“与癌共存”:思路的历程

advertisement
2017年1月19日 (星期四)
Thursday,January 19, 2017
与癌共存
印华日报
B5/13
“与癌共存”:思路的历程
喧闹的世界,苦累的人生。十载探索,祈求命运淡定。
丹麦女士的故事
胰腺癌患者生存超过8年,故事一定很
多。丹麦的郭林女士, 一位风采依然的退
休女教师,将中国当成她的家,每年必然回
“家”……
(故事2013)免疫,让我的癌细胞休眠了
2013年11月,复大肿瘤医院南院区礼堂
座无虚席,广东省生命之光癌症康复协会的
200多名会员正在听一位丹麦女士的演讲,
题目是“与癌共生”。演讲者叫郭林,英文
名Gurli。
“与癌共生!”郭林讲得没错。2007
年,身为教师的她感到上腹部 隐隐作痛,
于是到医院做了超声检查,结果发现“
胰腺有病变”。再查 CT并做活检,最后
证实为胰腺癌。她接受了化疗,可3个月
后,胰腺内 病变范围没有缩小,肝脏内
却出现了转移灶。医生要她“在3个月内
做完该做的事吧”,意即 她的寿命只有3
个月 了。她不甘心,到美国去看,可美国
医生 没有不同意见。几经辗转,她来到中
国广州,我们为她做了CT 引导下经皮冷
冻加碘 粒子植入。3个月后, 她在丹麦复
查,发现胰腺病变范围缩小1/3 ,肝内转
移灶消失。此后,她 每年接受一两次联合
免疫治疗。但她的体内仍有癌灶,只是这
些癌细胞 “休眠”了,不发作了,与她“
和平共处”了。
癌症是什么?是进化的遗产。人的DNA
不断在复制,分布在DNA上的基因不断突
变,一旦这种突变向着不利于人类进化的
方向发展,且这些 “不良”的突变又不能
及时被人体内免疫系统控制或清除时,癌
症就发生 了。因此,突变—癌变是人体天
生的风险,换句话说,癌细胞见于每个人
的体内。患了癌症的人,即便是早期,在
其血液和骨髓内也常有癌细胞存 在,只是
这些癌细胞很隐蔽,处于“休眠”状态。
癌细胞有两类:普通癌 细胞和癌干细胞。
癌干细胞数量很少,但很顽固,化疗对它
毫无作用。因 此,即使癌症(如肺癌、乳
腺癌)治疗后肿瘤变小了,甚至消失了,
KISAH SEORANG PEREMPUAN DENMARK
也不 能就此开心,几年甚至几十年后,癌
症仍可“回来”,因为癌症的“种 子”即
癌干细胞还存在。
那么,怎么样让癌症不“回来”呢?就
是要维护人体的免疫功能。 好比一个社区,
要得太平,不生“癌”,就要将一些坏人(
癌细胞)控制 住(不一定消灭它们)。免
疫细胞就像警察,能随时随地控制坏人。所
以,对于癌症患者,除了采取一些方法消
灭“敌人”(癌细胞)外,很重 要的是加
强警察力量(免疫功能)。这就是我们常常
给病人做免疫治疗的 原因。
郭林每年总要回我院做免疫治疗。“与
癌共生”造就了她的神奇经 历,造就了她
的新生。她说:“复大肿瘤医院是我在中国
的家。我很幸 运,免疫治疗让我的癌细胞‘
休眠’了。” (十)
Pasien kanker pankreas bertahan hidup
selama 8 tahun, banyak kisah pastinya. Ms. Gurli,
pasien kanker dari Denmark, seorang pensiunan
guru yang ingin menjadikan Tiongkok sebagai
rumahnya dan setiap tahun tak teralakan harus
pulang ke “rumah” nya.
KEKEBALAN TUBUH, MEMBIARKAN SEL-SEL
KANKER TERABAIKAN (KISAH TAHUN 2013)
Pada bulan November 2013, semua kursi penuh
di auditorium Rumah Sakit Kanker FUDA area
selatan, 200 lebih anggota dari Guangdong life light
Cancer Rehabilitation Association mendengarkan
pidato seorang perempuan dari Denmark, Ms. Gurli.
“Hidup berdampingan dengan kanker!” Ms.
Gurli membenarkan. Pada tahun 2007, sebagai
seorang guru dia merasakan nyeri di bagian
perut sebelah atas, kemudian dia melakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) di rumah
sakit, hasil pemeriksaan menemukan “ada lesi
pankreas”. Pemerikasaan kembali dengan CT
dan biopsy, keputusan terakhir didiagnosis
kanker pancreas. Dia menerima kemoterapi, tiga
bulan kemudian didapatkan lesi pankreas belum
menyusut memunculkan matastasisi di dalam hati.
Dokter menyuruhnya, ”Selesaikan dalam tiga
bulan hal yang benar”, yang artinya nyawanya
hanya ada tinggal bulan. Dia tidak bersedia pergi
ke Amerika Serikat (AS), kemungkinan dokter
di AS berpendapat sama. Kemudian dia datang
ke Guangzhou, Tiongkok. Yang kami lakukan
untuknya yaitu cryosurgery menanamkan biji
yodium melalui kulit dipandu CT. Tiga bulan
kemudian, dia memeriksa di Denmark dan
menemukan bahwa lesi pankreas menyempit 1/3,
metastasis hati menghilang. Sejak itu, dia dalam
satu tahun sekali dua kali menerima imunoterapi.
Tapi didalam tubuhnya masih ada kanker, ini hanya
sel-sel kanker yang terabaikan, tidak menyerang,
dan dia “hidup berdampingan secara damai”.
Apa yang dimaksud dengan kanker? Kanker
merupakan evolusi dari warisan replika DNA
secara terus menerus dan distribusi mutasi gen
pada DNA secara terus menerus. Setelah mutasi
ini tidak kondusif ke arah pengembangan evolusi
manusia. Dan ini “Buruk” ketika mutasi tidak dapat
dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh atau
dibersihkan maka kanker terjadi, dengan demikian,
perubahan mutase kanker adalah resiko alamiah
tubuh. Dengan kata lain, sel-sel kanker yang
ditemukan dalam tubuh orang. Penderita kanker,
kalaupun pada awalnya dalam darah dan dalam
sumsum tulang juga sering ada sel-sel kanker, hanya
saja sel-sel kanker ini tersembunyi dalam status
“terabaikan”. Ada dua jenis kanker: Sel kanker
umum dan sel kanker induk, jumlah sel induk kanker
sedikit tapi sangat "membandel", kemoterapi tidak
mempengaruhi itu. Oleh karena itu, kalaupun kanker
(Seperti kanker paru-paru, kanker payudara) setelah
pengobatan maka tumor menjadi kecil, bahkan
menghilang, juga tidak bisa bahagia. Beberapa tahun
bahkan puluhan tahun kemudian, kenker masih
mungkin “kembali” kerena “benih” induk sel kanker
masih ada.
Jadi bagaimana membuat kanker tidak kembali?
Hal ini untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh seperti
sebuah komunitas dalam sebuah area, upaya untuk
mendamaikannya, yang tidak memiliki “kanker”
maka perlu beberapa sel kanker yang buruk atau
jahat sebagai kontrol (tidak harus menghancurkan
mereka). Sel-sel kekebalan seperti selayaknya polisi
yang dapat mengontrol orang-orang jahat dimana
saja. Oleh karena itu, untuk pasien kanker disamping
metode untuk menghilangkan “musuh” (sel kanker),
penting juga memperkuat kepolisian (fungsi
kekebalan tubuh). Itu sebabnya kita sering mengobati
pasien dengan kimoterapi.
Setiap tahun Ms. Gurli kembali ke rumah
sakit untuk melakukan imunoterapi. “Hidup
berdampingan dengan kanker” menciptakan
sebuah pengalaman ajaib untuk dia, seperti seorang
yang baru lahir dan dia mengatakan, “Rumah Sakit
Kanker FUDA adalah rumah saya, saya cukup
beruntung mendapatkan imunoterapi untuk kanker
yang terabaikanku.” (10)
Ms. Gurli, 68 tahun pasien kanker
dari Denmark
我患舌癌获得了上帝甜蜜的指导
Machditiari 勇敢战胜舌癌
“姐,为什么妈咪的鹅口疮越来越疼
啊?”我向我最大的孩子Natasya
Ayu
Anandamari抱怨。她作为医生后,我总是
向她提各种问题。
Tasya让我张开嘴并给她展示在我舌头下
的鹅口疮。虽然很疼,但是由于检查我的是
我女儿,我一点疼痛的感觉也没有。
Tasya一看,她脸色就变了,她皱着眉
头。“妈咪,这好像不是鹅口疮了。”我看
着她,等她的回答。“之前它看起来像鹅口
疮。好奇怪,现在越来越大了而且看起来有
了成长。在它边上有白点而不是流脓,”她
尝试着耐心地说。
这疾病是从2014年3月出现的,算起
来已经快到了一年。我曾去医院看病,然
后医生给我了药物,但我的白口病仍然存
在。甚至越来越疼,更不要说吃饭时,我
能感觉到它痛疼了一整天。这让我经常发
烧。我感觉到了不正常,因为我月经也开
始不正常了。
我特意在网络上搜索了一些消息。据网
络上的解释称,我的疾病和癌症特征一样。
啊,真的吗?我让Tasya检查我的白口病。
听到我的解释,她终于带我约见在雅加达最
好的外科医生。
“她的形状太大了,所以很难做药物治
疗。最好直接手术。”医生一边说一边解
释。为了将病毒清理干净,手术将削减我左
边的一半舌头。
‘如果削减我的舌头,我还能说话
吗?’我在心里提问。这问题成为在我心里
恐惧的种子。
不但是手术问题,外科医生也建议我找
肿瘤专家进行商量。我非常了解肿瘤专家代
表着什么。这是癌症的专家。
多彩的世界于是变成灰色的了。因此,
我经常约见很多最好的医生以寻找方法解决
我的白口病,这好像成为了我的新工作。果
然所有医生的建议一样,必须切除我的舌
头!
我不想一直保密这个信息,我向我的好
朋友Woro告诉了这个状况。他的回应不仅
吃惊,而且很伤心。他很坚决地要求我不能
做手术,因为他两个朋友患有跟我相同的疾
病,但手术后,他们的状况更严重。
我不但害怕,而且更糊涂。一方面我想
这个问题尽早结束,如果没其他办法,那么
切开舌头也不是问题。但一方面我心里仍然
不能接受。“你的朋友患了癌症,医生还没
判决我的是癌症,不能做活检。” 我自己
辩护。但我真的患癌症了吗?这只是一般的
白口病而已。
上帝的仁慈消除恐惧的种子
当医生可疑我的白口病为癌症时,我舌
头好像只能吸取苦味。不但我的舌头感觉到
了苦味,而且在我的脸上也失去了活泼的表
情。(一)
Kanker Lidahku adalah Hidayah Termanis dari Allah
"Mbak, kok saraiwan Mami ini tambah
lama tambah sakit ya?" Aku mengadu kepada
anak tertuaku, Natasya Ayu Andamari.
Semenjak resmi mejadi dokter, aku selalu
bertanya segala hal tentang kesehatan
kepadanya.
Tasya lantas memintaku membuka mulut
sambil menunjukkan sariawan yang bersarang
di bawah lidah. Meski terasa sakit tapi
semuanya tertutupi rasa bangga ketika sadar
yang memeriksa adalah anak sendiri.
Wajah Tasya berubah dahinya berkerut.
"Marni sepertinya ini sudah bukan sariawan.
Tatapanku menanti jawaban lebin detail.
"Terakhir aku lihat masih seperti sariawan.
Sekarang kok sudah melebar dan seperti ada
daging tumbuh. Di pinggir-pinggirnya ada
titik-titik putih tapi bukan nanah," ucapnya
dengan tetap mencoba tenang.
Sarawan itu memang sudah ada sejak Maret
2014 dan kalau dihitung-hitung sudah hampir
setahun. Aku pernah memeriksakannya ke
dokter lalu diberi obat. Tapi sariawannya tetap
tidak mau pergi. Makin lama malah tambah
sakit, apalagi kalau sedang makan, cenat
cenutya bisa sepanjang hari. Belum lagi demam
yang datang dan pergi. Rasanya memang ada
yang tidak beres, karena menstruasiku juga
ikut-ikutan tidak teratur.
Iseng-iseng kujelajahi informasi yang
terhampar bebas di internet. Internet bilang
apa yang kualami merujuk pada ciri ciri
kanker. Waduh, apa? Itulah yang mendorongku
meminta Tasya memeriksa sariawanku.
Mendengar semua penjelasanku, dia pun
membawaku bertemu dokter bedah terbaik di
Jakarta.
"Ukurannya sudah terlalu besar, jadi sulit
dibiopsi. Lebih baik langsung dioperasi," ucap
dokter bedah itu sambil menjelaskan operasi
akan memotong hampir setengah sisi kiri
lidahku. Ini untuk memastikan lidahku bersih
dari "benda asing" itu.
Kalau lidahku dipotong, apa aku masih
bisa ngomong? Aku mengajukan pertanyaan
ini dalam hati. Pertanyaan yang jadi bibit rasa
takut dalam batinku.
Tak hanya soal operasi, dokter bedah itu
juga menyarankaku konsultasi ke dokter
spesialis onkologi. Aku paham betul apa itu
dokter spesialis onkologi. Ini dokter khusus
kanker!
Warna-warni duniaku langsung berubah
menjadi kelabu. Kerjaku hanya keluar-masuk
ruangan dokter-dokter terbaik untuk mencari
solusi sariawan di lidah ini. Ternyata semua
dokter sepakat, lidahku harus dipotong. Titik!
Tak kuasa menyimpan ini sendirian,
kuceritakan ini ke sahabatku, Woro. Reaksinya
tak cuma kaget tapi juga berkabung sedih.
Dia tegas sekali memintaku agar tidak mau
dioperasi karena dua temannya yang punya
kasus sama denganku, setelah dioperasi justru
semakin parah.
Aku tak hanya takut tapi juga semakin
bingung. Di satu sisi aku ingin semuanya
cepat selesai, kalau memang harus dipotong
ya dipotong saia. Tapi hati kecilku tetap tidak
terima. "Temanmu itu kan kanker aku belum
tentu kanker, wong tidak bisa dibiopsi kok,"
Aku membela diri. Tapi apa iya aku kena
kanker? Ini cuma sariawan basa kok.
Membasmi Bibit Takut Dengan Cinta Allah
Semenjak dokter mencurigai sariawanku
sebagai kanker, lidahku seperti hanya bisa
menyesap rasa pahit. Bukan hanya lidahku
yang pahit tapi keceriaan di wajahku pun
seperti ditelan bumi. (1)
Machditiari
Download