BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari. Selain memiliki bunga yang indah, anggrek juga memiliki keharuman bunga yang khas. Secara konvensional untuk memperoleh tanaman anggrek yang banyak dan cepat pertumbuhannya sangat membutuhkan waktu yang lama. Perbanyakan anggrek dapat digolongkan menjadi dua, yaitu perbanyakan tanaman secara generatif dan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif adalah perbanyakan dengan menanam biji, sedangkan perbanyakan secara vegetatif adalah dengan cara setek, okulasi, cangkok, penyambungan dan kultur jaringan (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Perbanyakan tanaman anggrek secara generatif membutuhkan waktu yang sangat lama. Mulai dari penyerbukan untuk memperloleh biji angggrek dan waktu yang dibutuhkan biji anggrek untuk menjadi bibit, ini membutuhkan waktu yang lama (Fiyanti dan Indah, 1993). Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dimana tujuannya adalah untuk menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu relatif singkat. Kultur jaringan merupakan teknik menumbuh-kembangkan bagian tanaman baik berupa sel, jaringan atau organ dengan penambahan berbagai macam zat yang dapat memacu pertumbuhan. Dalam teknik kultur jaringan dapat 1 digunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) diantaranya yaitu: hormon sitokinin dan auksin. Hormon mempunyai peran penting dalam teknik kultur jaringan karena hormon merupakan salah satu faktor penentu kecepatan pembelahan sel dan pertumbuhan explan untuk menjadi kalus dan tunas. Selain itu hormon juga dapat memacu terbentuknya kalus yang nantinya dari kalus tersebut akan berdeferensiasi membentuk bagian-bagian tumbuhan lainnya menjadi tumbuhan baru yang lengkap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi hormon kenetin dan NAA dengan perlakukan konsentrasi hormon yang berbeda antara 0,5-3 mg/l. Perlakuan variasi konsentrasi hormon pada penelitian ini didasari pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang kombinasi hormon dari golongan sitokinin dan auksin, dimana kombinasi konsentrasi hormon yang baik untuk mempercepat pertumbuhan kalus adalah antara 1-2 mg/l. Biji anggrek yang digunakan pada penelitian ini adalah biji anggrek Dendrobium bigibbum yang ditanam pada medium dengan penambahan variasi konsentrasi hormon. Biji anggrek pada umumnya tidak memiliki endosperm. Endosperm merupakan cadangan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan. Sehingga diperlukan gula dan senyawa-senyawa lainnya sebagai makanan yang diperoleh dari luar untuk mendukung perumbuhannya. Vacin-Went dengan penambahan variasi konsentrasi hormon kinetin dan NAA adalah medium yang digunakan untuk pertumbuhan biji anggrek dalam penelitina ini. Medium Vacin and Went merupakan medium yang sering dipakai pada penelitian-penelitian 2 sebelumnya untuk pertumbuhan biji anggrek. Biji anggrek Dendrobium sp yang ditanam melalui teknik kultur jaringan tanpa penambahan hormon dan nutrisi, pertumbuhannya memerlukan waktu kurang lebih 4-5 bulan sampai tahapan aklimatisasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan penambahan variasi konsentrasi hormon kinetin dan NAA pada medium Vacin and Went, diharapkan dari perlakuan kombinasi dengan konsentrasi hormon Vacin and Went yang berbeda dapat ditemukan variasi konsentrasi yang paling baik dan paling cepat dalam memacu pertumbuhan planlet biji anggrek. B. Perumusan Masalah Melalui teknik kultur jaringan penanaman anggrek tanpa penambahan hormon pada medium memerlukan waktu kurang lebih 4-5 bulan untuk pertumbuhan biji. Oleh karena itu pada penelitian ini diberi penambahan hormon dengan kinetin dan NAA dengan variasi konsentari yang berbeda pada medium vacin and went. Apakah dengan pemberian hormon kinetin dan NAA dalam medium vacin and went dapat memberikan pengaruh dalam memacu pertumbuhan planlet biji anggrek lebih cepat? 3 C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon kinetin dan NAA dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan biji anggrek Dendrobium bigibbum. 2. Untuk mengatahui komposisi hormon kinetin dan NAA yang paling baik dalam memacu terbentuknya planlet pada biji anggrek Dendrobium bigibbum. 4