Analisis Rasio Keuangan - Official Site of CAECILIA WIDI PRATIWI

advertisement
Caecilia Widi Pratiwi
Analisis Laporan Keuangan
 Laporan keuangan :
 Neraca
 Laba Rugi
 Laporan Arus Kas
melalui data keuangan di atas, jika investor yang
pintar mengolahnya (menganalisis), ia akan bisa
meneropong
prospek
masing-masing
perusahaan dengan lebih jelas.
Teknik Analisis Laporan Keuangan
 teknik dalam melakukan analisis laporan
keuangan  analisis terhadap rasio-rasio
keuangan perusahaan.
 Ratio keuangan
 Ratio Likuiditas
 Ratio Utang / leverage
 Ratio Aktivitas
 Ratio Profitabilitas
 Ratio Saham
Ratio likuiditas
 mengukur likuiditas suatu perusahaan.
 mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
 Ratio likuiditas
 Current ratio
 rasio modal kerja bersih atau net working capital
 quick ratio atau acid-test ratio
Ratio likuiditas : Current Ratio
 rumus:
aset lancar dibagi dengan utang lancar
 Hasilnya dinyatakan dalam "kali".
Misalnya, PT Ratrinata yang memproduksi barang konsumsi memiliki
aset lancar Rp 100 miliar dan utang lancar Rp 50 miliar. Artinya,
current ratio PT Ratrinata adalah 2 kali (100 dibagi 50).
 Jika pada saat yang sama, current ratio perusahaan lain di bidang
barang konsumsi hanya 1,5 kali, berarti Ratrinata tergolong memiliki
kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya.
 Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Ratio likuiditas : Rasio modal kerja bersih atau Net
working capital.
 mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih
yang tersedia untuk modal kerja perusahaan.
 Rumusnya
 aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar (aktiva
lancar-utang lancar).
Ratio likuiditas : quick ratio atau acid-test ratio
 Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva
lancar yang digunakan untuk menghitung rasio
tersebut masih mencakup persediaan.
 Rumus
 aktiva lancar-persediaan/utang lancar
 Rasio ini memberikan gambaran lebih pasti
tentang kemampuan perusahaan membayar
utang-utang jangka pendeknya.
Rasio Leverage
 berapa besar sebuah perusahaan menggunakan
utang dari luar untuk membiayai operasi maupun
ekspansi dirinya
 Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak
kinerja perusahaan dan identik dengan utang.
 Ratio leverage
 rasio utang (debt ratio)
 rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio
(DER)
Rasio Leverage : rasio utang (debt ratio)
 Rumusnya:
 total utang dibagi dengan total aktiva
 Hasilnya dinyatakan dengan persent.
 Semakin rendah rasio utang, semakin bagus kondisi
perusahaan itu.
 contoh
 PT Ratrinata, jika total utang Ratrinata Rp 25 miliar sementara total
asetnya Rp 100 miliar, artinya rasio utangnya adalah 25%.
 Jika rasio utang rata-rata industri barang konsumsi yang digeluti
Ratrinata sudah 40%, artinya rasio utang perusahaan ini termasuk
rendah.
Rasio Leverage : rasio utang terhadap modal atau debt
to equity ratio (DER)
 Rumusnya:
 membagi total utang dengan total modal
 Hasilnya dinyatakan dengan persent.
 contoh
 Ratrinata memiliki utang Rp 25 miliar, sementara
modalnya Rp 75 miliar. Dengan komposisi seperti ini,
debt to equity ratio Ratrinata adalah 33%.
 Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus
kondisi perusahaan tersebut. Para analis menilai,
tingkat DER yang aman adalah kurang dari 50%..
Ratio Aktivitas
 mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
 rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan
pendapatan.
 Rasio aktivitas
 rasio perputaran aset atau aktiva (asset turnover).
 rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Rasio laba/ Profitabilitas
 mengukur profitabilitas perusahaan
 menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
kegiatan penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar
modalnya.
 Para investor dan analis sangat memperhatikan rasio laba ini karena ia
berkaitan dengan harga saham dan dividen perusahaan.
 Rasio laba





margin laba kotor atau gross profit margin.
margin laba operasi atau operating profit margin.
margin laba bersih atau net profit margin.
rasio pengembalian investasi atau return on investment (ROI)
rasio pengembalian modal atau return on equity (ROE).
Rasio laba: margin laba kotor atau
profit margin
gross
 margin yang mengukur tingkat keuntungan kotor
perusahaan
 Rumus
 laba kotor dibagi dengan penjualan (laba
kotor/penjualan).
 laba kotor diperoleh dari penjualan dikurangi biaya
produksi.
 Semakin tinggi margin laba kotor perusahaan, semakin
bagus, karena itu artinya biaya produksi perusahaan itu
rendah. Sebaliknya, semakin rendah margin laba kotor
semakin tinggi biaya produksi yang ditanggung
perusahaan.
Rasio laba: margin laba operasi atau operating
profit margin
 Margin ini mengukur tingkat keuntungan perusahaan dari
kegiatan operasi utamanya
 Rumus
 laba operasi dibagi dengan penjualan (laba
operasi/penjualan).
 laba operasi diperoleh dari penjualan dikurangi biaya
operasi
 Semakin tinggi margin laba operasi perusahaan, semakin
bagus perusahaan itu.
Rasio laba:margin laba bersih atau net profit margin.
 menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak
laba bersih (penjualan dikurangi semua biaya dan pajak).
 Rumus
 laba bersih dibagi dengan penjualan (laba
bersih/penjualan).
 Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena
itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat
keuntungan yang tinggi. Diharapkan, ia juga bisa
membagikan dividen yang tinggi pula untuk pemegang
saham.
Rasio laba:rasio pengembalian investasi atau return
on investment (ROI)
 kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari
total investasinya.
 Rumus
 laba bersih dibagi dengan total investasi atau total aset
perusahaan (laba bersih/total aset).
 Semakin tinggi ROI semakin bagus perusahaan tersebut.
Rasio laba: rasio pengembalian modal atau return
on equity (ROE).
 kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia
untuk pemegang saham
 Rumus
 laba bersih dibagi dengan total modal sendiri (laba
bersih/modal sendiri).
 Semakin tinggi ROE semakin bagus perusahaan tersebut.
Rasio PE (price/earning ratio)
 rasio harga saham suatu perusahaan terhadap laba bersih per
sahamnya
 Rumus
 Membagi harga per saham dengan laba bersih per saham
 Adapun laba bersih per saham atau earning per share (EPS)
diperoleh dengan membagi laba bersih dengan rata-rata
jumlah saham beredar
 Harga saham yang dipakai untuk menghitung PE adalah
harga saham pada saat ini.
 laba bersih per saham atau EPS-nya, umumnya,
menggunakan EPS perusahaan dalam periode sebelumnya,
misalnya satu tahun terakhir.
 trailing PE atau PE historis
Rasio PE (price/earning ratio)
 PE memberikan gambaran kepada kita seberapa besar investor
bersedia untuk membayar setiap rupiah laba bersih yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan.
 Jadi, jika rasio PE PT Murah sebesar 20 kali, artinya investor bersedia
membayar dengan harga Rp 20 untuk setiap Rp 1 laba bersih yang
dihasilkan oleh PT Murah.
 Meskipun laba per saham atau earning per share (EPS) yang digunakan
untuk menghitung PE umumnya berasal dari EPS dalam 12 bulan
terakhir, PE sebenarnya lebih dari sekadar alat untuk mengukur kinerja
perusahaan di masa lalu.
 PE sebenarnya juga menggambarkan ekspektasi pasar terhadap
pertumbuhan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Rasio PE (price/earning ratio)
 Jika PE suatu perusahaan lebih tinggi dibandingkan PE perusahaan-
perusahaan lain yang ada di industrinya, artinya investor mengharapkan
sesuatu yang besar - yang positif tentunya- akan terjadi dalam
perusahaan itu dalam beberapa bulan atau beberapa tahun lagi.
 Rasio PE juga bisa menjadi indikator mahal-murahnya suatu saham.
Secara sederhana, saham seharga Rp 100 dengan PE 20 kali lebih mahal
dibandingkan saham berharga Rp 200 yang memiliki PE 10 kali.
 faktor tambahan yang harus diperhatikan oleh investor.
 pertama, adalah tingkat pertumbuhan perusahaan yang umumnya
diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan atau pendapatannya.
 Investor harus mencermati seberapa cepat suatu perusahaan
mampu tumbuh di masa lalu dan mengukur apakah tingkat
pertumbuhan itu masih akan berlanjut atau meningkat di masa
mendatang.
Rasio PE (price/earning ratio)
 Yang kedua, kita juga harus melihat industrinya.
 Membandingkan PE saham beberapa perusahaan hanya akan
bermanfaat jika perusahaan-perusahaan itu itu memang berada
dalam industri yang sama. Sebab, masing-masing industri
memiliki tingkat pertumbuhan dan ciri-ciri yang berbeda-beda,
sehingga PE-nya juga berbeda.?
 rasio harga terhadap laba bersih per saham atau
price/earning ratio (PE) sering dipakai oleh analis saham
dalam menganalisa mahal-murahnya suatu saham
 Rasio PE merupakan rasio yang paling tua dan paling sering
dipakai oleh investor untuk menimbang suatu saham
Analisis Laporan Keuangan
Kelemahan laporan keuangan
 sebagian besar menganut sistem accrual *
 realisasi kas masuk dan keluar perusahaan ??
*(pendapatan dan cost/biaya diakui pada saat transaksi
terjadi meskipun realisasi kas belum terjadi).
Bukankah saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca ?....
Benar, tetapi dari neraca, belum tergambar secara terperinci, mengenai :
(-) Dari aktivitas apa saja kas dihasilkan ?
(-) Untuk aktivitas apa saja kas dikeluarkan ?.
Download