I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Anggrek banyak diminati karena keindahannya, sehingga petani anggrek dan pengusaha anggrek banyak yang membudidayakan. Sebanyak 5000 jenis anggrek tumbuh di Indonesia di antaranya 1327 jenis ada di Jawa dan beberapa di antaranya di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua (Irawati, 2002). Berdasarkan data Kementrian Republik Indonesia (2012), komoditas ekspor segar anggrek menunjukkan penurunan dari segi volume maupun nilai ekspor setiap tahunnya. Pada tahun 2012 ekspor bunga anggrek mencapai 69.353 kg senilai 821.557 US$, pada tahun 2013 ekspor bunga anggrek mengalami penurunan menjadi 58.656 kg senilai 630.421 US$ dan pada tahun 2012 impor bunga potong anggrek menurun dari 7.070 kg senilai 85.697 US$ menjadi 5.018 kg senilai 56.127 US$ pada tahun 2013. Indonesia mengimpor bunga anggrek hanya 25% dari jumlah keseluruhan anggrek yang tersedia di seluruh Indonesia. Hal ini terlihat bahwa anggrek dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan pasar (Hendaryono, 2007). Penurunan produksi tanaman anggrek disebabkan beberapa faktor yang berpengaruh, salah satunya yaitu proses pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman anggrek yang lama dalam mencapai pembungaan. Selain itu adalah penyakit yang terjadi di tingkat pembibitan turut menjadi salah satu faktor penurunan produksi anggrek. Penyakit busuk lunak adalah penyakit yang dapat menimbulkan kerugian yang besar (Keith and Sewake, 2009). Penyakit busuk lunak tanaman anggrek terutama pada anggrek P. amabilis disebabkan oleh patogen Pectobacterium sp., Dickeya chrysanthemi, Erwinia carotovora, Pseudomonas viridiflava. Pectobacterium sp. menyebar dan berkembang pesat terutama pada bibit anggrek muda dan mampu menyebabkan kerusakan 80%100% pada pembibitan anggrek (Janse, 2006). Gejala ditandai dengan bercak berwarna pucat dan basah dan bercak tersebut akan cepat meluas terutama pada lingkungan dengan suhu dan kelembapan udara tinggi. Jika titik tumbuh yangterserang, akan mengakibatkan terhentinya pertumbuhan tanaman (Anonim, 2001). Menurut Keith 1 andSewake (2009) beberapa anggrek termasuk Phalaenopsis sp. sangat rentan terhadap serangan bakteri busuk lunak. Patogen penyebab busuk lunak adalah Pectobacterium sp., bakteri gram negatif, berbentuk batang, flagella peritrik, fakultatif anaerob, ketika ditumbuhkan pada media natrium polipektat, bakteri ini membentuk lubang dimedia karena ekskresi enzim pektolitik yang mampu mendegradasi pektat. Enzim pektolitik merupakan komponen penting dalam patogenisitas (Anonima, 2014). Identifikasi karakter morfologi bakteri sangat sederhana sehingga sulit dipakai, maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya enzim tertentu (uji biokimia dan fisiologi) dengan prosedur uji standar dan digunakan secara luas. Serangkaian uji yang spesifik diperlukan untuk identifikasi spesies atau subspesies, biakan yang digunakan haruslah murni sebelum dilakukan uji biokimia (Harahap, 2011). Dewasa ini teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode yang semakin banyak digunakan untuk deteksi, identifikasi, dan karakterisasi bakteri patogen. Pada umumnya identifikasi patogen menggunakan sekuens daerah 16S rRNA sebagai dasar identifikasi (Dorsch et al., 1994). Penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan Klinik, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yaitu identifikasi penyebab busuk lunak berdasarkan sekuens gen parsial 16S rRNA (Kusumandari, 2013). Beberapa spesies anggrek telah dikenal sebagai inang dan beberapa belum dikenal. Penelitian mengenai kajian kisaran inang pada berbagai spesies anggrek perlu untuk dilakukan untuk memberikan informasi mengenai gejala busuk lunak oleh Pectobacterium sp. Identifikasi secara cepat dan akurat perlu dilakukan untuk memberikan informasi spesies Pectobacterium sp.. Pada Penelitian ini Pectobacterium sp. akan diidentifikasi secara molekular menggunakan gen 16S rRNA dan gen housekeeping (gyrB, mdh, gapA). 2 B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kisaran inang Pectobacterium sp. isolat anggrek pada tanaman anggrek dan bukan anggrek. 2. Mengetahui spesies bakteri Pectobacterium sp.berdasarkan analisis gen 16S rRNA, gyrB, mdh dan gapA. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapatmemberikan (1) Informasi mengenai kisaran inang utama patogen busuk lunak oleh Pectobacterium sp. pada tanaman anggrek dan bukan anggrek. (2) Identifikasi secara molekularPectobacterium sp. berdasarkan analisis gen 16S rRNA, gyrB, mdh dan gapA dapat memberikan informasi mengenai spesies Pectobacterium sp.. 3