Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji selalu diajarkan dalam kalimat tanpa keluar dari konteksnya. Mempelajari kanji juga meliputi analisa tarikan dalam huruf kanji atau metode derivasi untuk kanji yang lebih bersifat huruf gambar (Matsuda & Silva, 2000:147). Metode yang paling umum untuk mengajarkan kanji adalah dengan cara menulis huruf kanji yang sama berulang kali, disusul dengan banyak membaca kanji tersebut (Gamage, 2003:5) Okita dalam Gamage (Gamage, 2003:5) menyatakan bahwa cara mempelajari kanji berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dari pemelajar bahasa. Pemelajar tingkat lanjut lebih menyukai cara belajar kanji dengan menggunakan kamus atau memahami kanji tersebut tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa asal pemelajar. Pemelajar tingkat menengah lebih memilih cara mengingat tempat di mana kanji tersebut diajarkan untuk mempelajari kanji. Pemelajar tingkat awal lebih suka menggunakan flash card dan sejenisnya untuk mempelajari kanji dibandingkan dengan pemelajar tingkat lainnya. Dalam survei yang diadakan oleh Douglas dalam Gamage (Gamage, 2003:5), didapatkan hasil adanya perbedaan dalam pola perkembangan strategi pembelajaran kanji menurut tingkatan pembelajaran berupa lamanya waktu belajar bahasa Jepang baik secara otodidak mapun secara formal. Dari ketiga tingkatan yang ada, strategi yang paling sering digunakan dalam mempelajari kanji adalah strategi sosial, usaha untuk mempelajari budaya Jepang, dan menulis jurnal atau buku harian dalam bahasa Jepang. 8 Douglas juga menyatakan bahwa menonton video atau mendengarkan radio dan sejenisnya mungkin akan meningkatkan kemampuan mendengar atau berbicara, tetapi tidak memiliki efek dalam mempelajari kanji. Secara keseluruhan, Gamage (Gamage, 2003:5) menyatakan adanya tiga faktor yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan strategi pembelajaran untuk mempelajari kanji. Ketiga faktor tersebut adalah: 1. Tingkatan dari pemelajar bahasa mempengaruhi strategi yang akan digunakan untuk mengajarkan kanji, karena setiap tingkatan memiliki preferensi tersendiri dalam menggunakan strategi belajar untuk mempelajari suatu bahasa. 2. Pemilihan strategi belajar berhubungan dengan transfer kognitif dan linguistik dari bahasa asal ke bahasa tujuan. 3. Menentukan batas ketika menggeneralisasikan dengan cara mengidentifikasi strategi yang unik dan memiliki karakteristik yang spesifik seperti menghafal banyak bacaan sekaligus mempelajari kanji baru 2.2 Teori Pembelajaran Bahasa Asing Menurut Ellis dalam Ena (Ena, 2001:2), pembelajaran bahasa asing adalah sebuah proses yang sangat kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pembelajaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan erat dengan pemerolehan bahasa asing, yang antara lain adalah bahasa asal pembelajar, faktor eksternal pembelajar, faktor internal pembelajar, dan pembelajar sebagai individu. Dalam pembelajaran bahasa asing, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil dari pembelajaran tersebut. Faktor tersebut antara lain adalah perancangan media 9 pembelajaran, dan juga pemilihan strategi pembelajaran. Agar pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan jelas, diperlukan perancangan media pembelajaran dan juga pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai, baik bagi pengajar ataupun bagi pelajar agar target belajar tercapai dengan baik. 2.2.1 Strategi Pembelajaran Menurut para ahli, strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk membantu pelajar atau pengajar untuk mempermudah proses pembelajaran, terutama dalam perolehan pengetahuan, pengakumulasian dan penggunaan dari pengetahuan yang didapat (Oxford, 1990:8). Hal ini berarti, strategi pembelajaran adalah sesuatu yang penting dan dibutuhkan agar mampu belajar secara optimal dan menggunakan strategi yang paling sesuai dengan diri sendiri maupun untuk mengajarkan kepada orang lain. Brown menyatakan bahwa ada banyak penelitian mengenai strategi pembelajaran, di mana teori yang muncul dari penelitian tersebut biasanya dimasukkan ke dalam tiga kategori besar, yaitu strategi metakognitif, strategi kognitif dan strategi sosioafektif (Brown, 2007:143). Selain itu, Oxford (1990) membagi strategi pelajaran dalam dua kategori besar, yaitu strategi langsung dan strategi tidak langsung yang nantinya setiap kategori akan dibagi ke dalam beberapa kategori lainnya yang akan dijabarkan dalam bagan berikut ini. 10 Gambar 2.2.1.1: Strategi Pembelajaran Sumber: Oxford (1990:17) 2.2.2 Strategi Memori Oxford (Oxford, 1990:38-39) menyatakan bahwa strategi memori yang juga disebut sebagai teknik memori adalah suatu strategi yang banyak digunakan sejak lama. Strategi ini cocok bagi pelajar yang baru saja mulai mempelajari bahasa. Strategi ini sendiri oleh Oxford dibagi ke dalam empat kategori besar yang akan dijelaskan dalam gambar bagan berikut ini. 11 Gambar 2.2.2.1: Strategi Memori Sumber: Oxford (1990:21) 12 Terjemahan strategi memori: A. Menciptakan rangkaian kecerdasan 1. Membagi ke dalam kelompok Mengklasifikasi materi yang didapat dengan cara diklasifikasikan di dalam ingatan atau ditulis sesuai jenisnya untuk memudahkan dalam menghafal. 2. Mengasosiasikan / mengelaborasikan. Menghubungkan informasi mengenai bahasa target ke dalam konsep yang sudah ada di dalam ingatan. 3. Memasukkan kata-kata baru ke dalam sebuah konteks Memasukkan kata-kata atau frase dalam kalimat, percakapan atau cerita agar bisa mengingatnya. B. Menggunakan gambar dan suara 1. Menggunakan gambar Menggunakan gambar imajiner atau gambar sungguhan untuk menggambarkan konsep dari informasi mengenai bahasa target yang ada di dalam ingatan. 2. Membuat peta arti Menyusun kata-kata ke dalam sebuah formasi gambar, di mana kata kunci dari formasi tersebut ada di atas atau pusat dari gambar tersebut. 3. Menggunakan kata kunci atau keyword Menggunakan kata kunci berupa suara atau gambar untuk mengingat kata-kata baru 4. Mengekspresikan atau menggunakan kembali bunyi yang sudah diingat. 13 Mengingat informasi mengenai bahasa target yang didapat sesuai dengan bunyinya C. Berlatih ulang 1. Berlatih ulang secara sistematik Berlatih berulang-ulang dengan memberikan jeda yang sesuai per latihannya. D. Bertindak 1. Menggunakan reaksi atau perasaan yang berhubungan dengan fisik Melatih wacana yang baru didapat secara fisik atau menghubungkan wacana yang baru di dapat dengan reaksi atau sensasi fisik. 2. Menggunakan teknik mekanis Menggunakan teknik yang kreatif, tapi nyata dan jelas untuk bisa mengingat informasi dari bahasa target 2.3 Media Pembelajaran Media (Ena, 2001) adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi utama untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada pelajar. Pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi antara ketiganya tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Ada berbagai macam media yang dapat digunakan oleh pengajar maupun pelajar dalam proses pembelajaran. Contohnya adalah buku, gambar, audio, video, program komputer dan sebagainya. Menggunakan media pengajaran yang berbeda tentunya akan memberikan hasil dan pengalaman pembelajaran yang berbeda pula. Pengalaman 14 pembelajaran ini digambarkan oleh Dale dalam sebuah kerucut pengalaman berdasarkan metode dan media yang digunakan untuk proses pembelajaran seperti di bawah ini Gambar 2.3.1: Kerucut Pengalaman Dale Sumber: Mangal (2009:34) Mangal (Mangal, 2009:36) menyatakan bahwa segala macam jenis materi projeksi seperti gambar, grafik, peta, ilustrasi, slide untuk presentasi, ilustrasi dan materi sejenis yang bisa ditunjukkan kepada siswa dengan alat projeksi masuk ke dalam kategori still picture (gambar tidak bergerak). Pada dasarnya, semua materi yang masuk ke dalam kategori alat peraga visual membutuhkan penggunaan indera penglihatan agar siswa mendapatkan pengalaman visual secara nyata. Oleh karenanya, ini merupakan jenis gambaran yang cukup abstrak jika dibandingkan dengan media televisi, gambar bergerak dan video, di mana media-media tersebut lebih efektif dan tidak seabstrak media gambar 15 tidak bergerak. Namun, Mayer (Mayer, 2005:1) menyatakan bahwa tidak semua gambar efektif untuk dijadikan media pengajaran. Pengajar tetap harus mengerti cara menggabungkan antara kata-kata dengan gambar secara efektif agar media tersebut dapat berfungsi dengan baik demi mencapai target belajar yang diinginkan. 2.3.1 Media Visual Levie dan Lentz dalam Arsyad (Arsyad, 1997:16-17) menyebutkan adanya empat macam fungsi media pembelajaran secara visual. Berikut ini adalah keempat fungsi yang dimaksud: 1. Fungsi Atensi Media visual berfungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks dari materi pelajaran. 2. Fungsi Afektif Media visual mampu menunjukkan tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks bergambar. Hal in disebabkan karena gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa 3. Fungsi Kognitif Media visual membantu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4. Fungsi Kompensatoris Media visual berfungsi untuk membantu siswa yang lemah dan lambat dalam menerima atau memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal 16 Dalam menciptakan media pengajaran berbasis visual, Arsyad (Arsyad,1997:107-113) menyatakan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah prinsipprinsip yang dimaksud. 1. Kesederhanaan Secara umum, kesederhanaan yang dimaksud mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit akan memudahkan siswa untuk menangkap dan memahami informasi yang diberikan. Contohnya seperti menggunakan kalimat yang ringkas, padat dan mudah dimengerti untuk menyertai gambar. 2. Keterpaduan Elemen-elemen yang ada dalam media harus salaing terkait dan menyatu dalam suatu keseluruhan agar dapat membantu pemahaman informasi yang terkandung dalam gambar. 3. Penekanan Memberikan penekanan kepada unsur terpenting dengan menggunakan ukuran atau warna. 4. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya memberikan persepsi keseimbangan, baik secara simetris ataupun tidak. 5. Bentuk Bentuk yang aneh dan asing dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa. 6. Garis Garis digunakan untuk menuntun perhatian siswa dalam mempelajari suatu urutan-urutan khusus. 17 7. Tekstur Tekstur dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur juga dapat digunakan untuk memberikan penekanan pada suatu unsur. 8. Warna Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan, persamaan, penekanan atau membangun keterpaduan. 2.3.2 Microsoft Office Power Point Microsoft Office Power Point adalah sebuah program aplikasi untuk mempresentasikan sesuatu, sebuah program aplikasi yang terdapat dalam Microsoft Office. Menurut Ena (Ena, 2001:4), salah satu keuntungan menggunakan aplikasi ini adalah sederhananya tampilan dari ikon-ikon yang sudah ada, yang kurang lebih hampir mirip dengan ikon yang tersedia dalam aplikasi Microsoft Word yang sudah cukup dikenal dan banyak digunakan oleh pengguna komputer. Dengan tampilan yang mudah dimengerti dan cukup familiar, pengguna tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman terlebih dahulu untuk mampu menggunakan aplikasi ini dan menciptakan program pemelajaran bahasa sesuai keinginan masing-masing. Selain itu aplikasi Microsoft Office Power Point dapat digunakan untuk memasukkan teks, gambar ataupun membuat tampilan yang menarik. Berikut ini fungsi penggunaan aplikasi Microsoft Office Power Point 2.3.2.1 Memasukkan Teks dan Gambar Salah satu fasilitas yang cukup penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks atau tulisan. Dengan fasilitas ini, pengguna dapat menampilkan berbagai teks untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis, membaca, memberikan penjelasan tambahan dan masih banyak lagi. 18 Gambar juga merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting dalam program aplikasi ini. Dengan menggunakan gambar, pengguna dapat menunjukkan materi yang akan dipresentasikan tanpa terlalu banyak menggunakan kata-kata dalam presentasi. Selain itu, penggunaan gambar juga akan mudah untuk menarik perhatian pembelajar. 2.3.2.2 Membuat Tampilan Yang Menarik Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar untuk memperhatikan pelajaran yang diberikan. Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan terlihat lebih menarik. Fasilitas yang paling dikenal adalah memasang latar belakang atau background. Ada beberapa macam cara untuk memasang latar belakang yang ditawarkan oleh aplikasi Microsoft Office Power Point. Cara yang pertama adalah dengan memberikan warna. Cara yang kedua adalah memilih tekstur atau desain slide dari pilihan yang sudah disediakan. Cara lainnya adalah memasukkan gambar pilihan tersendiri sebagai latar belakang dari presentasi yang akan ditunjukkan. Fasilitas lainnya yang paling dikenal adalah menggunakan efek animasi agar presentasi yang diberikan terlihat lebih menarik. Dengan menggunakan efek animasi, pengguna dapat mengatur dari arah mana dan dalam bentuk apa tulisan atau gambar yang digunakan muncul dan menghilang. Selain itu, efek animasi juga dapat digunakan untuk menekankan suatu bagian atau poin penting dari presentasi agar terlihat lebih jelas oleh pemerhati presentasi (Ena, 2001:5). 19