ANALISIS MANFAAT BISNIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE UNTUK MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI Setiawan Azhar1, Johan Jimmy Carter Tambotoh2, Agustinus Fritz Wijaya3 1,2,3 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52 – 60, Salatiga – 50711, INDONESIA [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Abstrak Tiap organisasi bisnis membutuhkan Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) dalam menunjang kegiatan operasional untuk menaikkan image usaha daripada pesaing. Namun, hanya sedikit dari mereka yang menyadari isu-isu seputar investasi TI. Bahkan ada proyek SI/TI yang tidak memberikan hasil yang sesuai dengan biaya perusahaan investasi. Berdasarkan hal tersebut, UKSW memperbaiki sistem yang sudah ada untuk mempercepat proses dalam melakukan pelaporan. Mengantisipasi hal tersebut, maka dibutuhkan proses mengkaji agar manajemen perusahaan mendapat gambaran yang jelas mengenai layak atau tidaknya proyek investasi tersebut dengan menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat digunakan dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan manfaat bisnis SI/TI dari implementasi investasi SI/TI yang dilakukan UKSW. Proses mengkaji menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value menghasilkan hubungan sebab akibat yang ada pada manfaat bisnis yang ada untuk menggambarkan pemetaan pada manfaat bisnis. Kata kunci : Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Ranti’s Generic IS/IT Business Value, Manfaat Bisnis. 1. Pendahuluan Perkembangan Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI) dalam beberapa tahun ini telah memberikan dampak yang besar dalam berbagai bidang usaha. Agar usaha tetap bertahan sekaligus menaikkan image usaha daripada pesaing maka harus didukung dengan SI/TI yang baik. Proses pemilihan SI/TI yang tepat bukanlah hal mudah mengingat industri usaha sekarang sangat komplek dan butuh biaya yang banyak, agar investasi yang dilakukan tidak sia-sia. Mengingat peranan penting SI/TI, maka perencanaan investasi SI/TI perlu direncanakan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan bisnis usaha sehingga memberi manfaat yang besar bagi perusahaan. Kenyataannya terdapat proyek SI/TI yang tidak memberikan hasil yang setimpal dengan pengeluaran investasi perusahaan. Hal ini disebabkan dari biaya yang tinggi, karena manajemen tidak memahami kebutuhan operasional perusahaan dengan proyek SI/TI sehingga pemilihannya kurang optimal. Mengantisipasi hal tersebut, maka dibutuhkan proses mengkaji agar manajemen perusahaan mendapat gambaran yang jelas mengenai layak atau tidaknya proyek investasi tersebut untuk mendapatkan potensi manfaat bisnis yang ada pada perusahaan. Manfaat realiasasi TI pada proyek SI/TI dalam meningkatkan kinerja organisasi berdasarkan pemikiran agar mendapat keuntungan kompetitif dengan para kompetitor. Hasil yang didapat untuk mencapai tujuan bisnis organisasi. Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi (SIKASA) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga merupakan sistem informasi UKSW yang bertugas mengelola keuangan dan akuntansi. SIKASA ini dibangun dengan tujuan sebagai informasi anggaran yang disajikan. Hal yang dikelola antara lain kas, anggaran, serta pengeluaran kas. SIKASA ini diakses secara intranet. Alur kerja yang ada meliputi alur kerja transaksi penerimaan dan alur kerja transaksi pengeluaran. Pembahasan mengenai SIKASA ini termuat dalam proses penganggaran universitas. Pentingnya SIKASA tersebut diperlukan kajian manfaat dari berbagai macam jenis informasi yang ada, apakah nanti sebanding dengan yang didapat. Alasan tersebut untuk menilai kemampuan UKSW dalam menilai investasi proyek SI/TI, dan sebagai alat ukur dalam memonitor aktivitas investasi SI/TI. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengkaji manfaat investasi SI/TI adalah dengan menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Tujuan penelitian pada SIKASA UKSW antara lain melakukan implementasi Ranti’s Generic IS/IT Business Value dalam identifikasi manfaat investasi untuk bagian Akuntansi dan Keuangan UKSW, sehingga perencanaan terhadap investasi proyek TI yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja organisasi khususnya Keuangan (BAK). 2. Bagian Akuntansi dan Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pamela Darmadji pada tahun 2011 melakukan penelitian mengenai Cloud Computing pada Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia pada Studi Kasus pada Bank Perkreditan Rakyat di Jakarta. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu pemain terbesar dalam bisnis keuangan mikro di Indonesia telah meningkatkan penggunaan Sistem Informasi/Teknologi Informasi untuk mendukung bisnis mereka. Namun, hanya sedikit dari mereka yang menyadari isu-isu seputar investasi TI. Ada kekhawatiran tentang tidak tersedianya sumber daya yang cukup untuk membeli, memelihara, dan mengamankan SI/TI mereka sendiri. Di sisi lain, investasi yang besar diperlukan dan akhirnya menjadi momok bagi BPR yang paling menerapkan SI/TI untuk mendukung pengembangan bisnis mereka. Penelitian ini menganalisis nilai ekonomi dari penerapan komputasi awan di BPR. Analisis dilakukan, pertama dengan mengidentifikasi dan mengukur relevansi manfaat SI/TI menggunakan Ranti’s IS/IT Generic Business Values dan kedua dengan menempatkan nilai-nilai yang diukur atau manfaat pada metode Economic Value Added (EVA), untuk melakukan analisis keuangan. Komputasi awan mampu memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi oleh BPR seperti dapat dilihat dari nilai EVA positif. Oleh karena itu, komputasi awan merupakan pendekatan yang berharga bagi BPR untuk bergerak maju. Resiko investasi SI/TI dapat ditransfer ke penyedia komputasi awan, dengan kata lain, tidak ada waktu untuk berpikir tentang teknologi usang sebelum Return of Investment (ROI) tercapai [1]. Penelitian yang dilakukan Johan Tambotoh tahun 2010 tentang Implementasi Kajian Kelayakan Finansial untuk meningkatkan tingkat kematangan Manajemen Investasi Teknologi Informasi ini membahas tentang salah satu pilar utama atau domain dari pengelolaan teknologi informasi (TI) adalah investasi TI. Oleh karena itu strategi untuk mengelola investasi TI sangan penting untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pengelolaan TI (IT Governance). Perusahaan perlu mengetahui tingkat kemataan dari manejemen investasi TI yang dapat membantu mengelola investasi TI dengan benar. Penelitian ini melakukan pengukura terhadapat peningkatan level kematangan manajemen investasi TI pada perusahaan BUMN setelah mengaplikasikan studi kelayakan finansial berdasarkan Generic IS/IT Business Values oleh Ranti, pada setiap tahap investasi TI serta meningkatkan struktur organisasi TI dengan memberntuk IT steering committee. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa level kematangan manajemen investasi TI meningkat dari level 1 menjadi level 3 [2]. Hubungan 2 penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah mengenai kerangka identifikasi manfaat-manfaat yang diperoleh dari suatu investasi perusahaan. Kajian pengidentifikasian dalam memberi konstribusi positif pada manfaat ekonomis dari suatu investasi ketika mengelola seluruh proses dalam siklus hidup investasi TI. 2.2 Landasan Teori Keuntungan atau kebaikan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhardap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas penggunaan teknologi informasi tersebut [3]. Sehingga TI memiliki peran strategis dalam proses bisnis yang dapat dilihat dari keselarasan antara strategis bisnis dan TI. Keselarasan ini dapat diukur melalui kemampuan organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan manfaat atau nilai dari investasi TI yang dilakukan. Manfaat tersebut berupa peningkatan kinerja bisnis, peningkatan produktivitas, menciptakan efisiensi, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan inovasi layanan dan produk baru bagi pelanggan, dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan [4]. Manfaat atau hasil yang diperoleh dari suatu investasi SI/TI yang dapat meningkatkan kinerja organisasi didasarkan atas pemikiran bagaimana SI/TI bisa memberikan keuntungan kompetitif tertentu bagi organisasi [5]. Untuk memastikan bahwa investasi TI menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan, maka perusahaan harus memberikan perhatian pada manajemen investasi TI [6]. Dalam identifikasi dan klasifikasi manfaat bisnis SI/TI menurut Parker dan Remenyi, terdapat hubungan seperti tangible measurable merupakan tangible benefits, tangible unmeasurable dan intangible measurable merupakan quasi tangible, intangible unmeasurable merupakan intangible benefits. Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan hasil penelitian Ranti [7] yang menggunakan metodologi hermeneutic berdasarkan 60 kasus implementasi TI berbagai aplikasi perangkat lunak dan sistem informasi pada berbagai organisasi di Indonesia sebagai metode untuk menafsirkan makna sumber data data dalam bentuk text atau dokumen tanpa memperhatikan yang terlalu banyak pada faktor intangibility manfaat bisnis TI. Menurut hasil penelitian dari studi kasus di Indonesia, terdapat 13 kategori dan 73 subkategori manfaat bisnis SI/TI. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, terdapat manfaat bisnis SI/TI yang unik dalam Indonesia. Tiga manfaat bisnis SI/TI itu adalah: 1. Mengurangi biaya berlangganan (Reducing subscription cost). 2. Meningkatkan image dari peraturan yang dijalankan (Increasing image caused by complying with regulation). 3. Meningkatkan citra dari penggunaan system yang bermerk (Increasing image caused by using Branded System). Investasi sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari manajemen system informasi, termasuk diantaranya manusia dan uang [7]. Suatu investasi teknologi informasi terdiri dari total biaya seluruh proyek atau sebagian proyek yang melibatkan teknolgi informasi termasuk biaya operasional pasca proyek dari sistem yang telah di implementasikan [8]. Sebelum penerapan investasi SI /TI ini perlu ada alasan yang kuat mengapa perlu adanya pengevaluasian TI [9], adalah karena adanya keraguan yang pantas dipertimbangkan didalam banyak area dimana investasi dalam bidang teknologi informasi telah terbukti berhasil secara ekonomi. Alasan lainya adalah dengan melakukan evaluasi teknologi informasi, perusahaan akan memperlajari bagaimana cara menggunakan dananya dengan baik. Ini akan memberikan kesempatan untuk perusahaan mengerti bagaimana suatu TI dapat digunakan lebih baik dalam proses bisnis perusahaan, dan sebuah proses timbal balik yang dapat ditempatkan dalam posisi dimana diharapkan perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dilain waktu. Tipe utama yang menjadi pertimbangan dalam evaluasi investasi TI [10], yaitu: 1. Development, gambaran pada pengembangan strategi baru. 2. Enhancement, tools yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan aplikasi yang ada, dan biasanya untuk skala menengah ke atas. 3. Maintenance, digunakan untuk mendukung aplikasi yang sudah berubah sesuai dengan kebutuhan, biasanya berskala kecil. Menurut Ranti ada beberapa alasan dilakukan evaluasi investasi SI/TI antara lain: 1. Untuk mendapatkan justifikasi dari suatu proyek SI/TI. 2. Mampukan organisasi untuk menilai investasi dari berbagai proyek SI/TI yang dilakukan dengan berbagai keterbatasan sumber daya organisasi. 3. Menyediakan berbagai alat ukur untuk memonitor dan mengendalikan investasi SI/TI yang telah dan akan dilakukan. 4. Memampukan organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, mengembangkan bisnis baru, memperbaiki kinerja dan produktivitas, dan memberikan cara baru dalam mengelola organisasi. 3. Metodologi Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan penelitian ini diterangkan pada Gambar 1. pada Tahap 1. Menelaah Sistem SIKASA Masukan : Perkembangan Sistem , Proses Penganggaran, Alur Kerja dari SISTEM SIKASA Metode : Observasi, Studi Pustaka Keluaran : Gambaran SIKASA Tahap 2. Identifikasi Potensi Manfaat Bisnis SI/TI pada SIKASA Masukan : Data-data Relevan Penelitian(gambaran sistem SIKASA) dan Hasil Wawancara Metode : Wawancara, Observasi, Studi Pustaka Keluaran :Daftar Investasi TI menurut Ranti Generic IT/IS Business Value Tahap 3. Pemodelan Manfaat Bisnis Masukan : Daftar Investasi pada tahap ke 2 Metode : Studi Pustaka, Diskusi Kelompok Keluaran : Penyederhaan model manfaat bisnis dari hubungan sebab akibat tahap 2 Gambar 1. Tahapan Penelitian Menurut Gambar 2 di atas, maka tahapan pertama mengenai identifikasi kegiatan sistem sikasa dalam mengetahui gambaran umumnya. Terdapat 3 hal yang didapat antara lain mengetahui perkembangan SIKASA untuk mengetahui runtutan SI/TI sebelum sampai dengan sekarang, hal yang kedua mengenai jalannya penganggaran keuangan UKSW dari rapat anggaran sampai dengan pendokumentasian, hal yang terakhir mengenai alur kerja sistem SIKASA untuk mengetahui aktivitas sistem SIKASA melalui observasi langsung aplikasi. Tahap ke 2 merupakan tahap identifikasi potensi manfaat bisnis SI/TI pada SIKASA. Masukan yang dibutuhkan didapat dari data relevan yang didapat pada tahap 1 ditambah dengan hasil wawancara dengan manajer BAK. Hasil yang didapat kemudian disederhanakan untuk mencari manfaat bisnis yang relevan. Manfaat bisnis yang relevan kemudian disusun dalam pemodelan manfaat bisnis untuk mencari hubungan antar manfaat investasi bisnis yang ada pada SIKASA. 4. Hasil dan Pembahasan Tahun ke tahun penerimaan mahasiswa yang meningkat dan program studi yang terus bertambah, hal ini menyebabkan volume transaksi keuangan dan akademik yang semakin tinggi. Maka UKSW sebagai universitas terkemuka di Jawa Tengah membutuhkan sebuah sistem informasi akuntansi yang mampu menyediakan aliran data keuangan dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat sebagai unit pendukung operasional kampus khususnya akuntansi dan keuangan. Untuk menjawab kebutuhan itu dibuatlah SIKASA. SIKASA dirancang sebagai sistem informasi UKSW untuk mengelola penerimaan kas, anggaran serta pengeluaran kas UKSW secara umum yang berbasis web. Penerapan SIKASA mulai pada tahun 2003 sebagai sarana proses transaksi pengeluaran kas, sebelum tahun 2003 masih menggunakan proses manual. Saat ini SIKASA telah berkembang tidak hanya pada pengeluaran kas tetapi juga penerimaan kas. Masukan yang dibutuhkan dalam proses ini adalah observasi yang ada pada tahap satu mengenai menelaah sistem SIKASA, studi pustaka pada penelitian terkait SIKASA, dan wawancara langsung kepada manajer BAK. Kegiatan wawancara pada manajer BAK ini untuk mengecek secara langsung dari masukan dalam observasi yang dilakukan sehingga hasilnya sesuai dengan keadaan yang ada di BAK. Terdapat potensi manfaat investasi SI/TI yang dipetakan berdasar pada Ranti’s IS/IT Generic Business Value sebagai berikut: 1. Mengurangi biya kegagalan dari kegagalan layanan. 2. Mengurangi biaya dari biaya cetak dokumen dan ATK. 3. Mengurangi biaya inventori. 4. Meningkatkan produktifitas karena disebabkan oleh restrukturisasi fungsi pekerjaan. 5. Meningkatkan produktifitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis. 6. Meningkatkan produktifitas karena disebabkan oleh peningkatan kepuasan karyawan. 7. Mempercepat proses produksi. 8. Mempercepat proses pembuatan laporan. 9. Mempercepat proses persiapan data. 10. Mempercepat proses transaksi. Kode RCO-05 RCO-10 RCO-14 IPR-01 IPR-03 IPR-04 APR-01 APR-03 APR-04 11. 12. 13. 14. 15. Mempercepat proses pengambilan keputusan. Mengurangi resiko kehilangan data. Mengurangi resiko data yang salah. Mengurangi resiko kecurangan administrasi. Meningkatkan pendapatan dengan peningkatan kualitas laporan. 16. Meningkatkan keakuratan dari analisis. 17. Meningkatkan keakuratan data. 18. Meningkatkan keakuratan perencanaan. 19. Meningkatkan keakuratan keputusan. 20. Meningkatkan layanan eksternal dari penambahan titik layanan. 21. Meningkatkan layanan eksternal dengan layanan yang dipersonalisasi. 22. Meningkatkan layanan eksternal dengan peningkatan kualitas pelanggan. 23. Meningkatkan citra disebabkan oleh peningkatan kualitas layanan. 24. Meningkatkan citra disebabkan oleh mematuhi regulasi. 25. Meningkatkan kualitas dari hasil penelitian. 26. Meningkatkan kualitas dari layanan. 27. Meningkatkan layanan internal dari layanan bersama. Hasil manfaat bisnis SI/TI yang berdasar pada Ranti’s Generic IS/IT Business Value seperti Tabel 1, akan menjelaskan kenapa manfaat itu dimasukkan sebagai manfaat bisnis pada SIKASA. Tabel 1. Identifikasi Manfaat Bisnis Menurut Ranti’s Generic IS/IT Business Value Ranti’s Generic IS/IT Business Value Keterangan Mengurangi biaya kegagalan dari Terdapat panduan SIKASA untuk operator, kegagalan layanan. dan bantuan yang terdapat pada sistem SIKASA. Pengadaan biaya kegagalan tidak ada, karena anggaran yang ada dapat menutupinya. Mengurangi biaya dari biaya cetak Rata-rata ratio biaya cetak menurun, tetapi dokumen dan ATK. penambahan fakultas dan kegiatan di UKSW. Sehingga penganggaran ATK tiap tahunn naik sekitar 10%. Mengurangi biaya inventori. Biaya pengadaan inventori berhubungan dengan biaya cetak dokumen dan ATK. Meningkatkan produktifitas karena Terdapat rekstrukturisasi pekerjaan berupa disebabkan oleh restrukturisasi fungsi mutasi, dan proses mutasi tersebut tidak ada pekerjaan. pengeluaran biaya. Meningkatkan produktifitas karena Transaksi fixed yang berupa laporan keuangan disebabkan oleh kemudahan analisis. mempermudah analisis akuntansi dan keuangan UKSW. Meningkatkan produktifitas karena Kepuasan karyawan meningkat dari disebabkan oleh peningkatan kepuasan dimudahkannya pelaporan akuntansi dan karyawan. keuangan melalui SIKASA. Mempercepat proses produksi. Fasilitas pembuatan realiasasi anggaran, bon dan pertanggung jawaban bon. Mempercepat proses pembuatan laporan. Proses pembuatan laporan lebih cepat karena sudah otomatis terbentuk dalam sistem. Kendala yang ada pada SIKASA sekarang ini bila mengakses laporan yang bersifat tahunan berlangsung dengan cukup lama. Mempercepat proses persiapan Informasi yang tersimpan dalam SIKASA Ranti’s Generic IS/IT Business Value data/informasi. Kode APR-07 Mempercepat proses transaksi. APR-08 RRI-05 Mempercepat proses pengambilan keputusan. Mengurangi resiko kehilangan data. RRI-06 Mengurangi resiko data yang salah. RRI-10 Mengurangi administrasi. IRE-02 Meningkatkan pendapatan peningkatan kualitas laporan. IAC-02 IAC-03 Meningkatkan keakuratan dari analisis. Meningkatkan keakuratan data. IAC-04 IAC-05 Meningkatkan keakuratan perencanaan. Meningkatkan keakuratan keputusan. IES-03 Meningkatkan layanan eksternal dari penambahan titik layanan. Meningkatkan layanan eksternal dengan layanan yang dipersonalisasi. Meningkatkan layanan eksternal dengan peningkatan kualitas pelanggan. Meningkatkan citra disebabkan oleh peningkatan kualitas layanan. Meningkatkan citra disebabkan oleh mematuhi regulasi. IES-04 IES-05 IIM-01 IIM-03 resiko kecurangan dengan IQU-03 Meningkatkan kualitas dari layanan. IIS-01 Meningkatkan layanan layanan bersama. internal Hasil kajian manfaat bisnis SI/TI pada bagian sebelumnya kemudian akan disederhanakan untuk mencari yang relevan pada kajian investasi SIKASA dan untuk menghindari terjadinya duplikasi pengidentifikasian manfaat, dan hasil akhirnya akan dimuat dalam pemodelan manfaat bisnis. Hal Kode IPR-03 APR-03 APR-04 APR-07 RRI-05 RRI-06 RRI-10 IAC-02 dari Keterangan dapat dicari dari pencarian transaksi dan log history. Proses pengeluaran kas dalam sistem SIKASA. Membantu dalam realisasi dalam proses pengeluaran kas. Terdapat fitur backup dan recovery dalam sistem SIKASA yang dilakukan tiap harinya. Tiap pencairan kas nantinya akan dicek lagi oleh BAK. Administrasi tidak dapat melakukan kecurangan, karena tiap pencairan kas membutuhkan otorisasi berupa tandatangan. Kualitas laporan bagus bisa membantu unitunit dalam melakukan kegiatan meningkatkan pendapatan yang nantinya efeknya bisa diterima UKSW. Analisis terjadi pada evaluasi anggaran. Data yang telah ada pada sistem merupakan data yang telah terotorisasi, maka kesalahan berkurang dan datanya akurat. Terdapat dalam realisasi anggaran. Hubungannya dengan realisasi anggaran, dalam hal ini berupa batasan anggaran yang dikeluarkan. Penambahan layanan hanya terjadi di masingmasing unit. Layanan yang dipersonalisasi hanya terjadi di masing-masing unit. Peningkatan kualitas pelanggan hanya terjadi di masing-masing unit. Unit mengakses kebutuhan yang dibutuhkan Regulasi akuntansi dan keuangan dibuat berdasarkan aturan pajak PPH 21, dan standar akuntansi keuangan. Laporan pengeluaran kas dapat dilakukan secara intranet pada tiap komputer unit masing-masing. Pengembangan aplikasi SIKASA pertama dari tahap ini dari masukan studi pustaka penelitian yang terkait dengan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, dan diskusi kelompok dengan pembimbing. Manfaat bisnis yang relevan dapat dilihat seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Manfaat Bisnis Yang Relevan Ranti’s Generic IS/IT Business Value Meningkatkan produktifitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis. Mempercepat proses pembuatan laporan. Mempercepat proses persiapan data/informasi. Mempercepat proses transaksi. Mengurangi resiko kehilangan data. Mengurangi resiko data yang salah. Mengurangi resiko kecurangan administrasi. Meningkatkan keakuratan dari analisis. Kode Ranti’s Generic IS/IT Business Value IAC-03 Meningkatkan keakuratan data. IAC-05 Meningkatkan keakuratan keputusan. IQU-03 Meningkatkan kualitas dari layanan. IIS-01 Meningkatkan layanan internal dari layanan bersama. Dari Tabel 2 kemudian dilanjutkan dengan pengaruh masing-masing. Keterkaitan hubungan ini hubungan antar manfaat yang ada, untuk mengetahui akan dijelaskan pada gambar 5. APR-07 APR-04 APR-03 RRI-05 RRI-06 IQU-03 IPR-03 IAC-03 IAC-02 RRI-10 IAC-05 IIS-01 Gambar 2. Penyederhanaan Model Manfaat Bisnis Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan aktivitas keterkaitan hubungan antara lain: 1. Meningkatkan kualitas layanan (IQU-03) SIKASA dalam hal ini sebagai (APR-07) alat transaksi memberikan keuntungan bagi UKSW dalam mempercepat transaksi, dimana transaksi tersebut sudah dilakukan oleh sistem sehingga mempercepat penyiapan data yang merupakan potensi dari SIKASA tersebut (APR-04). Implikasi dari persiapan data yang cepat juga memberi andil dalam pengambilan keputusan yang cepat seperti saat komite anggaran membuat batasan-batasan dari realisasi tahun sebelumnya, hal tersebut memberikan kenyamanan unit maupun komite anggaran mendapatkan realisasi yang sesuai (APR-03). Hubungan dari 4 manfaat bisnis ini berupa potensi bisnis yang memberikan peningkatan penjualan (IQU-03), penjualan UKSW yaitu menjual jasa pendidikan, sehingga pemasukan UKSW sekitar penambahan mahasiswa yang masuk pada tahun ajaran baru. 2. Meningkatkan produktifitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis (IPR-03), Meningkatkan keakuratan keputusan (IQU-03), dan Meningkatkan layanan internal dari layanan bersama (IIS-01). Penggunaan sistem SIKASA memberikan efek secara langsung dalam pengurangan kehilangan data (RRI-05), data yang salah (RRI-06), dan kecurangan administrasi (RRI-10), sehingga memberikan keakuratan data (IAC-03) seperti pada transaksi SPRA, unit tidak dapat melebihi SPRA yang telah ditentukan dari saldo tahun sebelumnya. Analisis yang didapat dari kecepatan pembuatan laporan dan keakuratan data mendapatkan 3 manfaat langsung antaran lain analisis lebih mudah (IPR-03) dari transaksi-transaksi fixed sebagai pedoman analisis (IAC-02), akurasi keputusan yang baik saat penganggaran (IAC05), dan layanan karyawan meningkat unit dapat mengakses SIKASA (IIS-01). Hubungan sebab akibat ini mencakup pada keakurasian sistem dan kecepatan pelaporan untuk memberikan manfaat kepada organisasi dan karyawan yang melakukan kegiatan operasional. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dalam analisis yang telah dilakukan bahwa Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat digunakan dalam mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI yang ada pada BAK pada SIKASA UKSW. SIKASA UKSW memberikan dampak yang baik terhadap perusahaan dalam peningkatan kualitas layanan dan meningkatkan keakurasian sistem serta kecepatan pelaporan laporan dalam melakukan kegiatan operasional. Identifikasi Ranti’s Generic IS/IT Business Value juga mengklasifikasikan dari hubungan sebab akibat yang ada pada manfaat bisnis yang ada. Klasifikasi dari manfaat bisnis SI/TI dibuat dalam pemodelan manfaat bisnis yang diharapkan untuk menggambarkan pemetaan model manfaat bisnis yang ada pada SIKASA. Model manfaat bisnis yang ada pada SIKASA adalah Meningkatkan produktifitas (IPR), Mempercepat proses (APR), Mengurangi resiko (RRI), Meningkatkan keakuratan (IAC), Meningkatkan kualitas (IQU), Meningkatkan layanan internal (IIS). Pengimplementasian ini memberikan optimalisasi proses bisnis dalam akurasi laporan dan kecepatan pelaporan. Hasil pengimplementasian memperoleh manfaat bisnis yang utama, sehingga nantinya bisa dititik beratkan pada manfaat bisnis utama saja. Daftar Pustaka: [1]. Darmadji, Pamela & Benny Ranti, 2011, Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing pada Lembaga Keungan Mikro di Indonesia [2]. [3]. [4]. [5]. [6]. [7]. [8]. [9]. [10]. dengan Metode Ranti’s Generic IS/IT dan Economic Value Added pada Bank Perkreditan Rakyat, Jakarta: Universitas Indonesia. Tambotoh, Johan & Benny Ranti, 2010, Implementasi Kajian Kelayakan Finansial untuk Meningkatkan Tingkat Kematangan Manajemen Investasi Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas Indonesia. Remenyi, D., 1995, Effective Measurment & Management of IT Costs & Benefit, Butterworth-Heinemann, Oxford. Bergeron, F., L. Raymond., & S. Rivard, 2004, Ideal Patterns of Strategic Alignment and Business Performance, Journal of Information & Management. Ranti, B, 2008, Identification of Information Systems/Information Technology Business Value with Hermeneutic Approach: Cases in Indonesia, Ph. D. Thesis, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Grembergen, W. Van., & De Haes S., 2009, Enterprise Governance of IT: Achieving Strategic Alignment and Value, Springer. Turban, Rainer, Potter, 2005, Introduction to Information Technology, John Wiley & Sons, Inc. Schniederjans, M. J., Hamaker, J. L., & Schniederjans, A. M., 2004, Information Technology Investment: Decision-Making Methodology, World Scientific Publishing Company River Edge, New Jersey. Fitzpatrick, E. W, 2005, Planning and Implementing IT Portfolio Management Maximizing The Return On Information Technology Investment, IT Economics Corporation. Benson, R. J., Bugnitz, T. L., Walton, W. B., 2004, From Business Strategy to IT Action, John Wiley & Sons, Inc.