BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbal (Pb) merupakan logam berat yang dapat ditemukan di sekitar kita. Secara alami, Pb telah ada, tetapi kadarnya kini terus meningkat akibat aktivitas manusia. Kadar Pb yang tinggi di lingkungan, baik atmosfer, air, maupun tanah W D perlu diwaspadai sebab logam berat ini merupakan racun ketika berada di dalam tubuh suatu organisme (Patrick, 2006; Klaassen, 1987). Dampak pemaparan Pb terhadap makhluk hidup beragam, mulai dari inhibisi enzim ALA-D, menurunnya IQ anak, anemia, hingga kanker otak (WHO, 2011; Mushak, 2011). K U Terkait dengan Pb di lingkungan, khususnya lingkungan akuatik, organisme yang tinggal di dalamnya pasti berisiko terpapar dalam waktu yang lama. Salah satunya ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan ini merupakan ikan air tawar dari © Afrika yang digemari sebagai ikan konsumsi dan saat ini menjadi salah satu dari 10 ikan yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat dunia (Josupeit, 2005). Saat ini, budidaya ikan nila di Yogyakarta sendiri tengah giat, meskipun kondisi perairan tempat budidaya ikan itu tidak terpantau dan tidak begitu diperhatikan. Sumber pemaparan Pb pada makhluk hidup sebagian besar didominasi oleh jalur gastrointestinal (Klaassen, 1987; Patrick, 2006), sehingga makanan memiliki potensi yang tinggi sebagai sumber Pb dalam tubuh. Dengan tingkat konsumsi ikan nila yang tinggi dan kondisi lingkungan hidupnya yang disinyalir tercemar Pb, risiko kesehatan konsumen pun semakin tinggi. 1 2 Masuknya Pb ke lingkungan akuatik memiliki banyak jalur, di antaranya adalah jatuhan partikel Pb hasil buangan kendaraan yang terlarut dalam air, limbah industri, limbah rumah tangga dan dari alam, misalnya aktivitas vulkanologis (Pattee dan Pain, 2003; Klaassen, 1987). Ketika material vulkanik yang mengandung Pb ikut terbawa hingga aliran sungai yang menjadi sumber air kolamkolam budidaya ikan, Pb yang sudah ada dalam air ditambah dengan Pb dari W D material vulkanik tersebut menjadi sumber pemaparan terhadap ikan-ikan tersebut. Hal inilah yang diduga terjadi pada ikan nila yang dibudidayakan di kolam-kolam di tepi Kali Kuning di Karanglo, Sleman, Yogyakarta. Karena itu, dilakukanlah penelitian ini. K U B. Rumusan Masalah 1. Berapa besar kadar Pb pada tulang, kulit, sisik, daging, dan insang ikan nila? © 2. Berapa besar akumulasi Pb pada tulang, kulit, sisik, daging, dan insang ikan nila? 3. Apakah perkiraan jumlah daily intake Pb menurut kadar yang terukur pada ikan nila lebih tinggi atau lebih rendah dari standar batas aman yang ada? C. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kadar Pb pada tulang, kulit, sisik, daging, dan insang ikan nila. 2. Mengidentifikasi akumulasi Pb dalam tulang, kulit, sisik, daging, dan insang ikan nila. 3 3. Membandingkan perkiraan jumlah daily intake Pb menurut kadar yang terukur pada ikan nila dengan standar batas aman. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk masyarakat: memberikan wawasan mengenai kandungan timbal (Pb) dalam ikan nila dan risiko kesehatan akibat konsumsi ikan nila. 2. Untuk akademisi: menambah pengetahuan mengenai kadar dan W D akumulasi timbal (Pb) dalam ikan nila dan sumber pemaparannya, serta health risk assessment, dan juga dapat menjadi referensi untuk penelitian sejenis. 3. Untuk pemerintah: memberikan informasi tentang kadar Pb di air Kali K U Kuning, sedimen kolam, dan organ-organ ikan nila yang dibudidayakan masyarakat, dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk program monitoring dan dapat menambah informasi tentang risiko kesehatan © masyarakat dari konsumsi ikan nila yang mungkin dapat menjadi inspirasi untuk penetapan program kesehatan.