PENINGKATAN NAFSU MAKAN DAN

advertisement
PENINGKATAN NAFSU MAKAN DAN PERTUMBUHAN
PADA PENDEDERAN IKAN KERAPU MACAN Epinephelus
fuscoguttatus MELALUI PERIODE PEMUASAAN BERBEDA
FATIMA ROSNIAR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PERNYATAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
PENINGKATAN
NAFSU
MAKAN
DAN
PERTUMBUHAN
PADA
PENDEDERAN IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus
MELALUI PERIODE PEMUASAAN BERBEDA
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir Skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
FATIMA ROSNIAR
C14080002
ii
ABSTRAK
FATIMA ROSNIAR. Peningkatan nafsu makan dan pertumbuhan pada
pendederan ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus melalui periode
pemuasaan berbeda. Dibimbing oleh IRZAL EFFENDI dan EDDY
SUPRIYONO.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh periode pemuasaan
terhadap nafsu makan, pertumbuhan, efisiensi pemberian pakan dan kelangsungan
hidup benih ikan kerapu macan dalam sistem pendederan. Berdasarkan penelitian
ini diharapkan diperoleh informasi periode pemuasaan yang baik pada pendederan
ikan kerapu macan dalam rangka meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan.
Benih ikan kerapu berukuran 5,55±0,03 cm/ekor dengan bobot 3,11±0,02
gram/ekor dipelihara di akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan padat tebar
300 ekor/m3 atau 22 ekor/akuarium. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan
pemberian pakan mingguan yaitu dipuasakan 1 hari diberi pakan 6 hari (P1),
dipuasakan 2 hari diberi pakan 5 hari (P2), dipuasakan 3 hari diberi pakan 4 hari
(P3) dan pemberian pakan setiap hari atau perlakuan kontrol (K) dan setiap
perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Parameter yang diamati diantaranya adalah laju
pertumbuhan spesifik atau SGR (spesific growth rate), pertumbuhan panjang
mutlak, nafsu makan, tingkah laku , efisiensi pakan, SR (survival rate) dan fisikakimia air. Nilai total konsumsi pakan, SGR, pertumbuhan panjang mutlak dan
efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan pemuasaan 1 hari/minggu
dengan nilai berturut-turut 171,13±2,53 gram; 4,14±0,07%; 2,18±0,06 cm/ekor
dan 78,85±2,43%. Ikan kerapu macan E. fuscoguttatus tidak baik dipuasakan 2
hari/minggu atau lebih karena pertumbuhannya dapat terhambat dan terjadi
kanibalisme. Pemuasaan 1 hari/minggu dapat meningkatkan nafsu makan dan
pertumbuhan ikan kerapu macan.
Kata kunci : ikan kerapu macan E. fuscoguttatus, nafsu makan, pemuasaan,
pertumbuhan.
iii
ABSTRACT
FATIMA ROSNIAR. Increasing appetite and growth of Epinephelus
fuscoguttatus tiger grouper through different periode of starvation. Supervised by
IRZAL EFFENDI dan EDDY SUPRIYONO.
This study aims to know the influence of starvation periode on appetite,
growth, feed efficiency and survival rate of tiger groupers fry in rearing system.
This research expected to find the best periode of starvation information on
rearing tiger grouper for increasing appetite and growth. Groupers fry size of
5.55±0.03 cm/fish with weight 3.11±0.02 g/fish kept in aquariums of 60x40x40
cm with density of 300 fish/m3 or 22 fish/aquarium. The research was conducted
using ANOVA single factor consisting of 4 weekly feeding treatments: one day
starvation and 6 days feeding (P1), 2 days starvation and 5 days feeding (P2), 3
days starvation and 4 days feeding (P3) and feeding every day or a control
treatment (K) and each treatment consisted of three replications. The specific
growth rate (SGR), absolute growth, appetite, feeding behavior, feeding
efficiency, survival rate (SR) and physico-chemical water were observed and
discussed. The highest total value of feed intake, SGR, absolute growth and
feeding efficiency were showed in one day starvation and 6 days feeding (P1)
treatment with value 171.13±2.53 g; 4.14±0.07%; 2.18±0.06 cm /ind and
78.85±2.43%. Tiger grouper was not good to be starved 2 days/week or more
because its growth can be hampered and occurred cannibalism. One day starvation
and 6 days feeding (P1) treatment could increased appetite and growth of tiger
grouper.
Keyword : tiger grouper E. fuscoguttatus, starvation, appetite, growth,
iv
PENINGKATAN NAFSU MAKAN DAN PERTUMBUHAN
PADA PENDEDERAN IKAN KERAPU MACAN Epinephelus
fuscoguttatus MELALUI PERIODE PEMUASAAN BERBEDA
FATIMA ROSNIAR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Progam Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya
Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
v
Judul
: Peningkatan Nafsu Makan dan Pertumbuhan pada Pendederan
Ikan Kerapu Macan Epinephelus Fuscoguttatus melalui Periode
Pemuasaan Berbeda
Nama
: Fatima Rosniar
NRP
: C14080002
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Irzal Effendi, M.Si.
NIP. 196403301989031003
Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc.
NIP.196302121989031003
Diketahui
Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. .
NIP. 196710131993021001
Tanggal Lulus :
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian ini adalah pendederan ikan kerapu macan, dengan judul
“Peningkatan nafsu makan dan pertumbuhan pada pendederan ikan kerapu macan
Epinephelus fuscoguttatus melalui periode pemuasaan berbeda”. Penelitian ini
dilakukan di Hatchery I Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya Diploma
IPB, Gunung Gede, Bogor
selama bulan Juli-Oktober 2012 meliputi proses
persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan analisis data serta penulisan laporan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Irzal Effendi, M.Si. selaku
Dosen Pembimbing I, Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II
sekaligus Pembimbing Akademik, Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc. selaku
Dosen Penguji Tamu, Dr. Mia Setiawawati selaku Komisi Pendidikan yang telah
memberikan banyak arahan, bimbingan dan dukungan kepada Penulis. Penulis
juga menyampaikan terimakasih kepada Ayahanda Almarhum Deddy Rumhadi
dan Ibunda Detty Destriati, kakak, adik dan seluruh keluarga atas dukungan dan
do’anya. Ucapan terimakasih juga Penulis ucapkan kepada Dosen dan Pegawai
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya Diploma IPB dan Departemen
Budidaya Perairan yang telah membantu berjalannya penelitian ini. Terima kasih
banyak disampaikan juga kepada Ahmad Fauzan, Ernitha, Mas Dama, Bayu, Titi
Nurchayati dan Nurlita yang telah menemani dan membantu selama berjalannya
penelitian, teman-teman (Wahyu, Adit, Ahen, Randi, Dina, Joy, Nidya, Owo,
Yoga, Milan, Kurnia, Dendi, Brilian, Asbul, Jeanni, Retno, Pika), atas bantuan
(transfer air laut dan sampling), do’a dan semangatnya.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan pihak lain
yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2013
FATIMA ROSNIAR
C14080002
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara yang dilahirkan di Kota
Bandung pada 31 Juli 1990 dari pasangan Bapak Almarhum Deddy Rumhadi
Karman dan Ibu Detty Destriati Munasir. Penulis menyelesaikan pendidikan di
SDN 03 Pagi Cipinang Melayu, Jakarta Timur pada tahun 2002. Tahun 2005
Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di MTs. Daar el-Qalam
Tangerang, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Plus Muthahhari Bandung
pada tahun 2005. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA pada 2008, Penulis
mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Teknologi dan Manajemen
Perikanan Budidaya melalui Jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB).
Selama masa perkuliahan, Penulis aktif pada Himpunan Mahasiswa
Akuakultur (HIMAKUA) IPB sebagai Anggota Divisi Produksi (2009-2010) dan
Divisi Kewirausahaan (2010-2011). Penulis menjadi Asisten Praktikum DasarDasar Akuakultur untuk Program S1 pada Tahun Ajaran 2010/2011 dan
2011/2012. Selain itu, Penulis juga pernah magang di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar Sukabumi tentang komoditas ikan mas Cyprinus carpio
(2009), di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Laut Lampung mengenai
komoditas rumput laut Eucheuma cottoni (2010) dan Praktik Lapangan
Akuakultur di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB)
Karawang mengenai komoditas udang vaname Litopenaeus vannamei (2011).
viii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................v
I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
II. METODE PENELITIAN .................................................................................5
2.1 Rancangan Penelitian .....................................................................................5
2.2 Metode Kultur ................................................................................................5
2.2.1 Persiapan Wadah .....................................................................................5
2.2.2 Penebaran dan Adaptasi Ikan ..................................................................5
2.2.3 Pemeliharaan dan Perlakuan ....................................................................6
2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data ...............................................................6
2.3.1 Nafsu Makan ............................................................................................7
2.3.2 Tingkah Laku Makan .............................................................................. 7
2.3.3 Laju Pertumbuhan Spesifik (Spesific Growth Rate) ................................8
2.3.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak..................................................................9
2.3.5 Efisiensi Pakan.........................................................................................9
2.3.6 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate).......................................10
2.3.7 Parameter Fisika-Kimia Air ...................................................................10
2.3.8 Analisis Ekonomi ..................................................................................10
2.4 Analisis Data ................................................................................................11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................13
3.1 Hasil .............................................................................................................13
3.1.1 Tingkah Laku dan Nafsu Makan ...........................................................13
3.1.2 Pertumbuhan bobot ................................................................................15
3.1.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak................................................................16
3.1.4 Efisiensi Pakan.......................................................................................17
3.1.5 Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................................18
3.1.6 Fisika-Kimia Air ....................................................................................19
3.1.7 Analisi Ekonomi ....................................................................................22
3.2 Pembahasan ..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................30
i
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal pemuasaan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus mingguan dalam
pendederan .......................................................................................................... 6
2. Alat pengukuran fisika-kimia media pemeliharaan ikan kerapu macan
E.
fuscoguttatus. .................................................................................................. 10
3. Respons makan dan tingkah laku ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang
diberi pakan setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu
(P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 28 hari. .................................................... 14
4. Keuntungan dan R/C ratio pada pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu
(P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). ....................... 23
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Rata-rata konsumsi pakan/hari ikan kerapu macan E. fuscoguttatus selama 1
minggu. (♦) Kontrol, (■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu,
dan (×) Puasa 3hari/minggu. ........................................................................... 13
2. Konsumsi pakan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus pada perlakuan
pemberian pakan setiap hari (K), pemuasaan 1hari/minggu (P1), 2
hari/minggu (P2), dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang berbeda pada
diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2) ....... 14
3. Total konsumsi pakan yang dihabiskan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu.
Huruf yang berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (P<0,2). .................................................................................... 15
4. Bobot rata-rata ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan tiap
hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2)
dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa
2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu. ................................................... 16
5. Spesific growh rate (SGR) ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang berbeda pada
diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2). ...... 16
6. Pertumbuhan panjang mutlak ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang
diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang berbeda pada
diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2). ...... 17
7. Persentase efisiensi pakan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu. Huruf yang
berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda
nyata (P<0,2). .................................................................................................. 18
8. Survival rate (SR) ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan
tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2 hari/minggu
(P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu. Huruf yang berbeda pada
diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2) ....... 19
9. Dissolved oxygen media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu
(P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol,
(■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa
3hari/minggu. .................................................................................................. 19
10. pH media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■)
iii
Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa
3hari/minggu. .................................................................................................. 20
11. Suhu media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■)
Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu
di pagi hari (P) dan sore hari (S). .................................................................... 21
12. Salinitas media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu
(P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol,
(■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa
3hari/minggu. .................................................................................................. 21
13. Amoniak media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu
(P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol,
(■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa
3hari/minggu. .................................................................................................. 22
14. Pertumbuhan kompensasi berdasarkan Jobling (1994) ................................... 25
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Skema resirkulasi dan tata letak akuarium untuk pendederan ikan kerapu
macan E. fuscoguttatus. .................................................................................... 33
2. Konsumsi pakan dengan analisis sidik ragam dan uji Duncan ikan kerapu
macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K), dipuasakan 1
hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). ....................... 34
3. Total konsumsi pakan dengan analisis sidik ragam dan uji Duncan ikan
kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K),
dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). . 35
4. Spesific growth rate (SGR), analisis sidik ragam dan uji Duncan ikan
kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K),
dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). . 36
5. Pertumbuhan panjang mutlak (PPM) dengan analisis sidik ragam dan uji
Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari
(K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu
(P3). .................................................................................................................. 37
6. Efisiensi pemberian pakan (EPP) dengan analisis sidik ragam dan uji
Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari
(K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu
(P3). .................................................................................................................. 38
7. Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate, SR) analisis sidik ragam dan
uji Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap
hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3
hari/minggu (P3). .............................................................................................. 39
8. Jumlah pakan yang diberikan pada ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 27 hari. ............................... 40
v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan kerapu sangat cocok dan potensial untuk dipelihara di perairan
Indonesia. Pengembangan kerapu sangat terbuka, apalagi bila melihat potensi
budidaya laut yang dimiliki Indonesia sangat besar. Saat ini pemanfaatan wilayah
potensi budidaya laut baru sebesar 1,21 persen. Total potensi budidaya laut
Indonesia sebesar 3.776.000 ha dan baru dimanfaatkan sebesar 45.676 ha. Selain
itu, permintaan dunia pada ikan kerapu cenderung meningkat baik dari sisi
kuantitas maupun harganya. Total permintaan produksi kerapu saat ini mencapai
35.000 ton per tahun dengan kisaran harga US$ 25 - 125 (Ditjen Perikanan
Budidaya 2011). Produksi ikan kerapu Indonesia tahun 2011 baru mencapai 8.112
ton (SIDATIK 2011).
Indonesia merupakan produsen utama benih kerapu macan, statistik
perikanan budidaya Indonesia pada tahun 2010 melaporkan benih ikan kerapu
yang ditebar mencapai 1,04 milyar ekor. Hatchery pada umumnya menghasilkan
benih berukuran 2-3 cm
(total length), sedangkan pembesaran di laut
membutuhkan benih yang lebih besar yaitu sekitar 5-10 cm. Untuk memenuhi
kebutuhan benih dengan ukuran tersebut atau lebih maka dikembangkan sistem
pendederan (Ismi et al. 2012). Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan ikan
untuk menghasilkan benih yang siap untuk ditebar di unit produksi pembesaran
atau benih yang siap dijual (Effendi 2004). Teknologi dan manajemen pendederan
kerapu secara intensif dikembangkan untuk memenuhi permintaan benih yang
tinggi. Manajemen pemberian pakan ikan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan usaha pendederan ikan.
Beberapa masalah yang dihadapi pada budidaya ikan kerapu macan adalah
pertumbuhan ikan kerapu yang relatif lambat, efisiensi pakan yang relatif rendah
dan harga pakan yang relatif mahal khususnya pakan saat pendederan. Biaya
pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar, dapat mencapai 60% dari
harga produksi. Harga pakan komersial untuk pendederan ikan kerapu macan
dapat mencapai Rp 80.000 per kg. Arifeni (2011) melaporkan harga pakan ikan
1
kerapu berupa ikan rucah adalah Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kg, sedangkan
pelet ikan mencapai Rp 55.000 per kg.
Nafsu makan atau respons benih ikan kerapu terhadap pelet tidak sebaik
atau seagresif responsnya terhadap ikan rucah atau segar karena ikan kerapu
cenderung bersifat predator. Rendahnya respons ikan kerapu terhadap pelet dapat
berdampak terhadap pertumbuhan benih ikan kerapu. Ikan kerapu macan yang
diberi pakan berupa pelet dan jambret memiliki nilai konversi pakan berkisar
antara 1,95-2,05 atau setara dengan nilai efisiensi pakan 50% dengan
pertumbuhan 0,1 gram/hari (Alit 2010). Hasil penelitian Fattah (2007)
menunjukkan nilai laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate) ikan kerapu
macan sebesar yang diberi pelet yaitu 1,97-3,81% per hari. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi pada budidaya kerapu
macan
berkisar antara 10-12 bulan sedangkan ikan-ikan lainnya terutama ikan air tawar
seperti ikan lele, nila dan mas dapat mencapai ukuran ikan konsumsi kurang dari 8
bulan.
Ikan memerlukan energi yang berasal dari pakan untuk tumbuh. Ikan yang
tidak diberi pakan tidak akan tumbuh karena tidak memperoleh energi. Namun,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa berbagai hewan (termasuk ikan) yang
sementara waktu tidak diberi pakan (dipuasakan) akan tumbuh lebih cepat ketika
pemberian pakan dimulai lagi, dan bahkan pertumbuhan lebih tinggi dari hewan
yang tidak dihilangkan pemberian pakannya. Fenomena ini diketahui sebagai
pertumbuhan pengganti (compensatory growth), dan bisa ditunjukkan dengan
peningkatan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan selama masa
pemberian pakan kembali (Sealey et al. 1998).
Pada umumnya hewan beradaptasi terhadap kekurangan makanan dengan
cara mengurangi pengeluaran metabolik (Jobling 1994). Pada umumnya hewan
menjadi hyperphagic atau menunjukkan konsumsi pakan yang berlebihan selama
refeeding. Rendahnya tingkat pengeluaran metabolik saat dipuasakan dengan
tingginya tingkat konsumsi pakan saat refeeding akan mengakibatkan tingginya
jumlah nutrisi yang tersedia untuk pertumbuhan (Roa & Vicente 2009). Ikan-ikan
yang dipuasakan akan beradaptasi pada kondisi “lapar”, dan dimanifestasikan
dengan menurunnya aktifitas dan rendahnya tingkat metabolisme basal (Blyth
2
1989), sehingga terdapat ekstra energi yang dimanfaatkan untuk mengejar
pertumbuhan pada saat “satiation”. Hal inilah yang menyebabkan ‘tidak
terjadinya’ atau ‘relatif kecil perbedaan’ tingkat pertumbuhan diantara ikan yang
diberi pakan secara normal dan dipuasakan atau dibatasi (Santoso et al. 2006).
Beberapa penelitian menunjukkan pemuasaan pada beberapa jenis ikan
meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Penelitian yang dilakukan oleh
Suwarsito et al. (2010) pada lobster air tawar menunjukkan bahwa metode
pemberian pakan sehari dipuasakan dan sehari diberi pakan memberikan hasil
pertumbuhan dan efisiensi pakan yang lebih baik dibanding pemberian pakan
setiap hari. Penelitian lainnya juga menyatakan adanya compensatory growth pada
ikan yang diberi pakan kembali setelah dipuasakan. Ikan nila merah Oreochromis
sp. yang dipuasakan 1, 2 dan 3 hari/minggu selama 4 minggu mengalami
pertumbuhan compensatory (Santoso et al. 2006). Juvenil ikan nila Oreochromis
niloticus menunjukkan compensatory growth setelah mengalami pelaparan selama
5 hari (Roa & Vincente 2009).
Biaya produksi sangat ditentukan oleh besarnya biaya pakan. Pertumbuhan
yang tinggi dengan pemanfaatan pakan yang baik sangat diharapkan pada
budidaya ikan untuk meningkatkan produksi dan keuntungan. Teknik pemuasaan
atau pelaparan diharapkan dapat meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan.
Selain itu, teknik pemuasaan juga merupakan teknik sederhana yang relatif mudah
untuk diterapkan di lapangan. Namun, sifat predator dari ikan kerapu dapat
menyebabkan kanibalisme atau kematian apabila tidak diberi pakan sehingga
perlu diteliti mengenai periode atau waktu pemuasaan yang tidak berdampak
buruk pada budidaya ikan kerapu. Belum banyak informasi yang didapat
mengenai pengaruh periode pemuasaan ikan kerapu macan tersebut. Maka dari itu
diperlukan penelitian mengenai pengaruh pemuasaan terhadap nafsu makan,
pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan dan kelangsungan hidup dalam
pendederan ikan kerapu macan.
3
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemuasaan mingguan
dengan periode yang berbeda terhadap nafsu makan, pertumbuhan, efisiensi pakan
dan kelangsungan hidup ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus. Hasil
penenelitian ini diharapkan diperoleh informasi terkait dengan teknik pemuasaan
dalam rangka meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan benih ikan kerapu
macan dalam sistem pendederan.
4
II. METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu dipuasakan 1 hari diberi pakan 6 hari
(P1), dipuasakan 2 hari diberi pakan 5 hari (P2), dipuasakan 3 hari diberi pakan 4
hari (P3) dan pemberian pakan setiap hari atau perlakuan kontrol (K) setiap
perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Model rancangan yang digunakan yaitu :
Keterangan:
Yij
= data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ
= nilai tengah data pengamatan
I
= pengaruh perlakuan ke-i
= galat percobaan
2.2 Metode Kultur
2.2.1 Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan
sistem resirkulasi. Akuarium dicuci dengan air dan dikeringkan selama 1 hari.
Pemasangan komponen resirkulasi seperti pemasangan inlet, outlet dan filter air
laut dilakukan setelah akuarium siap. Skema resirkulasi yang digunakan disajikan
pada Lampiran 1. Filter air laut yang digunakan berupa karang, kapas filter, arang
aktif dan bioball. Akuarium diisi dengan air laut sebanyak 72 L per akuarium
kemudian resirkulasi diaktifkan. Air laut yang digunakan berasal dari Ancol
dengan salinitas 40 ppt.
2.2.2 Penebaran dan Adaptasi Ikan
Ikan kerapu yang digunakan berasal dari Bali dan ditebar dalam wadah
untuk dilakukan aklimatisasi. Aklimatisasi suhu dilakukan selama 15 menit atau
sampai kantong plastik packing berembun kemudian air perlahan-lahan
dimasukkan hingga ikan keluar dengan sendirinya. Ikan diadaptasikan dan diberi
5
pakan 3 kali sehari pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB. Pakan ikan berupa
pelet komersial dengan kandungan protein minimal 52% dan diberikan secara at
satiation atau sekenyangnya. Ikan diadaptasikan selama 1 minggu. Ikan dianggap
sudah beradaptasi ketika ikan sudah mulai mengkonsumsi pakan dengan normal,
tidak terdapat lagi ikan yang mati dan mulai tumbuh.
2.2.3 Pemeliharaan dan Perlakuan
Ikan
kerapu yang digunakan untuk perlakuan berukuran 5,55±0,03
cm/ekor dengan bobot 3,11±0,02 gram/ekor. Padat tebar ikan kerapu macan 300
ekor/m3 atau sebanyak 22 ekor/akuarium. Pemberian pakan disesuaikan pada
perlakuan yaitu dipuasakan sehari diberi pakan 6 hari (P1), dipuasakan dua hari
diberi pakan 5 hari (P2), dipuasakan tiga hari diberi pakan 4 hari (P3) dan diberi
pakan setiap hari atau perlakuan kontrol (K) (Tabel 1).
Pemberian pakan
dilakukan secara at satiation atau sekenyangnya sebanyak 3 kali sehari pada
pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB. Jenis pakan yang digunakan berupa pelet
komersial dengan kandungan protein minimal 52%. Pemeliharaan dilakukan
selama 4 minggu dan dilakukan sampling setiap minggunya.
Tabel 1. Jadwal pemuasaan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus mingguan dalam
pendederan
Perlakuan
Kontrol
Puasa 1
Puasa 2
Puasa 3
Keterangan :
1
2
√
√
√
√
√
√ : Diberi pakan
3
√
√
-
Hari ke4
√
√
√
-
5
√
√
√
√
6
√
√
√
√
7
√
√
√
√
Setelah ikan diperlihara selama 4 minggu, ikan dipanen, diukur
panjangnya, ditimbang bobotnya dan biomassanya. Jumlah sisa pakan yang tidak
diberikan selama pemeliharaan ditimbang untuk mengetahui jumlah pakan yang
dihabiskan selama pemeliharaan dan dihitung efisiensi penggunaan pakannya.
2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Parameter yang diamati diantaranya adalah laju pertumbuhan spesifik atau
spesific growth rate (SGR), pertumbuhan panjang mutlak, nafsu makan, tingkah
laku, efisiensi pemberian pakan, tingkat kelangsungan hidup atau survival rate,
6
fisika-kimia air dan analisis ekonomi. Pengambilan data bobot menggunakan
timbangan dengan ketelitian alat 0,01 g dan panjang rata-rata menggunakan
penggaris dengan ketelitian alat 0,1 cm dilakukan setiap minggu untuk
menentukan nilai SGR dan pertumbuhan panjang mutlak. Tingkah laku ikan
makan , jumlah ikan mati dan jumlah pakan yang diberikan dicatat dan diamati
setiap hari untuk menentukan nilai parameter efisiensi pakan, nafsu makan, SR.
Analisis ekonomi dilakukan dengan cara menghitung keuntungan dan R/C ratio
berdasarkan asumsi yang diperoleh pada setiap perlakuan.
Data harian yang diambil selama pemeliharaan ikan kerapu adalah tingkah
laku, nafsu makan,
jumlah pakan, kematian dan fisika-kimia berupa suhu,
salinitas, pH dan DO (dissolved oxygen / oksigen terlarut), sedangkan data yang
diambil saat sampling mingguan adalah bobot rata-rata dan panjang rata-rata.
Sampling ikan dilakukan pada masing-masing akuarium dengan cara mengambil
semua ikan di akuarium lalu diletakkan didalam baskom yang berisi air laut dan
diberi airasi. Satu persatu panjang total ikan diukur menggunakan pengaris dan
bobt ikan ditimbang menggunakan timbangan digital.
2.3.1 Nafsu Makan
Nafsu makan diamati untuk mengetahui respons ikan terhadap pakan
setelah dipuasakan. Nafsu makan digambarkan oleh konsumsi pakan ikan/hari dan
total pakan yang dikonsumsi ikan dalam kurun waktu tertentu.
A. Konsumsi pakan
Pakan yang sudah yang sudah ditentukan jumlahnya berdasarkan feeding
rate yaitu 10% dari biomassa diberikan secara at satiation pada ikan lalu dicatat
jumlah pakan yang sisa sehingga didapat jumlah pakan yang diberikan setiap
harinya untuk setiap akuarium. Jumlah pakan yang dikonsumsi setiap individu per
hari (g/ekor) dihitung dengan cara menentukan jumlah pakan yang dimakan dalam
sehari dan membaginya dengan jumlah ikan yang diberi pakan. Penghitungan
jumlah pakan yang dikonsumsi dihitung menggunakan rumus Effendi et al.
(2006) :
7
Keterangan
:
FI
: Jumlah pakan yang dikonsumsi per hari (gram/ekor)
F
: Jumlah pakan (gram)
N
: Populasi (ekor)
B. Total konsumsi pakan
Total konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi selama
pemeliharaan. Pakan yang sudah yang sudah ditentukan jumlahnya berdasarkan
feeding rate yaitu 10% dari biomassa diberikan secara at satiation pada ikan lalu
dicatat jumlah pakan yang sisa sehingga didapat jumlah pakan yang diberikan
setiap harinya untuk setiap akuarium. Total konsumsi pakan dihitung dengan cara
menjumlahkan pakan yang diberikan setiap hari selama perlakuan.
t
t
i 1
Keterangan :
TF
: Total konsumsi pakan (gram)
Ft
: Konsumsi pakan hari ke-t (gram)
2.3.2 Tingkah Laku Makan
Tingkah laku makan diamati untuk mengetahui respons makan ikan
setelah dipuasakan secara deskriptif. Tingkah laku ikan setiap perlakuan seperti
respons ikan terhadap pakan dan kanibalisme diamati, dicatat dan dideskripsikan
dalam bentuk tabel.
2.3.3 Laju Pertumbuhan Spesifik (Spesific Growth Rate)
Laju pertumbuhan spesifik (spesific growth rate), SGR menunjukkan
persentase pertumbuhan bobot harian ikan selama masa pemeliharaan. Bobot ratarata awal ditimbang sebelum perlakuan dan diukur pula bobot rata-rata saat
sampling dan panen. SGR dapat dihitung menggunakan rumus Huisman (1987)
yaitu:
8
t
1 ×1
Keterangan :
SGR
: Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wt
: Bobot rata-rata pada akhir penelitian/hari ke-t (g/ekor)
Wo
: Bobot rata-rata pada awal penelitian (g/ekor)
t
: Waktu yang dibutuhkan dari berat awal hingga mencapai berat akhir
(hari)
2.3.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak (PPM) merupakan pertambahan bobot atau
panjang rata-rata selama waktu pemeliharaan atau waktu tertentu. Panjang ratarata awal diukur sebelum perlakuan dan diukur pula panjang rata-rata saat
sampling dan panen. Pertumbuhan mutlak dapat dihitung menggunakan rumus
Effendie (1997) yaitu:
Keterangan :
PPM : Pertumbuhan panjang mutlak (cm/ekor)
Lt
: Panjang rata-rata hari ke-t (cm/ekor)
Lo
: Panjang rata-rata hari ke-0 (cm/ekor)
2.3.5 Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan ditentukan berdasarkan selisih bobot biomassa ikan saat
penimbangan dan biomassa ikan yang mati dengan bobot biomassa awal dan
dibandingkan dengan jumlah pakan (F) yang telah dimakan. Untuk menghitung
efisiensi pakan digunakan rumus Zonneveld et al. (1991) yaitu:
P
t
d
1
Keterangan:
EP
: Efisiensi pakan (%)
Wt
: Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (gram)
W0
: Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram)
9
Wd
: Biomassa ikan mati pada waktu pemeliharaan (gram)
F
: Jumlah pakan yang diberikan (gram)
2.3.6 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
Survival rate (SR) atau tingkat kelangsungan hidup
merupakan
perbandingan jumlah ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah
ikan pada awal pemeliharaan.
Tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung
menggunakan rumus Goddard (1996) yaitu:
×1
Keterangan :
SR
: Survival rate/ tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
: Jumlah ikan akhir (ekor)
No
: Jumlah ikan awal (ekor)
2.3.7 Parameter Fisika-Kimia Air
Parameter fisika-kimia air harian yang diamati diantaranya pH, DO,
salinitas pada pagi hari dan suhu pada pagi dan siang hari. Kimia air mingguan
atau yang diukur saat sampling adalah amoniak. Pengukuran fisika-kimia air dan
pengambilan sampel air dilakukan menggunakan botol sampel di bagian tengah
akuarium. Berikut adalah alat yang digunakan dalam pengukuran fisika-kimia air :
Tabel 2. Alat pengukuran fisika-kimia media pemeliharaan ikan kerapu macan
E. fuscoguttatus.
Parameter
Oksigen terlarut (mg/L)
Salinitas (ppt)
Suhu (oC)
pH
Amoniak (mg/L)
Alat
DO-meter
Refraktometer
Termometer
pH-meter
Spektrofotometer
2.3.8 Analisis Ekonomi
Beberapa parameter ekonomi diperhitungkan untuk mengetahui kerugian
atau keuntungan usaha pendederan ikan kerapu macan apabila digunakan asumsiasumsi pada tiap perlakuan. Parameter yang diperhitungkan diantaranya adalah
penerimaan, keuntungan (laba) dan RC ratio.
10
A) Total penerimaan
Total penerimaan dapat dihitung dengan rumus (Nurmalina et al. 2009):
×P
Keterangan:
TR
: Total Revenue (total penerimaan)
Q
: Quantity (jumlah ikan yang dijual)
P
: Price (harga)
B) Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya.
Keuntungan dihitung dengan menggunakan rumus (Nurmalina et al. 2009):
Keterangan:
: Laba
TR
: Total Revenue (total penerimaan)
TC
: Total Cost (total pengeluaran)
C) R/C ratio
R/C ratio menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap
tambahan manfaat yang diterima. Nilai R/C ratio dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut (Nurmalina et al. 2009) :
Keterangan:
R/C
: Perbandingan penerimaan dan pengeluaran
TR
: Jumlah dari Total Revenue (total penerimaan)
TC
: Jumlah dari Total Cost (total pengeluaran)
2.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (anova) dengan uji F
pada selang kepercayaan 80% menggunakan program Ms. Exel dan SPSS 17.0
untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati. Apabila
11
berpengaruh nyata, maka untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan akan diuji
lanjut dengan menggunakan uji Duncan.
12
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Tingkah Laku dan Nafsu Makan
Setelah benih ikan kerapu macan dipuasakan baik 1, 2 maupun 3 hari per
minggu, nafsu makan atau konsumsi pakan yang diberi secara at satiation
meningkat.
Setelah
peningkatan
nafsu
makan
tersebut,
ikan
kembali
mengkonsumsi pakan dengan jumlah normal atau sama dengan ikan kontrol pada
hari berikutnya (Gambar 1).
Konsumsi Pakan (gram)
14
12
10
8
6
4
2
0
1
2
3
4
5
6
7
Hari ke
Gambar 1. Rata-rata konsumsi pakan/hari ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
selama 1 minggu. (♦) Kontrol, (■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2
hari/minggu, dan (×) Puasa 3 hari/minggu.
Pemuasaan meningkatkan kanibalisme dan keagresifan ikan kerapu macan
dalam mengkonsumsi pakan (Tabel 3). Kanibalisme mulai terjadi saat ikan kerapu
dipuasakan 2 hari atau lebih. Nilai konsumsi pakan/hari/ekor benih ikan kerapu
macan yang dipuasakan lebih tinggi dibandingkan ikan yang diberi pakan setiap
hari. Semakin lama benih ikan kerapu dipuasakan per minggu maka semakin
tinggi nilai tingkat konsumsi pakan/hari/ekor (Tabel 3, Gambar 2 dan Lampiran
2).
13
Tabel 3. Respons makan dan tingkah laku ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 28 hari.
0,28±0,01
0,34±0,01
Nafsu makan normal, tidak terlalu agresif
Nafsu makan meningkat dan lebih agresif setelah
dipuasakan
2
0,37±0,01
3
0,42±0,01
Nafsu makan meningkat dan lebih agresif setelah
dipuasakan. Terjadi kanibalisme dan kematian akibat
kanibalisme selama perlakuan sebesar 9% dari populasi.
Beberapa ikan memuntahkan pakan saat diberi pakan
pertamakali setelah dipuasakan.
Nafsu makan meningkat dan lebih agresif setelah
dipuasakan. Terjadi kanibalisme dan kematian akibat
kanibalisme selama perlakuan sebesar 21% dari populasi.
Beberapa ikan memuntahkan pakan saat diberi pakan
pertamakali setelah dipuasakan.
Konsumsi Pakan (gram/hari/ekor)
Pemuasaan
(hari/minggu)
Tidak dipuasakan
1
Konsumsi pakan
(gram/hari/ekor)
Respons Pakan dan Tingkah Laku
0,50
0,42
0,45
0,40
0,34
0,35
0,30
0,37
0,28
0,25
0,20
0,15
a
b
K
P1
c
d
P2
P3
0,10
0,05
0,00
Perlakuan
Gambar 2. Konsumsi pakan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus pada perlakuan
pemberian pakan setiap hari (K), pemuasaan 1 hari/minggu (P1), 2
hari/minggu (P2), dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang berbeda pada
diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2)
Pemuasaan ikan kerapu memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap total konsumsi pakan (P<0,2). Ikan kerapu macan yang dipuasakan 1
hari/minggu mengkonsumsi pakan lebih banyak dari perlakuan kontrol. Ikan
kerapu macan yang dipuasakan 2 dan 3 hari/minggu mengkonsumsi pakan lebih
sedikit dibandingkan kontrol (Gambar 3 dan Lampiran 3).
14
Total Konsumsi Pakan (gram)
180
175
170
165
160
155
150
145
140
135
130
125
120
115
110
105
100
166,44
171,13
144,00
116,01
a
b
K
P1
c
d
P2
P3
Perlakuan
Gambar 3. Total konsumsi pakan yang dihabiskan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan
2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu. Huruf yang
berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata
(P<0,2).
3.1.2 Pertumbuhan bobot
Ikan kerapu macan yang diperlihara dalam penelitian ini untuk semua
perlakuan terlihat mengalami pertambahan bobot dari 3,11±0,02 gram/ekor
menjadi 6,79 - 9,36 gram/ekor. Ikan yang dipuasakan 1 hari/minggu dan yang
diberi pakan setiap hari terlihat mengalami pertambahan bobot yang lebih cepat
dibandingkan ikan yang dipuasakan 2 dan 3 hari/minggu sejak minggu pertama
pemeliharaan (Gambar 4). Pemuasaan berkala memberikan pengaruh yang
berbeda nyata pada pertumbuhan ikan kerapu macan (P<0,2). Nilai laju
pertumbuhan spesifik atau SGR ikan kerapu macan yang dipuasakan 1
hari/minggu lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Gambar 5 dan
Lampiran 4).
15
gram/ekor
10
9
9,36
8,96
8
7,80
7
6,99
6
5
4
3,13
3,12
3,10
3,09
3
2
1
0
0
7
14
21
28
Hari ke
SGR (% per hari)
Gambar 4. Bobot rata-rata ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari
(K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3
hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa
2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu.
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
3,98
4,14
3,48
3,06
a
b
K
P1
P2
Pemuasaan
c
d
P3
Gambar 5. Spesific growh rate (SGR) ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang berbeda pada diagram
menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,2).
3.1.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Ikan kerapu macan yang diberi perlakuan selama 4 minggu tumbuh dari
5,55±0,03 cm/ekor menjadi 7,08 - 7,81cm/ekor atau mengalami pertumbuhan
16
panjang berkisar antara 1,62±0,07 cm/ekor hingga 2,18±0,06 cm/ekor (Gambar 6
dan Lampiran 5). Ikan kerapu macan yang dipuasakan 1 hari per minggu memiliki
pertumbuhan panjang mutlak yang paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
(P<0,2).
2,5
PPM (cm/ekor)
2,07
2,18
2,0
1,79
1,62
1,5
1,0
c
a
b
K
P1
P2
Pemuasaan
d
0,5
0,0
P3
Gambar 6. Pertumbuhan panjang mutlak ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). Huruf yang
berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (P<0,2).
3.1.4 Efisiensi Pakan
Ikan kerapu macan yang dipuasakan 1 hari/minggu sama efisiennya dalam
memanfaatkan pakan dengan ikan kontrol dan lebih efisien dibandingkan dengan
perlakuan yang dipuasakan 2 dan 3 hari/minggu (P<0,2) (Gambar 7
dan
Lampiran 6).
17
90
Efisiensi Pakan (%)
80
75,87
78,85
70
66,24
63,10
60
50
40
30
a
a
b
b
K
P1
P2
P3
20
10
0
Pemuasaan
Gambar 7. Persentase efisiensi pakan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu. Huruf yang
berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata
(P<0,2).
3.1.5 Tingkat Kelangsungan Hidup
Pemuasaan ikan kerapu macan memberikan pengaruh yang berbeda nyata
pada tingkat kelangsungan hidup ikan kerapu macan (P<0,2). Tingkat
kelangsungan hidup ikan kerapu macan yang dipuasakan 1 hari/minggu dan diberi
pakan setiap hari selama 4 minggu
adalah 98,91±2,62% sedangkan yang
dipuasakan 2 dan 3 hari per minggu lebih rendah yaitu berkisar antara
78,79±6,94% hingga 90,91±4,55% (P<0,2) (Gambar 8 dan Lampiran 7).
Kematian ikan pada perlakuan pemuasaan 2 dan 3 hari perminggu disebabkan
oleh kanibalisme. Kondisi insang dan bagian badan dekat kepala ikan yang mati
berwarna putih pucat, mulut ikan terbuka dan beberapa terdapat luka di badan.
18
Tingkat Kelangsungan Hidup
(%)
120
100
98,48
98,48
90,91
78,79
80
60
40
a
a
b
c
K
P1
P2
P3
20
0
Pemuasaan
Gambar 8. Tingkat kelangsungan hidup ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3) selama 4 minggu. Huruf yang
berbeda pada diagram menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata
(P<0,2)
3.1.6 Fisika-Kimia Air
3.1.6.1 Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut pada media pemeliharaan ikan kerapu macan selama
perlakuan berkisar antara 4,4 - 7,8 mg/l. Media pemeliharaan mengalami fluktuasi
nilai oksigen terlarut. Oksigen terlarut pada setiap perlakuan memiliki nilai yang
relatif sama (Gambar 9).
Dissolved Oxygen (mg/L)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2 3 4 5 6 8 10 12 13 14 15 16 17 18 20 21 23 24 26 28
Hari ke
Gambar 9. Dissolved oxygen media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa
sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu.
19
3.1.6.2 pH
Kisaran nilai pH media pemeliharaan ikan kerapu macan selama perlakuan
cenderung stabil yaitu 7,2 - 7,5. Tidak terlihat ada pengaruh perlakuan pada nilai
pH media pemeliharaan karena setiap perlakuan memiliki pH media pemeliharaan
yang sama (Gambar 10).
8,0
7,8
7,6
7,4
pH
7,2
7,0
6,8
6,6
6,4
6,2
6,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Hari ke
Gambar 10. pH media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa sehari/minggu,
(▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu.
3.1.6.3 Suhu
Suhu media pemeliharaan ikan kerapu selama perlakuan
yaitu 24,4 -
28,1oC. Suhu pagi hari (07.00 - 08.00 WIB) berkisar 24,4 - 26,0 oC sedangkan
pada sore hari pukul (17.00 - 18.00 WIB) berkisar 26,8 - 28,1 oC. Suhu media
pemeliharaan ikan kerapu setiap perlakuan memiliki nilai yang sama (Gambar
11). Media pemeliharaan ikan kerapu tidak diberi thermostat sehingga terjadi
fluktuasi suhu pada media pemeliharaan.
20
29
Suhu (oC)
28
27
26
25
24
23
22
P SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Hari ke
Gambar 11. Suhu media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan
2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa
sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu di pagi
hari (P) dan sore hari (S).
3.1.6.4 Salinitas
Kisaran salinitas media pemeliharaan ikan kerapu macan selama perlakuan
yaitu 33 - 40 ppt. Penurunan salinitas terjadi pada hari ke- 3 hingga ke- 11 dari 40
ppt menjadi 33 ppt yang disebabkan oleh masuknya air hujan ke tandon media
pemeliharaan. Namun, Setelah hari ke- 11 dilakukan perbaikan sehingga salinitas
media pemeliharaan tetap pada nilai 33 ppt. Setiap perlakuan memiliki salinitas
yang sama (Gambar 12).
42
Salinitas (ppt)
40
38
36
34
32
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Hari ke
Gambar 12. Salinitas media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1),
dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol, (■) Puasa
sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa 3hari/minggu.
21
3.1.6.5 Amoniak
Amoniak media pemeliharaan ikan kerapu macan selama perlakuan adalah
0,004 - 0,011 mg/L. Amoniak setiap perlakuan di minggu ke- 2 atau hari ke- 9
mengalami peningkatan kemudian mengalami penurunan kembali di hari ke- 16
setelah itu nilainya relatif stabil hingga akhir pemeliharaan. Nilai amoniak media
pemeliharaan pada perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
(Gambar 13).
0,0120
Amoniak (mg/L)
0,0100
0,0080
0,0060
0,0040
0,0020
0,0000
2
9
16
Hari ke
23
28
Gambar 13. Amoniak media pemeliharaan pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu
(P1), dipuasakan 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3). (♦) Kontrol,
(■) Puasa sehari/minggu, (▲) Puasa 2hari/minggu, dan (×) Puasa
3hari/minggu.
3.1.7 Analisi Ekonomi
Keuntungan dan R/C ratio dengan asumsi benih ikan kerapu macan yang
ditebar 528 ekor berukuran 5 cm pada 24 Akuarium berukuran 60x40x40 cm
dengan sistem resirkulasi selama 4 minggu pada setiap perlakuan berkisar antara 1
- 2,5 juta rupiah dan 1,34 - 1,77. Keuntungan dan R/C ratio perlakuan pemuasaan
1 hari/minggu lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 4).
22
Tabel 4. Keuntungan dan R/C ratio pada pendederan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
yang diberi pakan tiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), dipuasakan 2
hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3).
Jumlah pakan/akuarium (g)
SR (%)
Harga/ekor (Rp/cm/ekor)
Nt (ekor)
Lt (cm)
TR (Rp)
Biaya Produksi (Rp)
air laut
pakan
benih
TC (Rp)
R/C
Keuntungan (Rp)
K
107,13
98,48
1.500
520
7,71
6.010.384
Perlakuan
P1
P2
112,13
92,76
98,48
90,91
1.500
1.500
520
480
7,82
7,45
6.097.740
5.366.934
73,02
78,79
1.500
416
7,23
4.511.641
300.000
235.686
2.904.000
3.439.686
1,75
2.570.698
300.000
246.686
2.904.000
3.450.686
1,77
2.647.054
300.000
160.644
2.904.000
3.364.644
1,34
1.146.997
300.000
204.072
2.904.000
3.408.072
1,57
1.958.862
P3
3.2 Pembahasan
Konsumsi pakan ikan kerapu macan selama pemeliharaan berkisar antara
0,28±0,01 hingga 0,42±0,01 gram/hari/ekor. Semakin lama ikan dipuasakan
semakin tinggi konsumsi pakan per harinya (Gambar 2). Data tersebut
menunjukkan bahwa pemuasaan ikan dapat meningkatkan konsumsi pakan harian
ikan secara nyata. Tingginya konsumsi pakan harian pada ikan yang diberi
perlakuan pemuasaan per minggu disebabkan karena terjadi konsumsi pakan yang
lebih banyak saat hari pertama ikan diberi pakan kembali secara at satiation
(Gambar 1). Jumlah pakan total yang dikonsumsi ikan yang dipuasakan 2 dan 3
hari/minggu rendah dibandingkan ikan yang puasa sehari/minggu (Gambar 3).
Jumlah konsumsi pakan yang rendah selama pemeliharaan disebabkan karena
jumlah hari pemberian pakan yang sedikit (Lampiran 8).
Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari dua proses, yaitu proses
yang cenderung untuk menurunkan energi tubuh saat ikan tidak memperoleh
pakan selama pemeliharaan dan suatu proses pemanfaatan pakan yang dikonsumsi
untuk menyusunan unsur-unsur tubuh (Zonneveled et al. 1991). Konsumsi pakan
atau intake pakan ikan kerapu macan yang dipuasakan 1 hari/minggu yaitu
171,13±2,53 gram, lebih tinggi dari ikan kerapu yang diberi pakan setiap hari
23
yaitu 166,44±4,29 gram. Nafsu makan dan total konsumsi pakan yang lebih tinggi
pada perlakuan pemuasaan sehari/minggu menyebabkan pertumbuhan yang lebih
cepat sehingga bobot lebih tinggi dari ikan perlakuan kontrol.
Terjadi peningkatan konsumsi pakan atau nafsu makan pada pemberian
pakan hari pertama setelah dipuasakan (Gambar 1). Peningkatan nafsu makan atau
hyperpaghia yang terjadi setelah pemuasaan diduga karena isi lambung ikan yang
semakin sedikit atau kosong. Hyperpaghia adalah tingkat konsumsi pakan yang
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan ikan yang diberi pakan terus menerus
pada kondisi ad libitum. Hyperphagia adalah mekanisme compensatory growth
yang paling umum (Ali et al. 2003).
Tingkat konsumsi pakan ikan pada hari kedua setelah dipuasakan kembali
normal (Gambar 1). Menurut Subyakto dan Cahyaningsih (2003), pada kondisi
budidaya, ikan kerapu tidak akan berhenti makan jika belum kenyang dan
memakan makanan yang sudah jatuh ke dasar wadah selama ikan masih dalam
kondisi lapar, namun apabila sudah kenyang, tidak akan menyergap makanan
yang diberikan dan hal serupa juga terjadi pada penelitian ini. Ikan kerapu macan
setelah dipuasakan lebih dari 24 jam akan lebih lapar dibandingkan yang
diberikan rutin karena pada 18 jam setelah pemberian pakan cairan dan sisa pakan
di lambung sebagian besar sudah berkurang (Yamin et al. 2008). Konsumsi pakan
yang kembali normal pada hari kedua setelah dipuasakan menunjukkan kondisi
ikan yang tidak selapar setelah dipuasakan karena waktu pemberian pakan yang
sudah kembali normal.
Pemuasaan benih ikan kerapu macan sehari/minggu memiliki nilai
pertumbuhan tercepat yaitu SGR sebesar 4,14±0,07% perhari dan pertumbuhan
panjang mutlak 2,18±0,06 cm/ekor (Gambar 5 dan 6). Pertumbuhan ikan kerapu
macan yang dipuasakan sehari/minggu lebih tinggi dibandingkan yang diberi
pakan setiap hari. Hal tersebut dapat disebabkan karena jumlah konsumsi pakan
ikan kerapu yang dipuasakan lebih tinggi dibandingkan kontrol (Gambar 3).
Penelitian serupa dilakukan oleh Santoso et al. (2006) pada ikan nila merah yang
memperlihatkan tidak terjadi perbedaan dalam pertumbuhan selama percobaan.
Hal ini menunjukkan terjadi fenomena pertumbuhan compensatory. Hal tersebut
juga terjadi pada ikan lele yang dipuasakan selama dua dan tiga hari. Ikan lele
24
yang dipuasakan dua dan tiga hari mempunyai pertumbuhan yang lebih besar
dibandingkan yang tidak dipuasakan (Chatacondi & Yant 2001).
Bobot rata-rata akhir ikan kerapu macan yang dipuasakan sehari/minggu
yaitu 9,36±0,17 gram/ekor, memiliki nilai yang lebih tinggi dari bobot rata-rata
ikan kerapu yang diberi pakan setiap hari yaitu 8,96±0,42 gram/ekor (Gambar 4).
Over compensation terjadi saat ikan ikan yang dipuasakan lalu diberi pakan
kembali memiliki bobot yang lebih tinggi dari ikan yang diberi pakan secara
normal (Gambar 14).
Gambar 14. Pertumbuhan kompensasi berdasarkan Jobling (1994)
Ikan-ikan yang dipuasakan akan beradaptasi pada kondisi “lapar”, dan
dimanifestasikan
dengan
menurunnya
aktivitas
dan
rendahnya
tingkat
metabolisme basal (Blyth 1989), sehingga terdapat ekstra energi yang
dimanfaatkan untuk mengejar pertumbuhan pada saat “satiation”. Hal inilah yang
menyebabkan ‘tidak terjadinya’ atau ‘relatif kecil perbedaan’ tingkat pertumbuhan
diantara ikan yang diberi pakan secara normal dan dipuasakan atau di batasi
(Santoso et al. 2006). Metode pemuasaan dapat memberikan efek terhadap
pertumbuhan pengganti (compensatory growth), yaitu suatu organisme mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dari kondisi normal, setelah dibatasi pemberian
25
pakannya (dipuasakan), lalu diberi pakan kembali sesuai dengan kebutuhannya
(Chatacondi & Yant 2001).
Pada umumnya hewan beradaptasi dengan kekurangan makanan dengan
mengurangi pengeluaran metabolik (Jobling 1994). Fry (1957) menyebutkan
bahwa ikan yang menderita kelaparan, metabolisme standarnya akan menurun.
Sebagai contoh pada suhu 28 oC dalam air yang mengandung oksigen terlarut 7
mg/L nilai konsumsi oksigen ikan yang selesai makan adalah 680 mg/kg/jam, satu
jam setelah makan adalah 520 mg/kg/jam, puasa semalam adalah 380 mg/kg/jam,
puasa selama tiga hari adalah 290 mg/kg/jam dan puasa selama 9 hari adalah 290
mg/kg/jam (Boyd 1962). Konsumsi oksigen ikan kerapu macan normalnya
sebesar 421,4 mg O2/h (Santoso 2006).
kebanyakan hewan menjadi hyperphagic atau menunjukkan konsumsi
pakan yang berlebihan selama refeeding. Selain itu, rendahnya tingkat
pengeluaran
metabolik
dengan
tinggi
tingkat
konsumsi
pakan
akan
mengakibatkan tingginya jumlah nutrisi yang tersedia untuk pertumbuhan (Roa &
Vicente 2009). Perlakuan pemuasaan 1 hari menunjukkan bahwa peningkatan
nafsu makan ikan menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pula.
Pertumbuhan ikan pada perlakuan pemuasaan 2 hari/minggu dan 3
hari/minggu memiliki nilai yang lebih rendah
13% dan 23% dari perlakuan
kontrol (Gambar 5). Hal tersebut dapat disebabkan oleh sedikitnya jumlah pakan
yang diberikan yang merupakan sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan.
Jumlah total pakan yang dihabiskan ikan kerapu dengan pemuasaan 2 dan 3
hari/minggu adalah 144,00±1,68 dan 116,01±2,73 gram sedangkan jumlah pakan
yang dihabiskan pada perlakuan kontrol adalah 166,44±4,29 gram.
Pertumbuhan dan kematian pada pemuasaan 2 hari atau lebih dapat
menyebabkan kerugian atau pengurangan keuntungan pada usaha pendederan
kerapu. Keuntungan pada ikan kerapu yang dipuasakan 2 dan 3 hari/minggu lebih
rendah 24 dan 55% dari ikan yang diberi pakan setiap hari karena jumlah benih
yang dijual sedikit dan ukuran panjang benih yang lebih kecil (Tabel 4).
Energi yang digunakan untuk tumbuh adalah energi yang dikonsumsi
dikurangi energi untuk metabolisme, terbuang melalui feses dan ekskresi nitrogen.
Kegiatan mengkonsumsi makanan oleh ikan yang telah dipuasakan menyebabkan
26
peningkatan produksi panas. Pembelanjaan energi yang disebabkan oleh kegiatan
makan diungkapkan dalam beberapa istilah, yaitu peningkatan panas akibat
makan (heat increment of feeding), specific dynamic action (SDA), efek
kalosigenik dan pembentukan panas dari makanan (Affandi & Tang 2002).
Jumlah pakan ikan yang dipuasakan sehari/minggu yaitu 171,13±2,53 gram, lebih
banyak dari jumlah pakan ikan kontrol yaitu 166,44±4,29 gram. Ikan yang tidak
makan
atau
dipuasakan
sementara
tidak
mengeluarkan
energi
untuk
mengkonsumsi pakan, sehingga dengan intake pakan yang lebih banyak terdapat
energi yang lebih banyak untuk tumbuh dibandingkan ikan yang makan setiap
hari.
Nilai efisiensi pakan selama pemeliharaan berkisar antara 63,10±3,47%
hingga 78,85±2,43%. Ikan yang paling efisien memanfaatkan pakan selama
pemeliharaan adalah ikan dengan perlakuan pemuasaan sehari/minggu yaitu
78,85±3,39%, nilai tersebut sama dengan perlakuan kontrol, efisiensi pemberian
pakan pada pemuasaan 2 dan 3 hari/minggu memiliki nilai yang lebih rendah
yaitu 66,24±3,25% dan 63,10±3,47%, dari efisiensi pakan perlakuan kontrol yaitu
75,87±2,43%. Semakin lama ikan dipuasakan/minggu maka nilai efisiensi pakan
semakin rendah (Gambar 7). Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat konsumsi
pakan yang berlebih saat refeeding, tetapi pakan dimuntahkan kembali. Ikan yang
memuntahkan pakan diduga adanya gangguan pada proses pencernaannya atau
ikan mengalami stres akibat pemuasaan lebih dari 48 jam atau 2 hari, sehingga
pemanfaatan pakan menjadi semakin tidak efisien.
Pemuasaan sehari/minggu juga tidak memiliki nilai efisiensi pakan yang
berbeda nyata dengan pemberian pakan setiap hari. Hal tersebut diduga adanya
pembelanjaan atau penggunaan energi yang lebih besar dari biasanya seperti
peningkatan penggunaan energi untuk mengkonsumsi pakan yang lebih banyak
dari biasanya saat refeeding (Gambar 1) sehingga pemanfaatan pakan atau energi
yang digunakan untuk pertumbuhan pada ikan yang dilaparkan tidak lebih efisien
dibanding ikan yang diberi pakan setiap hari.
Tingkat kelangsungan hidup ikan kerapu macan selama pemeliharaan
berkisar antara 78,79±6,94 hingga 98,48±2,62%. Tingkat kelangsungan hidup
ikan kerapu macan yang dipuasakan 1 hari/minggu dan diberi pakan setiap hari
27
selama 4 minggu adalah 98,91±2,62% sedangkan yang dipuasakan 2 dan 3 hari
per minggu lebih rendah yaitu berkisar antara 78,79±6,94% hingga 90,91±4,55%
(Gambar 8). Rendahnya nilai tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan P2 dan
P3 disebabkan oleh tingginya kanibalisme ikan yang dipuasakan lebih dari 2 hari.
Data tersebut menunjukkan kanibalisme ikan kerapu macan meningkat secara
nyata setelah dipuasakan lebih dari 2 hari.
Kisaran DO, pH, suhu, salinitas dan amoniak berturut-turut adalah 4,4 6,6 mg/l; 7,2 - 7,5; 24,4 - 28,1 oC; 33 - 40 ppt dan 0,004 - 0,011 ppm. Berdasarkan
APEC/SEAFDEC (2001) dalam Ismi et al. (2012) , Nilai DO, pH, suhu, salinitas
dan amoniak yang baik untuk budidaya ikan kerapu macan berturut-turut adalah 4
- 8 mg/l; 7,5 - 8,3; 25
32 oC; 25 - 32 ppt dan < 0,02 mg/l. Nilai DO, suhu dan
amoniak masih dalam kisaran normal, sedangkan nilai pH dan salinitas diluar nilai
kisaran kualitas air yang baik menurut APEC/SEAFDEC (2001) Ismi et al.
(2012). Namun, nilai tersebut masih dapat ditoleransi oleh ikan kerapu macan
karena ikan terlihat masih dapat tumbuh dengan baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ikan kerapu macan dapat beradaptasi dengan pH yang lebih rendah dan
salinitas yang lebih tinggi dari seharusnya. Perubahan nilai fisika-kimia air yang
terjadi pada awal hingga akhir penelitian tidak memberikan pengaruh yang
signifikan pada pertumbuhan ikan kerapu macan karena terlihat pertambahan
bobot ikan pada setiap minggu relatif sama (Gambar 4).
Amoniak setiap perlakuan di minggu ke-1 atau hari ke-9 mengalami
peningkatan kemudian mengalami penurunan kembali di minggu ke-2 atau hari
ke-16 setelah itu nilainya relatif stabil hingga akhir pemeliharaan. Penurunan nilai
amoniak diminggu ke-2 diduga karena sudah mulai terbentuk bakteri nitrifikasi
pada filter biologi yang dapat mengurai amoniak. Nilai amoniak media
pemeliharaan pada perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
(Gambar 13). Ikan yang dipuasakan atau lebih sedikit aktifitas mengkonsumsi
pakan diduga memproduksi amoniak lebih sedikit. Parameter fisika-kimia air
pemeliharaan lainnya seperti DO, suhu, salinitas dan pH tidak dipengaruhi oleh
perlakuan terlihat dari nilai yang sama antara perlakuan (Gambar 9-12).
28
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pemuasaan berkala 1 hari/minggu pada pendederan ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus selama 28 hari dapat meningkatkan nafsu makan dan memiliki
tingkat kelangsungan hidup serta memiliki nilai pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan dengan pemuasaan 2 hari atau lebih.
4.2 Saran
Pemuasaan 1 hari/minggu dapat diterapkan pada pendederan ikan kerapu
macan dengan diiringi proses grading yang rutin dan pemberian pakan sampai
kenyang sebelum dipuasakan untuk menghindari kanibalisme atau stres karena
lapar. Penelitian mengenai fisiologi seperti tingkat metabolisme atau
tingkat
konsumsi oksigen ikan yang kenyang dan lapar atau dibatasi pemberian pakannya
perlu dilakukan untuk menjelaskan fenomena compensatory growth. Selain itu
penelitian dengan pola pemuasaan
atau pembatasan pemberian pakan yang
berbeda, ukuran yang berbeda dengan
waktu pemeliharaan yang lebih lama
sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Penelitian skala
lapang atau usaha juga dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
terhadap penghematan biaya produksi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R dan Tang UM. 2002. Fisiologi hewan air. Pekanbaru : Unri Press.
Ali M, Nicieza A dan Wootton RJ. 2003. Compensatory growth in fishes: a
response to growth depression. Blackwell Publishing Ltd, Fish and
Fisheries, 4: 147-190.
Alit AAK. 2010. Pendederan kerapu macan Ephinephelus fuscoguttatus pada
hatcheri skala rumah tangga. prosiding forum inovasi teknologi
akuakultur. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Bali.
Arifeni FN. 2011. Info Media : Untung memang besar tapi kendala juga tak
sedikit. http://www. kkp.go.id/infomedia.php (18 Agustus 2012).
Blyth PJ. 1989. A Review of factors that affect growth of salmonids in sea cages
with special reference to Atlantic salmon (Salmo salar) and rainbow trout
(Salmo gairdneri). Gibsons Ltd., Tasmania - Australia.
Boyd CE. 1982. Water quality management for fish culture. Elsevier Scientific
Publishing Co. Amsterdam, Oxford, New York. 318 p.
Chaatacondi NG dan Yant RD. 2001. Aplication of compensatory growth to
enhance production in Chanel Catfish, Ictalurus punctatus. J. World
Aquaculture 32 (1): 27-285.
Ditjen Perikanan Budidaya. 2011.Target produksi nasional kerapu tercapai 148,55
persen, semua provinsi mencapai target. http://www.djpb.kkp.go.id/
berita.php ( 3 Agustus 2012).
Effendie I. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor.
Effendi I. 2004. Pengantar akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Effendi I, Bugri HJ dan Widanarni. 2006. Pengaruh padat penebaran terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135.
Fattah MH. 2007. Kelayakan bio-ekonomi produksi benih ikan kerapu macan
(Ephinephelus fuscoguttatus) pada pembenihan skala rumah tangga. Jurnal
Economic Resources, 8(23): 147-160.
Fry FEJ. 1957. Aquatic respiration of fish. dalam Brown ME (Editor). The
physiology of fishes vol. 1. Metabolism. Academic Press. Inc. Publishers.
New York
30
Goddard S. 1996. Feed management in intensive aquaculture. New York:
Chapman and Hall.
Huisman EA. 1987. The principles of fish culture production. Netherland:
Departement of Aquaculture, Wageningen University.
Ismi S, Tatam S, Giri NA, Michael A, Rimmer, Richard MJ, Knuckey, Anjanette
C, Berding and Sugama K.2012. Nursery management of grouper: a bestpractice manual. Australian Centre for International Agricultural Research
(ACIAR)
Jobling M. 1994. Fish bioenergetics. Chapman & Hall, London.
Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2009. Stiudi Kelayakan Bisnis. Bogor :
Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
Roa RL dan Vincente HJ.2009. Compensatory weight gain and muscle tissue
biochemical composition of get tilapia (Oreochormis niloticus) juveniles.
Journal of Environment and Aquatic Resource, 1(1): 99-111.
Santoso AD. 2006. Studi tentang laju respirasi biota perairan. J. Hidrosfir, 1(1):
27-31.
Santoso A, Sarjito dan Djunaedi A. 2006. Fenomena pertumbuhan compensatory
dan kualitas ikan nila merah pada kondisi laut. Jurnal Ilmu Kelautan, 11
(2) : 106 111.
Sealey WM, Davis JT dan Gatlin DM.1998. Restricted feeding regimes increase
production efficiency in channel catfish. Southern Regional Aquaculture
Center Publication No. 189.
SIDATIK. 2011. Statistik perikanan budidaya 2010-2011. http://statistik.kkp.go.id
(7 Februari 2013).
Subyakto S dan Cahayingsih S. 2003. Pembenihan kerapu. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Suwarsito, Didik TN dan Dini SM. 2010. Pengaruh metode pemuasaan terhadap
pertumbuhan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Sains Akuatik,
10 (2) : 120-126.
Yamin M, Palinggi NN dan Rachmansyah. 2008. Aktivitas enzim protease dalam
lambung dan usus ikan kerapu macan setelah pemberian pakan. Media
Akuakultur, 3(1): 40-44.
Zonneveld N, Husman EA dan Boon JH. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1. Skema resirkulasi dan tata letak akuarium untuk pendederan ikan
kerapu macan E. fuscoguttatus.
U
1
P3-1
K2
P1-2
P1-3
P2-2
P1-1
P2-1
P3-3
P3-2
P2-3
K3
K1
3
Filter biologi (bioball)
Filter
Kimia
Filter Fisik
(Kapas &
karang)
(Arang)
4
2
Keterangan
:
= Aliran air
1
= Akuarium 40x40x60 cm3
2
= Bak fiber bulat (D: 60 cm, T: 80 cm)
3
= Bak fiber 50x100x200 cm3
4
= Pipa outlet (2 inch)
Ki
= Akuarium perlakuan pemberian pakan setiap hari ulangan ke-i
P1-i
= Akuarium perlakuan pemuasaan sehari/minggu ulangan ke-i
P2-i
= Akuarium perlakuan pemuasaan 2 hari/minggu ulangan ke-i
P3-i
= Akuarium perlakuan pemuasaan 3 hari/minggu ulangan ke-i
33
Lampiran 2. Konsumsi pakan dengan analisis sidik ragam dan uji Duncan ikan
kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K),
dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3
hari/minggu (P3).
Pemuasaan
(hari/minggu)
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tidak
dipuasakan
1
2
3
Konsumsi Pakan
(gram/hari/ekor)
0,29
0,27
0,29
0,35
0,34
0,33
0,36
0,37
0,38
0,44
0,41
0,41
Rata-rata
Simpangan baku
0,28
0,01
0,34
0,01
0,37
0,01
0,42
0,01
ANOVA
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
.029
3
.010
Within Groups
.001
8
.000
Total
.031
11
F
61.895
Sig.
.000
a
Duncan
Subset for alpha = 0.2
Perlaku
an
N
1
K
3
p1
3
p2
3
p3
3
Sig.
2
3
4
.2833
.3400
.3700
.4200
1.000
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
34
Lampiran 3. Total konsumsi pakan dengan analisis sidik ragam dan uji Duncan
ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari
(K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3
hari/minggu (P3).
Pemuasaan
Ulangan
(hari/minggu)
1
Tidak
2
dipuasakan
3
1
1
2
3
1
2
2
3
1
3
2
3
Total Konsumsi
Rata-rata
Pakan (gram)
161,64
166,44
169,88
171,82
173,24
171,13
168,32
144,6
145,3
144,00
142,1
112,97
118,26
116,01
116,81
161,64
Simpangan baku
4,29
2,53
1,68
2,73
ANOVA
TKP
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
5718,717
3
1906,239
70,152
8
8,769
5788,869
11
217,385
Sig,
,000
a
Duncan
Subset for alpha = 0,20
Perlaku
an
N
1
p3
3
p2
3
k
3
p1
3
Sig,
2
3
4
116,0133
144,0000
166,4400
171,1267
1,000
1,000
1,000
1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000,
35
Lampiran 4. Spesific growth rate (SGR), analisis sidik ragam dan uji Duncan ikan
kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K),
dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3
hari/minggu (P3).
Pemuasaan
(hari/minggu)
Ulangan
SGR (%)
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tidak
dipuasakan
1
2
3
Rata-rata
4,17
3,82
3,95
4,10
4,22
4,09
3,37
3,41
3,66
2,96
3,06
3,17
Simpangan baku
3,98
0,18
4,14
0,07
3,48
0,16
3,06
0,11
ANOVA
SGR
Sum of Squares
Between Groups
Mean Square
2,154
3
,718
,145
8
,018
2,298
11
Within Groups
Total
df
F
39,737
Sig,
,000
a
Duncan
Subset for alpha = 0,20
Perlakuan
N
1
p3
3
p2
3
k
3
p1
3
Sig,
2
3
4
3,0633
3,4800
3,9800
4,1367
1,000
1,000
1,000
1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000,
36
Lampiran 5. Pertumbuhan panjang mutlak (PPM) dengan analisis sidik ragam dan
uji Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan
setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2)
dan 3 hari/minggu (P3).
Pemuasaan
Ulangan PPM (cm)
Rata-rata
(hari/minggu)
1
2,23
Tidak
2
2,07
1,95
dipuasakan
3
2,02
1
2,19
1
2
2,18
2,12
3
2,24
1
1,75
2
2
1,79
1,79
3
1,84
1
1,56
3
2
1,62
1,70
3
1,60
Simpangan baku
0,15
0,06
0,04
0,07
ANOVA
PPM
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
,590
3
,197
Within Groups
,064
8
,008
Total
,655
11
F
24,527
Sig,
,000
a
Duncan
Subset for alpha = 0,20
Perlakuan
N
1
p3
3
p2
3
k
3
p1
3
Sig,
2
3
4
1,6200
1,7933
2,0667
2,1833
1,000
1,000
1,000
1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000,
37
Lampiran 6. Efisiensi pemberian pakan (EPP) dengan analisis sidik ragam dan uji
Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi pakan
setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2)
dan 3 hari/minggu (P3).
Pemuasaan
(hari/minggu)
Ulangan
EPP (%)
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
78,67
74,33
74,60
75,04
81,54
79,97
64,83
63,94
69,96
63,05
66,59
59,65
Tidak
dipuasakan
1
2
3
Rata-rata
Simpangan baku
75,87
2,43
78,85
3,39
66,24
3,25
63,10
3,47
ANOVA
EPP
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
511,184
3
170,395
80,033
8
10,004
591,217
11
F
17,033
Sig,
,001
a
Duncan
Subset for alpha = 0,20
Perlaku
an
N
1
2
p3
3
63,0967
p2
3
66,2433
k
3
75,8667
p1
3
78,8500
Sig,
,258
,281
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed,
a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000,
38
Lampiran 7. Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate, SR) analisis sidik ragam
dan uji Duncan ikan kerapu macan E. fuscoguttatus yang diberi
pakan setiap hari (K), dipuasakan 1 hari/minggu (P1), 2 hari/minggu
(P2) dan 3 hari/minggu (P3).
Pemuasaan
Ulangan SR (%)
(hari/minggu)
1
95,45
Tidak
2
100,00
dipuasakan
3
100,00
1
95,45
1
2
100,00
3
100,00
1
95,45
2
2
90,91
3
86,36
1
72,73
3
2
86,36
3
77,27
Rata-rata
Simpangan baku
98,48
2,62
98,48
2,62
90,91
4,55
78,79
6,94
ANOVA
SR
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
778,218
3
259,406
Within Groups
165,256
8
20,657
Total
943,474
11
F
12,558
Sig,
,002
a
Duncan
Subset for alpha = 0,20
Perlakuan
N
1
2
3
p3
3
p2
3
k
3
98,4833
p1
3
98,4833
Sig,
78,7867
90,9067
1,000
1,000
1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000,
39
Lampiran 8. Jumlah pakan yang diberikan pada ikan kerapu macan E.
fuscoguttatus yang diberi pakan setiap hari (K), dipuasakan 1
hari/minggu (P1), 2 hari/minggu (P2) dan 3 hari/minggu (P3)
selama 27 hari.
Tanggal
Hari
ke
Jumlah pakan (gram)
K1
K2
K3
P11
P12
P13
P21
P22
P23
P31
P32
P33
02/10/12
1
8,21
7,65
8,87
8,13
8,15
6,93
8,03
8,05
8,36
8,32
7,67
8,01
03/10/12
2
6,61
5,71
6,53
0
0
0
0
0
0
0
0
0
04/10/12
3
5,29
5,69
6,34
12,3
11,84
10,28
0
0
0
0
0
0
05/10/12
4
7,28
6,03
7,04
7,74
5,9
4,93
11,91
12,34
12,94
0
0
0
06/10/12
5
6,79
5,98
7,68
6,39
6,47
5,57
6,21
5,74
5,25
11,8
12,01
12,3
07/10/12
6
6,27
7,81
6,97
6,64
7,74
5,76
7,37
6,41
6,07
6,42
6,92
5,85
08/10/12
7
3,83
3,29
3,67
3,72
4,29
3,33
3,37
3,36
4,17
3,04
3,8
3,22
09/10/12
8
9,2
10,2
10,4
10,1
10
9,7
9,1
8,3
9
8,8
8,9
9,7
10/10/12
9
5,6
5,4
4,6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11/10/12
10
5,2
5,4
5,2
14,4
13,7
14,8
0
0
0
0
0
0
12/10/12
11
6,3
6,3
5,8
5,9
5,7
6,1
13,6
13,8
14
0
0
0
13/10/12
12
5,8
5,6
5,1
5,3
5,3
6
6,7
5,6
4,9
12,3
13,9
11,3
14/10/12
13
6,81
6,81
5,42
7,03
6,83
8,1
6,64
7,08
7,22
7,02
6,88
7,82
15/10/12
14
3,83
3,29
3,67
3,72
4,29
3,33
3,37
3,36
4,17
3,04
3,8
3,22
16/10/12
15
7,39
8,35
7,09
7,13
9,18
8,49
8,54
9,73
8,35
8,29
8
7,58
17/10/12
16
4,97
4,85
5,51
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18/10/12
17
5,5
4,88
6,37
10,22
10,13
10,46
0
0
0
0
0
0
19/10/12
18
7,16
7,52
8,13
9,12
8,29
8,04
11,1
13
11,16
0
0
0
20/10/12
19
6,15
4,86
6,74
5,82
5,88
6,07
5,82
5,5
5,31
10,53
11,08
11,91
21/10/12
20
5,85
6,04
5,26
4,89
4,83
5,93
5,87
4,88
6,07
5,47
6,25
5,21
22/10/12
21
3,61
3,46
4,03
4,66
4,65
5,09
3,66
4,74
4,72
4,11
4,53
6
23/10/12
22
6,73
6,46
7
6,56
6,03
6,7
6,18
6,6
6,36
7,2
6,04
6,19
24/10/12
23
5,79
5,85
5,51
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25/10/12
24
7,5
5,73
7,83
12,48
13,54
13,31
0
0
0
0
0
0
26/10/12
25
7,47
6,31
7,32
7,89
9,09
7,58
13,95
14,53
12,74
0
0
0
27/10/12
26
6,81
6,13
6,54
6,79
6,58
5,89
7,31
7,4
5,24
11,16
12,23
13,29
28/10/12
27
5,85
6,04
5,26
4,89
4,83
5,93
5,87
4,88
6,07
5,47
6,25
5,21
40
Download