ERP SESI 2

advertisement
Muhammad Bagir S.E., M.T.I
What is ERP?
 Aktivitas yang didukung aplikasi perangkat
multi-modul yang membantu sebuah
perusahaan mengelola bagian penting
bisnisnya dalam bentuk yang terintegrasi.
 Fitur utamanya termasuk:
 Arus informasi yang mudah dan lentur lintas
organisasi
 Lingkungan yang terstandarisasi dengan
database aplikasi yang independen serta
terintegrasi
2
ERP System
Business Enterprise
Legacy
Systems
Data Warehouse
ERP System
On-Line Analytical Processing
(OLAP)
Bolt-On Applications
(Industry Specific Functions)
Suppliers
Customers
Core Functions [On-Line Transaction Processing (OLTP)]
Sales
&
Distribution
Business
Planning
Shop Floor
Control
Operational Database
Customers, Production,
Vendor, Inventory, etc.
Logistics
Dua Aplikasi Utama ERP
Core applications
 Online Transaction Processing (OLTP)
 Pendukung aktivitas operasional harian
 Mendukung kegiataan kritis melalui kueri
sederhana database opersional.
 Termasuk penjualan dan distribusi, perencanaan
bisnis, perencanaan produksi, modul logistik.
4
Dua Aplikasi Utama ERP
Business analysis applications
 Online Analytical Processing (OLAP)
 Tool pengambilan keputusan bagi kegiatan kritis manajemen
melalui investigasi analisisi terhadap data yang berasosiasi
dengan kompleks.
 Memasok manajemen dengan informasi ‘ril-time’ dan
mengizinkan keputusan sesuai waktu untuk meningkatkan
kinerja serta pencapaian keunggulan kompetitif.
 Termasuk pengambilan keputusan, modeling, penerimaan
informasi, analisis/pelaporan ad-hoc, dan analisasi what-if
5
OLAP
 Mendukung kegiatan manajemen yang kritis
melalui investigasi analitis data kompleks yang
berasosiasi di dalam data warehouse :
 Konsolidasi adalah agregasi dari kumpulan data.
 Drill-down mengizinkan pengguna untuk melihat
data dengan skala pilihan rinci yang dapat
bertambah..
 Sliding dan Dicing memungkinkan pengguna
untuk mengevaluasi data dari sudut pandang yang
berbeda seringkali dijalankan seiring waktu untuk
menggambarkan trend dan pola.
6
Konfigurasi ERP System :
Client-Server Network Topology
Two-tier
 Baik aplikasi maupun database berada di sebuah server
yang sama
 Digunakan khususnya pada jaringan LAN
7
First Tier
User
Presentatio
n Layer
Second Tier
Server
Server
Applications
Two-Tier Client Server
Database
Application
and Database
Layer
Konfigurasi ERP System :
Client-Server Network Topology
Three-tier
 Klien terhubung ke server aplikasi yang kemudian
menginisiasi koneksi kedua ke server database
 Digunakan khususnya pada jaringan WAN
9
User
Presentation
Layer
First Tier
Second Tier
Third Tier
Applications
Database
Application
Server
Database
Server
Three-Tier Client
Server
Application
Layer
Database
Layer
User
Presentation
Layer
First Tier
Second Tier
Third Tier
OLTP
Applications
Operations
Database
OLTP
Server
OLAP
Server
OLAP
Applications
Operations
Database
Server
Data
Warehouse
Server
Data
Warehouse
Application
Layer
Database
Layer
ERP dengan OLTP dan OLAP Client Server menggunakan Data Warehouse
Konfigurasi ERP System :
Databases dan Bolt-Ons
 Konfigurasi Database
 Seleksi tabel dari ribuan data
 Men-setting switch di dalam sistem
 Software Bolt-on
 Vendor pihak ketiga yang menyediakan perangkat lunak
dengan fungsional khusus.
 Supply-Chain Management (SCM) menghubungkan
antara vendor, perusahaan logistik pihak ketiga dan
penyedia sistem informasi
12
Apa yang dimaksud Data
Warehouse?
 Database relasional atau multi-dimensi yang
menggunakan ratusan kapasitas penyimpanan GB atau
Bahkan Terabyte
 Data secara normal diekstrak secara periodik dari database
operasional atau dari layanan informasi publik.
 Sebuah database dikonstruksi untuk pencarian cepat,
pengambilan data, kueri ad-hoc serta mudah digunakan
 Sebuah sistem ERP dapat eksis tanpa memiliki sebuah data
warehouse. Trendnya, bahwa organisasi yang
mengembangkan kemampuan berkompetisi akan memiliki
keduanya. Arsitektur data yang direkomendasikan untuk
implementasi ERP termasuk database operasional dan data
warehouse
13
Proses Data Warehouse
 Lima tahapan esensial proses data warehouse
adalah:
 Pemodelan data untuk data warehouse
 Ekstraksi data dari database operasional
 Pembersihan data yang diekstrak
 Transformasi data menjadi model warehouse
 Loading data ke dalam database data warehouse
14
Proses Data Warehouse :
Tahap 1
 Pemodelan data pada data warehouse
 Karena ukuran data warehouse yang luas dan besar,
database data warehouse terdiri dari data yang
denomalisasi..


Teori relasional tidak diterapkan pada sistem data warehouse.
Ketika memungkinkan normalisasi tabel terkait event terpilih
dapat dikonsolidasikan menjadi tabel yang tidak normal.
15
Proses Data Warehouse:
Tahap 2
 Ekstraksi data dari database operational
 Proses pengumpulan data dari database operasional,
file-flat, arsip dan sumber data eksternal.
 Snapshot vs Data Stabil:

Fitur utama data warehouse adalah bahwa data yang ada
didalamnya berada dalam situasi non-volatil (stabil).
16
Proses Data Warehouse :
Tahap 3
 Pembersihan Data Ekstraksi
 Melibatkan penyeleksian atau perbaikan data yang tidak
valid yang akan disimpan di dalam warehouse

Data operasional “dirty” untuk banyak alasan seperti: klerik,
proses pemasukan data, komputer program yang error, salah
ejaan, dan field kosong.
 Juga melibatkan pentranformasian data ke standar
bisnis dengan nilai data standard.
17
Proses Data Warehouse:
Tahap 4
 Transformasi data ke model data warehouse
 Untuk meningkatkan efisiensi, data ditransformasikan ke
sudut pada summary sebelum diload.
 Tidak seperti suduh pandang operasional, yang bersifat
virtual, sudah pandang data warehouse adalah tabel fisik.

OLAP, bagaimana pun menginzikan pengguna untuk membuat
sudah padang virtual dari rincian data ketika tidak eksis.
18
Proses Data Warehouse:
Tahap 5
 Loading data ke dalam database data warehouse
 Data warehouse harus dibuat dan di pelihara secara terpisah
dari database opersional.



Efisiensi internal
Integrasi Sistem yang ada
Konsolidasi data Global
19
Data Warehouse System
Legacy Systems
Order
Entry
System
Purchases
System
VSAM Files
Hierarchical DB
Network DB
ERP
System
The Data
Warehouse
Sales Data Summarized
Annually
Sales Data
Summarized Quarterly
Operations
Database
Data Cleansing
Process
Current (this weeks)
Detailed Sales Data
Risiko terkait implementasi ERP
 Menjalankan Implementasi
 Big Bang—operasi switch dari sistem yang ada ke ERP
dengan sebuah even tunggal
 Phased-In—unit ERP independen yang diinstall setiap
waktu, diasimilasikan dan diintegrasikan
 Tantangan mengubah budaya bisnis
 Keengganan pengguna dan malas.
 Membuutuhkan dukungan manajemen yang lebih
tinggi
21
Risiko terkait implementasi ERP
 Memilih ERP yang salah
 Goodness of fit: Tidak ada ERP yang terbaik untuk
semua industri.
 Skalabilitas: kemampuan sistem untuk tumbuh
 Memilih konsultan yang salah
 Pemilihan pihak ketiga (Lima Besar)
 Teliti dalam menginterview konsultan yang potensial
 Membangun ekspektasi yang eksplisit
22
Risiko terkait implementasi ERP
 Biaya tinggi dan defisit
 Wilayah biaya tinggi:



Pelatihan
Pengujian dan integrasi
Konversi database
 Gangguan Operasi
 ERP adalah reengineering– mengharapkan banyak
perubahan bagaimana bisnis dijalankan.
23
Implikasi pada Internal Control dan
Auditing
 Autorisasi transaksi
 Kontrol dibutuhkan untu memvalidasi transaksi
sebelum diterima oleh modul-modul lainnya.
 ERP lebih tergantung pada kontrol program ketimbang
intervensi manusia.
 Gangguan kewajiban
 Proses manual yang secara normal mengganggu
kewajiban yang seringkali dieliminasi.
 Peran User: Peran pengguna yang didefinisikan
membatasi akses pengguna ke fungsi dan data tertentu.
24
Implikasi pada Internal Control dan
Auditing
 Supervisi
 Supervisor butuh untuk mendapatkan pemahaman
teknis dan operasional sistem yang baru.
 Karyawan-filosofi pemberdayaaan tidak harus
mengeliminasi supervisi
 Rekod akuntasi
 Data yang corrup dapat dikirimkan dari sumber-sumber
eksternal atau sistem yang ada.
 Hilangnya jejak audit kertas
25
Implikasi pada Internal Control dan
Auditing
 Access Controls
 Penting memperhatikan kerahasiaan informasi
 Siapa yang harus memiliki akses ke data?
 Access ke Data Warehouse
 Data Warehouse seringkali melibatkan berbagi
informasi dengan pemasok dan pelanggan.
26
Implikasi pada Internal Control dan
Auditing
 Contingency Planning
 Bagaimana membuat bisnis tetap berjalan seandainya
terjadi bencana
 Peran utama server yang membutuhkan rencana
backup: server lainnya atau server berbagi
 Verifikasi yang independen
 Verifikasi tradisional tidak memiliki arti
 Harus dishift dari level transaksi ke tingkat kinerja
keseluruhan
27
Implikasi pada Internal Control dan Auditing
 Proyek ERP dapat terjadi serentakdengan BPR, CRM,
Datawarehouse dan SCM
 Seluruh hal ini yang meningkatkan risiko
implementasi yang sukses
 Pengaruh struktur organisasional Sistem ERP dan
internal kontrol
 Kebijakan kontrol yang baru harus mendahului
migrasi ke sistem ERP
28
Audits ERPs
Audit dapat memberikan jaminan penkoveran wiayah …
 Integritas proses
 Keamanan aplikasi
 Integritas infrastruktur
 Integritas implementasi
29
Produk ERP
 SAP: Vendor ERP terbesar
 Modul-module dapat diintegrasikan atau digunakan
sendiri
 Fitur-fitur barunya termasuk SCM, B2B, e-commerce,
XML
 J.D. Edwards
 flexibility: pengguna dapat mengubah fitur; yang
kurang dari struktur yang diset dibandingkan SAP
 modularity: menerima modul-modul (bolt-ons) dari
vendor lainnya
30
Produk ERP
 Oracle
 Dirakit untuk fokus e-business
 Aplikasi berbasis internet versus klien
 PeopleSoft
 Terbuka, arsitektur modular yang mengizinkan
integrasi cepat dengan sistem yang ada
31
www.PDFCool.com
Download