadi adalah :
1. Infeksi saluran urin akibat pemakaian
kateter
2. Infeksi aliran darah
3. Radang paru (pneumonia) , akibat
ventilasi mekanik.
38
• Rumah sakit memiliki proses kolaboratif
untuk menyusun kebijakan dan/atau
prosedur yang mengadaptasi atau
mengadopsi panduan kebersihan tangan
dipublikasikan dan pelaksanaan panduan
tersebut di rumah sakit.
39
Elemen Penilaian
1. Rumah sakit telah mengadopsi atau
mengadaptasi panduan kebersihan tangan
yang baru diterbitkan dan umumnya
diterima.
2. Rumah sakit mengimplementasikan
program kebersihan tangan yang efektif
3. Kebijakan dan/atau prosedur yang
dikembangkan yang mendukung secara
terus menerus pengurangan infeksi terkait
dengan perawatan kesehatan.
40
Sasara 6 , mengurangi Risiko cedera
pada pasien akibat terjatuh,
• Rumah Sakit menyusun cara pendekatan
untuk mengurangi risiko cedera yang
menimpa pasien akibat jatuh.
41
Maksud dan Tujuan
• Rumah sakit harus mengevaluasi risiko
pasien terhadap jatuh dan segera
bertindak untuk mengurangi risiko terjatuh
dan mengurangi risiko cedera akibat
jatuh.
• Evaluasi ini harus meliputi sejarah
terjadinya jatuh, pengkajian konsumsi obat
dan alkohol, skrining gerak dan
keseimbangan, dan alat bantu jalan yang
digunakan pasien.
42
• Rumah sakit menerapkan program
mengurangi risiko terjatuh berdasarkan
kebijakan dan/atau prosedur yang tepat.
• Program ini memantau baik konsekuensi
yang diinginkan maupun tidak diinginkan
tindakan yang diambil untuk mengurangi
jatuh. Sebagai contoh, penerapan
pembatasan fisik atau pembatasan
asupan cairan yang kurang tepat dapat
menimbulkan cedera , terganggunya
sirkulasi atau kesehatan kulit .
43
Elemen Penilaian
1. Rumah sakit menerapkan proses dilakukan
penilaian awal pasien akan risikonya terjatuh
dan dilakukannya penilaian ulang pada
pasien bila, antara lain , terlihat adanya
perubahan kondisi atau obat – obatan
2. Dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang dinilai
berisiko.
3. Usaha-usaha itu dipantau untuk dilihat
keberhasilannya dalam upaya mengurangi
cedera akibat jatuh dan konsekuensi lain
yang tidak diperhitungkan sebelumnya.
44
4. Kebijakan dan/atau prosedur
mengarah pada pengurangan secara
kontinyu risiko pasien cedera akibat jatuh
di rumah sakit.
45
Akses ke Perawatan dan
kesinambungan Perawatan (APKP)
• Tujuan : mencocokkan kebutuhan pasien
dengan layanan yang tersedia,
mengkoordinasikan layanan di rumah
sakit kepada pasien untuk kemudiaan
merencanakan pemulangan serta proses
perawatan selanjutnya.
46
• Informasi menjadi sangat penting untuk
mengambil keputusan tepat tentang :
1. Kebutuhan pasien yang dapat dipenuhi
rumah sakit
2. Layanan yang efisien kepada pasien,
3. Pemulangan atau perujukan ke lokasi
perawatan lain
47
Penerimaan dalam rumah sakit
• APKP-1 Pasien diterima untuk rawat
inap atau didaftarkan sebagai pasien
rawat jalan berdasarkan kebutuhan
perawatan kesehatan mereka dan misi
serta sumber daya rumah sakit.
• APKP-1.1 Rumah sakit memiliki proses
penerimaan pasien rawat inap dan
pendaftaran pasien rawat jalan
48
• APKP-1.1.1 Pasien dengan kebutuhan
darurat , mendesak atau segera diberi
prioritas untuk assesmen dan pengobata.
• APKP1-.1.2 Kebutuhan pasien akan layanan
preventif, kuratif, poliatif, dan rehabiliatif
diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien
pada saat masuk rumah sakit sebagai
pasien rawat inap.
• APKP-1.1.3 Rumah sakit
mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien
ketika ada sela masa penantian atau
kelambatan layanan diagnostik dan/atau
perawatan.
49
Penerimaan rumah sakit
•Standar APKP-1
Pasien diterima untuk rawat inap atau
didaftarkan sebagai pasien rawat jalan
berdasarkan kebutuhan perawatan
kesehatan mereka dan misi serta
sumber daya rumah sakit.
50
• Maksud dan tujuan
1. Mencocokkan kebutuhan pasien dengan misi
dan sumber daya rumah sakit tergantung
pada perolehan informasi tentang kebutuhan
dan kondisi pasien melalui skrining, biasanya
pada pertemuan pertama.
2. Proses skrining ini bisa melalui kriteria
triase, evaluasi visual, pemeriksaan fisik, atau
hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya yang
terkait fisik , psikologi, dan laboratorium klinis
atau evaluasi pencitraan diagnostik .
51
• Proses skrining ini bisa dilakukan di
sumber daya perujuk, selama transportasi
darurat, atau ketika pasien tiba di rumah
sakit.
• Yang penting keputusan untuk mengobati,
memidahkan atau merujuk dilakukan hanya
setelah hasil evaluasi skrining tersedia.
• Hanya pasien yang bisa ditangani oleh
rumah sakit dengan menyediakan layanan
yang dibutuhkannya dan konsisten dengan
misi rumah sakitlah yang dipertimbangkan
sebagai pasien rawat inap atau didaftarkan
sebagai pasien rawat jalan.
52
• Bila rumah sakit membutuhkan tes
skrining tertentu atau evaluasi sebelum
penerimaan atau pendaftaran, hal ini
dinyatakan dalam kebijakan tertulis.
53
Elemen Penilaian APKP-1
1. Skrining dimulai pada pertemuan pertama
di dalam atau diluar rumah sakit.
2. Berdasarkan hasil skrining, ditemukan
apakah kebutuhan pasien sesuai dengan
misi dan sumber daya rumah sakit.
3. Pasien diterima hanya jika rumah sakit
dapat memberikan layanan yang
diperlukan dan rawat jalan atau
kebutuhan rawat inap yang tepat.
54
4. Ada proses untuk menyerahkan hasilhasil tes diagnostik kepada mereka
yang berwewenang menentukan
apakah pasien harus masuk ,
dipindahkan atau dirujuk.
5. Pasien tidak diterima, dipindahkan atau
dirujuk sebelum hasil tes yang
diperlukan untuk mengambil keputusan
ini tersedia.
55
• Rumah sakit memiliki proses penerimaan
pasien rawat inap dan pendaftaran pasien
rawat jalan
Standar APKP 1.1
• Di standardisasi melalui kebijakan dan
prosedur
• Staf yang bertanggung jawab untuk proses ini
sudah mengetahui dan mengikuti prosedur
yang yang telah di standardisasi
• Kebijakan juga terkait dengan dengan
bagaimana pasien dikelola ketika fasilitas
rawat inap terbatas atau tidak ada ruang yang
56
tersedia untuk memasukkannya
pasien ke unit
di standardisasi
Elemen Penilaian
APKP1.1
• Terdapat proses penerimaan pasien gawat
• Proses penerimaan pasien rawat inap sudah di
standardisasi
darurat ke unit rawat inap
• Terdapat proses menahan pasien untuk
diobservasi
• Terdapat proses mengelola pasien bila tidak
ada tempat tidur atau unit atau fasilitas lain
yang tersedia sesuai dengan layanan yang
diinginkan
• Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung
57
• Pasien dengan kebutuhan darurat,mendesak
atau segera,diberi prioritas untuk assesmen
dan pengobatan
Standar APKP 1.1.1
• Pasien diidentifikasi melalui proses triase
berbasis bukti
• Pasien diperiksa dan dirawat secepatnya
• Bila tidak mampu dipindahkan ke level
perawatan yang lebih canggih .
• Rumah sakit yang memindahkan harus
memberikan perawatan yang menstabilkan
pasien sesuai kemampuannya
sebelum
58
Elemen Penilaian
• Rumah sakit menggunakan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien
dengan kebutuhan mendesak
• Staf dilatih menggunakan kriteria ini
• Pasien diprioritaskan berdasarkan urgensi
kebutuhan mereka
• Pasien darurat diperiksa dan di stabilkan
sebatas kapasitas rumah sakit sebelum
dipindahkan
59
Standar APKP 1.1.2
• Kebutuhan pasien akan layanan
preventif,kuratif,poliatif dan rehabilitatif
diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien pada
saat masuk rumah sakit sebagai pasien rawat
inap
60
Elemen Penilaian
• Penilaian skrining membantu staf
mengidentifikasi kebutuhan pasien
• Layanan atau unit yang dipilih untuk memenuhi
kebutuhan tersebut didasarkan temuan
penilaian skrining
• Kebutuhan pasien terkait layanan
preventif,kuratif, rehabilitatif dan poliatif
diprioritaskan
61
Standar APKP 1.1.3
• Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan
klinis pasien ketika ada sela masa penantian
atau kelambatan layanan diagnostik dan/atau
perawatan
62
Elemen Penilaian
• Pasien rawat inap dan rawat jalan diberi
informasi jika terjadi kelambatan dalam
perawatan dan/atau penatalaksanaan
• Pasien diberitahu alasan kelambatan dan
diberi informasi tentang alternatif yang ada dan
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka
• Informasi ini didokumentasikan dalam rekam
medis pasien
• Kebijakan dan /atau prosedur tertulis
mengarah pada praktik yang konsisten
63
Standar APKP 1.2
• Ketika masuk sebagai pasien rawat inap ,
pasien dan keluarga mendapatkan informasi
tentang perawatan yang diusulkan ,hasil yang
diharapkan dari perawatan dan berapa
perkiraan biaya perawatannya
64
• Pasien dan keluarga diberi informasi saat
masuk
Elemen Penilaian
• Informasi ini meliputi informasi tentang
perawatan yang diusulkan
• Informasi ini meliputi informasi mengenai hasil
yang diharapkan dari perawatan
• Informasi ini meliputi informasi mengenai biaya
yang diperkirakan kepada pasien atau
keluarga.
• Informasi yang cukup untuk pasien dan dan
keluarga dalam membuat
keputusan yang
65
Standar APKP 1.3
• Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan
fisik, budaya dan hambatan lainnya dalam
pengaksesan dan pemberian layanan
66
Elemen Penilaian
• Pemimpin dan staf rumah sakit
mengidentifikasi hambatan yang paling umum
pada populasi pasiennya
• Terdapat proses untuk mengatasi atau
membatasi hambatan bagi pasien yang
berupaya mencari perawatan
• Terdapat proses untuk membatasi dampak
hambatan pada pemberian layanan
• Proses ini dilaksanakan
67
Standar APKP 1.4
• Penerimaan atau pemindahan ke atau dari unit
yang menyediakan layanan intensif atau
layanan khusus ditentukan kriteria tertentu
68
masuk dan/atau pindah bagi unit unit atau
layanan layanan khusus dan intensifnya ,
termasuk penelitian dan program lain untuk
memenuhi kebutuhan khusus pasien.
Elemen Penilaian
• Bila memungkinkan dan sesuai , kriteria
berbasis fisiologi
• Individu yang tepat terlibat dalam
pengembangan kriteria.
• Staf dilatih menerapkan kriteria
• Rekam medis pasien yang dirawat di unit yang
memberikan layanan intensif/khusus
mempunyai bahwa mereka memenuhi kriteria
untuk layanan tersebut
69
Kesinambungan
Pelayanan standar
APKP 2
• Rumah sakit merancang Dan melaksanakan
proses agar dapat memberikan Pelayanan
perawatan pasien berkesinambungan di rumah
sakit dan mengkoordinasikan kerja antar
praktisi perawatan kesehatan
70
Elemen Penilaian
• Berbagai pemimpin layanan Dan unit
merancang Dan menerapkan proses yang
mengarah pada kesinambungan dan
koordinasi perawatan , termasuk disebutkan
dalam maksud tujuan
• Kriteria atau kebijakan tertentu menerapkan
layak/tidaknya pemimdahan pasien di dalam
Rumah sakit
• Kesinambungan dan koordinasi terlaksana
disepanjang pelbagai fase perawatan pasien
• Kesinambungan koordinasi itu jelas dapat
71
Standar APKP.2.1
• Selama semua fase rawat inapnya , selalu Ada
individual andal tertentu yang diberi tanggung
jawab atas perawatan pasien terse but.
72
• Individu yang bertanggung jawab
mengkoordinasikan perawatan pasien
ditetapkan orangnya dan tersedia di semua
tahapan rawat inap
Elemen Penilaian
• Individu ini memenuhi syarat untuk memikul
tanggung jawab perawatan pasien
• Identitas orang ini diinformasikan kepada staf
Rumah sakit
• Individu ini mencatat dalam rekam medis Hal
Hal yang terkait dengan rencana perawatan
pasien
• Pengalihan tanggung73jawab perawatan
Download