Modul Hyouki 1 BAB II PENJELASAN TENTANG HURUF JEPANG DAN ATURAN PENGGUNAANNYA 2.1 Pendahuluan Pada bagian ini, pembelajar akan mempelajari sekilas tentang huruf Jepang yang terdiri dari huruf Hiragana, Katakana, Romaji dan Kanji, beserta aturan penggunaannya. Pengetahuan tentang huruf Jepang, dan aturannya dianggap perlu untuk memudahkan dalam aplikasinya dan meminimalisir kesalahan penggunaan ke empat jenis huruf Jepang di atas. 2.2 Strategi Pembelajaran Dalam aplikasi pembelajaran yang berbasis SCL, pembelajar dapat mengakses pembelajaran huruf Jepang lengkap dengan asal usul dan aturan penggunannya melalui kuliah interaktif maupun dapat membacanya sendiri. 2.3 Indikator Penilaian Mengetahui asal usul huruf Jepang yaitu huruf Hiragana, katakana, romaji dan kanji beserta aturan penggunaannya. 2.4 Aturan Dalam Huruf dan Tulisan Jepang Dalam Nihongo Nyuumon keistimewaan huruf dan tulisan Jepang di bandingkan dengan bahasa lain. Pada bagian ini, dijelaskan pembagian huruf dalam bahasa Jepang yang terdiri dari hiragana, katakana dan romaji. Di lembaga-lembaga bahasa asing yang diperuntukkan bagi diplomat Amerika membagi bahasa asing berdasarkan tingkat kesukarannya menjadi 4 bagian. 25 Modul Hyouki 1 Lalu mereka menyediakan waktu penelitian untuk meneliti 4 huruf di dunia, dan ternyata bahasa Jepang tergolong dalam bahasa yang sulit, sama halnya dengan bahasa Arab, China, Korea. Penyebab kesulitan bahasa asing disebabkan besarnya pengaruh bahasa ibu. Namun dari sudut pandang pembelajar bahasa Inggris, tingkat kesukaran tersebut sangat relative. Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa “ Bahasa Jepang itu mudah”, lalu bagian manakah yang sulit, apakah lafal bahasa Jepang atau tata bahasa Jepang yang sulit?. Bagi pembelajar bahasa Jepang yang menganggap “bahasa Jepang mudah” dapat mengerti bagian-bagian yang mudah dan dapat mengindikasikan bahwa bahasa Jepang itu mudah!. Tetapi jika meninjau dari tingkat kesulitannya, maka dapat dikatakan bahwa bagian yang sulit adalah tulisan. Oleh karena bahasa Jepang saat ini terbagi atas 4 jenis huruf. Huruf-huruf yang harus diketahui adalah hiragana, katakana, romaji dan kanji. Poin inilah yang mau tidak mau cukup memberatkan. Tidak hanya itu, melengkapi besarnya beban bagi pembelajar, bahasa Jepang mengenal 2 sistem penulisan yaitu phonogram dan ideogram. Untuk mengatasi ketidakpraktisan bahasa Jepang dibanding bahasa lain, maka penggunaannya pun dibagi berdasarkan fungsi huruf yang benar-benar jadi pembeda, misalnya huruf kana dan huruf kanji. 2.5 Tentang Hiragana Kana adalah huruf phonogram, yang mulai dilambangkan dengan huruf a, i, u, e, o. Kana, dilambangkan sebanyak 50 tanda bunyi bukan 50 huruf. Sebagai aturan, 1(satu) huruf dilambangkan dengan 1(satu) bunyi. Maka jika Anda belajar huruf kana, maka huruf-huruf ini dapat dijadikan huruf lisan. Dengan kata lain menggambarkan penulisan bahasa Jepang seperti contoh dalam bahasa Inggris, meskipun sudah mengetahui huruf “a” tapi dalam bunyi kata “cat”, 25 Modul Hyouki 1 atau “cake”, dapat ditulis sendiri. Sehingga bebannya sangat ringan jika dibandingkan berdasarkan keekonomisan ejaan hurufnya. Dalam bahasa Jepang, kalau sudah mengingat huruf, maka seorang anak kecil pun dapat dengan mudah belajar membaca dan menulis bahasa Jepang. Seperti kata Choucho ga hira hira tonde iru. Pada banyak cerita anak, ditampilkan penulisan seperti itu. Hanya saja ada batasannya. Misalnya jika kalimat tersebut lebih panja dan isi kalimatnya juga lebih panjang, maka beban yang besar untuk dapat membaca , tentu dengan pemotongan tiap kata tersebut menyebabkan kesulitan membaca, contoh Sotodehitoniauhitotouchiniiruhi. Pada kasus seperti di atas, dalam huruf phonogram, penulisan dengan menggunakan space sangat penting. Sehingga menjadi Sotode hitoni au hito to uchini iru hi. Bahasa Korea yang menggunakan huruf phonogram yang dinamakan huruf “hangguru”, mempunyai struktur syntax yang mirip dengan huruf Jepang yang dilambangkan dengan pembagian menulis menurut space (Hangguru juga menggunakan kanji tapi tidak ada cara baca kunyomi seperti dalam bahasa Jepang. Dengan kata lain bahasa asli digambarkan hanya dengan huruf phonogram tersebut.) Tetapi dalam bahasa Jepang, tidak perlu menggunakan space dalam penulisan, karena menggunakan kanji berarti 1 huruf melambangkan 1 kata. Seperti 外で人に会 う人と家にいる日。 Berdasarkan hal ini, maka terdapat perbedaan peranan dimana kanji menunjukkkan kata sedangkan hiragana menunjukkan fungsi secara gramatikal. 25 Modul Hyouki 1 2.6 Tentang Katakana Dewasa ini, bagaimanakah peranan katakana dalam bahasa Jepang?. Dalam Nihongo Hyakka Jiten, digambarkan kegunaan katakana, sebagai berikut: 1. Bahasa Serapan dan Bahasa Asing, misalnya: ice cream (dalam bahasa Inggris) menjadi aisu kuriimu (dalam bahasa Jepang) 2. Nama Orang Asing, misalnya: Mike Miller (dalam bahasa asing) menjadi maiku miraa (dalam bahasa Jepang) 3. Istilah atau terminology, misalnya metafora (dalam bahasa Inggris) menjadi metafeaa (dalam bahasa Jepang) 4. Bahasa slang atau bahasa rahasia, misalnya kata love love hotel menjadi rabu rabu hoteru dalam bahasa Jepang. 5. Nama hewan dan tumbuhan, misalnya dog (dalam bahasa Inggris) menjadi doggu (dalam bahasa Jepang) 6. Onomatope, misalnya bunyi anjing dilambangkan dengan kata wan wan dalam bahasa Jepang 7. Bagian yang menunjukkan dialek, misalnya dalam bahasa Jepang kata dame berarti tidak boleh namun dalam dialek Osaka menjadi akan (ditulis dalam katakana アカン). Jika membandingkan penempatan kanji dan hiragana, maka fungsi katakana dalam huruf Jepang adalah menonjolkan suatu kata layaknya kanji. Di samping itu juga berfungsi sebagai huruf yang melambangkan bunyi layaknya hiragana. 25 Modul Hyouki 1 Tetapi di sisi lain, katakana tidak melambangkan arti kata seperti halnya kanji, dan sama-sama kita ketahui bahwa katakana tidak mempunyai peran dalam gramatikal. Dalam bahasa serapan/gairaigo dan gaikokugo serta penulisan nama orang, misalnya, ditulis dengan katakana sebagai sumber bunyi. Sewaktu mengubah bahasa asing ke dalam bahasa Jepang, maka perubahannya berdasarkan pada cara memfilter bunyi lewat bunyi katakana. Hal tersebut memunculkan kemungkinan-kemungkinan dalam penulisan berdasarkan aturan sumber bunyi. Pada saat bahasa serapan akan ditetapkan sebagai kata dalam bahasa Jepang, maka muncul keterkaitan dengan keberadaan sejarah kata-kata tersebut. Misalnya ヘボン(baca=hebon) dan ヘ ップバーン(baca=heppubaan)、kata インキ(baca=inki) dan インク(baca=inku)、kata ミシン (baca=mishin) dan ミシーン(baca=mishiin)、kata ミルクセーキ(baca=mirukuseeki) dan シェ イク(baca=sheiku). Dewasa ini yang menjadi masalah adalah standar kesadaran sumber bunyi yang tersisa dan yang tidak tersisa, seperti apakah akan mengarah pada memperkaya bunyi bahasa Jepang itu sendiri seperti pada bunyi ティ(baca=ti) pada kata パーティー(baca=paatii), lalu bunyi ヴィ (baca=vi) pada kata ヴィーナヌ (baca=viinasu) dan bunyi ジェ(baca=je) pada kata ジェット (baca=jetto), serta standar untuk memudahkan penulisan seperti bunyi チ(baca=chi) pada kata チーム(baca=chiimu), lalu pada bunyi ビ(baca=bi) pada kata ビタミン(bitamin) dan bunyi ゼ (baca=ze) pada kata ゼリー(baca=zerii). Fungsi katakana (5) selanjutnya adalah memberi tanda perhatian pada suatu kata seperti halnya pada kanji dalam tulisan, dan katakana menunjukkan sesuatu istilah yang khusus/spesifik. Bahkan nama hewan dan tumbuhan serta yang berhubungan erat dengan aksen, ditulis dengan 25 Modul Hyouki 1 menggunakan katakana. Hal ini sungguh aneh?. Seorang pelajar asing bertanya apakah kata イ ヌ (baca=inu), tergolong bahasa serapan?. Contoh ini sebagai salah satu sample yang menunjukkan katakana mempunyai peranan, yang menunjukkan suatu kata, layaknya kanji. Fungsi ke 6, sering menunjukkan fungsi sebagai huruf phonogram katakana. Dalam film-film sering menggunakan secara maksimum keefektifitasan gionggo dengan atulisan katakana, misalnya ギャッ。。。(baca=kyakk…..). Selain itu, kalau tulisan katakana yang digunakan sebagai bagian yang menujukkan dialek seperti アカン maka mungkin saja gambaran kesadaran kita, menangkap ucapan tersebut sebagai bunyi. Katakana dalam penulisan bahsa lisan selain digunakan pada penggunaan di atas, katakana jua digunakan cukup bebas, seperti contoh kalimat di bawah ini: A:ちょっと そこの あなた? (baca= chotto soko no anata?) B:ワタシ (baca= watashi) Atau pada kalimat 学生デース (baca=gakusei deesu) Pada kasus ini, tejadi pada bahasa lisan, nampaknya merupakan sugesti masa depan dalam aturan penulisan bentuk baru yng bukan bahasa lisan. 2.7 Tentang Romaji Sewaktu menulis nama mahasiswa asing dengan katakana, maka banyak kesulitan yang dijumpai karena bunyi yang tidak lazim ditelinga. Misalnya nama ジャオ・ザオ, meskipun berulang-ulang mendengar nama itu tetap saja tidak mahir menuliskannya. 25 Modul Hyouki 1 Sampai pada kata ワン, dalam bahasa Jepang nada suara bahasa China tidak dapat ditampilkan sehingga ketika memanggil kata ワン, penyebutan itu seolah-olah menyebut kata anjing dan itu sungguh tidak mengenakkan, akhirnya saya lebih banyak menyebut dengan kata オウ。 Kalau menuliskan bunyi bahasa Jepang, seperti kata: 1. Matsushita 2. Matsusita Yang manakah yang benar? Kalau menulis bunyi bahasa Jepang secara benar maka mungkin Matsushita lah penulisan yang benar. Tetapi jika kata Matsusita, yang ditulis dalam bunyi bahasa Jepang maka mungkin lafalnya akan menjadi マトゥスイタ. Bahasa Jepang dewasa ini, penulisan secara prinsipal pada huruf phonogram point tulisan 1 digunakan secara meluas pada nama orang dan daerah. Hanya saja, jika menekankan pada pertimbangan kebenaran bunyi maka jika orang Inggris yang mengucapkannya bukanlah menjadi ucapan yang lantas jadi universal, begitu pula orang Prancis yang menyebut kata Ayashi yang seharusnya Hayashi. Ini juga suatu masalah. Sebaliknya, pada penulisan 2 ( Matsusita) menggambarkan apa yah?. Karena menempelkan bunyi dental konsonan pada 50 bunyi huruf Jepang, maka tidak akan kelihatan jika hanya mengganti tempat bunyi tersebut dengan romawi, namun akan terlihat secara regulasi, jika bunyi pada baris タ , maka bunyi dental konsonan menjadi (t) dan bunyi pada baris サ , akan dilambangkan dengan (s) , sehingga akan menjadi: Ta ti tu te to 25 Modul Hyouki 1 Sa si su se so Tapi jika di tulis berdasarkan regulasi phonogram, maka akan menjadi: Ta chi tsu te to Sa shi su se so Kelihatan, aturan-aturan ini menjadikan kita tidak menentu. Pada mentode no.2, jelas sudah struktur phonem bahasa Jepang, muncul dengan sangat indahnya. Jika ditinjau dari segi sejarah, maka penulisan dengan prinsip phonogram yang ditemukan oleh Toyama Masaharu Meiji 18, disebut sistem Hepburn yang digunakan pada kamus J.C. Hepburn. Pada tahun berikutnya Meiji 19, Tanaka Dateaikitsu, mengeluarkan system Nihon shiki yang menampilkan struktur phonem dengan diam-diam. Selanjutnya, system Hepburn sendiri dimodifikasi lebih mendekati bunyi bahasa Jepang sampai sekarang, dan disebut dengan Kijunshiki (aturan standar). Sistem yang bertujuan menekankan aturan phonemic terhadap prinsip phonogram, dapat diterima sebagai aturan penulisan yang dinamakan kunrei shiki dari naikaku kunrei.. Penulisan romaji, dewasa ini berlandaskan pada aturan kunreishiki, yang menitikberatkan pada aturan 50 bunyi, tapi kebiasaan masyarakat yang menulis dengan menggunakan system hepburn (prinsip phonogram). Dalam bahasa Jepang, dewasa ini menjadi hal yang tidak lazim menuliskan kalimat bahasa Jepang dengan huruf romawi. Misalnya kalimat 漢字を一日中勉強した Jika ditulis dalam bahasa Jepang akan menjadi: 25 Modul Hyouki 1 1. Kanji o ichinichijuu benkyou shita. 2. Kanzi o itinitizyû benkyou shita. Dari kalimat di atas apakah menulisnya partikel を menjadi wo, atau menulis panjang menjadi zyuu. Dewasa, ini ada aturan dalam menulis huruf Jepang dalam romawi: 1. Untuk bunyi lepas “n” ditulis m. ( sanpo – sampo, tenpura-tempura) 2. Menghilangkan bunyi huruf “n”lepas, jika huruf vocal dan huruf ‘y” yang mengikutinya, di beri tanda ( senˆen) (honˆya), tapi dewasa ini berkembang sen-en, dan hon-ya. 3. Bunyi double konsonan, menggambarkan penekanan konsonan awal suku kata atau silabel berikutnya.(zassi-zasshi), (matsi-matchi) 4. Jika terdapat bunyi panjang maka di atas huruf vocal diberi tanda ˆ tapi kalau menggunakan huruf besar, maka bunyi vocal yang dideretkan pun tidak apa-apa digunakan. ( dalam system Hepburn, bunyi panjang ditulis otôsan atau ooshima, system Hepburn yang lama menggunakan otõsan, õshima atau õsima. Sedangkan partikel を dalam romaji gaya Jepang di tulis “wo”. 5. Cara menggambarkan bunyi yang special, dapat dilakukan secara bebas. 6. Pada saat mulai menulis nama sendiri, maka di awal kata ditulis huruf besar tapi selain nama diri pun tidak masalah menggunakan huruf besar. Dalam masyarakat, penulisan romaji juga sering dijumpai. Huruf romawi dahulu digunakan oleh orang asing keturunan Amerika untuk menulis kalimat bahasa Jepang. Hal ini disebabkan mereka lebih mengutamakan kemudahan penulisan, meskipun mereka tidak dapat menghindari orthographi bahasa Jepang itu sendiri. 25 Modul Hyouki 1 2.8 Romaji Berperan dalam Penyingkatan Tidak ada yang tidak mengatakan, kanji mempunyai kemampuan dalam pembentukan kata dan sangat hebat, sebagai fungsi penyingkatan kata /singkatan dengan mengambil salah satu bagian dari kata tersebut. Selain itu, romaji, juga berfungsi untuk menyingkat, mirip dengan kanji dan digunakan sebagai singkatan dalam bahasa asing yang ditulis dalam huruf alphabet. Misalnya: GNP ( Gross National Product) GATT (General Agreement of Tariffs and Trade) UNESCO (United Nations Education Scentif) Penyingkatan kata ini, diambil dari huruf awal masing-masing kata. Kalau GNP, dilafalkan dalam bahasa Jepang maka bunyinya menjadi ジェー・エヌ・ピーdan kata GATT dilafalkan dengan ガット.Tapi kalau ingin levelnya ditinggikan dalam bahasa Jepang maka kata ユネスコ dapat ditulis dengan 国際連合教育学科学文化機関. Selain itu, banyak juga singkatan nama perusahaan yang menggunakan romaji. Pada dahulunya terdapat ragam cara penulisan singkat yang menyatukan antara bahaasa kanji dan bahasa Inggris. Contoh: NHK 「日本放送協会」 ジェイ・エヌ・アールに乗ってください。 KDD (国際電話株式会社) 国鉄。 Referensi Buku: Nihongo gengogaku nyuumon 25