Modul Sosiologi [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Perubahan Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Sosiologi
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
61004
Romiyati Asna, M.Pd
Abstract
Kompetensi
Materi ini menjelaskan mengenai:
1. Definisi masalah sosial
2. Klasifikasi masalah-masalah social
berdasarkan sumbernya
Diharapkan mahasiswa mampu
memahami:
1. Definisi masalah sosial
2. Klasifikasi maslaah-masalah social
berdasarkan sumbernya
Pembahasan
1. Pengertian Masalah Sosial
Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang
disebut masalah sosial berkutat didalamnya.Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial
memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal.Dalam pengertian tidak
pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga
masyarakat terpenuhi, seluruh prilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga
masyarakat dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan
yang terjadi.Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak
diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan
standar sosial yang telah disepakati.
Sebenarnya
masalah
sosial
merupakan
hasil
dari
proses
perkembangan
masyarakat. Artinya problema tadi memang sewajarnya timbul apabila tidak diinginkan
adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru atau gagasan baru.
Banyak perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat, walau kadang mengakibatkan
kegoncangan terutama bila perubahan berlangsung dengan sangat cepat dan bertubi-tubi.
Masalah sosial timbul ketika dalam jangka waktu tertentu masyarakat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan sosial yang ada.Kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomi, biologis psikologis, budaya juga
menjadi penyebab utama timbulnya masalah sosial ini.
Gillin dan Gillin mendefinisikan masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur yang ada dalam masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial.Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut sehingga menyebabkan kepincangan sosial. Apabila antara unsur moral, politik,
pendidikan, agama, kebiasaan dan ekonomi terjadi bentrokan, maka hubungan sosial akan
ikut terganggu sehingga mungkin akan terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
Sedangkan Horton dan Leslie mendefinisikan masalah sosial sebagai situasi sosial yang
tidak diinginkan oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan akan mengganggu sistem sosial
dan perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah perilaku yang menyimpang dari
nilai atau norma-norma.
2.
Klasifikasi Masalah Sosial Berdasarkan Sumber-sumbernya
Masalah sosial atau masalah sosial timbul akibat adanya gejala-gejala abnormal
yang timbul di masyarakat.Hal tersebut terjadi karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan
penderitaan, yang selanjutnya disebut masalah sosial.
2015
2
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masalah sosial ini berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Untuk itu terjadi sedikit saja pergeseran diantara nilai-nilai sosial dengan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, maka hubungan antarmanusia yang terdapat di dalam
kerangka bagian kebudayaan yang normatif akan ikut terganggu.Namun setiap masyarakat
tentunya mempunyai ukuran yang berbeda mengenai hal ini, misalnya soal gelandangan
merupakan masalah social yang nyata yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. Akan
tetapi belum tentu masalah tadi dianggap sebagai masalah sosial di tempat lain. Faktor
waktu juga mempengaruhi masalah sosial ini. Selain itu, ada juga masalah-masalah yang
tidak bersumber pada penyimpangan norma masyarakat, seperti masalah pengangguran,
penduduk, kemiskinan.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1.
Faktor Ekonomi
: kemiskinan, pengangguran dan lain-lain.
2.
Faktor Budaya
: perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3.
Faktor Biologis
: penyakit menular.
4.
Faktor Psikologis
: penyakit syaraf, aliran sesat, dan lain-lain.
3. Beberapa Masalah Sosial Penting
1. Masalah Pendidikan
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya
punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang,
guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima
di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama
mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka
memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi
masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di
Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di
Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah
terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat
hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara
normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah
pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia
pendidikan yaitu:
2015
3
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Rendahnya sarana fisik;
b. Rendahnya kualitas guru;
c. Rendahnya kesejahteraan guru;
d. Rendahnya prestasi siswa;
e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan;
f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; dan
g. Mahalnya biaya pendidikan.
2.
Masalah Kemiskinan
Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick).Konsep kemiskinan
absolut ini dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang kongkit.Ukuran ini lazimnya
berorientasi pada kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pangan, papan dan
sandang.Besarnya ukuran setiap negara berbeda.Kedua, kemiskinan relatif (the idea of
relative).Konsep kemiskinan relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi
tempat dan waktu. Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak
sama, demikian juga antara waktu dulu dengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan
subjektif.Konsep kemiskinan sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan individu atau
kelompok miskin.Kita menilai individu atau kelompok tertentu miskin, tetapi kelompok yang
kita nilai menganggap bahwa dirinya bukan miskin, atau sebaliknya.Konsep kemiskinan
ketiga inilah yang lebih tepat apabila memahami konsep kemiskinan dan bagaimana
langkah strategis dalam menangani kemiskinan.
Secara sosiologis, kemiskian merupakan salah satu problem sosial yang paling serius
dialami oleh negara-negara berkembang.Secara umum kajian tentang kemiskinan dapat
ditinjau dari dua perspektif, yaitu yang pertama perspektif kultural (cultural perspective).Dan
kedua adalah perspektif struktural atau situasional (situational perspective).Kedua perspektif
tersebut mempunyai asumsi, metode dan pendekatan yang berbeda dalam menganalisis
tentang kemiskinan.
Pertama, perspektif kultural.Konsep kemiskinan dalam perspektif kultural dikelompokkan
menjadi tiga tingkatan analisis, yaitu yang pertama tingkatan individu, hal ini berarti
kemiskinan karena mentalitas individu yang malas, apatis, fatalistik, pasrah, boros, dan
tergantung (mentalitas negatif).Kedua adalah tingkatan keluarga, hal ini berarti kemiskinan
karena jumlah anak dalam keluarga sangat besar, dengan pola budaya keluarga yang tidak
produktif.Dan yang ketiga adalah tingkatan masyarakat, hal ini berarti kemiskinan kerena
tidak terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.
2015
4
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kedua, perspektif struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural adalah
kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor struktur masyarakat (faktor
eksternal), yaitu terjadinya kemiskinan karena:
a.
Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat;
b.
Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang korup;
c.
Kehidupan sosial-politik yang tidak demokratis atau otoriter;
d.
Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik;
e.
Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik disemua aspek;
f.
Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi;
g.
Globalisasi ekonomi dan pasar bebas. Jadi, menurut perspektif struktural kemiskinan itu
terjadi karena faktor ekternal, sedangkan menurut perspektif kultural kemiskinan itu
terjadi karena mentalitas individu atau kelompok
3. Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja
Pengertian perilaku menyimpang (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang
tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Jadi, perilaku menyimpang remaja
adalah semua bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku di masyarakat.
a.
Diantara bentuk atau macam-macam perilaku menyimpang remaja antara lain:
b.
Tawuran antar pelajar;
c.
Penyimpangan seksual meliputi homoseksual, lesbianisme, dan hubungan seksual
sebelum nikah;
d.
Alkoholisme;
e.
Penyalahgunaan obat terlarang atau narkotika;
f.
Kebut-kebutan di jalan raya;
g.
Pencurian atau penipuan, dan bentuk-bentuk tindakan kriminalitas lainnya.
4. Masalah Lingkungan Hidup
Problem atau masalah lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang sangat serius,
karena persoalan lingkungan adalah:
a. Menyangkut jaminan kualitas kelangsungan kehidupan generasi dimasa-masa yang
akan datang; dan
b. Kegagalan dalam menangani persoalan lingkungan akan membawa dampak negatif
disemu sektor kehidupan, baik dalam level lokal, nasional dan bahkan dunia, misalnya:
terjadinya bencana banjir, pemanasan global; tanah longsor dan sebagainya.
2015
5
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses pembangunan dan industrialisasi di negara-negara maju dan berkembang
ternyata membawa dampak munculnya masalah pencemaran lingkungan, baik pencemaran
tanah, pencemaran udara, pencemaran laut atau air. Meningkatnya pencemaran lingkungan
tersebut secara langsung atau tidak langsung mendorong munculnya beragam problem
kehidupan di berbagai aspek, misalnya:
a.
Tingkat kualitas kesehatan masyarakat semakin terancam;
b.
Kualitas kesuburan tanah dan ekosistem lingkungan fisik terancam;
c.
Kualitas air sebagai sumber kehidupan semakin tercemar;
d.
Terjadinya pencemaran udara, karena polusi industri, dan sebagainya.
Ada beberapa faktor kekuatan sosial (perilaku manusia) yang menyebabkan terjadinya
penceran dan ancaman kelestarian lingkungan, antara lain:
a.
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan mengakibatkan meningkatnya permintaan akan
makanan, energi dan beberapa kebutuhan lainnya;
b.
Konsentrasi penduduk di daerah perkotaan (urbanisasi) menyebabkan munculnya
beragam limbah yang dapat merusak ekosistem;
c.
Proses pembangunan dan modernisasi yang meningkatkan pengunaan tekbologi
modern yang bersifat konsumerisme dan mengabaikan keselamatan lingkungan; dan
e.
Aktivitas dan mekanisme pasar, bekerja tanpa pertimbangan keselamatan atau
kelestarian lingkungan hidup.
5. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan problem sosial yang bersifat laten (selalu
ada dalam kehidupan masyarakat atau negara manapun), namun tindakan kriminal
bukanlah penyimpangan perilaku yang dibawa sejak lahir, tetapi tindakan kriminal
merupakan hasil dari sosialisasi sub budaya menyimpang. Tindakan kriminal sering
dikategorikan sebagai tindak pidana atau tindakan yang melanggar hukum pidana. Diantara
contoh tindakan kriminal adalah: korupsi, pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan
atau pemalsuan, penculikan, perkosaan, sindikat narkotik atau penyalahgunaan obat
terlarang.
Hal-hal yang mendorong terjadinya perilaku menyimpang dalam bentuk tindakan
kriminal antara lain:
a. Terjadinya perubahan sosial, politik, ekonomi yang bersifat revolusi, misalnya terjadi
peperangan;
b. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat yang begitu besar, sebagai akibat
kesalahan strategi atau perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan;
2015
6
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Adanya peluang atau kesempatan untuk terjadinya tindakan kriminal, karena alat-alat
penegak hukum tidak tegas atau tidak ada kepastian hukum di masyarakat;
d. Pemerintah yang lemah (tidak bersih) dan aparat pemerintah yang korup, atau banyak
muncul penjahat kerah putih (white collar crime) di setiap departemen pemerintah atau
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga ekonomi;
e. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali, sehingga jumlah pengangguran
dan urbanisasi meningkat;
f. Kondisi kehidupan keluarga yang disintegratif; dan
g. Berkembangnya sikap mental negatif, misalnya: hedonistis, konsumersitis, suka
menempuh jalan pintas dalam meraih tujuan dan sejenisnya.
Manfaat Sosiologi bagi proses pembangunan:
a. Tahap Perencanaan, untuk mengidentifikasi:
1. Kebutuhan-kebutuhan sosial
2. Pusat perhatian sosial
3. Lapisan sosial
4. Pusat-pusat kekuasaan
5. Sistem dan saluran-saluran komunikasi sosial
b. Tahap pelaksanaan
1. Identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat
2. Pengamatan terhadap perubahan-perubahan sosial yang terjadi
c. Tahap evaluasi, berupa analisis terhadap efek-efek sosial pembangunan
2015
7
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Soedizar, Z. A. Penelitian Profil Anak Jalanan DKI Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Sosial, 1990.
Sudagung, Hendro Suroyo, Mengurai Pertikaian Etnis: Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke
Kalimantan Barat. Jakarta: ISAI dan Ford Foundation, 2001.
Suwarsono dan Alvin Y. So. Perubahan Sosial dan Pembangunan, Jakarta: LP3ES, 1994.
www.wikipedia.org
2015
8
Sosiologi
Romiyati Asna, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download