II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist Florist adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perdagangan bunga profesional. Meliputi perawatan bunga dan penanganan, desain bunga atau merangkai bunga, merchandising dan menampilkan serta pengiriman bunga. Saat ini banyak jenis bunga hiasan yang bisa kita dapatkan di florist. Florist adalah suatu usaha yang juga selain menjual produk juga menjual jasa yang berupa pelayanan. Pelayanan yang dilakukan oleh usaha florist biasanya usaha purna jual. Jenis pelayanan yang biasa dilakukan oleh para pengusaha florist adalah sebagai berikut : 1) Pelayanan Jasa Merangkai Bunga Jasa merangkai bunga biasanya untuk konsumen yang hendak membeli bunga potong tidak dalam bentuk satuan akan tetapi dalam jumlah yang agak banyak dan jenisnya berbeda-beda. Biasanya florist menyediakan peralatan pelengkap untuk merangkai bunga seperti vas, pita dan ornament kecil lainnya. Bunga yang telah dirangkai ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bunga potong yang dijual eceran, hal tersebut dikarenakan rangkaian bunga memiliki nilai estetika yang lebih tinggi dan juga membutuhkan keterampilan dalam membuatnya, sehingga melakukan penjualan jasa. 2) Pelayanan Jasa Karangan Bunga Karangan bunga merupakan bunga yang biasanya dirangkai sebagai tanda ucapan. Perbedaan karangan bunga dengan bunga rangkai adalah dari seni dekorasi pembuatannya. Karangan bunga tidak memerlukan detail yang rumit hanya berupa gabungan dari beberapa bunga potong yang biasanya ukurannya tidak terlalu besar dan biasanya memiliki warna yang senada. Karangan bunga biasa digunakan untuk memberikan ucapan belasungkawa dan berbagai ucapan lainnya. seperti ucapan selamat, ucapan Pembuatan karangan bunga lebih mudah dibandingkan dengan merangkai bunga, akan tetapi membutuhkan lebih banyak bunga dan bahan-bahan lainnya. Oleh karena itu biasanya harga karangan bunga lebih mahal dibandingkan dengan bunga rangkai dan terlihat pula dari ukurannya karangan bunga memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga rangkai. 3) Pelayanan Jasa Pesan Antar Pelayanan delivery merupakan jasa pelayanan purna jual, jasa ini biasanya ditawarkan oleh para pengusaha florist. Hal ini untuk mendukung berjalannya kelangsungan usaha. Dengan adanya jasa delivery maka konsumen tidak perlu repot untuk membawa karangan bunga atau bunga rangkai yang dipesannya. Selain untuk mempermudah konsumen, layanan ini pun dilakukan untuk menjaga keindahan bunga yang telah dirangkai atau dalam bentuk karangan bunga agar terjaga keindahannya. 2.2 Tanaman Hias dan Bunga Potong Bunga potong adalah salah satu produk agribisnis yang sangat rentan, dilihat dari bentuk fisiknya cenderung rapuh dan membutuhkan perlakuan khusus. Bunga potong adalah produk florikultur yang dijual langsung kepada konsumen akhir dan tidak tahan lama, tidak ada produk olahan dari bunga potong sehingga dikatakan dikonsumsi langsung oleh konsumen. Bunga potong berbeda dengan tanaman hias yang dijual dalam pot, tanaman hias yang dijual dalam pot dipelihara dalam jangka waktu yang lama dan konsumen pun dapat lebih lama menikmati keindahannya, akan tetapi bunga potong tidak tahan lama dan akan dibuang oleh konsumen apabila dalam kondisi tidak segar. Tanaman hias dapat didefinisikan sebagai jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun atau tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkunagn. Tanamn hias dan bunga potong sangat identik dengan nilai estetika. Baik tanaman hias maupun bunga potong merupakan produk dari florist yang digunakan untuk disalurkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan nilai keindahan atau estetika. Penelitian terdahulu mengenai florist, tanaman hias dan bunga potong sudah banyak dilakukan. Bisnis ini berkembang dilihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang tanaman hias. Adapula perusahaan yang menggunakan tanaman hias sebagai bahan baku seperti florist dan dekorasi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini Tabel 3. Penelitian yang Berhubungan dengan Tanaman Hias dan Bunga Potong. No. Nama Penulis dan Judul Penelitian Judul Penelitian Metode Analisis dan Hasil Penelitian 1 Eli Parluhutan (2006) Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT. Berdasarkan hasil penelitian perusahaan berada dalam posisi hold and maintain dengan strategi yang sesuai adalah penetrasi dan pengembangan pasar. 2 Asril (2005) Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias pada PT.BINA USAHA FLORA, Cipanas. Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan 14 strategi alternatif dan empat strategi utama yang dapat disarankan untuk perusahaan. 3 Darmawati Formulasi Strategi Usaha Florist dan Dekorasi Pada Susie Flower di Bogor Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan lima analisis strategi yang dihasilkan oleh matriks SWOT yang dikembangkan dalam QSPM. Tinambunan (2009) 4 Sry Wisdya Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT. Eka Karya Graha Flora di CIkampek JAwa Barat. (2009) 5 Lily Riana (2008) Sabar Analisis yang digunakan adalah analisis resiko dengan menggunakan Variance, Standard deviation, Coefficient variation diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Analisis Usaha Tani dan Dari analisis usahatani Strategi Bisnis Bunga diperoleh dengan R/C ratio Krisan sebesar 2,73. dengan R/C ratio rata-rata tiap green house sebesar 2,75 yang berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah maka perusahaan akan mendapatkan 2,75 rupiah. Berdasarkan Tabel 3 tersebut hasil penelitian yang dapat dijadikan referensi dalan penyusunan penelitian ini dijelaskan lebih rinci dalam penjelasan berikut. Parluhutan (2006) meneliti tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggerk Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor”. Tujuannya adalah untuk menganalisis stretegi pengembangan tanaman anggrek berdasarkan faktor internal dan eksternalnya. Alat analisis yang digunakan yaitu Matriks IFE, Matriks EFE dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternalnya yang mempengaruhi kegiatan usaha anggrek maka diperoleh faktor – faktor peluang yang dimiliki KRB yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik, pertumbuhan penduduk yang meningkat, budaya memelihara anggrek dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan keindahan, permintaan skala besar, kebijakan pemerintah yang menunjang agribisnis. Sedangkan ancamannya adalah sulitnya ijin ekspor, perdagangan bebas, biaya karantina meningkat, kondisi alam yang tidak bisa dikontrol, adanya produk pengganti, tingkat harga tanaman anggrek yang tinggi. Hasil evaluasi faktor eksternal dengan matriks EFE memiliki skor sebesar 2,42 yang berarti perusahaan berada dalam keadaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi ancaman yang mungkin timbul. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internalnya diperoleh kekuatan yaitu teknologi budidaya yang handal, lokasi yang strategis, tenaga kerja lokal, memperhatikan kesejahteraan karyawan, mempunyai banyak koleksi spesies, pelayanan yang baik kepada konsumen, dan produk yang berkualitas. Hasil analisis matriks IFE memiliki skor 2,56 yang berarti unit KRB memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Pendekatan IE pada sel V dengan koordinata (2,56 ; 2,42) posisi hold and maintain. Strategi yang cocok yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dengan nilai matriks Eksternal 2, 56 maka KRB memiliki faktor internal yang rata – rata dalam melakukan produksi anggrek. Nilai Matriks ekstrenal 2,42 memperlihatkan respon yang diberikan KRB terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang. Tinambunan (2005) meneliti tentang “Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias pada PT.BINA USAHA FLORA, Cipanas.”. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternal perusahaan, memformulasikan strategi perusahaan dan menentukan prioritas strategi perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT, Matriks IFE dan EFE, dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari identifikasi faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan diketahui bahwa terdapat empat belas faktor strategis eksternal perusahaan dan tiga belas faktor internal perusahaan yang menjadi tolak ukur dalam formulasi strategi. Hasil analisis SWOT pada penelitian tersebut menghasilkan empat belas strategi. Berdasarkan analisis matriks IE dan SWOT diputuskan empat alternatif strategi utama yang relevan untuk dilaksanakan perusahaan tersebut. Darmawati (2009), meneliti tentang “Formulasi Strategi Usaha Florist dan Dekorasi Pada Susie Flower di Bogor”. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Analisis Swot dan QSPM. Faktor eksternal perusahaan memiliki enam faktor kunci strategis sedangkan faktor internal memiliki tiga belas faktor kunci strategis. Analisis matriks IFE menunjukkan skor nilai sebesar 3.17 artinya bahwa perusahaan mempunyai kekuatan yang kuat, dan hasil analisis matriks EFE memiliki nilai skor 2,67 artinya perusahaan dapat memanfaatkan peluang sedang atau rata-rata. Berdasarkan analisis Matriks IE perusahaan berada pada sel IV yaitu tumbuh dan bina dan strategi yang dikembangkan adalah strategi pengembangan pasar dan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Kelima analisis tersebut dikembangakan dalam QSPM . Sri Wisdya (2009) meneliti tentang “Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT. Eka Karya Graha Flora di CIkampek JAwa Barat.” Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengan alisis risiko produksi anggrek Phalaenopsis yang dilakukan oleh PT Ekakarya Graha Flora pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi menggunakan bibit mericlone dan seedling, (2) Menganalisis alternatif yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi PT Ekakarya Graha Flora dalam menjalankan usahanya. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis risiko menggunakan Variance, Standard deviation, Coefficient variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis pada spesialisasi adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit teknik seedling dan tanaman anggrek teknik mericlone, sedangkan kegiatan portofolio adalah tanaman anggrek menggunakan bibit teknik seedling dan spesialisasi mericlone. Hasil risiko produksi penelitian berdasarkan menunjukkan produktivitas bahwa pada pada tanaman analisis anggrek menggunakan bibit teknik seedling dan mericlone diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Lily Riana Sabar meneliti “Analisis Usaha Tani dan Strategi Bisnis Bunga Krisan” Dari hasil penelitian diperoleh data deskriptif untuk evaluasi strategi yang telah dijalankan perusahaan yakni pola tanam tanaman secara periodik dikarenakan perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus-menerus secara kontinu, kemudian strategi lainnya adalah penggunaan bibit impor yang hasilnya lebih sesuai dengan keinginan konsumen dan strategi yang terakhir adalah kontrak kerja perusahaan yaitu mengadakan kerjasama dengan perusahaan maupun florist dengan mengadakan kontrak kerja sebagai pensuplay tetap bunga secara kontinu dalam jangka panjang. Dari analisis usahatani diperoleh total biaya produksi sebesar Rp 11.001.900 dan total penerimaan per satu kali tanam adalah sebesar Rp 30.000.000 sehingga pendapatan perusahaan per satu kali tanam sebesar Rp 18.998.100 untuk luas lahan 0,08ha, dengan R/C ratio sebesar 2,73, sedangkan dari keseluruhan green house yang dimiliki perusahaan seluas 2 ha mengeluarkan biaya produksi rata-rata tiap green house sebesar Rp 22.691.654,17. Kemudian penerimaan rata-rata tiap green house sebesar Rp 62.500.000 sehingga pendapatan perusahaan tiap satu kali tanam adalah sebesar Rp 39.808.345,83 dengan R/C ratio rata-rata tiap green house sebesar 2,75 yang berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah maka perusahaan akan mendapatkan 2,75 rupiah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini, analisis lingkungan eksternal seperti yang telah dilakukan oleh Asril Tinambunan (2005) dan Darmawati (2009) mengenai bunga potong dapat dijadikan gambaran lingkungan eksternal yang digunakan pada penelitian ini. Selain itu proses produksi serta resikonya dapat menjadi perbandingan dalam menganalisis lingkungan internal, serta penelitian mengenai florist dapat dijadikan perbandingan dalam pembuatan makalah penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT seperti yang digunakan oleh Eli Parluhutan (2006), Asril Tinambunan (2005) dan Darmawati (2009) karena analisis ini yang dianggap tepat untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehiingga dapat merumuskan beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa faktor internal seperti yang ditulis dalam penelitian Damawati (2009) dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan faktor internal di Wid Florist dikarenakan lokasi penelitian yang dilakukan oleh Darmawanti (2009) merupakan pesaing usaha dari Wid Florist. Oleh karena itu dalam merumuskan kekuatan dan kelemahan maka faktor internalnya dapat dijadikan perbandingan. Analisis QSPM digunakan untuk mencari alternatif strategi yang terbaik dari beberapa alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam analisis SWOT. Hasil dari penelitian yang berupa alternatif strategi ini diharapkan mampu memberikan masukan positif bagi Wid Florist. Perbedaan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran pada Wid Florist yang akan dilakukan ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian yang berbeda dengan lingkungan internal yang juga berbeda. Penelitian mengenai Analisis strategi pemasaran pada Wid Florist ini bisa dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, saat ini perusahaan sangat membutuhkan strategi pemasaran guna mendapatkan beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di perusahaan tersebut agar perusahaan Wid Florist lebih berkembang dan dapat mencapai target penjualan serta dapat menyiasati penjualan bunga potong yang tidak stabil, maka dengan adanya penelitian mengenai strategi ini diharapkan Wid Florist mampu mengatasi masalah internalnya dan mampu bersaing dengan usaha sejenis terutama di Kota Bogor.