Menteri kesehatan yang benar-benar sehat

advertisement
Menteri kesehatan yang benar-benar sehat
Minggu, 23 April 2017 13:27 WIB | 258 Views
Oleh Aditya Ramadhan
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pada foto 2 Februari 2017 (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Suatu ketika, usai rapat koordinasi di kantor Kementerian
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terjadi pemadaman listrik yang
mengakibatkan lift tak bisa digunakan.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek keluar ruangan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan
Mardiasmo terlihat terburu-buru.
Pewarta yang menunggu hasil pembahasan rapat koordinasi tentang keuangan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) langsung mencecar Menteri Kesehatan dengan
pertanyaan.
Tapi pertanyaan-pertanyaan itu tak dilayani karena Menkes dan Wamenkeu sedang
terburu-buru. "Duh maaf ya, saya buru-buru mau ada ratas (rapat terbatas)," kata Nila.
Namun, pewarta yang mencari berita membujuk menteri untuk menjawab pertanyaan
sebentar saja karena
Menkes tidak akan bisa turun ke lantai dasar sebab lift tak bekerja.
Menkes mengelak, "Lewat tangga saja deh," katanya. Serentak para pewarta dan staf
Kementerian Kesehatan yang mendampingi mengingatkan bahwa Menkes sedang berada
di lantai 14.
1
Menteri tetap saja menuruni tangga untuk mencapai lantai dasar dari lantai 14 demi
mengejar agenda rapat terbatas dengan Presiden di Istana.
Menteri Kesehatan menuruni tangga darurat yang gelap ditemani beberapa stafnya dan
bersama Wamenkeu Mardiasmo hingga ke lantai dasar.
Padahal Menteri Nila merupakan perempuan kelahiran 11 April 1949 atau sudah berusia
68 tahun.
Menuruni tangga tidak melelahkan seperti menaiki anak tangga satu persatu. Tapi untuk
menuruni tangga dari lantai 14 hingga ke lantai dasar membutuhkan otot-otot kaki yang
kuat guna menahan beban tubuh, dan tentunya gerak tubuh yang dihasilkan akan
membakar banyak kalori.
Menteri Kesehatan RI ini benar-benar sehat seperti apa yang tak bosan-bosannya dia
katakan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Sebagai Menteri Kesehatan, Nila berkunjung ke berbagai daerah untuk
mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan kepada masyarakat yang memang sudah
menjadi tugasnya.
Tidak hanya masyarakat umum, bahkan pewarta yang mewawancarainya pasti juga akan
dinasehati apabila memiliki postur yang tidak sesuai dengan indeks massa tubuh.
"Makanya rajin olah raga, jaga kesehatan, jangan makan banyak-banyak," kata Nila suatu
waktu pada pewarta bertubuh gemuk.
"Hayu makan-makan, makan dulu. Ini badan kamu kurus begini," ujar dia lagi pada
pewarta dengan tubuh yang kurus di kesempatan lainnya.
Pola hidup sehat benar-benar diterapkan di lingkungan Kementerian Kesehatan. Contoh
lainnya adalah ketika ada suatu acara yang diresmikan oleh menteri kelahiran Jakarta ini
dan mengundang pewarta untuk meliput, para wartawan disuguhkan sajian makanan yang
berbeda seperti yang ditemui di tempat liputan lainnya.
Beragam camilan sehat disajikan seperti kacang edamame rebus, ubi-ubian rebus, jagung
manis, dan bubur kacang hijau. Sementara menu makanan utamanya berupa karbohidrat
2
kompleks dari nasi merah dan melimpah sayur-sayuran.
Setiap hari pada pukul 14.00 WIB, akan ada pemberitahuan dari pengeras suara yang
tersebar di seluruh areal kantor kementerian yang mewajibkan pegawai melakukan
peregangan di tengah-tengah kegiatan bekerja.
Kekhawatiran Kesehatan
Sering memberikan nasehat untuk tetap bugar, Nila Moeloek tak jarang juga terlihat
khawatir dengan beberapa persoalan kesehatan masyarakat yang bisa mempengaruhi
kehidupannya.
Nila sering tak tahan apabila melihat kondisi pola hidup masyarakat yang jauh dari kata
sehat. Mulai dari tempat tinggalnya, perilakunya dalam sanitasi, hingga kesadaran
masyarakat tentang pencegahan suatu penyakit.
Terutamanya ialah kanker yang menyerang wanita seperti kanker payudara dan kanker
serviks sebagai yang tertinggi diidap oleh perempuan.
Nila tak henti-hentinya mensosialisasikan kepada para perempuan untuk memiliki
kesadaran agar bisa mendeteksi dini adanya penyakit kanker payudara dan serviks.
"Padahal kanker serviks dan payudara bisa dicegah dengan cara yang sederhana dan
murah," kata Menkes.
Kekhawatiran Nila lainnya terungkap pada saat ia membacakan surat yang ditulis RA
Kartini pada 25 Mei 1899 yang ditujukannya kepada Zeehandelar tentang bahaya
minuman keras dan candu yang mewabah pada zamannya.
"Syukurlah kami belum pernah memerangi minuman keras. Peradaban itu memuat berkah
tapi ada pula buruknya," Nila membacakan.
Di penghujung pembacaan surat-surat itu Nila mengutarakan apa yang dirasakannya.
Bahwa apa yang dipikirkan RA Kartini pada saat itu tentang wabah candu dan minuman
keras, terjadi dan menjadi persoalan yang dihadapi saat ini di mana narkotika mengancam
kesehatan dan karakter bangsa.
Editor: Aditia Maruli
3
Download