P: Dalam kitab Hagai 1:1, kapan kitab Hagai ditulis?

advertisement
Pertanyaan Mengenai Alkitab Pada Kitab
Hagai
P: Dalam kitab Hagai, apa yang kita ketahui mengenai nabi ini dan kitabnya?
J: Tidak ada yang dapat diketahui mengenai Hagai kecuali apa yang disebutkan dalam
kitabnya. Namanya berarti “yang berhubungan dengan pesta” atau “perayaan” dan bahwa
ia dan Zakharia disebutkan dalam Ezra 5:1; 6:14. Karena nama Hagai berarti “perayaan”,
mungkin Hagai lahir pada sebuah hari besar kaum Yahudi. Kiasan mengenai Hagai ada
dalam kitab Zakharia 8:9 dan Ibrani 12:26.
Hanya 50.000 orang Yahudi yang kembali pada tahun 538 S.M. kemudian mereka
memulai membangun bait suci sampai dua tahun berikutnya lalu berhenti. Dan sekarang,
18 tahun kemudian, bait suci masih dalam keadaan belum diselesaikan. Pesan pertama,
pada perayaan bulan baru (Bilangan 10:10), mendesak umat Allah, yang telah kehilangan
pengharapan mereka. Dalam kitab Hagai kita akan belajar mengenai beberapa hal
mengenai Allah dan umatNya, tapi pengajaran tentang kebenaran bukanlah hal yang
utama dalam kitab ini. Hal yang utama adalah umat itu sendiri, dan kita, yang diharapkan
untuk berubah.
Hagai dan Zakharia adalah sejaman dan sungguh menarik membedakan gaya dari
kedua nabi ini. Gaya Hagai umumnya biasa saja, seorang yang teratur, dan dibandingkan
secara langsung pada symbol-simbol dan menginspirasi Zakharia. Tapi Allah
menggunakan beragam gaya. H.A. Ironside dalam The Minor Prophets hal.221 menyebut
Hagai dan Zakharia “sebagai lubang yang dihaluskan dari getaran suara Tuhan, yang
mempunyai misi untuk membangkitkan kembali hati dari setiap umat bahwa mereka
istimewa bagiNya.”
P: Dalam kitab Hagai, apakah yang menjadi hal yang utama disini?
J: Kitab Hagai adalah sebuah kitab mengenai “ketika sesuatu terjadi bukanlah yang
terbaik”. Ada dua poin tambahan yang utama. Pertama, manusia sudah pintar untuk
membangun rumah mereka sendiri, tapi mereka lupa untuk membangun Rumah Allah.
Tidak seperti nabi-nabi pada zaman pengasingan awal, Hagai dalam pesannya tidak
memarahi mereka untuk banyak hal-hal yang buruk yang karena mereka melakukan
kesalahan. Ia memarahi mereka karena tidak melakukan dengan benar. Mereka
terperanjak dalam kesukaan dunia ini sementara itu melupakan Tuhan.
Kedua, mereka tidak seharusnya kecewa ketika 50.000 orang Yahudi yang miskin tidak
dapat membangun bait suci sebagus yang dibangun Salomo dengan emasnya dan dua
setengah juta orang warga negaranya. Kita seharusnya bersuka jika kita menurut pada
Allah akan kehendakNya, dan tidak melihat hanya tampilan luarnya saja.
P: Dalam kitab Hagai, apa yang menjadi garis besar dari kitab ini?
J: Kitab Hagai dapat dipelajari pada tiga tingkatan: a) membangun rumah Allah, b) kembali
pada Allah atau c) ketika segala sesuatu terjadi bukanlah yang terbaik. Pasal pertama
berfokus pada ketika umat Allah tidak memberikan yang terbaik dari mereka, dan pasal
kedua menunjukkan kita untuk tetap berbesar hati ketika hasil yang kita dapat bukanlah
yang terbaik yang kita harapkan.
Kitab Hagai merupakan kitab kedua terpendek dalam Perjanjian Lama (setelah
Obadiah), dan garis besar dalam kitab ini sangat sederhana. Kitab Hagai memiliki empat
pandangan.
Hagai 1:1-15 Pesan Pertama – Berhenti Menunda dan Bangunlah Rumah Tuhan
sekarang (29 Agustus tahun 520 S.M.)
Hagai 1:1-11 Mengingat peringatan Allah atas umatNya yang suka menangguhkan.
1
Hagai 1:12-15 Suara Tuhan membuat mereka menurut
Hagai 2:1-9 Kemuliaan bagi Rumah Tuhan (21 September, tahun 520 S.M.)
Hagai 2:1-4 Ya, Bait suci tidak terlihat bagus seperti yang dahulu
Hagai 2:5-9 Roh Tuhan tetap tinggal ditengah mereka, tapi sedikit waktu lagi Tuhan
akan menggoncangkan langit dan bumi
Hagai 2:10-19 Tuhan Bahkan Dapat Memberkati Apa yang Telah Dicemarkan (17
Oktober, tahun 520 S.M.)
Hagai 2:10-15 Kekudusan bukanlah penyakit, namun kenajisanlah yang adalah
penyakit, tidak ada harapan akan alam semesta untuk orang-orang ini
Hagai 2:16-19 Tuhan sungguh-sungguh berjanji untuk manjauhkan hal ini dari
umatNya
Hagai 2:20-23 Membalikkan Kutukan (18 Desember, tahun 520 S.M.)
Hagai 2:20-22 Menjauhkan dari bangsa asing
Hagai 2:23 Zerubabel, keturunan Yoakin dan cincin materai
P: Dalam kitab Hagai 1:1, kapan kitab Hagai ditulis?
J: Menurut apa yang dituliskan dalam Hagai 1, ini adalah tahun 520 S.M. Tanggalnya yang
tepat adalah ada dalam sebuah tulisan roman Babilonia dan bangsa Persia, seperti
sejarah Babilonia, yang tepatnya menanggalkan setiap kejadian. Hagai hidup dibawah
kekuasaan bangsa Babilonia dan Persia, dan oleh karena itu menanggalkan segala
sesuatu oleh kalender Babilonia, bukan kalender Perjanjian Lama, seperti orang yang
telah hidup di bawah kekuasaan mereka. Hagai juga tidak biasa dalam menyebutkan uang
logam yang tercetak, yang mana Darius belajar dari kerajaan Lydia.
P: Dalam kitab Hagai 1:1, kejadian alam yang terjadi selama masa ini?
Tahun 538 S.M. Sekitar 50.000 orang Yahudi diijinkan untuk kembali ke negrinya ketika
Cyrus mengalahkan Babilonia.
Tahun 538 S.M. Kaum Yahudi membangun bait suci selama 2 tahun dan lalu
menghentikannya.
- tahun 530 S.M. Cyrus meninggal dalam peperangan.
Tahun 530-522 S.M. Kambises II memerintahkan Persia. Ia adalan seorang tirani yang
ceroboh dalam memerintah kekaisaran. Semua berada dalam kedamaian dalam Kerajaan
Persia (pax Persiaca) kecuali pemberontakan Mesir, yang mana Kambises membikin
barisan untuk bangsa Filistin dalam pasukannya untuk menaklukannya.
Tahun 522-521 S.M. Kambises meninggal secara misterius dan ada sebuah
pemberontakan di Persia. Artaxerxes (seorang penipu yang memerintah selama 7 bulan.
Ia disebut orang Semi-Smerdis oleh bangsa Yunani dan sejarawan saat ini) (Ia menulis
surat dalam Ezra 4:7-23 mengenai pemberhentian pembangunan bangunan)
Tahun 522/521-486 S.M. Darius I Histaspis menjadi raja setelah membunuh seorang
penipu. Ia berperang pada bangsa Skitia dan Yunani, takluk dalam perang marathon
dalam tahun 490 S.M. Ester adalah ratunya)
Tahun 520 S.M. Hagai dan Zakharia memberikan nubuatan mereka yang pertama
Tahun 519-518 S.M. Tentara Persia melakukan gerakan menyusuri Palestina dan
mengalahkan bangsa Mesir
Tahun 486-465/464 S.M. Xerxes I (dibunuh) (sama seperti Ahasuerus dalam Ezra 4:6 dan
Ester)
Tahun 464-336 S.M. Artaxerxes I (dipanggil yang pertama untuk menghapus ingatan dari
penipu Artaxerxes.
Tahun 445 S.M. Nehemia datang ke Yerusalem untuk membuat tembok kota
2
P: Dalam kitab Hagai 1:2, apakah keapatisan manusia mencegah pembangunan Bait
Allah, atau apakah pihak asing yang berlawanan yang mencegah itu seperti yang
dikatakan dalam Ezra 4:7-23?
J: Keduanya mempunyai sebuah peran. Di bawah ini urutan kejadiannya.
1. Tahun 538 S.M., Cyrus mengeluarkan sebuah keputusan yang mengijinkan bangsa
Yahudi untuk kembali ke negrinya dan membangun Bait Allah milik mereka.
2. Tahun 536 S.M., bangsa Yahudi memulai untuk membuat dasar bagi Bait Allah.
3. Musuh bangsa Yehuda (bangsa Samaria, Amon, Arab dan yang lain) menulis sebuah
surat pada raja (diberi gelar Artaxerxes, tapi sejarawan modern menyebutnya SemiSmerdis tahun 522-521 S.M.). Ia mengeluarkan sebuah keputusan untuk memberhentikan
pekerjaan bangunan.
4. Tahun 520 S.M., (Ezra 5:1) Tuhan menggunakan Hagai untuk memarahi orang-orang
itu karena tidak membangun kembali Bait suci. Bangsa Yahudi lalu memulai
pembangunan lagi.
5. Musuh-musuh mempertanyakan kewenangan mereka untuk membangun kembali Bait
suci.
6. Bangsa Yahudi menyatakan dalam suratnya pada raja Darius keputusan sebelumnya
dari raja Cyrus, dan setelah sebuah pencarian, dimana perintah ditemukan. Ester 1:19 dan
Daniel 6:8 mengatakan bahwa hukum dari raja-raja Persia tidak dapat dicabut.
7. Bait suci akhirnya selesai dibangun sekitar tahun 516 S.M.
Lihatlah dalam When Critics Ask hal.319 untuk informasi lebih lanjut.
P: Dalam kitab Hagai 1:2 mereka mengabaikan pembangunan Rumah Allah, dan kita
juga bisa melakukan hal yang sama saat ini. 1 Petrus 2:5 mengatakan bahwa Rumah
Allah bukanlah sebuah bangunan, tapi kita, gerejaNya. Bagaimana kita bisa
mengabaikan Rumah Allah?
J: Ketika saya merasa bahwa banyak orang Kristen melakukan hal ini tidak dengan
sengaja, kita dapat melakukannya tanpa sebuah maksud apa-apa. Satu caranya adalah
menghilangkan semangat mereka untuk menjadi bangunan itu. Tetapi, mungkin ada cara
yang umum misalnya adalah dengan memusatkan perhatian pada sesuatu yang lain,
entah pada musik, membangunan tempat yang lain, atau bahkan pengetahuan, yang
mengatakan bahwa kemenurutan pada Tuhan bukanlah menjadi prioritas utama mereka.
P: Dalam kitab Hagai 1:1-3, apakah kesalahan yang dilakukan orang pada masa ini?
J: Ini tidak berarti bahwa mereka melakukan perbuatan jahat, tapi mereka membiarkan
ambisi mereka sendiri untuk menjadi sebuah prioritas dibanding dengan melayani Tuhan,
seperti yang ditunjukan dalam Hagai 1:3.
P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, mengapa anda berpikir kesukaan dari umat Tuhan
terkadang menyusut?
J: Terdapat kurang lebih empat alasan.
Kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan bekerja dalam mereka untuk membuat mereka
berhasil dalam mencapai tujuan mereka.
Memperkecil kasih mereka pada Tuhan dan sesama manusia yang memotivasi mereka
untuk bergerak ke masa depan. Mereka tidak merasakan keberhargaan sebuah usaha,
kerja keras, atau pengorbanan untuk mengusahakan tujuan itu.
Menyerah dari pengharapan, dan berkecil hati untuk melakukan kemajuan. Mereka tidak
melihat bahwa mereka dapat mencapai tujuan dari apa yang diharapkan mereka berada di
sana.
Kehilangan impian: Mereka telah berubah dan sekarang ingin untuk berusaha pada
tujuan yang lain, mungkin untuk memuaskan ambisi mereka sendiri.
3
P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, mengapa manusia pada umumnya suka menundanunda? Mengapa manusia juga menunda dalam melakukan kehendak Allah?
J: Penundaan atau pengangguhan sebuah tindakan bukanlah menolak untuk melakukan
sesuatu; lebih lagi ini dibenarkan sebagai penundaan sampai waktu yang lebih baik.
Banyak waktu sekarang ini yang terlihat lebih baik, atau sedikit susah payah; dan itu
merupakan cara untuk melakukan sesuatu yang penting. Banyak hal sekarang ini yang
“mendesak” dimana hal-hal tersebut mempunyai batas akhir. Tapi beberapa hal yang
sangat penting ada juga yang tidak mendesak karena tidak mempunyai batas akhir.
Percetakan InterVarsitas mempublikasikan sebuah buku kecil yang sangat baik mengenai
hal ini, yang disebut The Tyranny of the Urgent. Dalam buku itu ditunjukkan bagaimana
kejamnya kemendesakan adalah musuh dari sesuatu yang penting.
Jenis kedua dari penundaan adalah “analysis paralysis” atau menunda untuk membuat
keputusan, terutama sebuha keputusan yang tidak menyenangkan untuk dibuat. Pada
satu yang ekstrim, tidaklah baik untuk membuat keputusan yang mendadak dengan tanpa
sebuah dasar mengenai keputusan itu. Hal ekstrim lainnya, penundaan seringkali
dirasionalisasikan dengan mengatakan, “saya tidak mempunyai semua data yang
diperlukan”. Khususnya anda tidak pernah akan mendapatkan semua datanya! Tapi jika
anda mempunyai data yang cukuppun mungkin anda tidak akan mengubah keputusan itu,
oleh karena itu anda harus memutuskan dari sekarang.
Matius 6:33 mengatakan carilah kerjaan Allah terlebih dahulu. Terkadang manusia tidak
melakukan apa yang Allah inginkan mereka untuk lakukan karena mereka merasa mereka
mempunyai sesuatu yang lebih penting. Tapi tidak ada yang lebih penting dari pada
melayani Allah.
P: Dalam kitab Hagai 1:2-4, apa dispensasi yang diberikan orang Kristen pada
penundaan dalam bertekun pada Allah?
J: Di bawah ini sepuluh rasionalisasi.
I persepuluhan. (tapi lihat Lukas 21:1-4; 2 Kor 8:2-3)
Mungkin ini tidak selalu menyenangkan. (tapi lihat 2 Korintus 1:8-9; Filipi 3:14; 1 Korintus
3:12-15; dan 1 Korintus 9:23-25)
Jika saya memberikan semuanya pada Allah, keluarga saya akan kelaparan. (tapi lihat 1
Timotius 5:8; Amsal 31:21-25)
Saya mungkin sejauh ini tidak terlalu bagus dalam karir. (lihat Ibrani 11:24-26; 11:37; 1
Tim 6:9-10)
Inipun mungkin tidak menyelamatkan saya. (lihat 1 Raja-raja 19:10; Abraham dan
penyerbuan bangsa Elam)
Saya menginginkan beberapa asuransi sehingga keluarga saya akan selamat. (lihat
Yehezkiel 24:18; Ayub 1:2-3 vs. 42:12-13)
Sebelum mengetahui Allah, saya telah pergi terlalu jauh dari kebajikan Allah untuk
menggunakan saya. (Paulus)
Setelah mengetahui Allah, saya telah pergi terlalu jauh dari kehendak Allah. (lihat Yunus,
Petrus, 2 Korintus 2:5-10)
Sekarang ini, saya bukanlah seorang yang sempurna. (lihat 2 Korintus 12:7-10)
Jika hanya memberkan apa yang saya butuhkan, dan saya menghabiskan dengan sia-sia
dari apa yang telah Ia berikan pada saya. (lihat Keluaran 34:1)
Minggu ini menghormati Allah dalam cara yang khusus. Temukan sesuatu bahwa anda
mengetahui Tuhan menginginkan anda untuk melakukannya, tapi anda menundanya, dan
memulai untuk melakukannya sekarang. Daripada, menemukan sebuah kebiasaan yang
Allah inginkan supaya anda berhenti melakukannya, tapi anda menundanya, dan berhenti
sekarang.
P: Bagaimana kitab Hagai 1:2-4 dan Yakobus 1:6-7 berhubungan satu sama lain?
4
J: Yakobus 1:6-7 mengatakan bahwa jika seseorang mengetahui apa yang Allah inginkan
untuk mereka lakukan, lalu itu dosa. Di bawah ini beberapa alasan mengapa manusia
umumnya suka menunda.
Mengatakan mereka terlalu lelah
Terlalu banyak hal yang lain
Jika tidak bisa melakukan dengan baik, maka lebih baik tidak melakukannya
Bekerja lebih baik jika tanpa tekanan
Kurangnya keakraban, berada di luar zona nyaman kita
Tidak melihat batas akhir
Memberikan izin untuk diri anda sendiri, mengambil inisiatif (tidak ada manusia di dunia ini
memberikan Hagai izin untuk berbicara – kecuali Hagai sendiri)
Tidak melihat akibat yang segera datang
Tidak ada tanggung jawab
Kita hanya tidak ingin melakukannya. Kita tidak melihat manfaatnya dari melakukan hal itu
Kurangnya disiplin diri, yang adalah melakukan apa yang terbaik dari diri anda, apakah itu
disukai atau tidak.
Takut akan berkurangnya kesuksesan
P: Dalam kitab Hagai 1:3-4, mengapa anda berpikir Allah menghukum dulu, baru
menjelaskan kemudian, ketika ia sering melawan?
J: Secara khusus Allah memperingatkan orang yang menyimpang atau mengabaikan dan
lalu jika mereka tidak berubah juga Tuhan menghukumnya. Tapi ada dua jenis dari
ketidakmenurutan: menyimpang dan menunda. Mereka yang sudah mengetahui apa yang
harus dilakukan, mereka tidaklah menyimpang atau secara tulus tidak ingin
melakukannya, tapi mereka hanya menunda-nunda ketika mereka sedang melakukan
pekerjaan mereka sendiri. Tuhan memberikan mereka akibat yang buruk karena
sebenarnya mereka mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan. Tuhan
menghukum karena ketidakmenurutan. Mereka terlalu sibuk bekerja pada pekerjaan
mereka sendiri tanpa meluangkan waktu untuk Tuhan, maka Tuhan menjadikan apa yang
mereka kerjakan tidak akan berhasil.
P: Dalam kitab Hagai 1:4 rumah yang dipapani?
J: Beberapa cendikia berpikir ini berarti sebuah rumah yang mewah dengan papan kayu.
Yang lain mengatakan ini hanyalah sebuah rumah dengan sebuah atap. Tapi jika itu
dimaksudkan sesuai dengan yang kedua, maka mengapa tempat ini hanyalah satusatunya tempat dalam Alkitab dimana penulis merasakan butuh untuk mengatakan
sebuah rumah dengan sebuah atap.
P: Dalam kitab Hagai 1:5,7; 2:15,18 (2 kali), bagaimana bisa kita memberikan
perhatian pada keadaan kita?
J: Kita dapat memulai dengan berdoa bertanya pada Tuhan untuk menunjukkan pada kita
kesalahan yang tersembunyi, sebagaimana juga mengingatkan kita pada kesalahan yang
sangat kelihatan. Kita dapat mengukur bilamana keinginan, perhatian, dan rencana kita
memimpin kita dan keluarga kita mengarah pada Tuhan dan menjadikan kita seperti citra
Kristus, atau meninggalkannya. Kita dapat bertanya jika ada yang penting yang kita
tinggalkan yang belum dikerjakan, demi sesuatu yang sepele. Pada umumnya, kita dapat
memberikan melalui: waktu kita, dimana kita dipimpin, prioritas, uang, dan kesenangan –
atau dimana hati kita berada.
P: Dalam kitab Hagai 1:5-7,11,16-17, mengapa Tuhan terkadang memilih untuk tidak
memberkati umatNya sendiri?
5
J: Jawaban untuk pertanyaan ini adalah pelajaran utama dari kitab Hagai. Ketika umat
Tuhan tidak menghormatiNya seperti yang seharusnya mereka lakukan, dan mereka
sama sekali tidak menurut, Tuhan akan merencanakan suatu keadaan yang dapat
membuat mereka terdorong untuk menurut. Kita seringkali melakukan disiplin yang sama
pada anak kita. Disiplin tidak selalu berupa hukuman fisik. Jenis hukuman yang Tuhan
gunakan disini untuk manusia kadang disebut “konsekuensi disiplin yang logis”.
P: Dalam kitab Hagai 1:9-11, apa yang luar biasa tentang struktur dari ayat ini?
J: Ini adalah semacam tata bahasa yang disebut chiasme.
Hagai 1:9a-b Tuhan mendisiplinkan mereka
-- Hagai 1:9c-e Karena rumah Allah dalam keadaan rusak
-- Hagai 1:10a Karena kamu
Hagai 1:10b-11 Tuhan mendisiplinkan mereka
P: Mengapa kitab Hagai 1:10,11 menyebutkan embun bukan hujan?
J: Selama musim panas, dari bulan April sampai Oktober, tidak ada hujan di Israel. Tapi
biasanya disana ada embun dari hembusan angin yang datang dari laut Mediterania.
Maka embun sangat penting untuk hasil panen di musim panas. Allah mengirimkan masa
kekeringan (horeb) tanpa adanya embun, karena BaitNya menjadi reruntuhan (hareb). Ia
menggunakan permainan kata-kata untuk menghukum mereka. Yakobus 4:17
mengatakan bahwa doa orang benar sangat besar khasiatnya, dan seperti contohnya
adalah doa Elia supaya tidak ada hujan, dan lalu berdoa supaya hujan datang. Doa orangorang seperti ini tidak ada apa-apanya, karena mereka tidak sepenuhnya menyerahkan
diri mereka pada Tuhan. Yakobus 1:7-8 mengatakan bahwa orang yang pikirannya terbagi
dua tidak seharusnya berpikir bahwa ia akan mendapat segala sesuatu dari Tuhan.
P: Kitab Hagai 1:13; 2:4 mengatakan, “Aku bersamamu, kata Tuhan”. Kitab Hagai
2:5 dan 2:19 juga memberikan janji yang sama tentang berkat. Bagaimanakah ini
menjadi berkat terbaik bagi semua umat?
J: Elia mengetahui jawabannya dalam 1 Raja-raja 19:11-13. Tuuhan menunjukkannya
beragam kekuatan dalam alam, tapi Elia mengetahui bahwa kehadiran Tuhan tidak ada
dalam kekuatan itu; dan Elia tetap menanti kehadiran Tuhan. Ketika kita tidak puas
dengan apa yang telah ditunjukkan, tapi justru lebih ingin membuka hati dalam hadiratNya,
maka Tuhan akan berada bersama kita. Janji bahwa Tuhan Allah akan beserta kita, dalam
jarak yang sangat dekat dan sangat pribadi, merupakan janji terbaik yang boleh kita
pegang juga bagi semuanya.
P: Dalam kitab Hagai 1:14, bagaimana Allah menggerakan semangat dari
seseorang?
J: Allah melepaskan ikatan yang membuat semangat mereka hilang. Ia memulihkan iman
mereka, memberikan mereka sebuah hati yang baru, mengangkat harapan mereka dan
memberikan mereka tentang masa depan. Allah menggunakan baik penguatan negatif
juga positif, sesuai kebutuhan.
Dalam masa Hagai mereka mulai membangun dalam 23 hari. Ini memberikan waktu
mereka untuk mengatur dan mengakhiri masa panen dari ara, anggur, dan buah delima.
Mereka mungkin tidak merasa mereka mempunyai sumber daya alam yang cukup, tapi
Ezra 6:8,9 mengatakan bahwa raja Darius bahkan memberikan uang pada mereka! Ezra
6:15 mengatakan bait suci diselesaikan empat tahun kemudian.
P: Dalam kitab Hagai 2:1, apa yang signifikan ketika membicarakan tentang kalimat
“selebihnya dari bangsa itu” vs. hanya bangsa itu?
6
J: Ada sekitar satu setengah juta orang Israel dalam masanya Salomo, tapi di saat ini
hanya 50.000 bangsa Yahudi yang kembali ke kotanya. Mereka telah dengan jelas melihat
banyak orang dan sumber daya alam yang sangat jauh lebih banyak untuk membuat
sebuah bait suci. Sebuah kata kuncinya adalah sikap mereka akan seperti itu ketika bait
suci mencerminkan hal itu.
Sebuah artikel Exegetical Commentary : Hagai, Zechariah, Malachi hal.37 mengatakan
bahwa “sisa” bukan berarti bangsa yang terpilih, tapi lebih kepada sedikitnya penduduk
yang tidak terlalu signifikan yang kembali dari Babilonia.
P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bagaimana bisa secara paradoks sebuah keinginan
untuk sukses terkadang menjadi gagal karena penundaan?
J: Terkadang orang menunda karena mereka lebih baik tidak melakukan apapun daripada
mendapatkan kegagalan. Sejujurnya, beberapa hal yang Tuhan inginkan kita untuk
lakukan, jika kita melakukannya dengan benar, penuh kerendahan hati dan dengan
kemenurutan, dan menyerahkannya pada Tuhan, akan tetap menjadi sebuah kegagalan, setidaknya dimata dunia.
Orang-orang pada masa Hagai menyerah atas masa-masa yang menguntungkan untuk
meraih keberhasilan, dan dengan dorongan Hagai, mereka memulai membangun kembali.
Waktu mengenai pesan kedua, pada 17 Oktober 520 S.M., pada hari ketujuh pada pesta
Tabernakel, memiliki dua arti. Pertama, ini tepatnya terjadi 440 tahun sebelumnya, tahun
960 S.M. bahwa Salomo mempersembahkan bait suci yang ia bangun yaitu dalam 1 Rajaraja 6:38; 8:2. Kedua, hal itu terjadi sebulan kemudian, maka mereka telah siap untuk
melihat hasilnya. Ezra 3:10-13 mengatakan bahwa ketika beberapa orang bersorak atas
kegembiraan, yang lain menangis. Beberapa pendahulu yang telah kembali mungkin
mengingat tentang bait pada zaman dahulu.
Apakah iya atau tidak bait yang baru menjadi sebuah “keberhasilan” tergantung dari
pengertian anda apakah berdasarkan mata dunia atau menurut pandangan Tuhan.
P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bagaimana orang-orang menanggapi ketika segala
sesuatu tidak berjalan sebaik seperti yang pernah mereka ketahui sebelumnya?
J: Ezra 3:10-13 mengatakan bahwa beberapa orang bersuka, tapi yang lain menangis.
Jika anda datang ke gereja hanya untuk “melihat sebuah penampilan” sesegera mungkin
anda akan kecewa, atau anda akan berakhir dalam sebuah tempat dimana segala sesuatu
hanya memperlihatkan penampilan. Lebih baik untuk menjadi yang seperti adanya
daripada yang megah.
P: Apakah kitab Hagai 2:1-4 menunjukkan banyak kekecewaan pada peranan Tuhan
bahwa bait suci ini tidak seindah seperti zaman Salomo?
J: Sama sekali tidak. Ingatlah, bahwa Salomo juga membangun sebuah tempat memuja
dewa, dan orang-orang ini tidak akan membuat tempat pemujaan dewa. Membangun
sebuah Bait Allah yang biasa dan alami lebih baik daripada membangun Bait Allah yang
sangat megah untuk Tuhan tapi juga membangun tempat memuja untuk dewa.
P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, terkadang ini manusiawi untuk membandingkan
beragam jabatan keimaman, tapi kapan kita tidak harus melakukannya, dan
bagaimana seharusnya kita?
J: Dalam Yeremia 45, Barukh seorang ahli menulis adalah orang yang setia dalam zaman
nabi Yeremia. Yeremia adalah yang sangat berpengaruh selama beberapa abad, tapi
pada masanya kita tidak mempunyai salinan mengenai pertobatan seseorang. Kita tidak
mengatakannya karena hasil, uang yang diambil, atau kementerengan atau kegemerlapan
yang dimiliki Yeremia.
7
Tapi kita dapat dan harus melihat seandainya mereka membunyikan melalui doktrin dan
perbuatan, dan entah mereka melakukan apa yang Tuhan ingin orang Kristen untuk
lakukan atau tidak.
P: Dalam kitab Hagai 2:1-4, bait suci ini tidak kekurangan apapun, tapi bait suci ini
tidak memiliki perhiasan yang indah seperti pada bait milik Salomo. Bagaimana
beberapa orang Kristen, bergantung pada “perhiasan” yang mengarahkan pada
kitab suci, tetapi kehilangan konsentrasi mereka akan kitab suci itu sendiri?
J: Denominasi dan organisasi Kristen mempunyai dua jenis tujuan. Yang pertama
tujuannya adalah Tuhan bermaksud pada persekutuan. Tujuan yang kedua adalah tujuan
tambahan yang ditambahkan oleh manusia. Orang-orang pada masa Salomo dapat
percaya bahwa TUHAN adalah Tuhan yang sejati karena Yerusalem mempunyai bait suci
yang besar, perabot-perabot yang terbaik, dan hampir semua sisi bangunan dipenuhi
emas. Mereka semua mempunyai alasan yang salah untuk percaya. Itu adalah tujuan
seorang bangsawan untuk “memperhiasi” bait suci, tapi bait suci yang baru ini “tidak akan
dihiasi” dengan emas, puncak yang tinggi dan bagus, dan hal-hal menjebak lainnya.
Seperti kita melihat pada kehebatan, dan keindahan bangunan arsitek katedral di Eropa,
sebelum masa misionaris pada abad ke-18, seseorang bertanya-tanya mengenai apa
yang dapat dilakukan jika uang dan usaha melebihi dari sekedar pembangunan gereja
Tuhan yang nyata, seperti contohnya melalui penyebaran agama Kristen dan pemuridan.
Kita boleh saja berpendapat kita membutuhkan perhiasan untuk melayani Tuhan dengan
lebih baik, dan kita akan membutuhkannya, jika kita melayani dengan kekuatan kita
sendiri. Tapi kita tidak dapat melakukan apapun tanpa Kristus (Yohanes 15:15). Seperti
yang Paulus pelajari dalam 2 Korintus 12:10b “jika aku lemah, maka aku kuat.” (NIV)
P: Dalam kitab Hagai 2:4, mengapa sangat berarti untuk mengatakan pada imam
seperti Yosua untuk menguatkan hatinya, dan apa yang harus dilakukan ketika
keluar dari Mesir seperti dalam Hagai 2:5? Bagaimana “perintah” ini bisa menjadi
janji yang berharga?
J: Tuhan menggunakan kalimat yang sama yang Ia katakan pada Yosua dalam kitab
Yosua. Kita dapat menjadi terdorong dengan mengingat apa yang Tuhan telah lakukan
pada kita dan umatNya di masa lalu. Jika dilihat dari permukaan, Tuhan hanya
memerintahkan Yosua untuk menjadi kuat, tapi secara tidak langsund Tuhan mengatakan
bahwa Ia dapat membuatnya seperti Yosua yang terdahulu, dan Musa serta Harun, yang
mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir, dan mengalahkan tentara
Firaun tanpa bantuan dari siapapun – kecuali dengan bantuan Tuhan.
Sebagai catatan tambahan mengenai Yosua, ayahnya Yozadak dideportasi ke Babilonia
(1 Kor 6:15)
P: Dalam kitab Hagai 2:5 dan Yesaya 41:10, Tuhan berkata pada umat untuk tidak
takut. Apa yang harus mereka takuti?
J: Ketika ada banyak hal-hal yang khusus yang dapat mereka takuti, dapat disebutkan
setidaknya tiga kategori.
Ketakutan pada orang disekelilingnya: Bangsa Samaria, bangsa Amon, dan bangsa
Arab tidak merasa senang bahwa mereka akan membangun kembali tembok pada masa
Nehemia, dan mereka tidak menginginkan adanya bait suci pada zaman Hagai.
Ketakutan bahwa Tuhan tidak akan membawa mereka kembali: Orang-orang pada
kala itu sangatlah tidak menurut selama 70 tahun lalu sehingga Tuhan mengasingkan
mereka ke Babilonia. Hanya sebagian kecil yang kembali ke negrinya lagi. Mungkin ada
pertanyaan mengapa Tuhan masih menginginkan mereka. Janji Tuhan untuk selalu
beserta mereka dalam Hagai 1:13; 2:4 dan Yesaya 41:10 akan sangat berharga bagi
mereka. Jika seorang Kristen jatuh dalam dosa saat ini, ia mungkin akan bertanya apakah
8
Tuhan akan membawanya kembali. Janji yang telah dibuat pada masa itu masih ada
hingga sekarang. Pada kenyataannya, jika seseorang bertobat, itu karena Roh Kudus
meyakinkan mereka untuk melakukan pertobatan, dengan tujuan untuk membawa mereka
kembali.
Ketakutan pada kekuatan yang kecil dalam masa yang kacau: Tuhan berkata pada
bangsa Yahudi bahwa suatu kali Ia akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan
daratan, seperti dikatakan dalam Hagai 2:6. “Sekali Lagi” yang adalah pengingatan dari
yang dikatakan Keluaran19:16 dimana Tuhan menggoncangkan sebagian dunia pada
masa Musa hidup. Yesaya 41:10 mengatakan, “Maka janganlah takut, karena Aku
besertamu; janganlah bimbang, karena Aku Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan
akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang
membawa kemenangan.” (NIV)
P: Dalam kitab Hagai 2:6-7, kapan bumi dan langit digoncangkan?
J: Ketika Kristus mati di kayu salib, matahari menjadi gelap (Matius 27:45-46; Markus
15:33; Lukas 23:45), dan ada gempa bumi (Matius 27:51-52). Sejarawan yang bukan
orang Kristen yang adalah seorang Palestina bernama Thales (tahun 52 A.D.), juga
mengatakan bahwa kegelapan menyelimuti penyaliban Yesus.
Sebagai tambahan mengenai gempa bumi secara fisik, kematian Yesus, yang masuk ke
dalam maut, dan bangkit juga tentunya mengguncangkan segala roh di alam barzah.
P: Dalam kitab Hagai 2:7, siapakah kepunyaan seluruh bangsa?
J: Pertama kali, mari kita melihat pada tata bahasa Ibrani, dan lalu melihat pada tiga
pandangan.
Bahasa Ibrani pada kata “kepunyaan” (hemdat) adalah kata tunggal yang berhubungan
dengan perempuan, dan “akan datang” (ba’u) adalah kata jamak. Namun, “kepunyaan”
dalam kata jamak adalah (hamudat) yang mempunyai kata hidup yang sama. Bahasa
Ibrani aslinya ditulis tanpa menggunakan kata hidup.
Walt Kaiser dalam buku Hard Sayings of the Bible hal.341-342 menunjukkan bahwa
ketika kepunyaan adalah kata tunggal yang berhubungan dengan perempuan, konstruksi
yang sama mengarah pada Saul sebagai kepunyaan bangsa Israel dalam 1 Samuel 9:20,
dewa laki-laki bernama Tammuz sebagai “kepunyaan perempuan” dalam Daniel 11:37.
Dalam bentuk jamak, Daniel adalah yang dimuliakan tertinggi dalam Daniel 9:23 dan
10:11,19.
Sekarang, mari kita lihat tiga pandangan berikut ini.
1. Kepunyaan adalah Mesias: umat Kristen awal menafsirkannya seperti itu. Karena
bentuk yang mengarah pada perempuan dapat mengarah pada Saul, Tammuz, dan
Daniel seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada yang bisa mencegahnya untuk
mengarahkan ini juga pada Kristus. Hal ini dengan sempurna sesuai dengan konteks
zaman Hagai. Yang mengatakan bahwa sementara bait suci ini terlihat sebagus seperti
sebelumnya, tapi ini lebih baik karena Yesus akan memasuki bait suci yang baru ini.
(sebagai catatan tambahan, pada masa Yesus hidup bait suci disebut “Bait Herodes”,
bukan karena Herodes yang membangun bait suci yang baru, tapi karena ia yang
membayar untuk perbaikan bait suci itu.
2. Kepunyaan adalah kekayaan atau harta benda milik seluruh bangsa: interpretasi ini
diikuti karena kata benda yang tunggal yang mengarah pada keperempuanan.
3. Anak manusia akan datang pada kepunyaan segala bangsa.
P: Dalam kitab Hagai 2:7, apakah anda berpendapat “kepunyaan segala bangsa”
adalah yang berbau mesias atau bukan?
J: Para cendikia mempunyai padangan yang berbeda.
9
Ya: Beberapa rabi Yahudi dan Yeromia menafsirkan ini sebagai yang berhubungan
dengan mesias.
Tidak: “Kepunyaan segala bangsa” mungkin bukan berhubungan dengan mesias
Keduanya: “akan datang” adalah kata jamak, maka ini adalah kepunyaan yang jamak
atau harta benda yang jamak, tapi dikatakan ini juga dapat disengajai menjadi ambigu dan
mengarah pada baik harta benda dan Mesias.
Pertanyaan ini dibiarkan terbuka oleh para cendikia lain.
P: Dalam kitab Hagai 2:7, kapankah Rumah ini akan dipenuhi dengan kemegahan?
J: Ini mengarah pada Sang Putra Allah, Yesus yang memasuki Bait suci ketika Ia hidup di
bumi.
P: Dalam kitab Hagai 2:9 mengapa anda berpikir Allah berkata bahwa di Yerusalem
Ia akan memberikan kedamaian (shalom)?
J: Yerusalem secara berkelanjutan telah menjadi pusat konflik. Tapi Mesias, Raja Damai,
akan memberikan kedamaian antara Allah dan manusia di Yerusalem, saat Ia berada di
kayu salib.
P: Dalam kitab Hagai 2:3,7,9 bagaimana kemegahan dari Bait suci ini melebihi dari
kemegahan dari Bait suci Salomo?
J: Yesus datang ke Bait suci ini. Beberapa orang mungkin berpusat pada “kemegahan”
materi seperti emas, sementara Allah lebih memusatkan pada Anak Manusia daripada
hal-hal materil.
P: Dalam kitab Hagai 2:9, bagaimana Herodes Imam Besar menggunakan ini?
J: Herodes sang Imam Besar, menyebutkan bahwa Bait suci sekarang ini lebih kecil 60
kaki dari milik Salomo dan tidak sebagus milik Salomo. Ia mengatakan ini dalam pidatonya
untuk membujuk bangsa Yahudi untuk membiarkannya memperbaiki Bait suci dari
bangunan sebelumnya sehingga Bait suci (dan ia) akan memiliki kemegahan yang lebih.
(Josephus dalam Antiquities of the Jews 15 bag.11.1 hal.334.)
Tapi itu bukanlah apa yang dimaksud Allah ketika ia berkata Bait suci ini akan memiliki
kemegahan yang lebih daripada milik Salomo. Saat ini, percobaan yang bukan
keagamaan untuk membuat sebuah gereja berhasil sebenarnya dapat menjadi kepurapuraan dari tujuan sebenarnya mengenai sebuah gereja itu sendiri.
P: Dalam kitab Hagai 2:11-14, apakah hal penting dalam hal ini mengenai yang
kudus dan najis?
J: Seseorang dapat berpikir mengenai kekudusan sebagai kemurnian, dan kenajisan
sebagai pencemaran. Suatu yang kudus atau suci yang menyentuh suatu yang biasa tidak
membuat keduanya menjadi suci. Namun, sesuatu yang tercemar yang menyentuh
sesuatu yang biasa akan membuat keduanya tercemar. Lalu Allah berkata pada Hagai
bahwa bagiNya semua bangsa itu telah tercemar. Ada tiga aplikasi yang dapat kita pelajari
dari pernyataan ini.
1. Anda tidak dapat melakukan hal baik dan hal buruk dengan timbangan yang sama dan
berharap di depan Allah itu seimbang. Beberapa orang menyebut pandangan yang salah
ini dengan “sindrom Robinhood”, karena berdasarkan legendanya, Robinhood berpikir
bahwa satu perbuatan buruk (seperti merampok milik orang lain), akan diseimbangkan
dengan perbuatan baik yang kita lakukan juga (seperti membagi sebagian hasil rampasan
pada orang miskin.)
2. Kita dapat mencemarkan, tapi hanya Allah yang dapat menyucikan. Pencemaran
bertebaran. Amsal membandingkan ini dengan sebuah kematian yang hilang oleh
wewangian. Sesuatu yang suci, atau manusia, tidak bisa membuat hal-hal lain menjadi
10
suci atau menjadikan banyak orang suci. Tuhanlah yang membuat segala sesuatu suci
dan juga manusia menjadi Kudus.
3. Allah seringkali melakukan tindakan secara bersama-sama untuk melawan sebuah
bangsa atau manusia. Walaupun mungkin ada beberapa orang benar dalam suatu bangsa
tersebut, Allah terkadang menghukum seluruh bangsa karena dosa dari mayoritas
bangsanya. Ini tidak berarti orang yang benar itu bersalah, tapi dalam kehidupan ini,
mereka tetap masih terjebak dalam akibat dosa dari yang lain.
Seperti yang dikatakan oleh Donald Campbell, “pekerjaan dan penyembahan tidak
menyucikan kita dari dosa, tapi dosa mencemarkan pekerjaan dan penyembahan.” Lihat
dalam Believer’s Bible Commentary hal.1155 untuk informasi lebih lanjut.
P: Dalam kitab Hagai 2:15, apakah Bait suci ini dibangun sekitar tahun 520 S.M.,
atau dibangun pada tahun 536 S.M. seperti yang disebutkan dalam Ezra 3:8-13, atau
apakah tempat itu dibangun selama masa Raja Darius (tahun 521-486 S.M.) seperti
disebutkan dalam Ezra 4:24?
J: Semua yang dikatakan diatas benar. Pekerjaan pembangunan dimulai ketika bangsa
Yahudi pertama kali kembali pada tahun 538 S.M.. Namun, sebuah keputusan membuat
pekerjaan dihentikan. Pekerjaan dimulai kembali pada sekitar 18 tahun kemudian yaitu
tahun 520 S.M.
Lihat pembahasannya dalam Hagai 1:1 untuk kronologi tentang raja-raja, dan
pembahasan dalam kitab Hagai 1:2 untuk urutan kejadian mengenai Bait suci ini. Lihat
juga dalam When Critics Ask hal.214-215,319 untuk informasi selanjutnya.
P: Dalam kitab Hagai 2:15 bahasa Ibrani tidak biasanya mengatakan, “hari ini dan
selanjutnya”. Bagaimana kehidupan kita menjadi “dari sekarang dan selanjutnya”?
J: Orang-orang mungkin merasa berada pada titik spiritual yang rendah, karena hanya
sebagai sisa dari yang diasingkan, dan bait suci terlihat tidak sebaik yang ada
sebelumnya. Mereka juga berada dalam keadaan keuangan yang lemah. Tapi Allah
menjanjikan mereka bahwa Ia akan selalu beserta mereka, dan Ia akan memberkati
mereka dari hari ini “selanjutnya”.
Seperti yang dikatakan seorang pendeta, ketika beberapa orang bertanya bagaimana
anda melakukannya, anda dapat berkata pada mereka, “lebih baik dari yang kemarin,
lebih sedikit dari besok.” Kita seharusnya hidup dengan pengharapan bahwa kita akan
tumbuh seperti citra Kristus, dipenuhi dengan kesukaan, kedamaian, dan penjagaan Allah
setiap hari.
P: Dalam kitab Hagai 2:10-19, mengapa Allah menandakan pada kalimat
pencemaran itu menular dan kesucian itu tidak menular?
J: Seperti yang dikatakan Donald Campbel, “Pekerjaan dan penyembahan tidak
menyucikan dosa, tapi doa mencemarkan pekerjaan dan penyembahan.” Believer’s Bible
Commentary hal.1155. Jika Allah ingin manusia terdorong untuk kembali padaNya, yang
pada dasarnya adalah kesucian itu akan menyempurnakan segala hal-hal yang
berlawanan. Daripada mengatakan pada mereka bahwa mereka dikelilingi oleh hal-hal
yang kudus, dan mereka dapat dengan bertahap menjadi kudus, namun Allah lebh
memilih untuk mengatakan pada mereka bahwa sesuatu yang kudus TIDAK membuat
sekelilingnya menjadi kudus.
Apa yang dilakukan Allah adalah dengan mengatakan pada mereka bahwa seharusnya
secara alami tidak ada harapan bagi mereka, mengenai proses “bertahap”. Hanya ada
sebuah akhir bahwa segala sesuatu menjadi pencemaran yang merusak. Tapi dengan
meletakan kalimat kekudusan itu di pembukaan, kalimat itu menunjukkan Allah, dan Allah
sendiri, yang bekerja dengan penuh kekuasaan dalam kemurahanNya, yang akan
memenuhi kekudusanNya dan kemuliaanNya dalam tempat itu dalam Hagai 2:5-10. Ketika
11
segala sesuatu telah dirusak, entah secara keuangan atau rohani, Allah selanjutnya
berjanji bahwa walaupun mereka berada di bawah keeratan tangan Allah dalam Hagai
1:5-11, dari pernyataan itu yang (sebenarnya dalam bahasa Ibrani “keatas”) Allah akan
mencurahkan mereka berkat, berdasarkan pada kitab Hagai 2:15-19.
P: Dalam kitab Hagai 2:23, apa yang signifikan dari sebuah cincin bermaterai itu?
J: Sedikitnya ada tiga makna yang saling berhubungan.
Secara umum, sebuah cincin bermaterai melambangkan kekuasaan seorang Raja. Firaun
melepaskan cincin bermaterai itu dan memberikannya pada Yusuf dalam kitab Kejadian
41:42.
Kekuasaan surgawi untuk memerintah. Mesias akan memiliki sebuah cincin bermaterai itu.
Janji bahwa Mesias akan datang
Roh Kudus menjamin masa depan dari peninggalan kita (NIV Study Bible hal.1404)
Membalikan kutukan pada Yoyakim: Yoyakim dikatakan bahwa jikalau ia adalah cincin
bermaterai pada tangan kanan Allah, Allah akan membuatnya berhasil seperti yang ditulis
dalam Yeremia 22:24-25. Zerubabel tidak hanya diberikan cincin bermaterai, tapi
dinyatakan seperti cincin bermaterai Allah.
P: Dalam kitab Hagai 2:23, bagaimana Zerubabel dipilih untuk di masa depan?
J: Zerubabel adalah pemerintah yang berada di bawah penguasaan bangsa yang nantinya
akan membangun kembali Bait suci. Tapi lebih dari penghargaan tersebut. Matius 1:1213,16 menunjukkan bahwa keturunan Zerubabel, Yusuf, adalah ayah yang secara hukum
dari Mesias.
Sebagai tambahan, nama Zerubabel diarahkan dari bahasa Akadia, zer babili, yang
berarti keturunan bangsa Babilonia.
P: Tata bahasa seperti apa yang digunakan oleh Hagai?
J: Hagai tidak menggunakan banyak hal; pesannya biasa dan langsung berbeda dengan
Zakharia, Salomo, Yesaya. Inilah yang digunakannya.
Sajak: dalam Hagai 1:6 hammistakker, mistakker
Hagai 1:10 ‘al-ken, ‘alekem
Hagai 2:6 ‘ahat, me’at
Kiasme: dalam Hagai 1:9-11
Antitesis: dalam Hagai 1:6. ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlobang!
Gaya dialog seperti nabi Maleaki. Dalam Haggai 1:4,5,9; 2:11-13
Pengulangan dalam pekerjaan: “Inilah yang dikatakan Tuhan” atau ada 26 kali kalimat
yang sama dalam 38 ayat.
Roh 3 kali dalam Hagai 1:14
Pasangan dari 2 atau 4 (tapi bukan 3,5, atau selebihnya):
Hagai 1:11 ladang dan pegunungan, anggur dan minyak, manusia dan ternak.
Hagai 2:2 Zerubabel dan Yosua
Hagai 2:6 langit dan bumi, laut dan daratan.
Hagai 2:21 langit dan bumi.
Hagai 2:22 tahta raja-raja dan kerjaan bangsa-bangsa
Hagai 2:22 kereta dan pengendaranya, kuda dan pengendaranya.
P: Dalam kitab Hagai, salinan-salinan apa sajakah yang masih ada sampai
sekarang?
J: Dead Sea scrolls: (tahun 1 S.M.) ada satu salinan (dalam dua bagian) mengenai Hagai
diantara Dead Sea scrolls. (The Dead Sea Scrolls Translated hal.479).
4Q77 (=4QXIIb) berisi kitab Hagai 1:1-2; 2:2-4
12
4Q80 (=4QXIIe) berisi kitab Hagai 2:18-21
Namun, The Dead Sea Scrolls Translated hal.479 mengatakan 4Q80 hampir dengan
khusus berisi tentang Zakharia.
Nahal Hever adalah sebuah gua dekat Engedi, yang mempunyai penggalan kalimat dari
nabi-nabi kecil dalam bahasa Yunani (8 Hev XIIgr). Menurut Manuscripts of the Greek
Bible hal.34, itu ditulis diantara tahun 50 S.M. dan tahun 50 A.D.. Penggalan kalimat itu
disembunyikan selama Bar Kokhba memberontak melawan Roma. Itu adalah sebuah
revisi atau pembetulan dari tulisan Septuagin, yang dibuat di Yudea, dan hampir
semuanya mirip seperti tulisan Masoretik.
Gulungan kitab wadi Murabb'at (Mur XII) berasal dari tahun132 A.D. Dalam gulungan itu
berisi kitab Hagai 1:1,12-15; 2:1-8,10,12-23 sama seperti nabi-nabi kecil. Dalam kitab
Hagai memang hal-hal tersebut mirip dengan tulisan Masoretik kecuali dua kata.
Secara keseluruhan, semuanya dijaga dalam gulungan atau salinan Laut Mati atau dikenal
Dead Sea scrolls, Nahal Hever dan wadi Murabb’at adalah ayat berikutnya dari kitab
Hagai: 1:1-2, 12-15; 2:1-8,10,12-23. Dengan kata lain, sedikitnya sebagian dari setiap ayat
kecuali ayat 1:3-11; 2:9,11. Lihat dalam The Meaning of the Dead Sea Scrolls untuk
informasi lebih lengkap.
Salinan Alkitab Kristen, dari sekitar tahun 350 A.D., berisi Perjanjian Lama, termasuk
kitab Hagai. Dua dari salinan tersebut ditulis oleh Vaticanus (tahun 325-250 A.D.) dan
Alexandrinus (tahun 450 A.D.), dimana kitab-kitab dari kedua belas nabi kecil
ditempatkan sebelum Yesaya. Hagai adalah yang lengkap dalam kedua versi baik,
Vaticanus dan Alexandrinus.
Sinaiticus (tahun 340-350 A.D.) juga memiliki keseluruhan kitab.
P: Siapakah penulis di masa awal yang mengarah pada kitab Hagai?
J: Alkitab mengarah pada kitab Hagai dalam Ezra 5:1; 6:14, dan Ibrani 12:26 merangkum
Hagai 2:6. Ada sebuah kiasan secara umum tentang Hagai dalam Zakharia 8:9.
Tulisan Septuagin menyatakan Mazmur 138, 146, 147, 147:12 dan 148 ditulis oleh Hagai
dan Zakharia.
Penulis Mazmur dari Alcuin yang menulis dalam bahasa Latin Gallican mempunyai
Mazmur 111, 112, 146, dan 147 ditulis oleh Hagai dan Zakharia.
Dalam kitab Apokrif, 1 Makabe 6:1; 7:3; 2 Makabe 1:40 mengarah pada Hagai, dan
Sirakh (= pengkhotbah) 4:11) mengutip bagian dari Hagai 2:23
Penulis zaman Pra-Nicene yang mereferensikan atau menyinggug ayat-ayat dalam
Hagai adalah:
X Letter of Barnabas (tahun 100-150 A.D.) bag.16 hal.147 yang dinyatakan untuk
mengarahkan pada kitab Hagai 2:10, tapi itu sepertinya masih sebuah kiasan yang
samara-samar yang tidak diperhatikan disini.
Clement dari Alexandria (tahun 193-217-220 A.D.) mengutip kitab Hagai 1:6 sebagai “kitab
Injil”. Stromata buku seri 3 bag.6 hal.391. Ia juga mengutip kitab Hagai 1:6 dalam The
Instructor seri 2 bag.3 hal.248
Tertullian (tahun 200-240 A.D.) menyinggung pada “goncangan alam semesta” di seluruh
dunia dalam Hagai 2:6 dan Ibrani 12:26,27 dalam buku Monogamy bag.16 hal.72
Origen (tahun 225-254 A.D.) mengutip Hagai 2:6 seperti yang ditulis oleh Hagai dalam
Origen Against Celsus seri 7 bag.30 hal.623
Cyprian dari Kartago (tahun 246-258 A.D.) mengutip nama Hagai dalam buku Treatise 12
The Third Book 20.
Setelah Nicea (tahun 325 A.D.)
Athanasius dari Alexandria (tahun 331 A.D.) (menyatakan karena menyebutkan dua belas
nabi) “Ada, dalam Perjanjian Lama, dua puluh dua kitab, … lalu nabi-nabi, dua belas nabi
itu digabungkan menjadi satu kitab….” Athanasius Easter Letter 39 bag.4 hal.552.
Efraim seorang Siria (tahun 350-378 A.D.)
13
Basil dari Kapadokia (tahun 357-378 A.D.)
Cyril dari Yerusalem (tahun 349-386 A.D.) menyebutkan kitab nabi-nabi, termasuk baik
yang dua belas dan yang lainnya. Mikha 3:8 seperti dalam Mikha, Yoel 2:28 seperti dalam
Yoel, Hagai 2:4 seperti dalam Hagai, Zakharia 1:6 seperti dalam Zakharia. Catechetical
Lectures Kuliah 16.29 hal.122
Gregory Nazianzen (tahun 330-391 A.D.)
Syriac Book of Steps (Liber Graduum) (tahun 350-400 A.D.) mengarah pada Hagai 1:6
dalam Memra 7 hal.78
Rufinus (tahun 374-406 A.D.)
Yohanes Chrysostom (sampai tahun 407 A.D.)
Yerome (tahun 373-420 A.D.)
Penyadur orang kafir Theodore dari Mopsuestia (tahun 392-423/429 A.D.)
Augustine dari Hippo (tahun 388-Aug 28, 430 A.D.)
John Cassian (Bapa dari Para semi penyadur) (tahun 419-430 A.D.)
P: Dalam kitab Hagai, apa saja perbedaan terjemahan dalam bahasa Ibrani dan
Yunani Septuagin?
J: Kalimat pertama adalah tulisan Masoretik, yang kedua adalah tulisan Septuagin, kecuali
kalau ada catatan lain. Hanya ada dua perbedaan kecil dalam 2:1 dan 2:3 antara tulisan
Masoretik dan salinan wadi Murabb’at menurut An Exegetical Commentary hal.17 dan
Benoit dkk. Les Grottes de Murabba’at, 184.
Hag 1:1 “oleh” vs. “oleh tangan”
Hag 1:2 “datang” (bo’) (tulisan Massoretik) vs. “telah datang” (ba’) tulisan Septuagin (juga
NIV)
Hag 1:2 “bupati Yehuda” vs. “suku bangsa Yehuda”
Hag 1:8 “bawalah” vs. “potonglah” (bahasa Ibrani yang didasarkan oleh tulisan Septuagin
berdasar pada satu kata yang berbeda)
Hag 1:9 “lihatlah” vs. “menjadi”
Hag 1:9 “Aku menghembuskannya” vs. “Aku menghembuskannya (dalam past tense)”
Hag 1:9 “Mengapa” vs. “Oleh karena apa”
Hag 1:11 “kekeringan datang keatas negri” vs. “pedang keatas negri”
Hag 1:11 “tangan-tanganmu” vs. “tangan-tangan mereka”
Hag 1:12 “Lalu” vs. “Dan”
Hag 1:12 “Allah mereka” vs. “pada mereka”
Hag 1:13 “berkatalah menurut pesan” vs. “berkata diantara para utusan”
Hag 1:14 “selebihnya dari bangsa” vs. “selebihnya dari semua bangsa”
Hag 1:14 “datang” vs. “datang atau masuk”
Hag 2:1 “melalui” (beyad) (tulisan Massoretik), vs. “pada” (‘el) dalam salinan wadi
Murabb’at (An Exegetical Commentary hal.17 dan Benoit dkk. Les Grottes de Murabba’at,
184.
Hag 2:2 “selebihnya” vs. “semua lebihnya (sisanya)”
Hag 2:3 (‘oto) (tulisan Massoretik) vs/ (‘itto) dalam salinan wadi Murabb’at.
Hag 2:4 “kuatkanlah hatimu, Hai Yosua” vs. “kuatkanlah dirimu, Hai Yesus”
Hag 2:4 “kuatkanlah hatimu … rakyat negri” vs. “kuatkanlah dirimu, … rakyat negri”
Hag 2:5 “Sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar
dari Mesir, dan RohKu” vs. “RohKu”
Hag 2:6 “sekali lagi” vs. “sedikit waktu lagi” (Lihatlah An Exegetical Commentary on
Haggai, Zechariah, Malachi hal.41-42.)
Hag 2:9 “Tuhan Yang Maha Kuasa” vs. “Tuhan Yang Maha Kuasa: dan bahkan damai
sejahtera, untuk menyelamatkan setiap orang / semua yang telah berada dalam dasar
untuk membangun bait suci ini.”
Hag 2:14 “dan setiap pekerjaan” vs. “dan semua pekerjaan”
14
Hag 2:14 “najis” vs. “najis, karena kesalahan mereka terdahulu/ mendapatkan
kemenangan dengan cepat, mereka akan menderita atas usaha mereka, dan engkau
semua membenci/ telah membenci mereka yang menyalurkan keadilan di gerbang kota/
dalam gerbang.”
Hag 2:22 “tahta kerajaan” vs. “tahta-tahta raja-raja”
Hag 2:22 “oleh pedang temannya” vs. “oleh pedang melawan temannya”
Hag 2:23 “Zerubabel, hambaKu, putra dari Shealtiel” vs. “Zerubabel, putra dari Salathiel,
hambaKu”
Hag 2:23 “bermaterai/cap” vs. “bermaterai/sah”
15
Download