Pertanyaan Mengenai Alkitab Pada Kitab Hagai P: Dalam kitab Hagai, apa yang kita ketahui mengenai nabi ini dan kitabnya? J: Tidak ada yang dapat diketahui mengenai Hagai kecuali apa yang disebutkan dalam kitabnya. Namanya berarti “yang berhubungan dengan pesta” atau “perayaan” dan bahwa ia dan Zakharia disebutkan dalam Ezra 5:1; 6:14. Karena nama Hagai berarti “perayaan”, mungkin Hagai lahir pada sebuah hari besar kaum Yahudi. Kiasan mengenai Hagai ada dalam kitab Zakharia 8:9 dan Ibrani 12:26. Hanya 50.000 orang Yahudi yang kembali pada tahun 538 S.M. kemudian mereka memulai membangun bait suci sampai dua tahun berikutnya lalu berhenti. Dan sekarang, 18 tahun kemudian, bait suci masih dalam keadaan belum diselesaikan. Pesan pertama, pada perayaan bulan baru (Bilangan 10:10), mendesak umat Allah, yang telah kehilangan pengharapan mereka. Dalam kitab Hagai kita akan belajar mengenai beberapa hal mengenai Allah dan umatNya, tapi pengajaran tentang kebenaran bukanlah hal yang utama dalam kitab ini. Hal yang utama adalah umat itu sendiri, dan kita, yang diharapkan untuk berubah. Hagai dan Zakharia adalah sejaman dan sungguh menarik membedakan gaya dari kedua nabi ini. Gaya Hagai umumnya biasa saja, seorang yang teratur, dan dibandingkan secara langsung pada symbol-simbol dan menginspirasi Zakharia. Tapi Allah menggunakan beragam gaya. H.A. Ironside dalam The Minor Prophets hal.221 menyebut Hagai dan Zakharia “sebagai lubang yang dihaluskan dari getaran suara Tuhan, yang mempunyai misi untuk membangkitkan kembali hati dari setiap umat bahwa mereka istimewa bagiNya.” P: Dalam kitab Hagai, apakah yang menjadi hal yang utama disini? J: Kitab Hagai adalah sebuah kitab mengenai “ketika sesuatu terjadi bukanlah yang terbaik”. Ada dua poin tambahan yang utama. Pertama, manusia sudah pintar untuk membangun rumah mereka sendiri, tapi mereka lupa untuk membangun Rumah Allah. Tidak seperti nabi-nabi pada zaman pengasingan awal, Hagai dalam pesannya tidak memarahi mereka untuk banyak hal-hal yang buruk yang karena mereka melakukan kesalahan. Ia memarahi mereka karena tidak melakukan dengan benar. Mereka terperanjak dalam kesukaan dunia ini sementara itu melupakan Tuhan. Kedua, mereka tidak seharusnya kecewa ketika 50.000 orang Yahudi yang miskin tidak dapat membangun bait suci sebagus yang dibangun Salomo dengan emasnya dan dua setengah juta orang warga negaranya. Kita seharusnya bersuka jika kita menurut pada Allah akan kehendakNya, dan tidak melihat hanya tampilan luarnya saja. P: Dalam kitab Hagai, apa yang menjadi garis besar dari kitab ini? J: Kitab Hagai dapat dipelajari pada tiga tingkatan: a) membangun rumah Allah, b) kembali pada Allah atau c) ketika segala sesuatu terjadi bukanlah yang terbaik. Pasal pertama berfokus pada ketika umat Allah tidak memberikan yang terbaik dari mereka, dan pasal kedua menunjukkan kita untuk tetap berbesar hati ketika hasil yang kita dapat bukanlah yang terbaik yang kita harapkan. Kitab Hagai merupakan kitab kedua terpendek dalam Perjanjian Lama (setelah Obadiah), dan garis besar dalam kitab ini sangat sederhana. Kitab Hagai memiliki empat pandangan. Hagai 1:1-15 Pesan Pertama – Berhenti Menunda dan Bangunlah Rumah Tuhan sekarang (29 Agustus tahun 520 S.M.) Hagai 1:1-11 Mengingat peringatan Allah atas umatNya yang suka menangguhkan. 1 Hagai 1:12-15 Suara Tuhan membuat mereka menurut Hagai 2:1-9 Kemuliaan bagi Rumah Tuhan (21 September, tahun 520 S.M.) Hagai 2:1-4 Ya, Bait suci tidak terlihat bagus seperti yang dahulu Hagai 2:5-9 Roh Tuhan tetap tinggal ditengah mereka, tapi sedikit waktu lagi Tuhan akan menggoncangkan langit dan bumi Hagai 2:10-19 Tuhan Bahkan Dapat Memberkati Apa yang Telah Dicemarkan (17 Oktober, tahun 520 S.M.) Hagai 2:10-15 Kekudusan bukanlah penyakit, namun kenajisanlah yang adalah penyakit, tidak ada harapan akan alam semesta untuk orang-orang ini Hagai 2:16-19 Tuhan sungguh-sungguh berjanji untuk manjauhkan hal ini dari umatNya Hagai 2:20-23 Membalikkan Kutukan (18 Desember, tahun 520 S.M.) Hagai 2:20-22 Menjauhkan dari bangsa asing Hagai 2:23 Zerubabel, keturunan Yoakin dan cincin materai P: Dalam kitab Hagai 1:1, kapan kitab Hagai ditulis? J: Menurut apa yang dituliskan dalam Hagai 1, ini adalah tahun 520 S.M. Tanggalnya yang tepat adalah ada dalam sebuah tulisan roman Babilonia dan bangsa Persia, seperti sejarah Babilonia, yang tepatnya menanggalkan setiap kejadian. Hagai hidup dibawah kekuasaan bangsa Babilonia dan Persia, dan oleh karena itu menanggalkan segala sesuatu oleh kalender Babilonia, bukan kalender Perjanjian Lama, seperti orang yang telah hidup di bawah kekuasaan mereka. Hagai juga tidak biasa dalam menyebutkan uang logam yang tercetak, yang mana Darius belajar dari kerajaan Lydia. P: Dalam kitab Hagai 1:1, kejadian alam yang terjadi selama masa ini? Tahun 538 S.M. Sekitar 50.000 orang Yahudi diijinkan untuk kembali ke negrinya ketika Cyrus mengalahkan Babilonia. Tahun 538 S.M. Kaum Yahudi membangun bait suci selama 2 tahun dan lalu menghentikannya. - tahun 530 S.M. Cyrus meninggal dalam peperangan. Tahun 530-522 S.M. Kambises II memerintahkan Persia. Ia adalan seorang tirani yang ceroboh dalam memerintah kekaisaran. Semua berada dalam kedamaian dalam Kerajaan Persia (pax Persiaca) kecuali pemberontakan Mesir, yang mana Kambises membikin barisan untuk bangsa Filistin dalam pasukannya untuk menaklukannya. Tahun 522-521 S.M. Kambises meninggal secara misterius dan ada sebuah pemberontakan di Persia. Artaxerxes (seorang penipu yang memerintah selama 7 bulan. Ia disebut orang Semi-Smerdis oleh bangsa Yunani dan sejarawan saat ini) (Ia menulis surat dalam Ezra 4:7-23 mengenai pemberhentian pembangunan bangunan) Tahun 522/521-486 S.M. Darius I Histaspis menjadi raja setelah membunuh seorang penipu. Ia berperang pada bangsa Skitia dan Yunani, takluk dalam perang marathon dalam tahun 490 S.M. Ester adalah ratunya) Tahun 520 S.M. Hagai dan Zakharia memberikan nubuatan mereka yang pertama Tahun 519-518 S.M. Tentara Persia melakukan gerakan menyusuri Palestina dan mengalahkan bangsa Mesir Tahun 486-465/464 S.M. Xerxes I (dibunuh) (sama seperti Ahasuerus dalam Ezra 4:6 dan Ester) Tahun 464-336 S.M. Artaxerxes I (dipanggil yang pertama untuk menghapus ingatan dari penipu Artaxerxes. Tahun 445 S.M. Nehemia datang ke Yerusalem untuk membuat tembok kota 2 P: Dalam kitab Hagai 1:2, apakah keapatisan manusia mencegah pembangunan Bait Allah, atau apakah pihak asing yang berlawanan yang mencegah itu seperti yang dikatakan dalam Ezra 4:7-23? J: Keduanya mempunyai sebuah peran. Di bawah ini urutan kejadiannya. 1. Tahun 538 S.M., Cyrus mengeluarkan sebuah keputusan yang mengijinkan bangsa Yahudi untuk kembali ke negrinya dan membangun Bait Allah milik mereka. 2. Tahun 536 S.M., bangsa Yahudi memulai untuk membuat dasar bagi Bait Allah. 3. Musuh bangsa Yehuda (bangsa Samaria, Amon, Arab dan yang lain) menulis sebuah surat pada raja (diberi gelar Artaxerxes, tapi sejarawan modern menyebutnya SemiSmerdis tahun 522-521 S.M.). Ia mengeluarkan sebuah keputusan untuk memberhentikan pekerjaan bangunan. 4. Tahun 520 S.M., (Ezra 5:1) Tuhan menggunakan Hagai untuk memarahi orang-orang itu karena tidak membangun kembali Bait suci. Bangsa Yahudi lalu memulai pembangunan lagi. 5. Musuh-musuh mempertanyakan kewenangan mereka untuk membangun kembali Bait suci. 6. Bangsa Yahudi menyatakan dalam suratnya pada raja Darius keputusan sebelumnya dari raja Cyrus, dan setelah sebuah pencarian, dimana perintah ditemukan. Ester 1:19 dan Daniel 6:8 mengatakan bahwa hukum dari raja-raja Persia tidak dapat dicabut. 7. Bait suci akhirnya selesai dibangun sekitar tahun 516 S.M. Lihatlah dalam When Critics Ask hal.319 untuk informasi lebih lanjut. P: Dalam kitab Hagai 1:2 mereka mengabaikan pembangunan Rumah Allah, dan kita juga bisa melakukan hal yang sama saat ini. 1 Petrus 2:5 mengatakan bahwa Rumah Allah bukanlah sebuah bangunan, tapi kita, gerejaNya. Bagaimana kita bisa mengabaikan Rumah Allah? J: Ketika saya merasa bahwa banyak orang Kristen melakukan hal ini tidak dengan sengaja, kita dapat melakukannya tanpa sebuah maksud apa-apa. Satu caranya adalah menghilangkan semangat mereka untuk menjadi bangunan itu. Tetapi, mungkin ada cara yang umum misalnya adalah dengan memusatkan perhatian pada sesuatu yang lain, entah pada musik, membangunan tempat yang lain, atau bahkan pengetahuan, yang mengatakan bahwa kemenurutan pada Tuhan bukanlah menjadi prioritas utama mereka. P: Dalam kitab Hagai 1:1-3, apakah kesalahan yang dilakukan orang pada masa ini? J: Ini tidak berarti bahwa mereka melakukan perbuatan jahat, tapi mereka membiarkan ambisi mereka sendiri untuk menjadi sebuah prioritas dibanding dengan melayani Tuhan, seperti yang ditunjukan dalam Hagai 1:3. P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, mengapa anda berpikir kesukaan dari umat Tuhan terkadang menyusut? J: Terdapat kurang lebih empat alasan. Kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan bekerja dalam mereka untuk membuat mereka berhasil dalam mencapai tujuan mereka. Memperkecil kasih mereka pada Tuhan dan sesama manusia yang memotivasi mereka untuk bergerak ke masa depan. Mereka tidak merasakan keberhargaan sebuah usaha, kerja keras, atau pengorbanan untuk mengusahakan tujuan itu. Menyerah dari pengharapan, dan berkecil hati untuk melakukan kemajuan. Mereka tidak melihat bahwa mereka dapat mencapai tujuan dari apa yang diharapkan mereka berada di sana. Kehilangan impian: Mereka telah berubah dan sekarang ingin untuk berusaha pada tujuan yang lain, mungkin untuk memuaskan ambisi mereka sendiri. 3 P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, mengapa manusia pada umumnya suka menundanunda? Mengapa manusia juga menunda dalam melakukan kehendak Allah? J: Penundaan atau pengangguhan sebuah tindakan bukanlah menolak untuk melakukan sesuatu; lebih lagi ini dibenarkan sebagai penundaan sampai waktu yang lebih baik. Banyak waktu sekarang ini yang terlihat lebih baik, atau sedikit susah payah; dan itu merupakan cara untuk melakukan sesuatu yang penting. Banyak hal sekarang ini yang “mendesak” dimana hal-hal tersebut mempunyai batas akhir. Tapi beberapa hal yang sangat penting ada juga yang tidak mendesak karena tidak mempunyai batas akhir. Percetakan InterVarsitas mempublikasikan sebuah buku kecil yang sangat baik mengenai hal ini, yang disebut The Tyranny of the Urgent. Dalam buku itu ditunjukkan bagaimana kejamnya kemendesakan adalah musuh dari sesuatu yang penting. Jenis kedua dari penundaan adalah “analysis paralysis” atau menunda untuk membuat keputusan, terutama sebuha keputusan yang tidak menyenangkan untuk dibuat. Pada satu yang ekstrim, tidaklah baik untuk membuat keputusan yang mendadak dengan tanpa sebuah dasar mengenai keputusan itu. Hal ekstrim lainnya, penundaan seringkali dirasionalisasikan dengan mengatakan, “saya tidak mempunyai semua data yang diperlukan”. Khususnya anda tidak pernah akan mendapatkan semua datanya! Tapi jika anda mempunyai data yang cukuppun mungkin anda tidak akan mengubah keputusan itu, oleh karena itu anda harus memutuskan dari sekarang. Matius 6:33 mengatakan carilah kerjaan Allah terlebih dahulu. Terkadang manusia tidak melakukan apa yang Allah inginkan mereka untuk lakukan karena mereka merasa mereka mempunyai sesuatu yang lebih penting. Tapi tidak ada yang lebih penting dari pada melayani Allah. P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, apa dispensasi yang diberikan orang Kristen pada penundaan dalam bertekun pada Allah? J: Di bawah ini sepuluh rasionalisasi. I persepuluhan. (tapi lihat Lukas 21:1-4; 2 Kor 8:2-3) Mungkin ini tidak selalu menyenangkan. (tapi lihat 2 Korintus 1:8-9; Filipi 3:14; 1 Korintus 3:12-15; dan 1 Korintus 9:23-25) Jika saya memberikan semuanya pada Allah, keluarga saya akan kelaparan. (tapi lihat 1 Timotius 5:8; Amsal 31:21-25) Saya mungkin sejauh ini tidak terlalu bagus dalam karir. (lihat Ibrani 11:24-26; 11:37; 1 Tim 6:9-10) Inipun mungkin tidak menyelamatkan saya. (lihat 1 Raja-raja 19:10; Abraham dan penyerbuan bangsa Elam) Saya menginginkan beberapa asuransi sehingga keluarga saya akan selamat. (lihat Yehezkiel 24:18; Ayub 1:2-3 vs. 42:12-13) Sebelum mengetahui Allah, saya telah pergi terlalu jauh dari kebajikan Allah untuk menggunakan saya. (Paulus) Setelah mengetahui Allah, saya telah pergi terlalu jauh dari kehendak Allah. (lihat Yunus, Petrus, 2 Korintus 2:5-10) Sekarang ini, saya bukanlah seorang yang sempurna. (lihat 2 Korintus 12:7-10) Jika hanya memberkan apa yang saya butuhkan, dan saya menghabiskan dengan sia-sia dari apa yang telah Ia berikan pada saya. (lihat Keluaran 34:1) Minggu ini menghormati Allah dalam cara yang khusus. Temukan sesuatu bahwa anda mengetahui Tuhan menginginkan anda untuk melakukannya, tapi anda menundanya, dan memulai untuk melakukannya sekarang. Daripada, menemukan sebuah kebiasaan yang Allah inginkan supaya anda berhenti melakukannya, tapi anda menundanya, dan berhenti sekarang. P: Bagaimana kitab Hagai 1:2-4 dan Yakobus 1:6-7 berhubungan satu sama lain? 4 J: Yakobus 1:6-7 mengatakan bahwa jika seseorang mengetahui apa yang Allah inginkan untuk mereka lakukan, lalu itu dosa. Di bawah ini beberapa alasan mengapa manusia umumnya suka menunda. Mengatakan mereka terlalu lelah Terlalu banyak hal yang lain Jika tidak bisa melakukan dengan baik, maka lebih baik tidak melakukannya Bekerja lebih baik jika tanpa tekanan Kurangnya keakraban, berada di luar zona nyaman kita Tidak melihat batas akhir Memberikan izin untuk diri anda sendiri, mengambil inisiatif (tidak ada manusia di dunia ini memberikan Hagai izin untuk berbicara – kecuali Hagai sendiri) Tidak melihat akibat yang segera datang Tidak ada tanggung jawab Kita hanya tidak ingin melakukannya. Kita tidak melihat manfaatnya dari melakukan hal itu Kurangnya disiplin diri, yang adalah melakukan apa yang terbaik dari diri anda, apakah itu disukai atau tidak. Takut akan berkurangnya kesuksesan P: Dalam kitab Hagai 1:3-4, mengapa anda berpikir Allah menghukum dulu, baru menjelaskan kemudian, ketika ia sering melawan? J: Secara khusus Allah memperingatkan orang yang menyimpang atau mengabaikan dan lalu jika mereka tidak berubah juga Tuhan menghukumnya. Tapi ada dua jenis dari ketidakmenurutan: menyimpang dan menunda. Mereka yang sudah mengetahui apa yang harus dilakukan, mereka tidaklah menyimpang atau secara tulus tidak ingin melakukannya, tapi mereka hanya menunda-nunda ketika mereka sedang melakukan pekerjaan mereka sendiri. Tuhan memberikan mereka akibat yang buruk karena sebenarnya mereka mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan. Tuhan menghukum karena ketidakmenurutan. Mereka terlalu sibuk bekerja pada pekerjaan mereka sendiri tanpa meluangkan waktu untuk Tuhan, maka Tuhan menjadikan apa yang mereka kerjakan tidak akan berhasil. P: Dalam kitab Hagai 1:4 rumah yang dipapani? J: Beberapa cendikia berpikir ini berarti sebuah rumah yang mewah dengan papan kayu. Yang lain mengatakan ini hanyalah sebuah rumah dengan sebuah atap. Tapi jika itu dimaksudkan sesuai dengan yang kedua, maka mengapa tempat ini hanyalah satusatunya tempat dalam Alkitab dimana penulis merasakan butuh untuk mengatakan sebuah rumah dengan sebuah atap. P: Dalam kitab Hagai 1:5,7; 2:15,18 (2 kali), bagaimana bisa kita memberikan perhatian pada keadaan kita? J: Kita dapat memulai dengan berdoa bertanya pada Tuhan untuk menunjukkan pada kita kesalahan yang tersembunyi, sebagaimana juga mengingatkan kita pada kesalahan yang sangat kelihatan. Kita dapat mengukur bilamana keinginan, perhatian, dan rencana kita memimpin kita dan keluarga kita mengarah pada Tuhan dan menjadikan kita seperti citra Kristus, atau meninggalkannya. Kita dapat bertanya jika ada yang penting yang kita tinggalkan yang belum dikerjakan, demi sesuatu yang sepele. Pada umumnya, kita dapat memberikan melalui: waktu kita, dimana kita dipimpin, prioritas, uang, dan kesenangan – atau dimana hati kita berada. P: Dalam kitab Hagai 1:5-7,11,16-17, mengapa Tuhan terkadang memilih untuk tidak memberkati umatNya sendiri? 5 J: Jawaban untuk pertanyaan ini adalah pelajaran utama dari kitab Hagai. Ketika umat Tuhan tidak menghormatiNya seperti yang seharusnya mereka lakukan, dan mereka sama sekali tidak menurut, Tuhan akan merencanakan suatu keadaan yang dapat membuat mereka terdorong untuk menurut. Kita seringkali melakukan disiplin yang sama pada anak kita. Disiplin tidak selalu berupa hukuman fisik. Jenis hukuman yang Tuhan gunakan disini untuk manusia kadang disebut “konsekuensi disiplin yang logis”. P: Dalam kitab Hagai 1:9-11, apa yang luar biasa tentang struktur dari ayat ini? J: Ini adalah semacam tata bahasa yang disebut chiasme. Hagai 1:9a-b Tuhan mendisiplinkan mereka -- Hagai 1:9c-e Karena rumah Allah dalam keadaan rusak -- Hagai 1:10a Karena kamu Hagai 1:10b-11 Tuhan mendisiplinkan mereka P: Mengapa kitab Hagai 1:10,11 menyebutkan embun bukan hujan? J: Selama musim panas, dari bulan April sampai Oktober, tidak ada hujan di Israel. Tapi biasanya disana ada embun dari hembusan angin yang datang dari laut Mediterania. Maka embun sangat penting untuk hasil panen di musim panas. Allah mengirimkan masa kekeringan (horeb) tanpa adanya embun, karena BaitNya menjadi reruntuhan (hareb). Ia menggunakan permainan kata-kata untuk menghukum mereka. Yakobus 4:17 mengatakan bahwa doa orang benar sangat besar khasiatnya, dan seperti contohnya adalah doa Elia supaya tidak ada hujan, dan lalu berdoa supaya hujan datang. Doa orangorang seperti ini tidak ada apa-apanya, karena mereka tidak sepenuhnya menyerahkan diri mereka pada Tuhan. Yakobus 1:7-8 mengatakan bahwa orang yang pikirannya terbagi dua tidak seharusnya berpikir bahwa ia akan mendapat segala sesuatu dari Tuhan. P: Kitab Hagai 1:13; 2:4 mengatakan, “Aku bersamamu, kata Tuhan”. Kitab Hagai 2:5 dan 2:19 juga memberikan janji yang sama tentang berkat. Bagaimanakah ini menjadi berkat terbaik bagi semua umat? J: Elia mengetahui jawabannya dalam 1 Raja-raja 19:11-13. Tuuhan menunjukkannya beragam kekuatan dalam alam, tapi Elia mengetahui bahwa kehadiran Tuhan tidak ada dalam kekuatan itu; dan Elia tetap menanti kehadiran Tuhan. Ketika kita tidak puas dengan apa yang telah ditunjukkan, tapi justru lebih ingin membuka hati dalam hadiratNya, maka Tuhan akan berada bersama kita. Janji bahwa Tuhan Allah akan beserta kita, dalam jarak yang sangat dekat dan sangat pribadi, merupakan janji terbaik yang boleh kita pegang juga bagi semuanya. P: Dalam kitab Hagai 1:14, bagaimana Allah menggerakan semangat dari seseorang? J: Allah melepaskan ikatan yang membuat semangat mereka hilang. Ia memulihkan iman mereka, memberikan mereka sebuah hati yang baru, mengangkat harapan mereka dan memberikan mereka tentang masa depan. Allah menggunakan baik penguatan negatif juga positif, sesuai kebutuhan. Dalam masa Hagai mereka mulai membangun dalam 23 hari. Ini memberikan waktu mereka untuk mengatur dan mengakhiri masa panen dari ara, anggur, dan buah delima. Mereka mungkin tidak merasa mereka mempunyai sumber daya alam yang cukup, tapi Ezra 6:8,9 mengatakan bahwa raja Darius bahkan memberikan uang pada mereka! Ezra 6:15 mengatakan bait suci diselesaikan empat tahun kemudian. P: Dalam kitab Hagai 2:1, apa yang signifikan ketika membicarakan tentang kalimat “selebihnya dari bangsa itu” vs. hanya bangsa itu? 6 J: Ada sekitar satu setengah juta orang Israel dalam masanya Salomo, tapi di saat ini hanya 50.000 bangsa Yahudi yang kembali ke kotanya. Mereka telah dengan jelas melihat banyak orang dan sumber daya alam yang sangat jauh lebih banyak untuk membuat sebuah bait suci. Sebuah kata kuncinya adalah sikap mereka akan seperti itu ketika bait suci mencerminkan hal itu. Sebuah artikel Exegetical Commentary : Hagai, Zechariah, Malachi hal.37 mengatakan bahwa “sisa” bukan berarti bangsa yang terpilih, tapi lebih kepada sedikitnya penduduk yang tidak terlalu signifikan yang kembali dari Babilonia. P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bagaimana bisa secara paradoks sebuah keinginan untuk sukses terkadang menjadi gagal karena penundaan? J: Terkadang orang menunda karena mereka lebih baik tidak melakukan apapun daripada mendapatkan kegagalan. Sejujurnya, beberapa hal yang Tuhan inginkan kita untuk lakukan, jika kita melakukannya dengan benar, penuh kerendahan hati dan dengan kemenurutan, dan menyerahkannya pada Tuhan, akan tetap menjadi sebuah kegagalan, setidaknya dimata dunia. Orang-orang pada masa Hagai menyerah atas masa-masa yang menguntungkan untuk meraih keberhasilan, dan dengan dorongan Hagai, mereka memulai membangun kembali. Waktu mengenai pesan kedua, pada 17 Oktober 520 S.M., pada hari ketujuh pada pesta Tabernakel, memiliki dua arti. Pertama, ini tepatnya terjadi 440 tahun sebelumnya, tahun 960 S.M. bahwa Salomo mempersembahkan bait suci yang ia bangun yaitu dalam 1 Rajaraja 6:38; 8:2. Kedua, hal itu terjadi sebulan kemudian, maka mereka telah siap untuk melihat hasilnya. Ezra 3:10-13 mengatakan bahwa ketika beberapa orang bersorak atas kegembiraan, yang lain menangis. Beberapa pendahulu yang telah kembali mungkin mengingat tentang bait pada zaman dahulu. Apakah iya atau tidak bait yang baru menjadi sebuah “keberhasilan” tergantung dari pengertian anda apakah berdasarkan mata dunia atau menurut pandangan Tuhan. P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bagaimana orang-orang menanggapi ketika segala sesuatu tidak berjalan sebaik seperti yang pernah mereka ketahui sebelumnya? J: Ezra 3:10-13 mengatakan bahwa beberapa orang bersuka, tapi yang lain menangis. Jika anda datang ke gereja hanya untuk “melihat sebuah penampilan” sesegera mungkin anda akan kecewa, atau anda akan berakhir dalam sebuah tempat dimana segala sesuatu hanya memperlihatkan penampilan. Lebih baik untuk menjadi yang seperti adanya daripada yang megah. P: Apakah kitab Hagai 2:1-4 menunjukkan banyak kekecewaan pada peranan Tuhan bahwa bait suci ini tidak seindah seperti zaman Salomo? J: Sama sekali tidak. Ingatlah, bahwa Salomo juga membangun sebuah tempat memuja dewa, dan orang-orang ini tidak akan membuat tempat pemujaan dewa. Membangun sebuah Bait Allah yang biasa dan alami lebih baik daripada membangun Bait Allah yang sangat megah untuk Tuhan tapi juga membangun tempat memuja untuk dewa. P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, terkadang ini manusiawi untuk membandingkan beragam jabatan keimaman, tapi kapan kita tidak harus melakukannya, dan bagaimana seharusnya kita? J: Dalam Yeremia 45, Barukh seorang ahli menulis adalah orang yang setia dalam zaman nabi Yeremia. Yeremia adalah yang sangat berpengaruh selama beberapa abad, tapi pada masanya kita tidak mempunyai salinan mengenai pertobatan seseorang. Kita tidak mengatakannya karena hasil, uang yang diambil, atau kementerengan atau kegemerlapan yang dimiliki Yeremia. 7 Tapi kita dapat dan harus melihat seandainya mereka membunyikan melalui doktrin dan perbuatan, dan entah mereka melakukan apa yang Tuhan ingin orang Kristen untuk lakukan atau tidak. P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bait suci ini tidak kekurangan apapun, tapi bait suci ini tidak memiliki perhiasan yang indah seperti pada bait milik Salomo. Bagaimana beberapa orang Kristen, bergantung pada “perhiasan” yang mengarahkan pada kitab suci, tetapi kehilangan konsentrasi mereka akan kitab suci itu sendiri? J: Denominasi dan organisasi Kristen mempunyai dua jenis tujuan. Yang pertama tujuannya adalah Tuhan bermaksud pada persekutuan. Tujuan yang kedua adalah tujuan tambahan yang ditambahkan oleh manusia. Orang-orang pada masa Salomo dapat percaya bahwa TUHAN adalah Tuhan yang sejati karena Yerusalem mempunyai bait suci yang besar, perabot-perabot yang terbaik, dan hampir semua sisi bangunan dipenuhi emas. Mereka semua mempunyai alasan yang salah untuk percaya. Itu adalah tujuan seorang bangsawan untuk “memperhiasi” bait suci, tapi bait suci yang baru ini “tidak akan dihiasi” dengan emas, puncak yang tinggi dan bagus, dan hal-hal menjebak lainnya. Seperti kita melihat pada kehebatan, dan keindahan bangunan arsitek katedral di Eropa, sebelum masa misionaris pada abad ke-18, seseorang bertanya-tanya mengenai apa yang dapat dilakukan jika uang dan usaha melebihi dari sekedar pembangunan gereja Tuhan yang nyata, seperti contohnya melalui penyebaran agama Kristen dan pemuridan. Kita boleh saja berpendapat kita membutuhkan perhiasan untuk melayani Tuhan dengan lebih baik, dan kita akan membutuhkannya, jika kita melayani dengan kekuatan kita sendiri. Tapi kita tidak dapat melakukan apapun tanpa Kristus (Yohanes 15:15). Seperti yang Paulus pelajari dalam 2 Korintus 12:10b “jika aku lemah, maka aku kuat.” (NIV) P: Dalam kitab Hagai 2:4, mengapa sangat berarti untuk mengatakan pada imam seperti Yosua untuk menguatkan hatinya, dan apa yang harus dilakukan ketika keluar dari Mesir seperti dalam Hagai 2:5? Bagaimana “perintah” ini bisa menjadi janji yang berharga? J: Tuhan menggunakan kalimat yang sama yang Ia katakan pada Yosua dalam kitab Yosua. Kita dapat menjadi terdorong dengan mengingat apa yang Tuhan telah lakukan pada kita dan umatNya di masa lalu. Jika dilihat dari permukaan, Tuhan hanya memerintahkan Yosua untuk menjadi kuat, tapi secara tidak langsund Tuhan mengatakan bahwa Ia dapat membuatnya seperti Yosua yang terdahulu, dan Musa serta Harun, yang mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir, dan mengalahkan tentara Firaun tanpa bantuan dari siapapun – kecuali dengan bantuan Tuhan. Sebagai catatan tambahan mengenai Yosua, ayahnya Yozadak dideportasi ke Babilonia (1 Kor 6:15) P: Dalam kitab Hagai 2:5 dan Yesaya 41:10, Tuhan berkata pada umat untuk tidak takut. Apa yang harus mereka takuti? J: Ketika ada banyak hal-hal yang khusus yang dapat mereka takuti, dapat disebutkan setidaknya tiga kategori. Ketakutan pada orang disekelilingnya: Bangsa Samaria, bangsa Amon, dan bangsa Arab tidak merasa senang bahwa mereka akan membangun kembali tembok pada masa Nehemia, dan mereka tidak menginginkan adanya bait suci pada zaman Hagai. Ketakutan bahwa Tuhan tidak akan membawa mereka kembali: Orang-orang pada kala itu sangatlah tidak menurut selama 70 tahun lalu sehingga Tuhan mengasingkan mereka ke Babilonia. Hanya sebagian kecil yang kembali ke negrinya lagi. Mungkin ada pertanyaan mengapa Tuhan masih menginginkan mereka. Janji Tuhan untuk selalu beserta mereka dalam Hagai 1:13; 2:4 dan Yesaya 41:10 akan sangat berharga bagi mereka. Jika seorang Kristen jatuh dalam dosa saat ini, ia mungkin akan bertanya apakah 8 Tuhan akan membawanya kembali. Janji yang telah dibuat pada masa itu masih ada hingga sekarang. Pada kenyataannya, jika seseorang bertobat, itu karena Roh Kudus meyakinkan mereka untuk melakukan pertobatan, dengan tujuan untuk membawa mereka kembali. Ketakutan pada kekuatan yang kecil dalam masa yang kacau: Tuhan berkata pada bangsa Yahudi bahwa suatu kali Ia akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan daratan, seperti dikatakan dalam Hagai 2:6. “Sekali Lagi” yang adalah pengingatan dari yang dikatakan Keluaran19:16 dimana Tuhan menggoncangkan sebagian dunia pada masa Musa hidup. Yesaya 41:10 mengatakan, “Maka janganlah takut, karena Aku besertamu; janganlah bimbang, karena Aku Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (NIV) P: Dalam kitab Hagai 2:6-7, kapan bumi dan langit digoncangkan? J: Ketika Kristus mati di kayu salib, matahari menjadi gelap (Matius 27:45-46; Markus 15:33; Lukas 23:45), dan ada gempa bumi (Matius 27:51-52). Sejarawan yang bukan orang Kristen yang adalah seorang Palestina bernama Thales (tahun 52 A.D.), juga mengatakan bahwa kegelapan menyelimuti penyaliban Yesus. Sebagai tambahan mengenai gempa bumi secara fisik, kematian Yesus, yang masuk ke dalam maut, dan bangkit juga tentunya mengguncangkan segala roh di alam barzah. P: Dalam kitab Hagai 2:7, siapakah kepunyaan seluruh bangsa? J: Pertama kali, mari kita melihat pada tata bahasa Ibrani, dan lalu melihat pada tiga pandangan. Bahasa Ibrani pada kata “kepunyaan” (hemdat) adalah kata tunggal yang berhubungan dengan perempuan, dan “akan datang” (ba’u) adalah kata jamak. Namun, “kepunyaan” dalam kata jamak adalah (hamudat) yang mempunyai kata hidup yang sama. Bahasa Ibrani aslinya ditulis tanpa menggunakan kata hidup. Walt Kaiser dalam buku Hard Sayings of the Bible hal.341-342 menunjukkan bahwa ketika kepunyaan adalah kata tunggal yang berhubungan dengan perempuan, konstruksi yang sama mengarah pada Saul sebagai kepunyaan bangsa Israel dalam 1 Samuel 9:20, dewa laki-laki bernama Tammuz sebagai “kepunyaan perempuan” dalam Daniel 11:37. Dalam bentuk jamak, Daniel adalah yang dimuliakan tertinggi dalam Daniel 9:23 dan 10:11,19. Sekarang, mari kita lihat tiga pandangan berikut ini. 1. Kepunyaan adalah Mesias: umat Kristen awal menafsirkannya seperti itu. Karena bentuk yang mengarah pada perempuan dapat mengarah pada Saul, Tammuz, dan Daniel seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada yang bisa mencegahnya untuk mengarahkan ini juga pada Kristus. Hal ini dengan sempurna sesuai dengan konteks zaman Hagai. Yang mengatakan bahwa sementara bait suci ini terlihat sebagus seperti sebelumnya, tapi ini lebih baik karena Yesus akan memasuki bait suci yang baru ini. (sebagai catatan tambahan, pada masa Yesus hidup bait suci disebut “Bait Herodes”, bukan karena Herodes yang membangun bait suci yang baru, tapi karena ia yang membayar untuk perbaikan bait suci itu. 2. Kepunyaan adalah kekayaan atau harta benda milik seluruh bangsa: interpretasi ini diikuti karena kata benda yang tunggal yang mengarah pada keperempuanan. 3. Anak manusia akan datang pada kepunyaan segala bangsa. P: Dalam kitab Hagai 2:7, apakah anda berpendapat “kepunyaan segala bangsa” adalah yang berbau mesias atau bukan? J: Para cendikia mempunyai padangan yang berbeda. 9 Ya: Beberapa rabi Yahudi dan Yeromia menafsirkan ini sebagai yang berhubungan dengan mesias. Tidak: “Kepunyaan segala bangsa” mungkin bukan berhubungan dengan mesias Keduanya: “akan datang” adalah kata jamak, maka ini adalah kepunyaan yang jamak atau harta benda yang jamak, tapi dikatakan ini juga dapat disengajai menjadi ambigu dan mengarah pada baik harta benda dan Mesias. Pertanyaan ini dibiarkan terbuka oleh para cendikia lain. P: Dalam kitab Hagai 2:7, kapankah Rumah ini akan dipenuhi dengan kemegahan? J: Ini mengarah pada Sang Putra Allah, Yesus yang memasuki Bait suci ketika Ia hidup di bumi. P: Dalam kitab Hagai 2:9 mengapa anda berpikir Allah berkata bahwa di Yerusalem Ia akan memberikan kedamaian (shalom)? J: Yerusalem secara berkelanjutan telah menjadi pusat konflik. Tapi Mesias, Raja Damai, akan memberikan kedamaian antara Allah dan manusia di Yerusalem, saat Ia berada di kayu salib. P: Dalam kitab Hagai 2:3,7,9 bagaimana kemegahan dari Bait suci ini melebihi dari kemegahan dari Bait suci Salomo? J: Yesus datang ke Bait suci ini. Beberapa orang mungkin berpusat pada “kemegahan” materi seperti emas, sementara Allah lebih memusatkan pada Anak Manusia daripada hal-hal materil. P: Dalam kitab Hagai 2:9, bagaimana Herodes Imam Besar menggunakan ini? J: Herodes sang Imam Besar, menyebutkan bahwa Bait suci sekarang ini lebih kecil 60 kaki dari milik Salomo dan tidak sebagus milik Salomo. Ia mengatakan ini dalam pidatonya untuk membujuk bangsa Yahudi untuk membiarkannya memperbaiki Bait suci dari bangunan sebelumnya sehingga Bait suci (dan ia) akan memiliki kemegahan yang lebih. (Josephus dalam Antiquities of the Jews 15 bag.11.1 hal.334.) Tapi itu bukanlah apa yang dimaksud Allah ketika ia berkata Bait suci ini akan memiliki kemegahan yang lebih daripada milik Salomo. Saat ini, percobaan yang bukan keagamaan untuk membuat sebuah gereja berhasil sebenarnya dapat menjadi kepurapuraan dari tujuan sebenarnya mengenai sebuah gereja itu sendiri. P: Dalam kitab Hagai 2:11-14, apakah hal penting dalam hal ini mengenai yang kudus dan najis? J: Seseorang dapat berpikir mengenai kekudusan sebagai kemurnian, dan kenajisan sebagai pencemaran. Suatu yang kudus atau suci yang menyentuh suatu yang biasa tidak membuat keduanya menjadi suci. Namun, sesuatu yang tercemar yang menyentuh sesuatu yang biasa akan membuat keduanya tercemar. Lalu Allah berkata pada Hagai bahwa bagiNya semua bangsa itu telah tercemar. Ada tiga aplikasi yang dapat kita pelajari dari pernyataan ini. 1. Anda tidak dapat melakukan hal baik dan hal buruk dengan timbangan yang sama dan berharap di depan Allah itu seimbang. Beberapa orang menyebut pandangan yang salah ini dengan “sindrom Robinhood”, karena berdasarkan legendanya, Robinhood berpikir bahwa satu perbuatan buruk (seperti merampok milik orang lain), akan diseimbangkan dengan perbuatan baik yang kita lakukan juga (seperti membagi sebagian hasil rampasan pada orang miskin.) 2. Kita dapat mencemarkan, tapi hanya Allah yang dapat menyucikan. Pencemaran bertebaran. Amsal membandingkan ini dengan sebuah kematian yang hilang oleh wewangian. Sesuatu yang suci, atau manusia, tidak bisa membuat hal-hal lain menjadi 10 suci atau menjadikan banyak orang suci. Tuhanlah yang membuat segala sesuatu suci dan juga manusia menjadi Kudus. 3. Allah seringkali melakukan tindakan secara bersama-sama untuk melawan sebuah bangsa atau manusia. Walaupun mungkin ada beberapa orang benar dalam suatu bangsa tersebut, Allah terkadang menghukum seluruh bangsa karena dosa dari mayoritas bangsanya. Ini tidak berarti orang yang benar itu bersalah, tapi dalam kehidupan ini, mereka tetap masih terjebak dalam akibat dosa dari yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Donald Campbell, “pekerjaan dan penyembahan tidak menyucikan kita dari dosa, tapi dosa mencemarkan pekerjaan dan penyembahan.” Lihat dalam Believer’s Bible Commentary hal.1155 untuk informasi lebih lanjut. P: Dalam kitab Hagai 2:15, apakah Bait suci ini dibangun sekitar tahun 520 S.M., atau dibangun pada tahun 536 S.M. seperti yang disebutkan dalam Ezra 3:8-13, atau apakah tempat itu dibangun selama masa Raja Darius (tahun 521-486 S.M.) seperti disebutkan dalam Ezra 4:24? J: Semua yang dikatakan diatas benar. Pekerjaan pembangunan dimulai ketika bangsa Yahudi pertama kali kembali pada tahun 538 S.M.. Namun, sebuah keputusan membuat pekerjaan dihentikan. Pekerjaan dimulai kembali pada sekitar 18 tahun kemudian yaitu tahun 520 S.M. Lihat pembahasannya dalam Hagai 1:1 untuk kronologi tentang raja-raja, dan pembahasan dalam kitab Hagai 1:2 untuk urutan kejadian mengenai Bait suci ini. Lihat juga dalam When Critics Ask hal.214-215,319 untuk informasi selanjutnya. P: Dalam kitab Hagai 2:15 bahasa Ibrani tidak biasanya mengatakan, “hari ini dan selanjutnya”. Bagaimana kehidupan kita menjadi “dari sekarang dan selanjutnya”? J: Orang-orang mungkin merasa berada pada titik spiritual yang rendah, karena hanya sebagai sisa dari yang diasingkan, dan bait suci terlihat tidak sebaik yang ada sebelumnya. Mereka juga berada dalam keadaan keuangan yang lemah. Tapi Allah menjanjikan mereka bahwa Ia akan selalu beserta mereka, dan Ia akan memberkati mereka dari hari ini “selanjutnya”. Seperti yang dikatakan seorang pendeta, ketika beberapa orang bertanya bagaimana anda melakukannya, anda dapat berkata pada mereka, “lebih baik dari yang kemarin, lebih sedikit dari besok.” Kita seharusnya hidup dengan pengharapan bahwa kita akan tumbuh seperti citra Kristus, dipenuhi dengan kesukaan, kedamaian, dan penjagaan Allah setiap hari. P: Dalam kitab Hagai 2:10-19, mengapa Allah menandakan pada kalimat pencemaran itu menular dan kesucian itu tidak menular? J: Seperti yang dikatakan Donald Campbel, “Pekerjaan dan penyembahan tidak menyucikan dosa, tapi doa mencemarkan pekerjaan dan penyembahan.” Believer’s Bible Commentary hal.1155. Jika Allah ingin manusia terdorong untuk kembali padaNya, yang pada dasarnya adalah kesucian itu akan menyempurnakan segala hal-hal yang berlawanan. Daripada mengatakan pada mereka bahwa mereka dikelilingi oleh hal-hal yang kudus, dan mereka dapat dengan bertahap menjadi kudus, namun Allah lebh memilih untuk mengatakan pada mereka bahwa sesuatu yang kudus TIDAK membuat sekelilingnya menjadi kudus. Apa yang dilakukan Allah adalah dengan mengatakan pada mereka bahwa seharusnya secara alami tidak ada harapan bagi mereka, mengenai proses “bertahap”. Hanya ada sebuah akhir bahwa segala sesuatu menjadi pencemaran yang merusak. Tapi dengan meletakan kalimat kekudusan itu di pembukaan, kalimat itu menunjukkan Allah, dan Allah sendiri, yang bekerja dengan penuh kekuasaan dalam kemurahanNya, yang akan memenuhi kekudusanNya dan kemuliaanNya dalam tempat itu dalam Hagai 2:5-10. Ketika 11 segala sesuatu telah dirusak, entah secara keuangan atau rohani, Allah selanjutnya berjanji bahwa walaupun mereka berada di bawah keeratan tangan Allah dalam Hagai 1:5-11, dari pernyataan itu yang (sebenarnya dalam bahasa Ibrani “keatas”) Allah akan mencurahkan mereka berkat, berdasarkan pada kitab Hagai 2:15-19. P: Dalam kitab Hagai 2:23, apa yang signifikan dari sebuah cincin bermaterai itu? J: Sedikitnya ada tiga makna yang saling berhubungan. Secara umum, sebuah cincin bermaterai melambangkan kekuasaan seorang Raja. Firaun melepaskan cincin bermaterai itu dan memberikannya pada Yusuf dalam kitab Kejadian 41:42. Kekuasaan surgawi untuk memerintah. Mesias akan memiliki sebuah cincin bermaterai itu. Janji bahwa Mesias akan datang Roh Kudus menjamin masa depan dari peninggalan kita (NIV Study Bible hal.1404) Membalikan kutukan pada Yoyakim: Yoyakim dikatakan bahwa jikalau ia adalah cincin bermaterai pada tangan kanan Allah, Allah akan membuatnya berhasil seperti yang ditulis dalam Yeremia 22:24-25. Zerubabel tidak hanya diberikan cincin bermaterai, tapi dinyatakan seperti cincin bermaterai Allah. P: Dalam kitab Hagai 2:23, bagaimana Zerubabel dipilih untuk di masa depan? J: Zerubabel adalah pemerintah yang berada di bawah penguasaan bangsa yang nantinya akan membangun kembali Bait suci. Tapi lebih dari penghargaan tersebut. Matius 1:1213,16 menunjukkan bahwa keturunan Zerubabel, Yusuf, adalah ayah yang secara hukum dari Mesias. Sebagai tambahan, nama Zerubabel diarahkan dari bahasa Akadia, zer babili, yang berarti keturunan bangsa Babilonia. P: Tata bahasa seperti apa yang digunakan oleh Hagai? J: Hagai tidak menggunakan banyak hal; pesannya biasa dan langsung berbeda dengan Zakharia, Salomo, Yesaya. Inilah yang digunakannya. Sajak: dalam Hagai 1:6 hammistakker, mistakker Hagai 1:10 ‘al-ken, ‘alekem Hagai 2:6 ‘ahat, me’at Kiasme: dalam Hagai 1:9-11 Antitesis: dalam Hagai 1:6. ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Gaya dialog seperti nabi Maleaki. Dalam Haggai 1:4,5,9; 2:11-13 Pengulangan dalam pekerjaan: “Inilah yang dikatakan Tuhan” atau ada 26 kali kalimat yang sama dalam 38 ayat. Roh 3 kali dalam Hagai 1:14 Pasangan dari 2 atau 4 (tapi bukan 3,5, atau selebihnya): Hagai 1:11 ladang dan pegunungan, anggur dan minyak, manusia dan ternak. Hagai 2:2 Zerubabel dan Yosua Hagai 2:6 langit dan bumi, laut dan daratan. Hagai 2:21 langit dan bumi. Hagai 2:22 tahta raja-raja dan kerjaan bangsa-bangsa Hagai 2:22 kereta dan pengendaranya, kuda dan pengendaranya. P: Dalam kitab Hagai, salinan-salinan apa sajakah yang masih ada sampai sekarang? J: Dead Sea scrolls: (tahun 1 S.M.) ada satu salinan (dalam dua bagian) mengenai Hagai diantara Dead Sea scrolls. (The Dead Sea Scrolls Translated hal.479). 4Q77 (=4QXIIb) berisi kitab Hagai 1:1-2; 2:2-4 12 4Q80 (=4QXIIe) berisi kitab Hagai 2:18-21 Namun, The Dead Sea Scrolls Translated hal.479 mengatakan 4Q80 hampir dengan khusus berisi tentang Zakharia. Nahal Hever adalah sebuah gua dekat Engedi, yang mempunyai penggalan kalimat dari nabi-nabi kecil dalam bahasa Yunani (8 Hev XIIgr). Menurut Manuscripts of the Greek Bible hal.34, itu ditulis diantara tahun 50 S.M. dan tahun 50 A.D.. Penggalan kalimat itu disembunyikan selama Bar Kokhba memberontak melawan Roma. Itu adalah sebuah revisi atau pembetulan dari tulisan Septuagin, yang dibuat di Yudea, dan hampir semuanya mirip seperti tulisan Masoretik. Gulungan kitab wadi Murabb'at (Mur XII) berasal dari tahun132 A.D. Dalam gulungan itu berisi kitab Hagai 1:1,12-15; 2:1-8,10,12-23 sama seperti nabi-nabi kecil. Dalam kitab Hagai memang hal-hal tersebut mirip dengan tulisan Masoretik kecuali dua kata. Secara keseluruhan, semuanya dijaga dalam gulungan atau salinan Laut Mati atau dikenal Dead Sea scrolls, Nahal Hever dan wadi Murabb’at adalah ayat berikutnya dari kitab Hagai: 1:1-2, 12-15; 2:1-8,10,12-23. Dengan kata lain, sedikitnya sebagian dari setiap ayat kecuali ayat 1:3-11; 2:9,11. Lihat dalam The Meaning of the Dead Sea Scrolls untuk informasi lebih lengkap. Salinan Alkitab Kristen, dari sekitar tahun 350 A.D., berisi Perjanjian Lama, termasuk kitab Hagai. Dua dari salinan tersebut ditulis oleh Vaticanus (tahun 325-250 A.D.) dan Alexandrinus (tahun 450 A.D.), dimana kitab-kitab dari kedua belas nabi kecil ditempatkan sebelum Yesaya. Hagai adalah yang lengkap dalam kedua versi baik, Vaticanus dan Alexandrinus. Sinaiticus (tahun 340-350 A.D.) juga memiliki keseluruhan kitab. P: Siapakah penulis di masa awal yang mengarah pada kitab Hagai? J: Alkitab mengarah pada kitab Hagai dalam Ezra 5:1; 6:14, dan Ibrani 12:26 merangkum Hagai 2:6. Ada sebuah kiasan secara umum tentang Hagai dalam Zakharia 8:9. Tulisan Septuagin menyatakan Mazmur 138, 146, 147, 147:12 dan 148 ditulis oleh Hagai dan Zakharia. Penulis Mazmur dari Alcuin yang menulis dalam bahasa Latin Gallican mempunyai Mazmur 111, 112, 146, dan 147 ditulis oleh Hagai dan Zakharia. Dalam kitab Apokrif, 1 Makabe 6:1; 7:3; 2 Makabe 1:40 mengarah pada Hagai, dan Sirakh (= pengkhotbah) 4:11) mengutip bagian dari Hagai 2:23 Penulis zaman Pra-Nicene yang mereferensikan atau menyinggug ayat-ayat dalam Hagai adalah: X Letter of Barnabas (tahun 100-150 A.D.) bag.16 hal.147 yang dinyatakan untuk mengarahkan pada kitab Hagai 2:10, tapi itu sepertinya masih sebuah kiasan yang samara-samar yang tidak diperhatikan disini. Clement dari Alexandria (tahun 193-217-220 A.D.) mengutip kitab Hagai 1:6 sebagai “kitab Injil”. Stromata buku seri 3 bag.6 hal.391. Ia juga mengutip kitab Hagai 1:6 dalam The Instructor seri 2 bag.3 hal.248 Tertullian (tahun 200-240 A.D.) menyinggung pada “goncangan alam semesta” di seluruh dunia dalam Hagai 2:6 dan Ibrani 12:26,27 dalam buku Monogamy bag.16 hal.72 Origen (tahun 225-254 A.D.) mengutip Hagai 2:6 seperti yang ditulis oleh Hagai dalam Origen Against Celsus seri 7 bag.30 hal.623 Cyprian dari Kartago (tahun 246-258 A.D.) mengutip nama Hagai dalam buku Treatise 12 The Third Book 20. Setelah Nicea (tahun 325 A.D.) Athanasius dari Alexandria (tahun 331 A.D.) (menyatakan karena menyebutkan dua belas nabi) “Ada, dalam Perjanjian Lama, dua puluh dua kitab, … lalu nabi-nabi, dua belas nabi itu digabungkan menjadi satu kitab….” Athanasius Easter Letter 39 bag.4 hal.552. Efraim seorang Siria (tahun 350-378 A.D.) 13 Basil dari Kapadokia (tahun 357-378 A.D.) Cyril dari Yerusalem (tahun 349-386 A.D.) menyebutkan kitab nabi-nabi, termasuk baik yang dua belas dan yang lainnya. Mikha 3:8 seperti dalam Mikha, Yoel 2:28 seperti dalam Yoel, Hagai 2:4 seperti dalam Hagai, Zakharia 1:6 seperti dalam Zakharia. Catechetical Lectures Kuliah 16.29 hal.122 Gregory Nazianzen (tahun 330-391 A.D.) Syriac Book of Steps (Liber Graduum) (tahun 350-400 A.D.) mengarah pada Hagai 1:6 dalam Memra 7 hal.78 Rufinus (tahun 374-406 A.D.) Yohanes Chrysostom (sampai tahun 407 A.D.) Yerome (tahun 373-420 A.D.) Penyadur orang kafir Theodore dari Mopsuestia (tahun 392-423/429 A.D.) Augustine dari Hippo (tahun 388-Aug 28, 430 A.D.) John Cassian (Bapa dari Para semi penyadur) (tahun 419-430 A.D.) P: Dalam kitab Hagai, apa saja perbedaan terjemahan dalam bahasa Ibrani dan Yunani Septuagin? J: Kalimat pertama adalah tulisan Masoretik, yang kedua adalah tulisan Septuagin, kecuali kalau ada catatan lain. Hanya ada dua perbedaan kecil dalam 2:1 dan 2:3 antara tulisan Masoretik dan salinan wadi Murabb’at menurut An Exegetical Commentary hal.17 dan Benoit dkk. Les Grottes de Murabba’at, 184. Hag 1:1 “oleh” vs. “oleh tangan” Hag 1:2 “datang” (bo’) (tulisan Massoretik) vs. “telah datang” (ba’) tulisan Septuagin (juga NIV) Hag 1:2 “bupati Yehuda” vs. “suku bangsa Yehuda” Hag 1:8 “bawalah” vs. “potonglah” (bahasa Ibrani yang didasarkan oleh tulisan Septuagin berdasar pada satu kata yang berbeda) Hag 1:9 “lihatlah” vs. “menjadi” Hag 1:9 “Aku menghembuskannya” vs. “Aku menghembuskannya (dalam past tense)” Hag 1:9 “Mengapa” vs. “Oleh karena apa” Hag 1:11 “kekeringan datang keatas negri” vs. “pedang keatas negri” Hag 1:11 “tangan-tanganmu” vs. “tangan-tangan mereka” Hag 1:12 “Lalu” vs. “Dan” Hag 1:12 “Allah mereka” vs. “pada mereka” Hag 1:13 “berkatalah menurut pesan” vs. “berkata diantara para utusan” Hag 1:14 “selebihnya dari bangsa” vs. “selebihnya dari semua bangsa” Hag 1:14 “datang” vs. “datang atau masuk” Hag 2:1 “melalui” (beyad) (tulisan Massoretik), vs. “pada” (‘el) dalam salinan wadi Murabb’at (An Exegetical Commentary hal.17 dan Benoit dkk. Les Grottes de Murabba’at, 184. Hag 2:2 “selebihnya” vs. “semua lebihnya (sisanya)” Hag 2:3 (‘oto) (tulisan Massoretik) vs/ (‘itto) dalam salinan wadi Murabb’at. Hag 2:4 “kuatkanlah hatimu, Hai Yosua” vs. “kuatkanlah dirimu, Hai Yesus” Hag 2:4 “kuatkanlah hatimu … rakyat negri” vs. “kuatkanlah dirimu, … rakyat negri” Hag 2:5 “Sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir, dan RohKu” vs. “RohKu” Hag 2:6 “sekali lagi” vs. “sedikit waktu lagi” (Lihatlah An Exegetical Commentary on Haggai, Zechariah, Malachi hal.41-42.) Hag 2:9 “Tuhan Yang Maha Kuasa” vs. “Tuhan Yang Maha Kuasa: dan bahkan damai sejahtera, untuk menyelamatkan setiap orang / semua yang telah berada dalam dasar untuk membangun bait suci ini.” Hag 2:14 “dan setiap pekerjaan” vs. “dan semua pekerjaan” 14 Hag 2:14 “najis” vs. “najis, karena kesalahan mereka terdahulu/ mendapatkan kemenangan dengan cepat, mereka akan menderita atas usaha mereka, dan engkau semua membenci/ telah membenci mereka yang menyalurkan keadilan di gerbang kota/ dalam gerbang.” Hag 2:22 “tahta kerajaan” vs. “tahta-tahta raja-raja” Hag 2:22 “oleh pedang temannya” vs. “oleh pedang melawan temannya” Hag 2:23 “Zerubabel, hambaKu, putra dari Shealtiel” vs. “Zerubabel, putra dari Salathiel, hambaKu” Hag 2:23 “bermaterai/cap” vs. “bermaterai/sah” 15