Prmuasux Snclrrl Pnnroorr SBTICII MsrOnn PnNTSTRIAN P.c'KAN ya:cc ErBrrrr Dil{ EnsrEN UI.{TUK MnI\IDUKIING PenrulcuuAN IKAN Y.lxc Orrmuu OIch : EKO SETIO WIBOWO Staf pengajar Fakulus Biologi Unsoed PENDAITULUAN peningkatan kebutuhan masyarakat akan ikan mentrntut perkembangan usaha budidaya secara intensif, sehingga memicu penggunaan pakan yang banyak untuk menghasilkan produksi yang cepat. Bagi petani intensif pakan merupakan biaya yang sangat besar karena mencapai 4A-60% dari biaya produksi. Biaya pakan untuk budidaya intensif digr.makan untuk pembelian pakan atau pengadaan pakan buatan atau pellet. Kebututran pakan yang sangat besar ini menimbulkan permasalahan bagi petani ikan, dimana harga pakan yang semakin mahal, sehingga makin memperbesar biaya produksi, selain itu sering kali pemberian pakan dilakukan secara berlebihan sehingga akan menimbulkan bencana bagi usaha budiday4 karena pakan yang tidak terkonsumsi akan ikan. Kondisi ini mendorong dikembangkannya metode atau cara pemberian pakan yang efisien dan efektif sehingga dapat menekan biaya produksi dan diperoleh hasil produksi yang cepat dan optimum. Selain itu dapat juga mengurangi menjadi racun bagi pencemaran lingkungan atau wadah budidaya (kolam) dari pernberian pakan yang berlebihan, sehingga kualitas air wadah budidaya selalu terjaga dan kondisi ikan juga akan lebih sehat. Metode pemberian pakan yang tepat dan efisien juga akan mengurangi frekuensi pergantian air sehinggabiayaproduksi dapat lebih ditekan. Metode yang dapat dipakai dalam efisiensi pakan adalah pernberian pakan secara berselang atau metode pemuasznn. Prinsipnya dalah pemberian makan seminimal mungkin dan perilmbuhannya tidak terhambat (Goddart, 1996). Pembudidayaan ikan dengan pemuasaan (starving) pada periode waktu tertentu kemudiann diikuti pemeberian pakan yang cukup atau satiation level (Stangrres et at, 2000). Kondisi ini dilakukan agar terjadi pertumbuhan yang cepat (compensatory growth) pada periode pemeberian pakan (satiation level) stelah periode pemuasaan (starving) (Santoso, et al, 2006). PERTUMBUHAN KOMPENSATORI Pertqmbuhan yang lebih besar dari kondisi normal saat pemberian pakan kcmbali setelah mengalami masa pengurangan pakan atau pemuasaan, disebut sebagai pertumbuhan pengganti (compensatory growth) (Pubomantoro, ct al, 2009). Pembatasan pakan baik *Minasari 3" Desa Purwosari Kecamatan Baturan Banyumas Makalah disampaikan di transfer teknologi kelompok Tani secara tunggal maupun periodik mampu meningkatkan kecepatan pertumbuhan (compensatory groWh), yang merupakan fase percepatffi pertrrnbuhan setelah ikan dibri Fkan kembali (Rachmawati, et a1., 201q. Menurut Yuwono, et al. (2005) ikan yang dipuasakan dapat mengalami peningkatan konsumsi pakan selama beberapa hari pada waktu diberi pakan kembali. Peningkatan konsumsi pakan setelah ikan dipuasakan akan diikuti dangan peningkaan laju pertumbuhan mutlak, sehingga konsumsi pakan menjadi lebih efisien. Usaha efisiensi penggunaan pakan yang telah banyak dilakukan selarna ini adalah penyusunan kandungan gizi pakan dengan pembuatan komposisi pakan yang optimum untuk pertumbuhan dari berbagai jenis ikan. Wu" et al. (201 1) dalam Yuwono, et al (2005) efisiensi pakan terjadi pada ikan yang mengalami pertumbuhan kompensasi, yaitu ikan mengalami pertumbuhan yang cepat saat diberi pakan kembali setelah dipuasakan selama periode tertentu. Menurut Santos4 et al (2006) hal inilah yang mengakibatkan tidak ada perbedaan atau relatif kecil perbedam tingkat perhrmbuhan iakn yang diberi pakan seiap hari dan yang dipuasakan atau dibatasi pemberiao pakannya. Lebih lanjut menurut (Roa & Vincente, 2009) umunnya ikan menunjukkan konsumsi pakan yang berlebihan pada saat pemberian pakan kembali. Selain itu juga menunjukkan pengeluaran metabolik yang randah saat dipuasakan, sehingga dengan tinggrnya tingkat konsumsi pakan saat pemberian pakan kembati akan mengakibatkan tingginya jumlah nutrisi yang tersedia untuk pertimbuhan. Penelitian yang telah dilakukan menujukkan pemuasaan dapat meningkatkan peitumbuhan dan efisiensi pakan pada beberapa jenis ikan. Ikan nila meratr yang dipelihara pada kondisi laut dengan pemu€N&m 1,2 dan3 hari per minggu dengan waktu pemeliharaan 4 minggu menunjukkan pertembuhan kompensasi (Santoso, et al. Z}A:q. Juvenil ikan nila juga menunjukkan pertumbuhan kompensatori setelah pemuas€uur selama 5 hari (Roa & Vinceiite, 2009). Ikar kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dangan pernusaam l hari dm pemberian pakan pakan 2 hari, pluua 2 har, dan 3 hari I hari pemberian pakan 3 hari, putsa 2 ha;; pemberian secara bergantian sehingga dalam satu minggu ikan mengalami pemuas&m 2 kali dan kontrol tanpa pemu€Nium. Menunjukkan hasil pertambahan bobot ikan kerapu bebek yang dipuasakan tidak be$eda rryiladengan pertambahan bobot ikan yang tidak dipuasakan. Jadi rasio konversi pakan ikan yang dipuasakan lebih baik dari ikan yang diberi pakan setiap hari. Dengan demikian ikan kerapu bebek mengalarni pertumbuhan yang cepat setelah dipuasakan karena konsumsi pakan harian yang meningka! sehingga nutrisi yang diperlukan cukup mtuk mernenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat pada saat pertumbuhan yang cepat (Yuwono, et al. 2005). Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan batrwa pemus&ut l-3 hari per minggu yang dikuti dengan pemberian pakan yang mencukupi dan sesuai dengan tingkat kebutuhan setiap jenis ikan merupakan salah satu cara managemen pemberian pakan yang dapat dilalarkan untuk mengurangi pemberian pakan dan juga dapat menliaga kualitas air wadah budidaya dari kelebihan sisa pakan yang tidak terkonsumsi. PEI\ruTUP Pemuasaan l-3 hari per minggu yang kemudian dilakukan pemberian pakan kembali merupakan salah satu cara managmen pemberian pakan yang dapat dilalrukan unfuk margurargi jumlah pakan yang berlebihm- Metode ini juga dapat menjaga kualitas air wadatr budidaya dari sisa pakan yang berlebihan dan tdak terkonsumsi. Namuno pelaksanaan metode ini hanls memperhatikan jenis ikan yang dipelihara dan perrboian pakan yang diberikan juga harus sesuai dengan tingkat kebutuhan ikan jenis ikan yang dipelihaia. DATTAR PUSTAKA Goddart, S. 1996. Hall. Feed Management and Intensive Aquaculture. New york: Chapman and Furbomartono, C., Hanoyo & A. Kundawan. 2009. Pertumbuhan Kompensasi pada Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Dengan Interval waktu yang Berbeda Journal of Fisheries Sciences: ll(l): 19.24. p.*u**1 N., U. Susilo & Y. Sistina. 2010. Respon Fisiologi Ikan Nila, Oreochromis niloticus, Yang Distimulasi Dengan Daur pelnuasaan Dan Rachmawati' F. Pemberian Pakan Kembali. Seminar Nasional Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010. Ro4 R' L. & Vincente, H. 2}rc. Fakultas Biologi J. 2A09. Compensatory Weight Gain And Muscle tissue Biochemical Composition of Get Tilapia (Oreociromis-niloticus) Juveniles. Journal of Environment And Aqiatic Resourci: t1i;:ll-t t t. A.' Sarjito & A. Djunaedi. 2006. Fenomena Pertumbuhan Compensatory dan Kualitas Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) pada Kondisi Laut. Jurnal llmu Kelautan: llQ):106-l I l. Santoso' Yuwono, E. P. Sukardi & L Sulistyo, 2005. Konsumsi dan Efisiensi pakan pada Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivetis) yang Dpuasakan Secara periodik. Berkala Penelitian Hayati: l0 (129-132).