Edisi 292 – 30 Mei 2014 Page 1 Edisi 292 – 30 Mei 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Stop Baku Sosere Waktu Pelayanan Maraknya Koalisi Halal dan Haram Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Tulisan Roh Nubuat Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Medan Hartoyo Tismail Cerita Untuk Anak Memuliakan Salib Pertanyaan Ibrahim Pathfinder Pedoman Administrative PA Remaja Palakat Berita Page 2 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Stop Baku Sosere* Jelas, “sosere” bukanlah merupakan kata baku Bahasa Indonesia menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kata ini dalam Bahasa Manado berarti mengejek atau menjelekkan (orang atau pihak yang lain). Nah, pada titik ini anda mungkin sudah tahu arah tulisan saya ini. Di Indonesia memasuki ma sa-masa panas dan sudah dimulai dalam beberapa minggu terakhir ini. Even Piala Dunia pun sudah di depan mata, tapi Pemilihan Calon Pemimpin Nomor Satu di Indonesia lebih menyedot perhatian kita semua. Masing-masing kita sudah memiliki calon pemimpin yang kita senangi dan tentunya akan menggunakan hak pilih pada 8 Juli nanti, mencoblos wajah pilihan kita tersebut. Jika kita menyenangi Calon A, mungkin saja tetangga, teman, rekan kantor, bahkan anggota keluarga kita memiliki preferensi berbeda karena menyukai Calon B. Mulailah di saat makan siang atau sementara dalam perjalanan di busway, topik ini yang dibicarakan. Saat membicarakan calon masingmasing yang kita senangi, wajar saja jika yang muncul adalah hal-hal positif yang membuat kita memilih calon tertentu. Akan tetapi di ujung pembicaraan di saat rehat makan siang, biasanya yang muncul adalah hal-hal negative dan jelek dari salah satu pihak. Sebagai manusia, inilah yang lebih sering ditonjolkan, sifat buruk seseorang lebih banyak diekspos dibandingkan yang baik. Hal ini yang membuat perbincangan sesama teman atau rekan kerja akan menghangat saat yang tidak baik diulas dan diangkat. Lebih rawan lagi apabila kita menyebarkan pesan di media sosial dan dibaca oleh orang lain anekdot-anekdot yang merugikan salah satu pihak. Hal yang tidak menggambarkan sikap kekristenan yang seharusnya mengakomodir dan menerima. Bahkan pun apabila kita sebagai pelaku di dunia politik, sepantasnya untuk bersikap santun dan memperkuat hal-hal yang baik di dalam diri kita dan tidak menjelekkan orang lain. Ada pertentangan dimana-mana, lebih panas lagi karena hanya melibatkan dua pilihan saja. Di sela-sela acara potluck Sabat besok di gereja, tidak terhindarkan lagi, topik Pilpres inilah yang menjadi ajang debat dan diskusi hangat, sesuatu yang sebisanya tidak kita bicarakan di gereja, apalagi pada hari Sabat. Akan saling tidak mengenakkan apabila antara sesama kita hanya karena saling berbeda pilihan politik lalu akan berdebat dan tidak akur lagi. Tidak ada politik di dalam gereja dan kerohanian kita karena tujuan kita satu yaitu surga dan kita sama-sama dipimpin oleh Tuhan Yesus. Nasihat Yesus sendiri di dalam Matius 7:3, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” Lebih keras lagi dalam buku Lukas, untuk ayat yang sama tertulis: “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (Lukas 6:42). Mari kita stop baku ‘sosere’ dan bersikap positiflah dalam menentukan pilihan tanpa harus menjelekkan orang lain. Fokuskanlah diri kita pada kebenaran dan yang baik karena untuk itulah iman Kristiani kita akan semakin bertumbuh. Osvald Taroreh Redaksi Twitter: @OsvaldTaroreh * So-se-re dengan masing-masing huruf ‘e’ diucapkan seperti menyebutkan kata “ikan lele” Page 3 Edisi 292 – 30 Mei 2014 K apan datang? Jam berapa mulai? Masih lama? Adalah sederet pertanyaan kepedulian mengenai waktu. Soal waktu, mungkin disiasiakan dan terbuang begitu saja oleh sebagian orang tetapi tidak untuk banyak orang karena waktu sesungguhnya adalah sesuatu yang mahal dan precious.Sangat sering manusia mengukur waktu dengan ukuran jam tapi ada pula yang sampai keukuran menit bahkan detik. Ketika kalender baru diusulkan oleh Aloysius Lilius menggantikan kalender Julian, itu karena hendak mendapatkan ketepatan hitungan waktu. Julian menghitung satu tahun berjumlah 365,25 hari sedangkan Lilius menghitung 365,2422 hari yang kemudian di setujui Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 February 1582. Setelah itu dimulailah penanggalan Gregorian yang mempunyai tahun kabisat. Tersebutlah, pada setiap pagi jam 07.30 ada seorang anak muda tegak di depan pintu sebuah toko jam, melihat kedalam pada sebuah jam besar grand father’s clock lalu mencocokan ke arloji yang dipakainya. Bertahun sudah waktu berlalu, anak muda ini telah dikenal baik oleh pemilik toko sampai pada satu ketika ingin mengetahui kalau dimana dan dibagian mana anak muda ini bekerja. Oleh anak muda didapatkan keterangan bahwa ia bekerja di pabrik persis didepan toko tersebut dibagian security sekaligus mempunyai tugas khusus membunyikan lonceng 4 kali dalam sehari. Jam delapan pagi tanda seluruh pegawai mulai kerja, jam dua belas siang istirahat makan, jam satu siang tanda untuk kerja kembali dan jam 5 petang akan pulang. ”Menarik” kata orang tua pemilik toko jam. ”Tiap jam 12 siang saya mencocokan jam besar ini dengan dentang lonceng dari pabrik kemudian engkau anak muda menyetel arlojimu keesokan harinya pada jam besar ini”. Bagaimana kita mencermati waktu dari saat ke saat? Apakah memperhatikan dengan saksama akan tiap menit yang berlalu, menghargai waktu sebagaimana sepatutnya? Barangkali anda mengetahui pepatah ini: ”Apa yang terpanjang, tetapi juga yang terpendek, yang tercepat, tetapi juga terlambat, sering tidak diindahkan, tetapi banyak kali disesali?” Jawabannya adalah Waktu. Waktu jadi yang terpanjang karena ia adalah ukuran keabadian; dan juga yang terpendek karena tidak seorangpun mempunyai waktu cukup untuk menyelesaikan semua tugas kehidupan dan keinginannya; bagi mereka yang gembira, waktu berlalu begitu cepat, tetapi kepada mereka yang menunggu, waktu merangkak begitu lambat. Tapi itulah, waktu bagi umumnya orang adalah pengukur menit, jam dan tahun dengan umumnya perhatian difokus pada satu dimensi yakni durasi. Seyogianya waktu perlu dimaknai melebihi hitungan angka oleh mengisinya dengan mutu yang tinggi dan mendalam serta tidak terpenjara oleh jam dinding ataupun dibelenggu oleh kalender dalam mencapai sesuatu target. Lihat saja dibanyak kesempatan bila mendapat tugas dengan masa waktu satu minggu maka yang digunakan menyelesaikan tugas tersebut diambil sepenuhnya Page 4 Edisi 292 – 30 Mei 2014 satu minggu. Padahal boleh dibuat lebih cepat, lebih banyak dan lebih baik. dinamika yang disyukuri baik di pemerintahan maupun denominasi gereja. Mengapa tidak! Kalau ada keyakinan dalam diri untuk menyelesaikan lebih cepat dan tepat, dipadu oleh kecintaan pada tugas yang tersulut oleh tujuan maka tak ada yang mustahil. Dengan demikian waktu direbut menjadi peluang. Pekerjaan akan dilakukan bukan sekedar mengisi waktu tapi akan ada upaya menemukan hal-hal yang baru. Tidak keliru kita manusia disebut manager, pengatur, pengorganiser waktu. Bukan sebaliknya diatur dan malah di kejar oleh yang bernama sang waktu. Berapa lama anda sudah menjabat? Atau berapa lama lagi anda memegang satu tanggung jawab di Jemaat? Pertanyaan yang mengajak kita untuk evaluasi akan kinerja kita selama ini. Kalau ada yang kurang atau tujuan belum dipenuhi sesuai time table, barangkali alternatip lain akan menjadi option. Bulan Juli nanti Indonesia akan mendapat Presiden dan Wakil Presiden yang baru. Masa kepemimpinan baru terbentang kedepan untuk di isi dengan tujuan menyejahterakan rakyat Indonesia. Dalam alam demokrasi perubahan adalah Bejana Advent Indonesia Timur Waktu berlalu begitu cepat menorehkan kenangan manis dalam pelayanan serta mencatatkan jiwa-jiwa yang datang kepada Tuhan. Masa pelayanan seseorang dibatasi oleh waktu namun bukannya berapa banyak waktu yang digunakan tetapi berapa banyak ”perubahan positif” yang dihasilkan. Sehingga jauh dari yang sering dikeluhkan orang ”Tahun kepemimpinannya akan berakhir tapi sayang, sepertinya tidak ada yang berubah”. Nah!*** Page 5 Edisi 292 – 30 Mei 2014 W ikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas mendefinikan kata “koalisi” adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masingmasing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Menghadapi pemilihan umum (pemilu) presiden pada 9 Juli 2014 mendatang, di mana rakyat Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi, maka semaraknya koalisi tidak terbendungkan. Dua koalisi besar muncul dalam arena pertarungan politik di Indonesia yaitu: PDI Perjuangan (PDIP) berkoalisi dengan Partai Nasdem, PKB, Hanura; dan Partai Gerindra berkoalisi dengan PAN, PPP, PKS, PBB, Golkar menjadi dua kekuatan besar yang bertarung dalam pemilu lima tahun sekali di tanah air tahun 2014 ini. Dua kontestan lainnya sampai tulisan ini diturunkan belum menentukan koalisinya ialah Partai Demokrat dan PKPI. Koalisi yang pertama mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), sedang koalisi yang kedua mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres. Secara perhitungan matematika berdasarkan perolehan suara waktu pemilu legislatif pada 9 April 2014 yang lalu, di atas kertas koalisi yang kedua lebih unggul daripada koalisi Bejana Advent Indonesia Timur yang pertama. Namun, ada faktor lain yang kita tidak ketahui di waktu hari “H” nanti. Itulah politik, selain memiliki visi dan misi yang diterima oleh masyarakat, juga siapa yang cermat dan pandai mengambil hati masyarakat dialah yang akan menang. Seperti dalam pemilihan Indonesian Idol 2014 melalui siaran televisi RCTI ada tahap-tahapnya. Bagi para kontestan yang sangat mendebarkan hati ketika memasuki tahap enam besar, lima besar, empat besar, tiga besar, dua besar (grand final). Antara Husein (pria) dan Nowela (wanita) adalah dua kontestan yang masuk dalam grand final Indonesian Idol 2014. Pada saat diumumkan, sipemenangnya adalah Nowela berasal dari daerah Papua, pernah mengecap pendidikan di daerah Jawa Timur, berdarah campuran Batak dari Ibu dan Papua dari Ayah. Di lapangan maksudnya di sekitar panggung melihat tayangan langsung dari Youtube, Husein banyak peminatnya. Didukung oleh fansnya yang berdarah turunan Arab serta lagunya pada grand final berirama Middle East cukup mempesona, sepertinya dialah sang pemenang Indonesian Idol 2014. Kenyataan Nowela lebih unggul, tentu ada faktor lain yang kita tidak tahu, tapi itulah pilihan masyararat yang menjadi idolanya. Penulis teringat waktu masih tinggal di Kalimantan Tengah, di mana pada waktu itu belum banyak jalan darat, melalui sungai adalah jalan alternatif yang sering digunakan. Televisi masih langka satu-satunya berita yang kami ikuti ialah melalui radio. Kebetulan stasiun radionya tidak jauh dari kediaman kami, jadi siarannya sangat jelas ditangkap. Waktu itu penulis sedang mengecap pendidikan di sekolah lanjutan atas yang juga lokasinya tidak jauh dari rumah kami. Suatu Page 6 Edisi 292 – 30 Mei 2014 saat ada berita lewat radio bahwa para anggota legislatif hasil pemilu akan dilantik. Masing-masing yang dilantik berkata “Saya bersumpah…” Tetapi ada satu anggota yang dilantik dipisahkan berkata “Saya berjanji…” Dialah satu-satunya dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) salah satu anggota legislatif mewakili daerah Kalimantan Timur. Wah, bukan main saya bangga waktu itu ada anggota dari GMAHK yang duduk di kursi legislatif mewakili rakyat. Kini zaman sudah berubah, banyak anggota dari GMAHK yang duduk di kursi legislatif. Sering dalam kampanye masing-masing kubu bersaing agar memperoleh suara terbanyak pada pemilu nanti. Tidak heran masing-masing ingin menonjolkan diri dan dipuja sebagai calon yang terbaik. Kekuatan dan kelemahan lawan dianalisa dan dipakai untuk menyerang lawan, demi mencapai tujuannya dan kemenangan merupakan idaman setiap kubu. Saking maraknya persaingan sampai terjadi hal-hal yang negatif, saling menjatuhkan lawan, sehingga menjurus kepada apa yang dikenal dengan ‘kampanye hitam.’ Dalam dunia maya, sisi positifnya bisa membawa kemenangan seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, yang menarik para kawula muda lewat jaringan ini. Sisi negatifnya tentu menimbulkan gambar, tulisan, foto yang mejatuhkan lawan antara lain dengan kritikan yang mematikan. Dalam Alkitab yaitu terdapat pada Kitab Matius 7:1-5, Yesus mencela mereka yang suka menghakimi atau mengeritik. “Janganlah kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” (ayat 1). Sama halnya dengan ahli bangunan, dia membuat standar (ukuran) berdasarkan pengalaman yang telah terjadi, kemudian dia membuat tafsiran, berapa biaya yang akan dikeluarkan. Standar kita adalah Sepuluh Hukum (Hukum Moral), sebagaimana pelajaran sekolah sabat triwulan ini mengenai “Kristus dan Hukum-Nya” tulis Dr. Keith Burton. Walaupun hukum itu tidak menyelamatkan, karena kita diselamatkan oleh kasih karunia, namun kita akan dihakimi berdasarkan penurutan terhadap hukum. Jadi, hukum itu bagaikan cermin yang senantiasa menunjuk akan kesalahan dan kelemahan kita, supaya kita datang kepada Yesus untuk menerima kasih karunia. “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (ayat 2). Menjadi presiden, berarti siap menjadi pemimpin yang mejemuk, karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selain terdiri dari beraneka suku bangsa, bahasa, adat, agama, juga negara yang dibentuk dari Sabang sampai Merauke dengan penduduk dan pulau-pulau yang begitu banyak. Itu sebabnya dalam lambang negara kita terdapat gambar Burung Garuda yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan semboyan resmi negara Indonesia. Pepatah asing mengatakan “the right person, must be placed in right place” patut menjadi pertimbangan kita. Dengan kata lain kita harus membuka mata pikiran kita, sebelum memilih atau mengeritik orang. Bejana Advent Indonesia Timur “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu” (ayat 3-4). Kata “munafik” berasal dari bahasa Arab “munafiq” yang merupakan termonologi dalam Islam yang merujuk kepada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya. “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (ayat 5). Inilah nasehat Yesus yang mengetuk pintu hati kita, agar mata iman dan hati kita terbuka untuk berkoalisi dengan-Nya. Artikel Rohani CLEAN AND UNCLEAN MEAT (HARAM DAN HALAL) Signs of the Times, November 1988 William Shea, Ph.D www.biblicalresearch.gc.adventist.org Diterjemahkan oleh Pdt. Kalvein R. Mongkau Lanjutan…. TEORI-TEORI MENGENAI HARAM-HALAL DAN ASAL USUL DAN SIFAT ALAMI PRAKTEK INI Perundang-undangan Alkitab pada pembedaan antara hewan-hewan halal dan haram dan pengkonsumsian terhadap hewan-hewan haram tersebut itu jelas secara relatif, sebagai motivasi-motiv asi rohani untuk memelihara hukum-hukum ini. Apa yang tidak begitu jelas, betapapun, adalah rasionalisasi di belakang pemeliharaannya. Ini bukanlah diucapkan secara khusus di dalam ayat Alkitab. Sebagaimana sebuah konsekwensi, sejumlah komentator dan para penyelidik modern sudah menyarankan alasan-alasan mana mereka lihat yang terletak di balik hukum-hukum ini. Survei ringkas berikut ini memandang penyelidikan-penyelidikan pada keabsahan mereka. Page 7 Edisi 292 – 30 Mei 2014 A. Motivasi Alegoris atau Simbolis Teori ini mengatakan bahwa pembedaan antara kategori hewan-hewan haram dan halal didasarkan pada fakta bahwa mereka melambangkan atau mewakili kebajikan dan kebiasaan yang bermacam-macam; hewan-hewan halal mewakili kebajikan-kebajikan dan hewan-hewan haram mewakili kebiasaan-kebiasaan. Teori ini sudah sangat tua saat itu kembali ke masa pra-Kristen karena itu sudah hadir di dalam Surat Aristeas (paragraph 145-148, 153). Itu juga ditemukan di dalam tulisan-tulisan Philo dari Alexanderia dan Bapa-bapa gereja mula-mula yang beragam seperti Barnabas, Irenaeus, Clement dari Alexandria, Origenes, dan Novatianus. Sejak metode penafsiran menjadi umum di lingkaran orang-orang Alexnderia, kelihatan adalah hal yang mudah mengapa baik para penulis Yahudi maupun Kristen dari lingkaran tersebut terfavorit dengan penafsiran ini. Teori ini berasal dari hasil yang paling lengkap di dalam tulisan-tulisan Novatianus. Ayat Alkitab tidak menyokong tulisan ini. Jikalau sesorang mengambil perumpamaan yang dikembangkan dari kiasan-kiasan hewan tersebut didalam Kitab Suci, seseorang dapat melihat bahwa baik perumpamaan positif maupun negatif berasal dari hewan-hewan tersebut. Sebagai contoh lihat penggunaan bahasa kiasan Alkitab dikembangkan dari singa dan burung elang. Oleh karena singa membandingkan Imamat 11:27 dengan Wahyu 5:5 dan untuk elang, membandingkan Imamat 11:13 dengan Ulangan 32:9-12. Oleh karena itu secara jelas, teori ini menuntun kepada ketidak-konsistenan di dalam penerapan dan oleh karena itu bukanlah hal yang sebenarnya, pencocokannya sebagai sebuah teori yang memadai untuk menjelaskan pembedaan antara hewan-hewan halal dan haram. Itu juga menarik untuk dicatat bagaimana teori ditempatkan di dalam masyarakat yang berbeda di mana itu diusulkan. Di dalam kalangan Yahudi metode ini ditempatkan untuk mempertahankan keabsahan hukum-hukum diet makanan, sementara di kalangan Kristen metode alegoris yang sama ditempatkan sebagai cara di dalam mana untuk membebaskan mereka dari tanggunjawab terhadap pemeliharaan hukumhukum makanan diet yang sama itu. B. Rasional Pemisahan Dari Bangsa-Bangsa Kafir Teori ini mengatakan bahwa hewan-hewan disembah oleh bangsa-bangsa kafir, dan oleh karena alasan tersebut maka mereka dinyatakan haram di kalangan bangsa Israel. Beberapa bukti Alkitab dapat disebutkan sebagai sokongan yang mungkin untuk teori ini (Imamat 18:1-3; 20:22-26). Gagasan ini sudah dijumpai seawal dengan tulisan-tulisan Origenes dan masih difavoritkan oleh beberapa komentator modern (bandingkan M.Noth). Di dalam pandangan dari bertambahnya pengetahuan kita terhadap agama-agama kafir (kultus-kultus penyembahan kekafiran) kuno, betapapun teori ini tidak dapat bertahan di bawah penelitian dengan cermat. W. F. Albright mengkarakterkan teori ini sebagai “omong kosong belaka” oleh menelaah bahwa “ternak lembu besar dan kecil secara umum adalah malah lebih sakral, sehingga hal itu agak tidak rasional untuk memilih secara ekonomis dan secara agama lebih kurang Bejana Advent Indonesia Timur pentingnya babi dan untuk menjelaskan larangan babi itu di Israel oleh dugaan keras tanpa bukti signifikan secara keagamaannya.” C. Antitesis Kematian dan Kehidupan. Gagasan di balik teori ini yakni bahwa orang-orang Ibrani di satu tahapan permulaan berpikir untuk memiliki atribut terhadap beberapa kekuatan tertentu kesanggupan untuk mengadakan bahaya, penyakit, dan kematian. Kuasa-kuasa ini kemudian diidentifikasi dengan hewan-hewan tertentu yang, seperti hewan-hewan pemakan bangkai, dihubungkan dengan dengan alam kematian. Pemberian hubungan-hubungan ini dengan hewan-hewan kemudian diucapkan haram. Pembelaan terutama terhadap teori ini sudah dibuat Walter Kornfeld (Kai ros 7, 1965, pp. 134-147). Oleh cara yang bertentangan dengan itu, adalah penyembahan kepada Allah yang benar yang berpusat di dalam pegharapan akan kehidupan, dan oleh karena itu hal-hal yang dilakukan dengan kematian ini harus dihindari. Teori ini dapat dikritik dari beberapa poin. Pertama yakni secara mendasar tidak lagi berakar dari Allah yang benar tetapi dari tipe ajaran setan-setan. Motivasi ini tidak lagi suatu kerinduan untuk kesucian, di dalam usaha menandingi Allah yang suci. Tetapi satu kerinduan bagi pengawetan/ penjagaan diri melalui suatu penghidaran diri dari kuasa-kuasa kejahatan. Motivasi yang ditemukan di dalam Imamat 11 hendaknya hanya ditambahkan secara sekunder dan bertentangan dengan zaman kepada hukum-hukum ini. Hal ini secara pasti bukanlah gambaran yang Alkitab sendiri paparkan dari materi ini. Itu juga tak benar bahwa semua hewan haram adalah jenis pemakan bangkai yang harus dikaitkan dengan kematian. Malahan beberapa hewan dalam negeri Israel seperti unta, kuda, dan keledai, diperhitungkan sebagai hewan haram di dalam perundang-undangan Alkitab. Karena itu, teori kematian-kehidupan bukanlah penjelasan yang memadai bagi hukum-hukum haram-halal dalam Alkitab ini. D. Teori Hukum Sewenang-Wenang Beberapa sarjana Yahudi sudah berpegang bahwa hukumhukum diet ini secara sederhana dikategorikan dengan satu kelompok hukum-hukum yang dipertimbangkan secara irrasional (tak masuk akal) di dalamnya bahwa tidak ada pejelasan tertentu untuk konsistensi mereka. Alasan untuk ini yakni ada beberapa aturan Allah untuk umat manusia bahwa pikiran manusia tidak seharusnya mampu memahaminya. Kaitan terhadap hal ini adalah gagasan bahwa hukum-hukum diet makanan diberikan sebagai pertunjukkan terhadap otoritas Allah dan bahwa manusia seharusnya menuruti tanpa menanyakan satu alsan. Hukum-hukum “pewahyuan” berlawanan dengan hukum-hukum “rasional” yang mana manusia dapat memahami lebih baik atau untuk mana sebuah penjelasan bagi eksistensi mereka sudah diberikan. Dengan demikian hukum-hukum ini sedang mengikat secara sederhana sebab Allah sudah memerintahkan mereka. Untuk beberapa hal hukum ini sudah menjadi sesuatu bagaikan ujian buah pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden. Page 8 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Sementara adalah benar bahwa kita harus menuruti perintah-perintah Allah apakah kita memahami alasan bagi mereka atau tidak, gagasan bahwa Allah memberikan hukumhukum yakni benar-benar sewenang-wenang dan “tidak rasional” (tak masuk akal) nampaknya terjadi konflik dengan gagasan mengenai tabiat Allah yang dinyatakan di Alkitab (bandingkan Ulangan 4:5-8; Mazmur 19; Mazmur 111:7-10; Mazmur 119’ Roma 1:19-20, dst). Sebagaimana H. S. Stern sudah menelaah, “pendekatan ini bertentangan dengan semangat pembicaraan Musa kepada bangsa Israel dalam Ulangan 6:7, di mana ia menekankan secara berulang-ulang pengertian yang wajar terhadap hukum-hukum, oleh karena itu menyiratkan, bahwa hukum-hukum tersebut terbuka kepada alasan pemikiran manusia,-Judaism 6, 1957, p. 320 hanya menjadi barang-barang peninggalan kuno orang-orang yang sedang berupaya menyalin dengan sebuah dunia yang penuh permusuhan terhadap kekuatan-kekuatan misterius. Sekali lagi, kosep yang berorientasi humanistik dan evolusionis adalah sebuah konsep yang terlampau jauh jarak pertimbanganya dari asal mula ilahinya yang Alkitab sendiri sudah kemukakan sebagai dasar argumen untuk hukum-hukum ini. Bersambung…. E. Motivasi Pantangan atau Totemisme Gagasan ini sudah berkembang dari konsep evolusioner sejarah agama-agama terehadap hukum-hukum diet makanan Alkitab. Gagasan ini sudah dikemukakan secara khusus oleh William Robertson Smith (Lecture on the Religion of the Semites, 1927, pp. 152-155). Menurut Smith, “baik konsep kesucian maupun keharaman berkembang mula-mula dari tabu (pantangan primitif) Di dalam kebiasaan dengan orang-orang dari suku lainnya, orang-orang Israel, di dalam kemajuan budaya mereka, membawa serta konsep-konsep primitif yang dilarang atau hewan-hewan yang ditabukan. Gagasan ini sudah popular dinikmati secara meluas di dalam kalangan kritikus-sejarah sebab kaitan-kaitan dengan humanistik dan evolusionis yang terkait dengannya.” Gagasan totenisme (penerjemah telah berkonsultasi dengan kamus bahwa arti totemisme adalah paham sesuatu suku tertentu yang ditandai dengan sebuah lencana atau lambang kesukuan yang diambil dari nama-nama hewan tertentu, lihat Webster’s New Compact Format Dictionary, 1992 ed., p.385) terkait di dalam hewan-hewan yang diseleksi sebagai hewan haram dan oleh karena itu yang dilarang adalah hewan-hewan tersebut yang secara asli digunakan sebagai totem-totem atau lambang-lambang oleh berbagai suku Ibrani. Penggunaan mereka untuk makanan dilarang kemudian agar supaya untuk membantu perkembangan sebuah pengertian kesatuan nasional bangsa Israel. Sementara gagasan ini populer untuk suatu waktu, secara khusus yakni antara perang dunia I dan II, itu sudah menghilangkan kepopulerannya sebab sebuah reaksi di kalangan anthropologis melawan gagasan tersebut bahwa semua aturanaturan dan hukum-hukum kuno kembali kepada totemisme dan animisme. Sebagaimana W.F. Albright sudah telaah, “hal itu sudah bertambah diakui bahwa manusia selalu belajar dari pengalaman dan pengamatan. Khususnya di masa purba Timur Dekat, di mana kebudayaan yang menetap dimulaikan lama sebelum asal mulanya di kebanyakan bagian dunia.” Albright, Yahweh and the Gods of Canaan, 1965, p. 153. H. Stern mencatat bahwa “posisi modern dari hukum-hukum ini adalah tabu-tabu kesukuan yang tersirat bahwa mereka tidak kedengaran pembenaran bagi seorang rasional.” (op. cit), yang Bejana Advent Indonesia Timur Page 9 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Rumah Tangga menyembuhkan dan membuka hati, menerangi tingkat emosi kehidupan dan menyatakan kasih sayang melalui setiap sel. Sinar merah batu delima dipercaya membawa penyembuhan bagi cairan emosi oleh menenteramkan sifat-sifat yang tidak disukai dan melarutkan kemacetan emosi tubuh, mengajarkan anda untuk menjadi sarana pembawa kasih dan sukacita bagi diri dan orang lain. Alkitab King James Version dalam Ayub mengatakan sebagai berikut: Job 28:18 No mention shall be made of coral, or of pearls: for the price of wisdom is above rubies. (KJV). Tapi apa kata Alkitab Terjemahan Baru dalam buku Ayub? Ayub 28:18 Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. (ATB) Permata dalam Keluarga Oleh: Pendeta Reinhold Kesaulya, Pensiunan Untuk ribuan tahun lamanya batu delima merupakan batu berharga yang keras dengan warna kilauannya yang menakjubkan. Ini adalah batu permata berkwalitas halus yang jarang diperoleh. Walaupun keras namun kalau ditangani dengan kasar, dipukul dan digesek akan mudah pecah. India terkenal sebagai negara klasik dari batu delima. Dalam bahasa Sansekerta ia disebut “ratnaraj” artinya raja dari semua batu permata yang disukai para pembesar. Tidak heran bila batu permata ini ditemukan, maka raja atau kaisar membuat upacara penyambutan yang meriah. Dan batu delima ini digunakan oleh para raja di setiap lencana kerajaan. Seperti pada mahkota kerajaan para raja Inggeris ditempatkan batu delima terkenal dengan nama ”the Black Prince’s Ruby” yang merupakan batu permata terbesar. Bukan saja di India batu delima ini ditemukan, tetapi juga di Birma (Myanmar), perbatasan Vietnam dan Cina, Muangthai, Sri Lanka, di lembah Hunza perbatasan Pakistan, Kashmir, Tajikistan, Laos, Nepal, Afghanistan, Madagaskar, Kenya dan Tanzania. Karena sebahagian besar batu delima ditemukan dan dihasilkan di dunia Timur maka ia juga diberi beberapa nama antara lain: ”Black Ruby” dan ”Timur Ruby”. Warna khas batu delima berasal dari warna gabungan mineralmineral keras seperti: khrom, titanium, vanadium, besi dan aluminium oksida. Nama aslinya ialah “rubens” dalam bahasa Latin yang berarti merah. Selain itu juga terdapat batu delima yang berwarna merah terang sampai merah gelap kecoklatcoklatan yang transparan. Arti misi batu delima ialah Bejana Advent Indonesia Timur Beberapa bahasa daerah di Indonesia menyebutnya juga “mutiara” dalam Alkitab mereka sebagai contoh berikut ini: Job 28:18 Ndang pola etongon humala dohot mata intan na songkal martimbangkon ibana; molo maruli hapistaran manang ise ummarga do i sian * mutiha. (Toba) Ayub 28:18 Iatu gewang sia kinang tae' angga'na ke dipasitintii, sia iake diampui tu kakinaan losong ia na iatu merdan. (Toraja) Ayub 28:18 Kawicaksanan luwih dhuwur ajiné, tinimbang merjan, kristal utawa mutiara. (Jawa) Job 28:18 Seng tarpados simatah pakon kristal hujai; harganan do hapentaran ase mutiha. (Simalungun) Ayub 28:18 Bella tinggina anggaranna kacara'dekanga na giwang, intang, siagang mutiara. (Makassar) Ayub 28:18 Hekmat alarangan argana dhari merjan, kristal otaba motteyara. (Madura) Jop 28:18 Ndauh kal ergan ia asangken bunga karang, kristal, tah pe mutiara. (Karo) Ayub 28:18 Mabélai lebbi tanré angke'na pangissengengngé naiya mani'-mani'é, kacaé, iyaré'ga mutiyaraé. (Bugis) Nai Ayub 28:18 Lo'e ndaya ma'ai ngkandateka olinya, ungka ri anu ma'ai ngkasuli olinya ewa paramata inta pai mutiara anu meawa. (Pamona) Hanya Alkitab bahasa Sunda menyebutnya ”dalima”. Ayub 28:18 Kapinteran leuwih mahal batan mutiara, ti batan kristal atawa mirah dalima, (Sunda). Arti rohani upacara ini ialah; (1) Bahwa rumah tangga kita patut mendapatkan sinar hangat kasih sejati dari Yesus Kristus, Matahari Kebenaran, dilambangkan oleh kembang gladiola yang bertumbuh subur di tempat yang bermandikan sinar matahari. Maleakhi 4:2 Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. (2) Peran isteri, sebagai permaisuri, ibu dan sahabat dalam rumahtangga adalah amat mulia bahkan melebihi batu permata. Amsal 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Page 10 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Proverbs 31:10 Who can find a virtuous woman? for her price is far above rubies. (3) Dasar sebuah rumahtangga adalah Yesus Kristus. Jadikan Yesus yang utama dan terutama dalam kehidupan berrumahtangga kita. 1 Korintus 3:11-13 Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Memuliakan SALIB Kisah Para Rasul - Ellen G. White (Berdasarkan Kisah Rasul-rasul 15:36 41; 16:1-6.) (4) Hubungan suami isteri dalam pernikahan dilambangkan dengan hubungan Kristus dan jemaat-Nya. Di sana terdapat kasih, sukacita, kebahagiaan dan pengorbanan demi keutuhan pernikahan tersebut sebagaimana Kristus telah relah mati demi jemaat. Ephesus 5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5) Letakkan dasar rumahtangga kita pada Kristus. 1 Petrus 2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." (6) Cara hidup kita yang kasar, tidak sopan, tidak mengasihi, memberontak dan menyeleweng akan diubah oleh Kristus. Darahnya telah tercurah bagi penebusan dari cara hidup kita yang sia-sia. 1 Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (7) Walaupun batu delima ini keras, namun dapat saja menjadi retak dan hancur oleh benturan dan pukulan. Perlakukan setiap anggota keluarga dengan lembut. Perdengarkan suara merdu dan manis penuh kasih mesra. Kasih yang sejati dari Kristus senantiasa mengeratkan dan mengukuhkan ikatan rumahtangga kita. Ephesus 5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masingmasing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. (8) Warna merah terang dan transparansi batu delima melambangkan kehidupan kita yang transparan, dapat dilihat dan dikagumi orang lain teristimewa oleh seluruh anggota keluarga dalam rumahtangga. Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.".*** Bejana Advent Indonesia Timur Sesudah menggunakan beberapa waktu lamanya dalam pelayanan di Antiokhia, Paulus menganjurkan kepada teman sekerjanya bahwa mereka harus memulai perjalanan misionaris lanjutan. "Baiklah kita kembali" ia berkata kepada Barnabas "kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." Baik Paulus maupun Barnabas mempunyai suatu perhatian yang lemah lembut terhadap mereka yang baru-baru ini telah menerima pekabaran Injil di bawah pelayanan mereka, dan mereka rindu untuk melihat mereka lagi. Kecemasan Paulus ini tidak pernah hilang. Sedangkan bila dalam ladang yang jauh, jauh dari pemandangan pekerjaannya yang lebih dulu, ia meneruskan untuk menanggung di hatinya beban untuk mendesak orang-orang yang bertobat ini untuk tinggal setia, "menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah." 2 Korintus 7:1. Dengan setia ia mencoba menolong mereka menjadi orang yang dipercaya, menjadi orang Kristen yang bertumbuh, kuat dalam kepercayaan, rajin dalam semangat, dan sepenuh hati dalam penyerahan mereka kepada Allah dan kepada pekerjaan memajukan kerajaan-Nya. Barnabas telah siap untuk pergi dengan Paulus, tetapi berkeinginan untuk membawa Markus bersama mereka, yang telah menyerahkan dirinya sendiri kepada pekerjaan Allah. Kepada hal ini Paulus berkeberatan. Ia berpikir "tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka," seorang yang selama perjalanan yang pertama telah meninggalkan mereka pada saat diperlukan, Ia tidak cenderung untuk memaafkan kelemahan Markus dalam meninggalkan pekerjaan untuk keamanan dan penghiburan rumah tangga. Ia mendesak bahwa seorang yang mempunyai kekuatan yang Page 11 Edisi 292 – 30 Mei 2014 begitu kecil yang tidak layak untuk suatu pekerjaan yang menuntut kesabaran, penyangkalan diri, keberanian, pengabdian, iman, dan kesediaan untuk mengorbankan diri, kalau perlu, nyawanya sekalipun. Begitu tajam pertentangan itu sehingga Paulus dan Barnabas berpisah, dan Barnabas mengikuti keyakinannya dan membawa Markus bersama-sama dengan dia. "Dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan." Mengadakan perjalanan melalui Siria dan Kilikia, di mana mereka menguatkan sidang, Paulus dan Silas akhirnya tiba di Derbe dan Listra di provinsi Likaonia. Di Listralah Paulus telah dilontari dengan batu, kini kita dapati dia kembali berada pada tempat kejadian dari bahaya yang mula-mula. Ia cemas melihat mereka yang melalui pekerjaannya telah menerima Injil, menderita ujian dan pencobaan. Ia tidak kecewa, sebab ia dapati bahwa orang percaya di Listra tinggal tetap teguh menghadapi pertentangan yang hebat. Di sini Paulus bertemu lagi dengan Timotius, yang telah menyaksikan penderitaannya pada akhir kunjungannya yang pertama ke Listra, dan terhadap pikirannya kesan yang mendalam dengan berlalunya waktu, sehingga ia diyakinkan bahwa itulah kewajibannya untuk memberikan diri sendiri sepenuhnya kepada pekerjaan pelayanan. Hatinya terjalin dengan hati Paulus, dan ia rindu untuk mengambil bagian dalam pekerjaan rasul itu oleh menolong apabila jalan terbuka. Silas, teman Paulus dalam pekerjaan, adalah seorang pekerja yang telah diuji, dikaruniai dengan roh nubuat; tetapi pekerjaan yang harus dilakukannya sangatlah besar sehingga perlu mendidik lebih banyak tenaga untuk pekerjaan yang giat. Pada Timotius Paulus melihat seorang yang menghargai kesucian seorang pendeta; ia tidak takut oleh kemungkinan yang menjadi penderitaan dan aniaya; dan yang rela untuk diajar. Akan tetapi rasul itu belum berani bertanggung jawab untuk memberikan kepada Timotius, seorang muda yang belum teruji, suatu latihan dalam pekerjaan Injil, tanpa mula-mula memuaskan dirinya mengenai tabiatnya dan kehidupannya pada masa yang silam. Ayah Timotius adalah seorang Yunani dan ibunya adalah seorang Yahudi. Sejak kecilnya ia telah mengetahui isi Kitab Suci. Kesalehan yang dilihatnya dalam kehidupan di rumah tangganya adalah sehat dan masuk di akal. Iman ibu dan neneknya dalam sabda yang suci adalah baginya suatu wahyu Ilahi mendatangkan berkat dalam melakukan kehendak Allah. Firman Allah adalah peraturan dengan mana kedua wanita yang takut akan Tuhan ini telah menuntun Timotius. Kuasa rohani daripada pelajaran-pelajaran yang telah diterimanya dari mereka telah menjaga dia tetap suci dalam pembicaraan dan tidak bernoda oleh pengaruh yang jahat dengan mana ia dikelilingi. Dengan demikian petunjuk-petunjuk dalam rumah-tangganya telah bekerja sama dengan Allah dalam menyediakan dia memikul beban. Bejana Advent Indonesia Timur Paulus melihat bahwa Timotius itu setia, teguh, dan benar, dan memilih dia sebagai kawan dalam pekerjaan dan perjalanan. Mereka yang telah mengajar Timotius pada masa kanak-kanak diberi upah oleh melihat anak yang dipeliharanya terikat dalam perhubungan yang erat dengan Rasul yang besar itu. Timotius masih muda ketika ia dipilih oleh Allah sebagai seorang guru, tetapi prinsipnya telah didirikan oleh pendidikannya yang mula-mula, sehingga ia cocok untuk mengambil tempatnya sebagai penolong Paulus. Dan meskipun masih muda, ia memikul tanggung jawabnya dengan kelembutan orang Kristen. Sebagai suatu tindakan pencegahan, Paulus dengan bijaksana menasihatkan Timotius untuk disunat bukannya sebab Allah menuntutnya, melainkan supaya melepaskan dari pikiran orang-orang Yahudi sesuatu yang boleh menjadi penghalang kepada pekerjaan Timotius. Dalam pekerjaannya Paulus mengadakan perjalanan dari kota ke kota, dalam banyak negeri, dan sering ia mempunyai kesempatan untuk mengkhotbahkan Kristus di rumah ibadat orang Yahudi, sama seperti di tempat-tempat perkumpulan yang lain. Jika hal itu harus diketahui bahwa salah satu daripada temannya dalam pekerjaan tidak disunat, pekerjaannya boleh terhalang dengan sangat besarnya oleh prasangka dan kefanatikan orang-orang Yahudi. Di mana-mana rasul itu bertemu dengan pertentangan yang nekad dan penganiayaan yang kejam. Ia rindu untuk membawa saudara-saudaranya orang Yahudi, sama seperti orang kafir, akan pengetahuan tentang Injil, dan sebab itu ia berusaha, sepanjang hal itu tidak menyalahi iman, menyingkirkan setiap dalih untuk pertentangan. Namun demikian, sementara ia menyerah sedemikian banyak kepada prasangka orang Yahudi, ia percaya dan mengajukan penyunatan atau tidak penyunatan menjadi tidak ada artinya dan Injil Kristus menjadi segalanya. Paulus mengasihi Timotius, anaknya "yang sah di dalam iman." 1 Timotius 1:2. Rasul yang besar itu sering menarik perhatian murid yang masih muda itu, menanyakan kepadanya mengenai sejarah Kitab Suci, dan sementara mereka mengadakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, ia dengan teliti mengajarkan kepadanya bagaimana ia harus bekerja agar berhasil. Baik Paulus maupun Silas, dalam segala pergaulan mereka dengan Timotius, berusaha memperdalam kesan yang sudah diadakan pada pikirannya, tentang sifat yang suci dan sungguh-sungguh dari pekerjaan pelayanan Injil. Dalam pekerjaannya, Timotius selamanya mencari nasihat dan petunjuk Paulus. Ia tidak bergerak dari dorongan hatinya, tetapi menjalankan pertimbangan dan pikiran yang tenang, bertanya pada setiap langkah, Apakah ini jalan Tuhan? Roh Suci mendapati di dalam dia seorang yang dapat dibentuk dan dirupakan sebagai suatu bait suci untuk tempat tinggal Hadirat Ilahi. Sementara pelajaran Kitab Suci dijalin ke dalam kehidupan sehari-hari, mereka mempunyai pengaruh yang mendalam dan tahan lama ke atas tabiat. Pelajaran-pelajaran ini dipelajari dan dipraktikkan oleh Timotius. Ia tidak mempunyai talenta yang cemerlang, tetapi pekerjaannya amat berguna sebab ia Page 12 Edisi 292 – 30 Mei 2014 menggunakan kesanggupan yang dikaruniakan Allah kepadanya dalam pekerjaan Tuhan. Pengetahuannya tentang kesalehan, membedakan dia dari orang percaya yang lain dan memberikan pengaruh kepadanya. Mereka yang bekerja untuk jiwa-jiwa harus mendapat pengetahuan yang lebih dalam, lebih penuh dan lebih jelas tentang Allah daripada yang dapat diperoleh dengan usaha yang biasa. Mereka harus mengerahkan segala tenaga mereka ke dalam pekerjaan Tuhan. Mereka terlibat dalam suatu panggilan yang tinggi dan suci, dan jika mereka mendapat jiwa adalah untuk upah mereka, mereka mesti berpegang teguh kepada Tuhan, menerima rahmat dan kuasa setiap hari dari Sumber segala kuasa. "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik." Titus 2:11-14. Sebelum memasuki daerah yang baru, Paulus dan sahabat-sahabatnya mengunjungi sidang-sidang yang telah didirikan di Pisidia dan daerah-daerah sekelilingnya. "Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin besar jumlahnya." Rasul Paulus merasa tanggung jawab yang mendalam tentang mereka yang ditobatkan melalui pekerjaannya. Lebih dari segala sesuatu, ia merindukan supaya mereka harus tetap setia, "agar aku dapat bermegah pada hari Kristus," katanya "bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah payah." Filipi 2:16. Ia gemetar melihat akibat pekerjaannya. Ia merasa bahwa keselamatannya sendiri sekalipun dapat membahayakan kalau ia gagal memenuhi tanggung jawabnya dan sidang gagal untuk bekerja sama dengan dia dalam pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Ia mengetahui bahwa berkhotbah saja tidak akan cukup untuk mendidik orang-orang percaya untuk berpegang kepada perkataan kebenaran. Ia mengetahui bahwa baris bertambah baris, di sini sedikit dan di sana sedikit, itu harus diajarkan untuk memajukan pekerjaan Kristus. Adalah suatu prinsip yang umum bahwa apabila seorang menolak untuk menggunakan kuasa yang dikaruniakan Allah, kuasa ini rusak dan binasa. Kebenaran yang tidak dihidupkan, yang tidak dibagikan, kehilangan kuasa yang memberi kehidupan, yang sifatnya menyembuhkan. Jadi kekuatiran rasul itu adalah bahwa ia mungkin gagal untuk menghadapkan setiap orang sempurna di hadapan Kristus. Pengharapan Paulus tentang surga menjadi suram bila ia merenung-renungkan suatu Bejana Advent Indonesia Timur kegagalan pada pihaknya yang akan berakibat memberikan kepada sidang rupa manusia daripada Ilahi. Pengetahuannya, kefasihannya, mukjizat-mukjizatnya, pandangannya tentang panorama abadi, bila diangkat ke langit yang ketiga semuanya akan sia-sia kalau melalui ketidaksetiaan dalam pekerjaannya mereka untuk siapa ia bekerja harus gagal dengan kasih karunia Allah. Dan dengan demikian, dengan perkataan mulut atau dengan surat, ia memohon kepada mereka yang telah menerima Kristus, untuk mengejar suatu jalan yang akan menyanggupkan mereka "tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, . . . seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan." Filipi 2:15, 16. Setiap pendeta yang benar merasa suatu tanggung jawab yang berat untuk kemajuan pribadi dari orang-orang percaya yang dipercayakan kepada penjagaannya, suatu keinginan yang besar supaya mereka boleh menjadi pekerja bersama-sama dengan Allah. Ia menyadari bahwa oleh pelaksanaan yang setia akan pekerjaan yang diberikan Allah bergantung sebagian besar kesejahteraan sidang. Dengan sungguh-sungguh dan tak kenal lelah ia berusaha untuk mengilhamkan orang-orang percaya dengan suatu keinginan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, mengingat setiap pertambahan kepada sidang harus menjadi satu alat lagi untuk menjalankan rencana penebusan. Setelah mengunjungi sidang-sidang di Pisidia dan daerah sekitarnya, Paulus dan Silas, dengan Timotius, maju terus ke tanah "Frigia dan tanah Galatia," di mana dengan kuasa yang besar mereka memasyhurkan kabar keselamatan yang gembira itu. Orang-orang Galatia telah menyerah kepada penyembahan berhala; tetapi sedang rasul-rasul berkhotbah kepada mereka, mereka bersuka dalam pekabaran yang menjanjikan kebebasan dari perhambaan dosa. Paulus dan teman-teman sekerjanya memasyhurkan doktrin kebenaran oleh iman dalam pengorbanan yang menebus dari Kristus. Mereka menghadapkan Kristus sebagai seorang yang, melihat keadaan yang tidak berdaya dari umat yang jatuh, telah datang untuk menebus pria dan wanita oleh menghidupkan suatu kehidupan atas penurutan kepada hukum Allah dan oleh membayar hukuman pelanggaran. Dan dalam terang salib banyak yang sebelumnya belum mengenal Allah, mulai mengerti kebesaran kasih Bapa. Dengan demikian orang-orang Galatia telah diajar mengenai kebenaran dasar tentang "Allah, Bapa kita" dan "Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita." "karena percaya kepada pemberitaan Injil" mereka menerima Roh Allah dan menjadi "anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." Galatia 1:3, 4; 3:2, 26. Cara kehidupan Paulus sementara di tengah-tengah orang Galatia adalah sedemikian rupa sehingga ia dapat mengatakan Page 13 Edisi 292 – 30 Mei 2014 sesudah itu "aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku." Galatia 4:12. Bibirnya telah dijamah dengan bara api yang hidup dari luar mezbah, dan ia disanggupkan untuk bangkit di atas kelemahan tubuh dan mempersembahkan Yesus sebagai satu-satunya pengharapan orang berdosa. Mereka yang mendengar dia mengetahui bahwa ia telah bersama-sama dengan Yesus. Diperlengkapi dengan kuasa dari atas, ia sanggup membandingkan perkara-perkara rohani dengan yang rohani dan untuk merubuhkan kubu-kubu Setan. Hati yang dipecahkan oleh pemberian kasih Allah, sebagaimana dinyatakan dalam pengorbanan Anak-Nya yang tunggal, dari banyak yang terpimpin untuk bertanya, Apakah yang harus saya perbuat supaya diselamatkan? Metode tentang memperkenalkan Injil ini menandai pekerjaan rasul itu sepanjang pekerjaannya di antara orang-orang kafir. Ia selamanya menjaga salib di hadapan mereka di Kalvari. "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan," ia menyatakan pada tahun-tahun selanjutnya dalam pengalamannya, "tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, yang diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: 'Dari dalam gelap akan terbit terang! ' Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus." 2 Korintus 4:5, 6. Tanpa salib, manusia tidak mempunyai persatuan dengan Bapa. Kepada-Nyalah bergantung setiap pengharapan kita. Daripada-Nyalah bersinar terang kasih Juruselamat, dan bila pada kaki salib orang berdosa memandang kepada Seorang yang mati untuk menyelamatkan dia, ia boleh bersuka dengan penuh kesukaan, karena dosanya sudah diampuni. Bertelut dengan percaya pada salib itu, ia telah mencapai tempat yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Melalui salib kita mempelajari bahwa Bapa kita yang di surga mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Tidaklah mengherankan jika Paulus berseru, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus." Galatia 6:14. Adalah kesempatan kita juga untuk merasa bangga karena salib, kesempatan kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya yang memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Kemudian, dengan terang yang bersinar dari Kalvari yang bercahaya pada wajah kita, kita boleh ke luar untuk menyatakan terang kepada mereka yang dalam kegelapan. Pesuruh-pesuruh yang berserah yang pada hari-hari permulaan dari Kekristenan membawa kepada dunia yang akan binasa kabar keselamatan yang gembira, tidak mengizinkan pikiran meninggikan diri untuk menodai penyajian mereka akan Kristus dan Dia yang disalibkan. Mereka tidak menghendaki kekuasaan atau keunggulan. Menyembunyikan diri sendiri dalam Juruselamat, mereka meninggikan rencana keselamatan yang besar itu, dan kehidupan Kristus, Yang memulai dan Penyempurna rencana ini. Kristus, yang sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya, adalah beban pengajaran mereka. Jika mereka yang pada hari ini sedang mengajarkan sabda Allah, akan mengangkat salib Kristus lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, pekerjaan mereka akan lebih berhasil. Jika orang berdosa dapat dipimpin untuk memberikan pandangan yang sungguh-sungguh kepada salib, jika mereka dapat memperoleh pandangan yang penuh tentang Juruselamat yang sudah disalibkan, mereka akan menyadari dalamnya kasih Allah dan bejatnya dosa. Kematian Kristus membuktikan kasih Allah yang besar bagi manusia. Itulah janji kita bagi keselamatan. Menghilangkan salib dari orang Kristen adalah sama seperti menghilangkan matahari dari langit. Salib membawa kita lebih dekat kepada Allah, mendamaikan kita dengan Dia. Dengan belas kasihan seorang bapa, Tuhan Allah memandang kepada penderitaan yang ditanggung oleh Anak-Nya supaya menyelamatkan bangsa itu dari kematian yang kekal, dan menerima kita sebagai Yang Dikasihi. Bejana Advent Indonesia Timur Page 14 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Cerita Untuk Anak Kemudian Ibrahim punya ide. "Sekarang saya punya pertanyaan untuk engkau. Berapa hari yang dibutuhkan Tuhan menciptakan bumi? "Sopir berpikir sejenak, tapi ia tidak tahu jawabannya. "Butuh waktu enam hari," kata Ibrahim. "Jika engkau ingin tahu lebih banyak tentang apa yang Tuhan lakukan, engkau harus membeli sebuah buku dari ibuku yang berjudul “Hanya Allah Saja yang Memberi Kita Perdamaian. " Beberapa orang di bus mendengar percakapan antara Ibrahim dan sopir. Salah satu dari mereka bertanya kepada ibu Ibrahim tentang buku yang disebutkan Ibrahim. Ibu biasanya menjual buku ini untuk membantu membayar ongkos bus mereka, tapi ia memutuskan untuk membiarkan Ibrahim memberikan buku itu kepada orang-orang di dalam bus secara cuma-cuma. Ibrahim berjalan menyusuri lorong memberikan satu buku untuk setiap orang. Orang-orang tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ibrahim tersenyum kembali dan berkata, "Terima kasih!" Pertanyaan Ibrahim (Ibrahim’s Question) Dikirim oleh Max Kaway Ibrahim [EE-brah-heem] berusia 9 tahun. Dia tinggal di negara Azerbaijan. Ibrahim adalah seorang siswa yang duduk di kelas tiga, Ia menyukai matematika dan mengendarai sepeda. Ibrahim suka pergi dengan ibunya untuk melakukan pekerjaan misionaris. Kebanyakan orang di Azerbaijan adalah orang yang beragama, tapi mereka bukan orang Kristen. Seringkali Ibrahim dan Ibunya mereka menumpang sebuah minibus ke sebuah desa dekat rumah mereka. Ibrahim suka duduk di dekat sopir sehingga mereka dapat berbicara. Suatu hari sopir bertanya kepada Ibrahim beberapa pertanyaan: "Berapa banyak mata yang dimiliki oleh dua ekor burung?" Ibrahim berpikir sejenak sebelum menjawab, "Empat!" "Berapa banyak mata yang dimiliki empat ekor burung ?" sopir bus bertanya lagi. Lagi-lagi Ibrahim berpikir sejenak. "Delapan!" "Kau sangat cerdas," sopir tertawa. Bejana Advent Indonesia Timur Ketika Ibu dan Ibrahim turun dari bus, Ibrahim melihat bahwa beberapa penumpang sedang membaca buku. Seperti Ibrahim dan ibunya berjalan menuju desa, Ibrahim berpikir, Saatnya untuk pergi bekerja untuk Tuhan. Tidak! ia mengoreksi dirinya sendiri. Kami sudah bekerja untuk Tuhan di bus. Beberapa minggu kemudian, ketika Ibrahim dan ibunya naik minibus untuk pergi ke desa, ia melihat bahwa temannya mengemudi bus. "Apakah engkau ingat jawaban atas pertanyaan saya?" Tanya Ibrahim. "Berapa hari yang dibutuhkan bagi Tuhan untuk menciptakan dunia ini?" Sopir bus berpikir sejenak dan tersenyum. "Enam hari!" Katanya. "Bagus," kata Ibrahim. "Kau murid yang baik!" Pada saat pelajaran agama di sekolah,guru Ibrahim membaca kisah Nuh. Kemudian dia bertanya beberapa pertanyaan tentang cerita itu. "Apa yang Tuhan katakan kepada Nuh untuk dilakukan?" Tanyanya. Ibrahim mengangkat tangannya, "Tuhan mengatakan kepada Nuh untuk membangun sebuah perahu," jawabnya. "Ya," kata guru, "dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun perahu? Beberapa hari? " "Tidak," jawab Ibrahim. "Nuh membutuhkan waktu 120 tahun untuk menyelesaikan pembangunan kapal dan memperingatkan Page 15 Edisi 292 – 30 Mei 2014 orang-orang tentang banjir. Tapi tidak ada orang lain akan memasuki perahu kecuali Nuh dan keluarganya-nya delapan orang. Maka Allah mengirim hewan ke perahu dan menutup pintu. Lalu banjir datang. " Pendeta Sidang memberikan waktu untuk menjelaskan Klub Remaja secara administrasi dan operasinya, merincikan bantuan apa yang Konferens dapat berikan untuk gereja itu. Mungkin Direktur Pemuda Daerah/Konferens tidak dapat hadir oleh karena sesuatu untuk mengatur suatu rapat, maka Direktur dapat mendelegasikan tanggung jawabnya kepada Koordinator Wilayah Remaja setempat. "Berapa banyak hewan masuk ke perahu?" Tanya guru. Lagi-lagi Ibrahim mengangkat tangannya, dan karena tidak ada siswa lain yang ditawarkan untuk menjawab, guru meminta dia. "Dua dari setiap binatang, burung, dan serangga masuk ke perahu. Tapi Tuhan memilih beberapa hewan untuk masuk dalam tujuh kelompok. " "Bagaimana kau tahu begitu banyak tentang cerita ini?" Tanya guru. "Ibu saya dan saya membaca cerita Alkita bersama-sama," kata Ibrahim nya. “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Amsal 1:7 Pathfinder Club Pedoman Administrative PA Remaja/Pathfinder 3. Direktur Pemuda Daerah/Konferens seharusnya meminta bertemu dengan majelis gereja. Hal ini penting bahwa majelis gereja berwenang mengenai program yang terdapat pada organisasi klub remaja. Majelis harus benarbenar terbiasa dengan seluruh maksud, pentingnya rencana keuangan, tujuan dan konsep dari organisasi klub remaja dan peranannya dalam merencanakan evangelisasi antar gereja. PERJANJIAN, PERATURAN DAN LOGO KLUB REMAJA LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGORGANISASIKAN KLUB REMAJA 1. Pada saat itu, majelis gereja harus diberikan lembaran pertanyaan-pertanyaan dan informasi lengkap yang relevan diisi dan dilaporkan ke Direktur Pemuda Daerah/Konferens yang akan membantu merencanakan secara detail dan organisasi klub. Beberapa informasi itu termasuk nama dan alamat seluruh anggota klub remaja di semua anak remaja di gereja, yang aktif maupun tidak aktif, nama anggota sekolah Sabat, nama dari para Master Guide, nama dari orang-orang yang dapat menjadi instruktur dan juga tempat-tempat rekreasi yang ada disekitar klub. Rencana untuk membuat formulir sebagai data dari Klub Remaja harus diumumkan kepada gereja. Berunding dengan Pimpinan Pemuda Daerah/Konferens Direktur Pemuda Daerah/Konferens bertanggung jawab terhadap seluruh Klub Remaja di suatu konferens. Siapapun di suatu gereja setempat yang melihat kebutuhan klub Remaja harus berunding dengan Direktur Pemuda Daerah/Konferens sebelum membuat rencana selanjutnya. 2. Rapat dengan Pendeta Daerah/Konferens dan Pimpinan Pemuda 4 Permintaan rapat harus datang dari gereja setempat kepada Direktur Pemuda Daerah/Konferens dan kemudian Direktur tersebut bersama-sama dengan Bejana Advent Indonesia Timur Mengajukan Rencana kepada Majelis Gereja Memberitahukan Kepada Jemaat Pada Waktu Jam Kebaktian Page 16 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Adalah sangat penting bahwa semua anggota jemaat diberitahu tentang Klub Remaja, tujuannya dan programnya. Seseorang yang ahli oleh karena pengalaman untuk berbicara mewakili Klub Remaja dan kebutuhan anak muda harus memberikan informasi ini kepada anggota gereja, memungkinkan selama jam perbaktian pada hari Sabat. Mungkin Direktur Pemuda Tingkat Uni, Konferens, Pendeta Sidang setempat atau orang yang ahli yang diundang oleh pendeta sidang sebagai pembicara tamu. Pada saat itu, telepon dibuat untuk orang menarik minat orang untuk mendukung dan membantu Klub Remaja. 5. Pengangkatan Direktur dan Wakil Direktur Pada akhir dari pelatihan, majelis gereja atau Komite harus terbiasa dengan orang-orang yang paling memenuhi syarat untuk memimpin Klub Remaja dan merekomendasikan kepada gereja Direktur dan Wakil Direktur. Setelah gereja telah memilih mereka di Klub Remaja, Executive Komite dapat dilaksanakan. 8. Memilih Para Pembina dan Para Instruktur (Executive Komite) Bejana Advent Indonesia Timur Memanggil Komite Executive Klub Remaja untuk Merencanakan Program Tahunan Sekarang, anggota pimpinan dan staff telah dilatih dan terbiasa dengan prosedur dan telah memutuskan model apa yang akan diikuti. Komite Executive Klub Remaja harus memulai untuk merencanakan program tahunan. Rencana kerja, tugas-tugas kelas, waktu rapat, hari-hari istimewa, kegiatan konferens, program bulanan, kegiatan remaja dan perkemahan harus diikutsertakan. 10. Bentuk Progam 6 Minggu Sebelum Malam Pendaftaran Hal ini mungkin adalah langkah yang paling penting dalam seluruh organisasi. Pembentukan program terdiri dari rencana jangka panjang. Artinya ialah bahwa tujuan dari klub untuk periode yang lebih dari enam bulan dan tahun harus dibawakan dalam satu fokus. Kegiatankegiatan klub harus sesuai dengan seluruh tujuan. Setiap rapat harus direncanakan secara matang beberapa sebelumnya. Pengenalan akan karakteristik dari anakanak junior akan menuntun staff untuk memecahkan program tahunan menjadi tiga atau empat bagian, masingmasing dengan kegiatan yang jelas dan objektif. Bagianbagian ini memberikan keleluasan kepada program tahunan, mengijinkan adanya ide-ide baru dan keistemewaan yang akan diperkenalkan dari waktu ke waktu. Ajarkan Dasar dari Remaja Dasar Pelatihan Staff Klub Remaja seperti tertulis dalam buku manual ini haru diberikan kepada juga kepada anggota gereja atau yang terdekat sehingga dapat menarik oran-orang untuk menghadirinya. Salah satu syarat yang dapat mensukseskan kerja secara operasional dari Klub Remaja bergantung pada sejumlah orang pemimpin yang telah dilatih. Direktur Pemuda Daerah/Konferens harus memimpin pelatihan ini dan membawa masuk sebanyak mungkin pelatih. 7. 9. Panggilan Khusus untuk Rapat Pada Hari Sabat Siang Rapat khusus ini harus mengikutsertakan siapapun yang ikut serta dalam organisasi dari Klub Remaja. Undang semua Master Guide, semua orang tua dari anak-anak usia remaja, semua guru-guru sekolah (untuk di gereja maupun sekolah umum), semua guru-guru di Sekolah Sabat junior, semua orang dewasa yang mempunyai kesenangan dan keahlian yang dapat menarik anak laki-laki dan perempuan dan anak-anak yunior lainnya. Selama rapat ini, keterangan yang lebih rinci mengenai organisasi remaja dapat dijelaskan. Beberapa anggota Klub Remaja dari klub lain yang terdekat dapat mendemontrasikan prestasi dan menunjukkan kesatuan. Satu permohonan harus dibuat kepada para sukarelawan untuk mempersiapkan kepemimpinan di Klub Remaja dan daftar pertanyaan harus diedarkan. 6. Executive Komite di Klub Remaja terdiri dari pendeta, Pimpinan PA Senior, guru-guru di sekolah sabat ditingkat yang lebih tinggi, Direktur Klub dan Wakil Direktur. Direktur adalah Pemimpin. Klub ini akan membentuk aturan-aturan penting untuk operasional dari klub dan memilih staff, para pembina dan para instruktur. 11. Mengirim Surat kepada Keluarga-Keluarga yang Mempunyai Anak Remaja Empat Minggu Sebelum Malam Pendaftaran 12. Mengumumkan Program Klub 4 Minggu sebelum malam pendaftaran - bulletin gereja 3 minggu sebelum malam pendaftaran - papan pengumuman 2 minggu sebelum malam pendaftaran - program di sekolah sabat junior 2 minggu sebelum malam pendaftaran - periode missionari gereja 2 minggu sebelum malam pendaftaran- surat dari Direktur klub kepada para orang tua. 1 minggu sebelum malam pendaftaran- surat pendeta kepada para orang tua 1 minggu sebelum malam pendaftaran- jadwal kebaktian, penekanan program 0 minggu sebelum malam pendaftaran- Pendaftaran Page 17 Edisi 292 – 30 Mei 2014 13. keinginan untuk bekerja sama dengan keluarga tentang perasaan hari Minggu atau Sabat mereka. Melatih dan Menyeragamkan Staff Sebelum Malam Pendaftaran 18. Direktur, wakil direktur, para pembina dan instruktur menyeragamkan para staff. Ada banyak kesempatan untuk anggota staff yang baru terbentuk itu untuk datang bersama-sama untuk training. Oleh karena itu setiap orang harus mengetahui pekerjaannya dan ruang lingkup kegiatan klub. Para staff ini harus mengenakan seragamnya dan menempatkan lencana-lencananya secara tepat dan rapi. Akan sangat bagus bila mempunyai empat orang angggota pathfinder juga denggan seragam. 14. Malam Pendaftaran (lihat program khusus) 15. Program Kunjungan ke Rumah - Para Pembina Harus Mengunjungi Setiap Remaja di Regunya secepatnya Sekali Klub Remaja(Pathfinder) dibentuk, anda dapat memohon gereja dan ketertarikan masyarakat yang dulunya tidak tertarik. Direktur klub harus bersahabat dengan setiap keluarga anggota klub. Direktur juga harus menolong tiap keluarga klub remaja untuk dapat mengenal pendeta. Anggota keluarga kemudian dapat diundang untuk mendengarkan apa yang gereja dapat tawarkan kepada mereka. Sekarang Klub Remaja(Pathfinder) benar-benar sudah menginjil. 19. Adalah sangat penting bagi Pembina klub remaja untuk pergi kerumah dari masing-masing anggota baru dan memperkenalkan dirinya (juga nama kecilnya) sebagai pembina klub. Masyarakat dan Ketertarikan Gereja Evaluasi Setelah klub telah beroperasi 10 atau 12 minggu, pimpinan pemuda seluruh konferens atau ketidak hadiran, Koordinator distrik harus dikunjungi untuk rapat dengan Komite Executive Remaja (Pathfinder) untuk mengevaluasi klub untuk meyakinkan operasi berjalan lancar dan seimbang antara aktifitas dan program. a. Jika daftar pertanyaan masih kosong belum lengkat, isilah pada saat itu. b. Ingatkan keluarga pada malam pelantikan c. Jawan seluruh pertanyaan mengenai seragam, perkemahan, program klub, dll. Sebelum pulang, tekankan bahwa sebagai seorang pembina, Anda ingin membantu orang tua dalam cara yang Anda mampu. 16. Program Pelantikan Setelah 3 Minggu Pendaftaran (lihat hal. 90) Pada kesempatan pertama dan secepat kartu keanggotaan telah dikembalikan dari kantor konferens, satu upacara pelantikan harus diatur dengan orang tua dan anggota gereja sebagai hadirin. Ini adalah upacara yang istimewa dan anggota klub harus mengerti arti pentingnya. Remaja diwakili oleh kartu keanggotaannya dan pasport, diberikan ketiap-tiap unit dan penasehat diperkenalkan ketiap-tiap kelas dan juga kepada para instruktur. 17. Malam Tamu Malam tamu adalah aktifitas biasa kira-kira dua atau tiga minggu sebelum hari pendaftaran. Masing-masing anak dapat mengundang salah satu dari temannya untuk datang pada rapat malam tamu di klub. Direktur klub harus memperkenalkan dirinya kepada masing-masing anak muda yang diundang. Selama percakapan, direktur seharusnya bertanya, “Apakah kamu senang bergabung dengan klub remaja?”. Jika jawabannya “Ya”, direktur harus mengunjungi rumahnya setiap minggu dan menjelaskan program keseluruhan, menunjukkan Bejana Advent Indonesia Timur Page 18 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Minggu Sembayahyang di RSA Manado Bersama Pdt. Dr. Hens Sumendap Oleh : Tim BAIT Manado Pelayanan di sebuah lembaga Rumah Sakit memerlukan konsentrasi penuh sebab yang dihadapi adalah manusia yang bukan saja membutuhkan kesembuhan badaniah tetapi juga ingin mendapatan kesembuhan rohani. Hal ini diungkapkan oleh pdt. Dr. Hens Sumendap minggu kemarin kemarin dalam satu seri Minggu Sembayang dengan judul “Melayani Bersama Yesus”. Acara minggu sembahyang berlangsung mulai tanggal 19 – 23 Mei 2014 di hadiri oleh seluruh karyawan RSA Manado. Pdt. Hens Sumendap yang sekarang ini bertuga sebagai pendeta jemaat di GMAHK Indonesia Lomalinda USA daalam kesibukan telah memberikan waktu melayani jemaat Rumah Sakit Advent Manado. Beliau dating bersama puteranya Dr. Bryan Sumendap, direktur Radio Angkat Nafiri yang pada sepanjang acara telah merekam seluruh kegiatan termasuk khotbah. Bejana Advent Indonesia Timur Page 19 Edisi 292 – 30 Mei 2014 Acara minggu sembahyang telah ditutup dengan acara perjamuan suci pada jumat malam. Acara yang dirancang begitu baik oleh tua-tua jemaat ini memberikan kesan begitu syahdunya acara perjamuan suci ini. KKR di GMAHK Mataram Semarang Usaha keras dari Presiden Unceasing Cantica, Samuel Ivan Soeyandani pun terbayarkan atas suksesnya KKR ini. Walaupun inti acara mereka adalah KKR, namun ternyata banyak kegiatan yang mereka lakukan, yaitu : charity clinic, Ke Kantor Daerah Semarang, menyiarkan khotbah sekaligus lagu- lagu pujian melalui radio RRI Semarang , kerja bakti, dan melayani anak - anak yatim piatu di daerah itu. Anggota Unceasing Cantica yang ikut program ini yaitu sekitar 27 orang, meluangkan waktu mereka selama 1 minggu lebih mulai dari tanggal 10 - 18 Mei 2014 di Semarang. Cuaca yang panas, tidak menurunkan semangat mereka melayani Tuhan. Ditambah lagi sambutan hangat dari jemaat Semarang pun turut menambah semangat mereka untuk terus melayani Tuhan. Mereka menyediakan tempat tinggal untuk Unceasing Cantica, menyediakan makanan, komentar dan saran positif dari Bpk. Pendeta Yusak dan juga jemaat. Perjalanan Unceasing Cantica di Semarang berakhir pada hari Minggu tanggal 18 Mei, semua sudah bersiap – siap dengan baik untuk pulang ke rumah masing – masing. Jemaat yang ditinggalkan merasa kehilangan dengan pulangnya UC. Terbukti dari sambutan terakhir mereka di Semarang. Yaitu dengan memberikan jalan – jalan sore gratis ke Walang Sewu. Ya memang perjalanan yang menyenangkan bila perjalanan kita itu untuk melayani Tuhan. Oleh : Jehezkiel Tobing - UNV Unceasing Cantica mengadakan acara KKR yang bertempat Semarang di GMAHK Mataram. Tema KKR tersebut adalah "The Warriors of God" dan Pdt. Gerry Takaria sebagai pembicara sekaligus advisor UC, turut mensukseskan acara rohani tersebut. KKR itu berjalan dengan lancar dan jemaat yang mendengarkanpun merasa terberkati dengan KKR yang UC bawakan. Pujian – pujian yang dipersiapkan oleh direktur UC, Pradipta Subarto serta kerjasama anggota UC itu sendiri. Membuat acara KKR menjadi lebih berwarna dengan lagu dan pujian. Bejana Advent Indonesia Timur Page 20 Edisi 292 – 30 Mei 2014 menyisihkan waktu untuk berpartisipasi dalam pelayanan melalui Bait. Kami juga sangat mengharapkan para pembaca yang setia untuk beriniiatif menulis berita-berita tentang kegiatan-kegiatan rohani yang diadakan di jemaat maupun di wilayah saudara, agar beritanya boleh dibagikan kepada pembaca yang lain dimanapun mereka berada. Tuhan memberkati kita semua. Amin Kami Redaksi S eorang bapak pergi ke bengkel untuk mengganti oli mesin mobilnya, sebab memang setelah melihat potongan kertas service yang tergantung di samping setir mobilnya, ternyata oli mesin sudah saatnya diganti. Karena rumahnya tidak jauh dari bengkel, bapak ini meninggalkan mobilnya di bengkel sambil berpesan agar apabila sudah selesai, tolong di telpon ke rumahnya. Sekitar sejam kemudian, bengkel menelponnya dan dia bergegas pergi untuk mengambil mobilnya. Ketika dia membuka pintu mobilnya, ternyata anak muda yang melayaninya bukan cuma sekedar menganti oli mesin, tetapi sekaligus membersihkan bagian dalam mobilnya dan menyemprotkan pengharum sehingga benar-benar membuat bapak ini terkesan dengan apa yang dilakukan oleh anak muda ini. Sebelum meninggalkan bengkel, bapak ini meminta no. hp dari anak muda, dan keesokan harinya dia menelponnya untuk memberikan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik kepada anak muda ini. Ya, ternyata untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik, ataupun mendapat promosi untuk jabatan yang lebih tinggi di kantor, perlu inisiatif dalam pekerjaan. Coba lihat, alangkah banyaknya orang-orang yang bekerja bertahun-tahun pada posisi yang sama, akibat tidak ada inisiatif dalam melakukan pekerjaan mereka. Nah, bagaimana dengan peranan kita dalam pekerjaan Tuhan? Apakah hanya cukup menjadi anggota yang pasif dalam gereja? atau menjadi anggota yang aktif, punya inisiatif untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan? Salah satu partisipasi nyata dari seluruh staff Bait Ministry adalah menyajikan artikel-artikel serta menyiapkan laporanlaporan perihal kemajuan pekerjaan Tuhan yang sedang berlangsung khususnya di Indonesia Kawasan Timur, maupun di tempat yang lain. Setiap minggu, berita dari Majalah Elektronik Bait mengunjungi anda dengan berita-berita yang selalu baru dan segar. Kita patut berterima kasih kepada rekan-rekan staff Bait yang walaupun sibuk dengan pekerjaan rutin di kantor, masih Bejana Advent Indonesia Timur Page 21